Perancangan Media Informasi Tentang Sejarah Terbentuknya Kota Cirebon

(1)

Sejarah Terbentuknya

Kota Cirebon

Harrys Kosasih

52109046


(2)

Latar Belakang dan Sejarah

Kota Cirebon adalah salah satu kota yang bersejarah di Indonesia.

Selain itu, dikenal juga dengan Kota Wali karena sebagai pusat

penyebaran agama Islam dengan kebudayaan yang melimpah.

Kebudayaan tidak akan bertahan lama dan langgeng tanpa adanya

tradisi yang dikenal dan dilestarikan oleh masyarakat.

Untuk itu, perlu adanya media informasi yang menarik sebagai acuan.

Fokus Masalah

Masalah difokuskan pada keterbatasan media informasi dan

bagaimana merancang media informasi dengan visual yang menarik

tentang pentingnya sejarah terbentuknya Kota Cirebon bagi

masyarakat untuk dipelajari dan dipahami.


(3)

Solusi Masalah

Agar masyarakat memahami tentang pentingnya sejarah

terbentuknya Kota Cirebon sehingga dibutuhkan media informasi

yang secara langsung dapat dipahami oleh masyarakat serta

mabangun citra positif terhadap kebudayaan dan sejarah yang ada.

Konsep Visual

Media Informasi berupa buku bergambar dengan format desain hard cover

ukuran A4 yang diaplikasikan pada kertas art paper dengan orientasi landsacape

36 halaman pada isi buku.


(4)

Tata Letak (Layout)

Desain Layout Agresif adalah jenis layout yang bersifat menyerang.

Agresif dengan menampilkan gambar yang besar bahkan sebagai

latar belakang artikel jika diperlukan.

Bagian teks harus cukup kontras dengan menggunakan jenis huruf

yang legibly (jelas/mudah dibaca).

Tipografi

Media informasi harus memiliki kekuatan yang seimbang dalam

menyampaikan pesan visual yang dapat diterima dan dipahami

dengan mudah oleh target audiens.

AmericanType Md Bt

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890 .,:; ‘“/?!@#$%()

Ludica Sans

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890 .,:; ‘“/?!@#$%()


(5)

Fotografi

Teknik dasar dalam fotografi meliputi sudut pandang

(compotition/angel), depth of field (ketajaman), exposure

(pencahayaan), dan focus.

Dalam hal ini menggunakan teknik fotografi arsitektur detail.

Warna

Warna Subraktif (warna berbasis CMYK) secara umum dapat

Dikatakan warna yang dapat dilihat mata karena pantulan cahaya.

Warna ini sebagai prinsip warna untuk media cetak.


(6)

Buku Bergambar

Konsep awal media ini unruk memberikan informasi (informatif)

dan mengajak (persuasif) tentang pentingnya Sejarah Terbentuknya

Kota Cirebon. Dalam proses perancangan menggunakan komputer,

Camera, dan software desain Adobe Photoshop dan Illustrator CS4.

Teknis produksi dengan cetak digital (print out) menggunakan

material kertas Art Paper ukuran 29,7cm x 21cm (A4) dengan

orientasi landscape terdiri dari 36 halaman.


(7)

(8)

(9)

(10)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG

SEJARAH TERBENTUKNYA KOTA CIREBON

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2011/2012

Oleh :

Harrys Kosasih 52109046

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(11)

(12)

Abstrak

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG SEJARAH

TERBENTUKNYA KOTA CIREBON

Oleh :

Harrys Kosasih 52109046

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, bahasa dan kebudayaan. Indonesia terdiri dari beberapa provinsi, salah satunya adalah provinsi Jawa Barat yang ada di pulau Jawa. Seiring dengan berjalannya waktu, kota-kota di provinsi Jawa Barat mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Salah satunya adalah kota Cirebon. Kota Cirebon sebagai kota pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat, selain itu kota Cirebon dikenal dengan kota yang bersejarah dengan kebudayaan dan tradisi yang kuat.

Letak geografis kota Cirebon yang ada di daerah pesisir Pulau Jawa inilah yang menyebabkan kebudayaannya menjadi beraneka ragam. Kebudayaan dan tradisi tidak akan langgeng tanpa adanya semangat dan kekuatan dari masyarakat khususnya generasi muda untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Untuk itu, perlu adanya media informasi sebagai pendukung untuk lebih mudah mengenal dan memahami tentang sejarah terbentuknya kota Cirebon melalui kebudayaan. Media dapat menyampaikan informasi yang jelas dan akurat serta mudah dipahami dapat mendorong terciptanya kemajuan dan kesejahteraan di kota Cirebon. Karena dengan mengenal dan memahami tentang sejarah terbentuknya kota Cirebon, masyarakat khususnya generasi muda akan merasa memiliki jati diri, rasa hormat dan rasa memiliki dengan menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di kota Cirebon.


(13)

Abstract

DESIGN OF INFORMATION MEDIA ABOUT

HISTORY OF CIREBON CITY

By :

Harrys Kosasih 52109046

Visual Communication Design

Indonesia is one of the biggest island country in the world. Indonesia consist of various ethnics, religions, languages, and cultures. Indonesia consist of some provinces, one of the province is West Java Province in java island. In along time, cities in West Java Province experiencing speed development and advancement. One of the city is Cirebon City. Cirebon city is a Islamic religion propagate center in West Java, beside that Cirebon city is history city with strong cultures and tradition.

Geographycal location of Cirebon city is in the north beach Java island, that is cause Cirebon culture to be variety. Cultures and tradition will never strong without spirit and strength of Cirebon society especially young generation to conserve cultures. For that, needful information media to support and knowledge about history of Cirebon city by cultures. Media can extend good information for development and advancement Cirebon city because to support and knowledge about history of Cirebon city, people and young generation will have characteristic, respect and unity for keeping and conserving cultures in Cirebon city with proud to development and advancement Cirebon city.


(14)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar tugas akhir dengan judul “ Perancangan Media Informasi tentang Sejarah Terbentuknya Kota Cirebon”. Laporan ini merupakan salah satu persyaratan wajib dalam Diploma III Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan pengantar tugas akhir ini tidaklah semudah yang dibayangkan. Berbagai hambatan dan kesulitan dilalui oleh Penulis, tetapi dalam penyusunannya dengan tekad dan semangat Penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Bapak dan Ibu selaku orang tua dan segenap keluarga. 1.

Ibu Rini Maulina, M. Sn selaku Koordinator dan Dosen Pembimbing Tugas 2.

Akhir.

Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Desain Komunikasi Visual 3.

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Teman-teman dari Kelas DKV10.

4.

Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan 5.

pengantar tugas akhir ini.

Penulis mengharapkan atas kritik dan saran yang dapat membangun untuk kelengkapan dan kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi Penulis sendiri pada khususnya.

Bandung, Juli 2012


(15)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……..………. i

LEMBAR PENGESAHAN ..……… ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...………. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

DAFTAR ISI ……….... v

DAFTAR GAMBAR ……… vii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2Identifikasi Masalah ………... 3

1.3Fokus Masalah ……… 3

1.4Tujuan perancangan ……… 4

BAB II SEJARAH TERBENTUKNYA KOTA CIREBON ……… 5

2.1 Sejarah ……….... 5

2.1.1 Pengertian Sejarah ………... 5

2.2 Kota Cirebon ……….. 6

2.3 Sejarah kota Cirebon ………. 8

2.3.1 Asal-usul Nama Kota Cirebon ……… 8

2.3.2 Terbentuknya Kebudayaan di Kota Cirebon ……….. 9

2.4 Remaja / Anak Muda ………. 10

2.4.1 Perkembangan Psikologi Remaja ……… 11

2.5 Analisa Masalah ………. 12

2.6 Segmentasi ………. 15

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ……… 16

3.1 Strategi Perancangan ……….. 16

3.1.1 Pendekatan Komunikasi ……….. 16

3.1.2 Strategi Kreatif ……… 16

3.1.3 Strategi Media ……….. 16

3.1.4 Strategi Distribusi ……… 17

3.2 Konsep Visual ……… 18


(16)

3.2.2 Tata Letak (Layout) ………. 19

3.2.3 Tipografi ………. 20

3.2.4 Fotografi ………. 21

3.2.5 Warna ……….. 22

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ……….. 23

4.1 Media Utama ……….. 23

4.1.1 Buku Bergambar ………. 23

4.1.2 Teknik Produksi ………. 24

4.2 Media Pendukung ………. 24

4.2.1 Media T-shirt ……….. 25

4.2.2 Media Stiker ……… 25

4.2.3 Media Poster ………... 26

4.2.4 Media Leaflet ……….. 27

4.2.5 Media Kalender ………... 27

4.2.6 Media Amplop ………... 28

4.2.7 Media Pembatas Buku ………... 28

DAFTAR PUSTAKA ………. 29


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, bahasa dan kebudayaan. Indonesia terdiri dari beberapa provinsi, salah satunya adalah provinsi Jawa Barat yang ada di pulau Jawa. Seiring dengan berjalannya waktu, kota-kota di provinsi Jawa Barat mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Salah satunya adalah kota Cirebon.

Sebagai salah satu kota yang bersejarah di Indonesia, kota Cirebon tumbuh sejalan dengan berkembangnya zaman. Daerah yang strategis membuat Kota Cirebon menjadi kota yang maju dan mandiri dengan kekayaan alam dan budaya yang melimpah. Kota Cirebon dikenal sebagai kota pusat penyebaran agama Islam di Provinsi Jawa Barat.

Selain sebagai kota pusat penyebaran agama Islam, kota Cirebon juga dikenal sebagai kota budaya dengan Kesenian Tari Topeng, Kesenian Sintren, Batik Trusmi, Lagu Tarling, Maulid Nabi Muhammad (muludan), dan lain-lain. Letak geografis Kota Cirebon yang berada di pesisir pulau Jawa inilah yang menyebabkan kebudayaan di kota Cirebon beraneka ragam. Kebudayaan di Kota Cirebon yang berkembang sampai saat ini merupakan hasil dari akulturasi budaya berupa karya, karsa, dan rasa (buah pikiran/ akal budi) yang terdapat pada masyarakat Kota Cirebon. Kebudayaan yang bercampur dengan kebudayaan Kota Cirebon yaitu kebudayaan Cina, kebudayaan India, kebudayaan Arab, Kebudayaan Belanda, dan lain-lain. Kota Cirebon sangat kaya akan sejarah kebudayaan yang dibentuk oleh keragaman budaya tersebut. Kota Cirebon hidup dari kekayaan sejarah kebudayaannya, apabila generasi muda sebagai penerus kota Cirebon tidak dapat memahami tentang sejarah terbentuknya kota Cirebon dengan baik akan semakin memudarkan kekayaan budaya yang ada di kota Cirebon bahkan melupakannya.


(18)

2

Kota Cirebon adalah salah satu wilayah yang memiliki sejarah dan kebudayaan serta potensi sumber daya alam yang melimpah. Kota ini mempunyai karakteristik yang berbeda terhadap pola pengembangan pembangunan di wilayah masing-masing. Masyarakat Kota Cirebon pada umumnya dan generasi muda sebagai penerus harus menyadari bahwa kekuatan untuk mewujudkan kota Cirebon yang memiliki kekayaan budaya adalah dengan cara mengenali daerah/kotanya sendiri melalui sejarahnya. Apabila para pemuda kota Cirebon sebagai generasi penerus tidak mengetahui sejarah kotanya maka akan terjadi pergeseran kebudayaan yang ada bahkan akan menghilangnya kebudayaan yang telah menjadi bagian dari kehidupan dan tradisi masyarakat kota Cirebon, karena tanpa tradisi tidak mungkin suatu kebudayaan akan hidup dan langgeng di suatu daerah sehingga dengan adanya tradisi dalam kebudayaan menjadikan hubungan antara individu dan masyarakat menjadi harmonis. Selain itu, belum adanya informasi tentang sejarah kota Cirebon yang mudah dipahami bagi masyarakat, kurangnya minat generasi muda sebagai penerus untuk mengetahui sejarah kotanya untuk kemajuan kota Cirebon di masa depan yang lebih baik, sulitnya menyamakan persepsi kedaerahan, letak geografis, dan kesamaan sejarah kebudayaan di kota Cirebon yang dapat menimbulkan perpecahan dalam kebudayaan tersebut, keterbatasan pada media informasi tentang sejarah kota Cirebon sehingga dapat menghambat perkembangan kemajuan sebuah daerah karena ini merupakan aspek yang sangat penting dalam sejarah kota Cirebon, tidak adanya ilmu pengetahuan/pendidikan yang akurat tentang sejarah kota Cirebon sehingga masyarakat pada umumnya dan generasi muda pada khususnya tidak menjadi bimbang dan ragu atas informasi yang ada.


(19)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka diidentifikasi masalah agar masyarakat memahami dengan jelas dan benar tentang pentingnya sejarah kota Cirebon :

• Belum adanya informasi tentang sejarah kota Cirebon yang mudah dipahami bagi masyarakat.

• Kurangnya minat generasi muda sebagai penerus untuk mengetahui sejarah kotanya untuk kemajuan kota Cirebon di masa depan yang lebih baik.

Keterbatasan pada media informasi tentang sejarah kota Cirebon.

Tidak adanya Media Informasi tentang sejarah terbentuknya kota Cirebon yang lebih menarik untuk dipelajari dan dipahami sebagai buku bacaan.

1.3 Fokus Masalah

Dari identifikasi masalah yang dipaparkan, maka masalah difokuskan kepada keterbatasan media informasi dan bagaimana merancang media informasi dengan visual yang menarik tentang pentingnya sejarah kota Cirebon yang bagi masyarakat (khalayak umum) khususnya generasi muda sebagai penerus kebudayaan yang ada di kota Cirebon untuk dipelajari dan dipahami sebagai buku bacaan.


(20)

4

1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan

Agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang pentingnya sejarah kota Cirebon serta menjadikan kota Cirebon sebagai salah satu kota yang maju dan mandiri di Indonesia. Karena dengan mengenalkan sejarahnya, masyarakat akan lebih menghargai dan menghormati kebudayaan yang ada di kota Cirebon. Sehingga sebagai generasi penerus (para pemuda) harus berpikir kreatif dan kritis terhadap kemajuan zaman di era globalisasi ini untuk mewujudkan kota Cirebon menjadi lebih baik dimasa mendatang. Sehingga dibutuhkan media promosi sebagai informasi yang secara langsung dapat diketahui dan dipahami oleh masyarakat serta membangun citra yang positif terhadap kebudayaan dan sejarah kota Cirebon.


(21)

5

BAB II

SEJARAH TERBENTUKNYA KOTA CIREBON

2.1 Sejarah.

2.1.1 Pengertian Sejarah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sejarah adalah 1) asal-usul (keturunan) Silsilah; 2) kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; riwayat; cerita; 3) pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau; ilmu sejarah. Secara sempit Sejarah adalah sebuah peristiwa manusia yang bersumber dari realisasi diri, kebebasan dan keputusan daya rohani. Sedangkan secara luas, Sejarah adalah setiap peristiwa (kejadian). Sejarah adalah catatan peristiwa masa lampau, studi tentang sebab dan akibat. Sejarah kita adalah cerita hidup kita.

Secara etimologi atau asal katanya Sejarah diambil dari berbagai macam istilah. Diantaranya :

 Kata dalam bahasa Arab yaitu syajaratun artinya pohon.

Mereka mengenal juga kata syajarah annasab, artinya pohon silsilah. Pohon dalam hal ini dihubungkan dengan keturunan atau asal usul keluarga raja/ dinasti tertentu. Hal ini dijadikan elemen utama dalam kisah sejarah pada masa awal. Dikatakan sebagai pohon sebab pohon akan terus tumbuh dan berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih komplek/ maju. Sejarah seperti pohon yang terus berkembang dari akar sampai ke ranting yang terkecil.

 Dalam bahasa Jerman, yaitu Geschichte berarti sesuatu yang telah terjadi.  Dalam bahasa Belanda yaitu Geschiedenis, yang berarti terjadi.

 Dalam bahasa Inggris yaitu History, artinya masa lampau umat manusia.  Kata History sebenarnya diturunkan dari bahasa latin dan Yunani yaitu

Historia artinya informasi/pencarian, dapat pula diartikan Ilmu.

Hal ini menunjukkan bahwa pengkajian sejarah sepenuhnya bergantung kepada penyelidikan terhadap perkara-perkara yang benar-benar pernah terjadi. Istor dalam bahasa Yunani artinya orang pandai Istoria artinya ilmu yang khusus untuk menelaah gejala-gejala dalam urutan kronologis.


(22)

6

Berdasarkan asal kata tersebut maka sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat manusia. Sejarah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau modern.

Menurut Herodotus ahli sejarah dari Yunani yang mendapat sebutan Bapak Sejarah Dunia mengungkapkan bahwa : Sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunya seseorang tokoh, masyarakat, dan peradaban. Selain itu, sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang pasti melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.

Jadi, pengertian sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

2.2 Kota Cirebon

Berdasarkan Pemerintah Kota Cirebon, secara geografis Kota Cirebon terletak pada posisi 108.33o dan 6.41o Lintang Selatan pada pantai Utara Pulau Jawa, bagian timur provinsi Jawa Barat, memanjang dari barat ke timur 8 kilometer, Utara Selatan 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter dengan demikian Kota Cirebon merupakan daerah dataran rendah dengan luas wilayah administrasi 37,35 km2 atau 3.735,8 hektar yang mempunyai batas-batas sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane.

 Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal.  Sebelah Selatan : Sungai Kali Jaga.


(23)

7

Kota Wali, demikianlah julukan untuk Kota Cirebon karena sebagai pusat penyebaran agama Islam di Provinsi Jawa barat.. Kota Cirebon terletak di daerah pantai utara Propinsi Jawa Barat bagian timur. Dengan Letak geografis yang strategis, yang merupakan jalur utama transportasi dari Jakarta menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, yang melalui daerah utara atau pantai utara (pantura). Letak tersebut menjadikan suatu keuntungan bagi Kota Cirebon, terutama dari segi perhubungan, komunikasi, dan perdagangan.

Letaknya yang strategis membuat Kota Cirebon menjadi kota yang sibuk dengan kegiatan masyarakatnya. Dilalui oleh jalur pantura sebagai pintu gerbang dalam pendistribusian barang kebutuhan, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Hal ini juga membuat masyarakat Kota Cirebon mau tidak mau ikut serta dengan kegiatan ini sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat. Generasi muda menjadi ujung tombak sebagai barisan terdepan untuk memajukan Kota Cirebon sebagai kota yang maju dam mandiri.

Memanfaatkan kekayaan hasil laut yang melimpah karena sebagian besar penduduk aslinya berpendapatan dari hasil laut. Menjadikan pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan internasional yang dapat membangkitkan perekonomian daerah. Memiliki sumber pariwisata daerah yang menjadi tujuan wisata dengan diimbangi fasilitas yang memadai seperti Hotel berbintang atau wisma penginapan serta akses jalan yang memadai. Selain itu mempunyai industri-industri baru, seperti industri-industri rotan dan industri-industri tekstil (batik), lukis kaca, dan lain-lainnya. Kebudayaan yang melekat pada masyarakat Kota Cirebon merupakan perpaduan berbagai kebudayaan dari luar yang datang dan membentuk ciri khas kebudayaan tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertunjukan kebudayaan khas masyarakat kota Cirebon antara lain Tarling, Tari Topeng Cirebon, Sintren, Kesenian Gembyung dan Sandiwara Cirebonan.


(24)

8

2.3 Sejarah Kota Cirebon

2.3.1 Asal-usul Nama Kota Cirebon

Mengawali sejarah kota Cirebon pada abad ke-14 tepatnya 14 Bagian Terang (Sukia-Paksa) bulan Caitra tahun Saka 1367 atau 1 Muharram 848 H atau 8 April 1445 Masehi (dijadikan sebagai Hari Lahir Kota Cirebon) di pantai utara Jawa Barat terdapat sebuah desa nelayan kecil yang bernama Muara Jati. Penguasa dari Kerajaan Galuh yang ibukotanya Rajagaluh menempatkan seorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar adalah Ki Gedheng Alang-alang. Pada saat itu Pelabuhan Muara jati sudah banyak disinggahi oleh kapal-kapal asing untuk berniaga dengan penduduk setempat. Karena perkembangannya yang sangat pesat, Ki Gedheng Alang-alang memindahkan daerah pemukiman penduduk ke daerah Lemahwungkuk sebagai daerah Pemukiman 5 KM arah selatan dari pelabuhan Muara Jati. Daerah ini didatangi oleh saudagar-saudagar dan dan pedagang (asing) dari daerah lain yang menetap dan bermukim di daerah tersebut, sehingga daerah ini dinamakan Caruban yang artinya daerah campuran kemudian mengalami perubahan dalam pengucapannya menjadi Cerbon. Bahkan setelah menjadi daerah (dukuh/desa) yang besar, diangkatlah Ki Gedheng Alang-alang sebagai Kuwu Cerbon. Suatu ketika Ki Gedheng Alang-Alang-alang kedatangan tamu-tamu dari Kerajaan Padjajaran adalah Pangeran Walangsungsang putra dari Prabu Siliwangi dan istrinya Nyi Mas Indang Ayu beserta adiknya Ratu Mas Rarasantang. Dengan berjalannya waktu, mereka membuka hutan dengan menebang pepohonan dan menanami Palawija untuk membangun perkebunan. Pada malam harinya, mereka menangkap ikan dan rebon(udang kecil) dengan jala dan sebuah perahu kecil. Semua hasil laut dan perkebunan dijual pada tengkulak-tengkulak di daerah Palimanan dan Galuh.

Sulendraningrat (1984) menjelaskan “ Adapun air perasan dari rebon dimasak dengan diberi bumbu. Karenanya masyarakat memberi nama daerah pemukiman tersebut dengan nama Dukuh Cirebon “ (h.14).

Setelah Ki Gedheng Alang-alang wafat, ditunjuklah Pangeran


(25)

9

Diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Kerajaan Galuh dan Kerajaan Padjajaran, akhirnya para raja itu pun murka dengan mengirim bala tentara untuk menyerang Adipati Cirebon. Namun, ternyata Adipati Cirebon terlalu kuat bagi bala tentara kerajaan Galuh dan Kerajaan Padjajaran itu sehingga ia pun dapat memenangkan pertempuran itu. Kemudian setelah kejadian itu, Pangeran

Walangsungsang dan Syarief Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)

memproklamasikan kemerdekaan dan mendirikan Kerajaan Islam Cirebon yang lepas dari kekuasaan Kerajaan Padjajaran. Kerajaan Islam Cirebon dengan Pelabuhan Muara Jati yang lalu lintas dan aktifitas perdagangannya berkembang dengan pesat sampai ke kawasan Asia Tenggara.

2.3.2 Terbentuknya Kebudayaan di Kota Cirebon

Letak geografis Kota Cirebon yang berada di pesisir pulau Jawa inilah yang menyebabkan kebudayaan di kota Cirebon beraneka ragam. Kebudayaan di Kota Cirebon yang berkembang sampai saat ini bukan merupakan cerminan karya, karsa, dan rasa (buah pikiran/ akal budi) masyarakat Kota Cirebon itu sendiri, melainkan pembiasan dari kebudayaan-kebudayaan dari luar. Sehingga kebudayaan yang kental itu bercampur dengan kebudayaan lain seperti kebudayaan China, kebudayaan India, kebudayaan Arab, Kebudayaan Belanda, dan lain-lain. Kota Cirebon sangat kaya akan sejarah kebudayaan yang dibentuk oleh keragaman budaya tersebut. Kota Cirebon menjadi sangat terbuka bagi interaksi budaya yang meluas dan mendalam.

Pada tahun 1447 Masehi, kaum pendatang yang kemudian menetap dan menjadi penduduk Cirebon saat itu berjumlah sekira 346 orang yang mencakup beberapa etnis, seperti Sunda, Jawa, Sumatera, Semenanjung, India, Parsi (Persia), Syam (Syiria), Arab, China,dan Eropa. Sebagai konsekuensi logis dari realitas masyarakat yang sedemikian plural, proses akulturasi budaya dan sinkrentisme

menjadi sebuah keniscayaan yang tak dapat terelakkan. Secara budaya

kelompok-kelompok etnis tersebut di atas berbaur satu sama yang lain dan saling melengkapi. Secara kasat mata, kita dapat melihat dan menyimak bagaimana


(26)

10

pengaruh kebudayaan Hindu-Budha (India), China, Islam dan Barat (Eropa). Di samping itu tetap adanya budaya leluhur (pribumi) yang menyatu kemudian membentuk struktur peradaban yang khas. Bermula dari situ pulalah, konstruksi budaya Kota Cirebon dibangun. Sentuhan-sentuhan genetika budaya primordial yang beragam, secara demografis memainkan peranan yang cukup signifikan dalam pembentukan karakteristik sekaligus melahirkan kebudayaan yang cenderung hibrid. Identitas yang hibrid itu kemudian diaplikasikan ke dalam berbagai bentuk budaya material, mulai dari kain (batik), seni boga, seni pertunjukan, bangunan-bangunan hingga tempat ibadah bahkan pada kehidupan sehari-hari yang sifatnya sangat mendasar, seperti pada sistem kepercayaan masyarakatnya.

Salah satu contoh secara simbolik kebudayaan Cirebon tampak pada bentuk ornamen kereta Paksi Naga Liman. Kereta kebesaran Kesultanan Cirebon di masa lampau itu berbentuk hewan bersayap, berkepala naga, dan berbelalai gajah. Hal tersebut memberikan makna yang sangat mendalam bahwa konstruksi kebudayaan Cirebon terbentuk dari tiga kekuatan besar, yakni kebudayaan China (naga), kebudayaan Hindu (gajah), dan kebudayaan Islam (liman). Kaligrafi yang menggambarkan seekor macan putih dari Cirebon ( Macan Ali) yang dikelilingi oleh kutipan ayat-ayat Al-Quran dalam tulisan Arab. Piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding keraton-keraton di Cirebon. Topeng Cirebon dan Motif batik Mega Mendung yang menggambarkan awan pembawa hujan sebagai pembawa kesuburan dan kehidupan merupakan pengaruh dari kebudayaan China.

2.4 Remaja / Anak Muda

Istilah remaja berasal dari bahasa latin adolescence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Menurut pakar psikologi Sri Sumini dan Siti Sundari (2004:53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.


(27)

11

Rentang waktu yang dialami seseorang ketika memasuki usia 12-22 tahun. Masa

remaja tetaplah merupakan suatu fase pertumbuhan dan perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Dalam periode ini pastilah terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental dan sosial. Masa ini juga merupakan periode pencarian identitas diri, sehingga remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan. Umumnya proses pematangan fisik lebih cepat dari pematangan psikososialnya. Karena itu seringkali terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap stres.

2.4.1 Perkembangan Psikologi Remaja

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut Plato dalam buku Psikologi Umum oleh Kartini Kartono pada tahun 1996, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).

Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana mereka (anak) sudah tidak merasa lagi dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataanya merupakan cirri khas yang umum dari periode perkembangan ini.

Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja yaitu :

1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.


(28)

12

3. Adanya perasaan kosong akibat perubahan pandangan dan

petunjuk hidup.

4. Adanya sikap menentang dan menantang pada keadaan, karena pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan dengan orang lain.

5. Kegelisahan karena banyak hal yang diinginkan tetapi tidak sanggup untuk memenuhi semuanya.

6. Senagn bereksperimentasi dan bereksploitasi.

7. Mempunyai banyak fantasi, khayalan dan bualan.

8. Kecenderungan membuat kelompok dan kecenderungan kegiatan

yang berkelompok.

Berdasarkan tinjauan teori perkembangan usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif (daya pikir), emosional, sosial, pencapaian dan kepuasan. Sebagian remaja mampu mengatasi masa transisi ini dengan baik tetapi ada juga yang mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial sehingga dapat menimbulkan permasalahan yang dialami oleh remaja.

2.5 Analisa Masalah

Informasi yang benar harus didampingi dengan komunikasi yang jelas, sehingga pesan yang akan disampaikan tepat sasaran kepada penerimanya. Begitu juga dengan sejarah terbentuknya Kota Cirebon perlu adanya informasi yang jelas dan akurat yang dapat diinformasikan kepada masyarakat pada umumnya dan generasi muda sebagai penerus pada khususnya. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan atau survey dengan cara wawancara dan menyebarkan angket pertanyaan kepada target audiens sehingga ditemukan beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut :


(29)

13

Tidak adanya Media Informasi yang lebih menarik

Melalui analisa masalah dengan cara memberikan angket pertanyaan secara langsung ataupun tidak langsung melalui media sosial seperti Facebook kepada responden sebagai target audiens media informasi tersebut. Dari hasil memberikan angket pertanyaan yang diberikan kepada 20 responden diperoleh jawaban atau komentar yang sebagian besar menyatakan bahwa buku bacaan tentang sejarah terbentuknya kota Cirebon yang kurang menarik, membosankan dalam membacanya yang dipenuhi dengan teks pada layoutnya.

Gambar II.1 Diagram Angket.

Keterbatasan Media Informasi untuk Remaja (Pelajar)

Analisa masalah dengan cara melakukan pengamatan atau observasi melalui online pada tanggal 12 Mei 2012, Penulis menemukan tidak adanya materi pendidikan tentang sejarah terbentuknya kota Cirebon pada buku-buku mata pelajaran khususnya Sejarah (SMA Kelas XI). Karena sebagai generasi muda sangat penting untuk mengetahui dan memahami tentang sejarah daerahnya


(30)

14

yang dapat mendorong kemajuan dan perkembangan kota Cirebon dimasa mendatang.

Kurangnya minat generasi muda untuk memahami tentang sejarah terbentuknya kota Cirebon.

Melalui analisa masalah dengan cara menulis artikel wawancara dengan staf dari Dinas Sosial Kota Cirebon tentang persoalan dan masalah sosial yang ditimbulkan akibat kurangnya minat generasi muda untuk memahami tentang pentingnya sejarah terbentuknya kota Cirebon. Permasalahan dan persoalan sosial tersebut diantaranya adalah perilaku yang kontardiktif dalam diri seseorang, yang secara kuat menimbulkan berbagai tindakan agresif yang berlebihan sehingga kreatifitas dan produktifitas generasi muda yang menurun, bermalas-malasan, sikap yang tidak bertanggung jawab, bahkan tindakan yang menjurus pada kriminalitas seperti mencoret-coret dinding perkotaan dan merusak fasilitas umum, melanggar aturan lalu lintas atau ugal-ugalan dijalan raya sebagai awal munculnya “geng motor”, perkelahian antarpemuda, penyalahgunaan minuman keras dan narkoba yang menimbulkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan di masyarakat, dan tindakan anarkis lainnya. Tetapi dengan memahami kebudayaan dan sejarah terbentuknya kota Cirebon, generasi muda telah memiliki jati diri daerahnya, rasa memiliki yang dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada dengan menghargai dan menghormatinya. Untuk itu perlu adanya media informasi tentang terbentuknya kota Cirebon yang tepat pada sasaran target audiensnya.


(31)

15

2.6 Segmentasi

1. Geografis

 Ditunjukan kepada pelajar/mahasiswa dan masyarakat pada

umumnya di wilayah Kota Cirebon dan kota sekitarnya yang sering berpergian ke Kota Cirebon.

2. Psikografis

 Sangat mudah dipengaruhi kebudayaan lingkungan, minat dan

tertarik untuk mengapresiasikan kebudayaan.

 Memiliki hobi atau yang menyukai membaca.

 Memiliki rasa ingin tahu terhadap sejarah daerah dan menyukai wisata (study tour).

3. Demografis

 Remaja (usia sekolah).

 Jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berusia 12 – 22 tahun.

 Profesi sebagai pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.


(32)

16

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan.

Pada strategi perancangan dibutuhkan gagasan yang tepat dan efektif untuk menyampaikan media informasi yang baik dan akan menghasilkan karya yang lebih maksimal. Dimulai dengan tahapan strategi perancangan terlebih dahulu kemudian mengacu pada konsep visual yang akan dibuat.

3.1.1 Pendekatan Komunikasi

Sebuah media informasi yang benar harus didampingi dengan komunikasi yang jelas, sehingga pesan yang disampaikan tepat sasaran kepada penerimanya. Begitu juga dengan Sejarah Terbentuknya Kota Cirebon yang perlu diinformasikan kepada masyarakat pada umumnya dan generasi muda pada khususnya. Hal ini perlu adanya pendekatan komunikasi yang bertujuan persuatif (mengajak) dan informatif (menyampaikan) pesan yang akan disampaikan sehingga baik secara langsung dan tidak langsung dapat memberikan pandangan positif terhadap masyarakat khususnya generasi muda tentang pentingnya Sejarah Terbentuknya Kota Cirebon yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3.1.2 Strategi Kreatif

Dalam pendekatan Kreatif yang dirancang dengan sedemikian rupa untuk menarik perhatian awal dari target audiens dengan cara menyatukan teknik fotografi/ilustrasi dan tipografi kedalam rancangan media informasi tersebut. Selain itu, dipadukan dengan warna dan tema yang disesuaikan dengan rancangan media informasi tersebut agar target audiens dapat memahami dan mengetahui pesan yang disampaikan efektif dan akurat.


(33)

17 3.1.3 Strategi Media

Media adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan dari satu orang kepada orang lain sehingga pesan yang disampaikan tepat dan dapat dipahami. Media yang dipilih sebagai media informasi pada sejarah terbentuknya kota Cirebon adalah :

1. Buku

Sebagai media utama untuk menyampaikan informasi yang sangat lengkap dan mendetail tentang sejarah terbentuknya kota Cirebon kepada generasi muda khususnya dan masyarakat di kota Cirebon pada khususnya.

2. Poster

Sebagai media yang mendukung untuk menyampaikan informasi kepada target audiens. Dengan tema yang menarik dan penempatannya pada tempat-tempak yang strategis seperti, sekolah-sekolah, cafe-cafe sebagai tempat berkumpulnya anak muda, dan tempat keramaian lainnya.

3. Internet

Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, internet dijadikan sebagai media informasi yang cepat dalam menyebarkan sebuah informasi, salah satunya melalui media sosial internet seperti facebook.

3.1.3 Strategi Distribusi

Media informasi ini didistribusikan kepada Dinas Pendidikan Kota Cirebon sebagai sarana pendukung dalam proses pembelajaran serta buku acuan yang efektif untuk diserahkan kepada sekolah-sekolah di Kota Cirebon, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai penyalur media informasi tersebut untuk dijadikan sebagai cinderamata/kenang-kenangan kepada wisatawan.


(34)

18 3.2 Konsep Visual

Dalam proses penyampaian media informasi tentang sejarah terbentuknya Kota Cirebon kepada target audiens, maka dibutuhkan konsep visual yang tepat dan efektif sehingga menarik dan dapat dipahami dengan jelas. Ada pun konsep-konsep visualnya sebagai berikut :

3.2.1 Format Desain

Pada media informasi ini telah ditemukan gaya yang akan dipakai untuk memudahkan penyampaian bahasa visual melalui layout, tipografi, ilustrasi dan warna sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh target audiens.

• Buku

Dengan format hard cover ukuran A4 dengan diaplikasikan pada kertas art paper dengan orientasi landscape 36 halaman yang disesuaikan isi buku.


(35)

19

Gambar III.1 Format Buku Sumber : idealog.co.cz

3.2.2 Tata Letak ( layout )

Dalam proses perancangan media informasi ini menggunakan layout dengan komposisi yang menarik sehingga dapat mewakilkan pesan dan kesan yanga ada pada media informasi tersebut sehingga target audiens mudah memahami dan mengerti tentang sejarah terbentuknya Kota Cirebon. Desain lay out Agresif, jenis ini bersifat menyerang. Siapa orangnya yang tidak ingin meraih dan melihat (sebelum kemudian membaca) isinya. Keagresifan dari desain ini dibuat dengan menampilkan gambar yang besar dan bahkan sebagai latar belakang artikel jika perlu. Gambar yang besar sekaligus untuk menggantikan peran white space secara berkebalikan. Jika gambar tampil kuat, bagian teks harus cukup kontras untuk dibaca, baik dengan memberikan background maupun menggunakan jenis huruf yang sangat legibly (dapat dibaca) dalam warna yang jelas. Mesin cetak high quality diperlukan untuk memproduksi publikasi ini.


(36)

20

Gambar III.2 Layout Buku Sumber : blogspot.com

3.2.3 Tipografi

Pemilihan dan penggunaan huruf dalam media informasi ini harus

diperhatikan karena antara konsep dan tipografi yang akan dibuat untuk media informasi harus memiliki kekuatan yang seimbang dalam menyampaikan pesan visual yang dapat diterima dan dipahami dengan mudah oleh target audiens. Dalam hal ini ditekankan pada readability dan legitibility, untuk itu menggunakan satu type font family contohnya Lucida Type Family.

!"#$% & '() *+, - . /01234 5


(37)

21

!"#$%&'()*+,-./012345

!"# $% &'() *+ ,- . / 012345

6789:;<=>? @ABCDEFGHIJK

3.2.4 Fotografi

Definisi fotografi, fotografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Phobos yang

berarti cahaya dan graphoo yang berarti menulis. Fotografi adalah pembuatan

gambar dengan menggunakan lensa dan film atau pelat peka cahaya. Istilah fotografi pertama kali digunakan oleh Sir John Herschel pada tahun 1839. Teknik dasar dalam fotografi meliputi sudut pandang (compotition/angle), depth of field (ketajaman), exposure (pencahayaan), dan focus. Dalam hal ini menggunakan teknik fotografi arsitektur detail, yaitu memotret bagian-bagian tertentu yang dianggap istimewa dari sebuah bangunan atau menonjolkan hal unik yang ada didalam sebuah bangunan.

Gambar III.2 Arsitektur Masjid Sumber : dokumen pribadi


(38)

22 3.2.5 Warna

Penggunaan material pada media informasi ini sangat mempengaruhi tampilan dari media informasi tersebut. Penggunaan warna didalam perancangan media informasi yang ada antara lain warna subtraktif (warna berbasis CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Key(black)) secara umum dapat dikatakan warna yang dapat dilihat mata karena ada pantulan cahaya sebagai prinsip warna untuk

media cetak. Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya,. warna yang dipilih juga

menentukan sifat dari konsep visual pada media informasi ini.

Gambar III.4 Warna Subtraktif Sumber : designtheplanet.com


(39)

23

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1 Media Utama 4.1.1 Buku Bergambar

Konsep awal proses perancangan dan tujuan buku bergambar Sejarah terbentuknya Kota Cirebon adalah memberikan informasi (informatif) tentang Sejarah dan kebudayaan yang ada di kota Cirebon serta mengajak (persuatif) masyarakat khususnya pemuda sebagai generasi penerus untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan sebagai warisan dari leluhur. Proses pembuatan dalam perancangan buku bergambar Sejarah Terbentuknya Kota Cirebon ini menggunakan komputer sebagai alat bantu utama (hardware), kamera DSLR Canon 550D dalam proses pengambilan gambar, dan menggunakan perangkat lunak (software) grafis seperti Adobe Photoshop CS4 dan Adobe Illustrator CS4 sebagai pendukung dan mempermudah dalam proses pembuatannya.

Gambar IV.1 Buku Sejarah Terbentuknya Kota Cirebon

Buku bergambar Sejarah Terbentuknya Kota Cirebon sebagai media informasi utama yang ditujukan kepada target audiens. Teknis produksi dengan cetak digital (print out) menggunakan material kertas Art Paper ukuran 21cm x 29.7cm (A4) dengan orientasi landscape terdiri dari 36 halaman.


(40)

24

4.1.2 Teknik Produksi

Perangkat lunak (Software) grafis yang digunakan adalah Adobe Photoshop CS4 baik pada sampul dan halaman isi dengan menggabungkan beberapa gambar serta pengunaan tools pada Adobe Photoshop CS4 seperti

pengaturan Brightness/Contrast, Layer, Level, Curves, Hue/Saturation,

shadows/highlights dan pengurangan opacity, brush tools serta plug-in color efex pro 3.0.

Gambar IV.2 Teknik Pembuatan Buku

4.2 Media Pendukung

Media pendukung dalam hal ini bersifat sebagai pengingat (merchandise) dan dapat digunakan oleh target audiens bahkan dapat digunakan juga sebagai media untuk memperluas informasi yang disampaikan.


(41)

25

4.2.1 T-shirt

Spesifikasi Media T-shirt dengan teknik produksi Print DTG (Direct To Garment) menggunakan material kain bahan Combat 30S ukuran L.

Gambar IV.3 Media T-shirt

4.2.2 Media Stiker

Spesifikasi Media Stiker dengan teknik produksi Print Out menggunakan material kertas stiker ukuran 10.5 cm x 5,5 cm.


(42)

26

Gambar IV.4 Media Stiker

4.2.3 Media Poster

Spesifikasi Media Poster dengan teknik produksi Print Out menggunakan material kertas Art Paper ukuran 29.7cm x 42cm (A3) dengan orientasi Portrait.


(43)

27

4.2.4 Media Leaflet

Spesifikasi Media Leaflet dengan teknik produksi Print Out menggunakan kertas material Art Paper ukuran 14.8cm x 21cm (A5) dengan orientasi Portrait dipasang pada acrylic.

Gambar IV.6 Media Leaflet

4.2.5 Media Kalender

Spesifikasi Media Kalender dengan teknik produksi Print Out menggunakan kertas material Art Paper ukuran 29,7 cm x 42 cm (A3) dengan orientasi Landscape.


(44)

28

4.2.6 Media Amplop

Spesifikasi Media Amplop dengan teknik produksi Print Out menggunakan kertas material HVS ukuran 24,5 cm x 11,5 cm dengan orientasi Landscape.

Gambar IV.8 Media Amplop

4.2.7 Media Pembatas Buku

Spesifikasi Media Pembatas Buku dengan teknik produksi Print Out menggunakan kertas material Art Paper ukuran 5,5 cm x 11,5 cm.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Sulendraningrat.(1978).Carita Purwaka Caruban Nagari.Cirebon:

Sulendraningrat.(1984).Babad Cirebon.Cirebon:

Sulendraningrat.(2005).Naskah Pangeran Wangsakerta.Bandung:Pustaka Jaya.

Rustan, Surianto. (2010). Huruf Font Tipografi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto.(2009).Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta : Gramedia.

Sihombing, Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga

Concept, Majalah Desain Grafis. V01/01’04. (2004). Jakarta : PT Concept Media. http://www.kota-cirebon.go.id.htm

[ 28 Desember 2011 ]

http://multiply.com/mu/djawatempodoeloe/image/36/photos/246.JPG [ 16 Januari 2012 ]

http://idealog.co.cz/magazine-layout/image/54.JPG [ 8 Juni 2012 ]


(46)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Harrys Kosasih

Alamat Lengkap : Jalan Pangeran Walangsungsang N0.9 RT 01/RW 03 Desa Jati Seeng Kidul Kecamatan. Ciledug Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Indonesia

Nomer Telephone / HP : 085728289529

E-mail : harryskosasih@yahoo.com

: hks_power99@yahoo.com Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 29 Juli 1988 Status Marital : Belum Menikah Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Kecakapan Bahasa : Bahasa Indonesia : Bahasa Inggris ( pasif ) : Bahasa Jawa

: Bahasa Sunda

Pendidikan Formal : Sekolah Dasar Lulus Tahun 2000 : Sekolah Menegah Pertama Tahun 2003 : Sekolah Menengah Atas Tahun 2006


(1)

4.2.1 T-shirt

Spesifikasi Media T-shirt dengan teknik produksi Print DTG (Direct To Garment) menggunakan material kain bahan Combat 30S ukuran L.

Gambar IV.3 Media T-shirt

4.2.2 Media Stiker

Spesifikasi Media Stiker dengan teknik produksi Print Out menggunakan material kertas stiker ukuran 10.5 cm x 5,5 cm.


(2)

Gambar IV.4 Media Stiker 4.2.3 Media Poster

Spesifikasi Media Poster dengan teknik produksi Print Out menggunakan material kertas Art Paper ukuran 29.7cm x 42cm (A3) dengan orientasi Portrait.


(3)

4.2.4 Media Leaflet

Spesifikasi Media Leaflet dengan teknik produksi Print Out menggunakan kertas material Art Paper ukuran 14.8cm x 21cm (A5) dengan orientasi Portrait dipasang pada acrylic.

Gambar IV.6 Media Leaflet 4.2.5 Media Kalender

Spesifikasi Media Kalender dengan teknik produksi Print Out menggunakan kertas material Art Paper ukuran 29,7 cm x 42 cm (A3) dengan orientasi Landscape.


(4)

4.2.6 Media Amplop

Spesifikasi Media Amplop dengan teknik produksi Print Out menggunakan kertas material HVS ukuran 24,5 cm x 11,5 cm dengan orientasi Landscape.

Gambar IV.8 Media Amplop 4.2.7 Media Pembatas Buku

Spesifikasi Media Pembatas Buku dengan teknik produksi Print Out menggunakan kertas material Art Paper ukuran 5,5 cm x 11,5 cm.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sulendraningrat.(1978).Carita Purwaka Caruban Nagari.Cirebon: Sulendraningrat.(1984).Babad Cirebon.Cirebon:

Sulendraningrat.(2005).Naskah Pangeran Wangsakerta.Bandung:Pustaka Jaya. Rustan, Surianto. (2010). Huruf Font Tipografi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto.(2009).Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta : Gramedia.

Sihombing, Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga

Concept, Majalah Desain Grafis. V01/01’04. (2004). Jakarta : PT Concept Media. http://www.kota-cirebon.go.id.htm

[ 28 Desember 2011 ]

http://multiply.com/mu/djawatempodoeloe/image/36/photos/246.JPG [ 16 Januari 2012 ]

http://idealog.co.cz/magazine-layout/image/54.JPG [ 8 Juni 2012 ]


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Harrys Kosasih

Alamat Lengkap : Jalan Pangeran Walangsungsang N0.9 RT 01/RW 03 Desa Jati Seeng Kidul Kecamatan. Ciledug Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Indonesia

Nomer Telephone / HP : 085728289529

E-mail : harryskosasih@yahoo.com : hks_power99@yahoo.com Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 29 Juli 1988 Status Marital : Belum Menikah Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa Kecakapan Bahasa : Bahasa Indonesia

: Bahasa Inggris ( pasif ) : Bahasa Jawa

: Bahasa Sunda

Pendidikan Formal : Sekolah Dasar Lulus Tahun 2000 : Sekolah Menegah Pertama Tahun 2003 : Sekolah Menengah Atas Tahun 2006