Analisis Perusahaan Kimia Farma. docx

ANALISIS INFORMASI KEUANGAN
PT Kimia Farma Tbk

Disusun Oleh :

Bernanda Widya Santoso

( 20130420404 )

Tegar Pamungkas

( 20130420426 )

Allisa Mutiara Putri

( 20130420405 )

Hesty Aprillia

( 20130420423 )


Dita Permata

( 20130420420 )

Intan Hartin Safitri

( 20130420392 )

Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadyah Yogyakarta
2014

BAB I
1.1 Pendahuluan
Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut
Soemarso (2006:430), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan
angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu
fenomena. Menganalisis laporan keuangan, berarti melakukan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur

tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut
(Dwi Prastowo, 2002:52).
Untuk membantu pembaca dalam menafsirkan data bisnis, laporan keuangan
biasanya dalam bentuk komparatif. Laporan komparatif adalah laporan keuangan yang
disajikan berdampingan untuk dua tahun atau lebih (Simamora, 2003:515). Melalui laporan
keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya, struktur modal perusahaan, distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan
aktiva, hasil usaha/ pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar,
serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.
1.2 Profil Perusahaan
1.2.1 Kimia Farma
Kimia Farma adalah perusahaan industry
farmasi pertama di Indonesia yang didirikan
oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817.
Nama perusahaan ini pada awalnya adalah
NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.
Berdasarkan keputusan nasionalisasi atas eks
perusahaan


Belanda

di

masa

awal

kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah
Republik Indonesia melakukan peleburan
sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF
(Perusahaan

Negara

Farmasi)

Bhinneka

Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16

Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF

diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT
Kimia Farma (Persero).
1.2.2

Kalbe Farma
1.2.3
1.2.4

1.2.5

1.2.10

Sejarah

Kalbe

Farma


diawali dari garasi pendiri Perseroan
tahun 1966 sebagai perusahaan produk
farmasi dengan prinsip-prinsip dasar:
inovasi, merek yang kuat dan manajemen
prima. Dengan pedoman “Kalbe Panca
Sradha” sebagai nilai dasar Perseroan,
Kalbe berhasil meraih pertumbuhan yang

1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.2.9
1.2.11 IndoFarma

solid dan mencatatkan sebagai perusahaan
publik tahun 1991 di Bursa Efek Jakarta
(sekarang Bursa Efek Indonesia).

1.2.12


1.2.13
1.2.14

Peran

bidang

farmasi

penting

dalam

Perusahaan

dalam

kesehatan

semakin


dan

memproduksi

obat-obat

esensial untuk kesehatan masyarakat. Pada
tanggal 11 Juli 1981 status Perusahaan
berubah menjadi badan hukum berbentuk
Perusahaan Umum Indonesia Farma (Perum
Indofarma).

Status

Perusahaan

kembali

berubah pada tahun 1996 menjadi PT

Indofarma (Persero) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 34
tahun

1995

dengan

akta

pendirian

berdasarkan Akta No. 1 tanggal 2 Januari
1996 yang diubah dengan Akta No. 134
tanggal 26 Januari 1996. Pada tanggal 17
April 2001 PT Indofarma (Persero) Tbk
melakukan penawaran saham perdana di
Bursa Efek Indonesia dengan kode “INAF”.

1.2.15

1.3 Analisis Pesaing Perusahaan KIMIA FARMA TBK
1.3.1

Perusahaan yang menjadi pesaing perusahaan PT Kimia Farma Tbk adalah

PT. Kalbe Farma Tbk dan PT IndoFarma Tbk, karena PT. Kalbe Farma Tbk dan PT
IndoFarma Tbk sama – sama bergerak dalam bidang yang sama yaitu dalam bidang “
Industri Farmasi “.
1.3.2

Total aset PT. Kalbe Farma Tbk pada tahun 2013 jauh lebih besar dari total

aset perusahaan Kimia Farma Tbk pada tahun yang sama, total aset PT. Kalbe Farma Tbk
sebesar Rp 11.315.061.275.026. Sedangkan total aset Perusahaan Kimia Farma Tbk adalah

sebesar Rp 2.471.939.548.890. Sementara PT IndoFarma Tbk memiliki total asset yang
jauh lebih kecil dari perusahaan lainnya, yaitu sebesar Rp 1.294.510.669.195.
1.3.3

Hal yang paling disorot oleh masyarakat umum adalah jumlah Laba Bersih


yang dihasilkan oleh perusahaan. Kalbe Farma Tbk yang menjadi market leader mempunyai
jumlah laba bersih yang paling besar yaitu sebesar Rp. 1.970.452.449.686. Kimia Farma
Tbk menempati posisi kedua dengan total Laba Bersih sebesar Rp. 215.642.329.977.
Sedangka PT IndoFarma Tbk menempatai posisi teredah dari ketiga perusahaan ini yaitu
karena PT IndoFarma Tbk mengalami kerugian bersi sebesar Rp. 51.222.595.303.
1.4 Analisis Perusahaan Terhadap 4 Indikator Ekonomi
1.4.1

Secara sederhana, indikator ekonomi dapat dianggap sebagai bagian dari

informasi yang mencerminkan apa yang sedang terjadi dalam perekonomian, biasanya skala
ekonomi makro. Perekonomian sebuah negara mirip makhluk hidup, yang selalu bergerak
terdorong oleh perilaku pelaku dan obyek ekonomi. Karena jumlah pelaku dan obyek sangat
banyak, maka akan sulit untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah perekonomian.
Dengan bantuan dari berbagai indikator ekonomi, investor akan lebih mampu menafsirkan
kemungkinan investasi saat ini atau masa depan dan menilai kesehatan ekonomi secara
keseluruhan. Semua investor, terutama mereka yang berinvestasi terutama pada efek
pendapatan tetap, khawatir tentang inflasi, salah satu inditator utama perekonomian.
1.4.2

1.4.3
1.4.4
1.4.5

Ada empat Indikator Ekonomi yaitu :
1.4.6
1.4.7
1.4.8
1.4.9

1.4.1

GDP ( Gross Domestic Product )
Inflasi
Kurs
Suku Bunga Bank
1.4.10

GDP ( Gross Domestic Product )
1.4.11 GDP adalah indicator utama untuk mengukur kekuatan ekonomi suatu

negara. Apabila pendapatan negara naik, maka pertumbuhan ekonomi akan bergerak
ke arah positif atau surplus, hal tersebut akan menaikkan daya beli masyarakat,

dengan daya beli masyarakat yang tinggi, akan membuat perusahaan lebih untung
karena produk – produk perusahaan akan lebih banyak terjual.
1.4.12 Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 tercatat sebesar 5.78%
mengalami pelambatan dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 6.11%,
Bank Indonesia menilai bahwa perlambatan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari
pengeruh kebijakan stabilitas yang dilakukan pemerintah dan bank Indonesia untuk
membwaapertumbuhan ekonomi kearah yang lebih sehat dan seimbang.
1.4.13
1.4.2

Inflasi

1.4.14

Inflasi adalah angka yang mengukur tingkat harga barang dan jasa

yang dibeli oleh konsumen. Angka inflasi yang tinggi, yang ditunjukan dengan
naiknya harga-harga barang, biasanya akan mendorong BI untuk menaikan suku
bunga. Dengan adanya kenaikan suku bunga tersebut akan menyebabkan daya beli
masyarakat turun, maka perusahaan akan mendapat keuntungan yang lebih rendah
apabila terjadi inflasi.
1.4.15

Tingkat Inflasi pada tahun 2013 mencapai 8,38%. Hal ini mengalami

kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2012 yang hanya mencapai 4,30%.
Faktor utama yang menyebabkan kenaikan tingkat inflasi ini adalah adanya kenaikan
harga BBM bersubsidi yang cukup signifikan.
1.4.16
1.4.3
1.4.17

Kurs
Hampir semua atau mayoritas bahan baku produk produk PT Kimia

Farma Tbk di dapatkan dari impor, maka kurs akan sangat berpengaruh terhadap
keuntungan perusahaan . Apabila Rupiah menguat terhadap dollar, maka hal ini akan
menguntungkan perusahaan, sebaliknya apabila Rupiah melemah terhadap Dollar
makan hal ini tidak bagus untuk perusahaan.
1.4.18

Kurs Rupiah pada tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup

signifikan. Kurs Rupiah turun sebesar Rp 2.230 dari tahun 2012 yaitu sebesar Rp
11.900. Hal ini akan merugikan perusahaan dalam mendapatkan bahan baku yang

mereka butuhkan. Namun, di sisi lain, perusahaan akan mengalami keuntungan saat
mereka mengekspor produknya ke anak perusahaan yang berada di luar negeri.
1.4.4

Suku Bunga bank

1.4.19

Suku bunga berpengaruh pada tingkat pengembalian pinjaman dari

bank. Suku bunga bank akan sangat berpengaruh pada dana yang dipinjam oleh
perusahaan. Karena saat bunga rendah perusahaan akan menghasilkan keuntungan
yang lebih tinggi di banding saat suku bunganya tinggi.
1.4.20

Suku bunga perusahaan pada tahun 2013 mencapai 7,50%. Ini

mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 5,75%.
1.4.21
1.5 Analisis S.W.O.T ( Strenght Weakness Opportunity Treath )
1.4.22 Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi
sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya
masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT,
bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh
organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang
cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
1.4.23
1.4.24
1.4.25
1.4.26
1.5.1 Analisis Strenght dan Weakness
1.4.27
1.4.28 1.4.29 Faktor-faktor
N

internal

a. Kekuatan

b. Kelemahan

(Strenght)

(Weakness)

perusahaan
1.4.30 1.4.31 Sumber daya
1

manusia

1.4.33
1.4.32 Apotek Kimia
Farma
dipimpin

oleh

tenaga
Apoteker yang

bekerja

full

timer sehingga
dapat melayani
informasi obat
1.4.34 1.4.35 Fasilitas
2

dengan baik
1.4.36 Menyediakan

1.4.37

pelayanan lain,
misalnya
praktek dokter,
optik,

dan

pelayanan OTC
(swalayan)
serta

pusat

pelayanan
1.4.38 1.4.39 Produk
3

informasi obat
1. Banyak
produk
kimia
menjadi

farma
inovator

Kemasan

obat

generik

dengan
mengembangkan
obat-obatan

serta

rumusan

baru

kimia baik dengan
kemampuan sendiri
maupun

1.4.40 Variasi

melalui

aliansi

strategis

dengan

mitra

internasional

dan

banyak
menghasilkan
produk-produk
baru yang berbasis
teknologi tinggi
2. Obat
generik

memiliki
penilaian

yang

negatif,
sehingga
managemen
perusahaan
harus
melakukan
tindakan untuk
menarik
perhatian
konsumen untuk
memakai
generik

obat

adalah salah satu
produk
yang

farmasi
kompetitif

karena

1.4.41
1.4.42

memiliki

keunggulan

yaitu

harga lebih murah
dan

memiliki

kualitas yang sama
harga

obat

paten/merek
1.4.43 1.4.44 Pemasaran
4

dagang pertamanya
1.4.45 Kebijakan
memasyarakatk
an

dan

memasarkan
obat

generik

yang dilakukan
oleh
perusahaan
juga

sejalan

dengan
meningkatnya
jumlah
permintaan
konsumen akan
obat

secara

keseluruhan
yang mencapai
9,93%

per

kapita,

serta

92%

potensi

pasar

bisnis

industri farmasi
di

Indonesia

1.4.46

masih

belum

terpenuhi. Hal
tersebut
menjadi
peluang bisnis
yang kompetitif
bagi

200

industri farmasi
yang

ada

di

Indonesia
termasuk

PT.

Kimia

Farma

Tbk.

untuk

lebih
mengembangka
n obat generik
sehingga
mampu
memiliki daya
saing strategis
dan

dapat

meningkatkan
kemampu
labaan.

Guna

mengantisipasi
persaingan
bisnis

yang

kompetitif
pasar

di

industri

farmasi
khususnya
dalam
memasarkan
maka

pihak

manajemen PT.
Kimia
Tbk.

Farma
harus

mengupayakan
untuk
menerapkan
strategi
1.4.47 1.4.48 Citra
5

bersaing.
1.4.49 340
apotek

perusahaan

yang

1.4.50

tersebar

diseluruh tanah
air

yang

memimpin
pasar dibidang
perapotikan
dengan
penguasaan
pasar
1.4.51
1.4.52
1.4.53
1.4.54
1.4.55
1.4.56
1.4.57
1.4.58
1.4.59
1.4.60
1.4.61
1.4.62
1.5.2

Analisis Opportunity dan Threat

1.4.63
1.4.64 1.4.66 Faktor-faktor
1.4.65

eksternal

N

perusahaan

1.4.67 1.4.68 Kondisi
1

perekonomian

a. Peluang

b. Ancaman (Threat)

(Opportunity)

1.4.69

1.4.70 Adanya
ekonomi

krisis

menyebabkan
daya beli obat
rakyat Indonesia
menurun
sehingga
mengancam
kelangsungan
hidup

industri

farmasi nasional
terutama untuk
1.4.71 1.4.72 Persaingan

pasar lokal
1. Sistem Legal belum

1.4.73

2

dapat
menanggulangi obat
palsu secara efektif
sehingga harga obat
menjadi lebih sulit
dikontrol
2. Semakin
pasar

luasnya

yang

ingin

dicapai,

yaitu

menembus

pasar

internasional

akan

semakin meningkat
pula
pesaing
1.4.74 1.4.75 Kebijakan
3

pemerintah

1.4.76 Kebijakan
memasarkan
obat

generik

yang dilakukan
oleh
perusahaan dan
meningkatnya

farmasi
1.4.77

pesaingbisnis

jumlah
permintaan
konsumen akan
obat

secara

keseluruhan
masih
1.4.78 1.4.79 Selera
4

belum

terpenuhi
1.4.80 Besarnya

konsumen

1.4.81

penduduk
Indonesia

dan

masih
rendahnya
konsumsi obat
perkapita
menyebabkan
pasar potensial
yang

bisa

dikembangkan.
1.4.82
1.5.3

Matriks SWOT

1.4.83

1.4.102
IFAS

Strenght (S)

1.4.103
1. Apotek Kimia Farma

1.4.85

dipimpin oleh tenaga

1.4.86

Apoteker

1.4.87

bekerja

1.4.88

sehingga

dapat

1.4.89

melayani

informasi

1.4.91
1.4.92
1.4.93
1.4.94
1.4.95

yang
full

timer

obat dengan baik
2. Menyediakan
pelayanan
misalnya
dokter,

Weaknesss
(W)

1.4.84

1.4.90

1.4.106

lain,
praktek

optik,

pelayanan

dan
OTC

1. Variasi Kemasan obat
generik

memiliki

penilaian

yang

negatif,

sehingga

managemen
perusahaan

harus

melakukan

tindakan

untuk

menarik

perhatian

konsumen

untuk memakai obat
generik

1.4.96

(swalayan) serta pusat

1.4.97

pelayanan

1.4.98

obat
3. Banyak produk kimia

1.4.99

farma

1.4.100
1.4.101

informasi

EFAS

menjadi

inovator

dengan

mengembangkan
obat-obatan

serta

rumusan baru kimia
baik

dengan

kemampuan

sendiri

maupun

melalui

aliansi

strategis

dengan

mitra

internasional

dan

banyak menghasilkan
produk-produk
yang

baru

berbasis

teknologi tinggi
4. 340 apotek yang
tersebar
tanah

diseluruh
air

memimpin

yang
pasar

dibidang perapotikan
dengan

penguasaan

pasar
5. Obat generik adalah
salah

satu

farmasi

produk
yang

kompetitif

karena

memiliki keunggulan
yaitu

harga

lebih

murah dan memiliki
kualitas yang sama
harga

obat

1.4.107

paten/merek

dagang

pertamanya
1.4.104
1.4.108

Opportunoty
(O)

1.4.105
1.4.109

Strategi S –
O

1. Kebijakan

1.4.111 Strategi W – O
1. Perusahaan

1. Memasarkan

obat

memperbaiki

yang

kemasan produk obat

memasarkan

obat

generik

generik

yang

merupakan salah satu

generik

dilakukan

oleh

produk farmasi yang

melakukan kebijakan

perusahaan

dan

kompetitif

memasarkan

karena

dan
produk

meningkatnya jumlah

memiliki harga yang

tersebut

permintaan konsumen

murah dan kualitas

meningkatkan

akan

obat

secara

yang baik sehingga

permintaan

keseluruhan

masih

permintaan terpenuhi.
2. Menyediakan

konsumen.

belum terpenuhi
2. Besarnya penduduk

pelayanan

Indonesia dan masih

misalnya

rendahnya konsumsi

dokter,

obat

pelayanan

perkapita

menyebabkan

pasar

sehingga

lain,
praktek

optik,

dan
OTC

(swalayan) serta pusat

potensial yang bisa

pelayanan

informasi

dikembangkan.

obat sehingga pasar
potensial

bisa

dikembangkan
dengan

1.4.112Threat (T)
1. Adanya

krisis

ekonomi
menyebabkan

daya

baik

walaupun

sebagian

penduduk

masih

rendah

dalam

mengkonsumsi obat.
1.4.110
1.4.113Strategi S – T

1.4.114Strategi W- T

1. Memperkenalkan

1. Mengecamkan

pada

obat generik generik

konsumen

yang

obat generik bukan

merupakan

bahwa

beli

obat

Indonesia

rakyat
menurun

salah

satu

produk

farmasi

yang

kelangsungan

hidup

memiliki harga yang

kelangsungan

industri

farmasi

murah dan kualitas

industri farmasi dapat

nasional

terutama

yang baik sehingaa

dipertahankan.

obat

palsu

secara

efektif sehingga harga
obat menjadi lebih
sulit dikontrol
3. Semakin
luasnya
pasar

yang

ingin

dicapai,

yaitu

menembus

pasar

internasional

akan

semakin

meningkat

pula pesaing-pesaing
bisnis farmasi

meningkatkan

daya

beli rakyat indonesia
setelah adanya krisis
ekonomi.
2. Memberikan
pada

kesan

konsumen

bahwa

PT.

Kimia

Farma tidak pernah
membuat obat palsu
sehingga citra produk
dimata

konsumen

menjadi

baik

sehingga harga obat
menjadi mudah untuk
dikontrol.
3. Memperluas apotekapotek yang tersebar
di seluruh indonesia
sehingga

mampu

menembus
internasional,

pasar
lagi

pula PT. Kimia Farma
telah memimpin pasar
dibidang perapotikan
dengan
pasar

penguasaan
terbesar

indonesia.

di

kemasan

memperbaiki

kompetitif

dapat menanggulangi

1.4.115
1.4.116

dan

sehingga mengancam

untuk pasar lokal
2. Sistem Legal belum

karena

merupak obat palsu
sehingga
hidup

1.4.117
1.6 Analisis Strategi Perusahaan
1.4.118 Dengan menggunakan matrik SWOT diperoleh strategi bersaing obat generik
sebagai berikut:
1.6.1. Strategi yang memanfaatkan seluruh potensi kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Jenis strategi-strategi alternatif yang masuk
ke dalam kelompok ini terdiri dari; menerapkan strategi penetrasi pasar, menggunakan
saluran distribusi yang telah establish.
1.6.2. Strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan internal perusahaan dan
memanfaatkan peluang-peluang eksternalnya. Jenis strategi yang masuk kedalam
kelompok ini adalah menerapkan strategi keunggulan biaya.
1.6.3. Strategi yang berusaha menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternalnya. Jenis strategi yang
masuk kedalam kelompok ini terdiri dari ; strategi pengembangan produk dan
pembuatan perencanaan berupa peta arsitektur informasi obat generik.
1.6.4. Strategi bertahan yang diarahkan guna mengurangi kelemahan-kelemahan internal
serta menghindari ancaman-ancaman lingkungannya. Jenis strategi yang termasuk
kelompok ini adalah strategi promosi yang efektif.
1.4.119 Berdasarkan strategi bersaing yang disusun menggunakan matrik SWOT,
maka selanjutnya ditetapkan rencana implementasi strategi yang didukung oleh aktivitasaktivitas pendukungnya baik teknis maupun sumber daya manusia berikut rencana
tindakannya.
1.4.120 Upaya memperbaiki persepsi konsumen terhadap kualitas obat generik serta
mengembangkan strategi-strategi alternatif yang disusun dalam aktualisasi pelaksanaannya
harus diterapkan dan dilakukan secara terintegrasi satu dengan yang lainnya sehingga
memungkinkan dihasilkannya suatu strategi yang mampu menghadapi persaingan bisnis
obat generic.
1.4.121
1.4.122
1.4.123
1.4.124

1.7 Prospek
1.4.125

Kimia Farma memilih strategi bisnis hulu-hilir, dimana perusahaan

ini bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang terintegrasi, yaitu: industri,
marketing,distribusi, ritel, laboratorium klinik, dan klinik kesehatan. Kimia Farma terus
melakukan transformasi bisnis dengan mengembangkan berbagai layanan sector kesehatan
untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat mendapatkan akses layanan pemeriksanaan
kesehatannya. Perluasan jaringan layanan merupakan bagian untuk memenangkan
persaingan dalam merebut pasar farmasi nasioanal seiring dengan berlakunya Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada
tahun 2014 nanti.
1.4.126

Salah satu cara perluasan jaringan yang dilakukan oleh PT Kimia

Farma (Persero) Tbk adalah melalui PT Kimia Farma Apotek (KFA) yang mendekatkan dan
memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Sepanjang 2012 sebanyak 30 apotek dan
100 klinik baru telah dibuka di berbagai kota di Indonesia. Langkah ini, sebagai bagian dari
upaya Kimia Farma untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang menginginkan
pelayanan yang praktis, efisien, dan efektif dalam berbagai aktivitasnya, termasuk dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan. Konsep One Stop Healthcare Solution (OSHS)
merupakan salah satu layanan dengan konsep modern yang diberikan oleh Kimia Farma.
1.8 Risiko
1.4.127

Menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya

saing kuat khususnya bidang industri kimia, farmasi, biologi, kesehatan, industri makanan
serta minuman, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
1.4.128

Sebagaimana halnya dengan bidang-bidang usaha lainya, bidang

usaha yang dilakukan Perusahaan juga tidak terlepas dari risiko yang disebabkan oleh
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan. Berkaitan dengan hal
ini, Perusahaan berupaya meminimalkan risiko dengan melakukan pengamatan yang
seksama terhadap risiko tersebut. Menurut Manajemen, risiko-risiko usaha yang mungkin
dihadapi Perusahaan adalah sebagai berikut:
1.4.129

1.4.130
1.8.1
1.8.2
1.8.3
1.8.4
1.8.5
1.8.6
1.8.7
1.8.8
1.8.9

Risiko perubahan mata uang depresiasi nilai rupiah terhadap valuta asing
Risiko pasokan bahan baku
Risiko persaingan usaha
Risiko perekonomian
Risiko kegagalan pengembangan usaha (Investasi)
Risiko pemalsuan obat
Risiko produk rusak
Risiko pemogokan karyawan
Risiko dampak lingkungan
1.4.131

1.4.132
1.4.133
1.4.134
1.4.135
1.4.136
1.4.137
1.4.138
1.4.139
1.4.140
1.4.141
1.4.142
1.4.143
1.4.144
1.4.145
1.4.146
1.4.147
1.4.148
1.4.149
1.4.150

BAB II

2.1 Analisis Komperatif
1.4.151

Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan

cara membuat perbandingan antar elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa
periode yang berurutan. Tujuan analisis komparatif adalah untuk mempe-roleh gambaran
tentang arah dan kecenderungan (tendensi) tentang perubahan yang mungkin akan terjadi
pada setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang. Informasi hasil analisis
komparatif bermanfaat untuk memperediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi pada
setiap elemen laporan keuangan di masa yang akan datang.
1.4.152
1.4.153

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPERATIF
1.4.154

1.4.156

1.4.155

PT Kimia Farma Tbk. Laba Rugi.

1.4.157

201
3

1.4.162
1.4.161

1.4.158

1.4.163

4,348,0
73,988,
385

Penjualan
Bersih

201
2

1.4.159

Ju
mlah

1.4.160
Persen

1.4.164

3,734,2
41,101,
309

613,8
32,88
7,076

1.4.165
16.44

1.4.169
1.4.167
1.4.166

Beban
Pokok
Penjualan

1.4.168

(3,055,
921,94
6,994)

1.4.172

(2,559,
074,13
0,367)

1.4.173

1,292,1
52,041,
391

1.4.171

LABA
KOTOR

(496,
847,8
16,62
7)

1.4.170
19.42

1.4.174

1,175,1
66,970,
942

116,9
85,07
0,449

1.4.175
9.95%

1.4.176

Beban
Usaha

1.4.181
Jumlah
Beban
Usaha

1.4.177

1.4.178

1.4.179

1.4.180

1.4.182

1.4.183

1.4.184

1.4.185

(1,042,
618,88
6,755)

(912,59
9,414,3
75)

(130,
019,4
72,38

14.25

0)

1.4.189
1.4.187

1.4.188

249,53
3,154,6
36

1.4.186

LABA
USAHA

(13,0
34,40
1,931
)

262,56
7,556,5
67

1.4.190
-4.96%

1.4.191
Penghasila
n ( Beban )
Lain-Lain

1.4.196

Beban
Bunga dan
Provisi
Bank]

1.4.192

1.4.193

1.4.194

1.4.197

1.4.198

1.4.199

(9,639,
641,58
4)

(6,872,
403,38
7)

1.4.195
(2,76
7,238
,197)

1.4.200
40.27

1.4.201
Penghasila
n Bunga
dan Hasil
Investasi

1.4.202
43,681,
718,26
5

1.4.203
24,135,
411,08
7

1.4.204
19,54
6,307
,178

1.4.205
80.99

1.4.206
Keuntunga
n
( Kerugian )
kurs mata
uang asingBersih

1.4.208
1.4.207
811,57
5,630

(1,546,
112,21
2)

1.4.209
-

1.4.212
1.4.211

LainLain Bersih

(261,37
4,648)

1.4.210

1.4.213

1.4.214

-

-

1.4.218

1.4.219

1.4.215

1.4.216
Jumlah
Penghasila
n ( Beban )
Lain-Lain

1.4.217
34,592,
277,66
3

15,716,
895,48
8

18,87
5,382
,175

1.4.220
120.10

1.4.221

LABA
BERSIH
SEBELUM
BEBAN
PAJAK

1.4.222
284,12
5,432,2
99

1.4.223
278,28
4,452,0
55

1.4.224
5,840
,980,
244

1.4.225
2.10%

1.4.226

Beban
( Manfaat )
Pajak

1.4.231

Pajak

1.4.227

1.4.228

1.4.229

1.4.232

1.4.233

1.4.234

-

-

-

1.4.237

1.4.238

1.4.239

-

-

-

1.4.242

1.4.243

1.4.244

Kini

1.4.236

Pajak
Tangguhan

(68,483
,102,32
2)

1.4.241

Beban
Pajak

1.4.246

LABA
BERSIH
SETELAH
PAJAK

1.4.247

(72,520
,454,67
7)

1.4.248

215,64
2,329,9
77

1.4.230

4,037
,352,
355

1.4.235

1.4.240

1.4.245
-5.57%

1.4.249

205,76
3,997,3
78

9,878
,332,
599

1.4.250
4.80%

1.4.251
1.4.252
1.4.253
1.4.258
Penjualan
Bersih

1.4.263

Beban
Pokok
Penjualan

PT. KALBE FARMA Tbk Laba Rugi

1.4.254

20
13

1.4.259
16,002
,131,0
57,048

1.4.264
(8,323,
017,60
0,990)

1.4.269
1.4.268

LABA
KOTOR
1.4.273
Beban
Usaha

1.4.278
Penjualan

7,679,
113,45
6,058

1.4.274
1.4.279
(4,230,
293,63
5,075)

1.4.255

20
12

1.4.260
13,636
,405,1
78,957

1.4.265
(7,102,
971,37
2,126)

1.4.270
6,533,
433,80
6,831

1.4.275
1.4.280
(3,573,
502,40
3,790)

1.4.256

Ju
mlah

1.4.261
2,365,
725,87
8,091

1.4.266
(1,220,
046,22
8,864)

1.4.271
1,145,
679,64
9,227

1.4.276
1.4.281
(656,7
91,231
,285)

1.4.257
Perse

1.4.262
17.35

1.4.267
17.18

1.4.272
17.54

1.4.277
1.4.282
18.38

1.4.283

Umum
dan
Administras
i

1.4.288
Penelitian
dan
pengemba
ngan

1.4.293
Jumlah
Beban
Usaha

1.4.284
(764,5
12,533
,499)

1.4.289
(135,3
88,356
,694)

1.4.294
(5,130,
194,52
5,268)

1.4.299
1.4.298

LABA
USAHA

2,548,
918,93
0,790

1.4.285
(651,4
16,535
,513)

1.4.290
(90,75
4,826,
941)

1.4.295
(4,315,
673,76
6,244)

1.4.300
2,217,
760,04
0,587

1.4.286
(113,0
95,997
,986)

1.4.291
(44,63
3,529,
753)

1.4.296
(814,5
20,759
,024)

1.4.301
331,15
8,890,
203

1.4.287
17.36

1.4.292
49.18

1.4.297
18.87

1.4.302
14.93

1.4.303
Penghasila
n ( Beban )
Lain-Lain
1.4.308
Beban
Bunga dan
Provisi
Bank]

1.4.313
Penghasila
n Bunga
dan Hasil
Investasi

1.4.304
1.4.309
(28,64
2,082,
811)

1.4.314
50,425
,100,8
28

1.4.305
1.4.310
(17,51
3,612,
249)

1.4.315
74,469
,005,6
21

1.4.306
1.4.311
(11,12
8,470,
562)

1.4.316
(24,04
3,904,
793)

1.4.307
1.4.312
63.54

1.4.317
-

1.4.318
Keuntunga
n
( Kerugian )
kurs mata
uang asingBersih
1.4.323
Laba
Atas
Penjualan
Aset Tetap

1.4.319
529,46
0,305

1.4.324
21,202
,496,8
59

1.4.329
1.4.328

LainLain Bersih

1.4.333
Jumlah
Penghasila
n ( Beban )
Lain-Lain

(19,91
1,188,
740)

1.4.334
23,603
,786,4
41

1.4.320
19,832
,825,6
69

1.4.325
18,818
,935,5
24

1.4.330
(5,350,
102,66
0)

1.4.335
90,257
,051,9
05

1.4.321
(19,30
3,365,
364)

1.4.326
2,383,
561,33
5

1.4.331
(14,56
1,086,
080)

1.4.336
(66,65
3,265,
464)

1.4.322
-

1.4.327
12.67

1.4.332
272.1

1.4.337
-

1.4.338

LABA
BERSIH
SEBELUM
BEBAN
PAJAK
1.4.343
Beban
( Manfaat )
Pajak

1.4.339

1.4.344
1.4.349

1.4.341

2,308,
017,09
2,492

1.4.345
1.4.350

(602,0
70,267
,545)

1.4.348

Beban
Pajak
1.4.353
LABA
BERSIH
SETELAH
PAJAK

1.4.340

2,572,
522,71
7,231

1.4.354

1.4.346
1.4.351

(532,9
18,244
,560)

1.4.355

1,970,
452,44
9,686

264,50
5,624,
739

11.46

1.4.347

(69,15
2,022,
985)

1.4.356

1,775,
098,84
7,932

1.4.342

195,35
3,601,
754

1.4.352
12.98

1.4.357
11.01

1.4.358
1.4.359

PT. INDOFARMATbk Laba Rugi.
1.4.364

1.4.360

1.4.361

20
13

1.4.366
1.4.365

Penjualan
Bersih

1.4.370

Beban
Pokok
Penjualan

1,337,
498,19
1,710

1.4.371
(999,9
30,881
,199)

1.4.376
1.4.375

LABA
KOTOR
1.4.380
Beban
Usaha

1.4.385

Penjualan

1.4.390

Umum

dan
Administrasi
1.4.395
Kerugian
(keuntungan)
lain-lain Neto

337,56
7,310,
511

1.4.362

20
12

1.4.367
1,156,0
50,256,
720

1.4.372
(788,15
4,611,6
84)

1.4.377
367,89
5,645,0
36

1.4.363

Ju
mlah

Persent
a
s
e

1.4.368
181,44
7,934,9
90

1.4.369
15.70%

1.4.373
(211,77
6,269,5
15)

1.4.374
26.87%

1.4.378
(30,328
,334,52
5)

1.4.379
-8.24%

1.4.384
1.4.381
1.4.386
(201,3
91,590
,690)

1.4.391
(150,8
86,637
,544)

1.4.396
(17,59
5,171,

1.4.382
1.4.387
(159,82
3,241,7
36)

1.4.392
(119,47
9,588,7
56)

1.4.397
(5,283,
919,56

1.4.383
1.4.388
(41,568
,348,95
4)

1.4.389
26.01%

1.4.393
(31,407
,048,78
8)

1.4.398
(12,311
,251,92

1.4.394
26.29%

1.4.399
232.99
%

485)

1.4.401
(369,8
73,399
,719)

1.4.400

Jumlah
Beban Usaha

1.4.406
(32,30
6,089,
208)

1.4.405

LABA
USAHA

2)

1.4.402

3)

1.4.403

(284,58
6,750,0
54)

(85,286
,649,66
5)

1.4.404
29.97%

1.4.407
83,308,
894,98
2

1.4.408

1.4.409

-

0.00%

1.4.410
Penghasilan
( Beban )
Lain-Lain

1.4.415

Beban
Bunga dan
Provisi Bank]
1.4.420
Bagian
rugi (laba)
dari entitas
asosiasi
1.4.425
Jumlah
Penghasilan
( Beban )
Lain-Lain
1.4.430
LABA
BERSIH
SEBELUM
BEBAN PAJAK
1.4.435
Beban
( Manfaat )
Pajak

1.4.440

Pajak Kini

1.4.414
1.4.411
1.4.416
30,862
,196,0
26

1.4.421
(135,5
37,983
)

1.4.426
30,726
,658,0
43

1.4.431
(63,03
2,747,
251)

Pajak
Tangguhan

1.4.436

Beban
Pajak
1.4.455
LABA
BERSIH
SETELAH
PAJAK

1.4.460

1.4.422
650,85
6,445

1.4.427
21,576,
793,21
6

1.4.418
9,936,2
59,255

1.4.419
47.48%

1.4.423

1.4.424

-

0.00%

1.4.428
9,149,8
64,827

1.4.429
42.41%

1.4.432
61,732,
101,76
6

1.4.437
1.4.442

1.4.441
8,810,
151,94
8

1.4.451
1.4.450

20,925,
936,77
1

1.4.413

1.4.433

1.4.434

-

0.00%

1.4.439

1.4.446
1.4.445

1.4.412
1.4.417

8,810,
151,94
8

1.4.456
(54,22
2,595,
303)

(16,773
,132,01
8)

1.4.438
1.4.443

1.4.444

-

0.00%

1.4.448

1.4.449

-

0.00%

1.4.453

1.4.454

-

0.00%

1.4.458

1.4.459

-

0.00%

1.4.447
(2,573,
854,76
6)

1.4.452
(19,346
,986,78
4)

1.4.457
42,385,
114,98
2

1.4.461

Dalam analisis laporan keuangan komparatif ini terlihat bahwa PT

Kalbe Farma Tbk mempunyai peningkatan laba bersih setelah pajak yang paling tinggi yaitu
sebesar 11%. Sedangkan pada PT Kimia Farma hanya mengalami peningkatan sebesar 4%
sedangkan pada PT Indofarma Tbk tidak bisa mendapatkan hasil komparatif yang
signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa PT Kalbe Farma bisa mengefisienkan biaya yang
timbul sehingga bisa meningkatkan total laba bersih setelah pajak mencapai 11%.
1.4.462
1.4.463

PT Kimia Farma Tbk. Neraca

1.4.464

20
13

1.4.469
1.4.468

Aset
Lancar

1,810,
614,6
14,53
7

1.4.474
1.4.473

Aset
Tidak lancar

661,3
24,93
4,353

1.4.479
1.4.478

TOTAL
ASET

1.4.483
1.4.488

Kewajib
an Jangka
Pendek

1.4.493

Kewajib
an Jangka
Panjang

2,471,
939,5
48,89
0

1.4.484
1.4.489
746,1
23,14
8,554

1.4.494
101,4
61,71
1,355

1.4.499
1.4.498

Total
Kewajiban

847,5
84,85
9,909

1.4.504
1.4.503

Total
Ekuitas
1.4.508 TOTAL
KEWAJIBAN
dan
EKUITAS

1,624,
354,6
88,98
1

1.4.509
2,471,
939,5
48,89

1.4.465

20
12

1.4.466

1,505,
798,3
99,16
4

1.4.471

1.4.470

1.4.475
570,5
49,18
1,621

1.4.480
2,076,
347,5
80,78
5

1.4.485
1.4.490
537,1
84,23
5,226

1.4.495
97,62
9,655,
893

1.4.500
634,8
13,89
1,119

1.4.505
1,441,
533,6
89,66
6

1.4.510
2,076,
347,5
80,78

Ju
mlah

304,8
16,21
5,373

1.4.476
90,77
5,752,
732

1.4.481
395,5
91,96
8,105

1.4.486
1.4.491
208,9
38,91
3,328

1.4.467
Persen

1.4.472
20.24

1.4.477
15.91

1.4.482
19.05

1.4.487
1.4.492
38.90

1.4.496
3,832,
055,4
62

1.4.501
212,7
70,96
8,790

1.4.506
182,8
20,99
9,315

1.4.511
395,5
91,96
8,105

1.4.497
3.93%

1.4.502
33.52

1.4.507
12.68

1.4.512
19.05

0

5

1.4.513
1.4.514
1.4.515
1.4.516
1.4.517

PT. KALBE FARMA Tbk Neraca

1.4.518

20
13

1.4.523
1.4.522

Aset
Lancar

7,497,3
19,451,
543

1.4.528
1.4.527

Aset
Tidak lancar

3,817,7
41,823,
483

1.4.533
1.4.532

TOTAL
ASET

1.4.537
1.4.542

Kewajiba
n Jangka
Pendek

1.4.547

Kewajiba
n Jangka
Panjang

11,315
,061,2
75,026

1.4.538
1.4.543
2,640,5
90,023,
748

1.4.548
174,51
3,285,7
03

1.4.553
1.4.552

Total
Kewajiban

2,815,1
03,309,
451

1.4.558
1.4.557

Total
Ekuitas
1.4.562 TOTAL
KEWAJIBAN
dan EKUITAS

8,499,9
57,965,
575

1.4.563
11,315
,061,2
75,026

1.4.519

2
012

1.4.524
6,441,
710,5
44,08
1

1.4.529
2,976,
246,6
36,87
7

1.4.534
9,417,
957,1
80,95
8

1.4.539
1.4.544
1,891,
617,8
53,72
4

1.4.549
154,6
95,71
2,337

1.4.554
2,046,
313,5
66,06
1

1.4.559
7,371,
643,6
14,89
7

1.4.564
9,417,
957,1
80,95

1.4.520

Ju
mlah

1.4.521
Persen

1.4.525
1,055,
608,9
07,46
2

1.4.530
841,4
95,18
6,606

1.4.526
16.39

1.4.531
28.27

1.4.535
1,897,
104,0
94,06
8

1.4.540
1.4.545
748,9
72,17
0,024

1.4.550
19,81
7,573,
366

1.4.555
768,7
89,74
3,390

1.4.536
20.14

1.4.541
1.4.546
39.59

1.4.551
12.81

1.4.556
37.57

1.4.560
1,128,
314,3
50,67
8

1.4.565
1,897,
104,0
94,06

1.4.561
15.31

1.4.566
20.14

8

8

1.4.567
1.4.568
1.4.569

1.4.570

PT. INDOFARMATbk Neraca.

1.4.571

201
3

1.4.576
1.4.575

Aset
Lancar

848,84
0,281,0
14

1.4.581
1.4.580

Aset Tidak
lancar

445,67
0,388,1
81

1.4.586
1.4.585

TOTAL
ASET

1.4.590

1,294,5
10,669,
195

1.4.591
1.4.596

1.4.595

Kewajiban
Jangka Pendek

1.4.600

Kewajiban
Jangka
Panjang

670,90
2,756,5
35

1.4.601
32,814,
544,77
1

1.4.606
1.4.605

Total
Kewajiban

703,71
7,301,3
06

1.4.611
1.4.610

Total
Ekuitas

1.4.615

TOTAL
KEWAJIBAN
dan EKUITAS

1.4.620
1.4.621
1.4.622
1.4.623
1.4.624

590,79
3,367,8
89

1.4.616
1,294,5
10,669,
195

1.4.572

20
12

1.4.577
777,6
29,14
5,880

1.4.582
410,9
89,64
4,530

1.4.587
1,188,
618,7
90,41
0

1.4.592
1.4.597
369,8
63,73
6,712

1.4.602
168,6
52,87
6,710

1.4.607
538,5
16,61
3,422

1.4.612
650,1
02,17
6,989

1.4.617
1,188,
618,7
90,41
1

1.4.573

Ju
mlah

1.4.574
Persentas
e

1.4.578
71,21
1,135,
134

1.4.579
9.16%

1.4.583
34,68
0,743,
651

1.4.584
8.44%

1.4.588
105,8
91,87
8,785

1.4.593
1.4.598
301,0
39,01
9,823

1.4.589
8.91%

1.4.594
1.4.599
81.39%

1.4.603
(135,8
38,33
1,939)

1.4.604
-80.54%

1.4.608
165,2
00,68
7,884

1.4.609
30.68%

1.4.613
(59,30
8,809,
100)

1.4.614
-9.12%

1.4.618
105,8
91,87
8,784

1.4.619
8.91%

1.4.625

Dalam analisis laporan keuangan komparatif di bagian neraca, PT

Kimia Farma Tbk lebih memfokuskan pada peningkatan Aset Lancarnya yaitu dengan
peningkatan sebesar 5% lebih besar dari peningkatan asset tetapnya. Sedangkan dalam
mendapatkan pendanaan dari kreditor, peningkatan kewajiban pada PT Kimia Farma Tbk
lebih dominan dalam kewajiban jangka pendeknya yaitu sebesar 30% dan untuk pendanaan
dari investor, PT kimia Farma Tbk hanya meningkat sebesar 12%. Namun, pada PT Kalbe
Farma Tbk, mereka lebih berfokus pada penginvestasian pada asset tidak lancarnya yaitu
dengan peningkatan sebesar 28% dan dalam kewajiban dan ekuitasnya tidak jauh berbeda
dengan PT Kimia Farma Tbk. Dan dalam PT Indofarma Tbk tidak mengalami peningkatan
yang signifikan.
1.4.626
1.4.627
1.4.628
1.4.629
1.4.630
1.4.631
1.4.632
1.4.633
1.4.634
1.4.635
1.4.636
1.4.637
1.4.638
1.4.639
1.4.640
2.2 Common Size

1.4.641

Analisis Common Size adalah analisis dengan pembacaan data-data

keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common
size disusun dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca
menjadi proporsi dari total penjualan (utk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk
neraca).Analisis common size perusahaan dianalisa dengan melihat trend yang muncul.
1.4.642
1.4.643

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN COMMON SIZE
1.4.644

Laba Rugi PT Kimia Farma Tbk
1.4.645

1.4.647

1.4.646
1.4.653

Penjualan
Bersih

1.4.660

Beban
Pokok Penjualan

1.4.667

LABA
KOTOR
1.4.674
Beban
Usaha

1.4.681

Penjualan

1.4.688

Umum dan
Administrasi

1.4.695

Jumlah
Beban Usaha

1.4.702

LABA
USAHA

2
013
1.4.654 1
00.0
0%
1.4.661 70.2
8%
1.4.668 2
9.72
%

1.4.675
1.4.682

1.4.648
201

1.4.649
201

1.4.650
201

1.4.651
200

1.4.652
200

1.4.655

1.4.656

1.4.657

1.4.658

1.4.659

100.

100.

100.

100.

100.

1.4.662

1.4.663

1.4.664

1.4.665

1.4.666

-

-

-

-

-

1.4.669

1.4.670

1.4.671

1.4.672

1.4.673

31.4

29.8

28.4

27.6

26.7

1.4.676
1.4.683

1.4.677
1.4.684

1.4.678
1.4.685

1.4.679
1.4.686

1.4.680
1.4.687

-

-

-

-

1.4.691

1.4.692

1.4.693

1.4.694

-

-

-

-

1.4.697

1.4.698

1.4.699

1.4.700

1.4.701

-

-

-

-

-

1.4.704

1.4.705

1.4.706

1.4.707

1.4.708

7.03

6.38

4.59

3.92

3.96

1.4.718

1.4.712
1.4.719

1.4.713
1.4.720

1.4.714
1.4.721

1.4.715
1.4.722

-

-

-

-

-

-

1.4.690

1.4.689
-

1.4.696

23.9
8%
1.4.703 5
.74
%

1.4.709
Penghasilan
( Beban ) LainLain
1.4.716
Beban
Bunga dan
Provisi Bank]

1.4.711
1.4.710
1.4.717

0.22
%

1.4.723

Penghasilan
Bunga dan Hasil
Investasi
1.4.730
Keuntungan
( Kerugian ) kurs
mata uang
asing- Bersih

1.4.737

Lain-Lain
Bersih
1.4.744
Jumlah
Penghasilan
( Beban ) LainLain
1.4.751
LABA
BERSIH
SEBELUM
BEBAN PAJAK
1.4.758
Beban
( Manfaat )
Pajak

1.4.765

Pajak Kini

1.4.772

Pajak
Tangguhan

1.4.724

1
.00
%

1.4.725

1.4.726

1.4.727

1.4.728

1.4.729

0.65

0.07

0.07

0.06

0.13

0
.02
%
1.4.738 0.01
%

1.4.732

1.4.733

1.4.734

1.4.735

1.4.736

0.01

0.04

-

-

1.4.740

1.4.741

1.4.742

1.4.743

0.55

1.35

0.43

0.32

1.4.749

1.4.750

-

-

1.4.731

1.4.745

1.4.752

-

1.4.739

0
.80
%

1.4.746

1.4.747

1.4.748

0.42

0.29

1.02

6
.53
%

1.4.753

1.4.754

1.4.755

1.4.756

1.4.757

7.45

6.66

5.61

3.49

3.55

1.4.760
1.4.767

1.4.761
1.4.768

1.4.762
1.4.769

1.4.763
1.4.770

1.4.764
1.4.771

1.83

1.37

1.37

1.57

1.4.775

1.4.776

1.4.777

1.4.778

-

-

-

-

1.4.782

1.4.783

1.4.784

1.4.785

1.73

1.25

1.30

1.51

1.4.788

1.4.789

1.4.790

1.4.791

1.4.792

5.51

4.93

4.36

2.19

2.05

1.4.759
1.4.766
-

1.4.774

1.4.773
-

1.4.780
1.4.779
1.4.786

Beban Pajak
LABA
BERSIH SETELAH
PAJAK

1.4.781

1.58
%
1.4.787 4
.96
%

-

1.4.793
1.4.794
1.4.795

Laba Rugi PT Kalbe Farma Tbk

1.4.796
1.4.798
201

1.4.797

1.4.799

1.4.800
201

2012

1.4.804

Penjualan
Bersih

1.4.811

Beban
Pokok Penjualan

1.4.805
100.

1.4.812
-

1.4.806
100.

1.4.813
-

1.4.801

1.4.802
200

2010

2008

1.4.807

1.4.808

1.4.809

100.

100.0

100.

1.4.814

1.4.815

1.4.816

-

-

1.4.803

-

1.4.810
100.0

1.4.817
-

1.4.818

LABA
KOTOR

1.4.825

Beban
Usaha

1.4.832

Penjualan

1.4.839

Umum dan
Administrasi
1.4.846
Penelitian
dan
pengembangan

1.4.853

Jumlah
Beban Usaha

1.4.860

LABA
USAHA

1.4.819
47.9

1.4.826
1.4.833
-

1.4.840
-

1.4.847
-

1.4.854
-

1.4.861
15.9

1.4.820
47.9

1.4.827
1.4.834
-

1.4.841
-

1.4.848
-

1.4.855
-

1.4.862
16.2

1.4.821

1.4.822

1.4.823

50.8

50.52

49.6

1.4.828
1.4.835

1.4.829
1.4.836

1.4.830
1.4.837

-

1.4.842
-

1.4.849
-

1.4.856
-

-

1.4.843
-

1.4.850
-

1.4.857
-

-

1.4.844
-

1.4.851
-

1.4.858
-

1.4.863

1.4.864

1.4.865

18.0

17.51

17.2

1.4.870
1.4.877

1.4.871
1.4.878

1.4.872
1.4.879

1.4.824
48.29

1.4.831
1.4.838
-

1.4.845
-

1.4.852
-

1.4.859
-

1.4.866
14.51

1.4.867
Penghasilan
( Beban ) LainLain
1.4.874
Beban
Bunga dan
Provisi Bank]
1.4.881
Penghasilan
Bunga dan Hasil
Investasi
1.4.888
Keuntungan
( Kerugian ) kurs
mata uang
asing- Bersih
1.4.895
Laba Atas
Penjualan Aset
Tetap

1.4.902

Lain-Lain
Bersih
1.4.909
Jumlah
Penghasilan
( Beban ) LainLain
1.4.916
LABA
BERSIH
SEBELUM
BEBAN PAJAK

1.4.868
1.4.875
-

1.4.882
0.32

1.4.869
1.4.876
-

1.4.883
0.55

-

1.4.884
0.89

-

1.4.885
0.54

-

1.4.886
0.72

1.4.873
1.4.880
-

1.4.887
0.69%

1.4.889
0.00

1.4.890

1.4.891

0.15

-

1.4.897

1.4.898

1.4.892
-

1.4.893
-

1.4.894
0.54%

1.4.896
0.13

1.4.903
-

1.4.910
0.15

0.14

1.4.904
-

1.4.911
0.66

0.05

1.4.905
-

1.4.912
0.18

1.4.899
0.13

1.4.906
-

1.4.913
-

1.4.900
0.17

1.4.901

1.4.907

1.4.908

-

1.4.914
-

0.08%
-

1.4.915
0.45%

1.4.917
16.0

1.4.918
16.9

1.4.919

1.4.920

1.4.921

18.2

17.31

16.1

1.4.922
14.95

1.4.923

Beban
( Manfaat )
Pajak

1.4.930

1.4.924
1.4.931

Pajak
Tangguhan

1.4.938

1.4.939

1.4.940
0.01

1.4.945
Beban Pajak
LABA
BERSIH SETELAH
PAJAK

1.4.926
1.4.933
-

Pajak Kini

1.4.937

1.4.944
1.4.951

1.4.925
1.4.932

-

1.4.952
12.3

1.4.946
-

1.4.953
13.0

1.4.947
-

1.4.927
1.4.934
-

1.4.928
1.4.935
-

1.4.929
1.4.936
-

1.4.941

1.4.942

0.02

-

1.4.943

1.4.948

1.4.949

1.4.950

-

-

1.4.954

1.4.955

1.4.956

13.9

13.14

11.5

0.05%
-

1.4.957
10.48

1.4.958
1.4.959

Laba Rugi PT IndoFarma Tbk
1.4.960
1.4.962
201

1.4.961
1.4.968

Penjualan
Bersih

1.4.975

Beban
Pokok Penjualan

1.4.982

LABA
KOTOR
1.4.989
Beban
Usaha

1.4.996

Penjualan

1.4.1003

Umum dan
Administrasi
1.4.1010 Kerugian
(keuntungan)
lain-lain Neto

1.4.1017

Jumlah
Beban Usaha

1.4.1024

LABA
USAHA

1.4.969
100.

1.4.976
-

1.4.983
25.2

1.4.990
1.4.997
-

1.4.963

1.4.964

2012

2011

1.4.970

1.4.971

100.

100.

1.4.977

1.4.978

-

-

1.4.984

1.4.985

31.8

32.9

1.4.991
1.4.998

1.4.992
1.4.999

-

-

1.4.965
201

1.4.966
200

2008

1.4.972

1.4.973

100.

100.

1.4.979

1.4.980

-

-

1.4.986

1.4.987

30.3

27.0

-

-

1.4.974
100.00

1.4.981
-

1.4.988
22.55%

1.4.993 1.4.994 1.4.995
1.4.1000 1.4.1001 1.4.1002
-

-

1.4.1004 1.4.1005 1.4.1006 1.4.1007 1.4.1008
-

1.4.967

-

-

-

1.4.1009
-5.41%

1.4.1011 1.4.1012 1.4.1013 1.4.1014 1.4.1015 1.4.1016
-

-

1.4.1018 1.4.1019 1.4.1020 1.4.1021 1.4.1022 1.4.1023
-

-

-

-

-

1.4.1025 1.4.1026 1.4.1027 1.4.1028 1.4.1029
-

7.21

7.64

5.39

4.08

-

1.4.1030
4.26%

1.4.1031
Penghasilan
( Beban ) LainLain
1.4.1038 Beban
Bunga dan
Provisi Bank]
1.4.1045 Bagian rugi
(laba) dari
entitas asosiasi

1.4.1052

Penghasilan
Bunga

1.4.1032 1.4.1033 1.4.1034 1.4.1035 1.4.1036 1.4.1037
1.4.1039 1.4.1040 1.4.1041 1.4.1042 1.4.1043
1.4.1044
2.31
1.81
-2.05%

1.4.1046 1.4.1047 1.4.1048 1.4.1049 1.4.1050 1.4.1051
-

0.06

1.4.1053 1.4.1054 1.4.1055 1.4.1056 1.4.1057
0.10

0.10

0.20

1.4.1058
0.05%

1.4.1059

Hasil
Investasi
1.4.1066 Laba (rugi)
kurs mata uang
asing bersih

1.4.1073

Penyisihan
Persediaan

1.4.1080

Lain-Lain
Bersih
1.4.1087 Jumlah
Penghasilan
( Beban ) LainLain
1.4.1094 LABA
BERSIH
SEBELUM
BEBAN PAJAK
1.4.1101 Beban
( Manfaat )
Pajak

1.4.1108

Pajak Kini

1.4.1115

Pajak
Tangguhan

1.4.1060 1.4.1061 1.4.1062 1.4.1063 1.4.1064 1.4.1065
1.4.1067 1.4.1068 1.4.1069 1.4.1070 1.4.1071
-

0.01

0.24

-1.14%

1.4.1074 1.4.1075 1.4.1076 1.4.1077 1.4.1078
-

1.4.1081 1.4.1082 1.4.1083 1.4.1084 1.4.1085
-

-

0.05

Beban Pajak
LABA
BERSIH SETELAH
PAJAK

1.4.1079
-0.36%

1.4.1086
-0.10%

1.4.1088 1.4.1089 1.4.1090 1.4.1091 1.4.1092
2.30

1.87

-

-

-

1.4.1093
-3.59%

1.4.1095 1.4.1096 1.4.1097 1.4.1098 1.4.1099
-

5.34

4.59

1.95

1.13

1.4.1100
0.67%

1.4.1102 1.4.1103 1.4.1104 1.4.1105 1.4.1106 1.4.1107
1.4.1109 1.4.1110 1.4.1111 1.4.1112 1.4.1113
1.4.1114
-0.58%

1.4.1116 1.4.1117 1.4.1118 1.4.1119 1.4.1120
0.66

-

0.22

0.34

-

1.4.1123 1.4.1124 1.4.1125 1.4.1126 1.4.1127
1.4.1122
1.4.1129

1.4.1072

0.66

-

-

-

-

1.4.1121
0.25%

1.4.1128
-0.33%

1.4.1130 1.4.1131 1.4.1132 1.4.1133 1.4.1134
-

3.67

3.07

1.20

0.19

1.4.1135
0.34%

1.4.1136
1.4.1137

Dalam analisis laporan keuangan common size, PT Kalbe Farma lagi-

lagi menempati posisi teratas dibandingkan dengan dua pesaing lainnya. PT Kalbe Farma
mempunyai laba bersih sebesar 12% dari total penjualannya. Sedangkan pada tahun yang
PT Kimia Farma hanya mempunyai laba bersih sebesar 4% dan pada PT Indofarma Tbk
mengalami kerugian sebesar 4% pada tahun yang sama. Dari peningkatan laba bersih
masing-masing perusahaan, perusahaan cukup stabil dalam mempertahankan peningkatan
laba bersihnya kecuali pada PT Indofarma Tbk yang sempat mengalami kerugian.
1.4.1138

Neraca PT Kimia Farma Tbk

1.4.1140
1.4.1139
1.4.1146 Aset

201

1.4.1141 1.4.1142
2012

1.4.1147 1.4.1148
73.2

72.52

Lancar

1.4.1153 Aset
Tidak lancar

1.4.1160 TOTAL
ASET
1.4.1167
1.4.1174 Kewajiba
n Jangka
Pendek
1.4.1181 Kewajiba
n Jangka
Panjang

1.4.1188 Total

Ekuitas
1.4.1202 TOTAL
KEWAJIBAN
dan EKUITAS

1.4.1149

201

1.4.1144 1.4.1145
2009

2008

1.4.1150 1.4.1151 1.4.1152
68.7

65.33

65.7

70.39%

1.4.1154 1.4.1155
26.7

27.48

1.4.1156
29.61%

1.4.1157 1.4.1158 1.4.1159
31.2

34.67

34.2

1.4.1161 1.4.1162 1.4.1163

1.4.1164 1.4.1165 1.4.1166

100.

100.

100.0

100.00

1.4.1168
1.4.1175 1.4.1169
1.4.1176 1.4.1170
1.4.1177
30.1
25.87

100.0

100.

1.4.1171
1.4.1178 1.4.1172
1.4.1179 1.4.1173
1.4.1180
28.3

32.69

31.1

25.62%

1.4.1182 1.4.1183
4.10

4.70

1.4.1189 1.4.1190
34.2

30.57

Kewajiban

1.4.1195 Total

2011

1.4.1143

1.4.1184
4.57%

1.4.1191

1.4.1185 1.4.1186 1.4.1187
4.43

3.61

3.32

1.4.1192 1.4.1193 1.4.1194
32.7

36.30

34.4

30.19%

1.4.1196 1.4.1197
65.7

69.43

1.4.1198
69.81%

1.4.1199 1.4.1200 1.4.1201
67.2

63.70

65.5

1.4.1203 1.4.1204 1.4.1205

1.4.1206 1.4.1207 1.4.1208

100.

100.

100.0

100.00

100.0

100.

1.4.1209
1.4.1210
1.4.1211
1.4.1213
1.4.1212
1.4.1219 Aset
Lancar

1.4.1226 Aset

201

Neraca PT Kalbe Farma Tbk
1.4.1214 1.4.1215
2012

1.4.1216 1.4.1217
201

200

2011

1.4.1218
2008

1.4.1220 1.4.1221 1.4.1222 1.4.1223 1.4.1224 1.4.1225
66.2

68.4

71.9

71.5

72.5

73.07

1.4.1227 1.4.1228 1.4.1229 1.4.1230 1.4.1231 1.4.1232
33.7

31.6

28.0

28.4

27.4

26.93

Tidak lancar

1.4.1233 TOTAL
ASET

1.4.1234 1.4.1235 1.4.1236 1.4.1237 1.4.1238 1.4.1239
100.

100.

100.

100.

100.

100.0

1.4.1240
1.4.1247 Kewajiba

1.4.1241
1.4.1248 1.4.1242
1.4.1249 1.4.1243
1.4.1250 1.4.1244
1.4.1251 1.4.1245
1.4.1252 1.4.1246
1.4.1253

n Jangka
Pendek
1.4.1254 Kewajiba

23.3

20.0

19.7

16.3

24.2

21.92

1.4.1255 1.4.1256 1.4.1257 1.4.1258 1.4.1259 1.4.1260

n Jangka
Panjang

1.4.1261 Total
Kewajiban

1.4.1268 Total

1.54

1.64

1.55

1.62

1.81
1.90%

1.4.1262 1.4.1263 1.4.1264 1.4.1265 1.4.1266 1.4.1267
24.8

21.7

21.2

17.9

26.0

23.83

1.4.1269 1.4.1270 1.4.1271 1.4.1272 1.4.1273 1.4.1274
75.1

78.2

78.7

82.0

73.9

76.17

Ekuitas

1.4.1275 TOTAL
KEWAJIBAN
dan EKUITAS

1.4.1276 1.4.1277 1.4.1278 1.4.1279 1.4.1280 1.4.1281
100.

100.

100.

100.

100.

100.0

1.4.1282
1.4.1283
1.4.1284
1.4.1285
1.4.1286
1.4.1287
1.4.1288
1.4.1290
1.4.1289
1.4.1296 Aset

201

Neraca PT IndoFarma Tbk

1.4.1291 1.4.1292
2012

2011

1.4.1293 1.4.1294
201

200

1.4.1297 1.4.1298 1.4.1299 1.4.1300 1.4.1301
65.5

65.4

63.3

79.4

79.8

Lancar

1.4.1303 Aset
Tidak lancar

1.4.1310 TOTAL

1.4.1295
2008

1.4.1302
87.47%

1.4.1304 1.4.1305 1.4.1306 1.4.1307 1.4.1308
34.4

34.5

36.6

20.5

20.1

1.4.1309
12.53%

1.4.1311 1.4.1312 1.4.1313 1.4.1314 1.4.1315 1.4.1316
100.

100.

100.

100.

100.

100.00

ASET

1.4.1317
1.4.1324 Kewajiba
n Jangka
Pendek
1.4.1331 Kewajiba
n Jangka
Panjang

1.4.1338 Total

1.4.1318
1.4.1325 1.4.1319
1.4.1326 1.4.1320
1.4.1327 1.4.1321
1.4.1328 1.4.1322
1.4.1329 1.4.1323
1.4.1330
51.8
31.1
41.2
51.1
51.7
65.64%

1.4.1332 1.4.1333 1.4.1334 1.4.1335 1.4.1336
2.53

14.1

4.15

6.42

7.20

1.4.1339 1.4.1340 1.4.1341 1.4.1342 1.4.1343
54.3

45.3

45.3

57.5

58.9

Kewajiban

1.4.1345 Total
Ekuitas

1.4.1337
3.59%

1.4.1344
69.24%

1.4.1346 1.4.1347 1.4.1348 1.4.1349 1.4.1350
45.6

54.6

54.6

42.4

41.0

1.4.1351
30.76%

1.4.1352 TOTAL
KEWAJIBAN
dan EKUITAS

1.4.1353 1.4.1354 1.4.1355 1.4.1356 1.4.1357 1.4.1358
100.

100.

100.

100.

100.

100.00

1.4.1359
1.4.1360
1.4.1361

Dalam analisis laporan keuangan common size di pos neraca, ketiga

perusahaan berfokus pada jumlah asset lancarnya dibandingkan dengan jmlah asset tidak
lancar masing-masing perusahaan. Jumlah asset lancar ketiga perusahaan mewakili 60-70%
total asset mereka pada tahun 2013. Dan dalam pendanaan untuk biaya operasionalnya, PT
Kimia Farma Tbk dan PT Kalbe Farma Tbk mempunyai pendaan dari ekuitas sebesar 6070% sedangka n pada PT Indofarma Tbk, pendaannya 54% berasal dari kreditor pada tahun
2013.

2.3Tren Angka Indeks
1.4.1362 TREND ANGKA INDEKS

IndoFarma
160
140

Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Beban Operasi
HPP + Beban Operasi
Beban Non Operasi

120
100
80
60
40
20

1.4.1363

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Kimia Farma

Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Beban Operasi
HPP + Beban Operasi
Beban Non Operasi
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Beban Operasi
HPP + Beban Operasi
Beban Non Operasi

160
140
120
100
80
60
40
20
2008

2009

2010

2011

2012

2013

Kalbe Farma
160
140

Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Beban Operasi
HPP + Beban Operasi
Beban Non Operasi

120
100
80
60
40

1.4.1364

20
2008

2009

2010

2011

2012

2013

1.4.1365

Pendapatan PT. Kimia Farma tahun 2009 mengalami peningkatan

dibandingan dengan tahun dasar. Pada tahun 2010 mengalami peningkatan dibanding tahun
dasar dan tahun sebelumnya. Di tahun 2011 pendapatannya menurun dibandingkan dengan
tahun sebelumnya tetapi meningkat dibandingkan tahun dasar. Kemudian di tahun 2012
pendapatannya kembali mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Di
tahun 2013 pendapatannya meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Disini terlihat
bahwa pendapatan PT.Kimia Farma belum stabil 6 tahun terakhir.
1.4.1366

Pendapatan penjualan Kimia Farma pada tahun 2009 stabil bila

dibandingkan dengan HPP + beban operasi nya, di tahun 2010 penjualan terlihat lebih besar
dibandingkan dengan HPP+beban operasi. Kemudian di tahun 2011 penjualan masih lebih
besar dibanding dengan HPP+beban operasi. Ditahun 2012 penjualan dan HPP+beban
operasi stabil. Dan di tahun 2013 HPP+beban operasi lebih besar dibanding dengan
penjualan.
1.4.1367

Bisa dilihat dari tahun ke tahun dari 2009 sampai 2013 beban operasi

lebih besar dibandingkan dengan HPP.
1.4.1368

Pada perusahaan pesaing yaitu PT. Kalbe Farma terlihat jika

pendapatan penjualan Kalbe Farma pada tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2008 sebagai tahun dasar. Pada tahun 2010 pendapatan penjualan mengalami
penurunan dibanding tahun 2009. Pendapatan penjualan kembali mengalami penurunan di
tahun 2011. Kemuadian pada tahun 2012 pendapatan penjualan mengalami peningkatan
dibanding tahun 2011 dan tahun tahun-tahun sebelumnya. Tetapi pendapatan penjualan
kembali pengalami penurunan di tahun 2013.
1.4.1369

Pendapatan penjualan dibanding dengan HPP+beban operasi Kalbe

Farma selama tiga tahun yakni tahun 2009, 2010, 2011 terlihat bahwa pendapatan penjualan
lebih besar dibandingkan dengan HPP+beban operasi. Kemudian di tahun 2012 pendapatan
penjualan relatif lebih kecil dari pada HPP+beban operasinya. Di tahun 2013 pendapatan
penjualan relatif lebih besar dibanding dengan HPP+beban operasi.
1.4.1370

Pada Tahun 2009 HPP Kalbe farma lebih besar bila dibandingkan

dengan beban operasinya. Di tahun 2010 HPP kalbe farma lebih rendah bila dibandingkan
dengan beban operasinya. Kemudian di tahun 2011 terlihat bahwa HPP dan Beban operasi
kalbe farma mengalami kestabilan. Di tahun 2012 HPP kembali terlihat lebih besar

dibanding dengan beban operasinya. Dan di tahun 2013 HPP kembali lebih rendah dari pada
beban operasinya.
1.4.1371

Pada perusahaan pesaing lainnya yakni PT.Indofarma pendapatan

penjualan Indo Farma pada tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008
sebagai tahun dasar. Di tahun 2010 pendapatan penjualan mengalami peningkatan di
banding tahun 2009. Kemudian pada tahun 2011 pendapatan penjualan mengalami
peningkatan lumayan besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tetapi di tahun 2012
pendapatan penjualan menurun dibandingkan tahun 2011. Di tahun 2013 pendapatan
penjualan kembali mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
1.4.1372

Di tahun 2009 penjualan dan HPP+beban operasi Indo Farma sama-

sama stabil. Di tahun 2010 dan tahun 2011 penjualan indo farma lebih besar dibandingkan
dengan HPP+beban operasi. Kemudian di tahun 2012 penjualannya relatif lebih rendah
dibandingkan dengan HPP+beban operasi ditahun 2013 penjualan indo farma lebih rendah
dari pada HPP+beban operasinya.
1.4.1373

Pada Tahun 2009 HPP Kalbe farma lebih besar bila dibandingkan

dengan beban operasiny

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63