SASARAN TEROR ANTAR NEGARA asia

SASARAN TEROR ANTAR NEGARA
(DIBALIK KIPRAH NOR DIN M TOP)
Latar belakang
Teror bom yang terjadi akhir-akhir ini telah membangunkan rasa keprihatinan kita
terhadap nilai-nilai moral bangsa Indonesia, utamanya terhadap para pelaku bom bunuh
diri. Entah berdasarkan ideology atau apapun namanya, mereka telah menjadi orang yang
sia-sia mengakhiri hidupnya sendiri dengan mencelakai orang lain.
Sangat disayangkan bahwa warganegara Indonesialah yang meneror bangsanya sendiri.
Betapa tidak ? seluruh pelaku yang meninggal karena bom bunuh diri atau orang-orang
yang terkait lainnya seluruhnya merupakan bangsa Indonesia sendiri. Mereka tidak
menyadari bahwa telah di-indoktrinasi sedemikian hebatnya sehingga nalar sehat
hilang/tidak digunakan, dan akhir perbuatannya merugikan bangsanya sendiri.
Otak atau dalang dari semua ini adalah Nor Din M Top yang berasal dari Negara
Malaysia, semua orang pasti tahu karena ditayangkan setiap hari oleh berbagai media
masa baik electronic maupun cetak. Mungkinkah dia bergerak sendiri ??? atau
digerakkan oleh pihak lain ?? jika digerakkan oleh pihak lain siapa pihak dimaksud itu ??
Jaringan International kah itu ?
Suatu gerakan yang telah terjadi terkait dengan aksi Bom di berbagai tempat di
Indonesia adalah merupakan suatu jaringan yang disusun dengan rapih dan terstruktur,
apalagi memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga dapat dipastikan mereka
merupakan jaringan yang cukup solid. Hal ini dapat mudah di-identifikasi seperti dari

mana mereka mendapatkan biaya operasional yang tidak sedikit itu untuk menjalankan
aksinya. Dan bagaimana mereka dapat membangun jaringannya yang semakin luas ???
Sering dalam pemberitaan oleh media masa, mereka dikaitkan dengan Al Qaida dan atau
J.I. (Jamaah Islamiah) namun sejauh ini pihak-pihak yang disinggungpun tidak
mengeluarkan komentarnya. Dalam pergerakkannya pula mereka tidak mudah untuk
terdeteksi, karena bergerak dalam satuan-satuan kecil dan selalu berpindah-pindah tempat
( istilah perangnya “hit and run” )
Jika ditinjau dari rekruitmen anggotanya, mereka selalu berbasis disekitar orang-orang
yang ke-Islaman-nya setengah matang, alias tanggung, sehingga dari pemahaman yang
sempit pada dunianya itulah mereka mudah direkruit, bahkan mayoritas masih ada
hubungan kekeluargaan. Pola ini mungkin saja ada kaitannya dengan suatu Negara yang
berniat untuk mengganggu stabilitas Bangsa dan Negara Indonesia, dan dengan demikian
(menurut pandangan mereka) negaranya akan mendapat keuntungan.
Jadi bisakah apabila hanya dikaitkan dengan gerakan Jaringan yang bersifat International
( Al Qaida ?? atau Jamaah Islamiah ??? ) walahu’alam bisawab.
Lalu siapa ??? menurut pandangan penulis ada peran suatu Negara untuk mengambil
manfaat dari instabilitas Negara Indonesia. Waspadalah !!!!

Terorisme antar Negara
Menurut pandangan penulis, jika kita mengidentifikasi pergerakan/kiprah bangsabangsa di dunia, terutama lingkungan disekitar bangsa Indonesia, maka Negara-negara

yang di-identifikasi kedekatannya dengan Indonesia baik secara geografis maupun
sosiopolitis eknomis dan ideologis dapat diuraikan sebagai berikut :

Negara-negara berpotensi konfliknya cukup tinggi antara lain negara-negara
ASEAN yang berbatasan dengan Indonesia antara lain : Singapore, Malaysia,
Philipina, juga termasuk Negara Australia & Amerika Serikat.

Sedangkan Negara lainnya yang potensi konfliknya rendah seperti; Papua
newgini, Timot Leste, Vietnam, Thailand.
Mengapa butir 1 diatas dinyatakan konfliknya cukup tinggi ??? karena kiprahnya yang
luar biasa antara 5 s/d 10 tahun terakhir ini yang bisa dikaitkan dengan kondisi Indonesia.
Mari kita tinjau sebagai berikut :
Singapore : sejak presiden Soeharto lengser, mereka mulai berani bertingkah, apalagi
dengan keengganannya membantu mengembalikan para koruptor beserta uang-uang yang
dilarikannya (kasus BLBI). Lalu konflik pengawasan perbatasan dan pelanggaran
wilayah udara oleh pesawat-pesawat tempur mereka, penggalian pasir pantai di pulaupulau wilayah Indonesia untuk reklamasi pantai dinegaranya, sehingga diharapkan
dengan meluasnya wilayah mereka maka akan mengklaim perbatasan lautnya, dlsb.
Malaysia : Perebutan pulau sepadan dan linggitan, salah satu indikasi nyata. Apalagi
terakhir mereka akan menggugat kepulauan Ambalat. Disamping itu mereka
memperlakukan warga Negara Inodnesia yang bekerja di Negara mereka tidak

manusiawi. Mereka merendahkan martabat bangsa kita dengan melakukan tindakantindakan merebut hasil karya budaya bangsa dengan menggugat dan mengklaim melalui
hak karya cipta di tingkat international atas karya budaya bangsa Indonesia yang lahir
sejak dahulu kala di lingkungan bangsa Indonesia dan sampai saat ini masih berkembang
kelestariannya di lingkungan bangsa Indonesia. Mereka dengan beraninya melakukan
klaim tanpa rasa malu dan takut terhadap bangsa Indonesia.
Bagaimana cukong-cukong warga Malaysia melakukan penjarahan hutan Kalimantan
demikian dasyatnya, bahkan ironisnya mereka menggunakan tenaga Kerja bangsa
Indonesia sendiri. Perkebunan kelapa sawit dan monopoli perdagangannya cenderung
mendikte produsen kelapa sawit Indonesia. Luar biasa !!!!
Disisi lain pembajakan karya intelektual dan tenaga kerja trampilpun merajalela.
Malaysia telah banyak melakukan rekruitmen tenaga kerja ahli di berbagai bidang,
terutama mereka merekruit mantan karyawan PT DI yang berkeahlian di bidang industri
pesawat terbang. Hal ini memang akibat dari hukum pasar, dimana tenaga kerja yang
dimaksud itu tidak dapat diberdayakan didalam negeri, maka mereka akan mengambil
kesempatan penawaran kerja di Malaysia.
Masih banyak lagi hal-hal yang sangat memprihatinkan, misalnya perdagangan minyak
kelapa sawit yang dikuasai sepenuhnya oleh pihak Malaysia, sedangkan kita yang
memiliki ribuan bahkan jutaan hektar ladang kelapa sawit hanya sebagai follower.
Eksploitasi manusia (TKI) di negeri jiran ini luar biasa. Berbagai kasus pelecehan,
penyiksaan, penindasan oleh aparatnya dan perbudakan sudah sering kita dengar

beritanya, namun bagi aparat kita hanya dipandang sebagai bagian dari porses yang
sangat biasa, jadi tidak perlu ditangani secara serius.

Terakhir yang paling hangat adalah masalah Bom bunuh diri. Otak pelakunya warga
negara Malaysia yang memanfaatkan kesempitan pandangan oknom warga negara
Indonesia sendiri. Secara logika bagaimana mungkin hal ini hanya merupakan kerja
individu atau kelompok kecil orang yang sekedar iseng ??? sedangkan kejadian ini sudah
terjadi berkali-kali di tengah bangsa Indonesia.
Pandangan penulis adalah kerja profesional yang terorganiris dan bahkan dapat
merupakan misi khusus dari suatu negara untuk membangun citra negatif bagi bangsa
Indonesia. Meskipun hal ini belum dapat dibuktikan secara yuridis formal, namun secara
intuisi hal ini dapat saja terjadi. Bukankah dengan prinsip pasar bebas, investasi tidak
akan mudah masuk kepada suatu negara yang kondisinya sedang carut marut atau
dicekam rasa takut akan ulah teroris ??? dan bukan suatu hal yang mustahil jika investasi
tersebut akhirnya di alihkan ke negara lain (tetangga). Oleh sebab itu maka teori
gampangnya ; harus dialihkan kepada negara lainnya yang dipandang aman !!!! bukan
tidak mungkin teori inipun digunakan untuk sekedar mengalihkan kedatangan club
sepakbola eropa (MU) yang jika sukses di Indonesia akan bisa mengambil manfaatnya
untuk mengajukan sebagai tuan rumah piala dunia yang akan datang ??? peristiwa ini
mempunyai dampak luar biasa !!! dengan batalnya rencana tersebut, maka pupus sudah

harapan Indonesia untuk menjadi calon penyelenggara piala dunia, dan yang lebih
menyakitkan adalah dimanfaatkannya kasus ini oleh negara tetangga kita. Jika dikaitkan
dengan pelaku atau otak pelakunya, maka besar kemungkinan kita patut menduga bahwa
ada korelasi yang jelas antara kepentingan itu dengan pelaku. Artinya kita dipecundangi
oleh mereka baik secara individu maupun secara negara. Mungkin saja terjadi bahwa ybs
diback-up oleh institusi terselubung yang merupakan satgas khusus untuk keperluan yang
lebih besar, maka wajar saja jika disatu sisi Malaysia ikut prihatin namun disisi lain
tersenyum simpul atas keuntungan yang di dapat.
Penulis berkeyakinan bahwa kejahatan adalah tetap kejahatan.!!!! Dibungkus rapih
bagaimanapun tetap kejahatan. Artinya suatu masa nanti ketika kekuatan doa bangsa
Indonesia dan kerja keras aparat yang berwajib akan membuahkan hasilnya, maka ketika
itu pula kita dapat melihat jawaban gamblangnya bahwa saat ini kita sedang dalam
perang multi dimensi lintas wilayah, budaya, dan lintas agama.
Philipina
: Negara ini tepatnya juga mengalami hal yang sama dengan Negara
Indonesia; menerima dampak dari gerakan sebagaimana uraian diatas. Namun wilayah
mereka sudah dijadikan candradimuka bagi orang-orangnya untuk membentuk kaderkader seperti Noordin M Top Cs. Warga negaranya disusupkan atau dikirim dengan
alasan klise membantu suadaranya yang sedang berjuang untuk merdeka. Termasuk
warga negara Indonesia yang berhasil dirayu untuk bersama-sama mereka dalam
menjalankan misinya.

Australia & Amerika Serikat ; Kedua Negara ini sebenarnya dapat dikatakan sebagai
Negara yang mempunyai rencana khusus, ketika komunis tumbang dengan Negaranegara pendukungnya seperti Rusia, dslb. Dan ketika kemelut timur tengah sudah
mencapai titik jenuhnya, maka disusunlah Agenda yang diskenariokan sebagai musuh
bersama adalah Islam dan kelompoknya.
Pencitraan Islam sebagai teroris sudah mulai nampak ketika Amerika dan antek-anteknya
(Australia, Inggris, dll) mengangkat perselisihan antar fraksi Islam di negara Afganistan.
Taliban vs Mujahidin vs Al Qaida vs pemerintahan Afaganistan, dll.

Disamping itu manufer pencitraan tentang Sadam Husein dan negara Irak-nya. Dan
kenyataannya mereka kini menduduki negara Irak yang merdeka, menghancurkan
infrastruktur, membuat ketergantungan yang semakin dalam bagi Irak dan negara-negara
arab terhadap Amerika. Suatu kenyataan yang jelas sebagai penjajahan abad modern
(pelanggar berat Hak Azazi Manusia) yang diciptakannya sendiri.
Hal yang samapun hampir terjadi di negara Indonesia ketika adanya aksi gejolak konflik
local, seperti kasus Papua dengan OPM-nya, Ambon dengan RMS-nya, Palu – Poso,
Kalimantan antar etnis-nya, dll. Ada indikasi campur tangan mereka atas kejadian
tersebut diatas.
Negara adidaya ini tidak mengetahui secara mendalam tentang Indonesia, bahwa
Indonesia sangat berbeda dengan Irak, Afganistán, Mesir, Palestina, Sudan, Etiopía, dlsb.
Bagaimana ketika George Soros (antek Amerika) menghancurkan bursa saham Asia

terutama Indonesia sekitar tahun 1997, sehingga kita mengalami crisis ekonomi hebat dan
hampir bangkrut. Kemudian diikuti dengan gerakan mereka membatasi campur tangan
pemerintah kepada unit-unit usaha yang diperuntukan kepentingan orang banyak, dan
sebagainya. Sampai saat ini Indonesia masih dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Bagaimana Australia pernah mengganggu kita dengan membantu proses merdekanya
Timor Leste. Dan mereka membantu pemberontak Papua (OPM), dan RMS di Ambon.
Namun sekali lagi, buah dari program SISHANKAMRATA ternyata masih ampuh untuk
menghadapi ancaman seperti ini.
Jadi, siapakah yang meneror siapa ¿???......... yang jelas Indonesia sedang di teror oleh
berbagai negara, bukan Indonesia menjadi sarang teroris, Namun Indonesia adalah
sasaran teroris.
Adakah anda bisa membantah pandangan penulis diatas ????
Kita harus selamatkan negara Indonesia yang sedang menghadapi kancah perang
multidimensi ini. Bagaimana caranya ??? antara lain dengan meningkatkan kesadaran
masing-masing tentang semangat bela negara dengan bertanya kepada diri sendiri ; ”
Apakah paham yang saya dapatkan dari orang lain itu sudah sesuai dengan ideologi
bangsa Indonesia ?? ” atau ” Apakah yang akan saya lakukan ini adalah bagian dari
gerakan membela negara ? atau malah menghancurkan negara ??”
”Tanyakan pada dirimu sendiri apa yang telah disumbangkan kepada negaramu....” salah
satu petikan kata-kata populer dari J.F.Kennedy (presiden Amerika yang dibunuh).

Mari kita rapatkan barisan, jangan mudah dihasut, disulut dengan membangunkan
dendam kesumat. Saatnya kita kembali satukan langkah, rapatkan barisan untuk membela
negara dan bangsa Indonesia yang kita cintai ini. Merdeka.!!!!
( salam hangat dan tetap semangat membela NKRI : Eddy Budianto. Cimahi Selatan)