ARSIP | DKK Balikpapan

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya jua Buku Profil Kesehatan Kota Balikpapan Tahun 2016 telah dapat
diterbitkan. Profil Kesehatan merupakan sarana untuk melakukan monitoring
dan evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kota Balikpapan dan
menilai hasil kinerja penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Profil Kesehatan Kota Balikpapan Tahun 2016 ini disusun dengan format
baru berdasarkan Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan dari Departemen
Kesehatan RI Tahun 2010, namun terdapat beberapa revisi pada tabel lampiran
sesuai hasil koordinasi antara Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Indikator dan data yang tercantum dalam
Profil Kesehatan Kota Balikpapan Tahun 2016 merupakan indikator yang dimuat
dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Indikator Kinerja Utama
pada Rencana Kerja SKPD Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Tahun 2016.
Data – data yang dipergunakan dalam proses penyusunan Profil
Kesehatan Kota Balikpapan Tahun 2016 ini bersumber dari berbagai lintas sektor
baik sektor kesehatan maupun lintas sektor di luar kesehatan. Agar data yang
diperoleh valid dan akurat, maka terhadap data yang ditampilkan dilakukan
validasi dan verifikasi data baik di tingkat Kota Balikpapan (Puskesmas, Instalasi
Farmasi Kota, Laboratorium Kesehatan Daerah, RS Pemerintah dan RS. Swasta,
Instansi Pemerintah terkait data-data yang berkaitan dengan bidang kesehatan

seperti Bappeda, BPKAD, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, Dinas Pendidikan, BPMP2KB, BPBK,
BPJS) dan tingkat Provinsi Kalimantan Timur.
Selanjutnya

diharapkan

partisipasi

dari

semua

pihak

terhadap

kesempurnaan pelaporan profil kesehatan ini melalui saran dan kritik yang
membangun demi keberhasilan pembangunan kesehatan dalam rangka
meningkatkan status kesehatan masyarakat.


i

Saya mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dan bersinergi dalam penyusunan Profil
Kesehatan Kota Balikpapan Tahun 2016 ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk serta
memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan amanah demi
terwujudnya keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan
Kota Balikpapan

dr. Balerina JPP, MM

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI


i
iii

BAB I PEDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Umum
2. Khusus
C. SISTEMATIKA PENULISAN

1
1
1
1
2

BAB II GAMBARAN UMUM
A. KEADAAN GEOGRAFI DAN CUACA
B. KEADAAN PENDUDUK

1. Pertumbuhan
2. Persebaran Dan Pertumbuhan Penduduk
3. Sex Ratio Penduduk
C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI
D. TINGKAT PENDIDIKAN
E. JUMLAH PENDUDUK MISKIN
F. SOSIAL BUDAYA

3
4
4
5
6
7
7
7
8

BAB III DERAJAT KESEHATAN
A. ANGKA KEMATIAN

1. Angka Kematian Bayi (AKB)
2. Angka Kematian Balita (AKBA)
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
4. Angka Kematian Umum
5. Angka Kesakitan Umum

9
9
10
11
12
13

BAB IV UPAYA KESEHATAN
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Kunjungan Puskesmas
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
1. Penyakit Demam Berdarah Dengue (P2 DBD)
2. Penyakit Tuberkulosis Paru (P2 TB Paru)

3. Penyakit Kusta (P2 Kusta)
4. Penyakit Diare (P2 Diare)
5. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
6. Penyakit Kelamin Dan HIV/AIDS
D. KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Kunjungan Ibu Hamil
2. Deteksi Resiko Tinggi

15
15
16
17
17
19
21
22
22
23
24
24

25

iii

3. Persalinan
4. Kunjungan Neonatus
5. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri & Neonatus
E. KELUARGA BERENCANA
1. Akseptor KB
2. Kontrasepsi
F. PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1. Status Gizi
2. Pemberian Vitamin A
3. Pemberian Tablet Fe 1 Dan Fe 3
4. Pemberian ASI Ekslusif
G. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
1. Pemberdayaan Masyarakat
a. Posyandu
b. Kader Posyandu
c. Data Rincian Kader

d. Kelurahan Siaga
e. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
f. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
H. PROGRAM P2L
1. Pelayanan Imunisasi
2. Kesehatan Lingkungan
a. Penyediaan Air Bersih
b. Kondisi Kesehatan Rumah
c. Jamban Keluarga (Jaga)
d. Tempat – Tempat Umum (TTU)
e. Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
I. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
1. Kefarmasian
2. Obat Dan Alat Kesehatan
J. KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN
K. KESEHATAN KHUSUS
a. Kesehatan Kerja
b. Kesehatan Mata
c. Kesehatan Haji
d. Kesehatan Gigi Anak Sekolah Dan Masyarakat

e. Kesehatan Jiwa

26
26
27
28
28
28
29
29
30
31
31
32
32
32
35
36
36
37

39
39
39
40
40
40
41
41
41
42
42
44
45
45
45
46
46
47
47


BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
B. TENAGA KESEHATAN
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Alokasi Anggaran Kesehatan
2. Realisasi Anggaran
3. Jaminan Pelayanan Kesehatan

49
50
50
50
51
52

iv

A. Jaminan Bagi PBI
B. Jaminan Kesehatan Nasional

52
52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB

53
53

VII PENUTUP

LAMPIRAN

v

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan Manajemen kesehatan membutuhkan informasi data kesehatan yang
dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan di bidang kesehatan.Keberhasilan
pengelolaan manajemen kesehatan sangat ditentukan tersedianya data dan informasi,
dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan Pengelolaan
manajemen kesehatan yang baik akan mendukung pengembangan kebijakan
pembangunan kesehatan.
Dalam menginformasikan permasalahan kesehatan perlu tersedianya data
kesehatan

yang akurat dan valid untuk mendukung langkah-langkah analisis,

perencanaan dan pengambilan kebijakan yang dapat menggambarkan kondisi
kesehatan. Salah satu sarana penyedia data kesehatan adalah Profil Kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Balikpapan memberikan data dan informasi gambaran
situasi dan sarana pelaporan hasil pemantauan pencapaian dari penyelenggaraan
pelayanan minimal, yang bersumber dari berbagai instansi baik dari Dinas Kesehatan
Kota Balikpapan, maupun lintas sektor terkait seperti : Badan Pusat Statistik (BPS),
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Tenaga Kerja Dan Sosial, Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana,
Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup, PMI, Forum
Kota Sehat (FORKOHAT), PKK, Kecamatan dan Kelurahan serta RS Pemerintah
maupun RS swasta yang ada di kota Balikpapan.

B. TUJUAN
1.

Umum
Adanya gambaran dan cakupan pelayanan program kesehatan Kota Balikpapan
pada tahun 2016

2.

Khusus
a. Menggambarkan situasi status kesehatan Kota Balikpapan
b. Menggambarkan pencapaian Program Bidang Pelayanan Kesehatan, Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Bidang Bina Kesehatan Masyarakat
serta Bidang Sumber Daya Kesehatan tahun 2016

1

C. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Penyusunan Profil Kesehatan kota Balikpapan :
Bab I

Pendahuluan.
Menyajikan tentang tujuan penyusunan Profil Kesehatan.

Bab II

Gambaran Umum.
Menyajikan gambaran umum yang meliputi Keadaan Geografi,
Keadaan Demografi, Keadaan Lingkungan dan Keadaan Perilaku
Masyarakat di Kota Balikpapan.

Bab III

Situasi Derajat Kesehatan.
Berisi uraian tentang indikator keberhasilan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tahun 2016 yang mencakup tentang angka kematian, angka
kesakitan, dan angka status gizi

Bab IV

Situasi Upaya Kesehatan.
Memberikan gambaran dari upaya Pelayanan Kesehatan Dasar,
Pelayanan Kesehatan Rujukan, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular, Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar,
Perbaikan Gizi Masyarakat dan Pelayanan Kefarmasian

Bab V

Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Menguraikan tentang Keadaan Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan,
Pembiayaan Kesehatan dan Informasi Hasil Pembangunan Bidang
Kesehatan

Bab VI

Kesimpulan
Memuat hal-hal yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut, berkaitan
dengan keberhasilan-keberhasilan dan hal-hal yang masih dianggap
kurang dan perlu langkah lebih lanjut dalam rangka perbaikan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kota Balikpapan ke
depan.

2

BAB II
GAMBARAN UMUM

A.

KEADAAN GEOGRAFI DAN CUACA
Balikpapan

merupakan salah satu kota di Kalimantan Timur (Kaltim).

Balikpapan memiliki penduduk sekitar 762.492 jiwa (Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil), yang merupakan 22% dari keseluruhan penduduk Kaltim. Logo
Kota Balikpapan yang sering disebut Kota Minyak dan Bumi Manuntung ini
adalah Beruang Madu, Maskot Balikpapan yang mulai di ambang kepunahan.
Dengan

semakin

tumbuhnya

perekonomian

terutama

sejak

diberlakukannya otonomi daerah, kota Balikpapan ini terus menerus dibanjiri
oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga Kota Balikpapan termasuk kota
yang memiliki persoalan dalam kategori komplek termasuk bidang pelayanan
kesehatan.
Balikpapan merupakan kota perdagangan, jasa dan industri karena letak
geografisnya

sangat

strategis

dari

aspek

lalu

lintas

perekonomian

dan

perhubungan bagi daerah-daerah di Kalimantan Timur khususnya Kabupaten
Penajam Paser Utara, Paser, Kutai Kertanegara dan Samarinda.
Balikpapan merupakan kota tujuan urbanisasi baik dari Kalimantan Timur
maupun dari wilayah Indonesia. Hal ini terjadi karena Balikpapan merupakan
pintu gerbang baik lintas Kalimantan Timur dengan keberadaan berbagai fasilitas
perhubungan laut, darat maupun udara.
Kota Balikpapan secara astronomis terletak diantara 1º LS - 1,5º LS dan
116,5º BT–117º BT termasuk dalam wilayah administrasi Propinsi Kalimantan
Timur dengan luas wilayah 503,30 Km².
Dengan diberlakukannya Perda Balikpapan No. 8 Thn. 2012, maka Kota
Balikpapan dari 5 kecamatan dan 27 kelurahan menjadi 6 kecamatan dengan 34
kelurahan.
Topografi wilayah Kota Balikpapan mempunyai karakteristik wilayah
±85% terdiri dari daerah berbukit-bukit dan ±15% lainya merupakan daerah

datar yang sempit dan terletak diantara daerah – daerah perbukitan dan
sepanjang pantai.

3

Kelerengan topografi antara 0% - 40% dengan luas daerah perkotaan
padat (Build up Area) yang berupa daerah datar hingga berbukit ±102,7 Km²
atau 20,41% dari wilayah Kota Balikpapan.
Berdasarkan konfirmasi Stasiun BMG (Badan Metrologi dan Geofisika)
keadaan cuaca Kota Balikpapan Tahun 2012, suhu tertinggi 28,2 °C dan suhu
terendah 26,3 °C. Kelembaban udara rata-rata 85 % dengan Curah hujan ratarata di Kota Balikpapan yaitu 2.998 mm.

Peta Kota Balikpapan
KA
BU
PA
TE
NK
UT
AI

Kariangau

Karang Joang

Teritip

Lamaru

KABUPATEN PASIR

MANGGAR BARU
Batu Ampar

MANGGAR

Baru Ulu

Margo Mulyo

KABUPATEN PASIR

B.

TELUK
BALIKP
APAN

Muara Rapak

LA
SE

Baru Tengah
Baru Ilir
Marga Sari

Gn. Samarinda

AR
AS
K
A
TM

Sepinggan

SUMBER REJO
KARANG REJO

N

KARANG JATI

W

Gunung Bahagia
MEKAR SARI

GN. SARI ULU

E

Damai

S
Telaga Sari
Prapatan

GN. SARI ILIR
Klandasan Ilir

2

0

2 Km

Klandasan Ulu

KEADAAN PENDUDUK
1. Pertumbuhan
Jumlah penduduk di Balikpapan tahun 2016 berdasarkan data dari Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan, adalah 762.492 jiwa, dengan
tingkat pertumbuhan penduduk tahun 2016 sebesar 3,43%. Data perkembangan
penduduk Kota Balikpapan tahun 2014 - 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Pertumbuhan Penduduk Kota Balikpapan
Tahun 2014 - 2016

% Pertumbuhan

2014

Jumlah
(Kantor Disdukcapil)
706.414

2015

735.850

4,21

2016

762.492

3,43

Tahun

5,34

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan

4

Jumlah penduduk Kota Balikpapan tahun 2016. mengalami penurunan
pertumbuhan penduduk dibandingkan persentase pertumbuhan penduduk pada
tahun 2015.
Pertumbuhan penduduk kota Balikpapan yang rendah dikarenakan
tingginya arus mobilitas penduduk dari dan ke Kota Balikpapan.

Sebagai

perbandingan pada tahun 2015 jumlah pendatang di kota Balikpapan mencapai
33.019

jiwa dan menurun menjadi 30.023 pada tahun 2016, dan apabila

dibandingkan dengan jumlah kelahiran yang ada di kota Balikpapan, maka
pertumbuhan pendatang dua kali lipat dari pertumbuhan kelahiran, namun bila
di lihat dari angka yang ada tampak tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun
2015. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2016 di Provinsi Kalimantan
Timur termasuk Kota Balikpapan juga mengalami imbas dimana beberapa warga
termasuk pendatang yang bekerja pada beberapa sektor informal menerima PHK
yang mungkin saja berdampak pada beberapa warga pendatang kembali ke
tempat asal mereka sebelumnya. Namun tidak terlepas dari itu semua secara
perlahan dan signifikan perekonomian Provinsi Kaltim termasuk di kota
Balikpapan kembali bertahap membaik bertumpu pada sektor industri yang
didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa, sehingga memicu
penduduk pendatang untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Kota Balikpapan memilki luas wilayah 503,30 km2, dengan kepadatan
penduduk 2016 adalah 23.475 jiwa/km2 (data BPS). Adapun tingkat persebaran dan
kepadatan penduduk menurut kecamatan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut
Tabel 2
Jumlah Penduduk dan Penyebaran penduduk Kota Balikpapan
Menurut Kecamatan Tahun 2016

Kecamatan

Jumlah

Luas wilayah
(km2)

Persebaran
(%)

Kepadatan
Penduduk/
km2

Balikpapan Barat

91.063

179,93

14,55

506,10

Balikpapan Utara

139.495

132,15

22,28

1055,58

Balikpapan Timur

73.647

137,14

11,76

537,02

Balikpapan Tengah

103.718

11,05

16,57

9386,24

Balikpapan Selatan

131.157

37,78

20,95

3471,60

Balikpapan Kota

86.888

10,20

13,88

8518,43

625.968

508.25

100.00

23.474,97

Total

Sumber : Badan Pusat Statistik

5

Persentase jumlah penduduk Kota Balikpapan tertinggi di Kecamatan
Balikpapan Utara yaitu 22,28% dan

terendah di Kecamatan Balikpapan Timur

11,76%. Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Balikpapan Tengah (9386,24
jiwa/Km2) dan terendah di Kecamatan Balikpapan Barat (506,10 jiwa/Km2). Hal ini
terkait dengan luas wilayah di Balikpapan Tengah yang

hanya seluas 11,05 Km2

dengan jumlah penduduk menduduki nomor 3 setelah Kecamatan Balikpapan Utara
dan Balikpapan Selatan, serta kondisi geografis Balikpapan Tengah yang berada di
pusat kota yang berdekatan pusat bisnis dan pemerintahan Kota Balikpapan, sehingga
menjadikan wilayah ini paling banyak diminati oleh penduduk kota Balikpapan
mencari tempat tinggal.

3. Sex Ratio Penduduk
Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari
perkembangan ratio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki
dengan penduduk perempuan. Untuk sex ratio penduduk Kota Balikpapan
tahun 2016 adalah 107 (Data Badan Pusat Statistik). Rasio jenis kelamin Kota
Balikpapan menurut Kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3
Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kota Balikpapan
Tahun 2016

Kecamatan
Balikpapan Timur
Balikpapan Selatan
Balikpapan Utara
Balikpapan Barat
Balipapan Tengah
Balikpapan Kota
Balikpapan (Total)

Jenis kelamin
Laki laki
Perempuan
65.062
60.802
71.252
66.745
48.753
45.246
57.064
53.958
46.059
43.153
35.204
32.670
323.394
302.574

Sex Ratio
107
107
108
106
107
108
107

Sumber : Badan Pusat Statistik

Sex ratio penduduk Kota Balikpapan tertinggi di Kecamatan
Balikpapan Utara dan Kecamatan Balikpapan Kota (108), sedangkan sex ratio
di Kecamatan lain tersebar hampir sama atau merata.

6

C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI
Kondisi perekonomian Kota Balikpapan tahun 2016 mengalami penurunan
dibanding tahun 2015. Hal ini disebabkan beberapa komoditas dari sektor
pertambangan sedang mengalami perlambatan/penurunan produksi ditandai dengan
pertumbuhan ekonomi daerah di Kota Balikpapan tahun 2016 mencapai 5,6 persen,
lebih rendah dari tahun 2015 besarnya 4,28 persen.

D. TINGKAT PENDIDIKAN
Peningkatkan sumber daya manusia tidak terlepas dari standar minimal
pendidikan. Di Kota Balikpapan pada tahun 2016 prosentase terbesar dari penduduk
yang tamat pendidikan adalah pendidikan SLTA sebesar 47,21%, sedangkan yang
terendah adalah pendidikan Diploma I/II 0,20%. Data tingkat pendidikan Kota
Balikpapan tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8

%

Perempuan

%

101.069

38.53

96.150

39.20

197.219

38.85

57.553
52.898
134.785
397
9.295
25.518
1.430

21.94
20.17
51.38
1.15
3.54
9.73
0.55

67.313
50.053
104.858
629
10.693
22.281
928

27.44
20.41
42.75
0.26
4.36
9.08
0.38

124.866
102.951
239.643
1.026
19.988
47.799
2.358

24.60
20.28
47.21
0.20
3.94
9.42
0.46



Jenis Pendidikan
Belum Tamat
SD/Sederajat
Tamat SD
SLTP
SLTA
Diploma I /II
Akademi/Diploma III
Diploma IV/S1
S2/S3

Laki-laki



Total
%

Sumber :Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan

E. JUMLAH PENDUDUK MISKIN
Jumlah

Penduduk

Miskin

Kota

Balikpapan

berdasarkan

Laporan

Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2014 - 2016, berjumlah 17.360 jiwa atau
2,74 % dari seluruh penduduk kota, sedangkan data penduduk miskin yang
bersumber dari data BPS yang menjadi dasar penetapan kuota Jamkesmas berjumlah
93.475 jiwa atau 14,93% dari seluruh penduduk kota Balikpapan. Adapun distribusi
penduduk miskin menurut kecamatan tahun 2016 adalah sebagai berikut :

7

Tabel 5
Data Jamkesmas di Kota Balikpapan
Tahun 2016
Data Jamkesmas
No
1
2
3
4
5
6

Kecamatan
Balikpapan Timur
Balikpapan Selatan
Balikpapan Tengah
Balikpapan Utara
Balikpapan Barat
Balikpapan Kota
JUMLAH

APBD

APBN

1.696
2.266
3.118
1.048
1.669
2.064
11.861

Total

11.297
20.782
11.225
21.991
24.673
8.281
98.249

12.993
23.048
14.343
23.039
26.342
10.345
110.110

Persentase
11,80
20,93
13,03
20,92
23,92
9,39

Sumber : Bidang PSDK Dinkes Kota Balikpapan

Proporsi terbesar penduduk miskin penerima bantuan Iuran PBI APBD dan APBN
berada di Kecamatan Balikpapan Barat (23,92%), sedangkan terkecil berada di
Kecamatan Balikpapan Kota (9,39%).

F. SOSIAL BUDAYA
Pertumbuhan kota ini dimulai sejak ditemukan minyak oleh Pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1887 dan berkembang dengan kegiatan perminyakan
yang dilaksanakan Shell dan Caltex sekitar tahun 1950-an.

Pada tahun 1969 – 1970 terjadi eksploitasi sumber daya alam dari sektor

perkayuan serta kegiatan eksplorasi minyak untuk menemukan sumur-sumur baru
yang dilakukan Union Oil, Huffco dan Total Indonesie.
Pada tahun 1982 dilakukan proyek perluasan kilang minyak Balikpapan oleh
perusahaan Bechtel Corporation serta pengembangan Bandara Sepinggan menjadi
Bandara Internasional dan Embarkasi yang yang menyerap banyak tenaga kerja. Hal
tersebut mengundang urbanisasi dan migrasi dari berbagai daerah ke Kota
Balikpapan, sehingga menyebabkan beragamnya suku di Kota Balikpapan dan hampir
seluruh suku yang ada di Indonesia serta warga negara asing karena keberadaan
perusahaan asing di Balikpapan.
Penduduk Kota Balikpapan sebagian besar terdiri dari berbagai etnis dari
berbagai suku yang ada di Indonesia. Dengan beragamnya suku tersebut banyak
berdiri paguyuban kedaerahan yang keberadaannya justru memberikan kontribusi
positif bagi pembangunan daerah di Kota Balikpapan. Termasuk kontribusi dalam
pembangunan bidang kesehatan.

8

BAB III
DERAJAT KESEHATAN

Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana yang dimaksud
dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur
mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi. Kualitas hidup yang
digunakan sebagai indikator adalah angka kelahiran hidup, sedangkan untuk mortalitas adalah
angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1.000 kelahiran
hidup dan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi dan ibu juga merupakan indikator dari tujuan 4 dan 5 Millenium

Development Goal’s tahun 2015 serta SDG’s tahun 2016.
A. ANGKA KEMATIAN
1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Jumlah kematian bayi pada tahun 2016 kota Balikpapan adalah 78 kasus dan

data kematian bayi dari tahun 2014 – 2016 sebagai berikut :

Tabel 6
Angka Kematian Bayi Kota Balikpapan
Tahun 2014 - 2016

Tahun
2014
2015
2016

Sasaran Jumlah
KH
11.335
12.727
12.650

Kematian
Jumlah

Per seribu(o/oo)

123
78
78

11 /1000 KH
6 / 1000 KH
6 / 1000 KH

Sumber : Bidang Binkesmas DKK Balikpapan

Data di atas menunjukkan Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup
sebanding dari sisi jumlah dibandingkan tahun 2016 sebanyak 6 / 1000 KH dan tahun
2015 sebanyak 6 / 1000 KH. Data pada tabel menggambarkan angka kematian per
1.000 KH. Pada jumlah kasus tergambarkan jumlah kasus kematian dari 78 Kasus di
tahun 2015 stabil 78 Kasus di tahun 2016. Keadaan ini disebabkan upaya peningkatan
sarana dan prasarana secara bertahap melalui Sistem Rujukan yang telah dijalankan
termasuk di dalamnya berbagai upaya akselerasi penurunan kematian bayi melalui
upaya promosi preventif hingga kuratif rehabilitatif. Antara lain pembentukan kader

9

KIA posyandu bermitra dengan PKK, pembuatan PERDA Kesehatan Ibu, Bayi Baru
Lahir & Anak (KIBBLA), kewajiban semua ibu hamil dan bayi balita menggunakan
buku KIA, penguatan SDM Puskesmas dengan melakukan In House Training di RS
PONEK, membuat sistem rujukan maternal perinatal, sistem pencatatan dan pelaporan
kematian semakin baik, baik pelaporan dari masyarakat maupun dari rumah sakit sejak
diberlakukannya Sistem Pencatatan dan pelaporan kematian melalui Form Keterangan
Penyebab Kematian (FKPK) dan Sample Registration System (SRS) dari Balitbang
Kemenkes RI.
Selain itu Dinas Kesehatan Kota Balikpapan juga melakukan inovasi sistem
pelaporan yaitu menetapkan petugas pelaporan kasus Kesehatan Ibu Anak di tiap
Rumah Sakit, membuat saluran penerimaan laporan langsung dari masyarakat melalui
HOTLINE 08115306555 dan meningkatkan pelaksanaan dan koordinasi dengan Tim
Audit Maternal Perinatal (AMP).
Oleh karenanya diharapkan pencatatan dan pelaporan kematian khususnya
kematian bayi semakin akurat dan valid di setiap fasilitas layanan kesehatan se-kota
Balikpapan dengan diterapkannya peningkatan Sistem Registrasi Kematian di Kota
Balikpapan.
2. Angka Kematian Balita (AKBA)
Kematian Balita di Kota Balikpapan tahun 2016 sebanyak 94 Balita dengan
penyebab kematian terbesar adalah ISPA. Adapun distribusi data kematian Anak Balita
di kota Balikpapan pada tahun 2014 – 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7
Angka Kematian Balita Kota Balikpapan
Tahun 2014 – 2016
Tahun
2014
2015
2016

Jumlah Sasaran
Balita
67.295
47.706
61.111

Kematian
Jumlah
9
84
94

Per seribu (o/ooo)
12
7
7

Sumber : Bidang Binkesmas DKK Balikpapan

Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian balita 0 – 4 tahun. Kematian
balita di Kota Balikpapan tahun 2016 sebanyak 94 kasus terdiri dari kematian bayi 78
kasus dan kematian anak balita 16 kasus. Berdasarkan per 1.000 Kelahiran Hidup
adalah 7/1.000 KH. Berdasarkan jumlah jiwa, angka kematian Balita meningkat yaitu
dari 84 kasus menjadi 94 kasus bersamaan dengan peningkatan kasus kematian akibat

10

penyakit DBD (dari 7 Kasus kematian karena DBD tahun 2015 meningkat menjadi 15
kasus pada tahun 2016 dengan penyebab kematian penyakit DBD).
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) sangat erat
hubungannya dengan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan
ibu, akses ke sarana persalinan, pembiayaan persalinan serta mutu pelayanan
kesehatan ibu terutama pada saat ibu hamil, bersalin dan masa nifas. Target AKI dalam
RPJMN 2019 adalah 306/100.000 KH dan target penurunan AKI dalam Millenium

Development Goal’s tahun 2016 adalah 102/100.000 KH.

Adapun distribusi kematian ibu tahun 2014 - 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 8
Distribusi Angka Kematian Ibu Kota Balikpapan
Tahun 2014 – 2016

Tahun

Jumlah
Sasaran Bumil

2014
2015
2016

12.467
14.003
13.915

Jumlah Kematian
Per 100
Jumlah
ribu(o/oo.ooo)
14
124/100.000 KH
9
72/100.000 KH
9
72/100.000 KH

Sumber : Bidang Binkesmas DKK Balikpapan

Angka kematian Ibu di Kota Balikpapan tahun 2016 stabil dengan jumlah kasus
9 atau (72/100.000 KH) dengan perhitungan jumlah kelahiran hidup di Kota
Balikpapan 12.550 sehingga didapatkan 9 / 12.550 x 100.000 = 72 dengan pengertian
bahwa dari 100.000 Kelahiran Hidup di Kota Balikpapan terdapat 72 kasus kematian
ibu. Target penurunan AKI secara Nasional yaitu 112/100.000 KH. Dengan demikian
penurunan AKI Kota Balikpapan dari 72/100.000 KH tahun 2015 menjadi 72/100.000
KH tahun 2016 sudah sesuai dengan target nasional.
Penurunan data AKI ini juga ditunjang oleh sistem pencatatan dan pelaporan
kematian Ibu yang semakin baik sebagaimana telah kami sampaikan pada penjelasan
penurunan Angka Kematian Bayi sebelumnya.
Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan AKI di Kota
Balikpapan tahun 2016 adalah dengan telah diterbitkannya Perda KIBLA Nomor 9
Tahun 2015, penguatan penggunaan BUKU KIA, menjalankan kegiatan Audit Maternal
Perinatal, meningkatkan koordinasi Program Maternal Provinsi Kalimantan Timur,
Pembentukan Tim Maternal-Perinatal Kota, penguatan SDM Puskesmas PONED,
meningkatkan program kemitraan dengan Organisasi Profesi, Akademisi Kebidanan,

11

PKK, swasta dan Lintas Sektor terkait, membuka HOTLINE 08115306555 dan juga
melakukan akselerasi kegiatan promosi preventif kesehatan melalui program
kunjungan rumah ibu hamil, ibu nifas dan bantuan biaya Operasional Kesehatan
(BOK) dari Kemenkes RI.
Pencapaian penurunan AKI yang semakin baik ini tetap menjadi tolak ukur

untuk lebih mengoptimalkan kegiatan – kegiatan yang dapat lebih menjadi faktor
turunnya AKI di Kota Balikpapan, salah satunya adalah bahwa saat ini juga SKPD
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dalam proses bekerjasama dengan Tim Konsultan
dari UGM tentang Penyusunan Sistem Informasi Kegiatan Maternal Perinatal agar
diperoleh satu alur rujukan secara on line dalam rangka percepatan penurunan AKI
(on progress) di Kota Balikpapan dan tidak pernah berhentinya tim Pembina dalam
melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan maternal perinatal di Kota
Balikpapan (Dinkes Provinsi Kalimantan Timur dan Tim Pembina dari Adeleide
University Australia).
Angka kematian ibu tahun 2016 sejumlah 9 kasus, terdiri dari 5 kasus penyebab
langsung dan 4 kasus adalah penyebab tidak langsung. Data pada tabel 8
menggambarkan angka per 100.000 KH yaitu 96/100.000 KH terdapat peningkatan
sesuai dengan perhitungan jumlah sasaran ibu hamil. Namun bila di lihat berdasarkan
jumlah jiwa angka kematian ibu pada tahun 2016 adalah 9 jiwa sama dengan tahun
2015 yakni 9 jiwa.

4.

Angka Kematian Umum
Tabel 9
Angka Kematian Umum Kota Balikpapan
Tahun 2014 - 2016
Sumber Pelaporan
No

Tahun

Puskesmas

Jumlah

RS

JML

%

JML

%

JML

%

1

2014

992

77,08

295

22,92

1.287

100

2

2015

934

65,02

678

43,04

1.550

100

3

2016

940

52,48

915

47,51

1.791

100

Sumber : Sub.Bag Perencanaan

Jumlah kematian di Kota Balikpapan yang tercatat pada tahun 2016 mencapai 1.791
kasus kematian, meningkat dibandingkan pada tahun 2015 sebanyak 1.550 kasus
kematian, sedangkan pada tahun 2014 jumlah kematian di kota Balikpapan mencapai

12

1.287 kasus kematian (sesuai berkas/dokumen penyebab kematian dari Puskesmas dan
Rumah Sakit), serta peran seluruh pihak terkait dalam pencatatan dan pelaporan data
kematian semakin meningkat.

5.

Angka Kesakitan Umum
Rekapitulasi data tahun 2016 tentang data penyakit (LB1) di 27 puskesmas
Balikpapan berdasar kasus baru. terhimpun data 10 besar penyakit, dengan urutan
sebagai berikut :
Tabel 10
Data 10 Besar Penyakit di Puskesmas Tahun 2016
Kasus
No

Kode

Jenis Penyakit

Baru
L

1

J00

2

I10

3

K30

4

K04

5

E11

6
7

R.50.9
J02

8

A09

9
10

M79.1
R.51

Nasopharingitis
Akuta (common
cold) ISPA
Hipertensi Primer
Dyspepsia
Peny. Pulpa &
Jaringan Perapikal
Type II : Non Insulin
Dependen DM
Febris
Pharingitis
Diare dan
Gastroenteritis non
spesifik
Myalgia
Cephalgia

Lama

Jml

%

P

L

P

63182

67574

3159

4030

137919

17,35

8611

14611

19552

37720

79633

10,02

8473

16577

1137

3045

29214

3,68

7340

11953

3499

6101

28867

3,63

2405

4469

6738

13699

27040

3,40

12424

10488

607

598

24100

3,03

9886
8881

10178
7955

384
281

506
351

20950
17467

2,64
2,20

4667
3945

9760
8665

783
389

1936
903

17123
13894

2,15
1,75

Sumber : LB.1. Sub.Bag Perencanaan

Sistem Manajemen Informasi Puskesmas dilaksanakan di Puskesmas dengan
pengkodean diagnose penyakit berdasarkan ICD 10. Dengan diberlakukannya
pengkodean ICD 10, penyakit terdiagnosa lebih terinci dan jumlah kasus penyakit
terdistribusi sesuai indikasi medisnya. Pendataan semakin cepat dan tepat dari segi
waktu

diterima oleh Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, karena secara bertahap

diberlakukan pengiriman data secara online terpadu dengan para petugas di loket
pelayanan dan bagian rekam medis. Ke depan dengan telah berlangsungnya pelayanan
kepada pasien dengan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, maka akan di buat
terobosan untuk melakukan bridging entry data dengan sistem informasi puskesmas,
agar entry data hanya dilakukan 1 (satu) kali namun dapat mengakomodir seluruh
item data yang diperlukan. Hal ini dilator belakangi oleh masukan dari para petugas di

13

lini depan pelayanan agar pasien menjadi lebih cepat diberikan pelayanan tanpa harus
berlama-lama menunggu di loket registrasi. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan telah
berkoordinasi dengan pihak BPJS Cabang Kota Balikpapan dan saat ini menunggu
progrees dari BPJS Kota Balikpapan.
Distribusi sepuluh penyakit terbanyak di puskesmas pada tahun 2016 dari 496
jenis diagonsa penyakit terbanyak penyakit Nasopharingitis Akuta (Commond Cold)
/Infeksi Saluran Pernapasan Bagian Atas (ISPA) (17,35) dan Hipertensi Primer
(10,02%).
Pola penyakit ini menggambarkan adanya transisi epidemiologi penyakit,
dimana penyakit degeneratif (tidak menular) menunjukkan peningkatan kasus setiap
tahunnya dibandingkan dengan tahun 2015, sedangkan penyakit menular sudah pada
tahap peningkatan jumlah kasus yang tidak signifikan. Dan ini berkaitan dengan pola
gaya hidup masyarakat yang berisiko terhadap penyakit - penyakit degeneratif (tidak
menular).

14

BAB IV
UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Balikpapan secara umum dikatakan sudah
cukup

merata,

seperti

Rumah

Sakit

dan

Puskesmas

Adapun

penduduk

yang

memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Kunjungan Puskesmas
Jumlah Puskesmas yang ada di kota Balikpapan sebanyak 27 Puskesmas dan 14
Puskemas Pembantu. Jumlah kunjungan penduduk yang memanfaatkan Puskesmas
dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 129,41%
dari jumlah penduduk kota Balikpapan (BPS).

Tabel 11
Distribusi Kunjungan Pasien ke Puskesmas
Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6

JUMLAH PASIEN

Puskesmas
Kec.Balikpapan Timur
Kec.Balikpapan Selatan
Kec.Balikpapan Tengah
Kec.Balikpapan Utara
Kec.Balikpapan Barat
Kec.Balikpapan Kota
Kota Balikpapan

L
46.703
47.474
56.560
70.071
66.170
60.167
347.145

P
65.409
57.277
75.845
90.782
94.999
78.623
462.935

L+P
112.112
104.751
132.405
160.853
161.169
138.790
810.080

%
17,91
16,73
21,15
25,70
25,75
22,07

Sumber : Sub.Bag Perencanaan

Proporsi kunjungan pasien yang datang ke puskesmas pada tahun 2016 per
kecamatan, terbanyak terdapat di Kecamatan Balikpapan Barat (25.75 %), dan
terkecil di Kecamatan Balikpapan Selatan (16.73 %).

Distribusi pemanfaatan pelayanan di puskesmas dari tahun 2014 - 2016 adalah
sebagai berikut :

15

Tabel 12
Penduduk Memanfaatkan Pelayanan Puskesmas
Tahun 2014 - 2016
Kunjungan Pasien

Tahun

Jumlah
Penduduk

Jumlah

2014

633.222

608.684

96,12

2015

615.574

717.052

116,48

2016

625.968

810.080

129,41

%

Sumber : Sub.Bag Perencanaan

B.

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Jumlah rumah sakit baik milik pemerintah dan swasta di Kota Balikpapan
sebanyak 9 rumah sakit umum dan 5 rumah sakit khusus, dengan rincian :
I.

9 Rumah Sakit Umum (Milik Pemerintah maupun Swasta)
1. RSUD Kanujoso Djatiwibowo (Kepemilikan Provinsi)
2. RS Siloam
3. RS Restu Ibu
4. RS Bhayangkara
5. RST R.Hardjanto
6. RS Pertamina Balikpapan
7. RS AURI
8. RS Balikpapan Baru
9. RSUD Kota Balikpapan

II.

5 Rumah Sakit Khusus (Milik Pemerintah maupun Swasta)
1. RS Bersalin Permata Hati
2. RS Bersalin Sayang Ibu (Milik Pemkot Balikpapan)
3. RS Bersalin Kasih Bunda
4. RSIA Asih
5. RS. SMEC (mata)

16

Adapun pemanfaatan pelayanan rumah sakit dari tahun 2015 adalah sebagai
berikut:
Tabel 13
Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit
Tahun 2014 - 2016
Jumlah

Jumlah Kunjungan

Tahun

Penduduk

R.Jalan

R.Inap

Total

%

2014

633.222

706.638

81.368

788.006

124,44

2015

615.574

696.366

87.338

783.704

127,31

2016

625.968

716.908

93.796

810.704

129,51

Sumber : Sub.Bag Perencanaan

Tabel diatas menggambarkan bahwa persentase penduduk yang memanfaatkan
pelayanan di rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat inap pada tahun 2016
mencapai 129,51% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 (127,31%).
Peran serta masyarakat yang semakin meningkat dalam ke ikut sertaan JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional)

C.

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
1. Penyakit Demam Berdarah Dengue (P2 DBD)
Penyakit Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan oleh vektor utama nyamuk Aedes aegpty. Penanganan DBD di perlukan
dukungan dan komitmen yang berkesinambungan dari masyarakat, lintas sektor
dan stake holder. Kegiatan Penggulangan penyakit Demam Berdarah (DBD) lebih
ditekankan pada kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD dengan 3 M
plus (menguras, menutup dan mengubur) tempat penampungan Air untuk
keperluan se hari-hari dan penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari
serta tempat penampungan alamiah yang dapat menyebabkan berkembang
biaknya nyamuk Aedes aegpty plus penaburan larvasida (larvasidasi) dan ikanisasi.
Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Balikpapan pada tahun 2016
mengalami peningkatan jumlah kasus yang cukup signifikan hal ini diperlukan kerja
keras dan kepedulian semua pihak baik semua SKPD dan elemen masyarakat untuk
mencegah dan mengendalikan Penyakit Demam Berdarah Dengue.

17

Grafik 1
Insiden Rate penyakit DBD ini dapat di lihat dari tabel- tabel berikut ini :

Tabel 14
Insiden Rate Penyakit DBD Tahun 2014 – 2016
Tahun

Kasus

2014
2015
2016

2.176
2.145
2.508

IR Per 100.000
343,64
348,46
382,30

Sumber : Bidang P2PL DKK Balikpapan

Insiden Rate kasus DBD kota Balikpapan pada tahun 2016 mengalami
peningkatan (382,30 per 100.000) dibandingkan pada tahun 2015 (348,46 per
100.000).
Namun dibandingkan standart nasional Insiden Rate-nya (55/100.000
penduduk) kasus DBD di Kota Balikpapan masih sangat tinggi. Dan Case Fatality Rate
(CFR) Penyakit DBD di Kota Balikpapan tahun 2016 mengalami penurunan
dibandingkan pada tahun 2015, telah dilakukan berbagai upaya untuk menekan
jumlah angka kesakitan dan angka kematian akibat DBD namun belum membuahkan
hasil yang optimal, hal ini diperlukan diperlukan kewaspadaan dan kerjasama seluruh
sektor terkait dan elemen masyarakat agar terus menerus melakukan Gerakan Serentak
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD dengan menerapkan suatu inovasi yang
tepat berdasarkan masalah yang dihadapi yaitu kestabilan Angka Bebas Jentik (ABJ)
untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD.

18

Adapun distribusi CFR DBD di kota Balikpapan adalah sebagai berikut :
Tabel 15
CFR DBD Tahun 2014 - 2016
Jumlah
Tahun

CFR %

Kasus

Kematian

2014

2.176

14

0,64

2015

2.145

25

1,17

2016

2.508

26

1,04

Sumber : Bidang P2PL DKK Balikpapan

Pada tahun 2016, jumlah kematian sebanyak 26 orang dengan angka kematian
(CFR) 1,04%. Apabila dibandingkan dengan standart nasional dimana Case Fatality
Rate (CFR) 1%, maka CFR kota Balikpapan telah terjadi peningkatan dan berada di
atas target Nasional dikarenakan kasus masih tinggi dimana sebagian besar kematian
diakibatkan keterlambatan dalam membawa pasien ke sarana kesehatan rujukan, hal
tersebut ada kemungkinan disebabkan proses rujukan yang dilakukan harus mengikuti
prosedur sehingga sering terjadi keterlambatan dalam tatalaksana penderita, juga
karena kepedulian orangtua yang masih kurang dalam mewaspadai bahaya DBD pada
anaknya.
Berdasarkan hal tersebut Dinas kesehatan Kota Balikpapan telah melakukan
tindakan Audit kematian dan menerapkan INOVASI Sistem Prosedur (SISDUR)
pelayanan kasus DBD dan menerapkan inovasi System Prosedur (Sisdur) Pelayanan
Kasus DBD dengan tujuan untuk mengetahui kronologis perjalanan penyakit dan
mengidentifikasi tingkat keparahan penderita dengan diberikan status warna serta
mengevaluasinya. Disamping hal tersebut Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dalam
menstabilkan Angka Bebas Jentik (ABJ) juga berinovasi menerapkan Program 1 Rumah
1 Pengawas Jentik dari anggota keluarga masing-masing dan pengguna OVITRAP pada
setiap penampungan air.
2. Penyakit Tuberkulosis Paru (P2 TB Paru)






Penyakit TB paru di Kota Balikpapan masih menjadi masalah kesehatan karena:
Penemuan penderita TB dengan BTA (+) masih rendah
Prosentase penularan tertinggi pada kelompok produktif
Menyerang pada semua kelompok umur

19



Sesuai data 50% Rumah Sakit di Kota Balikpapan yang telah menerapkan
Standar WHO yaitu strategi DOTS dan tidak melaporkan kegiatan layanan





maupun pengobatan pasien TB menyebabkan Under Reporting
Ditemukan kasus TB MDR
Adanya kasus TB-HIV
Pencapaian program penanggulangan TB Paru di Balikpapan tahun 2016

menunjukkan peningkatan walaupun pencapaiannya belum sesuai harapan dan
masih memerlukan upaya bersama semua pihak yang terkait untuk meningkatkan
cakupan penemuan kasus.
Adapun gambaran hasil program penanggulangan TB Paru pada tabel dibawah
ini:
Tabel 16
Pencapaian Penanggulangan Penyakit TB Paru
Tahun 2014 – 2016
TAHUN
NO

INDIKATOR
2014

2015

2016

1

Target
penderita

suspek

1.326

1.200

1.250

2

Jumlah suspek yang
didapat

5.154

5.274

5.871

3

Angka
konversi
(%) kohort

89,9

91,3

94,32

4

Angka kesembuhan
(%) kohort

88,3

91,9

89,24

5
6

Cross Check
Angka deteksi kasus

0
32,73

0
34,08

0
36,64

Sumber : Bidang P2PL DKK Balikpapan

Jumlah puskesmas dengan program DOTS pada tahun 2016 sebesar 100% (27
puskesmas) dan sedangkan pelaksanaan pengendalian Program TB di Rumah Sakit
yang sesuai dengan strategi DOTS sebanyak 50 % ( 5 Rumah Sakit ).
Angka konversi pada tahun 2016 mencapai 94,32% telah terjadi peningkatan
bila dibandingkan tahun 2015 (91,3%) sudah melebihi target nasional (80%).
Demikian juga dengan capaian angka kesembuhan telah mencapai 89,24% pada
tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 disebabkan banyaknya
kasus pindahan yang tidak dilaporkan hasil pengobatannya oleh dokter yang

20

menerima pasien pindahan di Kota Balikpapan, namun sudah melebihi target nasional
(85%).
Fokus utama strategi DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien,
dimana prioritas diberikan kepada pasien TB menular untuk memutuskan mata rantai
penularan TB dan dengan demikian menurunkan insidisens TB di masyarakat,
disamping dapat mencegah terjadinya penularan, juga dapat mencegah terjadinya
kasus MDR-TB (Multi Drugs Resistent). Adanya fasilitas layanan kesehatan seperti
Rumah Sakit dan Dokter Praktek Swasta yang mengobati atau menangani pasien TB
tidak sesuai standart (Strategi DOTS), maka disamping banyak kasus TB yang tidak
terlaporkan, kemungkinan besar juga akan ditemukannya kasus TB dengan MDR
semakin meningkat.
Sebagai upaya penemuan kasus TB, dilakukan pemeriksaan kontak serumah
pasien TB anak, bertujuan mencari sumber penularan penderita dengan BTA+. Selain
hal tersebut, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan melakukan skrining TB pada warga
binaan Lapas dan Rutan, disamping juga menjalin kerjasama dengan PPT untuk
melakukan Active Case Finding.
3. Penyakit Kusta (P2 Kusta)
Pencapaian program pengendalian penyakit kusta di Kota Balikpapan
mengalami fluktuasi, hal ini disebabkan oleh karena Kota Balikpapan sebagai kota
terbuka, sehingga kemungkinan adanya pendatang yang masuk ke Balikpapan dari
daerah kusta.
Tabel 17
Pencapaian Penanggulangan Penyakit Kusta
Tahun 2014 – 2016
NO

INDIKATOR

TAHUN
2014

2015

2016

1

Jumlah penderita

24

24

28

2

Target prevalensi

1/10.000

1/10.000

1/10.000

3

Prevalensi

0,36/10.000

0,36/10.000

0,49/10.000

4
5

Penderita 90 %

90%

≥90%

7

RFT Rate

(belum ada)

86%

(belum ada)

8

Target Cacat Tk II