Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1

Pertumbuhan Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba

secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang
timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan
pendapatan tersebut. Wild dan Halsey (2005:408) “Laba (Income – juga disebut
Earnings atau Profit) merupakan ringkasan hasil aktivitas operasi usaha yang
dinyatakan dalam istilah keuangan.” Laba mencerminkan pengembalian kepada
pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan
merinci bagaimana laba diperoleh.
Menurut Darsono dan Purwanti (2008:121) “Laba ialah prestasi seluruh
karyawan dalam suatu perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk angka keuangan
yaitu selisih positif antara pendapatan dikurangi beban (Expenses)”. Laba
merupakan


dasar

ukuran

kinerja

bagi

kemampuan

manajemen

dalam

mengoperasikan harta perusahaan. Laba harus direncanakan dengan baik agar
manajemen dapat mencapainya secara efektif.
Menurut Harahap (2005:263), laba merupakan angka yang penting dalam
perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan
pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan keputusan, dasar dalam
peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya dimasa yang akan


16

Universitas Sumatera Utara

datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan
perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Pertumbuhan laba yang positif mencerminkan bahwa perusahaan telah dapat
mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan
laba serta menunjukkan baiknya kinerja perusahaan dan begitu juga sebaliknya.
Ukuran yang seringkali dipakai untuk menentukan sukses tidaknya
manajemen perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Berhasil atau
tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan
manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan
datang, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan demikian sasaran
utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang prestasi-prestasi perusahaan
yang disajikan melalui pengukuran laba dan komponen-komponennya.
Menurut Warsidi dan Pramuka (2000:45) “Pertumbuhan laba dihitung
dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumya
kemudian dibagi dengan laba periode sebelumnya yang diformulasikan sebagai

berikut:
Pertumbuhan Laba =

��������� ������� ℎ�� −���������������� ℎ�� −1
���������������� −1

Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen
dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan
komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga
pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan
pajak penghasilan, adanya perubahan pada pos-pos luar biasa dan lain-lain.

17

Universitas Sumatera Utara

Menurut Hanafi dan Halim sebagaimana dikutip Angkoso (2006:20) pertumbuhan
laba disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Besarnya perusahaan
2. Umur perusahaan

3. Tingkat leverage
4. Tingkat penjualan
5. Perubahan laba masa lalu
Namun begitu pertumbuhan laba juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar
seperti adanya peningkatan harga akibat inflasi dan adanya kebebasan manajerial
yang memungkinkan manajer memilih metode akuntansi dan membuat estimasi
yang dapat meningkatkan laba.

2.1.2

Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2009:104), rasio keuangan merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka
dengan angka yang lainnya dalam satu periode maupun beberapa periode.Menurut
Hanadie (2010) rasio keuangan adalah penggabungan yang menunjukkan
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan,
hubungan antar unsur laporan tersebut. Rasio keuangan dapat digunakan untuk
mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas
operasional perusahaan.Wild (2005:36), menyatakan bahwaanalisis rasio (ratio

analysis) dapat mengungkap hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan
dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan

18

Universitas Sumatera Utara

mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio yang
diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi
lebih lanjut.
Berdasarkan beberapa defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio
keuangan merupakan indeks yang memperlihatkan hubungan yang relevan dan
signifikan antar satu atau lebih pos-pos laporan keuangan yang dirancang untuk
membantu dalam mengevaluasi suatu laporan keuangan.
Menurut Syahyunan (2015) untuk mengidentifikasikan kondisi keuangan
dan kinerja keuangan perusahaan, maka rasio keuangan dapat di bandingkan
dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1. Perbandingan Antar Waktu (Trend Analysis)
Dalam


perbandingan

antar

waktu,

rasio

keuangan

yang

sekarang

dibandingkan dengan rasio keuangan tahun yang lalu atau dibandingkan
dengan perkiraan rasio keuangan yang akan datang dalam perusahaan yang
sama (perbandingan internal) suatu perusahaan. Dari perbandingan itu dapat
diliht arah perubahan apakah naik atau sebaliknya turun.
2. Perbandingan Antar Perusahaan (Comparative Analysisi)
Dalam perbandingan antar perusahaan, rasio keuangan suatu perusahaan

dibandingkan dengan rasio keuangan perusahaan lainnya yang sejenis atau
dengan rata-rata industri pada waktu yang sama (perbandingan eksternal).
Dari perbandingan ini dapat dilihat apakah rasio keuangan perusahaan relatif
sama atau berbeda dengan perusahaan lainnya atau rata-rata industri.

19

Universitas Sumatera Utara

2.1.3

Jenis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2009:127), jenis rasio keuangan terdiri dari sebagai

berikut:
1. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jenis dari rasio
likuiditas antara lain:
a. Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau

utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau
utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai
persediaan.
c. Rasio Kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang
d. Rasio Perputaran Kas merupakan rasio yang mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai penjualan.
e. Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.
Rasio likuiditas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah rasio
lancar (Current Ratio) dan rasio cepat (Quik Ratio). Current Ratio yaitu rasio

20

Universitas Sumatera Utara


untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
(margin of safety) suatu perusahaan. Apabila rasio ini rendah, dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun apabila hasil
pengukuran rasio tinggi, kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik. Hal ini
dapat terjadi akibat tidak adanya penggunaan kas dengan sebaik mungkin. Untuk
menghitung Current Ratio sebagai berikut:
Current Ratio =

Aktiva Lancar (������������� )

Utang Lancar (������������������ )

Quick Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Jika rasio ini di bawah rata-rata
industri, keadaan perusahaan buruk dari perusahaan lain. Hal ini menyebabkan
perusahaan harus menjual persediaannya untuk melunasi pembayaran utang
lancar, padahal menjual persediaan untuk harga yang normal relatif sulit, kecuali

perusahaan menjual di bawah harga pasar, yang tentunya bagi perusahaan jelas
menambah kerugian. Untuk menghitung Quick Ratio sebagai berikut:
Quick Ratio =

������� ������ − ���������
������������������

2. Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jenis-jenis rasio leverage
antara lain :

21

Universitas Sumatera Utara

a. Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
b. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas.
c. Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang jangka

panjang dengan modal sendiri.
d. Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali
perolehan bunga.
e. Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang dilakukan apabila
perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva
berdasarkan kontrak sewa ( lease contract).
Dalam rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah Debt to
Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio.Debt to Asset Ratio adalah rasio utang yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
Dari hasil pengukuran, apabila hasil rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan
utang semkain banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh
tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi
utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasiony
rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Adapun rumus untuk
mencari Debt to Asset Ratio sebagai berikur:
Debt to Asset Ratio =

Total ����

Total Assets

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh

22

Universitas Sumatera Utara

utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi bank (kreditor), semakin
besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar
resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan.
Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik.
Sebaliknya denan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang
disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika
terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Untuk menghitung Debt to
Equity Ratio sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio =

Total Utang (��������� )
Ekuitas (������ )

3. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan,
penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Jenis-jenis rasio
aktivitas antara lain:
a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu
periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini akan
berputar dalam satu periode .

23

Universitas Sumatera Utara

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam
persediaan ini berputar dalam suatu periode.
c. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) merupakan salah satu
rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan
selama periode tertentu.
d. Fixed Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu
periode.
e. Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa
jumlahpenjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Dalam rasio aktivitas ini yang menjadi fokus penelitian adalah Total Asset
Turnoverdan Inventory Turnover.Total Asset Turnover merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan
dan mengukur berapa jumpah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiahnya.
Apabila rasio ini rendah maka tidak baik bagi perusahaan karena perusahaan
belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimilikinya. Untuk menghitung Total
Asset Turnover sebagai berikut:
Total Asset Turnover =

Penjualan (����� )

Total Aktiva (����� ������ )

Inventory Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode.
Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan merupakan rasio yang

24

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun.
Semakin kecil rasio ini semakin tidak baik bagi perusahaan demikian sebaliknya.
Untuk menghitung Inventory Turnoer sebagai berikut:
Inventroy Turnover =

Penjualan
Persediaan

4. Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Jenis-jenis
rasio profitabilitas antara lain:
a. Profit Margin on Sales merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan.
b. Return on Assetmerupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
c. Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri.
d. Laba Per Lembar Saham Biasa merupakan rasio untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang
saham.
Dalam rasio profitabilitas ini, yang menjadi fokus penelitian adalahReturn
on Asset dan Return on Equity.
Return on Asset adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Semakin rendah rasio ini, semakin
kurang baik demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Untuk menghitung
Return on Asset sebagai berikut:

25

Universitas Sumatera Utara

������� ����� ���

Return on Asset =

����������

Return on Equity menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan
semakin kuat demikian pula sebaliknya. Untuk menghitung Return on Equity
sebagai berikut:
Return on Equity =

������� ����� ���
������

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Terdapat beberapa peneliti terdahulu yang mengaitkan pengaruh rasio
keuangan terhadap pertumbuhan laba antara lain diuraikan pada Tabel 2.1 :

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti
Nyoman
Kusuma
Adnyana
Mahaputra
(2012)

Judul
Pengaruh RasioRasio Keuangan
Terhadap
Pertumbuhan
Laba
pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI

Variabel

Hasil Penelitian

Current
1. Current Ratio, Debt to
Ratio, Debt
Equity Ratio, Total
to
Equity
Asset Turnover, dan
Ratio, Total
Profit Margin samaAsset
sama
berpengaruh
Turnover,
signifikan
positif
Profit
terhadap pertumbuhan
Margin
laba perusahaan.

26

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
Ade
Gunawan
dan Sri Fitri
Wahyuni
(2013)

Pengaruh Rasio
Keuangan
Terhadap
Pertumbuhan
Laba
pada
Perusahaan
Peragangan
di
Indonesia

Anggun Arif
Rachmawati
dan
Nur
Handayani
(2014)

Pengaruh Rasio
Keuangan
dan
Kebijakan
Dividen
Terhadap
Pertumbuhan
Laba
pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftara di BEI

Danny
Oktanto dan
Muhammad
Nuryatno
(2014)

Pengaruh Rasio
Keuangan
Terhadap
Perubahan Laba
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar
di
Bursa
Efek
Inonesia
(BEI)
Tahun 2008-2011

Total Asset 1. Total Asset Turnover,
Turnover,
Fixed Asset Turnover,
dan Inventory Turnover
Fix
Asset
Turnover,
berpengaruh signifikan
Inventory
positif
terhadap
Turnover,
pertumbuhan laba pada
Current
perusahaan
Ratio, Debt 2. Current Ratio, Debt to
Asset Ratio, dan Debt to
to
Assets
Equity
Ratio
tidak
Ratio,Debt to
Equity Ratio
berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
laba perusahaan.
Current
1. Current Ratio, Total
Ratio, Debt
Asset Turnover, Profit
to
Total
Margin dan Divident
Payout Ratio tidak
Asset, Total
berpengaruh terhadap
Asset
Turnover,
pertumbuhan
laba
Profit
perusahaan
Margin,
2. Debt to Asset Ratio
Divident
berpengaruh
positif
Pay-out
terhadap pertumbuhan
Ratio
laba perusahaan.
Quick Ratio, 1. Quick Ratio, Total Asset
Debt
to
Turnover, dan Inventory
Turnover
tidak
Equity Ratio,
Debt to Total
signifikan
terhadap
Asset, Total
pertumbuhan
laba
Asset
perusahaan
Turnover,
2. Debt to Equity Ratio
Inventory
berpengaruh signifikan
Turnover
positif
terhadap
pertumbuhan
laba
perusahaan
3. Debt to Total Asset
berpengaruh signifikan
negatif
terhadap
pertumbuhan laba.

27

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
Khalidazia
Ibnu Khal
dan
Iskandar
Muda
(2014)

The Influence
Of Profitability
And Liquidity
Ratios On The
Growth
Of
Profit
Of
Manufacturing
Companies

Asian
A
Umobong,
FCA
(2015)

Assesing
The
Impact
Of
Liquiity
And
Profitability
Ratios
On
Growth
Of
Profits
In
Pharmaceutical
Firms In Nigeria

Dhany Lia
Gustina
dan Andhi
Wijayanto
(2015)

Analisis Rasio
Keuangan dalam
Memprediksi
Perubahan Laba

Current
Ratio, Quik
Ratio, Cash
Ratio, Gross
Profit
Margin,
Return
on
Asset, Return
on Equity
Current
Ratio, Gross
Profit Ratio,
Net
Profit
Ratio,
Net
Working
Capital
Ratio, Return
on
Assets,
Return
or
capital
Employec,
Return
on
Equity, Acid
Test
Current
Ratio, Total
Asset
Turnover,
Debt
to
Equity Ratio,
Return
on
Asset

1. Current
Ratio,
Quick
Ratio, Cash Ratio, Gross
Profit Margin, Return on
Aset, Return on Equity
memiliki hubungan yang
positif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan laba
perusahaan.
1. Current Ratio dan Return
on
Equity
memiliki
hubungan
signifikan
negatif
terhadap
pertumbuhan laba
2. Gross Profit Ratio, Net
Working Capital, Return
on Asset, Return on
Capital
memiliki
hubungan signifikan positif
terhadap pertumbuhan laba
3. Net Profit Ratio memiliki
hubungan negatif dan tidak
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba
perusahaan.
1. Current Ratio dan Debt
Ratio
secara
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap perubahan laba
2. Total
Asset
Turnover
secara
parsial
tidak
berpengaruh
terhadap
perubahan laba perusahaan
3. Return on Asset secara
parsial berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
perubahan laba.

Sumber: Data diolah
2.3 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio
keuangan (Current Ratio, Quick Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio,
Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Return on Asset dan Return on Equity)

28

Universitas Sumatera Utara

dan yang menjadi variabel dependen adalah pertumbuhan laba dimana laba yang
digunakan pada penelitian ini adalah laba bersih setelah pajak.
2.3.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Current Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya (Kasmir, 2009:134). Semakin tinggi Current Ratio,
maka perusahaan semakin likuid dan akan semakin mudah untuk memperoleh
pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan
operasionalnya sehingga laba juga dapat meningkat. Menurut Hanafi dan Halim
(2003:78), Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yan akan
berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Rasio yang
rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang
tinggi menujukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai
pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.
2.3.2 Pengaruh Quick Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Quick Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dan aktiva lancar
tanpa memperhitungkan nilai persediaan (Kasmir, 2009:138). Jika rasio ini kecil
atau berada di bawah rata-rata industri, keadaan perusahaan tidak baik atau buruk
dibandingkan perusahaan lain. Hal ini menyebabkan perusahaan harus menjual
persediaannya untuk melunasi pembayaran utang lancar, padahal menjual
persediaan untuk harga yang normal relatif sulit kecuali perusahaan menjual

29

Universitas Sumatera Utara

dibawah harga pasar yang tentunya perusahaan akan mengalami kerugian yang
mengakibatkan laba menurun.
2.3.3 Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir, 2009:156).
Semakin tinggi Debt to Asset Ratio, artinya pendanaan dengan utang semakin
banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan
pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang
utangnya dengan aktiva yang dimilikinya sehingga akan sulit untuk memperoleh
pendanaan dari kreditor untuk mendukung kegiatan operasionalnya yang dapat
berakibat pada penurunan laba perusahaan. Sebaliknya, jika rasio ini rendah maka
semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang sehingga ini dapat meningkatkan
pertumbuhan laba.
2.3.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Debt to Equity Ratiomerupakan rasio untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan (Kasmir, 2009:157).
Dimana Debt to Equity Ratioyang semakin besar maka semakin baik dan
sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yan
disediakan pemiliki dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika
terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva dan ini dapat mengurangi
pertumbuhan laba.

30

Universitas Sumatera Utara

2.3.5 Pengaruh Inventory Turnover terhadap Pertumbuhan Laba
Inventor Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode
(Kasmir,2009:180). Rasio yang tingi menujukkan perusahaan bekerja secara
efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula sebaliknya apabila
perputaran persediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau
tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk. Hal ini akan
mengakibatkan investasi dalam pengembalian yang rendah dan dapat mengurangi
laba.
2.3.6Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba
Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva (Kasmir,2009:185). Semakin
tinggi Total Asset Turnover maka perusahaan akan semakin efisien dalam
menggunakan aktiva nya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga
dapat meningkat demikian sebaliknya.
2.3.7 Pengaruh Return on Asset terhadap Pertumbuhan Laba
Return on Asset menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2009:201). Semakin kecil (rendah) rasio
ini semakin kurang baik, karena hasil yang diperoleh atas penggunaan asset kecil
dan ini akan menurunkan pertumbuhan laba, demikian pula sebaliknya. Artinya
rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan.

31

Universitas Sumatera Utara

2.3.8 Pengaruh Return on Equity terhadap Pertumbuhan Laba
Return on Equity menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri suatu
perusahaan (Kasmir, 2009:205). Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena
hasil dari pengembalian atas investasi tinggi yang membuat laba semakin tinggi.
Demikian sebaliknya jika rasio ini rendah tidak baik bagi perusahaan karena
tingkat pengembalian invetasi yang rendah dan laba yang diperoleh juga menurun.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan
penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada
Gambar 2.1:

Current Ratio
Quick Ratio
Debt to Asset Ratio
Pertumbuhan

Debt to Equity Ratio

Laba

Inventory Turnover
Total Asset Turnover
Return on Asset
Return on Equity

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

32

Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual, maka dirumuskan
hipotesis penelitian yaitu “Rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan
rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

33

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 25 130

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN TRADE RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 16 98

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh rasio likuditas, rasio aktivitas, rasio Solvabilitas dan rasio profitabilitas terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur Yang terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

SKRIPSI PENGARUH RASIO LIKUDITAS, RASIO AKTIVITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14

Pengaruh rasio likuditas, rasio aktivitas, rasio Solvabilitas dan rasio profitabilitas terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur Yang terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 29