Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan dapat dikatakan sehat apabila perusahaan mampu bertahan
dalam kondisi ekonomi yang sulit, yang dapat dilihat dari kemampuan perusahaan
tersebut dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan dan operasinya secara
stabil

serta mampu

menjaga

keberlangsungan

perkembangan

usahanya.

Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan berdasarkan
kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Kinerja perusahaan dapat

dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode
(Juliana dan Sulardi, 2003).
Perusahaan menggunakan kinerja keuangan untuk mengukur keberhasilan
yang telah dicapai dalam periode relevan tertentu. Kinerja keuangan membantu
perusahaan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, serta dalam proses
pengambilan keputusan keuangan perusahaan. Selain bagi perusahaan, kinerja
keuangan pada umumnya digunakan oleh masyarakat untuk menilai apakah
perusahaan tersebut berhasil dalam menjalankan usahanya melalui kinerja dan
profitabilitasnya. Kinerja keuangan yang baik menggambarkan bahwa perusahaan
tersebut dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Setiap perusahaan mengetahui
hasil kinerjanya melalui laporan keuangan.
Laporan keuangan yaitu hasil dari pembuatan ringkasan data keuangan
perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan
manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan

1

Universitas Sumatera Utara

dengan data keuangan perusahaan.Secara umum laporan keuangan menyediakan

informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam
suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan
untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan.
Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan dan hasil hasil
yang di capai oleh perusahaan. Para pelaku bisnis dan pemerintah dalam
pengambilan keputusan ekonomi membutuhkan informasi tentang kondisi dan
kinerja perusahaan. Melalui laporan keuangan, perusahaan dapat memperoleh
informasi mengenai kinerja perusahaan, aliran arus kas perusahaan, dan informasi
lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan keuangan belum dapat
memberi manfaat maksimal bagi pemakainya sebelum pemakai laporan keuangan
tersebut menganalisis laporan keuangan tersebut. Dengan demikian, analisis
laporan keuangan perlu dilakukan untuk memahami informasi laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan
kecenderungan atau tren untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha
dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis
laporan keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi keadaan keuangan masa
lalu, sekarang dan proyeksi hasil atau laba yang akan datang.Analisis dilakukan
dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur atau pos-pos tertentu pada
laporan keuangan dari tahun ketahun untuk mengetahui arah perkembangannya.

Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan dibidang finansial akan sangat membantu dalam menilai

2

Universitas Sumatera Utara

prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang. Dengan
analisis ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan
memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya
piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan
pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai.
Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi
keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan juga bermanfaat dalam memprediksi
laba perusahaan. Selain itu rasio keuangan digunakan untuk memutuskan apakah
akan membeli saham perusahaan, untuk meminjam uang, atau memprediksi
kekuatan perusahaan di masa depan. Apabila kinerja keuangan perusahaan baik

maka pertumbuhan laba meningkat, dan sebaliknya apabila kinerja keuangan tidak
baik maka pertumbuhan laba akan menurun. Dalam hal ini pertumbuhan laba
merupakan peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Laba merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan atau penurunan
ekuitas dari berbagai sumber transaksi. Laba perusahaan diperlukan untuk
kepentingan

kelangsungan

hidup

perusahaan.

Untuk

memperoleh

laba,


perusahaan harus melakukan kegiatan operasional yang didukung oleh adanya
sumber daya.

Untuk melihat fenomena pertumbuhan laba yang tejadi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014

3

Universitas Sumatera Utara

ditunjukkan pada Gambar 1.1. Dimana perusahaan yang dipilih yaitu perusahaan
Astra Internasional Tbk (ASII) dan perusahaan Prima Alloy Steel Tbk (PRAS).
Kedua perusahaan tersebut dipilih karena memiliki perbedaan tingkat laba yang
dimiliki. Perusahaan Astra Internaisonal memiliki laba yan sangat besar
sedangkan perusahaan Prima Alloy Steel memiliki laba yang kecil yang di
tunjukkan pada Gambar 1.1:

Pertumbuhan Laba
8

7
6
5
4
ASII
3
PRAS
2
1
0
-1

2010

2011

2012

2013


2014

-2

Gambar 1.1
Grafik Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur (ASII dan PRAS)
Tahun 2010-2014
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan
perusahaan ASII dan PRAS mengalami fluktuasi. ASII memilik tingkat
petumbuhan laba yang cenderung menurun dari 2010 hingga 2014. Sedangkan
PRAS memiliki tingkat pertumbuhan laba yang cenderung meningkat dari tahun
2010 hingga tahun 2012, namun mengalami penurunan yang cukup drastis pada
tahun 2013 dan 2014.

4

Universitas Sumatera Utara

Untuk lebih jelas melihat penyebab fluktuasi pertumbuhan laba pada
perusahaan ASII dan PRAS akan dijelaskan melalui variabel-variabel dari rasio

keuangan pada Tabel 1.1 :
Tabel 1.1
Komponen-Komponen dari Rasio Keuangan pada Perusahaan Manufaktur
(ASII dan PRAS) Tahun 2010-2014
Komponen
Rasio

Aktiva
Lancar

Perusahaan

ASII
PRAS
ASII

Persediaan
Utang
Lancar
Total

Hutang
Total
Aktiva
Total
Ekuitas
Penjualan
Bersih

PRAS
ASII
PRAS
ASII
PRAS
ASII
PRAS
ASII
PRAS
ASII
PRAS


Earning
After Tax

ASII

2010

2012

2013

2014

46.843.000

66.065.000

75.799.000

88.352.000


97.241.000

216.306

246.602

197.198

331.855

566.779

10.842.000

11.990.000

15.285.000

14.433.000

16.986.000

97.196

108.657

119.894

153.754

205.840

37.124.000

49.169.000

54.178.000

71.139.000

73.523.000

149.383

125.386

119.904

321.945

564.899

54.168.000

78.481.000

92.460.000

107.806.000

115.705.000

326.702

342.114

297.056

389.182

601.006

112.857.000

154.319.000

182.274.000

213.994.000

236.029.000

326.702

580.959

577.349

795.630

1.286.827

49.310.000

75.838.000

89.814.000

106.188.000

120.324.000

135.265

238.844

280.293

406.448

685.821

129.991.000

162.564.000

188.053.000

193.880.000

201.701.000

287.200

330.446

310.224

316.174

445.664

17.004.000

21.077.000

22.742.000

22.297.000

22.125.000

306

1.946

15.565

13.196

11.340

PRAS
Pertumbuh ASII
an Laa
PRAS

2011

0,36

0,23

0,07

-0.01

-0,007

-1,00

5,35

6,99

-0,15

-0,14

Sumber: www.ix.co.id (dalam jutaan rupiah)
Data yang di tunjukkan pada Tabel 1.1 merupakan komponen dari Current
Ratio,Quick Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover,

5

Universitas Sumatera Utara

Total Asset Turnover, Return on Asset dan Return on Equity serta pertumbuhan
laba pada dua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu
Astra Internasional Tbk (ASII) dan Prima Alloy Steel Tbk. (PRAS) dari tahun
2010-2014.
Perkembangan tingkat ekuitas pada perusahaan Astra Internasional dan
Prima Alloy Steel dari tahun tahun 2010-2014 mengalami tren peningkatan. Hal
ini juga berlaku pada tingkat aktiva, hutang, dan penjualan bersih pada perusahaan
Astra Internasional, tetapi berbeda dengan perusahaan Prima Alloy Steel yang
mengalami fluktuatif. Pada tingkat persediaan perusahaan Astra Inernasional
cenderung meningkat walaupun pada tahun 2013 sempat mengalami penurunan
hal ini diikuti dengan penjualan yang terus meningkat berarti tingkat persediaan
masih seimbang. Prima Alloy Steel memiliki tingkat persediaan yang terus
meningkat tetapi tingkat penjualan menurun pada tahun 2012 dan meningkat
untuk tahun selanjutnya. Namun pada tingkat pertumbuhan laba perusahaan Astra
Internasional cenderung menurun sedangkan perusahaan Prima Alloy Steel
mengalami fluktuatif.
Pada perusahaan Prima Alloy Steel Tbk. aktiva lancar mengalami
penurunan pada tahun 2012 dan mengalami peningkatan pada tahun selanjutnya.
Hutang lancar juga mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012 kemudian
meningkat pada tahun selanjutnya. Pada tahun 2013 total aktiva dan penjualan
bersih juga mengalami penurunan dan pada tahun selanjutnya mengalami
peningkatan.

6

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan Astra Internasional, tingkat aktiva mengalami peningkatan dari
tahun 2010-2014 sedangkan sedangkan perusahaan Prima Alloy Steel mengalami
tren naik turun. Meningkatnya tingkat aktiva dan hutang pada perusahaan Astra
Internasional mengakibatkan tingkat penjualan bersihnya juga meningkat dan laba
yang dihasilkan juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa saldo kas yang
dimiliki perusahaan Astra Internasional berputar dengan baik. Berbeda dengan
PRAS pada tahun 2012 aktiva dan utang mengalami penurunan yang
mengakibatkan penjualan bersih juga menurun tetapi laba yang dihasilkan
menningkat. PRAS mungkin lebih dominan menggunakan aktiva dari pada utang,
sehingga penjualan yang dihasilkan lebih sedikit digunakan untuk pembayaran
hutang sehingga laba yang diperoleh lebih besar.
Meningkatnya utang dan ekuitas yang dimiliki perusahaan Astra
Internasional tahun 2010-2014 mengakibatkan tingkat penjualan bersih dan laba
yang diperoleh meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa utang dan ekuitas yang
dimiliki dapat dikelola dengan baik, sehingga mampu menghasilkan penjualan
yang tinggi sehingga mampu membayar hutang yang dimiliki dan perusahaan
memiliki laba yang meningkat. Berbeda dengan perusahaan Prima Alloy Steel
pada tahun 2010-2014 tingkat ekuitas yang dimiliki terus meningkat namun
hutang yang dimiliki mengalami penurunan pada tahun 2012. Ketika tingkat
hutang pada tahun 2012 menurun ini mengakibatkan penjualan bersih juga
menurun tetapi laba yang dihasilkan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa
ketika utang meningkat maka penjualan bersih meningkat dan sebaliknya ketika
utang menurun maka penjualan juga menurun tetapi laba yang dihasilkan

7

Universitas Sumatera Utara

meningkat. Hal ini dikarenakan pembayaran atas utang semakin berkurang
sehingga laba yang dihasilkan lebih besar.
Meningkatnya utang dan ekuitas yang dimiliki perusahaan Astra
Internasional tahun 2010-2014 mengakibatkan tingakt penjualan bersih dan laba
yang diperoleh meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa utang dan ekuitas yang
dimiliki dapat dikelola dengan baik, sehingga mampu menghasilkan penjualan
yang tinggi sehingga mampu membayar hutang yang dimiliki dan perusahaan
memiliki laba yang meningkat. Berbeda dengan perusahaan Prima Alloy Steel
pada tahun 2010-2014 tingkat ekuitas yang dimiliki terus meningkat namun
hutang yang dimiliki mengalami penurunan pada tahun 2012. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika utang meningkat maka penjualan bersih meningkat
dan sebaliknya. Hal ini dikarenakan pembayaran atas utang semakin berkurang
sehingga laba yang dihasilkan lebih besar.
Tingkat aktiva dan penjualan yang dimiliki perusahaan Astra Internasional
tahun 2010-2014 terus meningkat mengakibatkan penjualan meningkat dan laba
yang dihasilkan juga meningkat. Hal ini menunjukkan aktiva yang tinggi juga
mengakibatkan penjualan bersih meningkat dan meningkatkan tingkat laba yang
dihasilkan. Artinya aktiva yang dimiliki perusahaan Astra Internasional digunakan
dengan efektif sehingga penjualan yang dihasilkan meningkat. Pada perusahaan
Prima Alloy Steel terjadi penurunan aktiva yang diikuti dengan penjualan bersih
pada tahun 2012. Hal ini dapat menunjukkan pengelolaan dana perusahan dari
tahun ketahun sama. Karena ketika aktiva meningkat tingkat penjualannya juga

8

Universitas Sumatera Utara

meningkat terlihat 2010, 2011, 2013 dan 2014, namun pada tahun 2012 aktiva
menurun sehingga penjualan juga menurun.
Peningkatan penjualan dan pendapatan setelah pajak perusahaan Astra
Internasional pada tahu 2010-2014 terus mengalami peningkatan. Berbeda dengan
perusahaan Prima Alloy Steel pada tahun 2012 penjualan mengalami penurunan
tetapi pendapatan meningkat. Hal ini terjadi karena pada tahun 2012 utang juga
mengalami penurunan sehingga hasil dari penjualan yang digunakan untuk
membayar utang kecil dan mengakibatkan pendapatan menjadi besar.
Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa perusahaan Astra Internasional
memiliki tingkat aktiva, utang dan ekuitas yang terus meningkat dari tahun 20102014 diikuti dengan tingkat penjualan yang terus meningkat namun pendapatan
bersih meningkat hanya pada tahun 2010-2012 tahun selanjutnya yaitu 2013 dan
2014 mengalami penurunan. Ini bisa disebabkan karena pada tahun 2013 dan
2014 tingkat utang meningkat lumayan tinggi sehingga beban bunga atas utang
menjadi besar ditambah dengan beban pajak penghasilan sehingga pendapatan
bersih yang dihasilkan menurun. Begitu juga dengan perusahaan Prima Alloy
Steel pada tahun 2010-2014 aktiva, utang dan ekuitas meningkat diikuti dengan
penjualan yang terus meningkat. Namun pendapatan bersih hanya meningkat pada
tahun 2010-2012 dan menurun pada tahun 2013 dan 2014. Ini bisa disebabkan
karena tingkat utang yang meningkat maka beban bunga tinggi ditambah beban
pajak sehingga beban tinggi dan pendapatan bersih menurun.
Peningkatan komponen rasio keuangan tersebut tidak sesuai dengan tren
pertumbuhan laba perusahaan Astra Internasional dan Prima Alloy Steel.

9

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan Astra Internasional pada tahun 2010 memiliki pertumbuhan 0,36 dan
pada tahun 2011 menurun menjadi 0,23. Tahun 2012 juga turun semakin rendah
menjadi 0,07 begitu juga tahun 2013 turun menjadi -0,01 dan tahun 2014 turun
lagi menjadi -0,07. Perusahaan Prima Alloy Steel pada tahun 2010 memiliki
pertumbuhan laba sebesar -1,00 dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 5,35 dan
kemudian meningkat lagi pada tahun 2012 menjadi 6,99. Pada tahun 2013
mengalami penurunan yang drastis menjadi -0,15 dan kemudian menurun pada
tahun 2014 menjadi -0,14.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan dan penurunan rasio
keuangan yaitu Current Ratio, Quick Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity
Ratio, Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Return on Asset dan Return on
Equitytidak selalu diikuti dengan kenaikan atau penurunan pertumbuhan laba.
Walaupun mengalami kenaikan dan penurunan yang berfluktuasi, sebagaian besar
perusahaan manufaktur memiliki pertumbuhan laba yang tetap meningkat.
Berdasarkan data-data tersebut, perkembangan aktiva, utang, ekuitas, dan
penjualan bersih tidak sesuai dengan perkembangan tingkat pertumbuhan labanya.
Hal tersebut menjadi fenomena tersendiri karena tidak sesuai dengan teori-teori
pada umunya.
Untuk mengukur dan memprediksi laba perusahaan dapat menggunakan
rasio keuangan. Hal ini menjadikan rasio keuangan dapat menjadi faktor dalam
mengevaluasi

keadaan

keuangan

perusahaan

masa

lalu,

sekarang

dan

memproyeksikan laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, 2003). Selain itu

10

Universitas Sumatera Utara

rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistem peringatan awal terhadap
kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan.
Rasio keuangan sering digunakan untuk mengukur kekuatan atau
kelemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan yang pada dasarnya
tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan, melainkan juga bagi
pihak eksternal.Dengan rasio keuangan, investor dapat dibimbing untuk membuat
keputusan atau perimbangan tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan dan
bagaimana prospek yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Analisis rasio
keuangan ini dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur tersebut
dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengaitkan pengaruh rasio
keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan sebagai berikut:
1. Current Ratio dalam penelitian Mahaputra (2012), Gustina dan Wijayanto
(2015), Khal dan Muda (2014) menunjukkan pengaruh signifikan positif
terhadap pertumbuhan laba. Namun dalam penelitian Umobong (2015)
menunjukkan bahwaCurrent Ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap
pertumbuhan laba. Sedangkan dalam penelitian Gunawan dan Wahyuni
(2013), Rachmawati dan Hanayani (2014) menunjukkan bawah Current Ratio
tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
2. Quick Ratio dalam penelitian Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014) yang
menyatakan bahwa Quick Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Berbeda dengan hasil penelitian Khalun dan Iskandar

11

Universitas Sumatera Utara

Muda (2014) bahwa Quick Ratio memiliki hubugan yang positif pertumbuhan
laba.
3. Debt to Asset Ratio dalam penelitian Rachmawati dan Hanayani (2014)
menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Namun
dalam penelitian Oktanto dan Nuryanto (2014) menunjukkan bahwa Debt to
Asset Ratio pengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba.
Sedangkan dalam penelitian Gunawan dan Wahyuni (2013) menunjukkan
bahwa Debt to Asset Ratio tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
4. Debt to Equity Ratio dalam penelitian Mahaputra (2012), Oktanto dan
Nuryanto (2014) menunjukkan bahwa berpengaruh signifikan positif terhadap
pertumbuhan laba. Namun dalam penelitian Gunawan dan Wahyuni (2013)
menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
5. Inventory Turnover dalam penelitian Gunawan dan Sri Fitri Wahyuni (2013)
menyatakan bahwa Inventory Turnover berpengaruh signifikan positif
terhadap pertumbuhan laba. Namun berbeda dengan hasil penelitian oleh
Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014) yang menyatakan bahwa Inventory
Turnover tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
6. Total Asset Turnover dalam penelitian Mahaputra (2012), Gunawan dan
Wahyuni (2013) menunjukkan hubungan yang signifikan positif terhadap
pertumbuhan laba. Namun dalam penelitian Rachmawati dan Hanayani
(2014), Gustina dan Wijayanto (2015), Oktanto dan Nuryanto (2014)

12

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan bahwa Total Asset Turnover tidak signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
7. Return on Assetdalam penelitian Asian A. Umobong (2015) menunjukkan
pengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba. Namun dalam
penelitian Gustina dan Wijayanto (2015) menunjukkan pengaruh yang
signifikan negatif, dan dalam penelitian Ibnu Khal dan Iskandar Muda (2014)
menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan positif terhadap pertumbuhan
laba.
8. Return on Equity dalam penelitian Asian A. Umobong (2015) menunjukkan
hubungan yang signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba. Namun dalam
penelitian Ibnu Khal dan Iskandar Muda (2014) menunjukkan pengaruh yang
tidak signifikan positif terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan fenomena yang ada dan terdapatnya perbedaan hasil
penelitian- penelitian pada research gap, maka peneliti tertarik untuk mengambil
judul

penelitian

yaitu“PENGARUH

RASIO

LIKUIDITAS,

RASIO

LEVERAGE, RASIO AKTIVITAS DAN RASIO PROFITABILITAS
TERHADAP

PERTUMBUHAN

LABA

PADA

PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio aktivitas dan rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap

13

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh Apakah rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio aktivitas dan rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak
manajemen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dalam penetapan kebijakan.
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam
mengambil keputusan investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. Bagi Peneliti
Untuk memenuhi persyaratan akademis dan tambahan wawasan sebagai
pengetahuan peneliti tentang masalah yang di teliti.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya

14

Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan informasi
yang dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan peneliti pada
bidang yang sama di masa yang akan datang dan sebagai bahan referensi
untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya.

15

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 25 130

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN TRADE RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 16 98

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh rasio likuditas, rasio aktivitas, rasio Solvabilitas dan rasio profitabilitas terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur Yang terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

SKRIPSI PENGARUH RASIO LIKUDITAS, RASIO AKTIVITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14

Pengaruh rasio likuditas, rasio aktivitas, rasio Solvabilitas dan rasio profitabilitas terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur Yang terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 29