DL

NAMA

: AMALIA REZKYKA

NIM

: I1B114001
PRINSIP LEGAL ETIK DALAM PRAKTIK :
TINDAKAN OPERASI JANTUNG

A. Definisi Bedah Jantung
Bedah jantung adalah usaha atau operasi yang dikerjakan untuk
melakukan koreksi kelainan anatomi atau fungsi jantung. Bedah jantung
juga merupakan semua tindak pengobatan yang menggunakan cara infasif
dengan cara membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani.
B. Tujuan Bedah Jantung
1) Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada, misalnya penutupan
ASD, Pateh VSD, Koreksi Tetralogi Fallot, Koreksi Transposition Of
Great Arteri (TGA). Umumnya tindakan ini dikerjakan terutama pada
anak-anak (pediatrik) yang mempunyai kelainan bawaan.

2) Replacement katup yaitu operasi penggantian katup yang mengalami
kerusakan.
3) Bypass koroner yaitu operasi yang dikerjakan untuk mengatasi
stenosis/sumbatan arteri koroner.

C. Etiologi
Bedah jantung dilakukan untuk menangani berbagai masalah
jantung yang dibagi menjadi:
1) Kelainan bawaan yang biasanya diakibatkan oleh faktor lingkungan
intreuterin
2) Kelainan dapatan misal perikarditis
3) Trauma jantung

D. Macam-macam Bedah jantung

1

1) Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan
membuka rongga jantung dengan memakai bantuan mesin jantung
paru (mesin extra corporal).

2) Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa
membuka

rongga

jantung

misalnya

ligasi

PDA,

Shunting

aortopulmonal.
E. Prinsip Legal Etik Keperawatan
1) Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.

2) Berbuat Baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonomi.
3) Keadilan (Justice)
Tindakan yang dilakukan untuk semua orang adalah sama.
Tindakan yang sama tidak selalu identik, tetapi dalam hal ini
persamaan berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk
kebaikan kehidupan seseorang.
4) Tidak Merugikan (Non Maleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien. Resiko fisik,psikologis maupun sosial akibat
tindakan dan pengobatan yang akan dilakukan hendaknya seminimal
mungkin.
5) Kejujuran(Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti.
6) Menepati Janji (Fidelity)


2

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya
dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan,
kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan
komitmen yang dibuatnya.
7) Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien.
8) Akuntabilitas(Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa terkecuali.
Klien mempunyai hak legal yang diakui secara hukum untuk mendapatkan
pelayanan yang aman dan kompeten. Perhatian terhdap legal dan etik yang
dimunculkan oleh konsumen telah mengubah sistem pelayanan kesehatan.

Kebijakan yang ada dalam institusi menetepkan prosedur yang tepat untuk
mendapatkan persetujuan klien terhadap tindakan pengobatan yang dilaksanakan.
Institusi telah membentuk berbagai komite etik untuk meninjau praktik
profesional dan memberi pedoman bila hak-hak klien terancam. Perhatian lebih
juga diberikan pada advokasi klien sehingga pemberi pelayanan kesehatan
semakin bersungguh-sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.

3