Analisis Perlindungan Anak Dibawah Umur

Analisis Perlindungan Anak Dibawah Umur Yang Menjadi
Korban Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Jakarta
International School Dalam Prespektif Hukum dan HAM
Triyan Febriyanto
8111416089
Pendahuluan
Lima tersangka pelecehan seksual di Jakarta International School (JIS)
tidak hanya melakukan aksinya satu kali. Berdasarkan penyelidikan penyidik
Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, terjadi 7 peristiwa pelecehan yang
dilakukan oleh Aw, Ag, Za, Sy dan Af sejak Februari hingga Maret 2014. "Ada
tujuh peristiwa yang kami rangkum. Ada yang dalam satu hari ada dua
peristiwa," ujar Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Heru
Pranoto, di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (26/4/2014). Menurutnya sebagian besar
lokasi kejadian adalah di toilet Anggrek, dan satu lokasi lainnya ada di toilet
Gymnastic, berjarak beberapa meter dari lokasi pertama. AK (6), korban
pertama, mengalami pelecehan sebanyak lima kali, yang dilakukan bergantian
oleh para pelaku. Pada 20 Maret, pelecehan dilakukan kepada siswa lain. Kabid
Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, mengatakan, polisi masih
memburu satu orang tersangka lainnya yang diduga melakukan pelecehan
bersama lima tersangka lain. "Kejadian ini ternyata dilakukan oleh lima atau
enam orang," ucapnya.

Berikut urutan kejahatan seksual yang dilakukan oleh pelaku dari tanggal 21
Maret 2014 sampai 14 Agustus 2015:
TPW, orang tua salah satu korban pelecehan seksual, MAK, melaporkan
bahwa anaknya telah mengalami tindak pelecehan seksual kepada pihak
sekolah. Pada 22 Maret telah dilakukan tes lab terhadap MAK dan menunjukkan
bahwa kondisi anus MAK normal. TPW melaporkan tindakan pelecehan seksual
yang dialami anaknya yang dilakukan oleh petugas kebersihan JIS kepada
polisi. Pada 25 Maret 2014 dilakukan tes visum oleh RSCM dan hasilnya tetap
sama, yaitu tidak adanya tanda kekerasan seksual terhadap MAK. Hasil visum
RSPI juga menunjukkan hasil yang sama. Polisi mulai mendapatkan nama-nama
tersangka. MAK menunjuk Agun, Awan, Afrischa dari ISS (petugas kebersihan
JIS) sebagai pelaku melalui foto di Polda. Polisi melakukan pemeriksaan di JIS,
dengan lokasi pemeriksaan utama difokuskan di toilet Anggrek (TKP yang
dituduhkan). Pihak JIS mendampingi dan mendukung TPW serta kepolisian
untuk melakukan investigasi di lingkungan sekolah. Pemeriksaan berlangsung
hingga tanggal 7 April polisi menangkap Agun, Awan, dan Afrischa yang telah
diduga sebagai pelaku. DR, salah satu orang tua korban, AL, turut melapor ke
sekolah akan dugaan tindakan kekerasan terhadap anaknya. Nama Syahrial,
Zainal, dan Azwar dari ISS ditambahkan sebagai tersangka. Ketiganya
ditangkap pada tanggal 26 April 2014. (Azwar meninggal di hari dia

tertangkap). Sebuah RS di Singapura menunjukkan kondisi AL normal dan
negatif telah mengalami kekerasan seksual.
DR melaporkan seorang guru JIS, Ferdinand Tjiong, ke polisi karena
diduga telah melakukan kekerasan terhadap anaknya. Orang tua korban
lainnya, AKR melaporkan guru JIS, Neil Bantleman karena diduga melakukan
hal buruk terhadap anaknya (DA) ke kepolisian. Polisi melakukan investigasi
1

terhadap JIS setelah guru-guru JIS dicurigai ikut terlibat. Dalam penyelidikan ini,
TPW mengarahkan anaknya dan polisi selama proses investigasi. Polisi menyita
barang-barang bukti dari ged. admin JIS, salah satunya adalah blender, yang
dicurigai menjadi alat bantu untuk mempersiapkan "Blue Potion" yang
diberikan kepada korban (fakta persidangan 8 Januari). Pemaparan kesaksian
pertama guru-guru JIS yang dicurigai terlibat di Polda. Dua Guru JIS ditetapkan
menjadi tersangka dan ditahan di Polda berdasarkan laporan-laporan DR, QA,
dan TPW tanpa ada bukti yang jelas. Penetapan hanya berdasarkan laporan
korban yang mengidentifikasi guru-guru lewat video. Persidangan pertama
kasus guru. Sidang pembacaan eksepsi oleh Neil dan Ferdi Sidang keterangan
saksi terduga korban. Pada sidang tanggal 30 Desember, DA memberikan
keterangan bahwa para pelaku sodomi memiliki tato gambar tengkorak di

tangan dan punggung. (Ferdi dan Neil tidak memiliki tato tersebut). Keterangan
terkait lokasi kejadian juga selalu berubah-ubah dan tidak sesuai dengan BAP
polisi.
Sidang keterangan saksi terduga korban. Di sidang ini TPW berkata
bahwa dirinya tidak memiliki izin memasuki area belajar mengajar. JIS sendiri
membantah dugaan ini karena tidak pernah ada larangan bagi siapapun untuk
memasuki area belajar mengajar selama memiliki kartu identitas yang
dikeluarkan JIS(6 & 8 Januari 2015). Sidang kesaksian guru MAK dan ADP. Neil
Murphy, guru MAK, dan Allan Dee, guru ADP, bersaksi bahwa mereka tidak
melihat indikasi trauma dari perilaku sehari-hari MAK dan ADP di sekolah.
Mereka juga bersaksi bahwa anak-anak yang diduga menjadi korban tidak
pernah dilaporkan sakit(13 Januari 2015). Sidang keterangan saksi. Salah satu
saksi, yang juga merupakan psikolog klinis korban, Connie Kristanto, mengakui
bahwa MAK tidak pernah menyebutkan nama Neil dan Ferdi selama 30 kali
sesi(20 Januari 2015) Sidang keterangan saksi. Dokter spesialis anak RSCM, Dr.
Oktavinda Safitry, menyatakan kondisi korban normal dan tidak ditemukan
luka-luka pada lubang pelepasannya. Ia juga meminta ibu pelapor untuk
menjalani pemeriksaan lanjutan di RSCM, namun tidak pernah kembali. Oleh
karena itu dalam sidang terungkap bahwa hasil visum MAK belum final(22
Januari 2015). Polisi mengakui telah menggunakan kekerasan dalam

pemeriksaan tersangka (petugas kebersihan) (17 Februari 2015). Laporan dari
RS KK Women's and Children's Hospital Singapore tentang pemeriksaan anus
dari AL normal dan tidak ada ciri-ciri mendapat perlakuan sodomi. Di RS
tersebut, pemeriksaan dilakukan secara anuskopi, yaitu anak harus dibius total
sehingga tim dokter dapat memeriksa bagian anus secara jelas(11 Februari
2015).
Berbeda dari tim dokter di Indonesia yang melaporkan bahwa adanya
kekerasan seksual, padahal tidak dilakukan bius total sehingga tidak mungkin
dilakukan pemeriksaan dengan jelas. Dua terdakwa dalam kasus JIS, Neil
Bantleman dan Ferdinant Tjiong, divonis bersalah dalam kasus pelecehan
seksual dan keduanya dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan denda sebesar
100 juta rupiah. Istri dari Ferdinand Tjiong, Sisca Tjiong melaporkan tiga dokter
Rumah Sakit Bhayangkara Polri dan tiga orangtua korban kekerasan seksual di
Jakarta International School (JIS) ke Bareskrim Polri. Laporan ini terkait dugaan
memberikan keterangan palsu di pengadilan. Dua guru JIS, Neil Bantleman dan
Ferdinant Tjiong memenangkan gugatan pencemaran nama baik di Pengadilan
Singapura oleh DR, ibu dari AI. Semua tuduhan DR terkait tindak kekerasan
seksual terhadap AI yang dilakukan oleh Neil dan Ferdi tidak terbukti. Tidak
ditemukan luka atau bekas luka di daerah lubang pelepasan AI. Dua Guru JIS,
2


Ferdinand Tjiong dan Neil Bantleman, diputuskan tidak bersalah dan
dibebaskan setelah Pengadilan Tinggi DKI mengabulkan banding yang diajukan
kuasa hukum guru JIS. Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menilai putusan
pengadilan PN Jaksel tidak cermat dan tidak matang dalam pembuktian, antara
lain Hakim tidak menggunakan hasil medis rumah sakit Singapura dengan
alasan tidak ada perjanjian bilateral. Selain itu saksi ahli yang dihadirkan oleh
Jaksa Penuntut Umum (JPU) dianggap tidak kredibel. Ada ahli yang masih
menggunakan teori lama, ada ahli yang juga melakukan konseling dengan
salah satu anak sehingga tidak independen. Majelis Hakim di PN Jakarta
Selatan juga tidak memakai hasil rekam medis dari SOS Medika, RSCM, RSPI
dan dari RS KK Women' and Children's Hospital Singapura, yang menyatakan
kondisi lubang pelepas AL tetap normal dan tidak mengalami luka.1

Analisis Peraturan Hukum
Adapun dasar hukum yang digunakan dalam perlindungan terhadap remaja
putri dibawah umur yang menjadi korban pelecehan seksual yaitu:
1. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Pasal 58 ayat 1 dan 2:
(1)Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan hukum dari segala

bentuk kekerasan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk
atau pelecehan seksual selama dalam pengasuhan orang tua atau
walinya, atau pihak lain manapun yang bertanggungjawab atas
pengasuhan.
(2)Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala
bentuk penganiayaan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan
buruk, dan pelecehan seksual termasuk pemerkosaan, dan atau
pembunuhan terhadap anak yang seharusnya dilindungi maka harus
dikenakan pemberatan hukum.
Pasal 65:
Seorang anak berhak memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi
dan pelecehan seksual, penculikan, perdagangan anak, serta dari
berbagai bentuk penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya.2
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidananak
Pasal 170:

1 Arief Zulfian, “Kronologi Kasus JIS”, https://www.kompasiana.com/ariefzulfian/kronologiskasus-jis_55e5775622afbd26054e49da, 1 September 2015.
2 Republik Indonesia, “UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia”, Sekretariat Negara,
Jakarta, Pasal 58 ayat 1 dan 2


3

(1)Barangsiapa
terang-terangan
dan
dengan
tenaga
bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan
(2)Yang bersalah diancam:
Ke-1 Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika dengan
sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan
mengakibatkan luka-luka.
Dari Pasal 170 KUHP tersebut, maka dapat ditentukan terlebih dahulu syarat
dan akibat hukumnya :
Aturan Hukum (AH)
Lima tersangka pelecehan seksual terhadap korban
dapat dijatuhi pidana penjara tujuh tahun karena

tersangka terjerat pasal 170 ayat 2 ke-1 yang memuat
tentang kekerasan yang berujung luka-luka pada
bagian tubuh korban
Syarat 1 (S1)
Tersangka dengan tenaga bersama
Syarat 2 (S2)
Tersangka melakukan tindakan pidana kekerasan
dengan sengaja
Syarat 3 (S3)
Tersangka melakukan tindakan pidana kekerasan yang
berakibat luka-luka pada bagian badan korban

Pasal 289:
Barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan
memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
perbuatan
cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang
menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama
Sembilan tahun.3
Dari Pasal 289 KUHP tersebut, maka dapat ditentukan terlebih dahulu syarat

dan akibat hukumnya :
Aturan Hukum (AH)
Lima tersangka pelecehan seksual terhadap korban
dapat dijatuhi pidana penjara sembilan tahun karena
tersangka juga terjerat pasal 289 yang memuat
tentang pelecehan dan kekerasan seksual
Syarat 1
Tersangka melakukan tindakannya dengan memberikan
ancaman kekerasan kepada korban
Syarat 2
Tersangka dengan sengaja dan melakukan paksaan
untuk mencabuli korban
Syarat 3
Tersangka melakukan tindakan pidanan pelecehan dan
kekerasan seksual
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Pasal 1 ayat 15a:

3 Moeljatno, 2014, “Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Bumi Aksara”, Jakarta, hlm. 106


4

Kekerasan
adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual,
dan penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan pebuatan,
pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.4
Pasal 15:
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari:
a. Penyalahgunaan dalam kegiatan politik
b. Pelibatan dalam sengketa bersenjata
c. Pelibatan dalam kerusuhan sosial
d. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan
e. Pelibatan dalam peperangan dan
f. Kejahatan seksual5
Pasal 59 ayat 1 dan 2J
(1)Pemerintah, Pemerintah daerah, dan lembaga negara lainnya
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan Perlindungan
Khusus kepada Anak.
(2)Perlindungan khusus kepada anak sebagaimana diaksud pada ayat (1)

diberikan kepada:
j. Anak korban kekerasan seksual6
Pasal 54
(1)Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib
mendapatkan perlindugan dari tindak kekerasan fisik, psikis,
kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh
pendidik, tenaga kependidikan, sesame peserta didik, dan pihak lain.
(2)Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah dan/ atau
masyarakat.7
Pasal 76i
Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan,
menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi secara
ekonomi dan seksual terhadap anak.8
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016
Kekerasan seksual terhadap anak merupakan kejahatan serius (serious
crime) yang semakin meningkat dari waktu ke waktu secara signifikan
mengancam dan membahayakan jiwa anak, merusak kehidupan pribadi
dan tumbuh kembang anak, serta mengganggu rasa kenyamanan,
ketentraman, keamanan, dan ketertiban masyarakat.9
4 Republik Indonesia, “UU No. 35Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak” , Sekretariat Negara,
Jakarta, Pasal 1 ayat 15a
5 Ibid., Pasal 15
6 Ibid., Pasal 1 dan 2J
7 Ibid., Pasal 54
8 Ibid., Pasal 76i
9 Republik Indonesia, “Penjelasan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik
Indonesia No. 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 23 Tahun 2002 Tentang

5

Uji Syarat
Kemudian pengujian unsur syarat dan akibat hukum dengan menerapkan
aturan hukum pada peristiwa/kasus tersebut :
Pasal 170:
(1)Barangsiapa
terang-terangan
dan
dengan
tenaga
bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan
(2)Yang bersalah diancam:
Ke-1 Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika dengan sengaja
menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan
luka-luka.
Syarat 1 (S1)
Terpenuhi, Agun, Awan, Afrischa, Syahrial, dan Zainal
sebab mereka melakukan tindakan pidana tersebut
dengan cara bekerja sama
Syarat 2 (S2)
Terpenuhi,lima tersangka melakukan tindakan tersebut
dengan rencana dan kesengajaan
Syarat 3 (S3)
Terpenuhi, karena pelecehan dan kekerasan seksual
yang dilakukan lima tersangka mengakibatkan lukaluka pada bagian tubuh korban
Aturan Hukum (AH)
Agun, Awan, Afrischa, Syahrial, dan Zainal dinyatakan
bersalah sebab semua syarat terpenuhi dimulai dari
kerja sama, rencana, kesengajaan dan mengakibatkan
luka-luka sehingga mereka dikenai pidana pada pasal
170 ayat 1 dan 2 ke-1

Pasal 289:
Barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa
seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul,
diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan
kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun.
Pasal 289 KUHP:
Syarat 1
Terpenuhi, sebab lima tersangka memberikan ancaman
pada korban jika tidak mau mengikuti perintah pelaku
maka korban akan disakiti
Syarat 2
Terpenuhi,lima tersangka melakukan tindakan tersebut
dengan rencana dan kesengajaan
Syarat 3
Terpenuhi, karena pelecehan dan kekerasan seksual
yang dilakukan lima tersangka mengakibatkan lukaluka pada bagian tubuh korban
Aturan Hukum (AH)
Lima tersangka dipidana berdasarkan pasal 289 KUHP
sebab semua syarat telah terpenuhi dari ancaman,
Perlindungan Anak”, Sekretariat Negara, Jakarta, Bagian Ketentuan Umum.

6

rencana,
seksual

sengaja

dan

mengakibatkan

pelecehan

Kesimpulan
Mulai pada tanggal 21 Maret 2014 Agun, Awan, Afrischa, Syahrial, dan
Zainal dimana mereka sebagai tenaga kebersihan pada salah satu sekolah
terkemuka di Indonesia yaitu Jakarta International School. Mereka berempat
melakukan tindakan kekerasan dan pelecehan seksual pada beberapa siswa di
sekolah tersebut yang mengakibatkan trauma psikis dan fisik pada korban.
Kejadian tersebut dilakukan di salah satu toilet siswa dan pada saat kejadian
guru tidak mengetahui hal tersebut karena adanya ancaman yang diberikan
kepada siswa oleh kelima tersangka tersebut sehigga siswa ketakutan untuk
melapor, akibat kurangnya keberanian korban untuk melapor kepada orang tua
mengakibatkan korban bertambah. Akan tetapi seiring berjalannya waktu
terdapat beberapa siswa di sekolah tersebut yang memberanikan dirinya untuk
melaporkan tindakan tersebut. Dari kesimpula diatas apakah lima pelaku
tersebut dapat dikatakan telah melakukan tindak pidanan pada pasal 170 ayat
1 dan 2 serta pasal 289 KUHP?
Menurut pasal 170 ayat 1 dan 2 mereka dapat dikenai sanksi pidana
sebab semua sayarat telah terpenuhi dimulai dari kerja sama, rencana,
kesengajaan dan timbulnnya luka-luka pada korban akibat tindakan tersebut.
Dan menurut pasal 289 pelaku juga dapat dikenai sanksi pidana karena
terpenuhinya semua syarat yaitu ancaman, rencana, kesengajaan, dan adanya
tindakan pelecehan seksual yang mengakibatkan trauma psikis dan fisik.
Oleh karena itu tndakan kelima tersangka dapat dikategorikan tindak
pidanan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur
dimana mereka harus mempertanggungjawabkan tindakan mereka sebab
mereka melanggar pasal 170 ayat 1 dan 2 serta pasal 289 KUHP.

Daftar Pustaka
Moeljatno, 2014, “Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Bumi Aksara”, Jakarta.
Republik Indonesia, “UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia”,
Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, “UU No. 35Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak” ,
Sekretariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, “Penjelasan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua
Atas UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak”, Sekretariat
Negara, Jakarta, Bagian Ketentuan Umum.
Zulfian,
Arief
,
“Kronologi
Kasus
JIS”,
https://www.kompasiana.com/ariefzulfian/kronologis-kasusjis_55e5775622afbd26054e49da, 1 September 2015.
7

8

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4