PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR VOCABULARY SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS X (Quasy Experiment: SMAN 8 GARUT)

PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS X ( Quasy Experiment: SMAN 8 GARUT)

Fajar Muttaqien

fajarmuttaqien11@gmail.com

Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Garut

ABSTRAK - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: aktivitas belajar vocabulary siswa yang tidak menggunakan dan yang menggunakan media audio-visual; perbedaan aktivitas belajar vocabulary antara siswa yang tidak menggunakan dengan yang menggunakan media audio-visual; peningkatan hasil belajar vocabulary siswa yang tidak menggunakan dan yang menggunakan media audio-visual; perbedaan peningkatan hasil belajar vocabulary antara siswa yang tidak menggunakan dengan yang menggunakan media audio-visual; dan hubungan aktivitas belajar vocabulary siswa dengan hasil belajar vocabulary pada pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan, kelompok siswa yang dalam pembelajaran vocabulary tidak menggunakan media audio visual secara keseluruhan aspek aktivitas belajar vocabulary yang diamati termasuk kategori kurang sering yang mendominasi selama proses pembelajaran, sedangkan aktivitas belajar vocabulary siswa yang menggunakan media audio visual secara keseluruhan aspek aktivitas belajar vocabulary yang diamati termasuk kategori cukup sering yang mendominasi selama proses pembelajaran, oleh karena itu media audio-visual dapat meningkatkan aktivitas belajar vocabulary siswa kelas X pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN 8 Garut; terdapat perbedaan aktivitas belajar vocabulary antara siswa yang dalam pembelajarannya memanfaatkan media audio visual dengan siswa yang dalam pembelajarannya tidak memanfaatkan media audio visual; peningkatan hasil belajar vocabulary pada siswa yang tidak memanfaatkan media audio visual yang termasuk dalam kategori sedang, sedangkan peningkatan hasil belajar vocabulary pada siswa yang memanfaatkan media audio visual termasuk dalam kategori sedang, selanjutnya peningkatan hasil belajar vocabulary s iswa pada pembelajaran yang menggunakan media audio visual lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media audio visual, dengan kata lain media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar vocabulary; terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar vocabulary antara siswa yang dalam pembelajarannya memanfaatkan media audio visual dengan siswa yang dalam pembelajarannya tidak memanfaatkan media audio visual; peningkatan hasil belajar vocabulary siswa yang dalam pembelajarannya memanfaatkan media audio visual lebih baik dari siswa yang dalam pembelajaran tidak menggunakan media audio visual pada pelajaran bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut; dan terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas belajar vocabulary dengan hasil belajar vocabulary pada pelajaran bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut dengan nilai koefisien korelasinya sebesar 0,767 yang termasuk kategori sangat kuat.

Kata Kunci : media audio visual, pelajaran Bahasa Indonesia, aktivitas belajar siswa, hasil belajar.

PENDAHULUAN

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

Latar Belakang

dengan bahasa, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan

Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang potensi diri peserta didik, termasuk perkembangan intelektual,

dipelajari di sekolah. Dalam era globalisasi sekarang ini bahasa sosial, dan emosional. Bahasa juga merupakan penunjang

Inggris merupakan bahasa yang penting untuk dipelajari, hal keberhasilan mempelajari semua bidang studi. Bahasa tidak

merupakan bahasa hanya berupa kata-kata yang dikeluarkan berupa ucapan

ini

dikarenakan

bahasa Inggris

internasional. Fakta menunjukan bahwa banyak buku-buku (tuturan) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa

ilmu pengetahuan, science, bahasa, dan lain-lain ditulis dalam gambar. Peradaban manusia kuno sebelum mengenal tulisan

bahasa Inggris sehingga untuk memahami buku-buku tersebut adalah menggunakan bahasa gambar.

tentu harus memahami bahasa Inggris. Selain itu, dalam Perkembangan bahasa di Indonesia dewasa ini tidak

kemajuan teknologi dan informasi, banyak hal yang ditulis hanya mencakup pembelajaran bahasa nasional dan bahasa

dalam bahasa Inggris, seperti prosedur penggunaan, fitur-fitur lokal saja, namun juga telah berkembang pembelajaran bahasa-

atau hal lain seperti menggunakan e-mail, tentu sangat bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa Perancis,

membutuhkan pemahaman bahasa Inggris.

bahasa Jerman, bahasa Arab, dan bahasa Cina. Tuntutan Oleh sebab itu, tujuan utama pembelajaran bahasa perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi

Inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa membuat pembelajaran bahasa-bahasa tersebut menjadi hal

dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris, baik secara lisan yang penting. Tujuan utama pembelajaran bahasa diarahkan

maupun tertulis. Dalam proses pembelajaran bahasa tersebut sebagian besar siswa belum dapat menyimak, berbicara,

ISSN 1978-8444 ISSN 1978-8444

kemampuan untuk kalimat sederhana. Banyak siswa yang tidak menyukai

mengungkapkan ide merupakan hal yang paling mendasar. pelajaran bahasa Inggris dan siswa belum mampu

Dalam kurikulum SMA dinyatakan bahwa siswa harus berkomunikasi dengan bahasa tersebut karena penguasaan

menguasai minimal 4000 vocabulary, sehingga mereka vocabulary yang dimiliki siswa yang sangat rendah.

mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, baik Selanjutnya, berdasarkan standar kompetensi dan

lisan maupun tulisan dalam bahasa Inggris dengan baik. kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Inggris tingkat SMA,

Sementara itu, pada saat peneliti melakukan pra tes vocabulary pembelajaran bahasa Inggris ditujukan untuk mendukung

tidak ada satupun siswa yang menguasai 4000 kosa kata. penguasaaan dan

pengembangan empat keterampilan Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan, terlebih untuk berbahasa, yaitu: listening, speaking, reading, dan writing. Di

mata pelajaran bahasa Inggris, karena bahasa Inggris salah samping keempat keterampilan tersebut, unsur kebahasaan

satu mata pelajaran untuk Ujian Nasional. Dalam penelitian seperti structure atau grammar, pronunciation, dan vocabulary

ini, peneliti hanya melakukan penelitian pada vocabulary diajarkan secara terpadu dalam penyampaian keempat

siswa saja karena vocabulary merupakan bagian dari keterampilan yang diajarkan. Hal tersebut bertujuan untuk

kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, mendukung

dan vocabulary merupakan hal yang bermasalah di SMAN 8 komprehensif.

Garut, khususnya di kelas X.

Kenyataan di lapangan, kemampuan bahasa Inggris Gambaran pengalaman dan pengamatan di atas belum menunjukkan hasil yang memuaskan walaupun siswa

menunjukan bahwa siswa tersebut mengalami problema telah belajar bahasa Inggris dalam kurun waktu yang cukup

belajar dalam pembelajaran bahasa Inggris. Menurut Abraham lama. Jika para siswa diminta berbicara bahasa Inggris, mereka

(2012:8), problema belajar adalah kesulitan belajar yang tidak bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar dengan

disebabkan oleh faktor eksternal, antara lain berupa strategi alasan tidak tahu kata-katanya. Penguasaan vocabulary bahasa

pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang Inggris yang dimiliki siswa masih sangat sedikit. Hal ini tidak

tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian sesuai dengan jumlah waktu yang sudah digunakan oleh siswa

ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat. untuk belajar bahasa Inggris. Lebih konkritnya, fakta di

Dengan demikian agar tujuan pembelajaran bahasa lapangan bisa dilihat bagaimana output siswa SMA yang

Inggris efektif dan efesien dalam mencapai standar kompetensi sebagian besar masih belum bisa berkomunikasi dengan

yang telah ditetapkan, maka guru harus memperhatikan aspek- menggunakan bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan,

aspek terkait dalam mengembangkan dan meningkatkan proses padahal dalam tujuan pembelajaran bahasa Inggris SMA

pembelajaran. Salah satunya adalah penggunaan teknologi tertera bahwa salah satunya adalah siswa dapat berkomunikasi

pembelajaran dalam kegiatan proses belajar mengajar, karena baik lisan maupun tulisan dengan lancar.

menurut Silber (dalam Warsita, 2008:15) penggunaan Di SMAN 8 Garut berdasarkan nilai yang diperoleh di

teknologi pembelajaran merupakan salah satu upaya guru kelas X tahun ajaran sebelumnya, dari ke empat

dalam memecahkan persoalan belajar atau problema belajar. keterampilan tersebut, ternyata rata-ratanya nilai rendah, yaitu

Penggunaan teknologi pembelajaran terletak pada sumber

40 sedangkan ketuntasan belajar minimal adalah 60. Sebagian daya manusia yang mengelola pendidikan dalam hal ini adalah besar siswa juga tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran,

para pendidik. Para pendidik harus memiliki kemampuan baru sebagian kecil saja yang sudah menyenangi

handal untuk pembelajaran bahasa Inggris, umumnya mereka ini adalah

mengaplikasikan teknologi pelajar yang memiliki vocabulary dan kemampuan bahasa

mengembangkan

dan

pembelajaran agar penyelenggaraan pendidikan menjadi Inggris yang cukup baik sehingga mendominasi kegiatan

berkualitas, efektif, efesien dan relevan dengan kebutuhan dan pembelajaran. Pembelajaran selama ini masih berorientasi

tuntutan zaman.

pada teacher centered, sehingga pelaksanaan pembelajaran

teknologi pembelajaran masih didominasi oleh guru dan belum memanfaatkan media

Lingkup

pemanfaatan

merupakan suatu tindakan menggunakan metode dan model pembelajaran untuk memudahkan pemahaman siswa. Siswa

instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan cenderung tidak tertarik dan kurang memperhatikan guru

suasana pembelajaran. Supaya pembelajaran siswa lebih ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa sibuk dengan

menyenangkan, aktif, dan kreatif, maka diperlukan suatu temannya dan siswa lain kelihatan diam saja.

diharapkan dapat Ketika guru memberikan pertanyaan, mereka menjawab

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. asal-asalan dan sebagian lagi diam saja. Hal seperti ini dapat

Merujuk kepada pendapat para ahli di atas, peneliti terjadi karena di dalam proses pembelajaran guru belum

berkesimpulan bahwa perlu ada pembaruan dalam metode menggunakan pendekatan atau strategi yang tepat dalam

pembelajaran bahasa Inggris. Karena selama ini pengajaran proses pembelajaran dan belum menggunakan media

bahasa Inggris masih banyak menggunakan metode pembelajaran. Vocabulary yang dimiliki siswa sangat minim,

konvensional yang lebih mementingkan pencapaian materi, atau mereka tidak mempunyai vocabulary yang cukup

sementara peserta didik tidak lebih hanya sebagai pendengar. sehingga mereka susah menjawab apa yang ditanyakan oleh

Metode konvensional merupakan metode yang berorientasi guru.

pada guru, dimana hampir seluruh kegiatan belajar mengajar Di samping itu, guru yang mengajarkan vocabulary perlu

dilakukan oleh guru (Djaafar, 2001:3). Hal inilah yang menjadi kesabaran yang lebih dalam membimbing siswa untuk

salah satu penyebab peserta didik kurang tertarik mengikuti mengeksplorasi ide-ide siswa yang beragam, karena di dalam

proses pembelajaran bahasa Inggris dan berakibat pula pada

26

ISSN 1978-8444 27

kurang maksimalnya peserta didik menggali kemampuan yang mereka miliki.

Kegiatan pembelajaran bahasa Inggris sudah saatnya memanfaatkan teknologi pembelajaran, salah satunya adalah dengan menggunakan media audio-visual. Pembelajaran berbasis media audio-visual pada dasarnya merupakan pembelajaran yang diharapkan mampu mempermudah penyajian materi pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan mengatasi keterbatasan ruang dan waktu peserta didik (Susilana dan Riyana, 2008 : 125).

Pendekatan dengan menggunakan media audio-visual adalah suatu pendekatan dimana siswa mengaitkan materi yang diberikan dengan dunia yang nyata, media audio-visual diuraikan bahwa pesan yang ditampilkan juga dapat mendorong kemauan belajar siswa. Sedangkan dalam proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu mengungkapkan ide- ide yang mereka miliki misalnya dalam hal menulis. Alasan menggunakan media audio-visual karena menarik perhatian siswa, menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, meningkatkan keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan motivasi siswa. Dengan audio-visual, kita dapat melihat sesuatu yang menarik dan berhungan dengan kodisi yang sebenarnya. Dengan menunjukan gambar, guru membantu siswa untuk berkonsentrasi. Ini berarti bahwa audio-visual dapat digunakan dalam pembelajaran untuk memberanikan siswa dalam balajar bahasa Inggris, karena siswa dapat melihat objek secara nyata. Selanjutnya, media audio-visual sangat penting untuk mempelajari bahasa Inggris karena media tersebut menjelaskan kata dimana siswa belum mengerti sebelumnya.

Dengan menggunakan

media audio-visual dapat

membantu siswa dalam pembelajaran. Ini berarti audio-visual dapat mengungkapkan gagasan-gagasanya karena siswa tidak berhadapan dengan dunia yang abstrak. Dalam pelaksanaan pembelajaran meningkatkan vocabulary dengan menggunakan media audio-visual diharapkan: (1) siswa berperan aktif karena siswa berhadapan dengan lingkungan yang nyata, (2) siswa memiliki keterampilan dan pemahaman tentang pembelajaran vocabulary karena di dalam pembelajaran menggunakan media audio-visual diberikan pengertian yang mendalam bukan berupa hapalan, (3) siswa kritis karena siswa memahami materi yang dipelajari sehingga sering bertanya, (4) pembelajaran berlangsung dinamis karena kelas aktif, dan siswa akan memahami materi pembelajaran. Oleh sebab itu, guru dapat dengan mudah mengatur proses pembelajaran, (5) pembelajaran memuat sharing karena di dalam pembelajaran terdapat masyarakat belajar (learning community), (6) proses evaluasi tidak hanya pada hasil tetapi lebih menekankan pada proses pembelajaran (Situmorang, 2011).

Pemilihan media audio-visual yang dijadikan sebagai media pembelajaran didasarkan pada hasil wawancara langsung dengan beberapa siswa tentang pengetahuan mereka. Pembelajaran dengan memberikan contoh berupa visualisasi dan mengaitkan langsung dengan pembelajaran diharapkan siswa mampu memahami materi dengan keadaan yang ada disekitarnya. Aktivitas siswa pada pembelajaran sebelumnya juga menunjukkan belum tumbuhnya motivasi belajar pada siswa sehingga pembelajaran tampak tidak antusias dan pasif. Hal ini dimungkinkan belum

dimanfaatkanya

media

pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat dan motivasi siswa.

Keterlibatan siswa dilandasi aktivitas dan minat yang tinggi dari siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan juga dari pihak guru dituntut untuk menguasai penggunaan berbagai macam media dan strategi pembelajaran. Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media. Media pembelajaran mempunyai kontribusi dalam meningkatkan aktivitas dan motivasi

siswa dalam

belajar.

Pemakaian media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran dapat membangkitkan

keinginan

dan

minat yang baru, membangkitkan aktivitas dan rangsangan dalam kegiatan belajar. Guru diharapkan berani mengubah paradigma pembelajarn konvensional yang selama ini digunakan serta mampu merancang pembelajaran sehingga mampu mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi pembelajaran disebut media pembelajaran atau media

instruksional

edukatif.

Ada beragam media pembelajaran yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan media gambar.

Berdasarkan temuan di lapangan pada kelas X SMAN 8 Garut tahun ajar 2015-2016 dan kajian teori pada uraian di atas, timbul suatu asumsi bahwa untuk meningkatkan aktivitas dan penguasaan vocabulary bahasa Inggris dapat diupayakan dengan menggunakan media pembelajaran berupa audio- visual. Pembelajaran dengan menggunakan media audio- visual dalam pembelajaran diharapkan mampu memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan siswa. Selain itu, pembelajaran dengan media pembelajaran adalah sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajar.

Media audio-visual mempunyai empat fungsi diantaranya adalah fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Fungsi atensi merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran. Fungsi afektif dapat terlihat pada tingkatan kenikmatan siswa pada saat belajar. Karena media ini dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkap bahwa media ini memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam gambar tersebut. Sedangkan fungsi kompensatoris terlihat dari hasil yang memberikan konteks untuk mengkondisikan siswa yang lemah dan lambat memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal. Belajar melalui media audio-visual akan menstimulus anak yang kemudian akan berdampak pada hasil belajar yang baik dimana siswa akan mengingat, mengenali kembali dan menghubung-hubungkan antara fakta dan konsep.

Berdasarkan uraian

di atas,

peneliti mencoba memberikan pemecahan masalah atau solusi dengan mengaplikasikan

media audio-visual dan pengukuran vocabulary siswa di SMAN 8 Garut, kelas X. Dengan menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa media audio-visual dan pengukuran vocabulary siswa di SMAN 8 Garut, kelas X. Dengan menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa

5. Bagaimana hubungan aktivitas belajar siswa dengan hasil penguasaan vocabulary siswa.

belajar vocabulary pada pembelajaran Bahasa Inggris di Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, peneliti

kelas X SMAN 8 Garut?

telah melakukan penelitian yang lebih mendalam guna meningkatkan

penguasaan

vocabulary siswa

dalam

Tujuan Penelitian

pembelajaran Bahasa Inggris melalui implementasi model Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, tujuan pembelajaran berbasis audio-visual di lingkungan SMAN 8

penelitian ini adalah untuk mengetahui :

Garut. Atas dasar itulah maka peneliti mengangkat judul

1. Aktivitas belajar vocabulary siswa yang tidak

penelitian ini adalah “Penggunaan Media Audio-Visual dan

menggunakan dan yang menggunakan media audio-

Aktivitas Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar

visual pada pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X

Vocabulary Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

SMAN 8 Garut Kelas X ( Quasi Experiment: SMAN 8 Garut) ” 2. Perbedaan aktivitas belajar vocabulary antara siswa yang tidak menggunakan dengan yang menggunakan media

Identifikasi Masalah

audio-visual pada pembelajaran Bahasa Inggris di kelas Sebagaimana dikemukakan di atas, dalam pembelajaran

X SMAN 8 Garut

Bahasa Inggris di SMAN 8 Garut ditemukan sejumlah

3. Peningkatan hasil belajar vocabulary siswa yang tidak permasalahan, yaitu:

menggunakan dan yang menggunakan media audio-

1. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris aktivitas belajar visual pada pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X siswa masih rendah dan masih didominasi oleh Guru.

SMAN 8 Garut

2. Bahasa Inggris masih dianggap sebagai matapelajaran

4. Perbedaan peningkatan hasil belajar vocabulary antara yang sulit, sehingga pencapai hasil belajar sebagian

dengan yang siswa, khususnya dalam penguasaan vocabulary masih

siswa yang

tidak

menggunakan

menggunakan media audio-visual pada pembelajaran rendah, sehingga kemampuan listening, speaking,

Bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut reading and writing juga rendah.

5. Hubungan aktivitas belajar vocabulary siswa dengan

3. Guru harus menjelaskan berulang-ulang tentang suatu hasil belajar vocabulary pada pembelajaran Bahasa konsep bahasa Inggris kepada siswa.

Inggris di kelas X SMAN 8 Garut.

4. Belum dimanfaatkannya media pembelajaran sebagai alat

Signifikansi dan Manfaat Penelitian

bantu dalam pembelajaran, khususnya dalam penguasaan

1. Signifikansi Penelitian

vocabulary Penelitian ini dilakukan dengan harapan mampu memberikan

konstribusi

positif

dalam kegiatan

Pembatasan Masalah

pembelajaran dimasa yang akan datang, khususnya di Mengingat keterbatasan yang dimiliki peneliti, penelitian

lingkungan SMAN 8 Garut dan bagi masyarakat ini hanya akan difokuskan pada upaya untuk memecahkan

pendidikan pada umumnya. Hasil penelitian ini mudah- masalah rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar

mudahan menjadi refleksi bagi :

vocabulary siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris.

a. Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

Rumusan Masalah

aktivitas belajar dan kompetensi siswa dalam mata Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan

pelajaran Bahasa Inggris, khususnya dalam sebagai berikut: Apakah penggunaan media audio-visual dan

penguasaan vocabulary, umumnya dari segi aktivitas belajar dapat meningkatkan hasil belajar vocabulary

kompetensi reading, listening, speaking, maupun siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN 8 Garut?”

writing .

Rumusan masalah tersebut selanjutnya diuraikan ke dalam

b. Guru

pertanyaan penelitian sebagai berikut : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memacu

mengembangkan menggunakan dan menggunakan media audio-visual

1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa yang tidak

pembelajaran berbasis media audio-visual untuk pada pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X SMAN 8

menyuguhkan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, Garut?

dan menyenangkan yang pada akhirnya dapat

2. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar antara siswa meningkatkan hasil belajar siswa. yang tidak menggunakan dengan yang menggunakan

c. Sekolah

media audio-visual pada pembelajaran Bahasa Inggris di Hasil penelitian ini diharapkan dapat memacu kelas X SMAN 8 Garut? pengembangan sarana media audio-visual yang

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar vocabulary dapat dipergunakan dan dimanfaatkan oleh seluruh siswa yang tidak menggunakan dan yang menggunakan

warga sekolah.

media audio-visual pada pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut?

d. Peneliti lain

4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan vocabulary antara siswa yang tidak menggunakan dengan

pencerahan serta gambaran bagi peneliti lainnya yang

yang akan melakukan penelitian yang relevan pembelajaran Bahasa Inggris di kelas X SMAN 8 Garut?

tentang pembelajaran berbasis media audio-visual.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian sebagaimana Penelitian ini merupakan hasil observasi dari

dirumuskan di atas, maka disusunlah hipotesis penelitian kegiatan pembelajaran. Manfaat yang diharapkan dari

sebagai berikut:

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Hipotesis 1:

a. Manfaat praktis

tidak dapat 1)

H 0 : Media

audio-visual

Mampu memberikan dorongan dan motivasi meningkatkan aktivitas belajar vocabulary kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran

siswa kelas X pada pembelajaran Bahasa bahasa Inggris.

Inggris di SMAN 8 Garut.

2) Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa

H a : Media audio-visual dapat meningkatkan dalam pembelajaran bahasa Inggris, baik

aktivitas belajar vocabulary siswa kelas X dalam konteks reading, speaking, listening

pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN maupun writing.

8 Garut.

3) Mampu memberikan dorongan dan motivasi

kepada guru dalam menggunakan model

multimedia pembelajaran interaktif.

Hipotesis 2:

b. Manfaat Teoretis

H 0 : Tidak terdapat perbedaan aktivitas belajar Manfaat teoretis yang diharapkan dari

vocabulary antara siswa yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

memanfaatkan media 1)

pembelajarannya

Untuk menambah wawasan keilmuan peneliti audio visual dengan siswa yang dalam khususnya dan umumnya semua guru mata

pembelajarannya tidak memanfaatkan media pelajaran bahasa Inggris, terutama yang

audio visual pada pembelajaran bahasa berkenaan dengan model pembelajaran yang

Inggris di kelas X SMAN 8. menggunakan media audio-visual.

aktivitas belajar 2)

H a : Terdapat

perbedaan

Sebagai bahan masukan serta acuan dalam vocabulary antara siswa yang dalam upaya pemanfaatan media audio-visual dalam

memanfaatkan media pembelajaran bahasa Inggris di lingkungan

pembelajarannya

audio visual dengan siswa yang dalam SMAN 8 Garut khususnya.

pembelajarannya tidak memanfaatkan media audio visual pada pembelajaran bahasa

Asumsi dan Hipotesis Penelitian

Inggris di kelas X SMAN 8.

1. Asumsi

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan asumsi

Hipotesis 3:

sebagai berikut :

H 0 : Media

audio-visual

tidak dapat

a. meningkatkan hasil belajar vocabulary siswa

Penggunaan teknologi pembelajaran dalam kegiatan proses belajar mengajar, merupakan salah satu

kelas X pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN 8 Garut.

upaya guru dalam memecahkan persoalan belajar

H a : Media audio-visual dapat meningkatkan atau problema belajar (Silber dalam Warsita, hasil belajar vocabulary siswa kelas X pada 2008:15). pembelajaran Bahasa Inggris di SMAN 8

b. Metode konvensional merupakan metode yang

Garut.

berorientasi pada guru, dimana hampir seluruh

kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh guru, hal

Hipotesis 4:

ini salah satu penyebab peserta didik kurang tertarik

H 0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil mengikuti proses pembelajaran dan berakibat pula

belajar vocabulary antara siswa yang dalam pada kurang maksimalnya peserta didik menggali

memanfaatkan media kemampuan yang mereka miliki (Djaafar, 2001 : 3).

pembelajarannya

audio visual dengan siswa yang dalam

c. Pembelajaran berbasis media audio-visual pada

pembelajarannya tidak memanfaatkan media dasarnya merupakan pembelajaran yang diharapkan

audio visual pada pembelajaran bahasa mampu

Inggris di kelas X SMAN 8. pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar siswa,

H a : Terdapat perbedaan peningkatan hasil dan mengatasi keterbatasan ruang dan waktu peserta

belajar vocabulary antara siswa yang dalam didik (Susilana dan Riyana, 2008 : 125).

pembelajarannya

memanfaatkan media

d. Media adalah komponen sumber belajar atau

audio visual dengan siswa yang dalam wahana fisik mengandung materi instruksional di

pembelajarannya tidak memanfaatkan media lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa

audio visual pada pembelajaran bahasa untuk belajar (Gagne dan Briggs, 1975:4 dalam

Inggris di kelas X SMAN 8. Arsyad, 2006: 4).

2. Hipotesis

Hipotesis 5:

H o : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas belajar dengan hasil belajar

(Sujana, 2000: 19) adalah interaksi antara stimulus dengan

H a : Terdapat hubungan yang signifikan antara respon, merupakan hubungan dua arah antara belajar dan aktivitas belajar dengan hasil belajar

lingkungannya. Hal ini berarti bahwa dalam belajar siswa akan vocabulary pada pelajaran bahasa Inggris di

menerima stimulus dari lingkungan berupa masalah dan kelas X SMAN 8 Garut.

lingkungan pun akan member bantuan-bantuan yang kemudian ditafsirkan oleh system syaraf otak secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,

TINJAUAN PUSTAKA

dianalisis serta dicari pemecahanya. Inti dari belajar adalah

Belajar dan Pembelajaran

suatu proses perubahan tingkah laku secara sadar yang Belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan.

menyangkut aspek-aspek pengetahuan, pengertian, sikap, Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur

keterampilan, kebiasaan dan sebagainya yang dapat hidup, dalam belajar terjadi perubahan baik tingkah laku,

memberi stimulus-stimulus maupun sikap dan cara berpikir. Pendapat Hamalik (2002)

dilakukan dengan

pengalaman-pengalaman selama proses belajar berlangsung. menyatakan bahwa “belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

Media Pembelajaran

cara-cara bertingkah laku berkat pengetahuan dan latihan. Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa Disini guru harus mengantarkan siswanya untuk memperoleh

(student centered) memerlukan sarana atau alat yang menjadi dan menghasilkan perubahan tingkah laku tersebut. Good

perantara guru menyampaikan materi atau ilmunya kepada dan Brophy dalam Uno (2008: 15) menyatakan bahwa

siswa. Sarana atau alat tersebut dikenal dengan media “belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang

pembelajaran. Media berasal dari Bahasa Latin dan merupakan dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru

bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari

diartikan sebagai perantara atau pengantar (Sanjaya, 2013: pengalaman itu sendiri.

Slameto (2003: 2) berpendapat bahw a “belajar adalah Sedangkan Heinich et al. dalam Sanjaya (2013: 204) suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

mengungkapkan, “media is a channel of communication. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Derived from the Latin word for ‘between’, the term refers to keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai hasil

anything that carries information between a source and a interaksi

dengan lingkungannya ”. Pendapat senada receiver ”. Secara umum dapat diartikan bahwa media adalah dikemukakan Uno (2008) bahwa belajar adalah suatu proses

saluran komunikasi. Berasal dari Bahasa Latin yaitu “antara”, usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

istilah ini mengacu pada apapun yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil

informasi, yaitu antara sumber dan penerima. Istilah media pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan lingkungannya.

sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada manusia

pembelajaran. Menurut Rossi dan Breidle dalam Sanjaya dengan berpikir, merasa dan bergerak untuk memahami setiap

(2006:163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah kenyataan yang diinginkannya untuk menghasilkan sebuah

seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai perilaku, pengetahuan, teknologi atau apapun yang berupa

tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, karya dan karsa manusia tersebut. Belajar berarti sebuah

dan sebagainya. Menurutnya, alat-alat semacam radio dan pembaharuan menuju pengembangan diri individu agar

televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan kehidupanya bisa lebih baik dari sebelumnya. Belajar juga

maka merupakan media pembelajaran.

dapat diartikan sebagai adaptasi terhadap lingkungan dan Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau interaksi seorang manusia dengan lingkungan tersebut.

bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa Definisi belajar oleh Gagne hampir sama dengan definisi

dapat memperoleh pengetahuan. Menurut Gerlach dan Ely belajar yang dikatakan Crow dalam (Sagala, 2005: 13) belajar

dalam Sanjaya (2006:163) secara umum media itu meliputi adalah upaya memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan,

orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan dan sikap-sikap. Belajar merupakan siatu proses perubahan

kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau

keterampilan, dan sikap. Selain pengertian di atas, ada juga pengalaman tertentu. Belajar menghasilkan perubahan

yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat perilaku yang secara relatif tetap dalam berfikir, merasa dan

keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware melakukan. Perubahan tersebut terjadi sebagai hasil latihan,

adalah alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti Over Head pengalaman, dan pengembangan. Jadi belajar menghasilkan

Projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan software perubahan perilaku dalam diri peserta didik. Perubahan tigkah

adalah isi program yang mengangdung pesan seperti informasi laku inilah sebagai pencerminan dari hasil belajar. Belajar

yang terdapat pada tranparansi atau buku dan bahan-bahan dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi

cetak lainya, cerita yang terkandung dalam film atau materi kembali materi yang telah dipelajari, belajar seperti ini

yang disuguhkan dalam brntuk bagan, grafik, diagram, dan lain disebut “rote learning”. Kemudian jika yang telah dipelajari

sebagainya.

itu mampu disampaikan dan diekspresikan bahasa sendiri Selanjutnya, mengenai media pembelajaran (Sanjaya, maka disebut “over learning”.

2014:164) mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan

proyeksi khusus seperti film projector untuk Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

memproyeksikan film, slide projector untuk media pembelajaran merupakan perantara atau pengantar yang

slide, overhead dapat digunakan oleh guru sebagai alat bantu dalam

memproyeksikan

film

projector (OHP) untuk memproyeksikan menyampaikan informasi berupa materi pembelajaran kepada

transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi siswa. Penggunaan media pembelajaran ini dapat mendukung

semacam ini maka media tidak akan berfungsi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered).

apa-apa.

1. Fungsi dan Manfaat

Media yang tidak diproyeksikan, seperti

Pembelajaran

gambar, foto, lukisan, radio, dan lain Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa

sebagainya.

verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dimana

3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media

siswa hanya mengetahui tentang kata tanpamemahami Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut

penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar juga kesalahan persepsi dan gairah siswa untuk

adalah bahwa media digunakan dan diarhkan untuk menangkap pesan akan semakin kurang karena siswa

mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami kurang diajak berpikir dan menghayati pesan yang

materi pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan disampaikan, padahal untuk memahami sesuatu perlu

media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Agar keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis. Oleh karena

media pembelajaran benar-benar digunakan untuk itu peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam

pembelajaran siswa, maka ada sejumlah prinsip yang suatu

harus diperhatikan, diantaranya:

menggunakan film, televisi, atau gambar untuk

a. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan memberikan informasi yang lebih baik kepada siswa.

diarahkan untuk mencapai tujuanpembelajaran. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak

Media tidak digunakam sebagai alat hiburan, atau bisa lebih menjadi konkret.

sematamata dimamfaatkan untuk mempermudah Sehingga secara khusus media pembelajaran

guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar memiliki fungsi dan berperan untuk:

untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa

yang ingin dicapai.

Tertentu.

b. Media yang akan digunakan harus sesuain dengan

b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek materi pembelajaran. Setiap materi pembelajaran tertentu.

memiliki kehasan dan kekomplekan masing-

c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. masing. Media yang digunakan harus sesuai dengan

d. Media pembelajaran memiliki nilai praktis kompleksitas materi pembelajaran. Contohnya,

2. Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran

siswa memahami Menurut Sanjaya (2006:61) media pembelajaran

untuk

membelajarkan

pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, maka dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi

grafik yang tergantung dari sudut mana melihatnya.

mencerminkan pertumbuhan itu.

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat di bagi kedalam:

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, 1)

Media auditif, yaitu media yang dapat kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki didengar saja atau hanya memiliki unsur suara.

kemampuan mendengar yang kurang baik akan sulit 2)

Media visual, yaitu media yaitu media yang memahami pelajaran manakala digunakan media dapat dilihat saja dan tidak memiliki unsur

yang bersifat auditif. Demikian juga sebaliknya. suara.

Setiap siswa memliki kemampuan dan gaya yang 3)

Media audiovisual, yaitu jenis media yang berbeda. Guru perlu memperhatikan setiap selain mengandung

kemampuan dan gaya tersebut.

mengandung unsure gambar yang dapat

d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran

efektifitas dan efisien. Media yang memerlukan film, slide suara, dan lain sebagainya.

peralatan mahal belum tentu efektif untuk mencapai

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat tujuan pembelajaran. Setiap media yang dirancang pula dibagi kedalam:

guru perlu memperhatikan efektifitas penggunanya. 1)

Media yang memiliki daya liput yang luas dan

e. Media yang digunakan harus sesuai dengan rentak seperti radio dan televisi.

kemampuan guru dalam mengoperasikanya. Sering 2)

Media yang mempunyai daya liput yang media kompleks terutama media-media muktahir terbatas oleh ruang dan waktu seperti film

seperti media computer dan media elektronik slide, film, video, dan lain sebagainya.

memerlukan

kemampuan

khusus dalam

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakainya, media mengoperasikanya. Media secanggih apapun tidak dapat dibagi ke dalam:

proses pembelajaran tanpa 1)

akan menolong

Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, kemampuan khusus dalam mengoperasikannya. film strip, transparansi dan lain sebagainya.

Hasil Belajar

3. Faktor instuisi lain, terdiri dari faktor kurikulum, faktor Hasil belajar adalah hasil suatu penilaian dibidang

jadwal pelajaran, faktor pembagian tugas, faktor pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil belajar

pengelompokan siswa, dan faktor fasilitas siswa. yang dinyatakan dalam bentuk nilai (Winkel 1989:102).

4. Faktor situasional, yaitu faktor yang berhubungan Hamalik (2001: 146) menyatakan assessment adalah

dengan situasi belajar seperti; keadaan waktu belajar serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur hasil

dan lokasi dimana kegiatan itu berlangsung. belajar (achievement) siswa sebagai prestasi dari suatu

Berdasarkan uraian di atas, maka pengertian hasil belajar program instruksional. Jadi untuk mengukur hasil belajar

dalam penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh dapat diberikan assessment. Sementara itu, Nurkancana

seseorang sesudah mengikuti proses belajar pada ranah (1996: 2) mengartikan evaluasi sebagai suatu tindakan atau

kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan suatu proses untuk menentukan nilai dalam dunia pendidikan.

penilaian pengetahuan pemahaman, penerapan, analisis, dan Pernyataan ini mengandung makna evaluasi digunakan untuk

sintesis dengan penekanan pada aspek pengetahuan, menentukan nilai atau prestasi belajar siswa. Hasil belajar

pemahaman dan aplikasi yang disesuaikan dengan tingkat adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

perkembangan siswa.

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

pembelajaran akan terlihat dalam bentuk nilai yang diperoleh Hasil belajar merupakan hasil dari adanya rencana dan

melalui tes (ulangan/ujian) yang berhubungan dengan materi pelaksanaan proses belajar, sehingga diperlukan informasi-

pelajaran yang telah diperoleh atau yang dipelajarinya. informasi yang mendukung disertai dengan data yang

Menurut Djamarah, (2000: 97) keberhasilan proses objektif dan memadai (Rusyan 1994: 21). Oemar Hamalik

pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf (2001 : 45) dalam bukunya media pendidikan menyatakan

sebagai berikut:

bahwa : ”Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran diharapkan dimiliki siswa setelah dilaksanakannya kegiatan

dapat dikuasai oleh anak didik

belajar pembelajaran ”. Sedangkan Suratinah Tirtonegoro

2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (76% sampai (1994 : 43) membuat batasan bahwa yang dimaksud hasil

99% bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik belajar adalah, ”Hasil dari pengukuran serta penilaian hasil

3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh belajar ”.

anak didik hanya 66% sampai dengan &5% saja Hasil belajar dalam bidang akademik diartikan prestasi

4. Kurang, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak pelajaran yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang

didik kurang dari 65%.

bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan penilaian dan penilaian. Thorndike dalam Djaali (2001: 20) berdiskusi

penguasaan, baik yang bersifat kognitif, afektif, psikomotor bahwa siswa akan belajar lebih giat apabila mereka

sehingga merupakan hasil dari adanya tingkah laku siswa mengetahui bahwa di akhir program yang sedang ditempuh

sebagai hasil belajar yang telah diikutinya melalui program akan ada tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka.

pembelajaran sekolah.

Suparman (2001: 20) menyatakan bahwa untuk mengukur hasil belajar dapat dilaksanakan dengan evaluasi. Alat ukur

Penelitian yang Relevan

dapat berbentuk tes karangan atau tes objektif untuk tujuan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Laila Maharani instruksional dalam kawasan kognitif. Nurkancana (1996:25)

Meningkatkan kosa kata siswa dengan mengatakan tes adalah cara untuk mengadakan penilaian yang

Hasil penelitian berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau

menunjukkan bahwa media gambar dapat sekelompok siswa sehingga memprestasikan suatu nilai

meningkatkan kosa kata siswa.

tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut.

2. Penelitian yang dilakaukan oleh Tris Septiana (2006). Hasil belajar yang dikenal dengan istilah achievement,

Hasil penelitian menunjukkan media gambar dapat adalah keseluruhan kecakapan dan prestasi yang dicapai

meningkatkan kosakata siswa.

melalui pembelajaran di sekolah dinyatakan dengan angka-

3. Penelitian yang dilakukan di SMAN Banjaran angka atau nilai-nilai berdasarkan tes pengukuran hasil

Klungkung, penelitian menunjukkan bahwa media belajar. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

gambar dapat meningkatkan kosa kata siswa. tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar karena tes

4. Penelitian yang dilaksanakan di SLTPN 1 Soppeng merupakan alat ukur untuk mengetahui keberprestasian

Riaja Kabupaten Barru, penelitian menunjukkan pembelajaran.

bahwa media gambar berpengaruh positif terhadap Ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

prestasi belajar siswa.

WS. Winkel, (1994:24) menggolongkan menjadi empat kelompok, yaitu :

1. Faktor dari pihak siswa, terdiri dari faktor intelegensi, faktor prestasi belajar, dan faktor kondisi fisik.

2. Faktor dari pihak guru, terdiri dari faktor pengetahuan guru dan faktor sikap guru.

PEMBAHASAN

situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai

Aktivitas Belajar Vocabulary Siswa Yang

Tidak

pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati,

Menggunakan Dan Yang Menggunakan Media Audio-

memahami sesuatu. Apabila berbicara tentang belajar maka

Visual Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Di Kelas X

berbicara bagaimana merubah tingkah laku seseorang

SMAN 8 Garut

(Sudjana, 2004:28).

Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama Mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa harus pembelajaran vocabulary, seperti yang telah peneliti paparkan

dinamis dan mampu menarik perhatian peserta didik, yaitu pada sub bab Hasil Penelitian, peneliti dapat gambaran secara

dengan cara membantu peserta didik mengembangkan khusus mengenai

pemahaman, baik materi maupun ketrampilan intelektual dan pembelajaran vocabulary yang tidak menggunakan media

aktivitas siswa selama

mengikuti

partisipatoris dalam kegiatan sekolah, sehingga mampu audio visual pada pelajaran Bahasa Inggris, yang dapat peneliti

menghadapi dan memecahkan masalah di lingkungan sekolah paparkan sebagai berikut: untuk aspek melakukan pengamatan

maupun masyarakat.

atau penyelidikan ; aspek pengamatan atau penyelidikan; Hasil penelitian yang diperoleh pada kelas kontrol adalah aspek membaca dengan aktif; aspek mendengarkan dengan

cerminan dari kegiatan pembelajaran yang selama ini aktif ; untuk aspek berlatih (misalnya mencobakan sendiri

dilakukan di SMAN 8 Garut. Proses belajar mengajar yang konsep-konsep misal berlatih dengan soal-soal) ; untuk aspek

berkembang di kelas pada umumnya ditentukan oleh peran berpikir kreatif (misalnya mencoba memecahkan masalah-

guru dan peserta didik sebagai individu-individu yang terlibat masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda

langsung di dalam proses tersebut. Dewasa ini pembelajaran dengan contoh yang diberikan); untuk aspek berpikir kritis

masih menggunakan model konvensional, yaitu pembelajaran (misalnya mampu menemukan kejanggalan, kelemahan atau

yang menjadikan guru sebagai subjek yang aktif, sedangkan kesalahan yang dilakukan orang lain dalam menyelesaikan

peserta didik merupakan objek yang pasif. Model soal atau tugas) ; untuk aspek mengemukakan pendapat; untuk

pembelajaran tradisional menekankan kepada guru sebagai aspek menjelaskan, untuk aspek berdiskusi, untuk aspek

pusat informasi dan peserta didik sebagai penerima informasi. mempresentasikan laporan yang ditugaskan ; untuk aspek

Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama memperlihatkan hasil belajarnya , untuk aspek mengomentari

dijalankan dalam sejarah pendidikan adalah cara mengajar dan menyimpulkan proses pembelajaran , untuk aspek

secara lisan atau ceramah (Rostiyah, 1998:136). memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses

Selanjutnya, pada kelas Kontrol masih menggunakan pembelajaran , dan untuk aspek menyimpulkan materi

cara-cara tradisional dan monoton. Guru hanya memberikan pembelajaran dengan kata-katanya sendiri , kesemua aspek

materi dengan memberikan tugas dan membaca saja. Sehingga yang diamati (14 aspek) memperlihatkan dominasi pada

tujuan pembelajaran vocabulary yang sebenarnya belum dapat kategori “jarang atau kurang sering”.

terwujud secara maksimal. Hal ini mengakibatkan peserta Kondisi yang telah peneliti paparkan di atas, dapat

didik bosan di dalam kelas. Sehingga pembelajaran tidak peneliti jelaskan bahwa pada kelas Kontrol, yaitu kelas yang

berhasil disampaikan kepada peserta didik.

tidak menggunakan media audio visual dalam pembelajaran Selanjutnya, dalam proses pembelajaran di kelas kontrol, vocabulary . Padahal, salah satu faktor yang penting untuk

siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar mengajar

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP KEPEDULIAN LINGKUNGAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

0 1 7

PENGARUH PERENDAMAN BIJI KEDELAI (Glycine max, L. Merr) DALAM MEDIA PERASAN KULIT NANAS (Ananas comosus (Linn.) Merrill) TERHADAP KADAR PROTEIN PADA PEMBUATAN TEMPE

0 1 7

PENGEMBANGAN HANDOUT PEMBELAJARAN EMBRIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA PERKULIAHAN PERKEMBANGAN HEWAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDA ACEH

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMETAAN KONSEP SISWA PADA MATERI EKOSISTEM

0 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK SMA

0 2 6

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI KELAS RANGKAP UNTUK PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN SOFTWARE PRESENTASI DI SMK NEGERI 1 SAMARINDA

0 0 9

PENGGUNAAN MEDIA PREZI PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LHOKSUKON

0 0 5

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN BAHASA INGGRIS DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE ENGLISH PRONOUNCIATION Oleh : YANTI SOFIYANTI, M.Pd ABSTRAK - Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengucapan Bahasa Inggris dengan Media Pembelajaran Online English Pronounci

0 0 14

1 ANALISIS SISTEM INFORMASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN DELPHI

0 0 12

MODEL PENDOKUMENTASIAN KEGIATAN BELAJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS TEKNOLOGI KOMPUTER Tedi Budiman, Sony Firdaus Akademi Manajemen Informatika dan komputer Garut Email: tedi_bdmn17yahoo.com ABSTRAK - Model Pendokumentasian Kegiatan Belajar Di Sekol

0 0 11