PENGARUH METODE SIMULASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS III SDN 09

  

PENGARUH METODE SIMULASI TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN

KELAS III SDN 09

Heni Evi Pania, Suryani, Hery Kresnadi

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan, Pontianak

Email

  Abstract

The problem in this research is "Are There Effect Simulation Method Of Learning

Outcomes in Learning Civics Class III State Elementary School 09 South East

Pontianak?" This study aims to analyze how much influence the implementation of

Simulation Method In Learning Citizenship Education Against Student Results class

  

III State Elementary School 09 East Pontianak. This research uses experimental

method to form Pre exsperimental design, experimental design with one group pretest-

posttest. The population in this study were all students of class III and VI State

Elementary School 09 East Pontianak. Data collection techniques used in this study,

the measurement technique. Instrument to measure student learning outcomes in the

form of an objective test of 35 questions. From the results perhitung effect size (ES) ES

obtained amounted to 2,873 (high criteria). This means the application of simulation

methods in learning Citizenship Education provides high impact on learning outcomes

Elementary School third grade students of 09 countries of Southeast Pontianak.

  Keywords: Effect, Simulation Methods, Results Learning.

  PENDAHULUAN

  Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan yang ada pada jenjang pendidikan dasar. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan pada tingkat selanjutnya. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 13 UU No 2 tahun 1989 bahwa “Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup didalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.” Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi dapat memberikan bekal kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan belajar secara optimal.

  Pendidikan di sekolah dasar tidak terlepas dari proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik serta lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar bagi siswa. Proses pembelajaran merupakan upaya dalam menciptakan lingkungan belajar bagi seorang atau sekelompok siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dan berpusat pada kepentingan siswa. Sedangkan siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk kegiatan pembelajaran, yaitu pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

  Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Sesuai dengan yang tercantum dalam kurikulum KTSP (2006) pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dijelaskan bahwa, pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan NKRI. Namun, pada kenyataannya tujuan kurikulum tersebut justru masih belum sepenuhnya terwujud. Hal itu terjadi karena siswa merasa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang kurang menarik. Akibatnya motivasi dalam diri siswa menjadi berkurang, ditambah lagi dengan ketidakmampuan guru dalam memilih metode belajar yang cocok untuk menyampaikan materi ajar Pendidikan Kewarganegaraan.

  Untuk mencapai tujuan dalam kurikulum tersebut, guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik diharuskan mampu dalam menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru bertindak sebagai fasilitator bagi siswa untuk mendapatkan materi belajar. Dalam proses atau kegiatan pembelajaran, gurulah yang mengatur dan menciptakan kondisi belajar mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan serta metode yang digunakan. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mendukung proses pembelajaran itu sendiri yang pada akhirnya dapat memberi pengaruh yang baik pula pada hasil belajar siswa.

  Penggunaan metode simulasi adalah salah satu metode yang cocok digunakan dalam pembelajaran PKN. Karena metode simulasi merupakan salah satu bentuk peniruan atau situasi buatan yang dapat melatih keterampilan siswa. Dengan menggunakan metode ini, siswa dapat menirukan secara langsung peristiwa nyata dalam kehidupan sehari-hari.

  Berdasarkan observasi awal peneliti saat pembelajaran PKN di Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara, peneliti menemukan fakta bahwa dalam melaksanakan pembelajaran PKN, guru hanya memberikan penjelasan materi dengan metode ceramah, memberikan beberapa contoh, melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa, dan setelah itu guru meminta siswa mengerjakan soal yang ada di buku paket. Jika cara mengajar seperti ini dilakukan secara terus-menerus, maka siswa akan cepat bosan dan berpengaruh pada hasil belajarnya. Disini peneliti menemukan fakta bahwa guru memang kurang paham bila harus mengajar dengan metode lain. Sehingga terpaksa menggunakan metode yang sama disetiap kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, sangat penting untuk memilih metode yang tepat karena akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

  Sehubungan dengan hasil analisis situasi di atas, maka untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus berperan aktif dalam usaha meningkatkan proses pembelajaran siswa dengan menemukan cara apa yang tepat agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif. Salah satunya adalah dengan memilih metode yang sesuai dengan pembelajaran yang akan disampaikan. Permasalahan diatas menjadi dasar dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Simulasi terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara.”

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah metode Simulasi pada materi pembelajaran Harga Diri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara?

  Adapun sub-sub masalah dari masalah umum diatas adalah sebagai berikut : (1) Seberapa besar rata-rata hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri sebelum diterapkan metode Simulasi di kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara? (2) Seberapa besar rata-rata hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri setelah diterapkan metode Simulasi di kelas III Sekolah Dasar Negeri

  09 Pontianak Tenggara? (3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri setelah menggunakan metode Simulasi dan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri sebelum menggunakan metode Simulasi di Kelas III Sekolah Dasar Negeri

  mengungkapkan “Bentuk pre experimental

  09 Pontianak Tenggara.

  Dari kedua pendapat ahli, maka populasi adalah segala yang berhubungan dengan subjek/objek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III dan kelas IV Sekolah Dasar Negeri

  Menurut Sugiyono (2013: 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2013: 173) menyatakan “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.”

  ” Sesuai dengan masalah yang akan di bahas pada penelitian ini, yaitu untuk melihat akibat dari perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan metode simulasi, maka model penelitian yang digunakan adalah model One Group Pre-test and Post-test Design.

  pretest-posttest dan intec-group comparison.

  yaitu one-shot case study, one group

  design terbagi menjadi tiga bentuk desain,

  design . Sugiyono (2013: 74)

  09 Pontianak Tenggara? (4) Seberapa tinggi pengaruh penerapan metode Simulasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri di Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara?

  Bentuk penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian pre experimental

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hadari Nawawi (2012: 88) menyatakan bahwa, “Metode Eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variable atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variable yang lain”.

  Maka dari itu diperlukan kesesuaian antara penggunaan metode penelitian dengan tujuan penelitian. Hadari Nawawi (2012: 66- 88) menyatakan, terdapat beberapa jenis metode penelitian, yaitu: (1) Metode Filosofis, (2) Metode (3) Deskriptif, (4) Metode Historis, (5) Metode Eksperimen.

  Metode merupakan suatu cara yang yang diharapkan dalam suatu penelitian.

  09 Pontianak Tenggara. (4) Untuk menganalisis seberapa tinggi pengaruh penerapan metode simulasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri di kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara.

  09 Pontianak Tenggara. (3) Untuk menganalisis perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri yang menerapkan metode simulasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri dan tanpa menerapkan metode simulasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri di Kelas III Sekolah Dasar Negeri

  09 Pontianak Tenggara. (2) Untuk menganalisis hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri dengan menerapkan metode simulasi di Kelas III Sekolah Dasar Negeri

  Secara umum penelitian ini bertujuan untuk “Menganalisis pengaruh penerapan metode simulasi terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas III Sekolah Dasar Neger i 09 Pontianak Tenggara”. Selanjutnya secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Untuk menganalisis hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Harga Diri tanpa menerapkan metode Simulasi di Kelas III Sekolah Dasar Negeri

METODE PENELITIAN

  Hadari Nawawi (2012: 152) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Suharsimi Arikunto (2013: 131) menyatakan bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”

  O

  III, (3) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (4) menentukan materi yang akan diajarkan, membuat kisi- kisi soal, membuat tugas yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, (5) melakukan validasi instrumen penelitian, (6) melakukan uji coba tes soal, (7)

  Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara, (2) membuat rencana pelaksanaan penelitian dan prosedur penelitian bersama guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraam kelas

  Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan, dan Tahap Akhir. Pada tahap persiapan ada beberapa macam kegiatan yang perlu observasi ke sekolah mitra, yaitu Sekolah

  Penelitian ini dilaksanakan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara, alamatnya Jl. Media Pontianak Tenggara. Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III Sekolah Dasar 09 Pontianak Tenggara dengan jumlah siswa 30 orang.

  : Nilai posttest kelas eksperimen (setelah diberi perlakuan) X : Treatment yang diberikan (dengan menggunakan Metode simulasi) (Sugiyono, 2013: 75)

  2

  : Nilai pretest kelas eksperimen (sebelum diberi perlakuan) O

  1

  Eksperimen : Kelas Eksperimen O

  2 Keterangan:

  O

  Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen

  Maka dari kedua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang menjadi data sebenarnya dalam sebuah penelitian.

  Tabel 1 One Group Pre-test and Post-test Design

  sebagai berikut:

  Pre-test and Post-test Design pada tabel 1

  Adapun rancangan dalam penelitian dengan menggunakan model One Group

  Maka, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu siswa kelas III dan kelas VI Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara yang berjumlah 30 siswa.

  menyatakan, “Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.”

  sampling . Suharsimi Arikunto (2013: 183)

  Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive

  Sehingga penelitian ini bersifat penelitian populasi.

  15% atau lebih.” Berdasarkan pendapat para ahli, maka peneliti menggunakan keseluruhan dari populasi yang ada sebagai sumber data.

  Karena dalam penelitian ini, jumlah populasinya relatif kecil, maka seluruh populasinya dapat diambil sebagai sumber data. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2013: 134) yaitu, “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10-

1 X

  (reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran).

  Sebelum melakukan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode simulasi, peneliti memberikan pre-test untuk mengetahui kondisi awal siswa.Setelah memberikan pre-test, peneliti melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan metode simulasi. Peneliti memberikan post-test yang telah disiapkan.

  Setelah tahap pelaksanaan, maka dilanjutkan ke tahap akhir yaitu (1) memberikan skor dari hasil tes siswa, (2) menghitung rata-rata hasil tes siswa, (3) menghitung standar deviasi siswa, (4) menghitung uji normalitas, (5) melakukan uji statistik yang sesuai, (6) melakukan uji hipotesis menggunakan rumus t-test, (7) menghitung besarnya pengaruh pembelajaran menggunakan rumus Effect

  Size .Menganalisis data yang telah didapat

  kemudian membuat kesimpulan hasil penelitian dan menyusun laporan.

  Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran. Teknik pengukuran merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peniliti dengan melihat hasil belajar siswa melalui tes dalam bentuk pilihan ganda yang diberikan sebelum maupun sesudah diberikan perlakuan (treatment) kepada siswa di kelas III.

  Berdasarkan teknik pengumpul data yang digunakan oleh peneliti, maka alat pengumpul data juga harus disesuaikan dengan teknik pengumpul data. Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Selanjutnya dalam penelitian ini, menggunakan validitas isi. Validitas isi digunakan untuk melihat kesesuaian antara Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi, indikator, dan soal-soal tes. Agar soal yang digunakan memiliki validitas isi, maka penyusunan tes harus berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

  Pendidikan (KTSP).

  Analisis data dalam penelitian ini dengan tahapan sebagai berikut: (1) Menghitung validitas item, (2) Realibilitas dapat dihitung dengan rumus dari Kuder dan Richardson. (3) Daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus DP untuk tes pilihan ganda. (4) Untuk menganalisis tingkat kesukaran soal. (5) Menskor hasil pretest maupun post-test pada kelas penelitian sesuai dengan kriteria penskoran (6) menghitung hasil rata-rata (Me) belajar peserta didik yaitu hasil pre-test maupun post-test di kelas penelitian.(7) Menghitung Standar Deviasi (S) hasil pretest dan posttest kelas penelitian.(8) Menguji normalitas data, jika 2 hitung < 2 tabel maka data berdistribusi normal, (9) Melakukan

  Uji t (t-test) Apabila data berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan perhitungan Uji t.

  Hasil Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk megetahui Pengaruh Metode Simulasi terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data pretest dan

  posttest .

  Dari data hasil pretest siswa tanpa menggunakan metode simulasi berjumlah 30 siswa. Berdasarkan nilai pretest yang diperoleh, terlihat bahwa siswa belum cukup memahami mengenai materi harga diri dikarenakan nilai yang diperoleh siswamasih tergolong rendah. Sedang dari data hasil posttest siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode simulasi, terlihat nilai siswa cukup baik. Adapun hasil dari tes awal (pretest) dan tes akhir( posttest) dapat dilihat pada tabel yang tersedia di bawah ini. hitung

  ≥ t

  dibandingkan dengan t

  tabel

  atau

  ℎ

  (3,592) > (1,697) berarti signifikan. Maka ini berarti Ho ditolak, sebaliknya Ha diterima atau disetujui. Ini berarti terdapatpengaruh penggunaan metode simulasi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Harga Diri kelas III SDN 09 Pontianak Tenggara.

  Karena hipotesis diterima maka terdapat pengaruh dari pengaruh penggunaan metode simulasi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Harga Diri kelas III SDN 09 Pontianak Tenggara.

  Hasil Perhitungan selanjutnya t

  hitung

  tabel

  = 1,699. Ternyata t

  , untuk db = 22

  • – 1 = 21 dan taraf signifikan (α) = 0,05 diperoleh harga t

  tabel

  = 2,080. Ternyata t

  hitung

  ≥ t

  tabel

  atau 10,99 ≥ 2,080. Ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil post-test dan hasil pre-test.

  tabel

  

Tabel 2

Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Hasil Belajar PKN

Keterangan Skor Hasil

  Berdasarkan tabel 2 bahwa hasil rata- rata skor pretest peserta didik adalah 44,5 dan standar deviasi adalah 10,92. Untuk hasil rata-rata skor posttest peserta didik adalah 75,8 dan standar deviasi adalah 7,73.

  Pre-test Post-test Rata-rata (

  ̅) 44,5 75,8

  StandarDeviasi

  10,92 7,73

  Uji Normalitas( )

  1,601 2,229

  Hasil Uji t 3,592

  Pembahasan

  1 dan taraf signifikan (α) = 0,05 diperoleh harga t

  Untuk mendapatkan jawaban berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang dikemukakan pada Bab I tentang pengaruh penggunaan metode simulasi terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara, maka perlu dilakukan analisis data.

  Setelah dilakukan perhitungan data

  pre-test dan post-test yang berdistribusi

  normal, maka selanjutnya akan dilakukan analisis data uji t. Selanjutnya harga t

  hitung

  dibandingkan dengan t

  tabel

  , untuk db = 30-

  Penerimaan hipotesis kerja karena terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil-hasil post-test dan hasil pre-test, maka dengan demikian dinyatakan bahwa hipotesis adanya pengaruh penggunaan metode simulasi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Harga Diri kelas III SDN 09 Pontianak Tenggara diterima kebenarannya. Dilihat dari hasil pre-test dan post-test siswa, dapat disimpulkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode simulasi dan tanpa menerapkan metode simulasi. Namun pada keseluruhan hasil belajar siswa terlihat mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Dilihat dari nilai standar deviasi pre test yang dilakukan diawal yaitu sebelum menerapkan metode simulasi dan post test yang dilakukan diakhir yaitu setelah menerapkan metode simulasi, Hal ini berarti skor post-test lebih tersebar secara merata dibandingkan pre test. Nilai standar deviasi post test (setelah diterapkan metode simulasi) lebih besar dari pada pre test (sebelum diterapkan metode simulasi), Hal ini membuktikan bahwa metode simulasi merupakan metode yang cocok untuk diterapkan dalam menyampaikan materi harga diri pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas 3. Hal ini dikarenakan dalam metode simulasi ini siswa diajak untuk menerapkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan simulasi, siswa dapat dengan mudah menempatkan diri dalam lingkungan belajar maupun lingkungan nyata (lingkungan masyarakat). Materipun menjadi lebih mudah diterima karena berhubungan dengan situasi nyata. Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan bagi siswa, karena siswa diajak mengenal lingkungan masyarakat yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari-harinya.

  Dikatakan berpengaruh karena hasil

  BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat

  Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

  Depdiknas Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil

  Pembelajaran IPA SD Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Nasional. Jakarta:

  Leo Sutrisno, dkk. (2008). Pengembangan

  Bidang Sosial. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press.

  Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian

  Ilmiah FKIP Untan. Pontianak: Universitas Tanjungpura.

  FKIP. (2007). Pedoman Penulisan Karya

  Yogyakarta: Gajahmada University Press

  Burhan Nurgiyantoro, Gunawan dan Marzuki. (2009). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.

  SatuanPendidikan SD/MI. Jakarta :DepartemenPendidikanNasional.

  Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1) Bagi guru yang ingin menerapkan metode simulasi dalam kegiatan pembelajaran, sebaiknya memperhatikan efisiensi waktu dan menggunakan metode ini dengan materi yang sesuai; 2) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode simulasi, disarankan untuk melaksanakan dengan waktu 3x35 menit agar penelitian yang dilakukan bisa terlaksana dengan efektif dan efisien.

  pre-test yaitu hasil test sebelum diberikan

  Saran

  ( 3,592) > (1,699), dengan demikian maka Ha diterima. Pembelajaran dengan menerapkan metode simulasi memberikan pengaruh tinggi (ES sebesar 2,873) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak tenggara. Maka, dapat diambil kesimpulan secara umum adalah terdapat pengaruh penggunaan metode simulasi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Harga Diri kelas III SDN 09 Pontianak Tenggara.

  ℎ

  30-1= 29) sebesar 1,699. Karena

  sebesar 3,592 dan ( = 5% dan dk =

  ℎ

  Dari hasil post test dilakukan pengujian hipotesis (uji-t) menggunakan rumus uji t dependen diperoleh

  III sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara pada materi harga diri dengan menerapkan metode simulasi adalah 75,88 dengan standar deviasi 7,73.

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara dan hasil pengolahan data yang diperoleh nilai rata-rata pre-test siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 09 Pontianak tenggara pada materi harga diri sebelum menerapkan metode simulasi adalah 44,5 dengan standar deviasinya 10,92. Nilai rata-rata post-test siswa kelas

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  perlakuan dengan menggunakan metode eksperimen lebih rendah dibandingkan setelah diberikan perlakuan dengan metode eksperimen, dan hal ini terbukti dengan hasil dari post test yaitu test yang diberikan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan metode eksperimen.

DAFTAR RUJUKAN

  Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur

  Pendidikan. Bandung: Alfabeta Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta