Indikator Perubahan Warna Karang

  Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (3), 2018, 229-237

Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

  

BUDIDAYA KARANG HIAS POLIP BESAR PADA KEDALAM AN YANG BERBEDA

DI ALAM DAN SISTEM RESIRKULASI

#

Ofri Johan , Rendy Ginanjar, dan Tutik Kadarini

  

Balai Riset Bud idaya Ikan Hias

Jl. Perikan an No. 13, Pancoran Mas, Kota Depo k, Jawa Barat 16436

(Naskah dit erima: 30 Juli 2018; Revisi final: 14 November 2018; Diset ujui publikasi: 15 November 2018)

  ABSTRAK

Karang polip besar cukup tinggi permintaan sebagai karang hias dari Indonesia sehingga perlu dilakukan

penelitian budidayanya. Penelitian ini telah dilakukan pada tahun 2016 untuk melihat tingkat keberhasilan

budidayanya dengan adaptasi pada dua sistem yang berbeda yaitu di alam pada kedalaman yang berbeda

5 m, 10 m, dan 15 m dengan tiga jenis karang uji ( sp. sp., dan sp.) dan

  Plerogyra Physogyra Nemenzophyllia

sistem resirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan hidup karang. Pengamatan

m e lip u t i tin gkat ke m at ian , p e ru b ah an warn a karan g se b agai in d ikasi st re s karan g d an ke lim pah an

zooxanthellae. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh karang Physogyra sp. mengalami fluktuasi perubahan

warna meskipun kembali membaik, sementara dua jenis lain Plerogyra sp. dan Nemenzophyllia sp. mengalami

perubahan warna ke arah kondisi baik pada farm dengan sistem resirkulasi. Pengamatan perubahan warna

di alam mengalami stres ditandai dengan perubahan warna ke arah putih baik di kedalaman 5 m, 10 m, dan

15 m. Pengamatan tingkat kematian setelah 33 hari diperoleh tingkat kematian 100% pada kedalaman 5 m,

10 m untuk semua jenis, namun pada kedalaman 15 m karang sp. mengalami kematian

  Nemenzophyllia

100% dan karang yang dapat bertahan Physogyra sp. dan Plerogyra sp. dengan tingkat kematian berturut-

turu t adalah 71,4% d an 50,0%. Kematian dan p emutihan yang tinggi berhubungan erat de ngan kon disi

suhu dan intensitas cahaya pada bulan Juli-Agustus 2017 dan parameter lain TDS dan DO. Budidaya karang

berhasil pada sistem resirkulasi dengan tingkat kematian 0%. zooxanthellae

  KATA KUNCI: budidaya karang; kedalaman berbeda; sistem resirkulasi;

ABSTRACT: Propagation of large polyp coral at different depths on nature and recirculation system. By: Ofri

Johan, Rendy Ginanjar, and Tutik Kadarini

Large polyp coral are quit e high in demand as an ornament al coral from Indonesia so it needs t o do research

propagat ion. This research has been conduct ed in 2016 t o see t he success rat e of propagat ion wit h adapt ation on t wo

different syst ems t hat is in nat ure at t hree different dept hs 5 m, 10 , and 15 m wit h t hree species of corals (Plerogyra

sp., Physogyra sp., and Nemenzophyllia sp.) and recirculat ion syst em. This study aims t o see t he success rat e of coral life.

Observations included mort ality rat es, coral color changes as an indicat ion of coral st ress and zooxanthellae abundance.

Based on t he research result s obt ained Physogyra sp. coral experience fluct uat ion of color change alt hough again

improved, while t wo ot her species Plerogyra sp. and Nemenzophyllia sp. experience color change t owards good

condition at farm with recirculation syst em. Observat ions of color changes in nat ure experience stress charact erized by

changes in color t owards t he whit e well at dept hs of 5 m, 10 m, and 15 m. Observat ion of mort alit y rat e aft er 33 days

was obt ained 100% mort alit y rat e at dept h 5 m, 10 m for all species, but at 15 m dept h Nemenzophyllia sp. suffered

100% mort alit y and coral t hat survived Phygogyra sp. and Plerogyra sp. wit h successive mort ality rate was 71.4% and

50.0%. High mort alit y and bleaching are closely relat ed t o condit ions of t emperat ure and light int ensit y in July-August

2017 and ot her paramet ers of TDS and DO. Coral propagat ion was successful in t he recirculat ion syst em wit h 0%

mort alit y rat e unt il t he research end. # KEYW ORDS: coral propagation; depths different; recirculation system; zooxanthellae Ko r e sp o nd en si: Balai Rise t Bu d id aya Ikan Hias.

  Jl. Pe rikanan No . 13 , Pan co r an Mas, De p o k 16 4 3 6, In d o ne sia. Te l. + 6 2 2 1 7 5 2 0 4 8 2 ofr i j ohan@ kkp.go.i d

  E-m ail:

Co pyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakult ur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 229 Co pyright @ 2018, Jurnal Rise t Akuakult ur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 Budidaya karang hias polip besar pada kedalaman yang berbeda ..... (Ofri Johan) PENDAHULUAN

  Negara Indo nesia terkenal dengan keanekaragaman bio t a laut yang cukup t inggi t ermasuk karang hias. Permintaan pasar yang tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri menjadikan Indo nesia sebagai pengekspo r t erbesar di dunia dengan mengirimkan 70% dari t o t al jenis karang yang diperdagangkan di dunia sejak tahun 1980-an (Webnit z

  s p .,

  time series p ad a wakt u be rb ed a yait u Ju li, Agu st u s, d an

  Pengamatan setiap perubahan dilakukan secara

  Pe n gam at an p e ru b ah an w arn a karan g d e n gan menggunakan standar warna sebagai indikat or berupa kart u warn a in d ikat o r (Gam bar 1), u n t u k m e lih at t ingkat st res karang dengan ko ndisi lingkungan.

  Indikator Perubahan Warna Karang

  Jenis karang yang digunakan sebanyak t iga jenis ( Plerogyra sp., Physogyra sp., dan Nemenzophyllia sp.) dengan perlakuan penempat an pada t iga kedalaman berb eda di alam dan sist e m resirkulasi di hat cher y . Pengamatan dilakukan pada Juli, Agust us, dan Okto ber un t uk memp ero leh dat a perubah an warn a, t ingkat keberhasilan propagasi (% kematian), dan pengambilan dat a paramet er lingkungan.

  Prosedur Kerja

  Penelit ian t elah dilakukan selama 10 bulan mulai dari Februari-Desem ber 20 16, m elipu t i sur vei awal dan pelaksanaan kegiat an. Lo kasi penelit ian di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu unt uk aktivitas propagasi karang di alam dan untuk propagasi karang pada sist em resirkulasi dilakukan di Farm CV. Cahaya Baru.

  BAHAN DAN M ETODE Waktu dan Tempat Penelit ian

  Tujuan penelit ian ini adalah unt uk melihat t ingkat k e b e r h a s ila n h id u p k a r a n g p r o p a g a s i d e n g a n beradapt asi pada ko ndisi perairan berbeda kedalaman d an pada sist e m resirku lasi. Ad ap u n m an faat d ari penelit ian ini diharapkan dapat mempero leh t eknik p ro p agasi d e n gan t in gka t ke m a t ian yan g re n d ah dengan kualit as warna karang hias t et ap t erjaga.

  ., 2012). Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat memberikan info rmasi sebagai kunci keberhasilan dalam kegiat an pro pagasi karang berpo lip besar.

  et al

  Ke giat a n b u d id a ya ka ra n g h ias su d ah b a n yak dilakukan, namun baru sedikit pada karang berpo lip besar (Woo d

  Physogyra sp., Nemenzophyllia sp., Cat alaphyllia sp ., Fungia Plerogyra Euphyllia Lobophyllia Symphyllia sp., dan dari family Fungiidae.

  Plerogyr a

  et al

  sp .,

  Tr achyphyllia

  sp .,

  Scolymia

  ), se b agian b e sar memiliki nilai est et ika yang t inggi sehingga menjadi t arget dalam perdagangan. Ket erbat asan po pulasi di alam ini sangat dikuat irkan dapat berakibat kehilangan jenis karang di Indo nesia apabila dilakukan eksploit asi yang berlebihan t erhadap jenis t ersebut . Adapun jenis yang populasinya t erbatas di antaranya adalah Cynarina sp .,

  uncommon

  Karan g b e rp o lip b e sar se cara alam iah d i alam t e rb at as p o p u lasin ya (

  Ak t ivit a s p e r d a g a n g a n k a r a n g h ia s s u d a h b e rla n g su n g la m a d i In d o n e s ia , se h in gg a d a la m pe rjalanann ya dike luarkan pe do man “Pe man faat an Karan g Hias Se cara Be rk e lan ju t a n d a n Pe d o m a n Transplantasi Karang” o leh M anagement Authorit y yang d isusun o le h se mu a st akeholder yang t e rkait . Cara pengambilan karang hias, t arget jenis yang diinginkan sangat perlu diperhatikan untuk mendapatkan kualitas dan jenis karang yang dit erima ko nsumen di pasaran dalam negeri maupun int ernasio nal.

  Singapura, Malaysia, Jepang, Thailand, dan Cina dengan t o t al nilai ekspo r US$ 8,8 jut a at au 3,1% d ari t o t al p e rd agan gan d u n ia. Perd agan gan ikan h ias u nt u k akuarium yang berasal dari air tawar dan air laut bernilai sebesar US$ 282,6 jut a. Khusus unt uk perdagangan ikan hias laut hanya 15% dari t o t al perdagangan dunia dengan nilai sekit ar US $ 42 jut a (LINI, 2013).

  (Kudus, 2005), bahkan pada awal tahun 2018 sudah tidak diperbolehkan unt uk diekspo r. Ne gara In d o n e sia b e rad a p ad a p e rin gkat ke -6 sebagai pelaku perdagangan ikan hias di dunia, setelah

  Scient ific Aut horit y

  II CITES s e h in g g a d ip e rlu k a n iz in k h u s u s d a la m perdagangannya, dibat asi dengan quo ta pengambilan di alam dan ekspo r yang diat ur o leh M anagement dan

  Ek sp o rt ir yan g ak t if m e lak u k an e k sp o r b io t a akuarium air t awar dan laut mencapai 80 perusahaan, 24 di ant aranya t ergabung dengan AKKII (Asosiasi Koral Ke ra n g d a n Ika n Hia s In d o n e s ia ) k h u s u s u n t u k melakukan ekspo r karang hias hidup. Karang keras at au Scleract inia t e rm asu k dalam Appendix

  ., 2003). Tingginya permint aan pasar ini t erjadi karena adanya penggemar yang t erus m e n in gkat u n t u k m e m e lihara karan g h ias lau t d i akuarium terut ama di Negara Amerika, Ero pa, dan Asia sepert i di Jepang dan Singapura (Green & Shirley, 1999; UNEP-WCMC, 2015; Maryo t o, 2017; Craig et al ., 2012).

  Oktober dengan melakukan pengambilan dokumentasi at au fot o menggunakan kamera Cano n G16 bersamaan dengan kart u warna st andar dalam sat u frame dengan karang o bjek. Sisi kart u yang dipilih adalah sisi E1, E2, E3, E4, E5, E6, dan B1 (Gambar 1). Rat a-rat a nilai RGB dari st andar warna dibandingkan dengan nilai RGB pada bio t a yang diamat i, sehingga akan dipero leh nilai selisih ant ara bio t a dan st andar warna.

  

Co pyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakult ur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 231

Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (3), 2018, 229-237

  Physogyra sp. yang mengalami flukt uasi. Penurun nilai

  dijadikan sebagai warna indikat o r RGB (

  coral wat ch

  , 1996; McClanahan, 2004). Pengamat an di t empat farm yang sist e m re sirku lasi d ap at m e m p e rt ah an kan rad iasi cahaya dan ko ndisi suhu st abil dibandingkan lo kasi t ransplant asi di alam. Gambar 1. Warna

  lebih dangkal pada kedalaman 5 m selama enam bulan pengamat an, namun akan mat i dalam wakt u sebulan jika t idak terlindung dari UVR, kebalikannya kalau nilai RGB meningkat karang akan mengalami bleaching dan d a p a t a k h ir n ya k e m a t ia n p a d a k o n d is i t e rja d i peningkatan suhu yang tidak no rmal (Shick et al.

  Ult ra Violet Radia- t ion (UVR) mulai dari kedalaman 25 m hingga ke yang

  dapat hidup dengan baik pada perlakuan yang t erhalang o leh

  Plerogyra sinuosa

  RGB erat kaitannya dengan ko ndisi yang membaik dan t idak st res dengan ko ndisi lingkungan sepert i sinar ult ra vio let berada pada selang t o leransi pada spesies karang, jenis

  sp., di mana n ilai rat a-rat a RGB-nya t e rus me n uru n d ari 67 ,66 ; 51,91; dan 28,62. Pada prinsipnya semakin berkurang n ilai RGB-n ya, m e n u n ju k kan t e rja d i p e n in g kat an kandungan warna pada biot a karang. Pada karang jenis

  Pengambilan fo t o dilakukan pada t iga kedalaman berbeda yait u kedalaman 5 m, 10 m, dan 15 m unt uk pro pagasi karang di alam, namun t idak ada perlakuan kedalaman pada sist em resirkulasi yait u di farm CV. Cahaya Baru.

  Plerogyra

   Perubahan warna karang di sist em resirkulasi Pada Tabel 1 t erlihat nilai rat a-rat a RGB pada karang jenis Physogyra sp. mengalami penurunan 60,52; 26,60; dan 45,00. Hal ini menunjukkan bahwa warna karang t et ap t erjaga bahkan lebih meningkat karena nilai R semakin menurun dengan angka semakin mengecil. Demikian juga pada karang jenis

  HASIL DAN BAHASAN Perubahan Warna

  Pe n g am b ila n d at a ku alit as p e rairan d ilak u kan bersamaan dengan wakt u pengam bilan dat a warna karang yait u Juli, Agust us, dan Okt o ber 2016 dengan menggunakan alat mult i-paramet er merk YSI unt uk paramet er o ksigen t erlarut (DO), salinit as, pH, To t al Disso lved So lid (TDS), dan ko ndukt ivit as. Sement ara parameter suhu (°C) dan intensit as cahaya (lux) dengan menempat kan dat a lo gger merk HOBO dengan selang pengamat an set iap dua jam. Pengukuran dat a kualit as perairan dilakukan pada kedalam 5 m, 10 m, dan 15 m s e s u a i lo k a s i p e n g a m a t a n p ro p a g a s i k a r a n g . Pe n gam a t an p aram e t e r lain se p e rt i n it rit , n it rat , amo nia, dan fo sfat dilakukan di labo rat o rium.

  Kualitas Air

  d a n pencahayaan dari lampu sehingga suhu dan cahaya t et ap t erjaga dengan st abil.

  w at er chi l ler

  Kegiat an dilakukan Farm CV. Cahaya Baru dengan t ahapan sebagai berikut : 1) menyediakan 3 jenis induk karang h ias yait u Pler ogyr a sp., Physogyra sp., dan Nemenzophyllia sp. yan g be rasal dari e kspo rt ir, CV. Cahaya Baru ; 2 ) m e laku kan p e rsiap an rak t e mp at p ro p a g a s i k a ra n g d a n p e m e lih a ra a n n ya s e la m a pen elit ian; 3) melakukan pro pagasi karang den gan memo t o ng induk karang menjadi 1/2 bagian dan t idak d ip o t o n g s e b a ga i co n t ro l; 4 ) m e n e m p at k an ra k pro pagasi karang dengan perbedaan kedalaman 5 m, 10 m, dan 15 m di perairan Pulau Panggang bagian Se lat an , Ke p u lau an Se rib u , d an p a d a lo kasi farm (sist em resirkulasi) t idak ada perlakuan kedalaman; dan 5) melakukan mo nit o rin g dan perawat an hasil pro pagasi selama penelit ian pada Juli, Agust us, dan Okt o ber 2016. Lo kasi penelit ian di fasilit as Farm CV. Cah a ya Ba ru d ile n gk a p i d e n g a n

  Kegiatan Propagasi Karang Hias

  Red Green Blue ). Figure 1. Coral wat ch colour as indicat or colour RGB (Red Green Blue). Co pyright @ 2018, Jurnal Rise t Akuakult ur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 Budidaya karang hias polip besar pada kedalaman yang berbeda ..... (Ofri Johan)  Perubahan warna karang di pro pagasi alam

  Pengamatan dilakukan pada dua kali dengan wakt u berbeda pada selang wakt u t iga hari unt uk melihat t ingkat st res karang saat awal adapt asi (Tabel 2, 3, dan 4).

  Average SD

  Nemenzophyllia sp. -8 9 .1 4 -6 7 .2 5 -6 9 .1 5 -7 5 .1 8 1 2 .1 3

  Physogyra sp . -9 4 .2 4 -8 5 .6 7 -8 0 .0 0 -8 6 .6 4 7.1 7

  Plerogyra sp . -9 4 .6 4 -9 5 .6 4 -8 9 .6 4 -9 3 .3 1 3.2 1

  Nemenzophyllia sp. -1 9 .6 6 4 9 .5 5 -4 7 .7 5 -5 .9 5 5 0 .0 8 2 1 Ju li 20 1 6 1 5

  Physogyra sp . -3 6 .5 7 6 5 .8 9 -5 7 .5 7 -9 .4 2 6 6 .0 6

  Plerogyra sp . -5 2 .8 1 7 2 .4 6 -7 3 .0 8 -1 7 .8 1 7 8 .8 3

  Physogyra sp . -1 2 .4 3 -2 6 .1 4 -3 0 .1 4 -2 2 .9 0 9.2 9 Nemenzophyllia sp. 0 .0 0 0 .00 0.0 0 0 .0 0 0.0 0 1 8 Ju li 20 1 6 1 5

  Plerogyra sp . 3 .7 1 -1 4 .7 5 -7 .5 4 -6 .1 9 9.3 0

  Physogyra sp . -7 4 .1 4 -1 18 .57 -9 7 .5 7 -9 6 .7 6 2 2 .2 3 Nemenzophyllia sp. -0 .32 -1 8 .5 4 1 3 .9 3 -1 .6 4 1 6 .2 8 2 1 Ju li 20 1 6 1 0

  1 8 Ju li 20 1 6 1 0 Plerogyra sp . -2 .46 -2 1 .3 6 7.8 6 -5 .3 2 1 4 .8 2

  5 Plerogyra sp . 4 6.4 8 -5 3 .5 5 -5 2 .3 8 -1 9 .8 2 5 7 .4 2 Physogyra sp . -8 5 .7 1 -9 3 .0 7 -9 2 .9 3 -9 0 .5 7 4.2 1 Nemenzophyllia sp. -3 1 .9 3 -6 4 .2 1 -5 5 .0 7 -5 0 .4 0 1 6 .6 4

  Physogyra sp . 1 4.0 0 -2 6 .0 0 -3 1 .2 9 -1 4 .4 3 2 4 .7 6 Nemenzophyllia sp. 6 .2 1 -3 3 .3 6 -3 6 .2 9 -2 1 .1 5 2 3 .7 4 2 1 Ju li 20 1 6

  1 8 Ju li 20 1 6

  Coral species R G B Rat a-rat a

  Perbedaan Kedalaman

  Depth (m ) Jenis karang

  Observation time Kedal am an

  

Table 2. Average decrepancies of bot h RGB value (red, green, blue) and RGB colour st andart in 5 m, 10 m, and

15 m. RGB value is average and st andart deviasi from 4 coral colonies (n= 4) from each coral species Wakt u pengam at an

  ) ko lo ni karan g d engan RGB warn a st an dar pada Kedalaman 5 m, 10 m, dan 15 m. Nilai RGB merupakan rat a-rat a dan st andar deviasi dari jumlah dat a (n) sebanyak 4 masing-masing jenis karang.

  red, gr een, blue

  Tabel 2. Rat a-rat a se lisih nilai RGB (

  Plerogyra sp . 7 -80 .7 1 -6 5 -5 7 .2 8 6 7.6 6 8 -64 .4 3 -5 7 .4 3 -3 3 .8 6 5 1.9 1 1 0 -38 .2 9 -4 0 .2 8 -1 9 .2 8 3 2.6 2

  Nemenzophyllia sp . 7 -17 .7 2 -6 4 .5 7 -5 4 .5 7 4 5.6 2 8 -30 .1 9 -4 3 .3 8 -1 1 .9 5 2 8.5 1 1 0 -22 .9 4 -1 1 .5 8 -2 1 .8 6 1 8.7 9

  

Jeni s karang ( Coral ) Bul an ( M onth ) R G B Rat a-rat a ( Aver age)

Physogyra sp . 7 -72 .7 1 -6 8 .2 9 -4 0 .5 7 6 0.5 2 8 -39 .3 6 -3 6 .2 9 -4.1 5 2 6.6 0 1 0 -35 .7 2 -5 1 .8 6 -4 7 .4 3 4 5.0 0

  farm

Table 1. Change t he color of t he coral by using t he basic color indicat or (red, green, blue) on coral propagat ion

in cont rolled farm

  sp. mengalami peningkatan pigmen atau t idak st res dilihat peningkat an angka R-nya ke arah nilai negat if. Perubahan warna ke arah put ih ini erat kait annya dengan ko ndisi karang sedang mengalami p e n u ru n a n k a n d u n g a n z o o xa n t h e lla e d i b a d a n ko lo ninya yang dit andai dengan nilai R-nya sama at au lebih rendah dari nilai sebelumnya. Tabel 1. Perubahan warna karang dengan menggunakan indikat o r warna dasar ( red, green, blue ) pada

  Nemenzophyllia

  Jenis karang Plerogyra sp. mengalami perubahan warna ke ko ndisi yang berkurang pigmennya dengan nilai -26,16 pada pengamat an 18 Juli 2016 menjadi 46,48 menjadi st res set elah pro pagasi pada kedalaman 5 m , s e m e n t a ra je n is la in Ph ysog yr a s p . d a n

5 Plerogyra sp . -2 6 .1 6 -4 4 .8 0 -3 4 .6 7 -3 5 .2 1 9.3 3

  

Co pyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakult ur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 233

Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (3), 2018, 229-237

  sp. pada kedalaman 5 m (Gambar 3). Karang Plerogyra sp. lebih t ahan hidupnya pada kedalam an 5 m, namun pada hari ke-33 jenis karang yang bert ahan hidup adalah jenis Physogyra sp. dan Plerogyra sp. pada kedalaman 15 m. Sement ara semua jenis karang baik kedalaman 5 m dan 10 m t e la h m e n g a la m i k e m a t ia n d a ri s e m u a s a m p e l pengamat an yang diujikan. Berbeda d engan karang yan g b e nt u k p ert um b uh an n ya be rcab an g d an laju p ert u mb uh an cep at , di m an a t ingkat ke mat ian nya

  

Figure 2. Coral colours condit ion on early research July 2016 (a) and aft er t wo

mont hs from Plerogyras sp. (b).

  Gambar 2. Ko ndisi warna karang pada awal penelitian Juli 2016 (a) dan setelah dua bulan dari karang Plerogyra sp. (b).

  Pe ris t iw a p e m u t ih an ka ra n g se cara m a ss al d i beberapa lo kasi di seluruh Indonesia t ermasuk di lokasi penelit ian berdampak t erhadap ko ndisi karang yang mengalami pemutihan t erut ama pada kedalaman 5 m. Da t a s u h u d a n in t e n s it a s ca h a ya m e n g a la m i peningkat an pada Juli 2016. Ko ndisi karang sebagian

  Dat a int ensit as cahaya dan t emperat ur yang diukur menggunakan data logger menunjukkan bahwa sudah t erjadi peningkat an suhu sejak akhir bulan Mei 2016 dan mencapai puncaknya pada Juni 2016 (Gambar 5). Ko ndisi ini bersamaan dengan isu glo bal di mana t elah t erjadi peningkat an panas bumi yang menyebabkan kemat ian massal karang t ermasuk juga di Kepulauan Serib u, se hin gga se b agian b esar karan g di se kit ar lo k a s i m e n g a la m i s t r e s d a n b e b e r a p a k o lo n i mengalami pemut ihan ( bleaching ).

  Dat a Kualitas Perairan

  Pada p engamat an set e lah t iga hari p ene mpelan ka ra n g k e su b s t rat (p ro p ag as i) t id ak d it e m u k an kemat ian karang, namun sudah ada sebagian karang mengalami pe mut ihan (Gambar 4), t en t akel karang dimakan ikan. Kondisi karang apabila tent akelnya t idak ad a maka karan g akan mengalam i kesulit an dalam pemenuhan nut risinya.

  Namun tingkat kematian akan t inggi apabila ada preda- t o r ikan di lo kasi go ba sebesar 64,44% (Jo han et al ., 2008), sama dengan penelit ian ini di mana salah sat u penyebab kemat ian karang akibat dimakan o leh ikan. Pa d a k o n d is i n o r m a l k a r a n g Ac ro p o ra ya n g dit ransplantasi pada kedalaman 1,5 m memiliki tingkat keberhasilan hidup sebesar 89% (Arifin & Luthfi, 2016).

  windward leeward

  Physogyra

  Pa d a k e d a la m a n 1 0 m , k e t ig a je n is k a r a n g RGB dibandingkan nilai RGB st andar, dengan demikian karang pro pagasi berart i mengalami pemutihan (Tabel 2 ). Sa m a d e n g a n k e d a la m a n s e b e lu m n ya , p a d a k e d a la m a n 1 5 m ju g a m e n g a la m i p e m u t ih a n disebabkan dam pak p ro ses t ran spo rt asi in duk d ari Jakart a ke Kepulauan Seribu dan pro ses penempelan ke subst rat dengan nilai RGB sepert i pada Tabel 2 di at as. Dat a selanjut nya unt uk jenis karang

  sp.,

  Nemenzophyllia

  Pengamat an t ingkat kemat ian pada masa t iga hari set elah pro pagasi dit emukan t idak ada karang yang m at i, n amu n p ad a pe n gamat an set elah hari ke -2 3 su d ah t e rlih a t k aran g ya n g m at i yait u d ari je n is

  Propagasi Karang Hias Tingkat kematian

  et al ., 2018).

  Ap ab ila k aran g m e n g alam i s t re s ka ra n g ak an m e n galam i p e ru b ahan ko n se n t rasi p igm e n warn a karang, pemenuhan kebut uhan nut rien dan bahkan zo o xan t he lle a akan keluar dari t ubuh karan g yang sebelumnya sebagai simbio nnya (Baird

  sp. dan Plerogyra sp. mengalami pemulihan dari kondisi st res yang dit andai warna put ih kepucat an kembali ke ko ndisi no rmal (Gambar 2).

  Physogyra

  Kedalaman 15 m

  Budidaya karang hias polip besar pada kedalaman yang berbeda ..... (Ofri Johan) 100

  ) (%

  90 ) ty

  80 li a

  70 rt o M

  60 ( n

  50 a ti a

40 Nemenzophyllia sp Nemenzophyl li a sp .

  m e

  30 k

  Physo gyra sp Physogyra sp . t a

  20 k Plerogyra sp Pl erogyra sp . g

  10 in T

  5 m 10 m 15 m

  Kedalam an ( Dept h ) (m) Gambar 3. Tingkat kemat ian karang t ransplant asi pada kedalaman 5 m, 10 m, dan 15 m pada hari ke-23 setelah penempatan di lo kasi. Jumlah ko lo ni pada awal dapat dilihat pada Gambar 4.

  

Figure 3. M ort alit y rat e of coral t ransplant at ion on 5 m, 10 m, and 15 m aft er

23t h days placing on t he locat ion. Amount of coral in early t ime is showed in Figure 4.

10 Nem enzophyllia sp Nemenzophyl li a sp .

  9 y Physogyra sp Physogyra g sp .

  8 n y g n n n lo ra

  Plero gyra sp Pl erogyra sp . lo

  7 a ra co a K l co k l i ra

  6 i n ra n co lo co lo f

  5 o f o o o

  K t k t h

  4 n h n u la u la o o m

  3 m m m A

  Ju A

  Ju

  2

1 Aw 5 m Bl 5 m Aw 10 m Bl 10 m Aw 15 m Bl 15 m

  Kondisi awal dan pem utihan ( Early condit ion and bleaching )

  bleaching

  Gambar 4. Jumlah ko lo ni karang yang mengalami pemut ihan ( , Bl) set elah t iga hari dibandingkan dengan ko ndisi awal (Aw) set elah penempat an di rak t ransplant asi pada kedalaman 5 m, 10 m, dan 15 m.

  

Figure 4. Amount of coral colonies which suffering bleached aft er t hree days comparing

wit h early condit ion (Aw) aft er placing on t ransplat at ion rack on 5 m, 10 m, and 15 m. oct ofasciat us wrase

  m e n g a la m i k e m a t ia n , t e r u t a m a je n is k a ra n g dan ikan kelo mpo k . Karang jenis

  Nem enzophyl l ia t ur bi da Nemenzophyllia

  . Se d a n g k a n k a ra n g je n is sp. ini bert ent akel dan berada di lo kasi

Pler ogyr a sinuosa d an Physogyr a licht enst eini h an ya baru sehingga menjadi makanan bagi ikan t ersebut.

mengalami pemut ihan. Kedua ikan ini dikelo mpo kkan pada co rallivo res, hal ini pernah diamat i di t erumbu karang t ro pik (Co le et

  Jenis karang Nemenzophyllia t urbida juga mengalami

  al ., 2008; Bellwo o d et al ., 2010; Huert as & Bellwo o d,

  serangan oleh ikan tert entu, sebagian t entakel dimakan 20 17 ). Ant isip asin ya dilaku kan p em asan gan jarin g ikan dari kelo mpo k kepe-kepe yait u Chaet odont idae unt uk melindungi karang dari serangan ikan.

  Co pyright @ 2018, Jurnal Rise t Akuakult ur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534

  

Co pyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakult ur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 235

Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (3), 2018, 229-237

  6 /3 /2

  29.5

  30.0

  30.5

  31.0

  31.5

  32.0

  5 /2 /2 …

  5 /2 7 /2 …

  1 … 6 /1 /2 …

  28.5

  6 /1 7 /2 …

  6 /2 4 /2 …

  

7

/1

/2

  

1

7 /8 /2

  1 … 7 /1 5 /2 …

  7 /2 2 /2 …

  7 /2 9 /2 …

  8 /5 /2

  1 … 8 /1 2 /2 …

  29.0

  28.0

  Ko n d is i p e ra ir a n m a s ih m e n d u k u n g u n t u k p e rt u m b u h an kara n g (Tab e l 3 ). Kad a r DO d i b ak resirkulasi, memiliki nilai DO yang t inggi (8,07 mg/L) dibandingkan di alam (6,33-6,44 mg/L). Semakin tinggi ko sen t rasi DO se makin b aik pe rt u mb uh an karan g dengan t erpenuhinya kebut uhan o ksigen o leh zo o x- an t he llae yang pad a akhirnya berko n t ribusi po sit if t erhadap pert umbuhan karang.

  30.5

  Ko ndisi suhu unt uk pemeliharaan karang di farm diusahakan seo pt imal mungkin yait u sekit ar 25.,43°C. Ko ndisi perairan yang memiliki suhu yang t inggi yait u

  Gambar 5. Grafik suh u dan in t ensit as cah aya di lo kasi p engamat an pada kedalaman 5 m (a), kedalaman 10 m (b), dan kedalaman 15 m (c).

  

Figure 5. Temperat ure and light int ensit y graphic on obser vat ion place each 5 m

(a), 10 m (b), and 15 m dept hs.

  200 400 600 800 1000 1200 1400

  28.5

  29.0

  29.5

  30.0

  31.0 Te mp, °C Int ensit y, Lux 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

  27.5

  27.5

  28

  28.5

  29

  29.5

  30

  30.5

  31

  31.5 Temp, °C Intensit y, Lux 200 400 600 800 1000 1200

  Te mp, °C Int ensit y, Lux

C) Konduk- t ivit as TD S (g/L) Sali ni t as (‰) pH Am onia (NH

KESIM PULAN

  Skerrat t , J. (2018). A mechanist ic mo del o f co ral b le ach in g du e t o t e m p e rat ure -m e d iat e d ligh t - driven react ive o xygen build-up in zo o xant hellae. Eco lo gical Mo delling, 386, 20-37. DOI: 10.31230/ o sf.io /e t jd6 . Bellwo o d, D.R., Klant en, O.S., Co wman, P.F., Prat chet t , M.S., Ko no w, N., & He rwerden, van, L., (2010 ).

  Arifin, Z. & Lut hfi, O.M. (2016). Pert umbuhan dan sur-

  vival rat e

  pada t ransplant asi karang

  Acropora

  sp. di p a n t a i Ko n d a n g Me ra k , Ka b u p a t e n Ma la n g . Pro s id in g Se m ia n a r Na s io n a l Pe rik a n a n d a n Kelaut an VI, Fakult as Perikanan dan Ilmu Kelaut an, Universit as Brawijaya, Malang, hlm. 556-561. Ampo u, E.E., Jo han, O., Menkes, C.E., Nino , F., Biro l,

  F., uillo n, S., & Andrefo uet , S. (2017). Co ral mo r- t alit y induced by t he 2015-2016 El-Nino in Indo - n e s ia t h e e ffe c t o f r a p id s e a le ve l fa ll. Bio geo sciences, 14, 817-826. Baird, M., Mo ngin, M., Rizwi, F., Bay, L., Cant in, N., &

  Evo lu t io n alry h ist o r y o f t h e b ut t e rflyfish e s (f: Chae t o d o n t id ae ) and t h e rise o f co ral fee d in g fishes. Journal of Evolut ionar y Biology , 23(2), 335- 349. DOI: 10.1111/j.1420-9101.2009.01904.x. Co le, A.J., Prat chet t , M. S., & Jo nes, G.J. (2008). Di- ve rs it y a n d fu n ct io n a l im p o rt a n ce o f co ra l- fe edin g fishe s o n t ro pical co ral re efs. Fish and Fish e rie s, 9(3 ), 2 8 6 -3 0 7 . DOI: 1 0 .1 1 1 1 /j.1 46 7 - 2979.2008.00290.x.

  Pe n e lit ia n in i d ib a n t u o le h CV. Ca h a ya Ba ru t erut ama dalam pengadaan sampel karang polip besar dan kemudahan akses di lapangan dengan adanya st af CV. Cahaya Baru Abdul Rasyid. Pengamat an kepadat an d an ke lim p ah an zo o xan t e llae d ib an t u o le h Rian i Wid iart y se laku d o se n Un ive rsit as In d o n e sia d an p e n g am at a n ko n d isi k ara n g s e t e la h fragm e n t a si dibant u o leh Ramadhan Kemal dengan menggunakan kamera bawah air. At as b ant uan se mua pihak yang berkontribusi dalam kesuksesan penelitian ini, penulis ucapkan t erima kasih.

  Craig, V., Allan, C., Lyet , A., Brit t ain, A., & Richman,

  E. (2 011). Review o f t rade in o rn ament al co ral, Tabel 3. Paramet er lingkungan di lo kasi pengamat an/penelit ian

  Table 3. Environment al paramet ers on research area Lokasi D O (ppm ) Suhu ( o

  3 ) (ppm ) Ni t rit (NO 2 ) (ppm )

  Nit rat (NO 3 ) (ppm ) Pospat (PO 4 ) (ppm )

  

Far m 8 .0 7 2 5 .4 3 46 .46 1 3 .8 0 2 9 .6 0 8 .0 0 0 .80 0.0 1 0.0 2 0 .5 4

5 m 6 .3 3 2 9 .8 0 25 .33 1 4 .0 2 3 0 .6 5 8 .5 0 0 .20 0.0 3 0.0 2 0 .1 2

1 0 m 6 .4 0 3 0 .0 5 24 .84 1 4 .0 7 3 0 .8 5 8 .5 0 0 .21 0.0 4 0.0 2 0 .1 5

1 5 m 6 .4 4 3 0 .2 5 25 .27 1 4 .2 0 3 0 .7 5 8 .5 0 0 .18 0.0 4 0.0 2 0 .1 1

  DAFTAR ACUAN

  Co pyright @ 2018, Jurnal Rise t Akuakult ur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 Budidaya karang hias polip besar pada kedalaman yang berbeda ..... (Ofri Johan)

  2 9 .,8 0 °C-3 0 ,2 5 °C d ap at m e m b u at karan g d i alam mengalami st res dan pemut ihan, bahkan mengalami k e m a t ia n . Ko n d is i t e rs e b u t b e rs a m a a n d e n g a n ke m at ian m ass al ka ran g yan g t e rjad i d i p e rairan Padang, Lo mbo k, dan beberapa perairan lain di Indo - nesia, bahkan beberapa negara (Gudka

  ) sedikit lebih rendah di

  et al ., 2018).

  Pengukuran suhu pada saat kejadian pemutihan karang di perairan Padang dipero leh 30°C, di mana karang jenis

  Acropora

  sp. sudah mengalami kemat ian (LKKPN Pe kan Baru , 20 16 ) dan be be rapa jen is karan g lain (Ampo u et al ., 20 17). Ke jad ian coral bleaching juga t erjadi di perairan Maldive (Ibrahim et al ., 2017).

  TDS (

  Tot al Dissolved Solids

  far m (1 3 ,8 0 m g/L) d e n ga n s is t e m re sirk u la s i in i

  tidak berhasil hidup pada semua kedalaman. Perubahan warn a t e rjad i p ada Jun i se irin g d e n gan t e rjad inya perist iwa pemut ihan karang secara glo bal di dunia, namun kembali ke ko ndisi awal pada akhir penelit ian. Pa ra m e t e r lin g k u n g a n ya n g m e m p e n g a ru h i ke be rhasilan h idu p karang adalah su hu , int ensit as cahaya, TDS, dan DO.

  dibandingkan dengan ko ndisi alam (14,02-14,20 mg/ L). Beberapa parameter inilah yang mendukung karang dapat hidup dengan baik di farm dibandingkan di alam, yait u DO, suhu, dan TDS. Sement ara paramet er lain masih berada dalam ko ndisi no rmal bagi pertumbuhan karang.

  Pen e lit ian p ro p agasi karan g p o lip be sar su dah berhasil dilakukan dengan kondisi terbaik pada sistem resirkulasi ( farm ) dibandingkan dengan di alam (Pulau Panggang Kepulauan Seribu). Semua jenis karang dapat hidup dan t umbuh dengan baik di farm , sement ara di alam h an ya u n t u k je n is karan g

  Pler ogyr a

  sp . d an

  Physogyra sp. yang dapat hidup pada semua kedalaman

  5 m, 10 m, dan 15 m. Karang jenis

  Nemenzophyllia sp.

  UCAPAN TERIM A KASIH

  

Co pyright @ 2018, Jurnal Riset Akuakult ur, p-ISSN 1907-6754; e-ISSN 2502-6534 237

Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (3), 2018, 229-237

  Diversit y and Dist ribut io n o f Euphyllidae Co rals in Tio man Island: Emphasis o n t he Genet ic Varia- t io n o f Euphyllia crist at a . Jurnal Teknologi (Sciences & Engineering), 77(24), 7-22.

  UNEP-WCMC. (2015). Review o f select ed co rals fro m Indo nesia. UNEP-WCMC, Cambridge, 61 pp. Webnit z, C., Taylo r, M., Green, E., & Razak, T. (2003).

  Marine bio lo gy, (144), 129-1249. Shick, J.M., Lesser, M.P., & Jo kiel, P.L. (1996). Effect s o f ult ravio let radiat io n o n co rals and o t her co ral re e f o rg a n is m s . Glo b al Ch a n g e Bio lo g y, (2 ), 527-545.

  Maryo t o , S.R.B. (2017). Managing o rnament al co ral t rade in Indo nesia: a case st udy in Bali Pro vince during t he last seven years. Disert at io n. Xiamen Universit y, 108 pp. McCla n a h a n . (2 0 0 4 ). Th e re la t io n sh ip b e t w e e n b le a ch in g a n d m o rt a lit y o f co m m o n co ra ls .

  LINI. (2 0 1 3 ). Bu le le n g Fish e r y St at u s 2 0 0 5 -2 0 0 7 . www.lini.o r.id. [akses 11 Okkt o ber 2013). LKKPN Pekan Baru. (2016). Co ral Bleaching di TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekit arnya t ahun 2016. 6 p. h t t p ://lkkpn p e kan b aru .kkp .go .id /pu b s/u p lo ad s/ [Akses 24Juli 2018].

  di I nd on esi a Thesis, 127 hlm.

  Kudus, U.A. (2005). Analisis pemanfaat an karang hias

  Kho dzo ri, M.F.A., Saad, S., No rdin, N.F.H., Salleh, M.F., Ran i, M.H., Yu so f, M.H., & No o r, N.M. (2 0 1 5 ).

  co ral pro duct s and reef asso ciat ed species t o t he DC. USA. Green, E.P. & Shirley, F. (1999). The Glo bal Trade in

  Akuakult ur, 3(2), 289-300.

  Tingkat keberhasilan t ransplant asi karng bat u di Pu lau Pa ri, Ke p u la u an Se rib u , Ja ka rt a . J. Ris.

  Jo h a n , O., So e d h a rm a , D., & Su h arso n o . (2 0 0 8 ).

  Nist haran, F., Schmidt , A., Naeem, R., Abdulla, A., & Gr im s d it c h , G. (2 0 1 7 ). St a t u s o f Co ra l Bleaching in t he Maldives in 2016, Marine Research Cent re, Malé, Maldives, 47 pp.

  Gudka, M., Obura, D., Mwaura, J., Po rt er, S., Yahya, S., & Mabwa, R. (2018). Impact o f t he 3 rd glo bal co ral bleaching event in t he West ern Indian Ocean in 2 0 1 6 . Co a st al, Marin e an d Islan d Sp e cific bio diversit y management in ESA ESA-IO Co ast al St at es (Agreement n RSO/FED/022-995). Huert as, V. & Bellwo o d, D.R. (2017). Feeding inno va- t io ns and t he first co ral-feeding fishes. Coral Reefs. htt ps://do i.o rg/10.1007/s00338-018-1689-7. Ib rahim, N., Mo h ame d, M., Bashe er, A., Ism ail, H.,

  Co rals. Wo rld Co n se rvat io n Mo n it o ring Ce nt re [M]. Wo rld Co n ser vat io n Pre ss, Camb ridge UK, 1999, 1-65.

  Fro m Ocean t o Aquarium – The glo bal t rade in m a r in e o r n a m e n t a l s p e cie s . UNEP-W CMC, Cambridge, UK. Wo o d, E., Malsch, K., & Miller, J. (2012). Int ernat io nal t rad e in h ard co rals : re vie w o f m a n ag e m e n t , sust ainabilit y and t rends. Pro ceedings o f t he 12t h In t e rn a t io n a l Co ra l Re e f Sym p o s iu m , Ca irn s , Aust ralia, 9-13 July 2012 19C Trade in co ral reef wildlife, 5 pp.

Dokumen yang terkait

Urbanisasi dan Modernisasi (Studi Tentang Perubahan Sistem Nilai Budaya Masyarakat Urban di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan)

0 0 12

235 Perubahan Sifat Mekanis Komposit Hibrid Polyester yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa dan Serat Ampas Empulur Sagu

0 0 6

Penerapan Graf Kompatibel Untuk Penentuan Waktu Tunggu Optimal Dan Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas Di Perempatan Jalan Tuanku Tambusai-Soekarno Hatta

0 0 7

Deteksi Wilayah Cahaya Intensitas Tinggi Citra Daun Mangga untuk Ekstraksi Fitur Warna dan Tekstur Pada Klasifikasi Jenis Pohon Mangga

0 0 11

Email souvenirznocyahoo.co.id Abstract - Pemanfaatan Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma malabathricum L.) sebagai Alternatif Indikator Alami Titrasi Asam Basa dan Implementasinya dalam Praktikum di Sekolah

0 0 8

Klasifikasi Status Gizi Balita Berdasarkan Indikator Antropometri Berat Badan Menurut Umur Menggunakan Learning Vector Quantization

0 0 8

Fuzzy C-Means Dan Background Subtraction Untuk Mengetahui Perubahan Luas Hutan

1 3 6

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI MapelKompetensi Keahlian : Bimbingan dan Konseling Jenjang : SMP, SMA, dan SMK Kompetensi Kompetensi Inti Konselor (Standar Kompetensi) Kompetensi Konselor (Kompetensi Dasar) Indikator Esensial Materi Pokok

0 1 13

Simulasi Deteksi Tonsilitis Mengunakan Pengolahan Citra Digital Berdasarkan Warna dan Luasan pada Tonsil

0 0 5

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA (Studi Kasus Karang Taruna Sinar Muda Desa Ngabetan Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik) Priyo Utomo

0 2 13