Analisis Transisi Penerapan IPv4 ke Vers

Analisis Transisi Penerapan IPv4 ke Versi IPv6
Dalam Perkembangan Dunia IT

Disusun Oleh :

CATUR RATMOKO
55417120029
Dosen : DR. Ir. Iwan Krisnadi,. MBA

UNIVERSITAS MERCU BUANA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JAKARTA
2018

1

Analisis Transisi Penerapan IPv4 ke Versi IPv6
Dalam Perkembangan Dunia IT

Catur Ratmoko – 55417120029

Jurusan Magister Teknik Elektro Universitas Mercu Buana, Menteng, Jakarta, Indonesia
Dosen : DR. Ir., Iwan Krisnadi, MBA
Abstrak

Perkembangan jaringan internet dan jaringan akhir-akhir ini telah membuat
Internet Protocol (IP) yang merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP
dengan cepat menjadi ketinggalan zaman. Saat ini ada berbagai macam aplikasi yang
memang sangat membutuhkan internet, diantaranya seperti File Transfer Protocol
(FTP), surat elektronik (e-mail), remote access, Multimedia yang menggunakan internet
dan lain sebagainya. Perkembangan ini telah membuat terlampauinya kapasitas
jaringan berbasis internet protocol (IP) untuk menyuplai layanan dan fungsi yang
diperlukan. Sebuah lingkungan seperti internet membutuhkan dukungan pada lalu-lintas
data secara real time maupun fungsi keamanan. Kebutuhan akan fungsi keamanan
saat ini sangat sulit dipenuhi oleh jaringan yang menggunakan IPv4.
IPv6 over IPv4 tunneling merupakan salah satu metode untuk mengatasi
masa transisi dari IPv4 ke IPv6. Fungsi ini digunakan agar host yang diimplementasikan
pada jaringan IPv6 dapat berkomunikasi dengan host melalui jaringan IPv4 yang sudah
ada. IPv6 tunneling dikembangkan untuk menanggulangi keterbatasan sumber daya
internet protocol yang sudah mulai habis, selain itu juga solusi alternatif agar IPv6 yang
memiliki beberapa kelebihan ini bisa dipakai secara bersamaan dengan jaringan IPv4.

Dengan mengunakan koneksi jaringan IPv6, ping timeout dapat dikurangi serta
kebutuhan akan hop menuju IPv6 lebih pendek.
Jaringan yang dibangun yakni mengimplementasikan jaringan IPv6 yang
melakukan interkoneksi antara IPv4 dan IPv6 dalam bentuk mekanisme tunneling yang
menyediakan koneksi IPv6 melalui IPv4 (IPv6 Over IPv4 Tunneling) pada jaringan LAN
Taman Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Dari hasil yang didapatkan dengan
menggunakan koneksi jaringan IPv6, dapat meningkatkan performa jaringan komputer
pada instansi Taman Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, serta ping timeout bisa dikurangi
dan kebutuhan akan hop menuju IPv6 cloud lebih pendek.
Kata kunci : IPv4, IPv6, Kualitas jaringan

2

Analisis Transisi Penerapan IPv4 ke Versi IPv6
Dalam Perkembangan Dunia IT

Catur Ratmoko – 55417120029
Jurusan Magister Teknik Elektro Universitas Mercu Buana, Menteng, Jakarta, Indonesia
Dosen : DR. Ir., Iwan Krisnadi, MBA
Abstract

The recent development of internet and networking networks has made the
Internet Protocol (IP) which is the backbone of TCP / IP based networks quickly becoming
obsolete. Currently there are various applications that really need internet, such as File
Transfer Protocol (FTP), electronic mail (e-mail), remote access, Multimedia that uses the
internet and so forth. This development has enabled the capacity of Internet-based protocol
(IP) networks to supply the necessary services and functions. An internet-like environment
requires support for real-time data traffic as well as security functions. The need for current
security functions is very difficult to meet by networks using IPv4.

IPv6 over IPv4 tunneling is one method to overcome the transition from IPv4
to IPv6. This function is used so that hosts that are implemented on an IPv6 network
can communicate with hosts over an existing IPv4 network. IPv6 tunneling is developed
to cope with the limitations of Internet protocol resources that have started to run out,
but also an alternative solution for IPv6 that has some of these advantages can be used
simultaneously with the IPv4 network. By using IPv6 network connection, ping timeout
can be reduced as well as the need for hop to IPv6 shorter.
The built network is implementing an IPv6 network that interconnects between
IPv4 and IPv6 in the form of a tunneling mechanism that provides IPv6 connections via IPv4
(IPv6 Over IPv4 Tunneling) on the LAN network of Taman Tinggi Tinggi Sailing School.
From the results obtained by using an IPv6 network connection, can improve the

performance of computer networks in the Taman Taman Tinggi Tinggi Sailing School, and
ping timeout can be reduced and the need for hop to IPv6 cloud shorter.

Keywords: IPv4, IPv6, Network Quality

3

Bab I

sehingga mengakibatkan hampir
habisnya alamat IPv4.

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Pada era teknologi terbaru saat ini,
ada kemajuan dalam dunia internet dan
juga meningkatnya kebutuhan daripada

penggunaa
internet.
Selain
untuk
browsing juga pengunaan yang banyak
sekali digunakan yaitu chating, sampai ke
VOIP (Voice Over Internet Protocol)
sehingga
para
pengguna
dapat
mentransfer bukan hanya data namum
suara, streaming video, gambar dan lain
sebagainya. Peningkatan peralatan yang
menggunakan alamat IP ini akan
mengakibatkan krisis alamat IP.
Berkembangnya informasi teknologi
yang kian cepat menjadikan computer dan
perangkat teknologi yang lain yang
berkaitan dengan informasi teknologi

seakan jadi kebutuhan yang begitu penting.
Saat ini Internet Protokol (IP) yang sering
dipakai adalah Internet Protokol
version
4
(IPv4),
yang
sudah
dipublikasikan sekitar pada tahun 1991.
IPv4 telah terbukti tangguh, mudah
diimplementasikan dan berperan dalam
membesarkan Internetwork yang kecil
menjadi Internet yang global seperti
sekarang ini.

Sayangnya, pada awal mendesain
ada hal - hal yang tidak diantisipasi dan
kini malah menjadi faktor kelemahan dari
IPv4, beberapa hal tersebut diantaranya :






Pertumbuhan Internet yang cepat
karena permintaan content
maupun
aplikasi
berbasis web lainnya,

Router yang menangani Backbone
Internet kini harus menangani routing
tables yang sangat besar akibat
Internet yang sangat

 pertumbuhan
cepat.


 untuk konfigurasi yang lebih

 Kebutuhan
mudah.

Support yang lebih baik
untuk pengiriman
paket data yang secara

real-time.
Untuk mengatasi masalah-masalah ini,
Internet Engineering Task Fore (IETF)
membangun sebuah protokol dan standar
yang disebut sebagai
IP-The Next
Generation (IPng). IPng inilah yang
dikenal sebagai IPv6 (IP version 6). IPv6
sengaja dirancang untuk meminimalkan
dampak Perbandingan IPv4 dan IPv6
terhadap protocol layer dibawah dan
diatasnya
dengan

menghindari
penambahan fitur
baru
secara
acak. Dalam hal inilah penulis ingin
menjelaskan perbandingan antara fitur,
kehandalan, desain dari versi yang dipkai
saat ini (IPv4) dengan IP yang akan
dikembangkan dalam dunia teknologi
Internet kedepannya yaitu (IPv6).
B. Batasan masalah
Apabila kita melakukan kajian
mengenai analisis dan desain IPv6 akan
sangat begitu meluas, namun karena
keterbatasan dari penulis terhadap
pencarian sumber, dari segi waktu, dan
juga pemikiran, maka penulis membatasi
permasalahan pada perubahan dari IPv4

4






C. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang kini 
ke
IPv6,
dan
sistematika
pengembangan yang terjadi di IPv6.

dari

berkembang pada massa yang menjadi
penggiat dunia IT dan juga secara
keseluruhan yang berbasis IP address,
baik itu IP versi 4 maupun IP versi 6.

Maka penulis akan membuat rumusan
masalah sebagai berikut :






Bagaimana format dari IPv6 ?



Mengapa harus dilakukan
perubahan

dari IPv4 ke IPv6 ?
Seperti apa perbandingan
dari IPv4

dengan IPv6 ?

D. Tujuan daripada penulisan
1. Sebagai pemenuhan tugas pada mata
kuliah Manajemen Bisnis ICT.
2. Memberikan
Pemahaman
dan
pengetahuan bagi penulis dan juga
kepada pembaca tentang IPv6.

Bagaimana cara penyederhanaan

format dari IPv6 ?

Bab II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI IPV6
Alamat IP versi 6 (sering
disebut sebagai alamat IPv6) adalah
sebuah jenis pengalamatan jaringan
yang digunakan di dalam protokol
jaringan TCP/IP yang menggunakan
protokol IP versi 6. Standar Internet
Protocol generasi baru ini mulai
dibentuk sejak tahun 1994. Panjang
totalnya adalah 128-bit, dan memiliki
kombinasi alamat
sebanyak
2^64^6
untuk
host
komputer di seluruh dunia, cukup
untuk memberikan setiap orang di
dunia ini dengan sebuah alamat IP
yang unik. Selain itu, IPv6 juga telah
memiliki fitur keamanan yang lebih
baik daripada IPv4.

Struktur jaringan IPv6 pun lebih
fleksibel daripada struktur yang ada
saat ini, karena masing-masing titik
dapat mengalokasikan alamatnya
masing-masing. Contoh alamat IP
versi 6 adalah
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:
FE28:9C5A.
IPv6 merupakan solusi bagi
keterbatasan alamat IPv4 (32 bit).
IPv6 dengan 128 bit memungkinkan
pengalamatan yang lebih banyak,
yang memungkinkan untuk berbagai
perangkat
(PDA,
handphone,
perangkat rumah tangga seperti
Televisi berbasis IP, Kulkas dan AC
yang teknologi saat ini sudah ada
juga yang berbasis IP, sampai
dengan perlengkapan otomotif).
Aspek keamanan dan kualitas
layanan yang telah terintegrasi.
Desain autokonfigurasi IPv6 dan
strukturnya
yang
berhirarki
memungkinkan dukungan terhadap
5

komunikasi
bergerak
tanpa
memutuskan komunikasi end-to-end.
IPv6 memungkinkan komunikasi
peer-to-peer tanpa melalui NAT,
sehingga
memudahkan
proses
kolaborasi / komunikasi end-to-end:
manusia ke manusia, mesin ke
mesin, manusia ke mesin dan
sebaliknya.

B. FORMAT IPV6
Dalam IPv6, alamat 128-bit
akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran
16-bit, yang dapat dikonversikan ke
dalam
bilangan
heksadesimal
berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan
heksadesimal
tersebut
akan
dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang
digunakan oleh IPv6 juga sering
disebut dengan colon-hexadecimal
format, berbeda dengan IPv4 yang
menggunakan dotted-decimal format.
Contoh alamat IPv6 dalam bentuk
bilangan biner:

00100001110110100000000011010
01100000000000000000010111100
11101100000010101010100000000
01111111111111110001010001001
110001011010
Untuk memudahkan dalam
pengkonversian
dan
perhitungan
angka-angka biner di atas, maka
dapat dikelompokkan dibagi ke dalam
8 (delapan) buah blok berukuran 16bit, untuk menerjemahkannya ke
dalam
bentuk
notasi
colonhexadecimal format, (notasi bilangan
diberikan warna yang berbeda guna

mencocokkan bilangan biner yang
telah dikonversikan ke bilangan
heksadesimal), yaitu seperti berikut:
0010000111011010

0000000011010011

0000000000000000

0010111100111011

0000001010101010

0000000011111111

1111111000101000

1001110001011010

Kemudian, setiap blok
berukuran 16-bit tersebut harus
dikonversikan ke dalam bilangan
heksadesimal dan setiap bilangan
heksadesimal tersebut dipisahkan
dengan menggunakan tanda titik
dua. Hasil konversinya adalah
sebagai berikut:

21DA:00D3:0000:2F3B:
02AA:00FF:FE28:9C5A
C. PENYERDEHANAAN
ALAMAT IPV6

BENTUK

Ada
dua
cara
dalam
menyederhanakan alamat IPv6 :
1. Cara yang pertama, dengan
membuang angka 0 pada awal
setiap blok yang berukuran 16-bit
di atas, dengan menyisakan satu
digit terakhir. Dengan membuang
angka 0, alamat :
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00
FF:FE28:9C5A
disederhanakan menjadi:

21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9
C5A
6

2. Cara
yang
kedua,
dengan
membuang semua karakter 0,
pada sebuah alamat yang banyak
angka 0-nya. Jika sebuah alamat
IPv6 yang direpresentasikan
dalam notasi colon-hexadecimal
format mengandung beberapa
blok 16-bit dengan angka 0,
maka alamat tersebut dapat
disederhanakan
dengan
menggunakan tanda dua buah
titik dua (::). Contoh dari alamat :

Tabel 2. Alamat Asli Yang
Disederhanakan :
ALAMAT ASLI YANG
DISEDERHANAKAN
FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2
FF02:0:0:0:0:0:0:2

Tabel 3. Alamat Asli Yang Dikompres :
ALAMAT SETELAH DIKOMPRES
FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2 FF02::2

FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2
disederhanakan menjadi :
FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2

Contoh lain : FF02:0:0:0:0:0:0:2
menjadi FF02::2.
Dari cara diatas yang telah kita
ketahui, namun untuk menghindari
kebingungan, penyederhanaan alamat
IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya
digunakan sekali saja di dalam satu
alamat, karena kemungkinan nantinya
pengguna tidak dapat menentukan
berapa
banyak
bit
0
yang
direpresentasikan oleh setiap tanda
dua titik dua (::) yang terdapat dalam
alamat
tersebut.
Tabel
berikut
mengilustrasikan cara penggunaan hal
ini.
Tabel 1. Alamat Asli :
ALAMAT ASLI
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4
CA2
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:000
2

Untuk menentukan berapa banyak bit
bernilai 0 yang dibuang (dan
digantikan dengan tanda dua titik dua)
dalam sebuah alamat IPv6, dapat
dilakukan dengan menghitung berapa
banyak blok yang tersedia dalam
alamat tersebut, yang kemudian
dikurangkan dengan angka 8, dan
angka tersebut dikalikan dengan 16.
Sebagai contoh, alamat FF02::2
hanya mengandung dua blok alamat
(blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah
bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 =
96 buah bit.

D. PERUBAHAN DARI IPV4 KE IPV6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada
dasarnya terjadi karena beberapa
hal yang dikelompokkan dalam
kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan
jumlah alamat yang mampu
didukung oleh IPv4 dari 32 bit
menjadi 128bit. Peningkatan
7

kapasitas alamat ini digunakan
untuk mendukung peningkatan
hirarki
atau
kelompok
pengalamatan, peningkatan jumlah
atau kapasitas alamat yang dapat
dialokasikan dan diberikan pada
node
dan
mempermudah
konfigurasi alamat pada node
sehingga dapat
dilakukan
secara
otomatis.
Peningkatan skalabilitas juga
dilakukan pada routing multicast
dengan meningkatkan cakupan
dan
jumlah
pada
alamat
multicast.
IPv6
ini
selain
meningkatkan jumlah kapasitas
alamat yang dapat dialokasikan
pada node juga mengenalkan
jenis atau tipe alamat baru, yaitu
alamat anycast. Tipe alamat
anycast ini didefinisikan
dan
digunakan
untuk
mengirimkan paket ke salah satu
dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan
Header

Format

Beberapa
kolom
header
pada
IPv4 telah
dihilangkan atau dapat dibuat
sebagai header pilihan. Hal ini
digunakan untuk mengurangi
biaya pemrosesan hal-hal yang
umum pada penanganan paket
IPv6
dan
membatasi
biaya bandwidth pada header IPv
6.
Dengan
demikian,
header pada
pemerosesan
paket IPv6
dapat dilakukan
secara efisien.

3. Option dan Extension Header
Perubahan yang terjadi pada
header–header IP yaitu
denganadanya
pengkodean header Options
(pilihan) pada IP dimasukkan
agar
lebih
efisien
dalam
penerusan
paket
(packet
forwarding), agar tidak terlalu
ketat dalam pembatasan panjang
header pilihan yang terdapat
dalam paket IPv6 dan
sangat fleksibel/dimungkinkan
untuk
mengenalkan header pilihan baru
pada masa akan datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran
Paket
Kemampuan atau fitur baru
ditambahkan pada IPv6 ini
adalah memungkinkan pelabelan
paket atau pengklasifikasikan
paket yang meminta penanganan
khusus, seperti kualitas mutu
layanan tertentu (QoS) atau realtime.
5. Autentifikasi dan Kemampuan
Privasi
Kemampuan tambahan untuk
mendukung
autentifikasi,
integritas data dan data penting
juga
dispesifikasikan
dalam
alamat IPv6. Perubahan terbesar
pada IPv6 adalah perluasan IP
address dari 32 bit pada IPv4
menjadi 128 bit.128 bit ini adalah
ruang address yang kontinyu
dengan menghilangkan konsep
kelas. Selain itu juga dilakukan
8

perubahan pada cara penulisan
IP address. Jika pada IPv4 32 bit
dibagi menjadi masing-masing 8
bit yang dipisah kan dengan “.”
dan di tuliskan dengan angka
desimal, maka pada IPv6, 128 bit
tersebut
dipisahkan
menjadi
masing-masing 16 bit yang tiap
bagian dipisahkan dengan “:”dan
dituliskan dengan hexadesimal.
Selain itu diperkenalkan pula
struktur
bertingkat
agar
pengelolaan
routing
menjadi
mudah. Pada CIDR (Classless
Interdomain Routing) table routing
diperkecil
dengan
menggabungkan
jadi
satu
informasi routing dari sebuah
organisasi.

dipakai terbatas dalam satu
site
sehingga
terbatas
penggunaanya hanya didalam
satu site sehingga tidak dapat
digunakan untuk mengirimkan
alamat diluar site ini.
c) Alamat Global
: alamat
yang dipakai misalnya untuk
ISP
(Internet
Service
Provider).
2. Multicast (One-to-Many)
Alamat multicast IPv6 digunakan
sebagai identitas sebuah group
node. Jika packet dikirim ke
alamat multicast, maka packet
tersebut akan diterima oleh
semua node anggota dari group
tersebut. Sebuah node dapat
menjadi anggota banyak group
multicast.

E. JENIS – JENIS IPV6
1. Unicast Address (one-to-one)
Pengalamatan
unicast
mirip
dengan
IPv4
yaitu
dengan
sekumpulan
alamat
dengan
sejumlah bit kontinyu yang sama
sesuai dengan alamat subnet-nya
dan
Class-less
Interdomain
Routing (CIDR). Ada banyak jenis
pengalamatan unicast pada IPv6
sesuai dengan tipenya seperti :

a) Alamat Link Local
: alamat
yang digunakan di dalam satu
link yaitu jaringan local yang
saling tersambung dalam satu
level.
b) Alamat Site Local
: setara
dengan alamat private, yang

3. Anycast Address Pengalamatan
anycast digunakan untuk
mengirimkan packet ke salah
satu anggota dari anycast yang
terdekat. Jadi sebuah alamat
anycast digunakan oleh
beberapa interface dan setiap
packet anycast akan terkirim ke
interface anggota yang terdekat.
Model pengalamatan pada anycast
hampir sama dengan model
unicast. Jadi secara sintaksis
alamat anycast sama saja dengan
unicast, hanya saja sebuah alamat
anycast digunakan oleh lebih dari
1 host. Syarat dari pengalamatan
anycast:



Sebuah alamat anycasttidak
boleh digunakan sebagai

9





alamat sumber dari sebuah
packet IPv6.
Sebuah alamat anycast tidak
boleh digunakan sebagai

alamat interface pada router.

F. KEUNGGULAN IPV6
1. Penggunaan IP Address yang
jumlahnya sangat banyak
Seperti yang telah diketahui, pada
IPv4 panjang satu alamat IP-nya
adalah 32 bit yang berarti dapat
menyediakan alamat IP sebanyak
4.294.967.296. mungkin jika dilihat
sepintas jumlah tersebut sudah
banyak,
tetapi
karena
implementasi
tertentu
dalam
penggunaanya pada kenyataanya
jumlah IP tersebut masih kurang
jika digunakan untuk membuat
jaringan pada seluruh dunia ini.
Berbeda dengan IPv6, IPv6 pada
satu alamat IP-nya panjangnya
128 bit atau dengan kata lain dapat
menyediakan alamat IP sebanyak
3.4 x 1038. Jumlah
tersebutsangatlahbesar
sehingga
dapat
mengatasi
masalah kekurangan IP pada
beberapa tahun mendatang.

2. Autoconfiguration
IPv6
dirancang
agar
penggunanya tidak dipusingkan
dengan konfigurasi Ip address.
Komputer
pengguna
yang
terhubung dengan jaringan IPv6
akan mendapatkan IP address
langsung dari router, sehingga
nantinya DHCP server tidak

diperlukan lagi. Autoconfiguration
nantinya sangat berguna bagi
peralatan mobile internet karena
pengguna
tidak
direpotkan
dengan
konfigurasi
sewaktu
berpindah tempat dan jaringan.
3. Security (Keamanan)
IPv6 telah dilengkapi dengan
protokol IPSec, sehingga semua
aplikasi telah memiliki security
yang optimal bagi berbagai
aplikasi yang membutuhkan
keamanan,
misalnya
saja
transaksi e-banking. Disamping
itu, IPSec dalam Ipv6 merupakan
protokol keamanan yang paling
andal saat ini. Dimana ia
menggunakan teknik enkripsi
yang rumit sehingga sulit ditebak
oleh hacker yang akan membaca
data yang dilewatkan.
4. Quality of Service
IPv6 memiliki protokol QoS yang
terintegrasi
dengan
baik,
sehingga semua aplikasi yang
berjalan diatas Ipv6 memiliki
jaminan QoS, terutama bagi
aplikasi yang sensitive terhadap
delay seperti VoIP dan streaming
video.
Otomatisasi berbagai setting /
Stateless-less
auto-configuration
(plug&play) Address pada IPv4 pada
dasarnya statis terhadap host.
Biasanya diberikan secara berurut
pada host. Memang saat ini hal di
atas bisa dilakukan secara otomatis
dengan
menggunakan
DHCP
(Dynamic
Host
Configuration
Protocol), tetapi hal tersebut pada
10

IPv4 merupakan fungsi tambahan
saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi
untuk mensetting secara otomatis
disediakan secara standart dan
merupakan defaultnya. Pada setting
otomatis ini terdapat 2 cara
tergantung
dari
penggunaan
address, yaitu setting otomatis
stateless dan statefull.
a) Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat
dalam hal range IP address yang
diberikan pada host dengan
menyediakan
server
untuk
pengelolaan keadaan IP address,
dimana cara ini hampir mirip
dengan cara DHCP pada IPv4.
Pada saat melakukan setting
secara otomatis, informasi yang
dibutuhkan antara router, server
dan host adalah ICMP (Internet
Control Message Protocol) yang
telah diperluas. Pada ICMP dalam
IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management
Protocol) yang dipakai pada
multicast pada IPv4.

terhadap host, lalu membuat IP
address sepanjang 128 bit dan
menjadikannya sebagai IP address
dari host tersebut. Pada informasi
unik bagi host ini, digunakan
antara lain address MAC dari
jaringan interface. Pada setting
otomatis stateless ini dibalik
kemudahan pengelolaan, pada
Ethernet atau FDDI karena perlu
memberikan paling sedikit 48 bit
(sebesar address MAC) terhadap
satu jaringan, memiliki
kelemahan
yaitu
efisiensi
penggunaan address yang buruk.
G. KELEMAHAN IPV6
1.

Operasi
IPv6
membutuhkan
perubahan perangkat
(keras
dan/atau lunak) yang baru yang
mendukungnya.

2.

Harus ada pelatihan tambahan,
serta
kewajiban
tetap
mengoperasikan jaringan IPv4,
sebab masih banyak layanan
IPv6 yang berjalan di atas IPv4.

H. PERBANDINGAN IPV4 DAN IPV6
b) Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak perlu
menyediakan
server
untuk
pengelolaan dan pembagian IP
address, hanya mensetting router
saja dimana host yang telah
tersambung di jaringan dari router
yang ada pada jaringan tersebut
memperoleh prefix dari address
dari jaringan tersebut. Kemudian
host menambah pattern bit yang
diperoleh dari informasi yang unik

IPv4

IPv6
Memungkinkan

Pengalamatan

pengalamatan

lebih sedikit.

lebih banyak.

Panjang alamat

Panjang alamat

32 bit (4 bytes)

128 bit (16 bytes)

11

IPv4 Tidak harus

Fragmentasi

dikonfigurasi

dilakukan oleh

secara

pengirim

manual,

bisa

dan ada router,

Fragmentasi

Dikonfigurasi

menggunakan

menurunkan

dilakukan hanya

secara manual

address

kinerja router.

oleh pengirim.

atau DHCP

autoconfiguration

Checksum

Cheksum

Dukungan

Dukungan

termasuk pada

masuk

terhadap IPSec

terhadap IPSec

header.

header.

opsional

dibutuhkan

tidak
dalam

Menggunakan
Data

opsional

ARP

Request

dimasukkan

secara

seluruhnya ke

broadcast untuk

ARP

Header

dalam

menterjemahkan

telah digantikan

mengandung

extensions

alamat IPv4 ke

oleh Neighbor

option.

header.

alamat

Solitcitation

link-layer.

secara multicast.

Paket

Request

link-layer

Tidak

harus

Untuk mengelola

mensyaratkan

mendukung

keanggotaan

ukuran paket

ukuran

grup

pada link-layer

1280 byte dan

subnet lokal

digantikan

dan harus bisa

harus bisa

digunakan

fungsinya

menyusun

menyusun

Internet Group

Multicast

kembali paket

kembali

Management

Listener

berukuran 576

berukuran 1500

Protocol (IGMP).

Discovery (MLD).

byte.

byte

paket

paket

pada

IGMP

telah

oleh

12

 perangkat (PDA,

Header IPv6
Penjelasannya :
Paket IPv6 terdiri dari dua bagian yaitu:
Paket Header dan Paket Payload.
Ukuran paket Header terdiri dari 40
oktet (320 bit) yang terdiri dari:
 versi,



4 bit

 Traffic



 Label



Flow, 20 bit

 Header



berikutnya, 8 bit

 Batasan




Payload, 16 bit



tujuan, 128 bit

 alamat

asal, 128 bit

Ukuran panjang Payload adalah 16 bit
dan bisa membawa maksimum 65535
oktat.

BAB III
PENUTUP




berbagai
jenis
alamat
diantaranya, alamat unicast
global,
unicast
site-local,
unicast link-local, special,
compability, NSAP.
Alamat
Multicast,
yaitu
alamat yang digunakan dalam
komunikasi
one-to-many.
Prefiks alamat yang digunakan
oleh alamat multicast IPv6
adalah FF00::/8. Dan alamat
multicast ini memiliki skup.
Alamat Anycast, yaitu alamat
yangdigunakandalam
komunikasi
one-to-one-ofmany.
Alamat
ini
juga
digunakan hanya sebagai
alamat tujuan (destination
address) dan diberikan hanya
kepada router, bukan kepada
host-host biasa.

hop, 8 bit

 alamat

Adapun jenis-jenis
 IPv6 , yakni
sebagai berikut:

  AlamatUnicastdapat
 diimplementasikandalam

class, 8 bit

 Panjang






handphone,
perangkat rumah tangga,
perlengkapan otomotif).

KESIMPULAN
Alamat IP versi 6 (sering disebut
sebagai alamat IPv6) adalah
sebuah
jenis
pengalamatan
jaringan yang digunakan di dalam
protokol jaringan TCP/IP yang
menggunakan protokol IP versi 6.


kelebihan IPv6 yaitu

 Diantara
Jumlah IP Address yang sangat





IPv6 merupakan solusi bagi

keterbatasan alamat IPv4 (32 bit).
IPv6dengan128bit
memungkinkan
pengalamatan
yang
lebih
banyak,
yang
memungkinkan IP-nisasi berbagai

banyak, Autoconfiguration,
 Security Quality of Service.
Sedangkan
kekuranganya,
operasi
IPv6
membutuhkan
perubahan perangkat
(keras

 dan/atau lunak) yang baru yang
 mendukungnya.Harusada
pelatihantambahan,serta



13

kewajiban tetap mengoperasikan
jaringan IPv4, sebab masih
banyak layanan IPv6 yang
berjalan di atas IPv4.

DAFTAR PUSTAKA
Somad. Wahidi. 2003, Interkoneksi IPv6
dan IPv4 dengan Mekanisme Automatic
Tunnelling [Internet] <
http://ikc.depsos.go.id/umum/wahiditunneling.php>.[diakses 29 Mei 2011]
Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media
Komputindo, 2004.
Sugeng, Winarno. 2006. Jaringan
Komputer Dengan TCP/IP. Bandung :
Informatika
Kurniawan,
Wiharsono.
2007.
Jaringan Komputer. Yogyakarta :
Andi.
http://lenijayanti.wordpress.com/2013/
02/08/header-ipv4-dan-ipv6/

14

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63