Welcome to ePrints Sriwijaya University - UNSRI Online Institutional Repository eka pepki unila

VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER TAHUN 2016

ISSN 2527-3612

JK Unila
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung
Edisi Khusus PEPKI VIII

Diterbitkan oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAN
IKATAN DOKTER INDONESIA WILAYAH LAMPUNG
2016

JK Unila
JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Edisi Khusus Pertemuan & Ekspo Pendidikan Kedokteran Indonesia (PEPKI VIII)
ISSN 2527-3612
VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER TAHUN 2016
Terbit 2 kali dalam 1 tahun pada bulan Juni dan Desember. Dalam 1 volume ada 2 nomor. Berisi tulisan yang diangkat
dari hasil penelitian, studi kasus,dan tinjauan pustaka di bidang kedokteran dan kesehatan.

SUSUNAN REDAKSI
Pelindung
Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA
Penasehat
Dr. dr. Asep Sukohar,S.Ked., M. Kes
Penggung Jawab
dr. Fitria Saftarina, S.Ked., M. Sc
dr. Betta Kurniawan, S.Ked., M. Kes
Pemimpin Redaksi
dr. Anggraeni Janar Wulan, S.Ked., M. Sc
Sekretaris Redaksi
dr. Khairun Nisa Berawi, S.Ked., M. Kes., AIFO
Anggota Redaksi
dr. Oktadoni, S.Ked., M.MedEd
dr. Rika Lisiswanti, S.Ked., M. MedEd
dr. AgustyasTjiptaningrum, S.Ked., Sp. PK
dr. Tri Umiana Soleha, S.Ked., M. Kes
dr. Rekha Nova Iyos, S.Ked.
Sofyan Musyabiq Wijaya, S.Gz.,M.Gizi
Soraya Rahmanisa, S. Si., M. Si

Sekretariat
Makmun Murod, S.E
Sudarto
Andries Hidayad, S. Pd
Suseno
Home Page
jurnal.fk.unila.ac.id
Email
jkunila@gmail.com
Alamat Dewan Penyunting dan Tata Usaha: Unit Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Gedung Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung Jalan Prof. Soemantri Brojonegoro No.1, Bandarlampung, Indonesia
JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG (JK Unila) diterbitkan sejak Juni 2016 oleh Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Penyunting menerima artikel yang belum diterbitkan oleh media lain. Format artikel tercantum pada halaman depan
(Pedoman Bagi Penulis). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.
Mengutip ringkasan dan pernyataan atau mencetak ulang gambar atau tabel dari jurnal ini harus mendapatkan izin langsung dari
penulis. Produksi ulang dalam bentuk kumpulan cetakan ulang atau untuk kepentingan periklanan atau promosi atau publikasi
ulang dalam bentuk apapun harus seizin salah satu penulis dan mendapat lisensi dari penerbit

Dicetak di Bandar Lampung. Isi diluar tanggung jawab Percetakan


MITRA BESTARI
Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes.,
Sp.PA
Patologi Anatomi, Universitas Lampung,
Indonesia
dr. Indri Windarti, S.Ked., Sp.PA
Patologi Anatomi, Universitas Lampung,
Indonesia
Dr. dr. Asep Sukohar, S.Ked., M.Kes
Farmakologi, Universitas Lampung,
Indonesia

Mikrobiologi, Universitas Lampung,
Indonesia

Ilmu Pendidikan Kedokteran,
Universitas Lampung, Indonesia

dr. M. Ricky Ramadhian, S.Ked., M.Sc
Mikrobiologi, Universitas Lampung,

Indonesia

dr. Oktadoni Saputra, S.Ked.,
M.Med.Ed
Ilmu Pendidikan Kedokteran,
Universitas Lampung, Indonesia

dr. Agustyas Tjiptaningrum, S.Ked.,
Sp.PK
Patologi Klinik, Universitas Lampung,
Indonesia

dr. Novita Carolia, S.Ked., M.Sc
Farmakologi, Universitas Lampung,
Indonesia

dr. Putu Ristyaning Ayu, S.Ked.,
M.Kes., Sp.PK
Patologi Klinik, Universitas Lampung,
Indonesia


dr. Liana Sidharti, S.Ked., M.K.M
Farmasi, Universitas Lampung,
Indonesia

dr. Reni Zuraida, S.Ked., M.Si
Ilmu Gizi , Universitas Lampung,
Indonesia

Dr. dr. Jhons Fatriyadi S, S.Ked., M.Kes
Parasitologi, Universitas Lampung,
Indonesia

dr. Dian Isti Angraini, S.Ked., MPH
Ilmu Gizi ,Universitas Lampung,
Indonesia

dr. Betta Kurniawan, S.Ked., M.Kes.
Parasitologi, Universitas Lampung,
Indonesia


Sofyan M. Wijaya, S.Gz., M.Gz
Ilmu Gizi, Universitas Lampung,
Indonesia

dr. Hanna Mutiara, S.Ked., M.Kes
Parasitologi, Universitas Lampung,
Indonesia

dr. T.A. Larasati, S.Ked., M.Kes.
Ilmu Kedokteran Komunitas,
Universitas Lampung, Indonesia

dr. Fitria Saftarina, S.Ked., M.Sc
Agromedicine, Universitas Lampung,
Indonesia

dr. Khairunnisa Berawi, S.Ked., M.Kes.,
AIFO
Fisiologi, Universitas Lampung,

Indonesia

Dr. Dyah Wulan Sumekar, S.K.M.,
M.Kes
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lampung, Indonesia

dr. Evi Kurniawaty, S.Ked., M.Sc
Biokimia, Universitas Lampung,
Indonesia

Prof. Dr. dr. Efrida Warganegara,
S.Ked., M.Kes., Sp.MK
Mikrobiologi, Universitas Lampung,
Indonesia

dr. Tiwuk Susantiningsih, S.Ked.,
M.Biomed
Biokimia, Universitas Lampung,
Indonesia


dr. Ety Apriliana, S.Ked., M.Biomed
Mikrobiologi, Universitas Lampung,
Indonesia

Soraya Rahmanisa, S.Si., M.Sc
Biokimia , Universitas Lampung,
Indonesia

dr. Tri Umiana Soleha, S.Ked., M.Kes
dr. Rika Lisiswanti, S.Ked., M.Med.Ed

dr. Anggraini Janar Wulan, S.Ked.,
M.Sc
Anatomi, Universitas Lampung,
Indonesia
dr. Susianti, S.Ked., M.Sc
Histologi, Universitas Lampung,
Indonesia
dr. Hendra Tarigan Sibero, S.Ked.,

M.Kes., Sp.KK
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
Universitas Lampung, Indonesia
dr. Ade Yonata, S.Ked., M.Mol.Biol.,
Sp.PD
Ilmu Penyakit Dalam, Universitas
Lampung, Indonesia
dr. M. Yusran, S.Ked., M.Sc., Sp.M
Ilmu Penyakit Mata, Universitas
Lampung, Indonesia
dr. Ahmad Fauzi, S.Ked., M.Epid.,
Sp.OT
Epidemiologi, Orthopaedi,
Universitas Lampung, Indonesia
dr. Mukhlis Imanto, S.Ked., Sp.THT-KL.
THT-KL, Universitas Lampung,
Indonesia
dr. Ratna Dewi Puspitasari, S.Ked.,
Sp.OG
Obstetri dan Ginekologi, Universitas

Lampung, Indonesia

JK Unila
JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ISSN 2527-3612
VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER TAHUN 2016

DAFTAR ISI
ARTIKEL PENELITIAN
Pengaruh Komorbid Terhadap Terjadinya Bakterimia MDR Gram Negatif pada Pasien Rawat
Inap
Ade Yonata .................................................................................................................................... 211-214
Korelasi Aktifitas Fisik dan Jumlah Gigi Berfungsi dengan Kadar Gula Darah Sewaktu pada
Pasien Poliklinik Universitas Lampung
Dian Isti Angraini, Sofyan Musabiq Wijaya.................................................................................... 215-219
Gambaran Pengetahuan Lansia Terhadap Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi di
Puskesmas Cipayung Kota Depok 2015
Eliza Techa Fattima, Riyan Wahyudo, Gigih Setiawan, Chicy Widya Morfi ................................... 220-225
Kecemasan Wanita Premenopause dalam Menghadapi Masa Menopause, Sebuah Studi
Crossectional

Juminten Saimin, Cici Hudfaizah, Indria Hafizah ........................................................................... 226-230
Penurunan Kadar Kolesterol Total darah Sebagai Resiko Dislipidemia pada Lansia yang
Mengikuti Senam Jantung Sehat
Khairun Nisa Berawi ...................................................................................................................... 231-234
Hubungan Antara IPK Program Sarjana Kedokteran dengan Nilai UKMPPD Mahasiswa FKUY
Miranti Pusparini, Aditarahma Imaningdyah, Sri Hastuti, Zwasta Pribadi, Dea Dewi Miranti ...... 235-242
Pengaruh Pemberian Ekstrak Lidah Buaya Konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% Terhadap
Jumlah Makrofag pada Radang Mukosa Mulut Tikus Putih Jantan Galur Spraque Dawley
Novita Carolia, Asep Sukohar ........................................................................................................ 243-246
Perubahan Kekuatan Otot Dasar Panggul pada Wanita Primipara Pascapersalinan Pervaginam
dan Seksio Sesaria
Ratna Dewi Puspita Sari ................................................................................................................ 247-255
Korelasi Nilai Multiple Choice Questions (MCQ) dengan Nilai Ujian Lisan, Esai dan Diskusi
Problem-Based Learning (PBL) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Rika Lisiswati, Merry Indah Sari, Dwita Oktaria, Asep Sukohar ..................................................... 256-261
Analisis Self Directed Learning Readiness terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Semester 2
Tahun Ajaran 2015/2016 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu
Riry Ambarsarie, Noor Diah erlinawati, Dessy Triana ................................................................... 262-266
Efek Timoquinon terhadap Apoptosis pada Sel Kanker Serviks
Susianti .......................................................................................................................................... 267-271
Studi Kualitatif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier pada Mahasiswa
Kedokteran dan Dokter Internship di Bandar Lampung
Idzni Mardhiyah, Oktadoni Saputra, TA Larasati, Rika Lisiswanti.................................................. 272-282
Analisis Self Directed Learning Readiness terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Semester 2
Tahun Ajaran 2015/2016 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu
Riry Ambarsarie, Noor Diah Erlinawati, Dessy Triana ................................................................... 283-287
Distribusi Pasien PRB pada Peserta BPJS di Klinik SWA Yogyakarta Tahun 2015-2016
Gita Diah Prasasti, Ummatul Khoiriyah ......................................................................................... 288-295
Korelasi Tingkat Kepuasan Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter (PSPD) dan Nilai Ujian
Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)
Nur Melani S, Hanifa Affiani, Sari Puspa D, Kurnia Wahyudi, Achadiyani, Susi S, Dany H ............ 296-301
Peran Prior Knowledge Terhadap Kemampuan Kognitif Mahasiswa Kedokteran dalam Tutorial
Utami Sulistyo N, Umatul Khoiriyah .............................................................................................. 302-307

Efek Pemberian Ekstra Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap Daya Hambat
Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli secara in vitro
Alexander Dicky, Ety Apriliana ...................................................................................................... 308-312
Predictive Validity Ujian Saringan Masuk Fakultas Kedokteran Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Tahap Sarjana
Sylvia MS; Iis Inayati; Irwanto Ikhlas; Fransiska AP; Muslish M..................................................... 313-318
Validasi Kuesioner Evaluasi Progress Test pada MahasiswatTahap Sarjana Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
Yenny Dyah Cahyaningrum, Utami Mulyaningrum, Pravitasari .................................................... 319-323
Implementasi Kompetensi Sistem Reproduksi dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia
(SKDI) 2012 pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2011 FK UII
Dewi Retno, Yeny Dyah Cahyaningrum ......................................................................................... 324-331
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Tahap Sarjana dan Hasil Multidiciplinary Examination (MDE)
sebagai Prediktor Kelulusan CBT UKMPPD pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran Periode 2015-2016
Yuni Susanti P, Susi Susanah, Achadiyani, Dany Hilmanto ............................................................ 332-335
Hubungan Senam Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi di Klinik
HC UMMI Kedaton Bandar Lampung
Fitria Saftarina , Fairuz Rabbaniyah ............................................................................................... 336-341
Perbedaan Kemampuan Memori Kerja Paska Paparan Gelombang Elektromagnetik Akut dan
Kronis pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Sprague dawley
Anggraeni Janar Wulan, Rekha Nova Iyos, Anisa Nuraisa Djausal, Prianggara R P ....................... 342-346
Kejadian dan Distribusi Kelainan Kongenital pada Bayi Baru Lahir di RS dr. Moehammad
Hoesin Palembang Periode Januari – November 2015
Ziske Maritska, Siti Rahma Anissya Kinanti ................................................................................... 347-350
Persepsi Tingkat Kesiapan Dokter Muda di Rotasi Klinik RSI Unisma dan RS Mardi Waluyo
Marindra Firmansyah .................................................................................................................... 351-357
TINJAUAN PUSTAKA
Pemanfaatan Statistik Spasial dalam Mempelajari Faktor Resiko Tuberkulosis Paru sebagai
Upaya Penurunan Insidensi Tuberkulosis Paru
Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani ....................................................................................
Peran Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK) Dalam Pencegahan Dan
Penyelesaian Malpraktek Kedokteran
Asep Sukohar, Novita Carolia ........................................................................................................
Ergonomi Sebagai Upaya Pencegahan Musculoskletal Disorder pada Pekerja
Diana Mayasari, Fitria Saftarina ....................................................................................................
Mikrobiota Saluran Cerna: Tinajuan dari Aspek Pemilihan Asupan Makanan
Ardesy Melizah Kurniati ................................................................................................................
Diagnosis Molekuler Virus dengue
Enny Nugraheni, Ike Sulistyowati ..................................................................................................
Filariasis: Pencegahan Terkait Faktor Risiko
Anindita, Hanna Mutiara ...............................................................................................................
Pembelajaran di Fakultas Kedokteran: Pengenalan Bagi Mahasiswa Baru
Merry Indah Sari, Rika Lisiswati, Dwita Oktaria ............................................................................
Efek Ekstrak Daun Salam pada Kadar Glukosa Darah
Nita Parisa .....................................................................................................................................
Bimbingan dan Dukungan Mahasiswa, Sebuah Ilustrasi Kasus Mahasiswa Fakultas Kedokteran
yang Terancam Putus Studi Beserta Solusi dan Hasil Bimbingan
Oktafany ........................................................................................................................................
Umpan Balik pada Mini-CEX
Sulistiawati ....................................................................................................................................
Degenerasi Kognitif pada Stress Kronik
Eka Febri Zulissetiana, Puji Rizki Suryani .......................................................................................
Aktivitas Musa paradisiaca dalam Terapi Diare Akut pada Anak
TA Larasati, WA Hardita, IK Dewi ..................................................................................................
Granuloma Piogenik pada Ginggiva
Rizki Hanriko ..................................................................................................................................
Pitiriasis Versikolor Ditinjau dari Aspek Klinis dan Mikrobiologis

358-362

363-368
369-379
380-384
385-392
393-398
399-403
404-408

409-412
413-417
418-423
424-427
428-431

Eka Febri Z dan Puji Rizki S | Degenerasi Kognitif pada Stress Kronik

Degenerasi Kognitif pada Stres Kronik
Eka Febri Zulissetiana1, Puji Rizki Suryani2
1
Departemen Rehabilitasi Medik, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
2
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, FK Universitas Sriwijaya
Abstrak
Alzheimer dan Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang paling sering dijumpai di seluruh dunia dan merupakan
penyebab utama penurunan fungsi kognitif pada usia lanjut. Insidensi Alzheimer dan Parkinson semakin meningkat setiap
tahunnya sehingga menjadi salah satu masalah serius di sistem pelayanan kesehatan.Penurunan fungsi kognitif ini akan
berdampak pada tingginya risiko disabilitas fisik, penurunan kualitas hidup dan kematian. Perawatan jangka panjang dan
seringnya hospitalisasi pada penderita ini menyebabkan tingginya biaya dan beban ekonomi pada keluarga maupun negara.
Hingga saat ini penyebab pasti dari penurunan fungsi kognitif belum diketahui tetapi diduga diperantarai oleh interaksi yang
kompleks antara faktor usia, genetik dan lingkungan seperti stres. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui efek
stres kronik pada penurunan fungsi kognitif.Beberapa hasil penelitian memperlihatkan paparan stress kronik akan
menyebabkan peningkatan kadar kortisol jangka panjang yang akan menimbulkan efek yang merugikan di berbagai regio
otak khususnya hipokampus yang memegang peranan penting dalam proses belajar dan penyimpanan memori. Peningkatan
kadar kortisol akan memperantarai proses apoptosis neuron dan menurunkan ekspresi berbagai neurothropin. Kortisol juga
dapat menyebabkan perubahan dalam homeostasis kalsium, transmisi glutamat, meningkatkan proses long term depression
(LTD) dan gangguan pada proses induksi Long Term Potentiation (LTP) sehingga akan menurunkan eksitabilitas hipokampus.
Dengan demikian, Stres diyakini sebagai penyebab berbagai gangguan neuropsikiatri dan mempengaruhi perkembangan dan
onset timbulnya penyakit neurodegeneratif. [JK Unila. 2016; 1(2): 418-423]
Kata kunci: hipokampus, kognitif, kortisol, neurodegeneratif, stres

Cognitive Degeneration in Chronic Stress
Abstract
Alzheimer's and Parkinson's is the most common neurodegenerative disease and the leading cause of cognitive
degeneration in the elderly. The incidence of Alzheimer's and Parkinson disease is increasing globally and become one of
the serious problems in the health care system. The decline in cognitive function is likely to impact on the high risk of
physical disability, reduced quality of life and death. Long-term care and hospitalization in patients often led to high costs
and economic burden on the family and the state. Until now, the exact cause of the decline in cognitive function is unknown
but is thought to be mediated by a complex interaction between many factors such as age, genetic and environmental
stress. This literature review aimed to determine the effects of chronic stress on cognitive decline. Some research shows
chronic stress exposure will lead to increased levels of cortisol will cause long-term adverse effects in the various regions of
the brain, especially the hippocampus which plays an important role in learning and memory storage. Increased levels of
cortisol mediates neuronal apoptosis and decreased the expression of various neurothropin. Cortisol also can lead to
changes in calcium homeostasis, glutamate transmission, improve the process of long-term depression (LTD) and
interference on the induction of Long Term potentiation (LTP) thereby decreasing hippocampal excitability. Thus, stress is
believed to cause a variety of neuropsychiatric disorders and affect the development and onset of neurodegenerative
disease. [JK Unila. 2016; 1(2): 418-423]
Keywords: cognitive, cortisol, hippocampus, neurodegenerative
Korespondensi: dr. Eka Febri Zulissetiana, alamat : Departemen Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya, hp 081367656106, e-mail: dr.eka_1902@yahoo.com

Pendahuluan
Penyakit Alzheimer dan Parkinson adalah
penyakit neurodegeneratif yang paling sering
dijumpai di seluruh dunia dan merupakan
penyebab utama demensia pada usia lanjut1.
Prevalensi demensia semakin meningkat setiap
tahunnya seiring dengan semakin meningkatnya
populasi orang tua dan tingginya angka harapan
hidup di seluruh dunia2. Di Asia Pasifik, jumlah
penderita penyakit Alzheimer mencapai hampir
23 juta orang pada tahun 2015 dan diperkirakan
mengalami peningkatan menjadi 71 juta orang

pada tahun 20503. Demensia dapat secara
signifikan memperpendek angka harapan hidup
dan merupakan penyebab utama disabilitas
Demensia
dapat
secara
signifikan
memperpendek angka harapan hidup dan
merupakan penyebab utama disabilitas fisik,
hospitalisasi dan penurunan kualitas hidup
pada usia lanjut. Perawatan jangka panjang
pada penderita demensia ini menyebabkan
tingginya biaya dan beban ekonomi pada
keluarga maupun negara. Pada tahun 2005 di
seluruh dunia, jumlah biaya yang harus
dikeluarkan akibat penyakit Alzheimer
mencapai lebih dari US$ 315 juta dan

JK Unila | Volume 1 | Nomor 2| Oktober 2016

418

Eka Febri Z dan Puji Rizki S | Degenerasi Kognitif pada Stress Kronik

diperkirakan akan semakin meningkat seiring
dengan pertambahan prevalensi penyakit ini.4
Hingga saat ini penyebab pasti dari
demensia ini belum diketahui tetapi diduga
diperantarai oleh interaksi yang kompleks
antara faktor usia, genetik dan lingkungan
seperti stres.5,6 Paparan stres jangka panjang
pada manusia berhubungan dengan penurunan
volume hipokampus dan regio orbito-frontal
otak serta meningkatnya apoptosis neuron yang
akan berdampak pada penurunan fungsi
kognitif dan emosi.6 Stres diyakini sebagai
penyebab berbagai gangguan neuropsikiatri dan
mempengaruhi perkembangan dan onset
timbulnya penyakit neurodegeneratif.7

homeostasis dan meningkatkan kesempatan
untuk bertahan hidup.12

Stres
Stres merupakan reaksi tubuh terhadap
berbagai situasi mengancam yang dapat
menyebabkan perubahan baik secara fisik
maupun fisiologis yang akan mengganggu
homeostasis.8,9 Otak merupakan organ utama
yang menginterpretasi, merespon sekaligus
merupakan target dari hormon stres karena
otak menentukan stimulus mana yang
mengancam dan otak juga berperan dalam
mengatur fungsi fisiologis dan tingkah laku
sebagai respon terhadap stresor.10,11
Sebagai pusat kontrol dari sistem stres,
sel-sel parvoselulardan nucleus paraventricular
hipotalamus
menghasilkan
corticotropinreleasing hormone (CRH) dan hormon argininevasopressin (AVP), sedangkan
Neuron noradrenergik dari locus coeruleus (LC)
batang otak melepaskan norepinefrin (NE).12
Respon terhadap stres terutama ditandai
dengan adanya aktivasi dari sistem simpatoadreno-medullariyang menghasilkan epinefrin
dan norepinefrin dan sistem hipotalamuspituitari-adrenal (HPA) yang menghasilkan
hormon kortikosteroid.13 Sebagai permulaan
dihasilkan katekolamin yang kemudian diikuti
dengan
peningkatan
kadar
hormon
kortikosteroid. Katekolamin disekresi dan
kemudian menyebabkan aktivasi second
messenger di neuron pascasinaps dalam waktu
beberapa
detik,
sedangkan
hormon
kortikosteroid disekresi dalam waktu beberapa
menit dan menimbulkan efek hingga berjamjam hingga kemudian terlibat dalam proses
transkripsi gen.13,14
Aktivasi dari sistem stres ini akan
menyebabkan perubahan pada sistem fisiologis
tubuh yang memperantarai kemampuan
organisme
untuk
mempertahankan

Gambar 1. Skema sistem yang terlibat pada
stres
Kortisol
Kortisol merupakan efektor dari sistem
HPA dan berperan dalam kontrol homeostasis
tubuh dan respon organisme terhadap
stres.Kortisol dapat dengan mudah masuk ke
jaringan otak karena sifatnya yang lipopilik dan
kemudian akan terikat dengan 2 reseptor
glukortikoid yaitu mineralocorticoid receptor
(MR) atau reseptor tipe 1 dan glucocorticoid
receptor (GR) atau reseptor tipe 2.13,14,15 MR
ditemukan terbatas pada regio sistem limbik
seperti hipokampus, nuklei amigdala dan
motor nuklei batang otak, sedangkan GR
tersebar luas dan dapat ditemukan baik pada
neuron maupun sel glia.16 MR memiliki afinitas
yang tinggi, 10 kali lipat lebih tinggi
dibandingkan dengan GR, sehingga berperan
pada kadar kortisol basal, sedangkan apabila
terjadi peningkatan kadar kortisol maka peran
MR akan digantikan oleh GR. Ikatan antara
kortisol dengan GR akan menimbulkan efek
yang berbeda bahkan berlawanan dengan efek
kortisol pada kondisi basal.14,17 Dengan adanya
perbedaan jenis reseptor, maka secara umum
efek kortisol pada hipokampus dapat
digambarkan dengan bentuk kurva U terbalik
(Inverted U-shaped dose dependency). Kadar
kortisol pada stressor ringan diperlukan sebagai
mekanisme
untuk
mempertahankan
homeostasis, sedangkan kadar kortisol yang
sangat rendah maupun sangat tinggi akan
berdampak buruk pada jaringan otak.15,18

JK Unila | Volume 1 | Nomor 2| Oktober 2016

419

Eka Febri Z dan Puji Rizki S | Degenerasi Kognitif pada Stress Kronik

dengan terganggunya efikasi long term
potentiation (LTP) yang merupakan mekanisme
dasar pembangunan memori dan proses
belajar. Inhibisi GLUT-3 oleh kortisol ini juga
menyebabkan kerentanan terhadap energi
sehingga
hipokampus
kesulitan
dalam
melakukan berbagai fungsi vital seperti
reuptake
glutamat,
efluks
Ca2+
dan
memperbaiki kerusakan oksidatif yang terjadi.
14

Gambar 2. Bentuk kurva yang menggambarkan aksi
19
kortisol

Kortisol juga penting dalam mengatur
aktivitas basal dari sistem HPA dan untuk
terminasi respon stres. Umpan balik negatif
kortisol terhadap sekresi ACTH ini bertujuan
dalam membatasi durasi masa kerja kortisol
terhadap jaringan sehingga meminimalkan efek
katabolisme,
anti
reproduktif
dan
imunosupresif akibat pengaktifan kortisol.12
Pada stres kronik terjadi peningkatan kadar
kortisol dalam jangka waktu yang lama yang
disebabkan karena hiperaktivitas sistem HPA
dan terganggunya fungsi glucorticoid receptor
(GR) yang berperan dalam mekanisme umpan
balik negatif sistem HPA.12,20
Peningkatan kadar kortisol dalam jangka
panjang akibat paparan stres berulang dapat
menimbulkan efek yang merugikan otak18. Efek
stres kronik ini bersifat progresif, dimulai
dengan efek yang sementara (reversibel) hingga
efek yang bersifat permanen seperti kerusakan
neuron.14 Pengaruh stres kronik dapat dilihat di
berbagai regio di otak, khususnya hipokampus
yang memegang peranan penting dalam proses
belajar dan penyimpanan memori. Hipokampus
merupakan suatu regio di otak yang paling kaya
akan reseptor kortikosteroid dan memiliki
sensitivitas yang tinggi terhadap kortikosteroid
1.17,18 Oleh karena itu, stres diyakini
berhubungan dengan penurunan kemampuan
kognitif dan munculnya penyakit-penyakit
neuropsikiatrik.14,21
Stres Kronik dan Fungsi Kognitif
Peningkatan kortisol akibat stres kronik
dapat menurunkan uptake dan utilisasi glukosa
oleh sel saraf dan sel glia18,22. Kortisol memicu
translokasi glucose transporter3 (GLUT-3)
masuk kembali ke dalam sel, sekaligus
menurunkan ekspresi mRNA GLUT-3.14 Hal ini
menyebabkan penurunan kadar ATP selama
kondisi stres dan diyakini juga akan berdampak

Kortisol
diketahui
mempengaruhi
elekrofisiologi dan menurunkan eksitabilitas
neuron di hipokampus yang disebabkan adanya
peningkatan ion Ca2+ di sitoplasma.14 Kortisol
dapat meningkatkan konduktansi pompa ion
Ca2+ sehingga akan terjadi influks Ca2+ diikuti
dengan ekstrusi Ca2+ dalam jumlah besar ke
dalam sitoplasma. Kondisi ini juga diperparah
dengan adanya supresi pompa Ca2+- ATPase
akibat aktivasi reseptor GR oleh kortisol.15
Peningkatan ion Ca2+ ini akan meningkatkan
after-hyperpolarization
yang
akan
memperpanjang periode refraktori neuron di
hipokampus.18
Stres kronik dapat meningkatkan kadar
glutamat di ekstraseluler jaringan otak.23
Kortisol
melalui
aktivasi
GR
dapat
meningkatkan jumlah vesikel sinaptik glutamat
di permukaan membran sinaps sehingga makin
banyak jumlah glutamat yang siap dilepaskan.
Di level presinaptik, kortisol memicu
peningkatan jumlah kompleks SNARE yang
merupakan
kompleks
protein
yang
memperantarai pelepasan neurotransmitter
termasuk
glutamat
oleh
neuron
presinaps.Sebagai tambahan, stres kronik juga
mempengaruhi fungsi sel glia. Stres kronik
diyakini dapat menurunkan jumlah sel glia,
ditandai dengan menurunnya ekspresi glial
fibrillary acid protein (GFAP), dengan cara
menghambat proliferasi progenitor sel glia.
Streskronik
juga
dapat
menghambat
eka is e pe e siha
gluta at da i
celah sinaps oleh excitatory amino acid
transporters (EAATs) sel glia.22 Eksotoksisitas
glutamat akan berdampak pada gangguan
regulasi
ion
Ca2+.24
Glutamat
dapat
menginduksi peningkatan konsentrasi ion Ca2+
di sitoplasma dengan cara mengaktifkan
reseptor AMPA, NMDA dan voltage-dependent
Ca2+ channels (VDCC). Selain itu, aktivasi
reseptor glutamat pada GTP-binding protein
dapat menstimulasi pelepasan inositol
triphosphate (IP3) yang akan mengaktifkan
pintu Ca2+ pada retikulum endoplasma.25

JK Unila | Volume 1 | Nomor 2| Oktober 2016

420

Eka Febri Z dan Puji Rizki S | Degenerasi Kognitif pada Stress Kronik

Stres
kronik
juga mempengaruhi
transmisi glutamat yang ditandai dengan
berkurangnya jumlah reseptor AMPA dan
NMDA di neuron pascasinaps.21 Stres kronik
akan meningkatkan proses long term depression
(LTD) yang memiliki efek yang berlawanan
dengan LTP yang akan mengganggu proses
belajar, memori dan plastisitas sinaps.17,18

Gambar 3. Stres kronik mempengaruhi
21
metabolisme glutamat.

Adanya perubahan pada plastisitas
sinaps ini akan menyebabkan perubahan
struktur pada sinaps glutamatergik seperti
atropi, retraksi dendrit bahkan kerusakan duri
dendrit.21
Paparan stres kronik menunjukkan efek
kortisol terhadap stres oksidatif baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kortisol
jangka
panjang
memperantarai
proses
gliogenesis dan peningkatan metabolisme yang
menyebabkan akumulasi stres oksidatif di
mitokondria. Sel glia mempunyai peran penting
dalam modulasi status redoks sel neuron
melalui potensiasi aktivitas reseptor NMDA oleh
L-lactate astrosit.26 Stres menurunkan stabilitas
membran sel dan aktivitas pompa natriumNa+/K+ATP ase, serta meningkatkan kadar dan
metabolisme monoamin di otak.27 Stres kronik
menyebabkan pelepasan sejumlah besar
excitatory amino acid seperti glutamat dan
aspartat.28 Toksisitas glutamat, peningkatan ion
Ca2+ dan disfungsi mitokondria, mendasari
mekanisme apoptosis sel saraf.14,29 Ca2+overload
memicu kerusakan sitoskletal, produksi ROS dan
meningkatkan oksidasi lipid, protein dan DNA.
Hal tersebut merusak ubiquitin-proteosome
sisytem (UPS), mengaktifkan sinyal apoptosis
melalui p53 dan MAPK, serta menginduksi
protein proapotosis, seperti Bcl-2-associat ed X
protein (Bax), p53-upregulated modulator of

apoptosis (PUMA) dan sitokrom C. Selain itu,
mitokondria juga menghasilkan apoptosisinducing factor (AIF) yang menginduksi
apoptosis melalui caspase-9/caspase-3.29
Stres kronik menyebabkan pelepasan
sitokin terutama tumor necrosis factor-α (TNFα elalui akti asi TNF-α convertase (TACE) di
sel endotel dan sel epitel pleksus khoroidalis
dan ventrikel. TNF-α diketahui
e upaka
regulator utama dalam berlangsungnya
perubahan oksidatif selama stres. Kortisol juga
menyebabkan aktivasi NFkB yang merupakan
faktor transkripsi gen yang menginduksi nitric
oxide
synthase
(iNOS,
NOS-2)
dan
cyclooxygenase-2 (COX-2). NOS memperantarai
sitotoksisitas di banyak sel tubuh, terutama
karena akumulasi produksi ROS seperti
peroxynitrite akibat paparan NOS yang lama.
COX-2 merupakan komponen terpenting dalam
respon inflamasi dan produk akhir dari reaksi
ini bertanggung jawab atas proses sitotoksisitas
pada sel yang mengalami inflamasi. COX-2
menyebabkan kerusakan sel melalui biosintesis
prostaglandin yang juga akan menghasilkan
ROS. Selain itu prostaglandin sendiri juga
bertanggung jawab akan kerusakan sel dengan
cara menginduksi pelepasan glutamat dari
astrosit.28
Stres kronik juga menurunkan aktivitas
antioksidan enzimatis, seperti superoksida
dismutase (SOD), katalase (CAT), glutathione
peroxidase
(GPx)
dan
glutation
Stransferase(GST), dimana hal tersebut memicu
produksi anion superoksida (O2-), radikal
hidroksil
(.OH)
dan
hidrogen
peroksida(H2O2).14,30,31 Gluthathione memiliki
peranan penting dalam mendetoksifikasi ROS
di otak terutama H2O2 yang merupakan
molekul yang paling toksik di otak. Penurunan
konsentrasi antioksidan akan menyebabkan
modifikasi protein-protein penting di otak
melalui peningkatan oksidasi, denaturasi dan
presipitasi protein.30 Sebagai tambahan, terjadi
juga peroksidasi lipid yang menyebabkan
eksotoksisitas sel neuron melalui beberapa
mekanisme seperti kerusakan membran sel,
berkurangnya jumlah ATP, penurunan aktivitas
Na-K-ATP ase dan kerusakan dalam transport
glutamat.30,32
Stres kronik dapat menurunkan ekspresi
faktor pertumbuhan seperti neurotrophin,
khususnya brain derived neurotrophic factor
(BDNF)7. Ekspresi mRNA dan protein BDNF di
hippocampus tikus menurun secara signifikan
pada menit ke-60, ke-120 dan ke-720
pascastres kronik ringan berulang.33 Kortisol
JK Unila | Volume 1 | Nomor 2| Oktober 2016

421

Eka Febri Z dan Puji Rizki S | Degenerasi Kognitif pada Stress Kronik

menurunkan aktivitas activator protein-1 (AP-1)
dan CREB yang diperlukan dalam transkripsi gen
BDNF. Kortisol mengganggu stabilitas sekaligus
memicu degradasi mRNA BDN.34 Stres
immobilisasi kronik juga terbukti menurunkan
aktivitas Akt dan mTOR yang merupakan
komponen penting dalam jalur PI3K/Akt yang
diaktifasi oleh BDNF. Menurunnya aktivitas
mTOR diduga merupakan faktor penting dalam
penurunan protein-protein sinaps seperti SYP,
PSD 95, neurexin dan neuroligin.35 Hasil akhir
dari penurunannya fungsi BDNF menyebabkan
peran
BDNF
dalam
menjaga
dan
mempertahankan morfologi dendrit dan duri
dendrit menjadi terganggu. Stres kronik terbukti
menyebabkan
perubahan
struktural
di
beberapa regio otak seperti retraksi dendrit,
berkurangnya kompleksitas dendrit dan
berkurangnya densitas total duri dendrit
terutama duri dendrit bentuk thin dan
mushroom.36
Ringkasan
Penyakit Alzheimer dan Parkinson
merupakan penyebab utama demensia pada
usia lanjut yang insidensinya semakin
meningkat setiap tahunnya. Salah satu
penyebab dari penyakit neurodegeneratif ini
adalah stres. Stres merupakan reaksi tubuh
terhadap berbagai situasi mengancam yang
dapat menyebabkan perubahan baik secara fisik
maupun fisiologis yang akan mengganggu
homeostasis. Stres kronik akan menyebabkan
peningkatan kortisol jangka panjang yang dapat
menimbulkan efek yang merugikan otak.
Simpulan
Peningkatan kadar kortisol akibat stres kronik
dapat memperantarai kerusakan neuron di
hipokampus sehingga akan menyebabkan
berbagai
gangguan
neuropsikiatri
dan
mempengaruhi perkembangan dan onset
timbulnya penyakit neurodegeneratif.
Daftar Pustaka
1. Tiwari SC, & Soni RM. Alzhei e s Disease
Pathology and Oxidative Stress: Possible
Therapeutic Options .J Alzheimers Dis
Parkinsonism. 2014. 4(5):162-72.
2. Lista I & Sorentino G. Biological Mechanism
of Physical Activity in Preventing Cognitive
Declining. Cell Mol Neurobiol. 2010; 30(4):
493-503.
3. Alzhei e s
Disease
I te atio al
[internet]. 2014. World Alzheimer Report
2014 : Dementia and Risk Reduction.
[Online].[disitasi
pada
25
Maret

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

2016].Tersedia
dari
:https://www.alz.co.uk/research/WorldAlz
heimerReport2014.pdf
Qiu C, Kivipelto M & Straus E.
Epide iolog of Alzhei e s disease:
occurance, determinants and strategies
toward intervention. Dialogues Clin
Neurosci. 2009. 11(2): 111–28.
Madeo J & Elsayad C. The Role of
O idati e “t ess i Alzhei e s Disease. J
Alzheimers Dis Parkinsonism. 2013.
3(2):116-21.
Nieoullon A. Neurodegenerative diseases
and neuroprotection: current views and
prospects .J Appl Biomed. 2011.9: 173–83.
Bath KG, Schilit A, Lee FS. Stress Effect on
BDNF Expression :Effect of Age, Sex, and
Form of Stress. Neuroscience. 2013;
239:149-56.
McEwen BS. The Neurobiology of Stress:
from Serendipity to Clinical Relevance.
Brain Res. 2000; 886(1-2):172-89.
Sahin E & Gumuslu S. Immobilization
stress in rat tissues: Alterations in protein
oxidation,
lipid
peroxidation
and
antioxidant defense system. Comparative
Biochemistry and Physiology. 2007; 144:
342-7.
McEwen BS. Central Effects of Stress
Hormones in Health and Disease:
Understanding the Protective and
Damaging Effects of Stress and Stress
Mediators. Eur. J. Pharmacol. 2008; 583(23):174-85.
McEwen B & Gianaros P. Central role of
the brain in stress and adaptation: links to
socioeconomic status, health, and disease.
Ann N Y Acad Sci. 2010; 1186: 190-222.
Tsigos C & Chrousos GP. HypothalamicPituitary-Adrenal Axis, Neuroendocrine
Factors and Stress. J. Psychosom. Res.
2002; 53(4):865-71.
Espinosa-Oliva AM, Pablos RM, Villaran RF,
Arguelles S, Venero J & Cano J. Stress is
critical for LPS-induced activation of
microglia and damage in the rat
hippocampus. Neurobiology of Aging.
2011. 32 : 85–102.
McEwen B & Sapolsky RM. Stress and
Cognitive Function. Current Opinion.
1995.5:205-16.
Joels M. Corticosteroid Action in
Hippocampus. J. Neuroendocrinol. 2001;
13 : 657-69.
De Quarvain D, Roozendaal B &McGaugh,
J. Stress and glucocorticoids impair

JK Unila | Volume 1 | Nomor 2| Oktober 2016

422

Eka Febri Z dan Puji Rizki S | Degenerasi Kognitif pada Stress Kronik

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

retrieval of long-term spatial memory.
Nature Neuroscience. 1998; 394: 780-90.
Kim JJ & Diamond DM. The Stressed
Hippocampus, Synaptic Plasticity and Lost
Memories. Nature Review Neuroscience.
2002; 3:453-62.
Sapolsky RM. Glucocorticoids, Stress, and
Their Adverse Neurological Effects:
Relevance to Aging. Exp. Geront. 1999.
34(6):721-32.
Hill EE, Zack E, Battaglini M,Viru M, Viru A
& Hackney AC. Exercise and circulating
cortisol levels : The Intensity threshold
effect. J.Endocrinol.Invest. 2008; 31: 58791
Zhu LJ, Liu MY, Li H, Liu X, Chen C, Han Z.,
et al. The Different Roles of Glucocorticoids
in the Hippocampus and Hypothalamus in
Chronic
Stress-Induced
HPA
Axis
Hyperactivity. PLoS ONE. 2014; 9(5): 1-10.
Popoli M, Yan Z, McEwen, B. & Sanacora,
G. The Stressed Synapse: the Impact of
Stress and Glucocorticoids on Glutamate
Transmission. Nat. Rev. Neurosci. 2010;
13(1):22-37.
Pérez-Nievas BG, García-Bueno B, Caso JR,
Menchén L & Leza JC. Corticosterone as a
Marker of Susceptibility to Oxidative/
Nitrosative Cerebral Damage after Stress
Exposure
in
Rats.
Psychoneuroendocrinology. 2007; 32(6):
703-11.
Musazzi
L, Treccani G & Popoli M.
Functional and Structural Remodeling of
Glutamate Synapses in Prefrontal and
Frontal Cortex Induced by Behavioral
Stress. Front Psychiatry. 2015; 6: 60.
Castilho RF, Ward M & Nicholls D.
Oxidative Stress, Mitochondrial Function,
and Acute Glutamate Excitotoxicity in
Cultured Cerebellar Granule Cells. J.
Neurochem. 1999; 72 :1394–401.
Mattson
MP.
Calcium
and
Neurodegeneration. Aging Cell. 2007; 6:
337-50.
Spiers JG, Chen HJC, Sernia C & Lavidis NA.
Activation of the hypothalamic-pituitaryadrenal stress axis induces cellular
oxidative stress. Front. Neurosci. 2015;
8:456
Cui H, Kong Y & Zhang H. Oxidative Stress,
Mitochondrial Dysfunction, and Aging. J.
Sig. Transd. 2012; 646: 354.
Munhoz CD, Garcia-Bueno B, Madrigal JLM,
Lepsch LB & Leza JC. Stress-Induced
Neuroinflammation: Mechanism and New

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

Pharmacological Target. Braz J Med Biol
Res. 2008; 41(12):1037-46.
Numakawa T, Matsumoto T, Numakawa Y,
Richards M, Yamawaki S & Kunugi H.
Protective Action of Neurotrophic Factors
and Estrogen Against Oxidative StressMediated Neurodegeneration. J. Toxicol.
2011: 405: 194.
Sahin E & Gumuslu S. Alterations in brain
antioxidant status, protein oxidation and
lipid peroxidation in response to different
stress models . Behavioural Brain
Research. 2004; 155: 241-8.
Zafir A & Bahu N. Induction of Oxidative
Stress
by
Restraint
Stress
and
Corticosterone treatment in Rats. Indian J
Biochem Biophys. 2009; 46: 53-8.
Madrigal JLM, Olivenza R, Moro MA,
Lizasoain I, Lorenzo P, Rodrigo J. et al.
Glutathione Depletion, Lipid Peroxidation
and Mitochondrial Dysfunction Are
Induced by Chronic Stress in Rat Brain.
Neuropsychopharmacology. 2001; 24:
420-9
Shi SS, Shao Sh, Yuan BP, Pan F, & Li ZL.
Acute Stress and Chronic Stress Change
Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF)
and Tyrosine Kinase-Coupled Receptor
(TrkB) Expression in Both Young and Aged
Rat Hippocampus. Yonsei Med. J. 2010;
51(5):661-71.
Suri D & Vaidya V. Glucocorticoid
Regulation of Brain-Derived Neurotrophic
Factor: Relevance to Hippocampal
Structural and Functional Plasticity.
Neuroscience. 2013; 239:196-213.
Fang ZH, Lee CH, Seo MK, Cho H, Lee JG,
Lee BJ. et al. Effect of treadmill exercise on
the BDNF-mediated pathway in the
hippocampus
of
stressed
rats.
Neuroscience Research. 2013; 76: 187-94.
Magarinos AM, Li CJ, Toth JG, Bath KG,
Jing D, Lee FS. et al. Effect of Brain-Derived
Neurotrophic Factor Haploinsufficiency on
Stress-Induced
Remodeling
of
Hippocampal Neurons. Hippocampus.
2011; 21(3) : 253-64.

JK Unila | Volume 1 | Nomor 2| Oktober 2016

423