Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1.

Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan
oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Perkembangan
perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai
kebutuhan utama setiap perusahaan. Semakin berkembangnya pasar modal
menyebabkan semakin besarnya kebutuhan akan transparansi. Di dalam dunia
akuntansi, transparansi dapat dimaksudkan dengan seberapa jauh pembaca
laporan keuangan atau pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap
laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui dan menggali kandungan
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Pada umumnya laporan
keuangan terdiri atas lima elemen utama, yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas daan catatan atas laporan keuangan. Tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi(IAI, 2001: 3, PSAK No.IParagraf 7).
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraph 2542 (IAI, 2001: 7-11) menyatakan bahwa karakteristik kualitatif merupakan ciri
khas yang membuat informasi laporan keangan berguna bagi para pemakai.

Universitas Sumatera Utara

Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yang disebutkan, antara lain :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dipahami oleh pemakai.Guna mencapai maksud ini, diasumsikan
pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan
bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Informasi disebut relevan ketika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai.Agar relevan, informasi harus dapat digunakan untuk mengevaluasi
masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang (predictive value),
menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya
(feedbackvalue), juga harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan

sebelummereka kehilangan kesempatan atau untuk mempengaruhi keputusan
yang diambil (timeliness).
3. Keandalan
Informasi disebut andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang
tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau
yang dapat disajikan secara wajar.
4. Dapat dibandingkan
Identifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan laporan
keuangan perusahaan antar periode hendaknya dapat diperbandingkan oleh
pemakai.Dengan demikian pemakai dapat memperoleh informasi tentang
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan
perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.Ketaatan pada standar
akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang
digunakan oleh perusahaan, membantu pencapaian karakteristik ini.
2.1.2.
Auditing

Pengertian Auditing
menurut


“pengumpulan serta
menentukan

Arens,

dkk

pengevaluasian

(2008

:

bukti-bukti

4)

didefinisikan
atas


informasi

sebagai
untuk

dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan

kriteria-kriteria yangtelah ditetapkan”.Sedangkan menurut Boynton, Johnson, dan
Kell (2003: 5) audit adalah:Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa
ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi

Universitas Sumatera Utara

tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian
hasil-hasilnya terhadap pihak yang berkepentingan.
Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah suatu proses sistematis untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataanpernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan.
Menurut Mulyadi (2002:9), terdapat unsur-unsur penting yang dapat diuraikan
dari definisi pemeriksaan akuntansi (Audit) secara umum. Unsur-unsur tersebut
sebagai berikut:
1. Suatu proses sistematik
Pemeriksaan akuntansi merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu
rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka, dan terorganisasi.
2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari
pernyataan yang dibuat oleh individu atas badan usaha serta untuk
mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terahadap bukti-bukti
tersebut.
3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kebijakan ekonomi
Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi
di sini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses
pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang
dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu
pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan yang umumnya terdiri dari
empat laporan pokok ; neraca, laporan rugi/laba, laporan arus kas, dan laporan

perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan dapat pula berupa laporan
biaya pusat pertanggung jawaban tertentu dalam perusahaan.
4. Menetapkan tingkat kesesuaian
Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil
pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan dekat tidaknya
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
5. Kriteria yang telah ditetapkan
Patokan atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai kesesuaian
informasi yang dapat berupa peraturan yang ditetapkan oleh manajemen dan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
6. Penyampaian hasil pemeriksaan
Penyampaian hasil pemeriksaan akuntan (auditing) sering disebut dengan
pengesahan (Attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis
dalam bentuk laporan akuntan (audit report). Pengesahan dalam bentuk
laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan
masyarakat atas laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

7. Pemakai yang berkepentingan

Dalam dunia usaha pemakai yang berkepentingan terhadap laporan akuntansi
adalah pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi
buruh, dan inspeksi pajak. Pada dasarnya auditing bersifat menentukan
apakah informasi-informasi yang tercatat telah mencerminkan dengan benar
kejadian-kejadian ekonomi yang muncul selama periode akuntansi.

2.1.3.

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay

2.1.3.1.

Laporan Laba/rugi

Informasi tentang laba perusahaandapat digunakan sebagai :
a. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam
perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian.
b. Sebagai pengukur prestasi manajemen.
c. Sebagai dasar penentuan besarnya penggunaan pajak.
d. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.

e. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus
f. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
g. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran
h. Sebagai dasar pembagian dividen. (Anis Chariri dan Imam Ghozali, 2001
dalam Andi, 2011: 117).
Menurut Carslow (1991 dalam Andi, 2011: 156), ada dua alasan
mengapa perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit
delayyang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin
menunda bad news sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk
menjadwal ulang penugasan audit. Kedua, auditor akan lebih berhati-hati
selama proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan
karena kegagalan keuangan perusahaan dan kecurangan manajemen. Jadi
apabila suatu operasi perusahaan memperoleh laba maka audit delaynya
semakin pendek.

2.1.3.2.

Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Menurut SK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari

1997

sebagaimana

telah

diubah

dengan

SK.

Menkeu

No.

470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Haryono Jusup, 2001:
19), Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari
Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalakan


Universitas Sumatera Utara

pekerjaannya. Struktur Kantor Akuntan Publik, mengingat pekerjaan audit
atas laporan keuangan menuntut tanggungjawab yang besar, maka pekerjaan
profesional kantor akuntan publik menuntut indenpendensi dan kompetensi
yang tinggi pula. Indenpendensi memungkinkan auditor untuk menarik
kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya.
Kompentensi memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara efisien
dan efektif. Adanya kepercayaan atas indenpendensi dan kompentensi
auditor, menyebabkan pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yang
dibuat auditor. Oleh karena kantor akuntan publik demikian banyak
jumlahnya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai laporan untuk menilai
independensi dan kompentensi masing-masing kantor akuntan publik. Oleh
karena itu struktur kantor akuntan publik akan sangat berpengaruh terhadap
hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya (Haryono Jusup, 2001 dalam
Ani Yulianti, 2011: 18).
Bentuk usaha Kantor Akuntan Publik yang dikenal menurut hukum
Indonesia ada dua macam yaitu (Haryono Jusup, 2001 dalam Ani Yulianti,
2011: 18) :
a. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Sendiri. Kantor Akuntan

publik bentuk ini menggunakan nama akuntan publik yang bersangutan.
b. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Kerja sama. Kantor Akuntan
Publik bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama
akuntan publik yang menjadi rekan/partner dalam Kantor Akuntan Publik
yang bersangkutan.
Auditor Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah kelompok empat
firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani
mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan

Universitas Sumatera Utara

tertutup.
Adapun kategori the big four di Indonesia yaitu: (Wikipedia.org : 2013)
a. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan KAP
Tanudiredja, Wibisana, & Rekan
b. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan
KAP Siddharta& Widjaja.
c. KAP Ernest & Young (E & Y), bekerjasama dengan KAP Purwantono,
Suherman, & Surja.
d. KAP Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP
Osman Bing Satrio &Eny.
Menurut Supriyati Yuliastri Rolinda (2007: 114) Kantor Akuntan Publik
internasional atau yang di kenal dengan The Big Four dianggap dapat
melaksanakan auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih
tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan
Publik yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan
pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik
lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan
Publik besar untuk mempertahankan reputasinya, karena jika tidak
menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang
mereka akan kehilangan kliennya.
Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat
membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu.
Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat

Universitas Sumatera Utara

meningkatkan reputasi kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan
klien untuk memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang.
Dengan demikian besar kecilnya Ukuran Kantor Akuntan Publik
kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan
keuangan (Ani Yulianti, 2011: 20).
2.1.3.3.

Opini Auditor

Menurut IAI (2001: 1) dalam laporan Auditor Atas laporan Keuangan
Auditan seksi 508 paragraf 4Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan
pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu asersi4,
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dikemukakan. Dalam hal
nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Ada 5 tipe opini auditor (Arens dkk, 2003:70), yaitu:
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara
wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia. Laporan audit dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor dalam kondisi:
1. Semua laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, laporan laba
ditahan, dan laporan arus kas) telah lengkap,
2. Semua aspek dari ketiga stándar umum SPAP telah dipatuhi dalam
penugasan audit tersebut,
3. Bukti audit yang cukup telah terkumpul dan auditor telah
melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga membuatnya
mampu menyimpulkan bahwa ketiga stándar pekerjaan lapangan
telah dipatuhi,
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum. Hal tersebut berarti pula bahwa pengungkapan
informatif yang cukup telah tercantum dalam catatan atas laporan
keuangan serta bagian-bagian lainya dari laporan keuangan tersebut.
5. Tidak ada situasi yang membuat auditor untuk merasa perlu
menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi
kalimat dalam laporan audit.
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan
(Unqualified Opinion with Explanations Language)
Pada situasi tertentu, auditor dapat menambahkan bahasa penjelasan
pada pendapat wajar tanpa pengecualian pada laporan auditnya.Tujuan
dari bahasa penjelasan adalah untuk memberi tahu pemakai laporan

Universitas Sumatera Utara

tentang satu atau lebih fakta material berkenaan dengan laporan
keuangan yangtelah diaudit.Penyebab-penyebab utama ditambahkannya
suatu bahasa penjelasan pada laporan audit. Bentuk baku adalah :
1. Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum,
2. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup suatu perusahaan (going
concern),
3. Penekanan pada suatu hal oleh auditor,
4. Pendapat berdasarkan sebagian dari auditor lain dimana tidak ada
pembatasan ruang lingkup dan ketidaksesuaian dengan prinsip
akuntansi berlaku umum.
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip akuntansi berlaku umum, kecuali untuk hal-hal tertentu yang
telah diuraikan dalam laporan. Pendapat wajar dengan pengecualian
dinyatakan pada situasi:
1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap ruang lingkup audit,
2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
prinsip akuntansi berterima umum, yang berdampak material, dan ia
berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.Auditor menyatakan pendapat ini jika dia yakin
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan dapat menyesatkan.
e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
menyatakan bahwa auditor tidak dapat menyatakan pendapat atas
laporan keuangan secara keseluruhan.Pendapat ini juga diberikan apabila
auditor dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan
klien.
Pernyataan Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Dewi Lestari (2010: 28),
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara opini auditor dengan
audit delay. Perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat wajar tanpa
pengecualian akan menunjukkan audit delay lebih panjang dibanding
perusahaan yang menerima opini wajar tanpapengecualian. Hal ini terjadi
karena proses pemberian pendapat selain wajar tanpa pengecualian

Universitas Sumatera Utara

melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang
lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Selain itu,
perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian dianggap
sebagai bad news sehingga penyampaian laporan auditakan diperlambat.
2.1.3.4. Ukuran Perusahaan
Perusahaan besar lebih konsisten untuk tepatwaktu dibandingkan
perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya.Pengaruh
ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan makasemakin
pendek audit delay dan sebaliknya. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2004:13) menyatakan bahwa Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan.
Perusahaan besar diduga akan menyelesaikanproses auditnya lebih
cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan olehbeberapa
faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung
diberikaninsentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaanperusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan
terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan (Dyer dan Mc
Hugh, 1975dalam Andi, 2011: 156).

Universitas Sumatera Utara

2.1.3.5 Solvabilitas
Solvabilitas seringkali disebut leverage ratio. Leverage ratiomengukur
tingkat aktiva perusahaan yangtelah dibiayai oleh penggunaan hutang.
Dengan demikian solvabilitas merupakankemampuan suatu perusahaan
untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangkapendek maupun
jangka

panjang.Tingginya

rasio

debt

to

equity

mencerminkan

tingginyaresiko keuangan perusahaan.Tingginya resiko ini menunjukkan
adanya kemungkinanbahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi
kewajiban atau hutangnya baik berupapokok maupun bunga.Resiko
perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaanmengalami
kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang
akanmempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak
manajemen cenderungmenunda penyampaian laporan keuangan berisi berita
buruk (Weston dan Copeland,1995 dalam Andi, 2011: 157)
Menurut Moeljadi (2006:51), mendefininisikan tentang solvabilitas,
yaitu: solvabilitas merupakan salah satu rasio keuangan perusahaan dalam
mengukur

kemampuan

perusahaan

untuk

membayar

total

hutangnya.Menurut Bambang Riyanto (2001:32), mendefinisikan tentang
solvabilitas, yaitu: “solvabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiaban finansialnya apabila
sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan.
Berdasarkan definisi diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
solvabilitas adalah ukuran seberapa besar kemampuan/daya ungkit

Universitas Sumatera Utara

perusahaan untuk membayar semua kewajibannya pada saat keadaan
operasi atau akan dilikuidasikan.Jumingan (2006:122), menyatakan bahwa
tingkat solvabiltas (solvency level) dapat diukur dengan rasio total hutang
dengan modal sendiri (Debt to Equity Ratio), yaitu: “Debt to Equity Ratio
yaitu rasio solvabilitas yang bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah
total hutang yang dijamin dengan modal sendiri”.
Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung sebagai berikut :
DER = Total Hutang x 100%
Modal Sendiri

Oleh karena penjelasan diatas, maka penulis memilih rumus DER atau
sering disebut dengan Debt to Equity Ratio sebagai alat ukur solvabilitas.
Hal ini dikarenakan DER membandingkan seberapa besar total hutangnya
yang akan dijamin oleh modal sendiri.
2.1.3.6. Profitabilitas
Profitabilitas.Tingkat profitabilitas diperkirakanmempengaruhi audit
delay dan timeliness. Ketepatanwaktu dan keterlambatan pengumuman
labatahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan.Jika pengumuman laba
berisi berita baik makapihak manajemen akan cenderung melaporkantepat
waktu dan jika pengumuman laba berisiberita buruk, maka pihak
manajemen cenderungmelaporkan tidak tepat waktu. Perusahaan yang
memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam
pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk
menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Mereka juga

Universitas Sumatera Utara

memberikan alasan bahwa auditor yang menghadapi perusahaan yang
mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung lebih berhati-hati
dalam melakukan proses pengauditan (Givoly & Palmon, 1982 dalam
Sistya, 2008: 3).
Menurut Munawir (2004 : 16), “profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”.
Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila
tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan
kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur
dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah
perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti jumlah
aktiva perusahaan maupun penjualan investasi, sehingga dapat diketahui
efektifitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan.
Adapun salah satu rasio profitabilitas yang akan diteliti Return On
Asset (ROA) Menurut Kasmir (2008), “rasio profitabilitas adalah rasio
yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva
dan utang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektifitas manajemen suatu perusahaan. Berikut ini salah satu rasio
profitabilitas yaitu :

ROA

=

Laba Bersih x 100%
Total Aktiva

Universitas Sumatera Utara

2.1.3.7. Internal Auditor
Internal auditor merupakan suatu fungsi penilai independen yang
menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian akan
kontrol, kinerja, resiko dan tata kelola (governance) perusahaan publik
maupun privat untuk menyajikan pencapaian tujuanlangsung organisasi.
Tugas internal auditor langsung berkaitan dengan pencegahan tindakan
kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas
yang ditelaah, independen terhadap terhadap aktivitas yang diaudit tetapi
internal audit siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari
semua lingkungan manajemenSalah satu tugas fungsi internal auditor dalam
suatu perusahaan adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi kecukupan
struktur pengendalian internal perusahaan secara periodik dan membuat
rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Dalam proses
pengauditan laporan keuangan tahunan oleh akuntan publik, auditor intern
akan sangat dibutuhkan dalam hal melakukan penilaian kualitas struktur
pengendalian internal yang terkait dengan lingkup proses pelaksanaan audit.
Perusahaan yang

memiliki pengendalian internal yang kuat

maka

memerlukan waktu relatif singkat bagi auditor dalam melaksanakan
pengujian ketaatan dan pengujian substantif, sehingga mempercepat proses
pengauditan laporan keuangan (Audit Delay) dan meminimalisasi penundaan
pengumuman laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik (Carslaw &
Kaplan, 1991 dalam Sistya, 2008: 3).

Universitas Sumatera Utara

Sawyer (2005:32) menyebutkan bahwa internal auditor harus melakukan
fungsi internal audit bagi manajemen sebagai berikut :
1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh
2.
3.
4.
5.
6.
7.

manajemen puncak.
Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko.
Memvalidasi laporan ke manajer senior.
Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.
Membantu proses pengambilan keputusan.
Menganalisis masa depan- bukan hanya untuk masa lalu.
Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.

2.1.3.8.

Revenue

Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas
barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam
sebuah perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan majumundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha
semaksimal

mungkin

diharapkannya.perusahaan

untuk
keuangan

memperoleh
dengan

pendapatan

total

revenue

yang
kategori

tinggimemiliki audit delay paling cepat dibandingkan dengan perusahaanperusahaan keuangan dengan total revenue rendah (Prabandari, 2007 dalam
Dewi Lestari, 2010: 79).
Pengertian Revenue (pendapatan) menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2002;23.2), adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Sedangkan pendapatan menurut Kusnadi (2000 : 9). Pendapatan adalah
suatu penambahan aktiva (harta) yang mengakibatkan bertambahnya modal

Universitas Sumatera Utara

tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang
melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain, karena
pendapatan ini dapat dikatakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas
jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain. Jenis-jenis pendapatan
adalah sebagai berikut :
1.

Pendapatan Operasi
Pendapatan operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu :
a.

Penjualan Kotor

Penjualan kotor adalah penjualan sebagaimana tercantum dalam faktur
atau jumlah awal pembebanan sebelum dikurangi penjualan return dan
potongan penjualan.
b.

Penjualan Bersih

Penjualan bersih adalah penjualan yang diperoleh dari penjualan kotor
dikurangi return penjualan ditambah dengan potongan penjualan lainlain.
2.

Pendapatan non Operasi
Pendapatan non operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu :
a. Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diterima perusahaan karena
telah meminjamkan uangnya kepada pihak lain.
b. Pendapatan sewa
Pendapatan sewa adalah pendapatan yang diterima perusahaan karena
telah menyewakan aktivanya untuk perusahaan lain.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3.9.

Kompleksitas Operasi Perusahaan

Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik
perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit dan
akuntansi. Tingkat

kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang

bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta
diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi
waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya
(Wulan, 2013 : 6).
2.1.4.

Audit delay

Menurut Rachmawati ( 2005: 5 ), audit delay adalah rentang waktu
penyelesaian

pelaksanaan

audit

laporan

keuangan

tahunan

diukur

berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan
auditor independen atas audit laporan keuangan tahun perusahaan, sejak
tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal
yang tertera pada laporan auditor independen, sedangkan menurut Raja
Ahmad dan Kamarudin ( 2000: 6 ), audit delay adalah jumlah hari antara
tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan audit.
Lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal
penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit
disebut audit report lag atau audit delay. Menurut Dyer & McHugh ( 1975 :
206 ) dalam Lidya dan Rangga ( 2012: 4 ), “Auditors’ report lag is the open
intervalof number of days from the year end to the date recorded as the

Universitas Sumatera Utara

opinion signature date in the auditors’ report”.
Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Andi (2011: 154), dalam
artikelnya berjudulAn Examination of Audit Delay:Further Evidence from
New Zealandmenyatakan factor yang mempengaruhi audit delay antara
lain: ukuran perusahaan dan perusahaan melaporkan kerugian. Menurut
Aston dan Elliot (1987) dalam Andi (2011: 154),dalam artikelnya
berjudulAn Empirical Analysis of Audit Delaymenyatakan faktor yang
mempengaruhi audit delay antara lain: Jenis industri, status perusahaan
public atau non public, bulan penutupan tahun buku, kualitas system
pengendalian internal, kompleksitas laporan keuangan dan EDP.Monirul
dan Peter (1998: 16),dalam artikelnya berjudul An Examination of Audit
Delay: Evidence from Pakistanmenyatakan faktor yang mempengaruhi
audit delay antara lain:kantor cabang perusahaan multinasional dan auditor.
2.2.

Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian – penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan

dengan audit delay menunjukkan hasil yang berbeda. Menurut Monirul dan Peter
(1998) dalam penelitiannya berjudulAn Examination of Audit Delay: Evidence
from Pakistan, meneliti hubungan antara audit delay dengan beberapa
karakteristik perusahaan di Negara berkembang seperti Pakistan. Variabel
independen yang digunakan adalah Audit Delay sedangkan variabel dependen
yaitu Ukuran Perusahaan, DER, Profitabilitas, Kantor Cabang, Ukuran KAP,
biaya Audit dan Penjualan. Indikator penelitian ini adalah :Ukuran Perusahaan =
(Log) Asset ; DER = Long Term Debt/Equty;

Universitas Sumatera Utara

Profitabilitas = Jika laba bersih, maka nilai satu (1) atau rugi, maka nila nol (0);
Kantor Cabang = cabang yang kepemilikan sahamnya 51% dari induk;
Ukuran KAP = International Auditor (1) atau Non-internatioanl Auditor (0);
Biaya Audit = Total Audit Fee; Penjualan = Total Sales. Teknik analisis yang di
gunakan Regresi linier berganda.Dari hasil penelitian diperoleh audit delay hanya
dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah kantor cabang. Namun enam atribut
lainnya salah satunya adalah ukuran KAP tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap audit delay.
Elen dan Anggraeni (2012) dalam penelitiannya tentangPengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit
Delay) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
meneliti beberapa karekteristik perusahaan antara lain laba rugi perusahaan dan
ukuran KAP. Variabel independen yang digunakan adalah Audit Delay sedangkan
variabel dependen yaitu ukuran perusahaan, solvabilitas, laba rugi perusahaan,
dan ukuran KAP. Indikator penelitian ini adalah : Ukuran Perusahaan = Total
asset; Tingkat solvabilitas = Total kewajiban dibagi total asset; Laba rugi = Total
laba (1) atau Total rugi (0); ukuran KAP = Kelompok Big Four (1) atau Non-Big
Four (0).Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda.Secara parsial
menunjukkan bahwa variabel independen berupa ukuran perusahaan, solvabilitas,
laba/rugi perusahaan, ukuran KAP, berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Hasil penelitian Sistya (2009) tentangPengaruh Faktor Internal dan
Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timelines (studi empiris pada
Jakarta Stok Exchange). Variabel independen yang digunakan adala Audit Delay

Universitas Sumatera Utara

sedangkan variabel dependen yaitu Profitability, Internal auditor, Solvability,
ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik. Indikator penelitian ini adalah :
Provitability = Laba bersih/Total asset; Internal auditor = memiliki internal
auditor (1) atau tidak memiliki internal auditor (0); Solvability = Debt/ Total
asset; Ukuran akuntan publik = Kelompok Big Four (1) atau Non-Big Four (0);
).Teknik analisis yang di gunakanRegresi linier berganda. Dari penelitian tersebut
dapat membantu profesi akuntan publik dalam upaya meningkatkan efisiensi dan
efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang
menyebabkan terjadinya Audit Delay dan Timelines.
Rangga dan Lidia (2012) meneliti Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap audit delay (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
bursa efek indonesia tahun 2008). Variabel independen yang digunakan adala
Audit Delay sedangkan variabel dependen yaitu Besarnya aset, TDTA, ROA,
Opini auditor, ukuran KAP.Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran KAP
yang mengaudit perusahaan dan opini Auditor secara parsial tidak berpengaruh
terhadap audit delay. Indikator penelitian ini adalah : Besarnya asset = total aset;
TDTA = Debt/Total asset; Opini auditor = unqualified opinion (1) atau qualified
opinion (0); Ukuran KAP = kelompok Big Four (1) atau Non-Big Four (0).
Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda.Dari penelitian tersebut
Secara simultan Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Opini Auditor,
dan Ukuran KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay.
Secara parsial Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Opini Auditor, dan
Ukuran KAP tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay.

Universitas Sumatera Utara

Andi (2011) juga telah meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi audit
delay Pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen
yang digunakan adalah Audit Delay sedangkan variabel dependen yaitu Ukuran
perusahaan = Total asset; Operasi kerugian dan keuntungan = Total laba (1) atau
total rugi (0); Solvabilitas = Total deb/Total asset; Profitabilitas = Laba
bersih/Total asset; Opini auditor = Unqualified opinion (1) atau qualified opinion
(0); Reputasi auditor = Kelompok Big Four (1) atau Non-Big Four (0) Hasil
penelitian menunjukkan bahwa total aset, dan solvabilitas berpengaruh signifikan
terhadap audit delay.Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda. Di
sisi lain, operasi kerugian dan keuntungan, profitabilitas, opini auditor, dan
reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay
Ikhtisar hasil penelitian–penelitian terdahulu tersebut tercantum

dalam

tabel 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1.
Tinjuan Penelitian Terdahulu
No
1

Peneliti/Ta
hun
Monirul
Alam
Hossain dan
Peter
J.
Taylor
(1998)

Judul

Variabel

Indikator

Hasil Penelitian

An
Examinat
ion
of
Audit
Delay:
Evidence
from
Pakistan

Variabel Y
:Audit
Delay
Variabel X
: Ukuran
Perusahaan
,
DER,
Profitabilit
as, Kantor
Cabang,
Ukuran
KAP, biaya
Audit dan
Penjualan.

• Ukuran
Perusahaan :
(Log) Asset
• DER : Long
Term Debt/Equty
• Profitabilitas : If
Postive Net Profit
(1), atau Other
(0)
• Kantor Cabang :
Subsidiares
having more 51%
shares of
company
• Ukuran KAP :
International
Auditor (1) atau
Non-internatioanl
Auditor (0)
• Biaya Audit :
Total Audit Fee
• Penjualan : Total
Sales

Hasil
analisis
menunjukkan
bahwa audit delay
dipengaruhi
secara signifikan
oleh
jumlah
kantor
cabang.
Enam
variabel
lainnya
tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
audit
delay

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1.
2

4

Pengaruh
Karakteri
stik
Perusaha
an
Terhadap
Lamanya
Waktu
Penyelesa
ian Audit
(Audit
Delay)
Pada
Perusaha
an
Manufakt
ur Yang
Terdaftar
Di Bursa
Efek
Indonesia

Variabel Y
:
Audit
Delay
Variabel X
: Ukuran
Perusahaan
,
Solvabilitas
, laba rugi
perusahaan
,
dan
Ukuran
KAP

• Ukuran
Perusahaan : Total
Aset
• Tingkat
Solvabilitas :
Total Kewajiban
dibagi Total Aset
• Laba Rugi
Perusahan : Total
Laba (1) atau
Total Rugi (0)
• Ukuran KAP :
Kelompok Big
Four (1) atau NonBig Four (0)

Secara
parsial
menunjukkan
bahwa
variabel
independen
berupa
ukuran
perusahaan,
solvabilitas,
laba/rugi
perusahaan,
ukuran
KAP,
berpengaruh
signifikan
terhadap
audit
delay.

Sistya
Pengaruh
Rachmawati Faktor
(2008)
Internal
dan
Eksternal
Perusaha
an
Terhadap
Audit
Delay
dan
Timelines

Variabel Y
:
Audit
Delay,
timeliness
Variabel X
:
Profitabilit
y, Internal
auditor,
Solvability,
ukuran
perusahaan
,
ukuran
kantor
akuntan
publik

• Profitability :
Laba
Bersih/Total
Aset
• Internal auditor :
Memiliki IA (1)
atau Tidak
Memiliki IA (0)
• Solvability :
Laba Debt/Total
Aset
• Ukuran
perusahaan :
(Log) Aset
• Ukuran kantor
akuntan publik :
Kelompok Big
Four (1) atau
Non-Big Four
(0)

Hasil
dari
penelitian
ini
dapat membantu
profesi akuntan
publik
dalam
upaya
meningkatkan
efisiensi
dan
efektivitas proses
audit
dengan
mengendalikan
faktor-faktor
dominan
yang
menyebabkan
terjadinya Audit
Delay
dan
Timelines.

Lidya
FaktorAngga dan faktor
yang
Rangga

Variabel Y
:
Audit
delay

• Besarnya asset :
total aset
• TDTA : Laba

Secara simultan
Ukuran
Perusahaan,

Elen
Puspitasari
dan
Anggraeni
Nurmala
Sari (2012)

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1.

5

Reza Aldie
(2012)

berpengar
uh
terhadap
audit
delay(stu
di empiris
pada
perusahaa
n
manufakt
ur yang
terdaftar
di bursa
efek
indonesia
tahun
2008)

Variabel X
: Besarnya
aset,
TDTA,
ROA,
Opini
auditor,
ukuran
KAP

Debt/Total Aset
• ROA :
EBIT/Total Aset
• Opini auditor :
unqualified
opinin (1) atau
qualified opinin
(0)
• Ukuran KAP :
Kelompok Big
Four (1) atau
Non-Big Four
(0)

Solvabilitas,
Profitabilitas,
Opini Auditor,
dan Ukuran KAP
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap Audit
Delay.
Secara parsial
Ukuran
Perusahaan,
Solvabilitas,
Profitabilitas,
Opini Auditor,
dan Ukuran KAP
tidak memiliki
pengaruh secara
signifikan
terhadap Audit
Delay

Andi
Kartika
(2011)

Faktorfaktor
yang
mempeng
aruhi
audit
delay
Pada
perusahaa
n
manufakt
ur yang
terdaftar
di BEI

Variabel Y
:
Audit
delay
Variabel X
:
ukuran
perusahaan
,
operasi
kerugian
dan
keuntungan
,
solvabilitas
,
profitabilita
s,
opini
auditor,
reputasi
auditor.

• ukuran
perusahaan :
Total Aset
• operasi kerugian
dan keuntungan
: Total Laba (1)
atau Total Rugi
(0)
• solvabilitas :
Total Debt/Total
Aset
• profitabilitas :
Laba
Bersih/Total
Aset
• opini auditor :
unqualified
opinin (1) atau
qualified opinin
(0)
• reputasi auditor :
Kelompok Big
Four (1) atau

Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa total aset,
dan solvabilitas
berpengaruh
signifikan
terhadap
audit
delay. Di sisi lain,
operasi kerugian
dan keuntungan,
profitabilitas,
opini auditor, dan
reputasi auditor
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
audit
delay

Lanjutan Tabel 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Non-Big Four
(0)

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai
masalah penting. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen
adalah laporan Laba/rugi, Ukuran KAP, Opini auditor, Ukuran Perusahaan,
Solvabilitas, Profitabilitas, Internal Auditor, Revenue, Kompleksitas Operasi
Perusahaan. Sedangkan variabel dependennya adalah Audit Delay.
Kerangka konseptual penelitian ini tercantum pada gambar2.1

Universitas Sumatera Utara

Laporan Laba/Rugi ( X 1 )
Ukuran KAP ( X2)

Opini Auditor ( X3)

Ukuran Perusahaan (X 4 )

Solvabilitas ( X5)

Audit Delay (Y)

Profitabilitas (X6 )

Internal Auditor ( X7)

Revenue ( X8)

Kompleksitas Operasi
Perusahaan( X9)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk
penunda penerbitan laporan keuangan auditan karena ini merupakan berita baik
yaitu prestasi yang dicapai cukup menggembirakan. Sebaliknya, perusahaan yang
menderita kerugian akan berusaha memperlambat penerbitan laporan keuangan
auditan (Andi, 2011: 159). Auditor akan berhati-hati selama proses audit dalam
merespon kerugian perusahaan apakah kerugian tersebut disebabkan oleh

Universitas Sumatera Utara

kegagalan finansial atau kecurangan manajemen. Jadi, semakin labasuatu operasi
perusahaan, maka audit delaynya semakin pendek (Andi, 2011: 160).
Kualitas auditan berpengaruh terhadap kredibilitas laporan keuangan
ketika perusahaan go public. Oleh karena itu, underwritter yang memiliki reputasi
tinggi, menginginkan emiten yang dijaminnya, memakai auditor yang mempunyai
reputasi tinggi pula. Auditor yang memiliki reputasi tinggi, akan menggunakan
auditor yang memiliki reputasi, keduanya akan mengurangi underpricing. Dari
penelitian yang sudah ada maka antara reputasi tinggi auditor berpengaruh
terhadap audit delay. Jadi, semakin tinggi reputasi auditor maka audit delaynya
semakin pendek (Andi, 2011: 160).
Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Andi (2011, 160), perusahaan
yang tidak menerima opini audit standar unqualified opinion diperkirakan
mengalami audit delay yang lebih panjang alasannya perusahaan yang menerima
opini tersebut memandang sebagai bad news dan akan memperlambat proses
audit.Disamping itu penerimaan opini selain qualified merupakan indikasi
terjadinya konflik antara auditor dan perusahaan yang pada akhirnya
memperpanjangaudit delay. Jadi, perusahaan yang tidak menerima opini audit
standar unqualified opinion mengalami audit delay yang panjang.
Manajemen dengan skala

besar

cenderung

diberikan

insentif

untuk

mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan perusahaan berskala
besar dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah
sehingga cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk
mengumumkan laporan keuangan auditan lebih awal.Jadi, semakin besar ukuran
perusahaan, maka audit delaynya semakin pendek (Andi, 2011: 159).

Universitas Sumatera Utara

Bahwa tingkat profitabilitas yang lebih rendah akan memacu kemunduran
publikasi laporan keuangan auditan. Perusahaan publik yangmengumumkan
tingkat profitabilitas yang rendah cenderung mengalami penerbitan laporan
keuangan auditan dari auditor yang lebih panjang daripada perusahaan non
public.Ini berkaitan denganakibat yang ditimbulkan pasar terhadap pengumuman
tersebut.Jadi, semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka semakin
pendek audit delaynya(Andi, 2011: 160).
Solvabilitas merupakan perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah
hutang.Solvabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik yang berupa hutang jangka pendek maupun jangka panjang
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila
perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar
semua hutangnya. Namun begitu pula sebaliknya apabila proporsi hutang lebih besar
dari aktivanya akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan
kehati-hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit (Andi, 2011:

160).
Salah satu tugas fungsi internal auditor dalamsuatu perusahaan adalah untuk
memeriksa danmengevaluasi kecukupan struktur pengendalianinternal perusahaan
secara

periodik

dan

membuatrekomendasi

tentang

perbaikan-perbaikan

yangdiperlukan. Dalam proses pengauditan laporankeuangan tahunan oleh
akuntan

publik,

auditorintern

akan

sangat

dibutuhkan

dalam

hal

melakukanpenilaian kualitas struktur pengendalianinternal yang terkait dengan
lingkup proses pelaksanaan audit. perusahaan yang memiliki pengendalian
internal yang kuat maka memerlukan waktu relatif singkat bagi auditor dalam

Universitas Sumatera Utara

melaksanakan

pengujian

ketaatan

dan

pengujian

substantif,

sehingga

mempercepat proses pengauditan laporan keuangan (Audit Delay) dan
meminimalisasi penundaan pengumuman laporankeuangan yang telah diaudit
kepada publik (Sistya, 2008 : 3).
Total penjualan yang digunakan adalah total penjualan yang dilakukan
perusahaan sampai akhir tahun yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan
yang telah diaudit.Pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan sering mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun hal ini sebabkan oleh berbagai macam faktor yang
mempengaruhi pendapatan tersebut, misalnya faktor biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang tidak bisa diminimalkan perusahaan sehingga pendapatan yang
diperoleh perusahaan tidak terlalu begitu banyak mempengaruhi laba. Laba akan
timbul jika pendapatan lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikelurakan
perusahaan untuk memperoleh pendapatan tersebut, keberhasilan suatu perusaan
dapat dilihat dari tingakat laba yang diperoleh perusahaan tersebut (Novianawati,
2009 : 5).
Penelitian yang dilakukan Sulistiyo (2010) dalam Shinta (2012 : 40)
menemukan bukti empiris bahwa tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan
memiliki hubungan positif sehingga akan berpengaruh terhadap audit delay.
Perusahaan yang memiliki unit operasi (cabang) lebih banyak akan memerlukan
waktu yang lebih lama bagi auditor untuk melakukan pekerjan auditnya. Jumlah
anak perusahaan yang dimiliki perusahaan merupakan informasi bahwa
perusahaan tersebut memiliki unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa
setiap transaksi dan catatan yang menyertainya, sehingga auditor memerlukan

Universitas Sumatera Utara

waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan auditnya terhadap perusahaan
tersebut.
2.3.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan
masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiono, 2006
: 51). Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan penelitian terdahulu dan
Kerangka konseptual maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H α : Laporan Laba/Rugi, Ukuran KAP, Opini Auditor,Ukuran Perusahaan,
Solvabilitas, Profitabilitas, Internal Auditor, Revenue dan Kompleksitas Operasi
PerusahaanBerpengaruh Terhadap Audit DelayPada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara