B1J010198 10.

III. METODE PENELITIAN
A. Bagan Alir Penelitian
Persiapan alat dan bahan

Penentuan titik pengambilan sampel daun

Pengukuran temperatur, kelembaban dan curah hujan pada
lokasi penelitian
Pencuplikan sampel daun teh kemudian masukkan ke dalam
kantong plastik hitam yang sudah diberi label

Identifikasi tungau hama

Menghitung jumlah tungau hama yang terdapat pada daun
teh

Pengukuran luas sampel daun dan panjang trikoma daun

Hasil
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
B. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian adalah tungau hama, daun teh

bio.unsoed.ac.id

klon Assamica, TRI 2024, dan Gambung. Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah mikroskop stereo, mikroskop binokuler, ice box (termos), kitek
(pewarna kuku), kamera digital, kantong plastik hitam, label, kertas milimeter
blok, thermohigrometer dan altimeter.
b. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat pengambilan sampel berupa daun teh di PTPN IX Semugih
Kabupaten Pemalang di pagi, siang, sore, malam dan dini hari. Pengamatan
7

tungau hama dilakukan di Laboratorium Pengajaran 1 dan Laboratorium
Parasitologi & Entomologi, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto. Penelitian dilaksanakan pada Bulan September 2014 sampai Februari
2015.
C. Rancangan percobaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan

teknik pengambilan sampel secara acak. Sampel berupa daun teh yang diambil
acak dari sampling yang sudah ditentukan, untuk masing-masing klon teh.
D. Data, Variabel, dan Parameter
Variabel utama dalam penelitian adalah pencaran populasi tungau hama,
sedangkan variabel pendukung meliputi : klon daun teh, panjang trikoma dan luas
daun. Parameter utama yang digunakan adalah rata – rata kepadatan setiap klon
teh. Parameter pendukung meliputi : temperatur, kelembaban, dan curah hujan.
E. Cara Kerja
1. Penentuan Jumlah Sampel Setiap Klon dan Setiap Waktu
Penentuan pengambilan sampel pada lokasi penelitian menggunakan
metode acak dari bidang pemeliharaan dengan menggunakan rumus (Budiarto &
Anggraini, 2002) :





Keterangan :
n
: Jumlah sampel daun

α
: Error tolerance 20%
Sehingga jumlah daun teh yang didapatkan n ≥ 25 per klon daun teh, dari
jumlah tersebut masing-masing dikalikan dengan 5 waktu pengambilan sampel
daun sehingga didapatkan n ≥ 375 daun teh.

bio.unsoed.ac.id

2. Teknik pengambilan sampel daun teh

Setiap titik sampel diwakili oleh 1 pohon teh. Sampel berupa daun teh
diambil 25 helai daun secara acak. Daun-daun tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam kantong plastik yang sudah diberi label. Kemudian di masukkan ke dalam
ice box (termos) untuk mengurangi aktifitas tungau tungau hama. Pengambilan
sampel dilakukan sebanyak 4 kali ulangan dengan interval waktu 1 minggu di
8

pagi hari pukul 07.00 – 10.00 WIB, siang hari pukul 11.00 – 14.00 WIB, sore
hari pukul 15.00 – 17.00 WIB, malam hari pukul 21.00 – 00.00 WIB dan dini
hari pukul 03.00 – 06.00 WIB.

3. Pengukuran luas daun
Pengukuran luas daun dilakukan di Laboratorium Pengajaran 1 Fakultas
Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Langkah kerjanya yaitu
daun teh diletakkan di atas kertas milimeter blok. Kemudian menentukan
panjang, lebar dan luas kertas milimeter blok, ukuran luas milimeter blok yang
ditentukan harus lebih besar dari ukuran luas sampel daun supaya dapat
menampung sampel daun. Setelah itu, menghitung jumlah kotakan daun yang
telah digambar pada millimeter blok. Apabila kotakan pada millimeter blok terisi
lebih dari setengah maka kotakan tersebut masuk dalam hitungan, dan apabila
kotakan pada millimeter blok kurang dari setengah maka kotakan tersebut tidak
masuk dalam hitungan.

4. Pengukuran kerapatan dan panjang trikhoma
Kerapatan dan panjang trikoma daun diukur dengan cara mengambil 9
daun pemeliharaan. Tiap klon daun teh kemudian diangin-anginkan agar embun
menguap dan kering tetapi masih segar. Selanjutnya, pada permukaan bawah
daun di bagian ujung, tengah dan pangkal diolesi dengan kitek (pewarna kuku).
Setelah 3 sampai 5 menit, bekas olesan tadi diambil dan diperiksa di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10 x 10. Sedangkan untuk panjang daun diukur
dengan cara mengkalibrasi menggunakan lensa okuler dan lensa objektif.

5. Pengukuran temperatur, kelembaban udara dan curah hujan

bio.unsoed.ac.id

Temperatur dan kelembaban udara diukur dengan menggunakan
thermohigrometer digital selama 1 menit setelah pemasangan alat tepat di
tangkai daun percobaan. Pengukuran dilakukan setiap kali pengambilan sampel.
Data curah hujan diperoleh dari Dinas PTPN IX Semugih, Desa Banyumudal,
Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

9

6. Nilai tungau hama
Penghitungan jumlah tungau hama dilaksanakan di Laboratorium
Parasitologi & Entomologi, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto. Langkah kerjanya yaitu seluruh daun teh diamati di bawah
mikroskop stereo. Menghitung jumlah tungau hama stadium larva, nimfa, dan
dewasa yang ditemukan dan mencatat hasil rata-ratanya.
7.


Metode analisis
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan

membuat histogram waktu (pagi, siang, sore, malam dan dini hari) dan klon pada
sumbu absis (x), kepadatan populasi tungau hama pada sumbu ordinat (y).

bio.unsoed.ac.id

10