T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Profil Buruh Perempuan Petik Teh Perkebunan Sirah Kencong Daerah Wlingi – Blitar Tahun 2000 T1 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 1595 Belanda masuk wilayah Indonesia. Tujuan Belanda di
Indonesia adalah untuk berdagang rempah-rempah. Namun setelah berhasil
mendapatkan keuntungan melalui rempah-rempah dan menemukan wilayahwilayah yang dapat menghasilkan rempah-rempah yang berkualitas, Belanda
berencana membuat suatu peraturan yang berkaitan dengan perdagangan. Pada
abad ke 17 sampai dengan 18 Belanda mulai melakukan aksi monopoli
perdagangan dan mulai saat itu penjajahan di Indonesia dimulai. Dengan hak
tersebut
Belanda
mampu
mendirikan
perusahaan
yang
diberi
nama
VOC.(Verenigde Oostindische Compagnie)
Pada tahun 1830 mulai berlaku peraturan tanam paksa (Cultuur Stelsel).
Peraturan ini menyebabkan rakyat Indonesia harus menyerahkan seperlima bagian
tanahnya untuk ditanami jenis tanaman yang berlaku di pasaran Eropa sehingga
masyarakat wajib memberikan tanahnya untuk dijadikan sebagai perkebunan dan
pabrik teh, kakao, kina, kopi dan karet. Tidak hanya memberikan seperlima dari
tanahnya para penduduk setempat juga bekerja kepada pemerintah Belanda yang
menguasai perkebunan teh di Sirah Kencong sebagai buruh pabrik. Pada saat
berdirinya pabrik tersebut masyarakat dipaksa untuk bekerja sebagai buruh petik
teh. Mereka tidak bisa dapat bekerja lebih dari buruh petik dikarenakan (SDM)
Sumber Daya Manusia mereka belum mampu menguasai peralatan yang ada pada
proses pengolahan.
Salah satu pabrik yang sampai saat ini masih berfungsi adalah pabrik teh
Sirah Kencong yang berada di daerah Wlingi - Blitar. Pabrik ini berdiri pada
tahun 1880 merupakan salah satu peninggalan Belanda. Pabrik teh ini merupakan
bagian dari Kebun Bantaran - PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). PTPN
XII merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia. Pabrik
2
ini digunakan untuk perkebunan teh karena di daerah Wlingi sangat cocok untuk
tanaman teh dikarenakan kondisi wilayah yang berada 1057 m diatas permukaan
laut (mdpl), selain itu kondisi cuaca yang sejuk dan dingin mendukung untuk
penamanan teh. Penanaman teh hitam di Sirah Kencong dikarenakan teh hitam
memiliki banyak manfaat dan ekspor komuditi teh di Indonesia sebagian besar
merupakan teh hitam.
Seiring dengan berjalannya waktu perkebunan teh ini lebih dikenal dengan
pabrik teh sirah kencong, nama sirah kencong sendiri diambil dari arca candi
Sirah Kencong yang berada di lokasi pabrik yang memiliki bentuk kepala lonjong.
Secara harafiah kata sirah kencong memiliki dua makna yang pertama adalah
“sirah” yang berarti kepala dan yang kedua adalah “kencong” yang berarti
lonjong. Produksi yang dihasilkan dari pabrik teh sirah kencong adalah teh hitam
yang memiliki banyak khasiat. Pada tahun 2000 merupakan masa keemasaan
pabrik teh Sirah Kencong terlihat dari jumlah produksi teh yang dihasilkan
memiliki kuantitas yang sangat besar jika dibandingkan dengan tahun-tahun lain
(Ardila, 2016: 432). Namun yang menarik dari pabrik teh ini adalah mayoritas
buruh pabrik ini adalah kaum perempuan, mulai dari buruh petik sampai dengan
buruh pengemasan barang sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terkait dengan buruh perempuan petik teh pabrik Sirah Kencong pada tahun 2000.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana profil buruh petik teh khususnya perempuan?
2. Faktor apa yang mendorong masyarakat khususnya perempuan memilih
profesi buruh petik teh?
3
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan profil buruh petik teh khususnya kaum perempuan
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong masyarakat memilih
profesi sebagai buruh petik teh
D. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Akademis
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Dapat digunakan sebagai media mengenal dan memperkaya materi
Sejarah Sosial.
2. Dapat dijadikan sebagai penelitian awal yang mendasari penelitian
yang lebih luas cakupannya dan lebih mendalam kajiannya.
b) Manfaat Praktis
1. Memberikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Pabrik
Teh “Sirah Kencong” di Blitar.
2. Terdokumentasikannya profil buruh perempuan yang ada di Kabupaten
Blitar.
4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 1595 Belanda masuk wilayah Indonesia. Tujuan Belanda di
Indonesia adalah untuk berdagang rempah-rempah. Namun setelah berhasil
mendapatkan keuntungan melalui rempah-rempah dan menemukan wilayahwilayah yang dapat menghasilkan rempah-rempah yang berkualitas, Belanda
berencana membuat suatu peraturan yang berkaitan dengan perdagangan. Pada
abad ke 17 sampai dengan 18 Belanda mulai melakukan aksi monopoli
perdagangan dan mulai saat itu penjajahan di Indonesia dimulai. Dengan hak
tersebut
Belanda
mampu
mendirikan
perusahaan
yang
diberi
nama
VOC.(Verenigde Oostindische Compagnie)
Pada tahun 1830 mulai berlaku peraturan tanam paksa (Cultuur Stelsel).
Peraturan ini menyebabkan rakyat Indonesia harus menyerahkan seperlima bagian
tanahnya untuk ditanami jenis tanaman yang berlaku di pasaran Eropa sehingga
masyarakat wajib memberikan tanahnya untuk dijadikan sebagai perkebunan dan
pabrik teh, kakao, kina, kopi dan karet. Tidak hanya memberikan seperlima dari
tanahnya para penduduk setempat juga bekerja kepada pemerintah Belanda yang
menguasai perkebunan teh di Sirah Kencong sebagai buruh pabrik. Pada saat
berdirinya pabrik tersebut masyarakat dipaksa untuk bekerja sebagai buruh petik
teh. Mereka tidak bisa dapat bekerja lebih dari buruh petik dikarenakan (SDM)
Sumber Daya Manusia mereka belum mampu menguasai peralatan yang ada pada
proses pengolahan.
Salah satu pabrik yang sampai saat ini masih berfungsi adalah pabrik teh
Sirah Kencong yang berada di daerah Wlingi - Blitar. Pabrik ini berdiri pada
tahun 1880 merupakan salah satu peninggalan Belanda. Pabrik teh ini merupakan
bagian dari Kebun Bantaran - PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). PTPN
XII merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia. Pabrik
2
ini digunakan untuk perkebunan teh karena di daerah Wlingi sangat cocok untuk
tanaman teh dikarenakan kondisi wilayah yang berada 1057 m diatas permukaan
laut (mdpl), selain itu kondisi cuaca yang sejuk dan dingin mendukung untuk
penamanan teh. Penanaman teh hitam di Sirah Kencong dikarenakan teh hitam
memiliki banyak manfaat dan ekspor komuditi teh di Indonesia sebagian besar
merupakan teh hitam.
Seiring dengan berjalannya waktu perkebunan teh ini lebih dikenal dengan
pabrik teh sirah kencong, nama sirah kencong sendiri diambil dari arca candi
Sirah Kencong yang berada di lokasi pabrik yang memiliki bentuk kepala lonjong.
Secara harafiah kata sirah kencong memiliki dua makna yang pertama adalah
“sirah” yang berarti kepala dan yang kedua adalah “kencong” yang berarti
lonjong. Produksi yang dihasilkan dari pabrik teh sirah kencong adalah teh hitam
yang memiliki banyak khasiat. Pada tahun 2000 merupakan masa keemasaan
pabrik teh Sirah Kencong terlihat dari jumlah produksi teh yang dihasilkan
memiliki kuantitas yang sangat besar jika dibandingkan dengan tahun-tahun lain
(Ardila, 2016: 432). Namun yang menarik dari pabrik teh ini adalah mayoritas
buruh pabrik ini adalah kaum perempuan, mulai dari buruh petik sampai dengan
buruh pengemasan barang sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terkait dengan buruh perempuan petik teh pabrik Sirah Kencong pada tahun 2000.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana profil buruh petik teh khususnya perempuan?
2. Faktor apa yang mendorong masyarakat khususnya perempuan memilih
profesi buruh petik teh?
3
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan profil buruh petik teh khususnya kaum perempuan
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong masyarakat memilih
profesi sebagai buruh petik teh
D. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Akademis
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Dapat digunakan sebagai media mengenal dan memperkaya materi
Sejarah Sosial.
2. Dapat dijadikan sebagai penelitian awal yang mendasari penelitian
yang lebih luas cakupannya dan lebih mendalam kajiannya.
b) Manfaat Praktis
1. Memberikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Pabrik
Teh “Sirah Kencong” di Blitar.
2. Terdokumentasikannya profil buruh perempuan yang ada di Kabupaten
Blitar.
4