Sejarah perang saudara amerika serikat

sejarah perang saudara amerika serikat
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ahli politik dari Prancis Alexis Tocqueville pada tahun 1835 telah menerbitkan buku
yang berjudul Democracy in Amerika yang sampai saat ini di akui sebagai analisis paling
tajam mengenai kehidupan social dan politik di Amerika. Penilaiannya terhadap
Amerika Serikat pada dasarnya Positi “ pemerintahan yang menganut demokrasi ini
mendatangkan minat politik sampai ke warga negara yang tingkatnya paling bawah” dan
Lapisan Masyarakat “ tulisnya. Namun Tocqueville juga orang pertama yang meragukan
apakak kesejajaran seperti ini dapat bertahan di tengah berkembangnya system pabrik yang
mengancam memecah divisi pekerja Industri dengan elite bisnis baru.
Pandangan optimis terhadap vitalitas Amerika dimana mereka bisa melihat bukti
jelas yaitu kemakmuran dan kemajuan yang cepat dalam bidang pertanian, perdagangan, dan
pekerjaan umum, rupanya tidak berlaku bagi semua orang. Salah satu yang meragukannya
adalah Charles Dicknes, yang pertama kali mengunjungi Amerika pada tahun 1841-1842. “
Ini bukan Republik yang ingin aku kunjungi, ini bukan Republik yang aku bayangkan,
semakin aku pikirkan tentang kemudahan dan kekuatan, semakin aku melihat kemiskinan dan
kekurangannya di banyak sector.
Dari pendapat kedua Ahli tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya, Amerika yang
wilayahnya luas dan beraneka ragam selain menyulitkan bila dilakuka Generalisasi juga

mendatangkan kontradiksi. Amerika adalah masyarakat yang cinta kebebasan akan tetapi juga
menganut perbudakan, negeri yang daerah liarnya adalah luas dan primitive namun juga
memilii kota-kota dengan perdagangan dan Industri yang terus berkembang. Dengan
demikian wajar jika perbedaan-perbedaaan tersebut mengundang konflik antar golongan,
yang pada akhirnya mengakibatkan pecahnya perang Saudara di Amerika Serikat dari tahun
1861 sampai 1865.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas terdapat beberapa rumusan masalah
yang kiranya perlu di bahas, di antaranya :
1. Apa yang melatar belakangi terjadinya Perang saudara di Amerika Serikat ?
2. Bagaimanakah proses jalannya Perang saudara di Amerika Serikat ?
3. Dampak apak yang ditimbulkan dari pecahnya Perang saudara di Amerika Serikat ?
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas terdpat beberapa tujuan yang ingi kami capai
di antaranya :
1. Untuk memahami latar belakang mengenai Perang saudara di Amerika Serikat.
2. Untuk memahami jalnnya Perang saudara di Amerika Serikat.

3. Untuk memahami damak yang ditimbulkan Perang saudara di Amerika Serikat.

BAB 2. PEMBAHASAN

Perang Saudara mengrah kepada suatu jenis perang di mana bukan dua atau
lebih negara yang menjadi kubu yang berlawanan namun beberapa faksi (saudara) di
dalam sebuah entitas politik. Dalam bahasa Inggris perang saudara disebut civil
war yang secara harafiah artinya adalah "perang warga sipil" atau "perang
madani". Tidak jarang sebuah perang saudara merupakan tanda awal perpecahan
sebuah
entitas
politik. Perang
Saudara
Amerika ialah perang yang
terjadi
antara 1861dan 1865 di Amerika Serikat (AS). Sekelompok negara bagian di bagian
selatan ingin merdeka, sedangkan pemerintahan dan negara-negara bagian di utara
ingin menjaga AS tetap utuh. Perang Saudara AS ini juga sering disebut dengan Perang
Abolisi, karena tujuan perang adalah untuk menghapuskan perbudakan. Juga disebut
dengan Perang Sesesi (Secession), karena dalam perang ini negara-negara Selatan

memisahkan diri dari Union. Membentuk negara sendiri yang diberi nama Negara
Konfederasi.
2.1 Latar Belakang Terjadinya Perang Saudar di Amerika Serikat
Dalam setiap peristiwa pasti terdapat sebab yang melatar belaknginya,
termasuk pula peristiwa Perang Saudara yang terjadi di Amerika Serikat. Dalam
mengidentifikaksi latar belakakang tersebut dapat kita kelompokkan menjadi faktor
utama dan faktor yang di lihat dari segi politik, ekonomi dan sosial di Amerika Serikat.
2.1.1 Perbudakan (faktor Utama Terjadinya Perang Saudara)

3

Sebuah persoalan yang memperburuk perbedaan regional dan ekonomi antara
Utara dan Selatan adalah perbudakan. Orang selatan, yang marah melihat keuntungan
besar yang didapat pelaku bisnis Utara dari pemasaran kapas, menyatakan sebab
keterbelakangan daerah selatan adalah bertambahnya kekuasaan daerah Utara.
Sebaliknya, orang Utara menyatakan bahwa perbudakan, yang mereka sebut
sebagai”institusi yang ganjil”, adalah penyebab utama kemunduran di daerah tersebut.
Padahal, perbudakan bagi orang selatan sangat penting bagi perekonomian mereka.
Sehingga negara-negara utara disebut "negara bagian bebas"dan di selatan
"negara bagian budak". Pada dasarnya permasalahan perbedaan paham mengenai

perbudakan telah muncul sejak tahun 1830. Selain itu, sebagian besar tanah milik AS di
barat belum dibagi atas negara bagian, namun teritori, di mana penduduk bukan
penduduk asli tinggal. Tidak seperti negara bagian, teritori itu tidak membantu
memutuskan siapa yang akan menjadi presiden dan teritori itu tidak mengirim wakilnya
ke Washington, DC untuk membuat hukum seluruh negeri.
Banyak orang kulit putih yang pindah ke sana dan tiap orang setuju bahwa suatu
hari semua teritori itu harus disebut negara bagian. Di utara, orang ingin negara-negara
bagian itu menjadi negara bebas. Hal ini mengakibatkan di utara tumbuh sentimen anti
perbudakan terus tumbuh kuat, yang didukung oleh gerakan tanah bebas yang
menentang secara keras perluasan perbudakan ke daerah Barat yang belum masuk
negara Bagian. Di selatan, orang menginginkannya menjadi negara bagian budak. Bagi
orang Selatan yang hidup pada tahun1850-an, perbudakan merupakan suatu kondisi
dimana tanggung jawab mereka tidak lebih dari mengajari budak berbahasa Inggris dan
membentuk perwakilan mereka. Abraham Lincoln berasal dari utara dan saat ia berpacu
demi jabatan presiden, ia berkata bahwa semua negara bagian itu akan menjadi negara
bagian bebas meski ia tidak merencanakan menyuruh setiap budak di negara bagian
budak itu.
Para pemilik budak di selatan juga takut akan beberapa orang yang mengatakan
mereka ingin menjadikannya kejahatan untuk memiliki para budak di semua bagian AS.
Banyak juga orang di utara yang tinggal di kota-kota dan bekerja di pabrik dan mereka

menginginkan kebijakan yang membantu ekonominya. Namun banyak orang di selatan
yang tinggal di kota kecil dan bekerja di pertanian, dan menginginkan kebijakan yang
mendukung ekonominya. Mereka sering tidak bisa setuju pada keputusan
terbaik. Perbedaan dan ketegangan antara Utara dan Selatan bertambah dengan adanya
buku ”Uncle Tom’s Cabin” karangan Harriet Beecher Stowe. Dalam buku ini digambarkan
tentang bagaimana kondisi dan perlakuan yang diperoleh para budak.
2.1.2
Faktor Perang Saudara di Lihat dari Segi Ekonomi, Sosial Dan Politik di Amerika Serikat.
1. Segi Ekonomi
Pada tahun 1850 wilayah nasional membentang meliputti hutan , daratan dan
pegenungan. Di wilayah Timur industry berkembang pesat , di bagian tenganh dan
selatan pertanian tumbuh subur. New England dan sejumlah negara bagian di Atlantik
tengah menjadi pusat manufaktur, perdagangan, dan keuangan. Produk utama dari

wilayah ini adalah tekstil, kayu, pakaian jadi, mesin serta barang-barang yang terbuat
dari kulit dan Wol. Wilayah Selatan dari Atlantik ke Sungai Missisipi kegiatan ekonomi
berpusat pada pertanian. Tembakau penting bagi perekonomian Virginia, Maryland dan
North Carolina. Di South Crolina panen berlimpah ruah, tanaman tebu juga
memungkinkan di tananam di Louisiana. Namun pada akhirnya kapas menjadi tanaman
terpenting yang menjadi cirri khas daerah Selatan. Pada tahhun 1850 Selatan Amerika

telah memproduksi lebih dari 80% kapas dunia. Mereka menggunakan budak untuk
mengolah semua tanaman mereka.
Keuntungan
dari
Kapas,
dikenal
sebagai
King Cotton,
Melengkapi
ketergantungan sistem pertanian di Selatan dan komponen utamannya, yaitu
perbudakan. Utara dengan mantap membangun masyarakat industri. Buruh juga sangat
dibutuhkan, tetapi bukan Buruh budak. Imigran dari Eropa meningkat untuk bekerja di
pabrik-pabrik, membangun jalan kereta apai di Utara, dan pemukiman di Barat. Sangat
sedikit yang bermukim di Selatan. Selatan, menolak industrialisasi, manufaktur sangat
sedikit. Orang-orang Selatan menolak tarif yang tinggi, atau pajak yang harus dibayar
untuk barang-barang impor, serta menolak menaikkan harga manufaktur. Di satu sisi,
ekonomi manufaktur di Utara menuntut tarif tinggi untuk melindungi produksi dalam
negeri dari barang-barang luar negeri yang murah. Sebelum Perang Saudara, pemasukan
utama pemerintah federal adalah dari tarif/pajak. Ada beberapa sumber penghasilan
lain: pajak pendaparan individu maupun perusahaan. Tarif tersebut diperlukan untuk

membangun jalan raya, kanal, jalan. Sedangkan di Selatan lebih memilih tidak
melakukan peningkatan, untuk menghindari pajak tinggi.
Disis lain Perluasan wilayah Barat Laut, ke wilayah yang sekarang dikenal: Ohio,
Indiana, Illinois, Michigan, Wisconsin, dan sebagian Minnesota, jauh dari pemasaran
untuk biji-bijian dan ternaknya. Butuh pembangunan internal untuk bertahan, serta
didukung permintaan Timur Laut akan pajak yang tinggi. Sehingga wilayah Timur Laut
banyak membantu keuangan pemerintah Federal untuk membangun wilayah Barat Laut.
Akibatnya, walaupun Selatan dan Barat lebih bercorak pertanian, Barat dengan
sendirinya bersekutu dengan Utara daripada dengan Seatan.
Dengan adanya kepentingan ekonomi yang berbeda tersebut sedikit banyak
telah menimbulkan sentiment di antara kedua belah pihak baik selatan maupun utara.
Keduanya sama-sama melontarkan pendapat yang negative terhadap sistem ekonomi
yang di anut. Utara mengkritik system ekonomi utara yang menganut perbudakan, dan
sebaliknya selatan mengkritik system ekonomi di utara yang memperkerjakan buruh
pabrik, dianggap lebih buruk dari pada perbudakan.
2. Segi sosial masyarakat
Dalam kehidupan social masyarakat di selatan, sebagian besar tatanan sosialnya
didominasi oleh orang- orang kulit putih yakni para kaum bangsawan. Mereka itu ialah
kaum aristokrasi Inggris pada Raja Charlesh I yang dalam tatanan pemerintahan sangat
menekan warga negaranya, sehingga partai oposisi Olever Cromwell menggulingkan

kekuasaanya. Charlesh bersama dengan kaum bangsawan lainnya kemudian lari ke
Amerika
untuk
menghindari
pengejaran
dari
partai
oposisi
yang
telah
menggulingkannya. Yang kemudian pada bagian selanjutnya kaum aristokrasi ini
menggunakan system tersebut di Amerika dan menciptakan system perbudakan yang
bersifat semena- mena dalam bidang agraris yang bertindak sebagai tuan tanah.
Dengan demikian penduduk kebanyakan di amerika serikat bagian selatan
bersikukuh untuk mempertahankan perbudakan karena mereka mengengap

perbudaakan adalah penyangga utama dalam perekonomian di selatan. Factor lain yang
mengakibatkan sebagian masyarakat selatan masih tetap mendukung perbudakan
terkait dengan stratifikasi social yang berlaku di bagian selatan.
Hanya minoritas kulit putih di selatan yang memiliki budak. Tahun 1860 ada

46.274 pemilik perkebunan di seluruh negara bagian penganut perbudakan. Yang
dimaksudkan dengan pemilik perkebunan adalah bila ia sedikitnya punya 20 orang
budak. Lebih dari setengah budak secara keseluruhan bekerja di perkebunan. Sejumlah
petani bebas, 10% diantaranya hanya punya lahan kurang dari 40 hektar dan memiliki
budak dalam jumlkah kecil tapi kebanyakan melah tidak punya sama sekali. “orang kulit
putih miskin”biasanya hidup dijajaran paling rendah lingkungan masyarakat selatan dan
tidak memiliki budak. Mudah dimengerti kepentingan para pngusaha perkebunan untuk
mempertahankan perbudakan mereka memiliki hampir semua budak. Namun petani kecil
dan orang kulit putih miskin juga mendukung perbudakan. Mereka takut jika budak
dibebaskan, kaum kulit hitam ini akan bersaing dengan mereka untuk memperebutkan
lahan. Yang tak kalah pentingnya, keberadaan budak meningkatkan derajat sosial petani
kecil, dan orang kulit putih miskin dan mereka tidak rela melepaskan statusnya.
Saat mereka melawan pengaruh opini utara, para pemimpin politik utara di
selatan, kalangan profesional, dan sebagaian besar kini pendeta tak malu-malu lagi
mendukung perbudakan. Para juru bicara di selatan mengatakan bahwa hubungan
antara majikan dan buruh lebih manusiawi di bawah system perbudakan dibandingkan
system gaji di utara. Sebelum tahun 1830 sistem patriarki kuno untuk pengelolaan
perkebunan, dengan bimbingan pribadi terhadap para budak yang dilakukan tuan
mereka, masih menjadi ciri khas. Namun perlahan seiring produksi kapas besar-besaran
di daerah selatan bagian bawah, para majikan mulai berhenti mengawasi sendiri para

budaknya dan memperkerjakan seorang mandor professional. Mandor ini jabatan
tetapnya pada kemampuan mereka untuk memaksa budak bekerja lebih keras.
Perbudakan dengan sendirinya adalah sebuah system yang brutal dan penuh
pemaksaan. Pemukulan dan pemisahan keluarga melalui penjualan individu adalah hal
yang biasa, namun pada akhirnya kritik paling tajam terhadap perbudakan bukanlah
tentang perilaku majikan terhadap budak, melainkan perbudakan melanggar secara hak
asasi setiap manusia untuk hidup bebas.
3. Segi Politik
Di panggung politik nasional, orang selatan berusaha keras untuk mendapatkan
perlindungan dan perluasan kepentingan-kepentingan mereka berkaitan dengan sisitem
perbudakan di perkebunan kapas. Untuk itu, selatan yakin perlu adanya tambahan
negara bagian baru yang menyetujui perbudakan untuk mengimbangi negara-negara
bagian yang menentang perbudakan. Masyarakat utara yang anti perbudakan melihat
bahwa orang selatan membuat konspirasi untuk meluaskan perbudakan, sehingga pada
tahun 1830-an pertentangan mereka makin meruncing. Lebih lanjut hal ini
mengakibatkan timbulnya Gerakan Penghapusan Budak pada tahun 1830-an dan
terkenal sangat gigih. Mereka (kaum Abolisonis) pantang berkompromi dan tekun
memperjuangkan penghapusan perbudakan. Gearakan ini dipimpin oleh William Lloyd
Garrison, pria muda asal Massachutes yang menyatukan sifat kepahlawanan seorang
Martir dengan pendidik yang punya semangat perang suci. Pada tanggal 1 januari 1831,

Garisson menerbitkan korannya “The Liberator” yang pada intinya berisi dengan
sungguh-sungguh meminta pembebasan para budak.

Aktivitas abolisionis lain tidak mendukung taktik Garrison yang menentang
hukum, karena reformasi harus dilakukan dengan cara resmi dan damai. Namun jejak
Garrison di ikuti oleh seorang yang jga secara lantang menentang perbudaka yaitu
Frederick Douglas, seorang budak pelarian. Ia berperan sebagai juru bicara Masyarakat
Antiperbudakan Massachutes lalu menjadi editor Koran mingguan abolisionis, Northern
Star. Gerakan anti perbudakan ini juga membantu pelarian budak ketempat
pengagsingan yang aman di daerah utara. Misalnya di Ohio, diperkirakan dari tahun
1830-1860 tidak kurang dari 40.000 budak pelarian di tolong untuk bebas. Begitupun
pula dengan jumlah kelompok anti perbudakan bertambah di tahun 1840 menjadi sekitar
2.000 buah dengan jumlah anggota erkisar 200.000 orang.
Permasalahan perudakan terus berlanjut hingga tahun 1845. Sepertinya
perbudakan akan dibatasi di daerah-daerah yang memeng sudah dari dulu menganut
perbudakan. Sebenarnya perbudakan telah di batasi oleh Kompromi Missouri pada tahun
1820, namun adanya wilayah baru membuka peluang perluasan perbudakan. Dalam hal
ini banyak rakyat utara yang berfikir jika tidak diperluas perbudakan akan menurun dan
akhirnya akan mati dengan sendirinya. Untuk membenarkan pertentangan meraka
terhadap tambahan negara baru yang mengizinkan perbudakan, mereka merujuk pada
pernyatanWashington dan Jefferson dan peraturan tahun 1787 yang melarang perluasan
perbudakan ke daerah Barat Laut. Texas yang telah memperbolehkan perbudakan tentu
saja bergabung ke dalan union sebagai negara bagian yang menganut perbudakan.
Namun Calofornia, New Mexico, dan Utah tidak memiliki perbudakan sehingga
mengundang persaingan antara negara bagian utara dan selatan.
Para extrimis di Selatan mendesak semua tanah yang didapat dari Meksiko
diserahkan kepada pemilik budak. Di lain pihak kelompok anti perbudakan di Utara
menuntut semua daerah baru ditutup dari perbudakan. Salah satu kelompok moderat
menyarnkan aagar tapal batas kompromi Missouri, di panjangkan hingga kea rah Pasifik
dengan negara bagian yang menentang perbudakan ada di utaranya dan yang
mendukung perbudakan ada diselatannya. Kelompok lai menganjurkan agar keputusa
tersebut diserahhkan kepada ke daulatan Rakyat yaitu pemerintah harus membiarkan
rakyat memasuki daerah itu dengan atau tanpa budak sesuka mereka dan ketika mereka
menjadikan wilayah itu sebagai negara bagian, mereka sendiri yang akan menentukan
jawabannya. Selatan tetap berpendapat bahwa semua daerah baru berhak utuk
mengizinkan perbudakan. Sedangkan utara membantah tidak ada daerah yang
mempunyai hak itu.
Karena kedua belah pihak bersikeras, maka melalui kompromi Senator Henry
Clay (yang kemudian di ubah di kongres) berisi beberapa syarat kunci : California
didaftarkan sebagai negara bagian dengan konstitusi negara bebas (perbudakan di
larang) sisa daridaerah caplokan baru dibagi menjadi dua yaitu New Meksiko dan Utah
dan di atur tanpa menyinggung perbudakan : bahwa tuntutan Texas terhadap porsi tanah
di New Meksiko akan dig anti dengan bayaran sebesar $10 juta : peraturan baru yang
lebih efektif akan di bentuk untuk menangkap budak yang lari dan memulangkan mereka
kepada majikan mereka dan pembelian dan penjualan budak (bukan perbudakan) di
hapuskan di Distrik Columbia. Dalam sejarah Amerika langkah-langkah ini di kenal
sebagai “Kompromi Tahun 1850”. Selama tiga tahun kompromi ini tampak bisa
menyelesaikan hamper seluruh persoalan. Namun hukum budak pelarian sangat
menyinggung hati rakyat di utara dan menolak bertisipasi, malah membantu pelarian
budak. Secara politik tahun 1850 bisa digambarkan sebagai suatu era yang gagal

dimana pemimin bangsa tidak bias memutuskan atau menahan isu-isu rawan tentang
perbudakan.
Politik di Utara dan Selatan juga mengalami perkembangan yang berbeda. Utara
membutuhkan pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur (jalan raya dan jalan
kereta api), melindungi perdagangan dan finansial, dan megendalikan peredaran uang
nasional. Selatan dalam banyak hal masih tergantung pada pemerintah federal daripada
wilayah lain. Patriot Selatan takut jika pemerintah pusat terlalu kuat akan mencampuri
urusan perbudakan.
Pada tahun 1854 isu lama mengenai perbudakan di wilayah amerika muncul
kembali dan perselisihan menjadi lebih sengit. Kali ini mengenai wilayah Kansas dan
Nebraska yang akn mendirikan pemerintahan resmi dan akhirnya akan menjadi negara
bagian.Lalu, dikeluarkanla Kansas-Nebraska Act oleh senator dari Illinois, Sthephen A.
Douglas, yang isinya menghapuskan larangan perbudakan di wilayah Louisiana
Purchased. Atas usul Jesse B. Thomas, perbudakan di wilayah ini memang telah dilarang
dengan tujuan untuk menghindari terjadinya konflik karena masalah perbudakan. Namun
dengan dikeluarkannya Kansas-Nebraska Act, berarti larangan tersebut sudah tidak
berlaku lagi. Hal ini mengundang amarah para pendukung negara bebas perbudakan.
Douglas berpendapat bahwa kompromi tahun 1850 yang yang membebaskan utah dan
new Meksiko untuk menyelesaikan sendiri masalah perbudakan telah menggantikan
kompromi Missouri. Dengan demikian dua daerah tersebut (Kansas-Nebraska) para
penduduknya akan diperbolehkan membawa budak dan pada akhirnya penduduk sendiri
yang akan menentukan bergabung dalam union sebagai negara bagian yang bebas atau
yang mendukung perbudakan. Lolosnya UU Kansas-Nebraska disenat disambut meriah
oleh warga selatan. Tujuan Douglas ialah bemain politik untuk menjadi presiden. Di utara
muncul paratai republik tahun1860 yang dipimpin oleh Abraham Licoln yang berasal dari
utara dan pada saat itu sedang berkompetisi memperebutkan jabatan presiden
menyatakan suatu negara tidak mungkin mempunyai dua pandangan perbedaan yaitu,
pengesahan perbudakan atau pelarangan perbudakan. Karena hal inilah Abraham Licoln
terpilih menjadi presiden karena semangatnya yang besar dalam pembebasan
perbudakan.
Pada pemilihan di tahun 1860, partai republik mendominasikan Abraham Lincoln
sebagai calon mereka. Semangat partai yang membumbung tinggi, ketika para
pemimpin menyatakan bahwa perbudakan tidak diperbolehkan diperluas. Partai juga
menjanjikan pajak masuk untuk melindungi industri dan berjanji membuat peraturan
yang membuat rumah dan tanah gratis bagi pemukiman yang mau membantu membuka
daerah barat.

Saat Lincoln memenangkan pemilu 1860 dan menjadipresiden baru, banyak negara
budak yang memisahkan diri dari AS. Reaksi pertama setelah Lincoln terpilih menjadi
presiden adalah South Carolina, menyatakan memisahkan diri dari Uni. Begitu hasil
pemilihan diketehui konvensi khusus South Carolina menyatakakn ”bahwa Union yang
sekarang ini berlangsung antara South Carolina dan Negara-negara bagian lain dibawah nama
”Amerika Serikat” dengan ini di bubarkan. Pada tanggal 1 Februari 1861 pemisahan diri
diikuti oleh negara Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, Louisiana, and Texas. Pada
tanggal 7 februari 1861 ketujuh negara tersebut membentuk negara baru yaitu Konfederasi
Negara Bagian Amerika, yang beribukota diRichmond, Virginia. Mereka memilih Jefferson
Davis sebagai presiden Konfederasi, benderanya Stars and Bars, dan memiliki UUD yang

sama dengan UUD Union walaupun dengan menjamin perbudakan dan Presiden dengan
periode jabatan untuk 6 tahun.
Dalam pidato pelantikan Lincoln tetap tidak menginginkan negara-negara Selatan
memisahkan diri dari Uni dengan menyatakan ”tak sah secara hukum”. Yang ditentangnya
adalah perbudakan bukan negara-negara di Selatan. Dan Lincoln tidak akan menggabungkan
kembali negara-negara Selatan dengan cara kekerasan, kecuali Selatan memulai lebih dahulu.
Pidatonya di tutup dengan seruan pemulihan ikatan union.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara politis perjuangan
mengatasi masalah perbudakan sebagai berikut :
a.
Kompromi Missouri
b.
Kompromi 1850
c.
Kansas-Nebraska Act
d.
Pemilu presiden 1860
2.2

Jalannya Perang Saudara di Amerika Serikat
2.2.1 Awal Perang di mulai

Seruan Lincoln dalam pidatonya tidak di Indahakan oleh pihak Selatan, dan pada
tanggal 12 April senjata ditembakkan ke tentara Federal yang bermarkas di Benteng Sumter,
di pelabuhan Charleston, South Carolina. Pada waktu itu pasukan Union yang berada di Fort
Sumter, South Carolina, mengalami kekurangan cadangan makanan. Lincoln akhirnya
memutuskan untuk mengirimkan kapal guna mensuplai kebutuhan di Fort Sumter. Sebelum
kapal berhasil mendarat, pasukan Selatan sudah menembaki kapal-kapal Utara. Akhirnya Fort
Sumter menyerah. Dengan dimulainya perang di Fort Sumter inilah, menandai dimulainya
perang Saudara AS. Kemudian Virginia, North Carolina, Tennessee, and Arkansas
memisahkan diri dari Uni dan bergabung dengan Konfederasi. Bersama perginya Virginia
pergi pula Robert E.Lee yang menolak memimpin tentara union karena kesetiaannya kepada
negara bagian Mayoritas legislatif Uni menyisakan negara-negara pro-perbudakan yaitu;
Maryland, Kentucky, Delaware, and Missouri dicegah untuk tidak bergabung dengan negaranegara yang memberontak. Wilayah ini yang disebut dengan The Border Slave States.
Sementara 7 negara bagian merupakan anggota Konfederasi, yaitu: South Carolina,
Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, Louisiana, dan Texas. Dalam perang saudara ini,
Virginia, Arkansas, Tennessee, dan North Carolina menyusul untuk bergabung dalam
Konfederasi. Untuk menghadapi peperangan, negara Konfederasi membentuk Tentara
Konfederasi. Pada periode ini utara dan selatan mulai memobilisir kekuatan dan penyusunan
Strategi dalam rangka persiapan perang.
Setiap pihak memulai perang dengan harapan tinggi agar secara cepat memenangkan
peperangan. Dari segi materi utara lebih unggul jauh. Dua puluh tiga negara bagian dengan
populasi 22 juta orang melawan 11 negara bagian dengan penduduk 9 juta orang. Keunggulan
industri di utara mampu menyediakan fasilitas berlimpah untuk pembuatan senjata, amunisi,
pakaian dan barang-barang lainnya. Kunggulan utara yang lain adalah jaringan kereta api
sehingga peluang militer federal lebih baik. Sedangkan keunggullan selatan yang paling
utama adalah Geografi : selatan berperang secara defensif di wilayahnya sendiri. Selatan
memiliki tradisi militer yang lebih kuat dan karena itu pada awalnya mereka
menyombongkan pimpinan militer mereka yang lebih berpengalaman.
2.2.2 Periode Kemajuan Barat, Kemacetan Timur (bagian pertama jalannya perang)
Pada bagian pertama perang saudara terdapat dua daerah (front) penting di mana
perang itu terjadi di wilayah Barat (front Barat) dan di wilayah timur (Front Timur).
a. Front Timur

Di wilayah timur, ada ibukota AS, Washington District of Columbia, dan ibukota
Konfederasi di Richmond. Kedua kota itu hanya berjarak 90 mil. Di daerah ini, pemimpin
militer Konfederasi ialah Robert Edward Lee. Lee adalah jenderal yang jenius dan banyak
memenangkan pertempuran, termasukPertempuran Bull Run Pertama (Virginia) dekat
Washington dan Pertempuran Bull Run kedua. Pada tahun pertama pihak selatan sering
memenangkan pertempuran tapi bukan menang perang karena kemenangan berdarah selatan
tidak pernah mennjelma sebagai keunggulan militer yang menentukan.
Di Virgginia pasukan Union terus mengalami kekalahan. Dalam upaya merebut
Richmon, ibu kota konfederasi pasukan Union berkali-kali dipukul mundur. Kemenangan ini
didukung oleh dua keunggulan konfederasi yaitu posisi pertahanan yang kuat, yang di
mungkinkan oleh beberapa sungai kecil yang memotong jalan antara Washington dan
Richmon, keunggulan kedua adalah dua jendral dari selatan yaitu Robert. E.Lee dan Thomas
J. Jackson memiliki kemampuan yang melebihi para komandan union di utara. Pada tahun
1862, komandan Union George McCellan meggunakan cara pelan dan hati-hati dalam usaha
merebut Richmond. Namun pada pertempuran tujuh hari pasukan union terpukul mundur.
Kemenangan lain tentara konfederasi pada pertempuran ke dua di Bull Run, Lee
dapat menduduki Maryland dengan menyebrangi Potomac. Kedua kalinya McCellan raguragu dalam bertindak, walaupun ia tahu Lee membagi dua pasukannya dan dari segi jumlah
kalah banyak. Pasukan union dan Konfederasi bertemu di Antietam dekat Sharpsburg,
Maryland pada tanggal 17 September 1862. Pada hari paling berdarah sepanjang perang ini
lebih dari 4.000 orang tewas di kedua belah pihak dan 18.000 luka-luka. Meskipun jumlah
tentara McCellan lebih banyak namun gagal mendobrak pertahanan Lee, sehingga Lee dapat
mundur menyeberang Potomac dengan pasukan utuh. Pada akhirnya Lincoln memecat
McCellan.
Namun, kekalahan di Antietam da kesulitan memenangkan perang memberikan
Lincoln momen untuk mengeluarkan Proclamation Emancipation pendahuluan yang
menyatakan bahwa terhitung tanggal 1 Januari 1863 bawa semua budak yang hidup di
negara-negara bagian yang membrontak melawan union di merdekakan. Secara politis
pernyataan tersebut selain memiliki arti menjaga keutuhan Union juga mengandung makna
bahwa penghapusan perbudakan sekarang menjadi tujuan peperangan, dengan kata lain
perang tidak hanya bertujuan untuk menggabungkan kembali negara Selatan yang telah
memisahkan diri dari Uni, namun juga dalam rangka untuk menghapus perbudakan.
Proklamasi emansipasi juga member wewenang perekrutan oaring kulit hitam masuk
kedalam tentara union. Tentatara union mulai merekut dan melatih resimen-resimen kulit
hitam yang kemudian bertempur habis-habisan dari Virginia sampai missisipi. Sekitar
178.000 orang Afrika-Amerika berdinas di Tentara Kulit Berwarna Amerika dan 29.500
lainnya di Angkatan Laut Union.
b. Wilayah Barat
Di wilayah barat meliputi sepanjang Sungai Mississippi.Berlawanan dengan
kegagalan militer di Timur, pasukan Union memperbolehkan kemenangan di pertempuran
laut dan darat di Wilayah Barat. Sebagian besar Angkatan Laut pada awal perang berada di
tangan union, meskipun sempat melemah. Mentri Angkatan Laut dengan cepat menguatkan
kembali pasukan Unnion. Lincoln lalu memngumumkan pemblokiran-pemblokiran pantai
selatan. Langkah ini mencegah hampir semua pengiriman kapas ke Eropa. Penghadangan ini
juga mencegah impor amunisi, pakaian dan perlengkapan medis yang sangat di butukan di
Selatan.

Sementara itu David Fragut menggelar dua operasi yang sangat menabjubkan. Pada
operasi yang pertama ia berhasil membawa pasukan union ke muara sungai Missisipi dimana
ia memaksa kota terbesar di Selatan, New Orleans, lousiana menyerah. Dalam operasi yang
ke dua ia berhasil maju melewati gerbang pertahanan di teluk Mobile, Alabama, menangkap
kapal perang Konfederasi yang kuat dan menutup pelabuhan.
Di lembah sungai Missisipi hampir selalu memenangkan pertempuran. Mereka
mulai dapat memutus jalur panjang pertahanan konfederasi di Tennessee sehingga bisa
menduduki hampir seluruh wilayah barat negara bagian itu. Ketika pelabuhan Memphis yang
penting di sungai Missisippi di rebut, pasukan Union Maju 320 km menuju jantung
Konfederasi. Di bawah pimpinan jendral Ulysses Grant pasukan union menahan serangan
balik dadakan Konfederasi di Shiloh, di atas tebing sungai Tennesee sampai pasukan bantuan
datang dan memukul mundur Konfederasi.
Kemenangan Pertempuran di Vicksburg dan Gettysburglah pada bulan juli 1683
menandai titik balik perang ini. Pertempuran Gettysburg banyak memakan korban jiwa, baik
dariUnion dan Konfederasi. Tetapi jumlah pasukan Konfederasi lebih sedikit jika
dibandingkan pasukan Union sehingga jelas kerugian berada di Konfederasi. Sejak perang
ini, Konfederasi hampir tidak pernah lagi melancarkan serangan. Sedangkan di wilayah barat,
daerah Sungai Mississippi. Di wilayah ini, pasukan Konfederasibanyak mengalami
kekalahan. Pasukan Union yang dipimpin oleh Ulysses Simpson Grant banyak memenangkan
pertempuran di sini. Pasukan Union menduduki hampir semua kota di sungai Mississippi,
namun Konfederasi masih memegang Vicksburg. Pada 4 Juli 1863, Vicksburg akhirnya
menyerah kepada Ulysses. Ini membagi wilayah Konfederasi menjadi dua bagian dan
membuka jalan untuk menyerang jantung pertahanan dari Konfederasi.
2.2.3 Bagian Kedua Perang Sudara
Pada bagian ini Merupakan usaha Utara untuk menekan Selatan agar mengakui
kekalahanya. Dalam menekan selatan di susun rencana yaitu tentara di S. Potomac akan
ditarik ke Selatan melalui Virginia menuju Richmond. Sementara Jenderal Grant yang
menang di Barat ditarik ke Timur melewati Tennesse dan Virginia. Lincoln memutuskan
bahwa Ulysses ialah jendral terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses sebagai jenderal di bagian
timur. Pada bulan Mei 1864 Grant bergerak maju masuk ke Virginia dan bertemu pasukan
konfederasi yang dipimpin oleh Lee dan melakukan pertempuran di hutan belantara selama
tiga hari. Meskipun banyak korban jiwa tapi Grant menolak untuk mundur dan malah
mengepung Lee, menggoyahkan garis pertahanan konfederasi dengan serangan artilileri dan
infanteri.
Di barat pasukan union mengambil alih Tennessee di musim gugur 1863 dengan
kemenangan di Chattanooga dan didekat pegunungan Lookout. Kemenangan ini membuka
jalan bagi jendral William T.Sherman untuk menginvansi Georgia. Ia dapat menduduki
ibukota negara bagian Atlanta kemudian bergerak ke pantai Atlantik. Dari pantai Sherman
maju ke utara dan pada bulan feruari 1865 ia telah memrebut Charleston, South Carolina,
dimana tembakan pertama perang saudara diletuskan.
Sementara itu Grant mengepung Petersburg, Virginia, selama 9 bulan sebelum Lee
meninggalkan Petersburg dan ibu kota konfederasi di Richmmond dalam usaha menarik
pasukannya keselatan pada bulan maret 1865. Namun langkah Lee sudah terlambat, Grant
menyerang Lee kembali dalam Operasi Appomattox. Lee menyadari pasukannya telah kalah
banyak dan ia akhirnya menyerah pada Grant pada 9 April 1965. Menyerahnya Lee menandai
kehancuran negara Konfederasi. Kemenangan untuk Union selain mengakhiri negara

Konfederasi, juga mengakhiri praktek perbudakan di Amerika Serikat, dan memperkuat
posisi pemerintah federal.
2.2.4 Akhir perang
Syarat-syarat pengakuan kekalaan sangtlah lunak, dan ketika Grant kembali dari
pertempuran dengan Lee, ia mengingatkan kepada tentaranya “Para pembrontak sekarang
teman Sebangsa lagi”. Dengan demikian tujua Grant selama ini murni untuk menyatukan
kembali negara bagian yang memisahkan diri. Robert Lee merebut banyak simmpati orang
karena kegemilangannya dalam memimpin dan kebesaran hatinya dalam menerima
kekalahan. Bagi utara perang tersebut melahirkan pahlawan yaitu Abraham Lincoln yang di
dalam drinya berniat untuk menyatukan negara kembali tidak dengan kekerasan dan
penindasan namun dengan kehangata dan kemurahan hati. Di tahun 1864 ia terpilih unuk ke
dua kalinya sebagai presiden mengalahkan saingannya dari partai democrat George
McCellan.
Tiga minggu kemudian, dua hari setelah Lee menyerahkan diri, Lincoln
mengeluarkan pernyataan terakhirnya kepada public dimana ia akan mengeluarkan sejumlah
kebijakan Rekonstruksi yang murah hati. Namun sebelum dat merelisasiakaan niatnya
Abraham Lincoln terbunuh. Sehingga tugas berat berada di tangan Andrew Johson dalam
menentukan status dari negara bagian yang telah melepaskan diri.
Sebelumnya Lincoln telah menyusun rencana, dalam pandangannya rakyat selatan
secara resmi tidak pernah melepaskan diri mereka hanya di hasut oleh beberapa orang yang
tidak loyal terhadap federasi. Oleh karena itu Lincoln pada tahun 1863 mengatakan bahwa
10% suara dalam pemilu tahun 1860 yang bias membentuk yang bias membentuk
pemerintahan yang setia kepada konstitusi dan memperlihatkan kepatuhan hukum kongres
dan proklamasi presiden, ia akan mengakuinya sebagai pemerintahan negara bagian yang
syah.
Kongres menolak rencana ini, dan terdapat beberapa anggota kongres di antaranya
yang menyarankan agar menghukum seberat-beratnya negara bagian yang telah memisahkan
diri. Namun bahkan sebelum perang bener-benar usai pemerintahan baru telah berdiri di
Virginia, tennesseee, Arkansas, Lousiana.
Untuk menangani salah satu masalah utamanya yaitu kodisi mamntan budak. Pada
bulan maret 1865 kongres mendirikan Biro Orang-orang yang dimerdeakan yang bertindak
sebagai pelindung orang Afrika-Amerika dan menuntun mereka untuk bisa mandiiri. Bulan
Desember kongres meresmikan Amandemen ke-13 Konstitusi Amerika Serikat yang
menghapus perbudakan
2.3 Dampak Terjadinya Perang Saudara
Setelah usainya suatu peperang pastilah terdapat dampak yang ditimbulan dari
peperangan tersebut. Baik dampak positif maupun dampak negative. Termasuk pula perang
Saudara yang terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1861-1865. Berikut ini akan di jabarkan
mengenai dampak positif dan negative dari pecahnya perang Saudara di Amerika Serikat.
Perang saudara di AS, telah memberikan beberapa akibat positif:
1. AS tetap merupakan satu kesatuan bahkan rasa kesatuan itu lebih kuat jika dibandingkan
dengan sebelum Perang Saudara. Dengan dimenangkannya perang oleh pihak utara maka AS
(pemerintahan Federal) dan diadakan Rekonstruksi setelahnya dapat membuktikan bahwa
dapat memperthankn kesatuan negara-negara bagian yang di dalamya.
2. Sesudah perang saudara berakhir keadaan Amerika memungkinkan untuk berkembang
jadi negara adikuasa. Dalam buku ”Dari Koloni Djadi Salah Satu Negara Besar” karangan

Franklin Escher, Jr. Dijelaskan bahwasanya setelah tahun 1865 keadaan telah berubah. Para
imihgran mulai masuk membanjiri negara-negara di AS. Kota-kota besar mulai bermunculan.
Tambang-tambang telah bermunculan seperti batu, baja dan minyak, yang mana adanya
pengalian tmbang ini ditujukan untuk mendukung perindustrian (memberi bahan dan tenaga
terhadap perindustrian). Perindustrian maju dan meluas karena di dorong oleh pendapatanpendapatan baru dan meningkatnya jumlah penduduk. Fasilitas umum seperti jalan kereta api
telah menjalar kemana-mana melintasi benua dan menghubungkan pantai. Tenaga listrik di
pergunkan untuk penerangan, menjalankan mesin-mesin. AS mengisi daerah- daerahnya yang
kosong dari pantai atlantik dan pasifik mencapai jumlah 76 juta sampai tahun 1900, dua kali
lipat sebelum tahun 1865. Bahkan di katakan benua tidak cukup, sehingga mendorong
mereka untuk berlomba-lomba dalam melakukan imperialisme dengan negara-negara eropa.
3. Dengan dihancurkannya perbudakkan menunjukkan bahwa AS mampu mempertahankan
prinsip demokrasi. Dalam buku ”Dari Koloni Djadi Salah Satu Negara Besar” karangan
Franklin Escher, Jr. Juga di jelaskan bahwa setelah berakhirnya perang saudara amerika telah
mampu meletakkan dasar-dasar negara dan telah terbentuk serta berkembang corak umum
dari Individualisme Demokrasi. Selain itu dengan di hapuskannya perbudakan Amerika telah
ampu membuktikan bahwa merupakan negara yang menjungjung tinggi hak asasi manusia
(HAM).
Selain hasil-hasil positif tersebut diatas, Amerika Utara sebagai pihak yang menang
perang, dihadapkan pada masalah-masalah ekonomi, sosial, dan politik. Hal ini merupakan
dampak negative dadri perang saudara yang harusdi selesaikan oleh pihak utara sebagai
pemenan.
1.
Ekonomi: berupa hancurnya perekonomian Selatan, karena perkebunan-perkebunan
Selatan rusak akibat perang yang berlangsung selama 4 tahun. Perang yang terjadi cukup
lama ketika pertempuran di lakukan tidak jarang merusak alam disektarmedan peperangan.
Seperti di selatan yang perekonomian tergantun pada alam (karena Agraris) telah menjadi
masalah bagi perekonomiannya. Di selata uang dan obligasi konfederal tidak berharga lagi.
2.
Sosial: berupa nasib para freedman. Bencana yang terjadi selama 4 tahun telah
menghabiskan tenaga dan menimbulkan pertumpahan darah. Perang saudara telah meminta
banyak korban jiwa dan kehilangan harta-benda. Yang meninggal di fihak Federal kira-kira
360.000 ( hampir sama dengan korban perang pada PD II) selain kehilangan orang pihak
selatan juga kehilangan rumah, ternak dan alat pengngkutan.
3.
Politik : berpisahnya 11 negara bagian di selatan pada waktu pecahnya perang dalam
penyelesainya (penyatuannya) mengalami kesulitan. Karena rekonstruksi lunak yang
direncanakan Lincoln di tentang oleh kongres dengan alasan bahwa mereka yang
memisahkan diri harus dihukum seberat-beratnya.

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah membaca uraian di atas maka kita menyimpulkan bahwa perang saudara yang
terjadi di Amerika adalah tidak terlepas dari beberapa hal,yaitu: Perbudakan (faktor Utama
Terjadinya Perang Saudara) dan Faktor Perang Saudara di Lihat dari Segi Ekonomi, Sosial
Dan Politik di Amerika Serikat. Pada dasarnya masalah perbudakan merupakan masalah yang
sangat sentimentil di Amerika Serikat. Adanya sentimentil ini pada akhirnya memecah
negara-negara bagian di Amerika Serikat menjadi dua kubu yaitu bagian utara yang
menentang perbudakan dan bagian selatan yang menganut perbudakan.
Sebenarnya telah terdapat beberapa perjuangan dalam menyelesaikan masalah
perbudakan sebelum pecahnya perang, diantaranya : Kompromi Missouri, Kompromi
1850 dan Kansas-Nebraska Act. Namun jalan yang ditempuh ini hanya menyelesaikan
permasalahan perbudakan sementara saja. Ketika terdapat negara bagian baru, baik utara
maupun selatan saling berkompetisi untuk memperluas pengaruhnya, sehingga muncul
permasalhan baru sampai pada akhirnya pecah perang Saudara.
21

Hal menarik yang perlu kita lihat adalah bahwasanya setelalh pereng saudara berakhir
Amerika berkembang menjadi negara yang besra dan Adikuasa. Jadi, perang tidak selalu
berdampak negative. Seperti halnya Perang saudara di AS, telah memberikan beberapa akibat
positif. AS tetap merupakan satu kesatuan bahkan rasa kesatuan itu lebih kuat jika
dibandingkan dengan sebelum Perang Saudara. Sesudah perang saudara berakhir keadaan
Amerika memungkinkan untuk berkembang jadi negara adikuasa. Dengan dihancurkannya
perbudakkan menunjukkan bahwa AS mampu mempertahankan prinsip demokrasi. Namun
tidak dapat dipungkiri perang juga berakibat negative yaitu berupa kerugian secara Meteri
dan non materi, baik pihak yang kalah ataupun yang menang dalam peperang.
Selain hasil –hasil positif tersebut Amerika Utara sebagai pihak yang menang perang,
dihadapkan pada masalah-masalah ekonomi, sosial, dan politik. ekonomi, berupa hancurnya
perekonomian Selatan, karena perkebunan-perkebunan Selatan rusak akibat perang yang

berlangsung selama 4 tahun. Sosial berupa nasib para freedman. Politik berupa adanya 11
negara Selatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.
3.2 Saran
Kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, maka kami selaku penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan makalah ini untuk kedepannya.