Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

Lampiran 1 StatistikDeskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

L/R 116 -1.5E5 2.1E7 2.372E6 4.5218E6

UK 116 0 1 .98 .131

OA 116 0 1 .66 .477

UP 116 132838.0 7.3E8 1.019E8 1.5566E8

SVL 116 11.1 649.0 96.005 71.4065

PFL 116 -5.7 13.9 1.765 1.8664

RV 116 1 1 1.00 .000

IA 116 6.2 67809.5 6.738E3 11336.4625

KOP 116 3 1537 118.10 259.967

Y 117 .0000 1.0000 .491379 .4999257

Valid N


(2)

Lampiran 2 HasilUjiAnalisisRegresiLogistik

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 160.776 -.034

2 160.776 -.034

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 160.776 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 37.114 8 .000

Block 37.114 8 .000

Model 37.114 8 .000

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.

10.246 8 .248

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square a


(3)

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 123.662a .274 .365

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a L/R(X1) .000 .000 .112 1 .738 1.000

OA(X2) -22.820 2.841E4 .000 1 .999 .000

UK(X3) 1.073 .568 3.564 1 .059 2.924

UP(X4) .000 .000 1.979 1 .160 1.000

SVL(X5) .008 .006 1.808 1 .037 1.008

PFL(X6) .035 .134 .068 1 .795 1.035

RV(X8) .000 .000 .618 1 .432 1.000

KOP(X9) -.004 .002 5.177 1 .023 .996

Constant 20.650 2.841E4 .000 1 .999 9.294E8 a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X8,X9


(4)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant X1 X2 X3 X4 X5 X6 X8 X9 Step 1 1 129.477 1.356 .000 -3.025 .914 .000 .005 .050 .000 -.001

2 124.903 2.420 .000 -4.446 1.013 .000 .007 .049 .000 -.003 3 123.787 3.564 .000 -5.718 1.064 .000 .007 .039 .000 -.004 4 123.684 4.637 .000 -6.807 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 5 123.670 5.647 .000 -7.816 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 6 123.665 6.649 .000 -8.818 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 7 123.663 7.650 .000 -9.819 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 8 123.662 8.650 .000 -10.819 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 9 123.662 9.650 .000 -11.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 10 123.662 10.650 .000 -12.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 11 123.662 11.650 .000 -13.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 12 123.662 12.650 .000 -14.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 13 123.662 13.650 .000 -15.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 14 123.662 14.650 .000 -16.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 15 123.662 15.650 .000 -17.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 16 123.662 16.650 .000 -18.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 17 123.662 17.650 .000 -19.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 18 123.662 18.650 .000 -20.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 19 123.662 19.650 .000 -21.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 20 123.662 20.650 .000 -22.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 160.776

d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, LidyadanRangga Reza Aldie, 2012.“Faktor-faktor yang BerpengaruhTerhadap Audit Delay (StudiEmpirisPada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008)”.Skripsi,Universitas Kristen Maranatha: Bandung.

Ahmad, Raja Adzrin Raja danKhairul Anwar Kamarudin. 2000. Audit delay and

timeliness of corporate reporting: Malaysian Evidence. MARA

University of technology: Malaysia.

Arens,J.Elderdan Beasley.(2003). Auditing Pendekatan Terpadu, Terjemahan

Amir Abadi Jusuf. Salemba Empat: Jakarta.

Arens,J.Elderdan Beasley. (2008). Auditing dan Jasa Asuransi

:PendekatanTerintegrasi. Jilid 1.Edisi 12,Terjemahan Herman Wibowo.

Erlangga, Jakarta.

Ashton, R.H., Willinghan, J.J, dan Elliot, R.K.1987. “An Empirical Analysis of Audit Delay”.Journal of Accounting Research.Vol 25. No 2. (Autumn), pp 275-292(diaksespada 26 mei 2014).

AyoibdanShamharir. (2002). “Audit Delay of Companies: a Case of Malaysia”.

International Business Research.Oktober.Vol. 1.No. 4. pp.85-116

(diaksespada 26 mei 2014).

Boynton, Willian, Raymond Johnson dan Walter Kell. (2003). Modern Auditing, EdisiKe 7 jilid 1, Terjemahan Paul A. Rajoe, Gina Gania,

danIchsanStiyo Budi.Erlangga: Jakarta.

Carslaw, C.A.P.N. dan S.E. Kaplan.1991 “An Examination of Audit Delay:Further Evidence from New Zealand”. Accounting and Business

Research.vol 22 (winter): 21-32 (diaksespada 26 mei 2014).

Lestari, Dewi. 2010. “AnalisisFaktor-faktor yang Mempengaruhi audit delay: StudiEmpirisPada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi, Universitas Diponegoro: Semarang. Ghozali, Imam, 2005. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS,

EdisiKetiga, Cetakan Kedua, Badan. Penerbit Universitas Diponegoro:

Semarang.

Hossain, MonirulAlamdan Peter J. Taylor. 1998. An Examination of Audit Delay:

Evidence from Pakistan. Osaka.(diaksespada 26 mei 2014).

Halim, Varianada, 2000. ‘Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay”.Jurnal


(6)

2014).

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa%3APencarian&profile=defaul t&search=the+big+four+auditors&fulltext=Search.(diaksespada 26 mei 2014).

IkatanAkuntan Indonesia, 2001.Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat: Jakarta.

IkatanAkuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: SalembaEmpat.

Jumingan, 2006. Analisa Laporan Keuangan. Bumi Aksara: Jakarta.

Jusup, Haryono. 2001. Auditing (Pengauditan) BukuI ,Cetakan Pertama. STIE YKPN: Yogyakarta.

Kartika, Andi, 2011. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI”.Dinamika Keuangandan Perbankan, November 2011 Vol 3 No. 2 hal 152-171 Kasmir, 2008.Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers.

Kusnadi, 2000. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate) (Prinsip,

Prosedur, dan Metode).Universitas Brawijaya: Malang.

Mulyadi.2002. Auditing.Edisi 6. Jakarta: SalembaEmpat.

Mulyadi, 2002.Auditing, Buku Dua, Edisi KeEnam, Salemba Empat, Jakarta. Munawir, 2004.Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty: Yogyakarta. Moeljadi, 2006, Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,

BPFE: Yogyakarta.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/14/pbi/2012 TentangTransparansi dan Publikasi Laporan Bank (diaksespada 26 mei 2014).

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009).(diaksespada 26 mei 2014).

Pourali, Mohammad Reza dkk, 2013.Investigation of Effective Factors in Audit

Delay: Evidence from Tehran Stock Exchange (TSE). Iran University:

Iran


(7)

Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Auditing,Volume 9/No. 1/November 2012: 1-96

Rachmawati, Sistya. 2008. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan”.Volume 10 no 1 hal 1-10.

Sawyer, Lawrence B, Dittenhofer Mortimer A, Scheiner James H, 2005, Internal

Auditing, Diterjemahkan oleh Desi Adhariani, Jilid 1, Edisi 5, Salemba

Empat : Jakarta. Sekaran, Uma. 2006.

Sugiyono, 2006.Statistika Untuk Penelitian, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga. Alfabeta: Bandung.

Metodologi Penelitian Untuk Bisnis 1, Edisi 4. Salemba

Empat: Jakarta.

Supriyati Yuliasri Rolinda. (2007). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Financial di Indonesia).Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. Vol. 10 No. 3, hal 109-126.

SuratEdaran Bank Indonesia No. 14/ 35 /DPNP Tahun 2012 (diakses 26 mei 2014). Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama, Cetakan

Pertama. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Ningsih, CaturWulan. “faktor – faktor yang mempengaruhi audit delay study (empiris pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di bursa efek indonesia (bei) periode 2009-2012)”, Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji: Riau.

Yuliani, Ani. 2011. “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Skripsi, Universitas Negeri Yogyakart:Yogyakarta.


(8)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan yaitu penelitian asosiatif kausal.Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003 : 30).

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiono, 2006:90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2013.Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 33 perusahaantercantum pada tabel 3.1.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya (Sugiyono, 2006 : 96). Dengan kata lain, sampel merupakan bagian dari populasi. Penelitian ini menggunakan teknik

purposive samplingyaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiono, 2006 : 78). Berikut ini tiga pertimbangan atau kriteria pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling:


(9)

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2010 – 2013 yang mencantumkan data secara lengkap berturut-turut selama periode penelitian.

2. Perusahaan perbankan yang memiliki laporan keuangan lengkap yang telah diaudit pada tahun 2010 – 2013.

3. Perusahaan perbankan tidak delisting selama periode antara 2010 - 2013. Berdasarkan tiga kriteria tersebut, maka sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 29 perusahaan yang tercantum pada table 3.1 dengan 116 unit analisis observasi (29 x 4).

Tabel 3.1.

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan

Kriteria

Sampel I II III

1. Bank Artha Graha Internasional Tbk.

-  -

2. Bank Bukopin Tbk.

Sampel 1

3. Bank Bumi Arta Tbk.

Sampel 2 4. Bank Capital Indonesia Tbk.

Sampel 3 5. Bank Central Asia Tbk.

Sampel 4 6. Bank CIMB Niaga Tbk.

Sampel 5 7. Bank Danamon Indonesia Tbk.

Sampel 6 8. Bank Ekonomi Raharja Tbk.

Sampel 7 9. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.

Sampel 8 10. Bank ICB Bumi Putra Tbk.

Sampel 9 11. Bank Internasional Indonesia Tbk.


(10)

No. Nama Perusahaan

Kriteria

Sampel I II III

12. Bank Jabar Banaten Tbk.

Sampel 11

13. Bank Kesawan Tbk

Sampel 12

14. Bank Mandiri Tbk.

Sampel 13 15. Bank Mayapada Internasional Tbk.

Sampel 14

16. Bank Mega Tbk.

Sampel 15

17. Bank Mutiara Tbk.

Sampel 16 18. Bank Nationalnobu Tbk.

Sampel 17 19. Bank Negara Indonesia Tbk.

Sampel 18 20. Bank Nusantara Parahyangan Tbk.

Sampel 19

21. Bank OCBC NISP Tbk.

- -

22. Bank Pan Indonesia Tbk.

Sampel 20 23. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk.

Sampel 21

24. Bank Permata Tbk.

Sampel 22 25. Bank Pundi Indonesia Tbk.

Sampel 23 26. Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk.

-  

-27. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Sampel 24 28. Bank Sinar Mas Tbk.

-  -

29. Bank Swadesi Tbk.

Sampel 25 30. Bank Tabungan Negara Tbk.

Sampel 26 31. Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.

Sampel 27 32. Bank Victoria Internasional Tbk.

Sampel 28 Lanjutan Tabel 3.1.


(11)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik olehpihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2001:69).Jenis data yang dikumpulkan adalah kombinasi antara data time series dengan data

cross section.

Jenis data time series merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentuyang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktumingguan, bulanan atau tahunan. Sedangkan cross section merupakan sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu (Umar 2001:70).

Data sekunder diperoleh dalam bentuk sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, adalahLaporan keuangan konsolidasi beserta laporan auditorindependen. Sumber data diperoleh dari Bursa EfekIndonesia melalui situs http://www.bi.go.id/.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sekunder adalah dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan laporan keuangan, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh dari media internet dengan cara mengunggah laporan keuangan perusahaan perbankandari Bursa EfekIndonesia melalui situs http://www.bi.go.id pada bagian soft copy laporan keuangan.


(12)

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset.Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas

(independent variabel).

1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi (Uma Sekaran, 2006 : 116).Variabel terikat dalam penelitian ini adalah audit delay. Definisi operasional audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggalditerbitkannya laporan auditor independen. Indikator variabel ini adalah Kurang atau sama dengan rata-rata waktu audit = 1, Lebih dari rata-rata waktu audit= 0, danmenggunakan Skala nominal.

2. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, secara positif atau negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir, dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel terkait (Uma Sekaran, 2006 : 117). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah,


(13)

Solvabilitas, Profitabilitas, Internal Auditor, Revenue dan Kompleksitas Operasi Perusahaan.Definisi laporan Laba/rugi suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu.Indikator variabel ini adalah total laba/rugi bersih pada laporan keuangan perusahaan, danmenggunakan Skala Ordinal. Definisi Ukuran KAP adalah Suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha dibidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik.Indikator variabel ini adalah KAP yang bermitra dengan the big four dan non the big four, jika bermitra dengan KAP the big four diberi kode 1 Non big four diberi tanda 0, dan menggunakan Skala Nominal. Definisi Opini Audit adalah opini auditor modifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya di masa mendatang tidak lebih dari 1 tahun setelah diterbitkannya laporan auditor independen.Indikator variabel ini adalah Opini auditor atas laporan keuangan, Opini wajar tanpa pengecualian (WTP) diberi tanda 1, opini selain WTP diberi tanda 0, danmenggunakan Skala Nominal. Definisi Ukuran Perusahaan adalah dinilai dari Aktiva, Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh oleh


(14)

perusahaan. Indikator variabel ini adalah log total asset perusahaan perbankan, dan menggunakan skala Ordinal. Definisi Solvabilitas adalah suatu perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiaban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebutapabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan. Indikator variabel ini adalah Total kewajiban/Total Aset pada laporan keuangan perusahaan dan menggunakan skala Rasio. Definisi Profitabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.Indikator variabel ini adalah Laba bersih/Total Aktiva (Aset) dan menggunakan skala Rasio. Definisi Internal Auditor adalah proses menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Indikator variabel ini adalah perusahaan perbankan memiliki internal auditor diberi tanda 1, perusahaan perbankan tidak memiliki internal auditor diberi tanda 0 dan menggunakan skala Nominal.Definisi

Revenueadalah Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Indikator variabel ini adalah log pendapatan


(15)

skala ordinal. Definisi kompleksitas operasi perusahaan adalah Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Indikator variabel ini adalah jumlah cabang perusahaan dan menggunakan skala nominal. Ikhtisar definisi operasional dan pengukuran variabel disajikan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Variabel Skala Dependen:

Audit Delay (Ln(p/1-p)

Lamanya waktu penyelesaian audit yang

diukur dari tanggal penutupan tahun buku

hingga tanggal diterbitkannya laporan

auditor independen

Kurang atau sama dengan rata-rata waktu audit = 1, Lebih dari rata-rata waktu audit= 0

Nominal

Independen : Laba/Rugi

(L/R)

adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari

Total laba/rugi bersih

pada laporan keuangan perusahaan


(16)

Ukuran KAP (UK)

Opini auditor (OA)

pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu

Suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berusaha dibidang

pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik

Opini auditor adalah opini auditor modifikasi

yang dalam

pertimbangan auditor terdapat

ketidakmampuan atau ketidakpastian atas

KAP yang termasuk the big four dan non the big four = 1

Non big four = 0

Opini auditor atas laporan keuangan, Opini wajar Tanpa Pengecualian

= 1, Lainnya= 0

Nominal

Nominal Lanjutan Tabel 3.2


(17)

perusahaan dalam menjalankan perasinya di masa mendatang tidak lebih dari 1 tahun setelah diterbitkannya laporan auditor independen

Ukuran

Perusahaan (UP)

Ukuran Perusahaan dinilai dari Aktiva, Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi

dimasa depan diharapkan akan

diperoleh oleh perusahaan

Ukuran Perusahaan : (Log) Aset

Ordinal

Solvabilitas (SVL)

Solvabilitas adalah

suatu perusahaan menunjukan

kemampuan perusahaan

Total kewajiban/Total Aset pada laporan keuangan perusahaan

Rasio Lanjutan Tabel 3.2


(18)

untuk memenuhi segala kewajiaban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut

pada saat itu dilikuidasikan

Profitabilitas (PFL)

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu

Laba bersih/Total Aktiva (Aset)

Rasio

Internal Auditor (IA)

internal auditor adalah proses menentukan apakah kebijakan dan

prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau

tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan

Opini Auditor Atas Laporan Keuangan : Memiliki IA (1) atau Tidak Memiliki IA (0

Nominal Lanjutan Tabel 3.2


(19)

prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan

informasi yang dihasilkan oleh berbagai

bagian organisasi Revenue (RV) Revenue/pendapatan

adalah Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal

Revenue : (Log) pendapatan

Operasional ditambah dengan Pendapatan Non Operasional

Ordinal

Kompleksitas Operasi Perusahaan (KOP)

Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah

dan lokasi unit

Kompleksitas Operasi Perusahaan : Jumlah Cabang Perusahaan

Nominal Lanjutan Tabel 3.2


(20)

operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya

3.6. Metode Analisis Data 3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan metode-metode statistik yang digunakan untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan.Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian ini, nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2006: 19). Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai variabel dependen yaitu Audit Delaydan variabel independen yaitu Laporan laba/rugi, Ukuran KAP, Opini Auditor, Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Internal Auditor, Revenue, Kompleksitas Operasi Perusahaan pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2010 – 2013.


(21)

Dengan statistik deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang diperoleh dari statistik deskriptif lebih jelas dan mudah dipahami.Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajian hasil peringkasan tersebut (Ghozali, 2006: 19).

3.6.2. Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik merupakan regresi yang digunakan untuk menguji sampai sejauh mana probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen. Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006 : 211).

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: Ln(p/1-p) = α + β1 L/R +฀β2 UK + ฀β3 OA +β4 UP +฀β5 SVL +

฀β6FTL+฀β7 IA +฀β2 RV + β3 KOP + e

Keterangan:

Ln(p/1-p) = Variabel Audit Delay α= Konstanta

L/R = Laba / rugi UK = Ukuran KAP OA = Opini auditor


(22)

SVL =Solvabilitas PFL = Profitabilitas IA = Internal Auditor RV = Revenue

KOP = Kompleksitas Operasi Perusahaan e = eror

3.6.3. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini digunakan untuk menilai apakah model yang telah hipotesiskan telah fit dengan data atau tidak. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 = Model yang dihipotesiskan fit dengan data Ha = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Berdasarkan hipotesis tersebut jelas bahwa kita tidak mungkin menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan Likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

Log Likelihood dalam regresi logistik mirip dengan pengertian ”sum of

squared error” pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood


(23)

3.6.4. Menguji Kelayakan model regresi

Kelayakan model regresi dapat dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini menguji hipotesis nol apakah data empiris yang digunakan sesuai atau cocok dengan model (tidak ada perbedaan antara model dan data empiris sehingga model dapat dikatakan fit) (Ghozali, 2006: 106). Untuk menilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test:

a. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test kurang dari atau sama dengan 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya. Sehingga

Goodness fit model menjadi tidak baik karena model tidak dapat

memprediksi nilai observasinya.

b. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol diterima yang berarti model dapat menjelaskan nilai observasinya atau bisa dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3.6.5. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel - variabelbebas yaitu Laba Rugi (L/R), Ukuran KAP(UK), Opini Auditor (OA), Ukuran Perusahaan (UP), Solvabilitas (SVL), Profitabilitas (PFL), Internal Auditor (IA), Revenue (RV), Kompleksitas Operasi Perusahaan (KOP)terhadap Audit Delay denganmenggunakan hasil uji regresi yang ditunjukkan dalam variabel in the equation. Dalamuji hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat Variables in the


(24)

Equation,pada kolom Significant dibandingkan dengan tingkat kealphaan 0.05 (5%).Apabila tingkat signifikansi < 0.05, maka Ha diterima.


(25)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2010 sampai 2013.Pemilihan sampel menggunakan purposive

sampling dengan kreteria yang telah ditentukan. Hasil pemilihan sampel

perusahaan tercantum pada tabel 4.1, Statistik Deskriptif pada tabel 4.2, Hasil Pengujian -2LogL (Awal) pada tabel 4.3, Hasil Pengujian -2LogL (Akhir) pada tabel 4.4, Hasil pengujian -2LogL pada tabel 4.5, Hasil Pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit pada tabel 4.6, Hasil Pengujian Nagelkerke’s R Square pada tabel 4.7, dan Hasil Pengujian Regresi Logistik pada tabel 4.8.

Tabel 4.1

Kriteria Pemilihan Sampel Perusahaan

No Keterangan Jumlah

1

Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2010 – 2013 yang mencantumkan data secara lengkap berturut-turut selama periode penelitian

33

2

Perusahaan perbankan yang tidak memiliki laporan keuangan pada tahun 2010 – 2013

4

3 Perusahaan perbankan tidak delisting selama periode antara 2010 - 2013 0

4

Total sampel Perusahaan perbankan yang memiliki laporan keuangan lengkap yang telah diaudit pada tahun 2010 – 2013


(26)

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

L/R 116 -1.5E5 2.1E7 2.372E6 4.5218E6

UK 116 0 1 .98 .131

OA 116 0 1 .66 .477

UP 116 132838.0 7.3E8 1.019E8 1.5566E8

SVL 116 11.1 649.0 96.005 71.4065

PFL 116 -5.7 13.9 1.765 1.8664

RV 116 1 1 1.00 .000

IA 116 6.2 67809.5 6.738E3 11336.4625

KOP 116 3 1537 118.10 259.967

Y 117 .0000 1.0000 .491379 .4999257

Valid N

(listwise) 116

Berdasarkan tabel 4.2, perusahaan mempunyai Laporan Laba/Rugi rata-rata2.372E6, Laba/Rugi minimum sebesar -1.5E5 dan Laba/Rugi maksimum 2.1E7 dengan standar deviasi 4.5218E6.Rata-rata opini auditor sebesar 0.98, opini auditor minimum sebesar 0 dan opini auditor maksimum sebesar 1 dengan standar deviasi 0.131. Rata-rata Ukuran KAP sebesar 0,66, Ukuran KAP minimum sebesar 0 dan Ukuran KAP maksimum sebesar 1 dengan standar deviasi 0,477.Rata-rata Ukuran Perusahaan sebesar 1.019E8, Ukuran perusahaan minimum 7.3E8 dan ukuran perusahaan maksimum 132838.0 dengan standar deviasi 1.5566E8.. Rata-rata Solvabilitas sebesar 96.005, Solvabilitas minimum


(27)

Profitabilitas sebesar 1.765, profitabilitas minimum -5.7 dan profitabilitas maksimum 13.9 dengan standar deviasi 1.8664.Rata-rata Internal Auditor sebesar 1.00, Internal Auditor minimum 1 dan Internal Auditor maksimum 1 dengan standar deviasi 0.000. Rata-rata Revenue sebesar 6.738E3, Revenue minimum 6.2

dan Revenue maksimum 67809.5 dengan standar deviasi 11336.4625.Rata-rata

Kompleksitas operasi perusahaan sebesar 118.10, Kompleksitas operasi perusahaan minimum 3 dan Kompleksitas operasi perusahaan maksimum 1537 dengan standar deviasi 259.967. Rata-rata Audit Delay sebesar 0.491379, audit delay minimum 0.0000 dan audit delay maksimum 1.0000 dengan standar deviasi 0.4999257.

4.2. Analisis Regresi Logistik

Dalam penelitian ini data yang digunakan berupa data nominal, ordinal dan data rasio, variabel dependen merupakan variabel dummy yang menunjukkan kategori dan variabel independen merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik. Oleh karena itu tidak memenuhi asumsi klasik sehingga menggunakan

logistic regrression.Sebelum dilakukan analisis terhadap regresi logistik

dilakukan pengujian kelayakan model sebagai berikut: 4.2.1. Menilai Model Fit

Langkah pertama dalam analisis regresi logistik adalah menilai

overall fit model terhadap data.

a. Uji Statistik -2LogL

Uji Statistik -2LogL dilakukan dengan menghitung selisih -2LogL model. Hasil pengujian adalah sebagai berikut:


(28)

Tabel 4.3

Hasil Pengujian -2LogL (Awal) Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 160.776 -.034

2 160.776 -.034

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 160.776 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than .001.


(29)

Tabel 4.4

Hasil Pengujian -2LogL (Akhir) Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant X1 X2 X3 X4 X5 X6 X8 X9 Step 1 1 129.477 1.356 .000 -3.025 .914 .000 .005 .050 .000 -.001

2 124.903 2.420 .000 -4.446 1.013 .000 .007 .049 .000 -.003 3 123.787 3.564 .000 -5.718 1.064 .000 .007 .039 .000 -.004 4 123.684 4.637 .000 -6.807 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 5 123.670 5.647 .000 -7.816 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 6 123.665 6.649 .000 -8.818 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 7 123.663 7.650 .000 -9.819 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 8 123.662 8.650 .000 -10.819 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 9 123.662 9.650 .000 -11.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 10 123.662 10.650 .000 -12.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 11 123.662 11.650 .000 -13.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 12 123.662 12.650 .000 -14.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 13 123.662 13.650 .000 -15.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 14 123.662 14.650 .000 -16.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 15 123.662 15.650 .000 -17.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 16 123.662 16.650 .000 -18.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 17 123.662 17.650 .000 -19.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 18 123.662 18.650 .000 -20.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 19 123.662 19.650 .000 -21.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 20 123.662 20.650 .000 -22.820 1.073 .000 .008 .035 .000 -.004 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 160.776


(30)

Pada tabel diatas model fit dapat dilihat dari nilai statistik -2 Log Likelihood awal sebesar 160,776, setelah dimasukkan variabel baru maka nilai -2 Log Likelihood berubah turun menjadi 123,662, dengan demikian terjadi penurunan sebesar 37,114. Hasil tersebut memberi kesimpulan bahwa penambahan variabelLaba/Rugi (X1), Opini Auditor (X2), Ukuran KAP (X3), Ukuran Perusahaan (X4),

Solvabilitas (X5), Profitabilitas (X6), Internal Auditor (X7), Revenue

(X8), dan Kompleksitas operasi perusahaan (X9) ke dalam model, memperbaiki model fit.regresi logistik.

Tabel 4.5

Hasil Pengujian -2LogL

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 37.114 8 .000

Block 37.114 8 .000

Model 37.114 8 .000

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa selisih -2 LogL untuk model yang memasukkan konstanta saja dengan -2 LogL untuk model dengan konstanta dan variabel bebas adalah 37,114 dengan signifikansi 0,000. d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.


(31)

memperbaiki model fit.

b. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Pengujian model fit dengan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

Fit Test menggunakan nilai chi-square. Hasil pengujiannya tercantum

pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

10.246 8 .248

Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan Chi-square sebesar 10.246 dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,248> 0,05 maka hipotesis nol diterima. Hal ini berarti model dikatakan fit dan model dapat diterima untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Atau dapat dikatakan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya.

c. Nagelkerke’s R Square

Untuk mengetahui variabilitas variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas digunakan nilai Nagelkerke’s R Square. Hasil perhitungan adalah sebagaiberikut :

Tabel 4.7


(32)

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 123.662a .274 .365

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Pada tabel 4.7 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,365 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 36,5%, sisanya sebesar 63,5% dijelaskan oleh variabilitas variabel - variabel lain di luar model penelitian ini. Atau secara bersama-sama variasi variabel Laba/Rugi (X1), Opini Auditor (X2), Ukuran KAP (X3), Ukuran Perusahaan (X4), Solvabilitas (X5), Profitabilitas (X6), Internal Auditor (X7), Revenue (X8), dan Kompleksitas operasi perusahaan (X9) dapat menjelaskan variasi variabel Audit Delay sebesar 36.5%.

4.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas yaitu Laba/Rugi (X1), Opini Auditor (X2), Ukuran KAP (X3), Ukuran Perusahaan (X4), Solvabilitas (X5), Profitabilitas (X6), Internal Auditor (X7), Revenue (X8), dan Kompleksitas Operasi Perusahaan (X9) terhadap Audit Delay dengan menggunakan hasil uji regresi yang ditunjukkan dalam variabel in


(33)

Variables in the Equation, pada kolom Significant dibandingkan dengan tingkat kealphaan 0.05 (5%).Apabila tingkat signifikansi < 0.05, maka Ha diterima. Untuk hasil uji hipotesis pada tabel 4.8menyatakan nilai significant variabel Solvabilitas (X5) = 0,037 dan Kompleksitas Operasi perusahaan (X 9) = 0,023 lebih kecil dari 0,05makaHa diterima.

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Regresi Logistik Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a L/R(X1) .000 .000 .112 1 .738 1.000

OA(X2) -22.820 2.841E4 .000 1 .999 .000

UK(X3) 1.073 .568 3.564 1 .059 2.924

UP(X4) .000 .000 1.979 1 .160 1.000

SVL(X5) .008 .006 1.808 1 .037 1.008

PFL(X6) .035 .134 .068 1 .795 1.035

RV(X8) .000 .000 .618 1 .432 1.000

KOP(X9) -.004 .002 5.177 1 .023 .996

Constant 20.650 2.841E4 .000 1 .999 9.294E8 a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X8,X9

Berdasarkan tabel 4.8 persamaan regresi logistik yang terbentuk adalah: Ln(p/1-p) = 20.650 – 22.820 X2+1.073 X3 + 0.008 X5 + 0.035X6 - 0.004 X9

Dari persamaan regresi logistik di atas, dapat dibuktikan kebenarannya dengan memasukkan variabel Opini Auditor (X2), Ukuran KAP (X3), Solvabilitas (X5),

Profitabilitas(X6) dan Kompleksitas Operasi Perusahaan (X9). Hasil persamaan

regresi logistik kemudian dihitung untuk mengetahui kecocokan variabelbebas berpengaruh terhadap audit delayyaitu 1 atau 0. Penilaian untuk persamaan


(34)

regresi logistik tersebut adalah 0,5. Jika nilai variabel bebas di atas 0,5 atau mendekati 1, berarti berpengaruh terhadapaudit delay, sedangkan jika nilai variabel bebas dibawah 0,5 atau melebihi dari 1 berarti variabel tidak berpengaruh terhadapaudit delay.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil anasisis regresi logistic dengan melihat variables in the equation signifikansi, dapat diinterpretasikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.8 dengan melihat signifikansi, penelitian initidak dapat membuktikan bahwa laba/rugiberpengaruh signifikanterhadapaudit delay. Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk menunda penerbitan laporan keuangan auditan bahkan cenderung untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan, karena perusahaan yang mengalami laba akan membuat investor menjadi senang dan calon investor akan tertarik untuk membeli saham sehingga akan menyebabkan kenaikan harga saham. Sebaliknya, perusahaan yang menderita kerugian akan berusaha memperlambat penerbitan laporan keuangan auditan. Auditor akan berhati-hati selama proses audit dalam merespon kerugian perusahaan apakah kerugian tersebut disebabkan oleh kegagalan finansial atau kecurangan manajemen. Hasil dari pengujian hipotesis ini tidak sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh Elen dan Anggraini (2012, namun hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Andi (2011), yang berhasil membukt ikan bahwa laba/rugi


(35)

ketidakstabilan kondisi ekonomi saat ini dimana kebanyakan perusahaan yang mengalami kerugian diabaikan dalam pelaporan keuangannya karena kerugian dianggap sebagai hal yang biasa. Jadi, semakin laba suatu operasi perusahaan, maka audit delay-nya semakin pendek.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesispada tabel 4.8 dengan melihat signifikansi, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa opini auditor berpengaruh signifikan terhadaapaudit delay. Hal tersebut dikarenakan kondisi laporan keuangan antara tahun yang diaudit sekarang dengan yang lalu itu sama. Selain itu juga auditor akan bekerja secara profesional dalam menghadapi setiap kondisi perusahaan. Hasil dari pengujian ini konsisten dengan penelitian penelitian Andik (2011), namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian menurut Pourali dkk (2013), Ayoib dan Shamharir (2002), yang berhasil membuktikan bahwa Opini audit secara signifikan berpengaruh terhadap audit dela.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesispada tabel 4.8 dengan melihat signifikansi, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadapaudit delay.Hal ini dikarenakan perusahaan yang berafiliasi dengan KAP Big Four itu lebih cepat menyelesaikan audit delay daripada KAP non Big Four karena tergantung dari kondisi laporan keuangan perusahaan. Hasil dari pengujian hipotesis ini sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh Monirul dan Peter (1998) dan Andi (2011), namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Elen dan Anggraini (2012) dan Ayoib dan Shamharir


(36)

(2002), yang berhasil membuktikan bahwa ukuran KAP secara signifikan berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesispada tabel 4.8 dengan melihat signifikansi, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadapaudit delay.Manajemen dengan skala besar cenderung diberikan insentif untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah sehingga cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan keuangan auditan lebih awal.Jadi, semakin besar ukuran perusahaan, maka audit delaynya semakin pendek. Hasil dari pengujian hipotesis ini sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh Monirul dan Peter (1998), namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Elen dan Anggraini (2012), Sistya (2008), yang berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap audit delay.

Hasil pengujian hipotesispada tabel 4.8 dengan melihat signifikansi, dapat membuktikan bahwa hipotesis mendukung pengaruh signifikan antara solvabilitas dengan audit delay.Rasio solvabilitas yang tinggi mengakibatkan panjangnya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian audit.Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya. Namun begitu pula sebaliknya apabila proporsi hutang lebih besar dari aktivanya akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan


(37)

diaudit. Hasil dari pengujian hipotesis ini sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh Monirul Elen dan Anggraini (2012), Andi (2011), namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Sistya (2008), yang menyatakan bahwa Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesispada tabel 4.8 dengan melihat signifikansi, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadapaudit delay. Hal ini dapat dikarenakan proses audit perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan kecil tidak berbeda dibandingkan proses audit perusahaan dengan tingkat keuntungan yang besar. Perusahaan yang mengalami keuntungan baik kecil maupun besar akan cenderung untuk mempercepat proses auditnya. Perusahaan yang melaporkan kerugian maupun keuntungan perusahaan akan meminta auditor untuk mengatur waktu audit yang lebih lama ketimbang biasanya. Perusahaan akan cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan proses pengauditan. Tingkat profitabilitas yang lebih rendah memacu kemunduran publikasi laporan keuangan dan sebaliknya tingkat profitabilitas yang tinggi akan memacu perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan. Hasil dari pengujian hipotesis ini sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh Andi (2011), Monirul dan Peter (1998), namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Lidya (2012), yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesispada tabel 4.8 dengan melihat signifikansi, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa inrternal auditor berpengaruh signifikan terhadapaudit delay.Salah satu tugas fungsi internal


(38)

auditor dalam suatu perusahaan adalah untuk memeriksa danmengevaluasi kecukupan struktur pengendalian internal perusahaan secara periodik dan membuat rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Dalam proses pengauditan laporan keuangan tahunan oleh akuntan publik, auditor internalakan sangat dibutuhkan dalam hal melakukan penilaian kualitas struktur pengendalian internal yang terkait dengan lingkup proses pelaksanaan audit. bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang kuat maka memerlukan waktu relatif singkat bagi auditor dalam melaksanakan pengujian ketaatan dan pengujian substantif, sehingga mempercepat proses pengauditan laporan keuangan (Audit Delay) dan meminimalisasi penundaan pengumuman laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik. Hasil dari pengujian hipotesis ini sesuai dengan hasil yang dilakukan oleh Sistya (2008), namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Wirakusuma (2004), yang menyatakan bahwa internal auditor berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesispada tabel 4.8 dengan melihat signifikansi, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa revenue berpengaruh signifikan terhadapaudit delay.Total revenue yang digunakan adalah total revenue yang dilakukan perusahaan sampai akhir tahun yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit.Revenue yang diperoleh suatu perusahaan sering mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun hal ini sebabkan oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhi revenue tersebut, misalnya faktor biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak bisa diminimalkan perusahaan sehingga


(39)

laba/rugi. Semakin tinggi revenue suatu perusahaan dibandingkan kewajiban maka akan memacu perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit.Hasil dari pengujian hipotesis ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Monirul dan Peter (1998), Halim (2000), Aston et, al. (1987).

Berdasarkan hasil pengujian hipotesispada tabel 4.8 dengan melihat signifikansi, penelitian ini telah dapat membuktikan hipotesis bahwakompleksitas operasi perusahaanberpengaruh signifikan terhadapaudit delay.Perusahaan yang memiliki unit operasi (cabang) lebih banyak akan memerlukan waktu yang lebih lama bagi auditor untuk melakukan pekerjan auditnya. Jumlah anak perusahaan yang dimiliki perusahaan merupakan informasi bahwa perusahaan tersebut memiliki unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa setiap transaksi dan catatan yang menyertainya, sehingga auditor memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan auditnya terhadap perusahaan tersebut.Hasil dari pengujian hipotesis ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Monirul dan Peter (1998),namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitianShinta (2012), yang menyatakan bahwa kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa solvabilitas dan kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian Andi (2011), Elendan Anggraini (2012), dan Shinta (2012). LaporanLaba/Rugi, UkuranKAP, OpiniAuditor, Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Internal Auditor, Revenue tidak berpengaruh terhadap audit delay

hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Elen dan Anggraini (2012), Ayoib dan Shamharir (2002), Pourali dkk (2013), Sistya (2008), Lidya (2012), dan Wirakusuma (2004).

5.2. Saran

Adapun saran – saran yang dapatdiberikansehubungandenganpenelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah waktu penelitian dan luas penelitian, sampel yang digunakan tidak hanya pada perusahaan perbankan, tetapi sektor lain atau semua sector perusahaan publik. 2. Pada penelitian selanjutnya disarankan juga menambahkan variabel

yang yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti Audit Fee, Klasifikasi Industri dan Deb Proportion.


(41)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Perkembangan perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama setiap perusahaan. Semakin berkembangnya pasar modal menyebabkan semakin besarnya kebutuhan akan transparansi. Di dalam dunia akuntansi, transparansi dapat dimaksudkan dengan seberapa jauh pembaca laporan keuangan atau pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui dan menggali kandungan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Pada umumnya laporan keuangan terdiri atas lima elemen utama, yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas daan catatan atas laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi(IAI, 2001: 3, PSAK No.IParagraf 7).

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraph 25-42 (IAI, 2001: 7-11) menyatakan bahwa karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keangan berguna bagi para pemakai.


(42)

Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yang disebutkan, antara lain : 1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai.Guna mencapai maksud ini, diasumsikan pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan

Informasi disebut relevan ketika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai.Agar relevan, informasi harus dapat digunakan untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang (predictive value), menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya

(feedbackvalue), juga harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan

sebelummereka kehilangan kesempatan atau untuk mempengaruhi keputusan yang diambil (timeliness).

3. Keandalan

Informasi disebut andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang dapat disajikan secara wajar.

4. Dapat dibandingkan

Identifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan laporan keuangan perusahaan antar periode hendaknya dapat diperbandingkan oleh pemakai.Dengan demikian pemakai dapat memperoleh informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, membantu pencapaian karakteristik ini.

2.1.2. Pengertian Auditing

Auditing menurut Arens, dkk (2008 : 4) didefinisikan sebagai “pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yangtelah ditetapkan”.Sedangkan menurut Boynton, Johnson, dan Kell (2003: 5) audit adalah:Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa


(43)

tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya terhadap pihak yang berkepentingan.

Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Menurut Mulyadi (2002:9), terdapat unsur-unsur penting yang dapat diuraikan dari definisi pemeriksaan akuntansi (Audit) secara umum. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Suatu proses sistematik

Pemeriksaan akuntansi merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka, dan terorganisasi. 2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atas badan usaha serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terahadap bukti-bukti tersebut.

3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kebijakan ekonomi

Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi di sini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan yang umumnya terdiri dari empat laporan pokok ; neraca, laporan rugi/laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan dapat pula berupa laporan biaya pusat pertanggung jawaban tertentu dalam perusahaan.

4. Menetapkan tingkat kesesuaian

Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan dekat tidaknya pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

5. Kriteria yang telah ditetapkan

Patokan atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai kesesuaian informasi yang dapat berupa peraturan yang ditetapkan oleh manajemen dan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

6. Penyampaian hasil pemeriksaan

Penyampaian hasil pemeriksaan akuntan (auditing) sering disebut dengan pengesahan (Attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan akuntan (audit report). Pengesahan dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat atas laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan.


(44)

7. Pemakai yang berkepentingan

Dalam dunia usaha pemakai yang berkepentingan terhadap laporan akuntansi adalah pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh, dan inspeksi pajak. Pada dasarnya auditing bersifat menentukan apakah informasi-informasi yang tercatat telah mencerminkan dengan benar kejadian-kejadian ekonomi yang muncul selama periode akuntansi.

2.1.3. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay 2.1.3.1. Laporan Laba/rugi

Informasi tentang laba perusahaandapat digunakan sebagai :

a. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian.

b. Sebagai pengukur prestasi manajemen.

c. Sebagai dasar penentuan besarnya penggunaan pajak.

d. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. e. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus

f. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. g. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran

h. Sebagai dasar pembagian dividen. (Anis Chariri dan Imam Ghozali, 2001 dalam Andi, 2011: 117).

Menurut Carslow (1991 dalam Andi, 2011: 156), ada dua alasan mengapa perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit delayyang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit. Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan dan kecurangan manajemen. Jadi apabila suatu operasi perusahaan memperoleh laba maka audit delaynya semakin pendek.

2.1.3.2. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Menurut SK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana telah diubah dengan SK. Menkeu No. 470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Haryono Jusup, 2001:


(45)

pekerjaannya. Struktur Kantor Akuntan Publik, mengingat pekerjaan audit atas laporan keuangan menuntut tanggungjawab yang besar, maka pekerjaan profesional kantor akuntan publik menuntut indenpendensi dan kompetensi yang tinggi pula. Indenpendensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompentensi memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas indenpendensi dan kompentensi auditor, menyebabkan pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor. Oleh karena kantor akuntan publik demikian banyak jumlahnya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai laporan untuk menilai independensi dan kompentensi masing-masing kantor akuntan publik. Oleh karena itu struktur kantor akuntan publik akan sangat berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya (Haryono Jusup, 2001 dalam Ani Yulianti, 2011: 18).

Bentuk usaha Kantor Akuntan Publik yang dikenal menurut hukum Indonesia ada dua macam yaitu (Haryono Jusup, 2001 dalam Ani Yulianti, 2011: 18) :

a. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Sendiri. Kantor Akuntan publik bentuk ini menggunakan nama akuntan publik yang bersangutan. b. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Kerja sama. Kantor Akuntan

Publik bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan publik yang menjadi rekan/partner dalam Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan.

Auditor Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan


(46)

tertutup.

Adapun kategori the big four di Indonesia yaitu: (Wikipedia.org : 2013)

a. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan KAP

Tanudiredja, Wibisana, & Rekan

b. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan

KAP Siddharta& Widjaja.

c. KAP Ernest & Young (E & Y), bekerjasama dengan KAP Purwantono,

Suherman, & Surja.

d. KAP Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP

Osman Bing Satrio &Eny.

Menurut Supriyati Yuliastri Rolinda (2007: 114) Kantor Akuntan Publik internasional atau yang di kenal dengan The Big Four dianggap dapat melaksanakan auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya.

Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu.


(47)

meningkatkan reputasi kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya Ukuran Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan keuangan (Ani Yulianti, 2011: 20).

2.1.3.3. Opini Auditor

Menurut IAI (2001: 1) dalam laporan Auditor Atas laporan Keuangan Auditan seksi 508 paragraf 4Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu asersi4, bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dikemukakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Ada 5 tipe opini auditor (Arens dkk, 2003:70), yaitu:

a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor dalam kondisi:

1. Semua laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas) telah lengkap,

2. Semua aspek dari ketiga stándar umum SPAP telah dipatuhi dalam penugasan audit tersebut,

3. Bukti audit yang cukup telah terkumpul dan auditor telah melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga stándar pekerjaan lapangan telah dipatuhi,

4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Hal tersebut berarti pula bahwa pengungkapan informatif yang cukup telah tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainya dari laporan keuangan tersebut. 5. Tidak ada situasi yang membuat auditor untuk merasa perlu

menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.

b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan (Unqualified Opinion with Explanations Language)

Pada situasi tertentu, auditor dapat menambahkan bahasa penjelasan pada pendapat wajar tanpa pengecualian pada laporan auditnya.Tujuan dari bahasa penjelasan adalah untuk memberi tahu pemakai laporan


(48)

tentang satu atau lebih fakta material berkenaan dengan laporan keuangan yangtelah diaudit.Penyebab-penyebab utama ditambahkannya suatu bahasa penjelasan pada laporan audit. Bentuk baku adalah :

1. Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum,

2. Ketidakpastian atas kelangsungan hidup suatu perusahaan (going concern),

3. Penekanan pada suatu hal oleh auditor,

4. Pendapat berdasarkan sebagian dari auditor lain dimana tidak ada pembatasan ruang lingkup dan ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku umum.

c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, kecuali untuk hal-hal tertentu yang telah diuraikan dalam laporan. Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan pada situasi:

1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap ruang lingkup audit,

2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.

d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Auditor menyatakan pendapat ini jika dia yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan dapat menyesatkan.

e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) menyatakan bahwa auditor tidak dapat menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.Pendapat ini juga diberikan apabila auditor dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

Pernyataan Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Dewi Lestari (2010: 28), menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara opini auditor dengan

audit delay. Perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat wajar tanpa

pengecualian akan menunjukkan audit delay lebih panjang dibanding perusahaan yang menerima opini wajar tanpapengecualian. Hal ini terjadi


(49)

melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Selain itu, perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian dianggap sebagai bad news sehingga penyampaian laporan auditakan diperlambat. 2.1.3.4. Ukuran Perusahaan

Perusahaan besar lebih konsisten untuk tepatwaktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya.Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan makasemakin pendek audit delay dan sebaliknya. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:13) menyatakan bahwa Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan.

Perusahaan besar diduga akan menyelesaikanproses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan olehbeberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikaninsentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan (Dyer dan Mc Hugh, 1975dalam Andi, 2011: 156).


(50)

2.1.3.5Solvabilitas

Solvabilitas seringkali disebut leverage ratio. Leverage ratiomengukur tingkat aktiva perusahaan yangtelah dibiayai oleh penggunaan hutang. Dengan demikian solvabilitas merupakankemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangkapendek maupun jangka panjang.Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginyaresiko keuangan perusahaan.Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinanbahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupapokok maupun bunga.Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaanmengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akanmempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderungmenunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk (Weston dan Copeland,1995 dalam Andi, 2011: 157)

Menurut Moeljadi (2006:51), mendefininisikan tentang solvabilitas, yaitu: solvabilitas merupakan salah satu rasio keuangan perusahaan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar total hutangnya.Menurut Bambang Riyanto (2001:32), mendefinisikan tentang solvabilitas, yaitu: “solvabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiaban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan.


(51)

perusahaan untuk membayar semua kewajibannya pada saat keadaan operasi atau akan dilikuidasikan.Jumingan (2006:122), menyatakan bahwa tingkat solvabiltas (solvency level) dapat diukur dengan rasio total hutang dengan modal sendiri (Debt to Equity Ratio), yaitu: “Debt to Equity Ratio yaitu rasio solvabilitas yang bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah total hutang yang dijamin dengan modal sendiri”.

Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung sebagai berikut :

Oleh karena penjelasan diatas, maka penulis memilih rumus DER atau sering disebut dengan Debt to Equity Ratio sebagai alat ukur solvabilitas. Hal ini dikarenakan DER membandingkan seberapa besar total hutangnya yang akan dijamin oleh modal sendiri.

2.1.3.6.Profitabilitas

Profitabilitas.Tingkat profitabilitas diperkirakanmempengaruhi audit

delay dan timeliness. Ketepatanwaktu dan keterlambatan pengumuman

labatahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan.Jika pengumuman laba berisi berita baik makapihak manajemen akan cenderung melaporkantepat waktu dan jika pengumuman laba berisiberita buruk, maka pihak manajemen cenderungmelaporkan tidak tepat waktu. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Mereka juga

DER = Total Hutang x 100% Modal Sendiri


(52)

memberikan alasan bahwa auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan proses pengauditan (Givoly & Palmon, 1982 dalam Sistya, 2008: 3).

Menurut Munawir (2004 : 16), “profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti jumlah aktiva perusahaan maupun penjualan investasi, sehingga dapat diketahui efektifitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan.

Adapun salah satu rasio profitabilitas yang akan diteliti Return On Asset (ROA) Menurut Kasmir (2008), “rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan utang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Berikut ini salah satu rasio profitabilitas yaitu :

ROA = Laba Bersih x 100% Total Aktiva


(53)

2.1.3.7. Internal Auditor

Internal auditor merupakan suatu fungsi penilai independen yang menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian akan kontrol, kinerja, resiko dan tata kelola (governance) perusahaan publik maupun privat untuk menyajikan pencapaian tujuanlangsung organisasi. Tugas internal auditor langsung berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah, independen terhadap terhadap aktivitas yang diaudit tetapi internal audit siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua lingkungan manajemenSalah satu tugas fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi kecukupan struktur pengendalian internal perusahaan secara periodik dan membuat rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Dalam proses pengauditan laporan keuangan tahunan oleh akuntan publik, auditor intern akan sangat dibutuhkan dalam hal melakukan penilaian kualitas struktur pengendalian internal yang terkait dengan lingkup proses pelaksanaan audit. Perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang kuat maka memerlukan waktu relatif singkat bagi auditor dalam melaksanakan pengujian ketaatan dan pengujian substantif, sehingga mempercepat proses pengauditan laporan keuangan (Audit Delay) dan meminimalisasi penundaan pengumuman laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik (Carslaw & Kaplan, 1991 dalam Sistya, 2008: 3).


(54)

Sawyer (2005:32) menyebutkan bahwa internal auditor harus melakukan fungsi internal audit bagi manajemen sebagai berikut :

1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak.

2. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko. 3. Memvalidasi laporan ke manajer senior.

4. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. 5. Membantu proses pengambilan keputusan.

6. Menganalisis masa depan- bukan hanya untuk masa lalu. 7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.

2.1.3.8. Revenue

Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkannya.perusahaan keuangan dengan total revenue kategori tinggimemiliki audit delay paling cepat dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan keuangan dengan total revenue rendah (Prabandari, 2007 dalam Dewi Lestari, 2010: 79).

Pengertian Revenue (pendapatan) menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;23.2), adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.


(55)

tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain, karena pendapatan ini dapat dikatakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain. Jenis-jenis pendapatan adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan Operasi

Pendapatan operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu : a. Penjualan Kotor

Penjualan kotor adalah penjualan sebagaimana tercantum dalam faktur atau jumlah awal pembebanan sebelum dikurangi penjualan return dan potongan penjualan.

b. Penjualan Bersih

Penjualan bersih adalah penjualan yang diperoleh dari penjualan kotor dikurangi return penjualan ditambah dengan potongan penjualan lain-lain.

2. Pendapatan non Operasi

Pendapatan non operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu : a. Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diterima perusahaan karena telah meminjamkan uangnya kepada pihak lain.

b. Pendapatan sewa

Pendapatan sewa adalah pendapatan yang diterima perusahaan karena telah menyewakan aktivanya untuk perusahaan lain.


(56)

2.1.3.9. Kompleksitas Operasi Perusahaan

Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit dan akuntansi. Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya (Wulan, 2013 : 6).

2.1.4. Audit delay

Menurut Rachmawati ( 2005: 5 ), audit delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahun perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen, sedangkan menurut Raja Ahmad dan Kamarudin ( 2000: 6 ), audit delay adalah jumlah hari antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan audit.

Lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit disebut audit report lag atau audit delay. Menurut Dyer & McHugh ( 1975 : 206 ) dalam Lidya dan Rangga ( 2012: 4 ), “Auditors’ report lag is the open


(57)

opinion signature date in the auditors’ report”.

Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Andi (2011: 154), dalam artikelnya berjudulAn Examination of Audit Delay:Further Evidence from

New Zealandmenyatakan factor yang mempengaruhi audit delay antara

lain: ukuran perusahaan dan perusahaan melaporkan kerugian. Menurut Aston dan Elliot (1987) dalam Andi (2011: 154),dalam artikelnya berjudulAn Empirical Analysis of Audit Delaymenyatakan faktor yang mempengaruhi audit delay antara lain: Jenis industri, status perusahaan public atau non public, bulan penutupan tahun buku, kualitas system pengendalian internal, kompleksitas laporan keuangan dan EDP.Monirul dan Peter (1998: 16),dalam artikelnya berjudul An Examination of Audit

Delay: Evidence from Pakistanmenyatakan faktor yang mempengaruhi

audit delay antara lain:kantor cabang perusahaan multinasional dan auditor. 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian – penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan dengan audit delay menunjukkan hasil yang berbeda. Menurut Monirul dan Peter (1998) dalam penelitiannya berjudulAn Examination of Audit Delay: Evidence

from Pakistan, meneliti hubungan antara audit delay dengan beberapa

karakteristik perusahaan di Negara berkembang seperti Pakistan. Variabel independen yang digunakan adalah Audit Delay sedangkan variabel dependen yaitu Ukuran Perusahaan, DER, Profitabilitas, Kantor Cabang, Ukuran KAP, biaya Audit dan Penjualan. Indikator penelitian ini adalah :Ukuran Perusahaan = (Log) Asset ; DER = Long Term Debt/Equty;


(58)

Profitabilitas = Jika laba bersih, maka nilai satu (1) atau rugi, maka nila nol (0); Kantor Cabang = cabang yang kepemilikan sahamnya 51% dari induk;

Ukuran KAP = International Auditor (1) atau Non-internatioanl Auditor (0); Biaya Audit = Total Audit Fee; Penjualan = Total Sales. Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda.Dari hasil penelitian diperoleh audit delay hanya dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah kantor cabang. Namun enam atribut lainnya salah satunya adalah ukuran KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.

Elen dan Anggraeni (2012) dalam penelitiannya tentangPengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, meneliti beberapa karekteristik perusahaan antara lain laba rugi perusahaan dan ukuran KAP. Variabel independen yang digunakan adalah Audit Delay sedangkan variabel dependen yaitu ukuran perusahaan, solvabilitas, laba rugi perusahaan, dan ukuran KAP. Indikator penelitian ini adalah : Ukuran Perusahaan = Total asset; Tingkat solvabilitas = Total kewajiban dibagi total asset; Laba rugi = Total laba (1) atau Total rugi (0); ukuran KAP = Kelompok Big Four (1) atau Non-Big Four (0).Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda.Secara parsial menunjukkan bahwa variabel independen berupa ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi perusahaan, ukuran KAP, berpengaruh signifikan terhadap audit delay.


(59)

sedangkan variabel dependen yaitu Profitability, Internal auditor, Solvability, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik. Indikator penelitian ini adalah : Provitability = Laba bersih/Total asset; Internal auditor = memiliki internal auditor (1) atau tidak memiliki internal auditor (0); Solvability = Debt/ Total asset; Ukuran akuntan publik = Kelompok Big Four (1) atau Non-Big Four (0); ).Teknik analisis yang di gunakanRegresi linier berganda. Dari penelitian tersebut dapat membantu profesi akuntan publik dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya Audit Delay dan Timelines.

Rangga dan Lidia (2012) meneliti Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2008). Variabel independen yang digunakan adala Audit Delay sedangkan variabel dependen yaitu Besarnya aset, TDTA, ROA, Opini auditor, ukuran KAP.Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran KAP yang mengaudit perusahaan dan opini Auditor secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Indikator penelitian ini adalah : Besarnya asset = total aset; TDTA = Debt/Total asset; Opini auditor = unqualified opinion (1) atau qualified opinion (0); Ukuran KAP = kelompok Big Four (1) atau Non-Big Four (0). Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda.Dari penelitian tersebut Secara simultan Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Opini Auditor, dan Ukuran KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay. Secara parsial Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Opini Auditor, dan Ukuran KAP tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay.


(60)

Andi (2011) juga telah meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay Pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen yang digunakan adalah Audit Delay sedangkan variabel dependen yaitu Ukuran perusahaan = Total asset; Operasi kerugian dan keuntungan = Total laba (1) atau total rugi (0); Solvabilitas = Total deb/Total asset; Profitabilitas = Laba bersih/Total asset; Opini auditor = Unqualified opinion (1) atau qualified opinion (0); Reputasi auditor = Kelompok Big Four (1) atau Non-Big Four (0) Hasil penelitian menunjukkan bahwa total aset, dan solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay.Teknik analisis yang di gunakan Regresi linier berganda. Di sisi lain, operasi kerugian dan keuntungan, profitabilitas, opini auditor, dan reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay

Ikhtisar hasil penelitian–penelitian terdahulu tersebut tercantum dalam tabel 2.1.


(1)

Teristimewa untuk Ayahanda dan Ibunda, Syarifuddin dan Erliana yang sangat penulis hormati dan cintai yang telah membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Untuk Jefri, Nurfika Dewi, Ridho Eriyanto dan Vinda Anggela Dewi,yang senantiasa menemani dan memberikan penulis motivasi dalam mengerjakan skripsi ini. Terimalah ucapan terima kasihku yang mendalam semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam penyajian dan penyampaian skripsi ini, sungguh hanya Allah yang memiliki kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, Oktober 2014

NIM. 110522135 Dedi Kurniawan


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 TujuandanManfaat Penelitian ... 8

1.3.1 TujuanPenelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TinjauanTeoritis ... 10

2.1.1 LaporanKeuanagan ... 10

2.1.2Pengertian Auditing ... 11

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Audit Delay .... 13

2.1.3.1 LaporanLaba/Rugi... 13

2.1.3.2 Ukuran KAP ... 14

2.1.3.3 Opini Auditor ... 16

2.1.3.4 Ukuran Perusahaan ... 18

2.1.3.5 Solvabilitas ... 19

2.1.3.6 Profitabilitas ... 20

2.1.3.7 Internal Auditor ... 22

2.1.3.8 Revenue ... 24

2.1.3.9 KompleksitasOperasi Perusahaan... 25

2.1.4 Audit Delay ... 26

2.2 TinjauanPenelitianTerdahulu ... 27

2.3Kerangka KonseptualdanHipotesisPenelitian ... 34

2.3.1 KerangkaKonseptual ... 34

2.3.2HipotesisPenelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 DesainPenelitian... 40


(3)

3.4 MetodePengumpulan Data ... 43

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44

3.6 Metode Analisis Data ... 52

3.6.1 StatistikDeskriptif ... 52

3.6.2 AnalisisRegresiLogistik ... 53

3.6.3 Menilaikeseluruhan model (Overal Model Fit) ... 54

3.6.4 Menilaikelayakan model regresi ... 55

3.6.5 PengujianHipotesa ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HasilPenelitian ... 57

4.2 AnalisisregresiLogistik ... 59

4.2.1 Menilai Model Fit ... 59

a. UjiStatistik -2LogL ... 60

b. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ... 63

c. Nagelkerke’s R Square ... 63

4.3 PengujianHipotesis ... 64

4.4PembahasanHasilPenelitian... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Daftar Audit Delay Perusahaan perbankan ... 4

2.1 Tinjuan Penelitian Terdahulu ... 31

3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

3.2 Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel ... 47

4.1 Kriteria Pemilihan Sampel Perusahaan ... 57

4.2 Statistik Deskriptif ... 58

4.3 Hasil Pengujian -2LogL (Awal) ... 60

4.4 Hasil Pengujian -2LogL (Akhir) ... 61

4.5 Hasil Pengujian -2LogL ... 62

4.6 Hasil Pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit ... 63

4.7 Hasil Pengujian Nagelkerke’s R Square ... 64


(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Data VariabelPenelitian ... 77 2 StatistikDeskripsif ... 81 3 HasilUjiAnalisisRegresiLogistik ... 82