Kelarutantumpatan sementara Cavit dalamrendamansaliva buatan (Solubility

  Juni J. Nugroho & Hasrul Husain: Kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan

  69 Kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan (Solubility 1 of Cavit temporary filling immersed in artificial saliva) 2 1 Juni Jekti Nugroho, Hasrul Husain 2 Bagian Konservasi Mahasiswa tahap profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia ABSTRACT

A continuous temporary filling inside the mouth would expose acid produced by microorganism during fermentation of

carbohydrate that would lower the pH of saliva. The aim of this research is to determine the variation on solubility

levels of Cavit temporary filling immersed in artificial saliva with pH 4, 6, and 8. Samples were placed in tube

containers with 2 mm in height and 7 mm in diameter. Samples were immersed in four different groups of artificial

saliva based on the pH, in which the first group was immersed in artificial saliva pH 4, the second in pH 6, the third in

pH 8, and the fourth group was immersed in distilled water (pH 7). The results showed that after 7 day of immersion,

there was a significant difference on solubility levels between the four groups of treatment (p<0.05). The data were

tabulated and analyzed using one-way ANOVA and least significant difference (LSD). Therefore, it can be concluded

that pH can affect the solubility levels of Cavit temporary filling.

  Key words: Cavit temporary filling, solubility, artificial saliva ABSTRAK

Tumpatan sementara dalam lingkungan mulut secara terus-menerus akan terpapar berbagai asam yang diproduksi oleh

mikroorganisme selama proses fermentasi karbohidrat, yang menurunkan pH saliva. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, dan 8. Sampel

dibuat dalam bentuk tabung dengan tinggi 1 mm serta diameter 7 mm. Sampel lalu dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu

kelompok I direndam dalam saliva buatan pH 4, kelompok II direndam dalam saliva buatan pH 6, kelompok III direndam

dalam saliva buatan pH 8, dan kelompok IV direndam dalam akuades (pH 7). Hasilnya menunjukkan bahwa setelah

perendaman selama 7 hari, terdapat perbedaan bermakna antara kelarutan tumpatan sementara Cavit pada keempat

kelompok penelitian (p<0,05). Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji Anova satu arah dan LSD. Dari penelitian ini

disimpulkan bahwa tingkat pH mempengaruhi tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit.

  Kata kunci: tumpatan sementara Cavit, kelarutan, saliva buatan

Koresponden: Juni Jekti Nugroho, Bagian Konservasi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis

Kemerdekaan Km.10, Tamalanrea-Makassar, Indonesia. E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN dan cepat mengeras setelah aplikasi, serta harganya

1 Perawatan gigi secara konservasi hampir selalu murah.

  memerlukan tumpatan sementara yang digunakan Cavit merupakan salah satu jenis semen yang untukmenutupkavitasgigijika tahapperawatan yang seringdigunakan sebagai tumpatan sementara karena 1 belum selesai , sebelum dilakukan tumpatan tetap . memiliki beberapakelebihan,antaralain penggunaan Artinya perawatan gigi memerlukan lebih dari satu yang sangat mudah dan praktis tidak memerlukan 3 . kali kunjungan. Hal ini utamanya dilakukan dalam pencampurandanpengadukanbahanterlebih dahulu perawatan endodontik yang memerlukan kunjungan Selainitu , kelebihanlainnyaadalah dapat beradaptasi 4 .

  . ,

  berkali-kali Kasus lain yang membutuhkan tumpatan dengan dinding kavitas secara baik Banyak peneliti 5 sementarayaitu dalam prosedur perawatan gigi yang antara lain Pieper dkk melaporkan bahwa potensi memerlukan follow up, seperti pulp capping, yang Cavit dalam menutup kavitas gigi sangat baik. Hal tiap kunjungan memerlukan tumpatan sementara. inidisebabkan oleh karena Cavit yang bersifat adesif Selain itu, tumpatan sementara diperlukan dalam terhadap struktur gigi . Menurut laporan peneliti lain, prosedur perawatan restorasi indirek, seperti inlay dinyatakan bahwa kebocoran mikro yang diperoleh 2 atau onlay. dari penelitian menggunakan Cavit sangat minim

  Syarat-syarat tumpatan sementara yang baik dibandingkan dengan kebocoran mikro tumpatan adalah dapat menutup kavitas dengan baik sehingga sementara lainnya seperti intermediate restorative 4 mencegah masuknya cairan mulut ke dalam kavitas, material (IRM), Vietremer, dan Tempbond. bersifatsedatif ataumeredakan rasa ngilu pada pulpa, Cavit juga memiliki kekurangan seperti semen

  ,

  mudah dikeluarkan dari kavitas mudah dipersiapkan jenis lainnya, yaitu ketahanannya terhadap tekanan

ISSN:1412-8926

BAHAN DAN METODE

  ,

  akuades

  Sampel ditimbang untuk memperoleh massa sampelsebelumperendaman(M1) . Setelahitusampel direndam menurut kelompok dan grupnya masing

  Perlakuan sampel

  Setelah sampel-sampel setting, dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok I, II, III, dan IV. Tiap kelompok terdiri dari 12 sampel. Masing-masing kelompok dibagi menjadi 3 grup yaitu grup a, grup b dan grup c; masing-masing terdiri dari 4 sampel.

  lalu tumpatan sementara Cavit dimasukkan ke dalam cincin plastik.

  ,

  Semua alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sampel disiapkan terlebih dahulu seperti cincin plastik yang terbuat dari pipet minuman, tumpatan sementara Cavit temporary filling material (3M ESPE, UK and Ireland), dan spatula semen (Shcezher, Germany) . Terlebih dahulu cincin plastik dibentukdengandiameter 7 mm dantingginya 1 mm

  yaitu a (pH larutan dibuat menjadi 4),b (pH larutan dibuat menjadi 6), dan c (pH larutan dibuat menjadi 8). Perbedaan pH larutan dibuat dengan menambahkan larutan NaOH atau HCl. 10 Pembuatan sampel

  Setelah itu larutan dibagi menjadi 3 kelompok

  Dentofasial, Vol.13, No.2, Juni 2014:69-73

  0,35 g, Na 2 S.9H 2 O 0,0025 g, dan Urea 0,5 g. Semua bahan tersebut dilarutkan ke dalam 500 mL akuades (Wida WI TM Unicap sterile water for irrigation USP) .

  Saliva buatan dibuat dengan mencampurkan NaCl 0,2 g, KCl 0,2 g, CaCl 2 H 2 O 0,4 g, NaH 2 PO 4

  Pembuatan saliva buatan

  Penelitianeksperimenlaboratoriuminidilakukan di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin. Besar sampelnya ditentukan berdasarkan formula Federer sehingga diperoleh jumlah sampel tiap kelompok sebanyak 4 buah. Penelitian dimulai dengan persiapan alat dan bahan yang digunakan, pembuatan dan perendaman sampel, serta pengambilan data.

  dan 8 menyimpulkan bahwa semakin rendah pH suatu larutan, maka semakin tinggi tingkat kelarutan tumpatan sementara. Hal ini disebabkan oleh reaksi asam-basa antara bahan tumpatan sementara dengan larutan coba. 1 Berdasarkanasumsi tersebutmaka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, dan 8.

  eugenol dalam rendaman larutan buffer pH 4, 6,

  Ada yang berpendapat bahwa pH saliva berkisar 4- 8 dengan pH rata-rata 6,8. Menurut Andressen, rata- rata saliva normal adalah 5,25-8,5, dan menurut Saurwein pH rata-rata saliva berkisar 6,1-7,7. 1,9 Perubahan pHsaliva dalamrongga mulut dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya irama siang dan malam, sifat dan besar stimulus, keadaan kejiwaan seseorang, diet, dan konsumsi obat-obatan. 1 Cahyani dan Kuntari dalam sebuah penelitian tentang uji kelarutan tumpatan sementara zinc oxide

  .

  kunyahrendahdankelarutandalamcairanmulut yang tinggi. 5 Pieper dkk, melaporkan bahwa diantara 4 macam tumpatan sementara yang diuji (Cavit, IRM, GI, dan semen resin), Cavit merupakan tumpatan sementara yang mempunyai kelarutan yang paling tinggi. Selain itu, kekurangan lainnya antara lain kurang stabil dalam mulut akibat proses mekanik seperti menyikat gigi. 3 Tumpatan sementara dalam lingkungan mulutsecaraterus-menerusakan terpapar berbagai asam yangdiproduksi oleh mikroorganisme selama proses fermentasi karbohidrat yang dapat menurunkan pH saliva. Hal inilah yang membuat kelarutan tumpatan sementara dalam mulut semakin tinggi. 6 Saliva adalah sekresi cairan yang mempunyai pengaruh penting bagi rongga mulut yang berasal dari kelenjar saliva mayor dan minor yang berada di sekitar rongga mulut. 7 Saliva merupakan pertahanan yang dinamis dalam rongga mulut, mempunyai flow serta pH tertentu yang berperan dalam terjadinya infeksi di rongga mulut. 8 Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai pH saliva manusia

  • Gambar 1 Sampel direndam selama 7 hari dalam saliva buatan ber-pH 4, 6, 8, dan

  ,

  • pH 8

  Tabel 2 Hasil uji lanjut LSD tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit antara larutan perendam saliva buatan ber-pH 4, 6, 8 dengan larutan kontrol sampel perlakuan

  4 135,84 4,44 pH 6 4 44,20 3,68 pH 8 4 26,00 4,75 Kontrol 4 33,80 4,75

  Perlakuan Jumlah Sampel (n) Rerata (µg mm

  • -3 ) SD Perendaman dalam saliva buatan pH 4

  

Tabel 1 Rerata kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan pH 4, 6,

dan 8, serta kontrol Sampel

  Perbedaan beratsampeladalah hasil kelarutannya. Suatu bahan restorasi dikatakan baikjika nilai kelarutannya mendekati nol . Kelarutan yangberlebihan dapat mengakibatkantumpatancepat rusak dan menimbulkan risiko untuk kerusakan gigi yang lebih parah. 11 Dari hasilpenelitianini,terbukti bahwatumpatan sementara Cavit larut jika direndam dalam saliva buatan pH 4, 6, dan 8. Hal tersebut ditandai dengan berkurangnya massa dari sampel pasca perendaman selama 7 hari.

  Kelarutansuatubahandalamcairanrongga mulut merupakanhalyang penting dipertimbangkan karena mempengaruhi lama pemakaiannya di dalam mulut. Kelarutan dihitung dari jumlah bahan yang larut dalam jumlah larutan tertentu pada suatu waktu. Dalam suasana asam, suatu bahan lebih cepat larut dibandingkan dengan suatu bahan dalam suasana normal. Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kelarutan, yaitu dengan merendam bahan ke dalamsuatu larutan .

  PEMBAHASAN

  Untuk mengetahui gambaran secarajelas tentang kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam saliva buatan ber-pH 4, 6, 8, dan akuades pada interval waktu perendaman 1 hari dan 7 hari dapat dilihat pada grafik gambar 1.

  Pada perendaman dalam saliva buatan, perbedaan signifikan terjadi antara semua kelompok sampel. Hal ini disebabkan oleh nilai p<0,05.

  yaitu saliva buatan pH4, 6, 8, dan akuades, dilakukan uji Anova 1-arah yang mendapatkan nilai probabilitas 0,00 (p<0,05). Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang ada antara kelompok sampel, dilanjutkan dengan uji least significant difference (LSD)seperti terlihat pada tabel 2 .

  Pada tabel 1 terlihat bahwa setelah perendaman sampel, tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit yang terbesar adalah dalam rendaman saliva buatan ber-pH 4, diikuti oleh tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan pH 6, dan terakhir pH 8. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit antara larutan perendam

  Juni J. Nugroho & Hasrul Husain: Kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan

  HASIL

  14, Radalah jari-jari sampel (mm), h adalah tinggi sampel (mm). Kelarutan sampel diperoleh dengan cara membagi selisih massa sampel sebelum perendaman dengan massa sampel setelah perendaman, dengan volume sampel; menggunakan rumus KL=M1–M2/V. KL adalah kelarutan sampel (µg/mm -3 ), lalu M1 adalah massa sampel sebelum perendaman (µg), M2 adalah massa sampel setelah perendaman (µg), V adalah volume sampel (mm 3 ). Data yang diperolehdianalisis dengan menggunakan uji Anova.

  ,

  π adalah 3

  h. V adalah volume (mm 3 ) ,

  Setiap sampel dihitung volumenya dengan menggunakan formula V= πR 2

  Penghitungan hasil sampel

  dan kelompok IV direndamdalamlarutan akuades (pH 7) sebagai kontrol (gambar 1).Semua kelompoksampel direndam selama 7 hari , lalu dipanaskan dalam oven (UN55 Universal oven Memmert, Germany) 90 o C selama 3 jam (Seiko digital stopwatch cal.S056, Japan ) hingga larutannya menguap . Setelahitusampel dikeringkan dalam desikator (Glasswerk Werheim, West Germany) selama 30 menit, lalu ditimbang (Alsep EX-200A, Japan) untuk memperoleh berat sampel setelah perendaman (M2).

  ,

  masing. Kelompok I direndam dalam larutan ber - pH 4, kelompok II direndam dalam larutan ber-pH 6, kelompok III direndam dalam larutan ber

  P pH 4 pH 6 pH 8 Kontrol Perendaman dalam saliva buatan pH 4 - 0,000 0,000 0,000 pH 6 0,000 - 0,000 0,006 pH 8 0,000 0,000 - 0,028 Akuades 0,000 0,006 0,028 -

  Dentofasial, Vol.13, No.2, Juni 2014:69-73

  26 19,1

  

1. Cahyani F, Kuntari ID. Kelarutan tumpatan sementara zinc oxide eugenol dalam larutan buffer pH 4, 6, dan 8. J

Persatuan Dokter Gigi Indonesia 2007; 57 (2): 62-5

  accessed, 13 April 2010.

  

3. Ogura Y, Katsuumi I. Setting properties and sealing ability of hydraulic temporary sealing materials. Dent Mater J

2008; 27(5): 730-5

  

4. Aminozarbian MG, Feizianfard M, Karimi M. Sealing ability of three temporary filling materials in endodontically-

treated teeth. Int Endod J 2009; 4 (1): 1-4

  5,2 33,8

  4,55

  44,2

  Semakin rendah pH suatu larutan, maka semakin tinggi pula tingkat kelarutan tumpatan sementara.

  1 35,75

  135,84

  50 100 150 200 250 300

  HARI 1 HARI 7

  K e la ru ta n ( µ g . m m -3 ) Lama Perendaman (Hari)

  Kontrol pH 8 pH 6 pH 4

  Gambar 1 Perbandingan tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan ber-pH 4, 6, 8 dengan larutan kontrol

  Memperhatikan banyak minuman sediaan yang ini,perlu diadakan penelitian lanjut tentang kelarutan tumpatan sementara dalam larutan yang berpotensi melarutkan seperti minuman yang bersifat asam.

  begitupulasebaliknya . 1 Begitupundenganriset oleh Yanikoglu dan Duimus tentang uji kelarutan beberapasemenpada praktekdokter gigidalam saliva buatan dengan pH bervariasi, menyatakan bahwa dengan waktu perendaman yang sama, kelarutan terbesar ditunjukkan pada larutan pH lebih rendah. 10 Dari penelitian ini disimpulkan ada perbedaan kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, 8, dan akuades selama 7 hari.

  Pieper dkk dalam penelitiannya, melaporkan bahwa tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan semen lain seperti semen ionomer kaca, semen resin, dan IRM, tumpatan sementara Cavit memiliki kelarutan yang terbesar. 5 Selain itu, yang menyebabkan kelarutan tumpatan sementara Cavit semakin besar adalah pengaruh pH dalam lingkungan mulut yang rendah. Tumpatansementara dalam lingkungan mulut secara terus-menerus terpapar oleh berbagai asam yang diproduksi oleh organisme mikro selama fermentasi karbohidrat. Selain itu, asam juga diperoleh dari makanan atau minuman yang pH rendah. 6 Pada pengamatan perbedaan tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan pH 4, 6, 8 terlihat bahwa tingkat kelarutan tumpatansementaraCavit setelahperendaman dalam saliva buatan pH4 paling besar dibandingkan dengan tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit setelah perendaman dalam saliva buatan pH 6 kemudian diikuti oleh larutan kontrol dan saliva buatan ber- pH 8 pada tiap interval waktu yang ditentukan yaitu 7 hari

  ,

  .

  Hal ini disebabkan oleh perbedaan pH larutan.

  Disintegrasi zinc oxide eugenol akibat asam disebabkan oleh dekomposisi seng eugenol menjadi seng hidroksida daneugenol .

  Sengeugenolat memiliki ikatan yang lemah dan mudah terhidrolisis di dalam air. Wilson yang meneliti kelarutan dan disintegrasi semendental menyatakanbahwa lajukelarutan bahan dalam semen jauh lebih besar pada 24 jam pertama daripadasesudahnya

  .

  Hal tersebut disebabkan semen belumterbentuksempurnadanperubahan kimia serta proses pengerasan masih berlangsung selama proses uji disintegrasi. Saat pengerasan terdapat komponen eugenol yang mudah menguap dan seng hidroksida yangbanyaklarut karenareaksinyabelumsempurna

  . 12 Seperti telah dijelaskansebelumnya ,

  kandungan terbesartumpatan sementara Cavit adalah zinc oxide

  base . 4 Jika zinc oxide dan air bereaksi, terjadi seng

  hidroksida .

  Dalamsuasana asam

  ,

  senghidroksidaakan bereaksi denganion hidrogen (H

  • + ),terbentukionseng

  (Zn + ) dan air (H 2 O). Dengan terbentuknya ion seng

  ,

  maka tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit lebih besar dibandingkan dalam suasana netral. Dalam hal tersebut, disimpulkan bahwa semakin rendah pH suatu larutan, maka semakin besar pula tingkat kelarutan tumpatan sementara Cavit. 1 Hasilpenelitian di atas sesuai dengan penelitian yangdilakukanoleh Febriastuti tentang uji kelarutan tumpatansementarazinc oxide eugenol dalam larutan buffer ber-pH 4, 6, dan 8 yang menyatakan bahwa kelarutan tumpatan sementara zinc oxide eugenol semakin besar jika dilarutkan dalam larutan ber-pH rendah

DAFTAR PUSTAKA

2. Aetna. Fillings: The Basics. 2008. Available at : http://www.colgate.com/app/Colgate/US/OC/HomePage.cvsp.

  Juni J. Nugroho & Hasrul Husain: Kelarutan tumpatan sementara Cavit dalam rendaman saliva buatan

  

5. Pieper CM, Zanchi CH, Rodrigues-Junior SA, Moraes RR, Pontes LS, Bueno M. Sealing ability, water sorption,

solubility, and toothbrushing abrasion resistanceof temporary filling materials. Int Endod J 2009; 42: 893-9.

  6. Anusavice KJ. Philips’ science of dental materials. Ed 11. Philadelphia: W.B Sauders Company; 2003. p.492.

  7. Minasari. Peran saliva dalam rongga mulut. Majalah Kedokteran Gigi 1999; 4(2): 33-8.

  

8. Winasa IG. Pengaruh flow rate dan pH rata-rata saliva terhadap kejadian denture stomatitis. Majalah Kedokteran

Gigi 1995; 1(7): 10

  9. Tarigan R. Karies Gigi. Jakarta: Hipokrates; 1990. hal. 20-3

10.Yanikoglu N, Duymus ZY. Evaluation of the solubility of dental cements in artificial saliva of different pH values.

  Dent Mater J 2007; 26: 62-7

  

11.Charlton DG. Current status of dental luting cements. 2008. Available at: http://www.google.com. accessed, 17

November 2009.

  

12.Feronica. Disintegrasi dan kekuatan tekan pada beberapa tumpatan sementara. J Persatuan Dokter Gigi Indonesia

2010; 59 (3): 100-4