Analisis Pengembangan Sumberdaya Pertani ID
GEOGRAFI PENGEMBANGAN WILAYAH
ANALISIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA (PERTANIAN)
KOTA TANGERANG SELATAN
Disusun oleh
Bahjah Mardiah 4315120292
Ujian Tengah Semester ini dibuat dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa
dalam matakuliah Geografi Pengembangan Wilayah
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana pengembangan sumberdaya dalam sektor pertanian di Kota
Tangerang Selatan
Gambaran Umum Wilayah Kota Tangerang Selatan
Secara administratif, Kota Tangerang Selatan merupakan bagian dari Provinsi Banten
hasil pemekaran wilayah dari Kabupaten Tangerang pada tahun 2008 dengan luas 14.719 Ha.
Kota Tangerang Selatan terletak pada posisi strategis sebagai bagian dari Kawasan Strategis
Nasional Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur
(Jabodetabekpunjur). Penduduk yang bekerja pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan
dan perikanan hanya berjumlah 5.591 jiwa atau 0,95% dari jumlah angkatan kerja.
Perekonomian Kota Tangerang Selatan digerakkan sebagian besar dari sektor-sektor tersier
terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan memberikan kontribusi bagi PDRB Kota Tangerang Selatan sebesar 0,86. Secara
umum perekonomian Kota Tangerang Selatan terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan
harga konstan, laju pertumbuhan PDRB tahun 2009 mencapai 8,49%, pada tahun 2010
meningkat menjadi 8,70% dan terus meningkat pada tahun 2011 (8,84%). Sektor pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan lapangan usaha dengan tingkat
pertumbuhan yang paling kecil. Produksi pertanian belum dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat Kota Tangerang Selatan, terjadi ketidakseimbangan antara permintaan produkproduk pertanian terhadap supply yang berasal dari daerah sendiri. Oleh karena itu, penulis
mencoba untuk menganalisis bagaimana pengembangan sektor pertanian di Kota Tangerang
Selatan agar mampu bersaing dengan sektor-sektor lainnya.
Potensi Sumberdaya di Kota Tangerang Selatan
Sumber daya alam di Kota Tangerang Selatan dalam hal penggunaan lahan sebagian
besar adalah untuk perumahan dan permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau 67,54% dari
14.719 Ha. Sawag ladang dan kebun menempati posisi kedua terluas dengan 2.794,41 Ha
atau 18,99%.
Kota Tangerang Selatan berada dalam posisi yang strategis karena terletak pada poros
wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan merupakan daerah
penyangga Ibu Kota DKI Jakarta. Sebagai wilayah perkotaan dengan luas yang relatif kecil
dan jumlah penduduk yang besar, sektor tersier selama ini merupakan sektor yang
memberikan kontribusi paling besar terhadap perekonomian Kota Tangerang Selatan
terutama dari jasa-jasa, bank, persewaan dan jasa perusahaan, pengangkutan dan komunikasi
serta perdagangan, hotel dan restoran. Sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian serta
sektor pertambangan dan galian memberikan kontribusi yang paling kecil terhadap
perekonomian Kota Tangerang Selatan.
Selain dari sumberdaya Alam yang ada, Pemerintah membangun prasarana dan sarana
penunjang lain yang menjadi potensi yang dikembangkan untuk pembangunan Kota
Tangerang Selatan, antara lain :
Park and Ride
Pembangunan fasislitas tempat persinggahan yang comfortable berupa lahan parkir, ruang
pertemuan, pusat perbelanjaan dan fasilitas pendukung yang dibangun diarea Stasiun Kereta
Api yang representative.
Kereta Api dan Monorail
Melihat perkembangan penduduk dan peningkatan pemakai jasa kereta api di Kota
Tangerang Selatan, maka masih tersedia potensi dan peluang investasi di bidang penyediaan
sarana transportasi Kereta Api, termasuk Monorail.
Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Bersih / Air Minum
Selama ini kebutuhan air minum bagi rumah tangga, industri dan kegiatan ekonomi lainnya
bersumber dari dua sumber utama, yaitu: Pertama, dari pihak PDAM Kabupaten Tangerang
dan instalasi air bersih yang dikelola oleh pihak pengembang. Kedua, berasal dari air bawah
tanah. Sumber air baku yang bisa diolah: Sungai Cisadane, Pesanggarahan dan Kali Angke,
sembilan situ dan danau.
Kawasan Jasa dan Perdaganagn Terpadu
Saat ini tiga pusat pertumbuhan sebagai kawasan strategis seperti Serpong-BSD City, Bintaro
Pondok Aren, Kawasan Pamulang-Ciputat telah memiliki karakteristik pertumbuhan yang
semakin cepat.
Sektor Industri dan Pergudangan
Melihat luas lahan yang tersedia, tidak menempatkan sektor industry dan pergudangan
sebagai andalan. Saat ini, peruntukan lahan untuk industry hanya 1,14% dari luas lahan kota
Tangerang Selatan atau sekitar 16,67 Ha.
Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Kota Tangerang Selatan saat ini masih memiliki lahan yang dapat dimanfaatkan untuk sektor
pertanian, peternakan dan perikanan. Dengan luas kurang lebih 2.794.41 Ha atau 18,99% dari
luas lahan Kota Tangerang Selatan, maka pemanfaatan lahan untuk sektor ini masih cukup
potensial.
Pengembangan Sumberdaya Pertanian Kota Tangerang Selatan
Sebagai wilayah perkotaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi, pembangunan
sektor pertanian di Kota Tangerang Selatan menghadapi hambatan khususnya ketersediaan
lahan. Pertanian kota memiliki peran dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
biasa dijumpai di wilayah perkotaan. Pengembangan pertanian kota di Kota Tangerang
Selatan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Strategi
yang dapat diterapkan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dapat berupa peningkatan
intensitas pelaksanaan program dan kegiatan maupun menciptakan jenis layanan baru.
Karena sektor primer khususnya pertanian memberikan kontribusi yang paling kecil terhadap
perekonomian Kota Tangerang Selatan, maka perlu adanya pngembangan-pengembangan
terkait dalam peningkatan sektor ini.
Untuk meningkatkan perannya dalam perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kota Tangerang Selatan, pembangunan sektor pertanian yang selama ini telah
berjalan dapat lebih diarahkan kepada pengembangan pertanian kota sesuai dengan
karakteristik wilayahnya. Pendekatan pembangunan sektor pertanian di Kota Tangerang
Selatan berbeda dengan daerah lainnya yang masih memiliki lahan pertanian yang cukup
luas. Praktek pertanian kota di Kota Tangerang Selatan juga dibatasi oleh aturan yang ada
seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang Selatan yang membatasi
kawasan peternakan tidak berada pada kawasan perumahan / permukiman.
Praktek-praktek pertanian di wilayah perkotaan tentunya berbeda dengan pertanian
secara umum. Pertanian di wilayah perkotaan biasanya bersifat oportunistis. Pertanian kota
secara umum dapat digambarkan sebagai kegiatan budidaya, pengolahan dan distribusi
tanaman pangan dan nonpangan, pohon dan peternakan yang secara langsung untuk
memenuhi pasar perkotaan baik didalam maupun disekitar wilayah perkotaan. Berbagai
dokumen perencanaan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (RTRW, RPJPD, dan RPJMD)
telah menggambarkan secara umum strategi pembangunan di Kota Tangerang Selatan namun
belum secara spesifik menggambarkan strategi pengembangan pertanian kota dalam jangka
menengah dan jangka panjang dan bagaimana cara mencapainya sehingga perlu adanya
strategi pengembangan pertanian kota sesuai karakteristik wilayah agar sumbangan sektor
pertanian terhadap perekonomian dan eksistensi sektor pertanian di Kota Tangerang Selatan
dapat meningkat.
Tujuan utama pengembangan pertanian kota di Kota Tangerang Selatan adalah
menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian Kota Tangerang Selatan.
Peran utama Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan pertanian kota adalah
membantu pendanaan dan meningkatkan sumberdaya manusia. Peran lainnya adalah
menyediakan sarana dan prasarana, membuat kebijakan yang mendukung pertanian kota dan
membantu promosi serta pemasaran produk hasil pertanian. Tujuan utama pengembangan
pertanian kota adalah meningkatkan ketahanan pangan. Pertanian kota juga bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan perekonomian dan menjaga
maupun memperbaiki kualitas lingkungan. Peran utama pemerintah kota adalah sebagai
regulator (pembuat kebijakan). Rumusan visi pertanian kota di Kota Tangerang Selatan untuk
lima tahun ke depan adalah “Pertanian Kota Yang Mensejahterakan Masyarakat Kota
Tangerang Selatan” Sedangkan rumusan misi Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam
pengembangan pertanian kota adalah “Meningkatkan Kontribusi Pertanian Kota Bagi
Perekonomian Kota Tangerang Selatan Melalui Penyelenggaraan Regulasi dan Fasilitasi”
Pengembangan pertanian kota di Kota Tangerang Selatan lebih ditujukan kepada
peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani atau pelaku usaha yang terkait pertanian
kota. Analisis mengenai pengembangan pertanian Kota Tangerang Selatan menunjukkan
bahwa program dan kegiatan yang telah berjalan perlu ditingkatkan agar dapat mencapai
target yang telah ditentukan. Pemerintah Kota Tangerang Selatan dapat memanfaatkan
kekuatannya terutama berupa komitmen kepala daerah dan dukungan anggaran yang relatif
mencukupi bagi pengembangan pertanian kota di Kota Tangerang Selatan untuk
meningkatkan intensitas program dan kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya fasilitasi
kepada petani atau masyarakat dalam kegiatan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian.
Pengembangan pertanian di Kota Tangerang Selatan paling tidak dapat dikatakan
telah memiliki komoditi unggulan. Komoditi unggulan pertanian Kota Tangerang Selatan
ialah dari budidaya tanaman, yaitu budidaya tanaman Anggrek sebagai tanaman hias. Tidak
sulit mencari berbagai macaman jenis tanaman tersebut saat berkunjung ke Tangerang
Selatan. Pemerintah Kota Tangerang Selatan melakukan upaya pengembangan tanaman
Anggrek yang dilaksanakan melalui program pelatihan budidaya tanaman hias untuk
mendongkrak perekonomian masyarakat dan perkembangan budidaya Anggrek di Kota
Tangerang Selatan kian meningkat dan merupakan cikal bakal salah satu produk yang
potensial menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain melakukan pelatihan,
Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan baru dimana tanaman Anggrek wajib tumbuh
disetiap kantor Pemerintahan yang ada di Kota Tangerang Selatan. Program ini merupakan
bukti perhatian terhadap pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) lokal khususnya petani
Anggrek sekaligus sebagai keseriusan Pemerintah daerah dalam mengembangkan Anggrek
sebagai komoditas unggulan Kota Tangerang Selatan.
Referensi :
RTRW, RPJPD dan RPJMD Kota Tangerang Selatan
http://kabartangsel.com/2012/11/kantor-pemerintahan-di-tangsel-wajib-tanam-anggrek/
www.pemdatangerangselatan.blogspot.co.id
https://www.academia.edu
ANALISIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA (PERTANIAN)
KOTA TANGERANG SELATAN
Disusun oleh
Bahjah Mardiah 4315120292
Ujian Tengah Semester ini dibuat dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa
dalam matakuliah Geografi Pengembangan Wilayah
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana pengembangan sumberdaya dalam sektor pertanian di Kota
Tangerang Selatan
Gambaran Umum Wilayah Kota Tangerang Selatan
Secara administratif, Kota Tangerang Selatan merupakan bagian dari Provinsi Banten
hasil pemekaran wilayah dari Kabupaten Tangerang pada tahun 2008 dengan luas 14.719 Ha.
Kota Tangerang Selatan terletak pada posisi strategis sebagai bagian dari Kawasan Strategis
Nasional Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur
(Jabodetabekpunjur). Penduduk yang bekerja pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan
dan perikanan hanya berjumlah 5.591 jiwa atau 0,95% dari jumlah angkatan kerja.
Perekonomian Kota Tangerang Selatan digerakkan sebagian besar dari sektor-sektor tersier
terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan memberikan kontribusi bagi PDRB Kota Tangerang Selatan sebesar 0,86. Secara
umum perekonomian Kota Tangerang Selatan terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan
harga konstan, laju pertumbuhan PDRB tahun 2009 mencapai 8,49%, pada tahun 2010
meningkat menjadi 8,70% dan terus meningkat pada tahun 2011 (8,84%). Sektor pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan lapangan usaha dengan tingkat
pertumbuhan yang paling kecil. Produksi pertanian belum dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat Kota Tangerang Selatan, terjadi ketidakseimbangan antara permintaan produkproduk pertanian terhadap supply yang berasal dari daerah sendiri. Oleh karena itu, penulis
mencoba untuk menganalisis bagaimana pengembangan sektor pertanian di Kota Tangerang
Selatan agar mampu bersaing dengan sektor-sektor lainnya.
Potensi Sumberdaya di Kota Tangerang Selatan
Sumber daya alam di Kota Tangerang Selatan dalam hal penggunaan lahan sebagian
besar adalah untuk perumahan dan permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau 67,54% dari
14.719 Ha. Sawag ladang dan kebun menempati posisi kedua terluas dengan 2.794,41 Ha
atau 18,99%.
Kota Tangerang Selatan berada dalam posisi yang strategis karena terletak pada poros
wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan merupakan daerah
penyangga Ibu Kota DKI Jakarta. Sebagai wilayah perkotaan dengan luas yang relatif kecil
dan jumlah penduduk yang besar, sektor tersier selama ini merupakan sektor yang
memberikan kontribusi paling besar terhadap perekonomian Kota Tangerang Selatan
terutama dari jasa-jasa, bank, persewaan dan jasa perusahaan, pengangkutan dan komunikasi
serta perdagangan, hotel dan restoran. Sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian serta
sektor pertambangan dan galian memberikan kontribusi yang paling kecil terhadap
perekonomian Kota Tangerang Selatan.
Selain dari sumberdaya Alam yang ada, Pemerintah membangun prasarana dan sarana
penunjang lain yang menjadi potensi yang dikembangkan untuk pembangunan Kota
Tangerang Selatan, antara lain :
Park and Ride
Pembangunan fasislitas tempat persinggahan yang comfortable berupa lahan parkir, ruang
pertemuan, pusat perbelanjaan dan fasilitas pendukung yang dibangun diarea Stasiun Kereta
Api yang representative.
Kereta Api dan Monorail
Melihat perkembangan penduduk dan peningkatan pemakai jasa kereta api di Kota
Tangerang Selatan, maka masih tersedia potensi dan peluang investasi di bidang penyediaan
sarana transportasi Kereta Api, termasuk Monorail.
Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Bersih / Air Minum
Selama ini kebutuhan air minum bagi rumah tangga, industri dan kegiatan ekonomi lainnya
bersumber dari dua sumber utama, yaitu: Pertama, dari pihak PDAM Kabupaten Tangerang
dan instalasi air bersih yang dikelola oleh pihak pengembang. Kedua, berasal dari air bawah
tanah. Sumber air baku yang bisa diolah: Sungai Cisadane, Pesanggarahan dan Kali Angke,
sembilan situ dan danau.
Kawasan Jasa dan Perdaganagn Terpadu
Saat ini tiga pusat pertumbuhan sebagai kawasan strategis seperti Serpong-BSD City, Bintaro
Pondok Aren, Kawasan Pamulang-Ciputat telah memiliki karakteristik pertumbuhan yang
semakin cepat.
Sektor Industri dan Pergudangan
Melihat luas lahan yang tersedia, tidak menempatkan sektor industry dan pergudangan
sebagai andalan. Saat ini, peruntukan lahan untuk industry hanya 1,14% dari luas lahan kota
Tangerang Selatan atau sekitar 16,67 Ha.
Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Kota Tangerang Selatan saat ini masih memiliki lahan yang dapat dimanfaatkan untuk sektor
pertanian, peternakan dan perikanan. Dengan luas kurang lebih 2.794.41 Ha atau 18,99% dari
luas lahan Kota Tangerang Selatan, maka pemanfaatan lahan untuk sektor ini masih cukup
potensial.
Pengembangan Sumberdaya Pertanian Kota Tangerang Selatan
Sebagai wilayah perkotaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi, pembangunan
sektor pertanian di Kota Tangerang Selatan menghadapi hambatan khususnya ketersediaan
lahan. Pertanian kota memiliki peran dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
biasa dijumpai di wilayah perkotaan. Pengembangan pertanian kota di Kota Tangerang
Selatan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Strategi
yang dapat diterapkan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dapat berupa peningkatan
intensitas pelaksanaan program dan kegiatan maupun menciptakan jenis layanan baru.
Karena sektor primer khususnya pertanian memberikan kontribusi yang paling kecil terhadap
perekonomian Kota Tangerang Selatan, maka perlu adanya pngembangan-pengembangan
terkait dalam peningkatan sektor ini.
Untuk meningkatkan perannya dalam perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kota Tangerang Selatan, pembangunan sektor pertanian yang selama ini telah
berjalan dapat lebih diarahkan kepada pengembangan pertanian kota sesuai dengan
karakteristik wilayahnya. Pendekatan pembangunan sektor pertanian di Kota Tangerang
Selatan berbeda dengan daerah lainnya yang masih memiliki lahan pertanian yang cukup
luas. Praktek pertanian kota di Kota Tangerang Selatan juga dibatasi oleh aturan yang ada
seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang Selatan yang membatasi
kawasan peternakan tidak berada pada kawasan perumahan / permukiman.
Praktek-praktek pertanian di wilayah perkotaan tentunya berbeda dengan pertanian
secara umum. Pertanian di wilayah perkotaan biasanya bersifat oportunistis. Pertanian kota
secara umum dapat digambarkan sebagai kegiatan budidaya, pengolahan dan distribusi
tanaman pangan dan nonpangan, pohon dan peternakan yang secara langsung untuk
memenuhi pasar perkotaan baik didalam maupun disekitar wilayah perkotaan. Berbagai
dokumen perencanaan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (RTRW, RPJPD, dan RPJMD)
telah menggambarkan secara umum strategi pembangunan di Kota Tangerang Selatan namun
belum secara spesifik menggambarkan strategi pengembangan pertanian kota dalam jangka
menengah dan jangka panjang dan bagaimana cara mencapainya sehingga perlu adanya
strategi pengembangan pertanian kota sesuai karakteristik wilayah agar sumbangan sektor
pertanian terhadap perekonomian dan eksistensi sektor pertanian di Kota Tangerang Selatan
dapat meningkat.
Tujuan utama pengembangan pertanian kota di Kota Tangerang Selatan adalah
menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian Kota Tangerang Selatan.
Peran utama Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan pertanian kota adalah
membantu pendanaan dan meningkatkan sumberdaya manusia. Peran lainnya adalah
menyediakan sarana dan prasarana, membuat kebijakan yang mendukung pertanian kota dan
membantu promosi serta pemasaran produk hasil pertanian. Tujuan utama pengembangan
pertanian kota adalah meningkatkan ketahanan pangan. Pertanian kota juga bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan perekonomian dan menjaga
maupun memperbaiki kualitas lingkungan. Peran utama pemerintah kota adalah sebagai
regulator (pembuat kebijakan). Rumusan visi pertanian kota di Kota Tangerang Selatan untuk
lima tahun ke depan adalah “Pertanian Kota Yang Mensejahterakan Masyarakat Kota
Tangerang Selatan” Sedangkan rumusan misi Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam
pengembangan pertanian kota adalah “Meningkatkan Kontribusi Pertanian Kota Bagi
Perekonomian Kota Tangerang Selatan Melalui Penyelenggaraan Regulasi dan Fasilitasi”
Pengembangan pertanian kota di Kota Tangerang Selatan lebih ditujukan kepada
peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani atau pelaku usaha yang terkait pertanian
kota. Analisis mengenai pengembangan pertanian Kota Tangerang Selatan menunjukkan
bahwa program dan kegiatan yang telah berjalan perlu ditingkatkan agar dapat mencapai
target yang telah ditentukan. Pemerintah Kota Tangerang Selatan dapat memanfaatkan
kekuatannya terutama berupa komitmen kepala daerah dan dukungan anggaran yang relatif
mencukupi bagi pengembangan pertanian kota di Kota Tangerang Selatan untuk
meningkatkan intensitas program dan kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya fasilitasi
kepada petani atau masyarakat dalam kegiatan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian.
Pengembangan pertanian di Kota Tangerang Selatan paling tidak dapat dikatakan
telah memiliki komoditi unggulan. Komoditi unggulan pertanian Kota Tangerang Selatan
ialah dari budidaya tanaman, yaitu budidaya tanaman Anggrek sebagai tanaman hias. Tidak
sulit mencari berbagai macaman jenis tanaman tersebut saat berkunjung ke Tangerang
Selatan. Pemerintah Kota Tangerang Selatan melakukan upaya pengembangan tanaman
Anggrek yang dilaksanakan melalui program pelatihan budidaya tanaman hias untuk
mendongkrak perekonomian masyarakat dan perkembangan budidaya Anggrek di Kota
Tangerang Selatan kian meningkat dan merupakan cikal bakal salah satu produk yang
potensial menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain melakukan pelatihan,
Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan baru dimana tanaman Anggrek wajib tumbuh
disetiap kantor Pemerintahan yang ada di Kota Tangerang Selatan. Program ini merupakan
bukti perhatian terhadap pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) lokal khususnya petani
Anggrek sekaligus sebagai keseriusan Pemerintah daerah dalam mengembangkan Anggrek
sebagai komoditas unggulan Kota Tangerang Selatan.
Referensi :
RTRW, RPJPD dan RPJMD Kota Tangerang Selatan
http://kabartangsel.com/2012/11/kantor-pemerintahan-di-tangsel-wajib-tanam-anggrek/
www.pemdatangerangselatan.blogspot.co.id
https://www.academia.edu