The nature of material

  Pengetahuan Bahan Teknik

The nature of material

  ❑ Atomic structure and the elements ❑ Bonding between atoms and molecules ▪Primanry bonding ▪Secondary bonds

  ❑ Crystalline structures ▪Types of crystal structure ▪Imperfections in crystals ▪Deformation in metallic crystals ▪Grain and grain boundaries in metals ❑ Noncrystalline (amorphous) structures

Mechanical properties of materials

  ❑Stress strain relationships ▪Tensile properties ▪Compression properties ▪Bending and testing of brittle materials ▪Shear properties ❑Hardness ▪Hardness tests ▪Hardness of various materials

Physical properties of materials

  ❑ Volumetric and melting properties ▪Density ▪Thermal expansion ▪Melting characteristic

  ❑ Thermal properties ▪Specific heat and thermal conductivity ▪Thermal properties in manufacturing ❑ Mass diffusion

  ❑ Electric properties ▪Resistivity and conductivity

Dimensions, tolerances and surfaces

  

❑Dimensions, tolerances and related attributes

▪Dimensions and tolerances ▪Other geometric attributes ❑Surfaces ▪Characteristic of surfaces ▪Surface texture ▪Surface integrity

Frictions, wear and lubrications

  ❑Frictions ❑Wear ▪Wear mechanisms ▪Protections from frictions and wear

  ❑Lubrications ▪Types of lubrication ▪Lubricants in manufacturing

Metals

  ❑ Alloys and phase diagrams ▪Alloys ▪Phase diagram ❑ Ferrous metals ▪Iron-carbon phase diagram ▪Steels ▪Cast iron ❑ Non-ferrous metals

  ▪Alluminium and its alloys ▪Magnesium and its alloys ▪Chopper and its alloys ▪Nickel and its alloys ▪Titanium and its alloys ▪Zinc and its alloys ▪Lead and tin

  Sifat-sifat mekanik

  • Tegangan (stress)
  • Regangan (strain) e = Δ L/L
  • Kekuatan (strength); Gaya untuk mematahkan/merusak bahan
  • Keuletan (ductility); Besar regangan permanen sebelum perpatahan e = (L )/L =
    • – L ΔL/L

  f f o o o

  • Ketangguhan (toughness);

Karakteristik thermal

  • Kapasitas kalor (Heat capacity) Perubahan kandungan kalor per C Suhu adalah level aktivitas termal Kandungan kalor adalah energi termal
  • Panas jenis (Specific heat) Perbandingan kapasitas kalor bahan dengan kapasitas kalor air
  • • Panas peleburan (heat of fusion); Panas penguapan

    (heat of vaporazation) Kalor yang diperlukan untuk mencairkan atau menguapkan suatu bahan
  • Daya hantar panas (Thermal conductivity)

  Classification

Manufacturing

Process

  Graphik hubungan aktivitas dalam manufacturing

  Komponen cahaya lampu Tahapan manufacturing bola lampu

  

Tahapan

dalam design

dan

manufacturing

product

  

Ilustrasi manufacturing mounting bracket dalam 2 proses yang berbeda

  Metoda pembentukan bagian dari sheet metal

  Phase Equilibrum

  • • Benda yang asli selalu lebih digemari misal madu asli, gula murni dan emas

    24 karat.
  • Meskipun benda sempurna, asli, murni itu lebih baik, karena faktor harga dan menginginkan sifat tertentu diperlukan ketidakmurnian.

  misal : perak sterling : {tembaga 7.5% dan perak 92.5%} ------> perak lebih kuat, keras, dan awet namun harga lebih murah

  • Seng yang dicampurkan pada tembaga ------> kuningan yang lebih murah

    dari pada tembaga murni.

  Kuningan = keras, kuat, dan ulet dibandingkan tembaga.

  Tembaga mempunyai konduktivitas listrik lebih rendah dibandingkan kuningan ------> tembaga murni = penghantar listrik dan penggunaan lainnya apabila konduktivitas listrik diutamakan • Paduan = kombinasi dari dua atau lebih jenis logam.

  Kombinasi ini campuran dari dua struktur kristalin (besi kpr dan Fe3C dalam baja konstruksi).

  Paduan dapat merupakan larutan padat, misal kuningan

  • Larutan padat mudah terbentuk bila pelarut dan atom yang larut memiliki ukuran yang sama dan struktur elektron yang serupa. Contoh : logam dalam kuningan
    • – (tembaga dan seng) yang masing masing mempunyai jari

  

jari atom 0.1278 mm dan 0.139. Keduanya memiliki 28 elektron subvalensi dan membentuk

struktur kristal dengan bilangan koordinasi 12. Bila seng ditambahkan kepada tembaga, maka dengan mudah seng menggantikan kedudukan tembaga dalam kisi KPS, sampai dengan maksimal menggantikan 40% dari atom tembaga ------> larutan padat substitusi : atom seng menggantikan atom tembaga dalam struktur kristal

  • Larutan padat seperti ini sering dijumpai pada berbagai jenis logam,

    misal larutan tembaga dan nikel ----> monel. Pada monel, nikel dapat menggantikan

    atom tembaga dalam perbandingan jumlah manapun, dalam bentuk struktur KPS.

  

Nikel dan tembaga mempunyai jangkau larut yang besar karena keduanya mempunyai

struktur KPS dan jari jari atom masingnya adalah 0.1246 nm dan 0.1278 nm.

  Dengan meningkat perbedaan ukuran maka menurun kemampuan substitusi

  • Sebaliknya timah putih sangat terbatas menggantikan tembaga, membentuk perunggu dan

    tetap mempertahankan struktur mula tembaga yaitu KPS. Timah putih melebihi daya larut

    padat maksimal sehingga membentuk fasa lain.
  • • Hanya 20 % atom tembaga dapat digantikan oleh aluminium karena jari jari almunium adalah

    0.1431 nm, jari jari tembaga adalah 0.1278 nm.

  • FASA adalah bagian dari bahan yang mempunyai struktur dan atau

    komposisi tersendiri. Misal es
    • –air. Komposisinya sama, es adalah bahan padat kristalin dengan kisi heksagonal, sedangkan air adalah cairan. Batas FASA keduanya adalah merupakan diskontinuitas dalam struktur : keduanya merupakan FASA terpisah.

    >Tembaga yang dilapisi perak keduanya struktur KPS, namun atom perak lebih besar dari atom tembaga. Sehingga terdapat diskontinuitas yang hampir semua pada suhu ruang, sehingga terbentuk dua fasa yang berbeda.
  • Dua fasa bahan mempunyai perbedaan dalam komposisi dan struktur. Contoh polimer dengan penguatan serabut gelas.

  • Banyak jenis logam yang digunakan secara luas hanya terdiri

  

dari satu FASA. Termasuk logam murni komersial dengan satu

komponen. Contoh kawat listrik tembaga, seng untuk pelapis lembaran baja, aluminium untuk alat alat rumah tangga. Meskipun

demikian sering ditambahkan komponen kedua secara sengaja

untuk memperbaiki sifat sifat -----> paduan

  • Paduan = logam FASA tunggal bila batas solubilitas tidak dilampaui.

  Misal : Kuningan = paduan FASA tunggal tembaga dan seng),

Perunggu = paduan FASA tunggal tembaga dan timah putih)

  • Paduan FASA ganda atau FASA rangkap mengandung FASA

  

Komponen struktur yang ringan dan kuat adalah

keharusan dalam penggunaan praktis ➢Penghematan tenaga dan bahan bakar ➢Dilakukan dengan memperbaiki kekuatan ➢Kekuatan diperbaiki dengan : ❑Memperkecil unit struktur -----> pada logam dengan memperhalus struktur mikro ✓Pada logam ukuran butir berkaitan dengan

tegangan mulur ------> konsep dislokasi

  

❑ Pengerasan larutan padat

  • Logam murni mempunyai kekuatan rendah

  unsur

  • Memperkuat dilakukan menambah

  paduan

  • Fasa padat disebut larutan padat yang dibuat dengan menambahkan berbagai unsur ---->

  unsur terlarut

  ❑ Presipitat berbentuk bola, pelat, jarum ❑ Tegangan mulur meningkat kalau presipitat terdispersi di dalam larutan padat, disebut juga penguatan dispersi ❑ Penguatan dispersi menghasilkan bahan yang kuat yang berasal dari campuran bubuk buatan, serat, dsb

  ❑ Penguatan presipitasi dan dispersi ❑ Perlakuan atom terlarut ditambahkan melampaui kelarutannya, untuk membuat larutan padat pada temperatur tinggi, perlakuan ini dinamakan perlakuan pelarutan ❑ Pemanasan dengan berbagai temperatur akan menimbulkan fasa presipitat ❑ Presipitasi = pemisahan diri dari suatu larutan terlalu jenuh

  • – dikenal sebagai bahan komposit (polimer dan keramik)
Struktur yang diperkuat

  • • Besi dan baja sering diberi perlakuan panas

    agar memiliki struktur mikro yang kuat
  • Baja berkekuatan tinggi dapat diperoleh dengan mengubah fas yang

    mengandung karbon dalam bentuk larutan

    pada temperatur tinggi menjadi fasa

  martensit dengan pencelupan dingin pada temperature rendah

  • Martensit adalah larutan padat karbon yang dipaksakan, mempunyai bentuk kisi tetragonal.

  

  • Pencelupan dingin baja dengan kadar

    atau lebih mempunyai kekuatan mulur 1700

    Mpa atau lebih tetapi bersifat : getas, dilakukan penemperan untuk keliatan, kekuatan menurun diberikan unsur karbon.
  • Kekuatan Penambahan Mn, Si, Ni, Cr dan Mo dan unsur lain akan memperbaiki keras dan getas

  

❑ Struktur yang diperkuat

✓ Baja dan besi diberi perlakuan panas agar memiliki struktur mikro yang kuat ✓ Baja berkuatan tinggi diperoleh dengan mengubah fasa austenit yang mengandung karbon dalam bentuk larutan pada temperatur tinggi, menjadi fasa martensit dengan pencelupan dingin

  ✓ Martensit adalah larutan padat karbon yang dipaksakan, mempunyai bentuk kisi tetragonal ✓ Pencelupan dingin, baja berkadar 0,4% C atau lebih memperoleh kekuatan mulur 1.700 Mpa atau lebih, namun bersifat getas. Dimanfaatkan apabila telah dilakukan

penemperan untuk memperoleh keliatan (kekuatan menjadi

turun) ✓ Martensit menjadi kuat , keras dan ulet karena unsur karbon

  • Austenit pada suhu 400 – 550 C kemudian didinginkan tiba tiba -----> martensit yang sangat halus, mempunyai sejumlah kisi : kekuatan tinggi = metoda ausforming
  • Metoda ausforming tidak dilakukan pada baja karbon biasa, sehingga dipadu dengan Cr, Ni, Si • Proses penemperen setelah ausforming maka baja mencapai kekuatan 3100 Mpa dan mempunyai kekuatan ulet = tidak dapat dilas dan dimesin
  • Baja maraging dengan kadar karbon rendah dapat

    dikeraskan dengan presipitasi senyawa antar logam {

    kadar paduan Ni 18
    • – 25%, karbon <0.03%, unsur sekunder lain}

  • kubus distemper -----> kekuatan ekstrim 3000
  • AA = Aluminium Association • AISI = The American Iron and Steel Institute • CDA = The Copper Development Association • SAE = The Society of

  Automotive Engineer Sistem penamaan baja Semakin bertambah kadar karbon :

  • Kekuatan dan kekerasan bertambah
  • Keuletan berkurang
  • > diperlukan pemilihan baja yang tepat sesuai kebutuhan : kompromi kekuatan dan keuletan

Baja karbon

  • Perpaduan antara besi dan karbon dengan sedikit kandungan Si, Mn, P dan S.
  • Sifat baja karbon tergantung pada kadar karbon
  • Baja karbon rendah = kadar karbon < 0.30% Baja karbon sedang = kadar karbon 0.25% - 0.30% Baja karbon tinggi = 0.45% - 1.7%

  Klasifikasi baja karbon (Van Vlak,

1981)

  

Jenis dan Kadar Kekuatan Kekuatan Penggunaa

kelas karbon (%) luluh tarik n (kg/mm2)

  Baja karbon Baja lunak

  0.08

  18

  36 Pelat tipis

  • – 28 – 26 rendah khusus

  Baja sangat

  0.08

  36 Batang

  • – 0.12 20 – 29 – 42 lunak

  kawat Baja lunak

  0.12

  38 Konstruksi

  • – 0.20 22 – 30 – 48 umum

  Baja karbon Baja ½

  0.20

  44 Konstruksi

  • – 0.30 24 – 36 – 55 sedang lunak

  umum Baja ½

  0.30

  50 Alat-alat

  • – 0.40 30 – 46 – 60 keras

  mesin Baja karbon Baja keras

  0.40

  58 Alat-alat

  • – 0.50 34 – 46 – 70

Klasifikasi baja karbon rendah

  Banyak di gunakan untuk konstruksi umum

Pengelompokkan berdasar kekuatan tarik = st 0, st 34, st 37, st 50, st 60, st

  70 Pengelompokkan berdasar persyaratan deoksidasi, cara pembekuan dan distribusi rongga = baja kil, semi kil, baja rim

  Penggolongan baja konstruksi dan sifatnya (Van Vlak)

  Sebuatan Kekuatan Reganga Kada Sifat tarik n (%) r (%) (kg/mm2)

  St 00 Sampai 50

  30

  0.12 Mutu perdangan tidak dijamin,

  • – 26 dapat dilas

  St 34

  34

  30

  0.12 Dapat disepuh keras, dapat di

  • – 42 – 36 las

  St 37

  37

  26

  0.16 Dapat disepuh keras, dapat di

  • – 45 – 23 las

  St 50

  50

  22

  0.35 Dapat dikeraskan, dapat di

  • – 60 – 28

  

Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi mampu dari baja

karbon rendah adalah kekuatan tarik dan kepekaan terhadap

retak las

  • Kekuatan tarik baja karbon rendah dapat di pertinggi dengan menaikkan kadar karbon (C) dan menurunkan kadar mangan (Mn)
  • Baja karbon rendah mempunyai kepekaan retak las yang rendah bila di bandingkan dengan baja karbon lain atau baja karbon paduan.
  • • Retak las yang terjadi pada pengelesan pelat

    tebal dapat dihindari dengan pemanasan mula atau menggunakan elektroda hidrogen

  

Proses pembekuan dan

transformasi baja tahan karat (

stainless steel)

  • • Stainless steel : tahan korosi , tahan oksidasi

    suhu tinggi, kekuatan tarik tinggi
  • Sifat diatas ada karena penambahan unsur paduan terutama Cr (tidak lebih 10%) dan Ni • Pengelasan sulit di banding baja karbon
  • • Proses pengelasan yang sulit diatasi dengan

    pre-heat dan post-heat

Klasifikasi baja tahan karat

  • Baja tahan karat austenitic = Unsur Ni bersama dengan C, Mn dan N • Baja tahan karat ferritic = Cr ditambah Si, Mo dan Nb • Baja tahan karat martensitic
  • Baja tahan karat duplex (austenitic-ferritic) Struktur mikro stainless steel dapat diprediksi berdasar komposisi kimia yaitu dengan

    menggunakan diagram schaefflcr dimana unsur

    penstabil austenite dan ferrite di plot dalam bentuk

  • Baja stainless steel dapat di las dengan baja lunak atau baja karbon rendah
  • • Baja SUS 304 (0.08 – 0.1% C, 18-20% Cr dan 8-11% Ni

    pada saat dilas cenderung menunjukkan gejala welt decay atau sensitif karena korosi.
  • • Struktur mikro yang terbentuk pada pengelasan stainless

    steel tidak dipengaruhi laju pendinginan setelah pengelesan, tetapi oleh komposisi kimia baja tahan karat
  • • Pada umumnya struktur mikro baja tergantung kecepatan

    pendinginan dari suhu austenit sampai suhu kamar, yang juga mempengaruhi sifat-sifat mekanik
  • Hubungan kecepatan pendinginan dan struktur mikro
    • – digambarkan dalam diagram waktu-temperatur continous cooling transformation

  • Diagram ini digunakan untuk membahas pengaruh

Heat Affected Zone

  • • Ketika pengelasan berlangsung, logam induk

    disekitar logam las akan mengalami siklus termal berupa pemanasan sampai mendekati titik cair yang diikuti dengan pendinginan
  • Struktur mikro dan sifat-sifat mekanis yang terkandung mengalami perubahan
  • Zona ini dinamakan heat affected zone
  • Selain siklus termal, daerah ini dipengaruhi

    oleh jenis perlakuan mekanis dan perlakuan

  Body Centre Cubic (BCC) Face Centre Cubic (FCC)

  

Istilah ilmu bahan

  • Anil = pemanasan dalam waktu lama disusul dengan pendinginan terkendali untuk pelunakan
  • = Pada anil penuh terbentuk austenit, kemudian baja didinginkan perlahan-lahan sehingga terbentuk perlit
  • Austenit (γ) = besi kubik pemusatan sisi/ paduan besi KPS. Perlakuan panas untuk melarutkan karbon dalam besi KPS
  • Baja eutektoid = baja dengan kandungan karbon yang memberikan perlit

  100% sewaktu di anil

  • Baja karbon = Paduan Fe-C dengan kandungan paduan minimal • Baja paduan rendah = baja dengan kandungan paduan <5% selain karbon.

  Fasa keseimbangan berkaitan dengan diagram Fe-Fe C

  3

  • Baja tahan karat (stainless steel) = baja paduan tinggi (mengandung Cr atau

  Cr+Ni) yang dirancang khusus tahan korosi /dioksidasi

  • Batas solubilitas = jumlah maksimum bahan yang larut tanpa terjadi kejenuhan
  • Berat atom = massa atom dinyatakan dalam satuan massa atom (gram/mol)
  • Berat jenis massa = massa di bagi volume total , termasuk pori
  • Berat jenis sesungguhnya = massa di bagi volume sesungguhnya (volume tanpa pori)

  24

  • Besi cor = Paduan Fe – C, kaya karbon yang dapat menghasilkan cairan eutektik selama solidifikasi. Kadar karbon yang dapat larut dalam austenit >2%
  • Besi cor kelabu = besi cor dengan serpih grafik yang bila patah mempunyai permukaan patah berwarna kelabu
  • Besi cor mampu tempa = besi cor yang mengalami grafitisasi sesudah solidifikasi. Grafit berbentuk klaster yang dikenal juga dengan karbon temper
  • Besi cor modular/besi cor duktil = besi cor dengan grafit blat (spherulit) yang terbentuk selama solidifikasi

  C

  • Besi cor putih = besi cor dengan Fe

  

3

  • Diagram fasa = gambar daerah fasa yang stabil dengan dekomposisi dan lingkungan (temperatur) sebagai koordinat
  • Diagram 1 fasa = diagram fasa yg mengandung larutan tak jenih tunggal
  • Diagram 2 fasa = diagram fasa melampaui kurva batas kelarutan sehingga ada fasa kedua
  • Deskomposisi austenit = reaksi euteletoid yang mengubah austenit menjadi

  ( α + karbida)

  C

  • Diagram besi karbon = diagram keseimbangan besi & karbon , tanpa Fe

  3

  • Fasa = bagian sistem bahan yang homogen secara fisis
  • Ferit eutektoid = ferit yang terbentuk (bersama karbida) sewaktu terjadi dekomposisi austenit
  • Ferit proeutektoid = ferit yang memisahkan diri dari austenit diatas temperatur eutektoid
  • Ferit (α) = besi kubik pemusatan ruang

  C)

  • Karbida (Ć) = senyawa logam dan karbon, biasanya karbida besi (Fe

  3

  • • Komponen (fasa) = bahan kimia dasar yang diperlukan untuk membentuk

    campuran atau larutan kimia
  • Komposisi eutektik = analisis fasa larutan cairan dengan temperatur pencairan minimum (pada perpotongan kurva solubilitas)
  • Komposisi eutektoid = analisis fasa larutan padat dengan suhu dekomposisi minimal (pada perpotongan dua kurva kelarutan padat)
  • • Kubik pemusatan ruang (kpr) = titik pusat kubus identik dengan titik sudut

  • • Kubik pemusatan sisi (kps)= pusat permukaan kubus identik dengan titik

    sudut kubus
  • Martensit temper = struktur mikro dua fasa dari ferit dan karbida yang diperoleh dengan pemanasan martensit
  • Martensit = hasil transformasi fasa tanpa difusi dengan mekanisme

  • Pergeseran eutektoid = perubahan temperatur dan analisis karbon reaksi eutektoid yang terjadi akibat penambahan unsur paduan
  • • Perlit (α+Ć) = campuran ferit dan karbida berbentuk lamel yang

    terjadi akibat dekomposisi austenit dengan komposisi eutektoid
  • Presipitasi = pemisahan diri dari suatu larutan terlalu jenuh
  • Reaksi fasa-padat = reaksi perubahan struktur mikro dalam bahan padat; pertumbuhan butir, rekristalisasi, perubahan polimorfi, larutan padat, presipitasi, dekomposisi entektoid dan pembentukan martensit

C yang

  • Solder (Pb-Sn) = logam mencair dibawah 425 digunakan untuk penyambungan
  • Solidus = tempat kedudukan temperatur, dibawahnya benda padat yang stabil
  • • Temper = proses meningkat ketangguhan, martesit dipanaskan

    sehingga terbentuk struktur mikro ferit + karbida

  

Peleburan besi

❑Berasal dari biji besi = persenyawaan besi dan zat

asam (oksida besi) ❑Besi asal tambang berdasar kandungan bahan: ▪Biji besi magnet oksida; mengandung bahan

magnet (Fe ), warna coklat, kadar besi 50%

  2

  4

  ▪Biji besi haematite ; mengandung mineral haematite (Fe O ), warna coklat kemerah-

  2

  3

  merahan, kadar besi 40-65%

▪Biji besi spaat karbonat ; mengandung mineral

siderite (FeCO ), kandungan besi 30%

  ❑ Sifat oksida besi berbeda dengan sifat unsur besi ❑ Memisahkan zat asam dari dari biji besi di gunakan dapur tinggi ( tinggi 30 mtr, diameter 6 mtr) ❑ Terjadi proses peleburan, proses reduksi biji besi menjadi besi ❑ Output = besi kasar kelabu dan besi kasar putih

  ❑ Besi kasar kelabu berasal dari biji besi yg mengandung silisium, sifat mudah mencair dan mengalir

❑ Besi kasar putih berasal dari besi yg mengandung mangaan,

zat arang tetap terikat pada besi setelah membeku, kadar arang memberikan sifat rapuh sehingga sulit ditempa, titik cair besi akan turun apabila kandungan karbon bertambah

  Besi tuang o

  ❑Suhu cair besi rendah (1100s/d1200

  C) namun keras dan rapuh = berasal dari biji besi dengan kadar zat arang tinggi

❑Silisium = Penambahannya digunakan untuk

menambah kekuatan benda dan mempertinggi titik cair

  ❑Fosfor = memudahkan penuangan namun besi tuang jadi rapuh ❑Nikel dan khrom = Penambahannya

Baja paduan

  ❑Terbagi 3 = ▪baja konstruksi, ▪baja untuk alat-alat, ▪baja spesial (baja anti karat dan baja tahan panas ❑Unsur paduan :

  ▪Ferrite (Ni, Mn, Cr, Mo) = baja menjadi kuat dan ulet ▪Cementite (Cr, W, Mo, V) = bereaksi dengan

  Batas daya larut Daya larut NaCl garam dalam air garam

  

Diagram Pb-Sn. Menunjukkan komposisi fasa dan memungkinkan

perhitungan kuantitas fasa campuran timah hitam-timah putih pada

sebarang suhu

  

Sn=Timah

Pb=Timbel (timah hitam) Diagram Cu-Ni.Semua larutan padat terdiri dari satu fasa.

  Fasa ini adalah kps Diagram AL

  • ZrO

  2 O

  3

  2 . Garis likuiditas membatasi suhu terendah untuk

bentuk cair. Garis solidus merupakan batas atas untuk bentuk padat.

  

Rentang pembekuan padat + cair terletak diantara kedua garis

tersebut. Keduanya berbentuk eutektik, disini fasa tunggal mencair

  

Diagram SiO -Al O . Diagram fasa untuk bahan bukan logam

  2

  2

  3

digunakan dengan diagram fasa logam. Perbedaan terletak pada waktu

yang diperlukan untuk mencapai keadaan stabil. Bahan bukan logam

memerlukan waktu yang lebih lama

  Diagram Ag - Cu Diagram Ag

  Sn terdiri dari α dan β. Komposisi α ditentukan oleh kurva solubilitas. Pada suhu ini (150

  C, paduan 80 Pb

  • –Cu (Paduan Pb – Sn). Pada 150
  • – 20

  C), batas daya larut adalah 10% Sn (dan 90%Pb) dalam fasa α kps Kuantitas fasa (Paduan Pb

  • – Sn)

  • Besi dan baja sering diberi perlakuan panas agar memiliki struktr mikro yang kuat
  • • Baja berkuatan tinggi di peroleh dengan mengubah fasa austenit yang mengandung karbon dalam bentuk

    larutan pada temperatur tinggi, menjadi fasa martensit dengan pencelupan dingin pada temperatur rendah
  • Martensit adalah larutan pada karbon yang mempunyai bentuk tetragonal
  • • Pencelupan dingin pada baja berkadar 0.4% C atau lebih mempunyai kekuatan mulur 1.700 Mpa atau

    lebih, tetapi bersifat getas dan baru dapat dipakai setelah diadakan penemperan untuk memperoleh keliatan walau kekuatan agak menurun.
  • • Martensit dikuatkan oleh unsur karbon. Penambahan Mn, Si, Ni, Cr, Mo dan unsur lain akan memperbaiki

    keras dan keuletan
  • • Mengendalikan Austenit dalam keadaan kurang stabil pada temperature 400 – 550 C, diderfomasi

    sebelum terjadi transformasi, didinginkan tiba tiba akan menghasilkan martensit yang sangat halus, memiliki sejumlah kisi, sehingga memiliki kekuatan tinggi. Ini disebut metoda “Ausforming”

  Siklus suhu-waktu untuk menjelaskan proses perlakuan panas (Heat treating). Heat treating : Baja dipanaskan pada suhu yang tinggi untuk mengubah sifatnya. Proses yang dilakukan :

  a. Penganilan (annealing)

  b. Normalisasi

  c. Pengerasan (through-hardening)

  d. Celup dingin (quench)

  e. Temper

  f. Pengerasan kulit ( case hardening)

  a. RT = suhu ruang normal

  b. LC = suhu kritis dibawah dimana ferit mulai berubah menjadi austenite selama pemanasan baja