Dhevi Sistya Indira F1109009

“PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KREDIT INVESTASI DOMESTIK DI INDONESIA PERIODE 2004:1 – 2009:12”

Disusun Oleh : Dhevi Sistya Indira F1109009 SWADANA TRANSFER EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

commit to user

2011 PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KREDIT INVESTASI DOMESTIK DI INDONESIA PERIODE 2004:1 – 2009:12 ABSTRAKSI

Oleh : Dhevi Sistya Indira

Dosen Pembimbing : Dr. Agustinus Suryantoro, M.S.

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kredit Investasi Domestik di Indonesia Periode 2004:1 – 2009:12” bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan moneter seperti pendapatan nasional, suku bunga kredit, dan jumlah uang beredar terhadap jumlah kredit investasi domestik di Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Adjustment Model (PAM), dengan model data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Pengujian statistik yang

digunakan meliputi uji t, uji F, dan R 2 (koefisien determinasi) serta uji asumsi klasik yaitu multikoliniaritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pendapatan nasional, dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap jumlah kredit investasi domestik. Sedangkan suku bunga kredit memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap jumlah kredit investasi domestik. Dan secara bersama-sama variable pendapatan nasional, suku bunga kredit, dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap kredit investasi domestik. Untuk pengujian terhadap uji asumsi klasik tidak terdapat multikoliniaritas dan heterokedastisitas, namun terdapat sedikit masalah autokorelasi. Sehingga mengharapkan kepada peneliti lain yang sejenis untuk melengkapi baik dengan menambah variable atau menambah data-data yang digunakan agar dapat memberikan hasil yang lebih baik.

Kata Kunci : Kebijakan Moneter, Kredit Investasi Domestik, Pendapatan

Nasional, Suku Bunga Kredit, Jumlah Uang Beredar.

commit to user

commit to user

commit to user

MOTTO

v “ Jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai penolongmu “

(QS. Al – Baqoroh : 153)

v “ Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah

akan memudahkan padanya jalan menuju ke surga”

(H.R. Muslim)

v “ Kerjakan sesuatu dengan totalitas dan hadapi hidup ini dengan

optimis.”

v “ Kegagalan dan keberhasilan bukanlah takdir namun sebuah pilihan.” v “ Kehidupan kan terasa nikmat manakala kita selalu berfikir cerdas.” v “ Ubahlah cara berfikir anda maka anda akan berubah.”

(Penulis)

commit to user

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Mama dan Papa tercinta (Endry Djendrati dan Yoyok Siswarno) yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tiada terputus.

2. Kakakku (Mas Dian, Mas Dheva, Mbak Iin, Mbak Kris) dan Adik (Dheas) yang selalu memberikan bantuan dan dukungan hingga terselesainya skripsi ini.

3. Oka Herdin Wibisono yang telah setia menemani dan membantu serta memberikan motivasi dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Teman – teman Swadana Transfer Ekonomi Pembangunan seperjuangan angkatan 2009.

5. Sahabat – sahabatku tersayang (Mbak Redha, Mbak Anggun, Mas Vanno, Mas Arif, Ryandi) yang selalu menemani dalam suka maupun duka.

6. Teman – teman CSO BCA yang selalu memberikan semangat dan dukungannya selama ini.

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Subhanallah Walhamdulillah Walailahailallah Wallahu Akbar. Tiada ungkapan paling indah kecuali puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang dengan penuh kasih telah membuka hati dan pemikiran penulis sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kredit Investasi Domestik di Indonesia Periode 2004:1-2009:12”, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa istiqomah dalam memperjuangkan Islam. Atas perjuangan dan kesabaran beliaulah keindahan Islam dapat terasa sebagai rahmat seluruh alam. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan serta do’a restu dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Dr. Agustinus Suryantoro,M.S. selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran, kebaikan, cinta kasih serta dukungannya dalam membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Ketua Jurusan Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

commit to user

4. Keluarga tersayang ( mama, papa, eyang, kakak-kakakku dan adikku tercinta) yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun materiil serta doa yang tiada terputus.

5. Teman – teman kuliah (khususnya Ekonomi Pembangunan 2009) dan kekasihku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril dan spiritual, serta semuanya yang telah memberikan saran dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Teman – teman kantor BCA Solo yang telah banyak memberikan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat

kekurangan, namun besar harapan penulis jika tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya. Semoga kasih sayang Alloh SWT selalu terlimpah untuk kita semua. Amin.

Surakarta, Desember 2011

Penulis

commit to user

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………….............…………………63

B. Saran………………………….………...…………..………………64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Uji Partial Adjustment Model…………………………………….52

4.2 Uji White Heteroskedasticity (No Cross Term) ………………………….57

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Structural Model Evidence ……….………………………………………20

2.2 Reduced Form Evidence ………………………………………………....20

3.1 Daerah Kritis Uji t......................................................................................40

3.2 Daerah Kritis Uji F…………………………………………….…………42

4.1 Grafik data Kredit Investasi Domestik (Loan) tahun 2004 – 2009……...48

4.2 Grafik data Pendapatan Nasional (Y) tahun 2004 – 2009………………..49

4.3 Grafik data Suku Bunga Kredit (r) tahun 2004 – 2009…………………..50

4.4 Grafik data JUB tahun 2004 – 2009……………………………………...51

4.5 Daerah Kritis Uji F (Hasil)……………………………………………….56

commit to user

PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KREDIT INVESTASI DOMESTIK DI INDONESIA PERIODE 2004:1 – 2009:12 ABSTRAKSI

Oleh : Dhevi Sistya Indira

F 1109009

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kredit Investasi Domestik di Indonesia Periode 2004:1 – 2009:12” bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan moneter seperti pendapatan nasional, suku bunga kredit, dan jumlah uang beredar terhadap jumlah kredit investasi domestik di Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Adjustment Model (PAM), dengan model data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Pengujian statistik yang

digunakan meliputi uji t, uji F, dan R 2 (koefisien determinasi) serta uji asumsi klasik yaitu multikoliniaritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pendapatan nasional, dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap jumlah kredit investasi domestik. Sedangkan suku bunga kredit memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap jumlah kredit investasi domestik. Dan secara bersama-sama variable pendapatan nasional, suku bunga kredit, dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap kredit investasi domestik. Untuk pengujian terhadap uji asumsi klasik tidak terdapat multikoliniaritas dan heterokedastisitas, namun terdapat sedikit masalah autokorelasi. Sehingga mengharapkan kepada peneliti lain yang sejenis untuk melengkapi baik dengan menambah variable atau menambah data-data yang digunakan agar dapat memberikan hasil yang lebih baik.

Kata Kunci : Kebijakan Moneter, Kredit Investasi Domestik, Pendapatan

Nasional, Suku Bunga Kredit, Jumlah Uang Beredar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

permodalan lainnya. Bagi bank umum, kredit merupakan sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian dana operasional bank diputarkan dalam kredit, maka kredit akan mempunyai suatu kedudukan yang istimewa (Sutoyo, 1995). Dan dapat dikatakan bahwa “Kredit” adalah sebagai salah satu sumber dana yang penting dari setiap jenis kegiatan usaha dan dapat diibaratkan sebagai darah bagi makhluk hidup.

Secara natural, Bank tidak berbeda dengan perusahaan komoditas atau perusahaan jasa lainnya. Dalam hal ini, Bank menghasilkan input berupa kredit dan input berupa dana simpanan masyarakat. Dengan melakukan proses produksi seperti itu, bank menjembatani kepentingan pihak pemilik dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dengan kata lain, bank menjalani fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Fungsi bank yang pokok adalah sebagai intermediasi dan transmisi dimana menggambarkan kedudukan bank sebagai jantung dan urat nadi kehidupan ekonomi, sehingga berpengaruh besar terhadap investasi, distribusi, produksi, penghasilan, tingkat harga, dan sebagainya. Bank menjalankan dengan berbagai cara, diantaranya memberikan pelayanan kepada masyarakat, member kredit usaha dengan resiko usaha yang dihadapi oleh bank, salah satunya resiko investasi.

Dari beberapa penelitian disebutkan bahwa kredit konsumsi masih mendominasi proporsi pengucuran kredit perbankan umum kepada masyarakat. Hal ini wajar, mengingat sifat dari kredit konsumsi yang rendah resiko. Posisi tertinggi kedua ditempati oleh kredit modal kerja, yang pada dasarnya juga serupa dengan kredit konsumsi, yaitu bersifat jangka pendek dan rendah akan resiko, Dari beberapa penelitian disebutkan bahwa kredit konsumsi masih mendominasi proporsi pengucuran kredit perbankan umum kepada masyarakat. Hal ini wajar, mengingat sifat dari kredit konsumsi yang rendah resiko. Posisi tertinggi kedua ditempati oleh kredit modal kerja, yang pada dasarnya juga serupa dengan kredit konsumsi, yaitu bersifat jangka pendek dan rendah akan resiko,

namun berbeda halnya dengan kredit investasi dimana kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang lebih tinggi dalam hal resiko pengembalian kredit. Sehingga terkesan bahwa perbankan selama ini cenderung untuk memilih yang aman.

Proporsi GDP selama rentang waktu 2004-2009 selalu didominasi oleh konsumsi masyarakat, hal ini dapat dilihat melalui sumbangsihnya pada GDP yang selalu diatas 60% atau dengan rata-rata sebesar 72%, sedangkan dari sisi investasi hanya mampu berkontribusi rata- rata sebesar 20% tiap kuartalnya (www.bps.go.id) . Meskipun sumbangan investasi ini dapat dibilang masih relatif kecil, namun investasi tetap memiliki peranan penting di dalam permintaan agregat.

Alasan pertama, biasanya pengeluaran investasi lebih tidak stabil apabila dibandingkan dengan pengeluaran konsumsi sehingga fluktuasi investasi dapat menyebabkan resesi dan boom. Oleh karena itu para ahli ekonomi sangat tertarik untuk menganalisanya, terutama dalam kaitannya dengan kebijakan stabilisasi untuk mengatasi akibat buruk dari adanya fluktuasi investasi (Nopirin: 1993).

Kedua, Harapan yang ingin dicapai oleh pemerintah dengan pemberdayaan pengeluaran investasi nantinya ialah akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi sekaligus sebagai media penyerap tenaga kerja untuk kemudian menjadi pemecah masalah pengangguran yang terus menghantui perekonomian Indonesia.

Menurut Retnadi (2006), ekspansi kredit bank sangat diharapkan karena akan dapat menjadi tambahan amunisi bagi suatu sektor untuk dapat lebih Menurut Retnadi (2006), ekspansi kredit bank sangat diharapkan karena akan dapat menjadi tambahan amunisi bagi suatu sektor untuk dapat lebih

berkembang. Pola penyaluran kredit perbankan sejak tahun 2003 yang kurang memberikan peluang pada pengembangan proyek baru (investasi), harus dicarikan jalan keluarnya. Penyebab kurang tertariknya perbankan untuk membiayai proyek baru karena tingginya resiko yang dihadapi. Suku bunga yang belum stabil pada tingkat yang rendah, dan buruknya prasarana dan sarana ekonomi tampaknya menjadi alasan utama masih seretnya pengucuran kredit investasi.

Menyadari hal tersebut BI selaku pemegang otoritas moneter bersama- sama dengan pemerintah mencoba menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengontrol tingkat pertumbuhan inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat suku bunga domestik secara simultan untuk membangun pertumbuhan investasi sektor riil di Indonesia. Dengan mengacu pada latar belakang tersebut maka penulis

tertarik untuk menyajikan menyajikan skripsi yang berjudul :“ Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kredit Investasi Domestik di Indonesia Periode 2004:1-2009:12”

B. Rumusan Masalah

Sektor riil tidak akan bergerak menuju kearah pertumbuhan yang signifikan sejauh investasi bisnis tidak memperoleh dukungan dari pihak pemberi pinjaman, yang dalam hal ini ialah perbankan. Dan dapat dikatakan bahwa pinjaman yang diberikan oleh perbankan dapat berbentuk kredit investasi.

Dari pemaparan diatas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Apakah Pendapatan Nasional mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang? 1. Apakah Pendapatan Nasional mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang?

2. Apakah Suku Bunga Kredit mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang?

3. Apakah Jumlah Uang Beredar mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang?

4. Apakah Pendapatan Nasional, Suku Bunga Kredit, dan Jumlah Uang Beredar secara bersama – sama mempengaruhi pergerakan kredit dalam janka pendek dan jangka panjang?

C. Tujuan Penelitian

Dalam rangka membangun sebuah negara yang besar maka dibutuhkan sikap proaktif dari masyarakat sebagai elemen inti di dalamnya. Berangkat dari hal tersebut, penulis sebagai seorang mahasiswa yang berafiliasi dalam bidang ekonomi akan menghadirkan tulisan ini sebagai wacana bersama yang sekaligus menjadi suplemen bagi wawasan kita terutama dalam bidang moneter. Tujuan dari tulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah Pendapatan Nasional mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang.

2. Untuk mengetahui apakah Suku Bunga Kredit mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang.

3. Untuk mengetahui apakah Jumlah Uang Beredar mempengaruhi pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang.

4. Untuk mengetahui apakah Pendapatan Nasional, Suku Bunga Kredit, dan Jumlah Uang Beredar secara bersama – sama mempengaruhi pergerakan kredit dalam janka pendek dan jangka panjang? 4. Untuk mengetahui apakah Pendapatan Nasional, Suku Bunga Kredit, dan Jumlah Uang Beredar secara bersama – sama mempengaruhi pergerakan kredit dalam janka pendek dan jangka panjang?

D. Kegunaan Penelititan

Bagi akademisi dan pemerintah diharapkan mengetahui efektifitas kebijakan moneter terhadap kredit dalam usaha untuk membangun kemajuan sektor riil, disamping itu, para praktisi khususnya dari sisi investor usaha kecil menengah dapat melihat bahwa BI berupaya optimal untuk mendorong perbankan umum secara gradual menambah volume kucuran kredit bagi usaha kecil menengah.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih memerlukan pengujian berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka untuk penelitian ini diajukan hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut :

1. Diduga Pendapatan Nasional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang.

2. Diduga Suku Bunga Kredit mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang.

3. Diduga Jumlah Uang Beredar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pergerakan kredit dalam jangka pendek dan jangka panjang.

4. Diduga Pendapatan Nasional, Suku Bunga Kredit, dan Jumlah Uang Beredar secara bersama – sama mempengaruhi pergerakan kredit dalam janka pendek dan jangka panjang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank Umum

a. Pengertian Bank Umum Menurut UU perbankan nomor 10 tahun 1998, pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan yang dimaksud perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya.

Bank Umum menurut UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang didalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Berdasarkan UU Perbankan nomor 14 tahun 1967, bank umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek, sedangkan menurut UU Perbankan nomor 7 tahun 1992, bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.

Pengertian bank yang dipaparkan oleh Mishkin (2001): “Banks are financial institutions that accept money deposits and make loans ”. Bank Pengertian bank yang dipaparkan oleh Mishkin (2001): “Banks are financial institutions that accept money deposits and make loans ”. Bank

merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman.

b. Kegiatan Bank Umum Bank umum adalah bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum juga memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan Bank Perkreditan Rakyat yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran dan kegiatannya lebih sempit daripada kegiatan bank umum.

c. Prinsip Umum Manajemen Perbankkan Bank dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi antar peminjam dan pemberi dana pinjaman memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan apakah sistem keuangan dan ekonomi berjalan dengan baik. Merujuk pada prinsip dasar manajemen perbankan maka dalam mengelola dana yang ditampungnya, perbankan memiliki empat hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Liquidity management (manajemen likuiditas)

Manajemen likuiditas pada dasarnya menjelaskan bahwa bank harus memiliki cukup kas untuk memenuhi obligasi/utang kepada penabung, sehingga ketika suatu ketika penabung melakukan penarikan uang tabungan dari bank maka bank harus dapat memenuhinya. Ketidaksediaan kas dalam merespon penarikan tabungan oleh debitur dapat disiasati melalui empat cara, yaitu: Manajemen likuiditas pada dasarnya menjelaskan bahwa bank harus memiliki cukup kas untuk memenuhi obligasi/utang kepada penabung, sehingga ketika suatu ketika penabung melakukan penarikan uang tabungan dari bank maka bank harus dapat memenuhinya. Ketidaksediaan kas dalam merespon penarikan tabungan oleh debitur dapat disiasati melalui empat cara, yaitu:

2) Melalui penggunaan excess reserve;

1) Melalui pinjaman antar bank;

2) Melalui pengurangan aset pinjaman;

3) Melalui pinjaman bank sentral

3) Asset management (manajemen aset)

Dalam mengelola aset, perbankan harus memperoleh keuntungan yang maksimum dengan cara memilih pinjaman dan sekuritas dengan tingkat pengembalian yang tinggi secara simultan, mengurangi resiko, dan menetapkan aset likuid yang harus dipegang oleh bank. Untuk mencapai ketiga hal tersebut, maka perbankan harus menempuh empat cara, yaitu:

a) Bank harus memperoleh kreditur yang mau untuk membayar pinjaman dengan bunga tinggi tanpa resiko gagal pada pinjamannya;

b) Bank harus membeli sekuritas dengan tingkat pengembalian yang tinggi dan resiko rendah;

c) Bank harus melakukan diversifikasi pada asetnya;

d) Bank harus mengatur likuiditas asetnya, yang berarti bank akan memegang sekuritas yang likuid walaupun dengan tingkat pengembalian yang rendah.

4) Liability management (manajemen liabilitas)

Inti dari manajemen liabilitas ini adalah melakukan inovasi pada instrumen keuangan untuk dihadirkan kepada masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5) Capital adequacy management (manajemen kecukupan modal) Perbankan dalam memegang modal, didasarkan pada tiga hal,

yaitu:

a) Modal bank dapat mencegah bank mengalami collapse ketika terjadi penarikan besar-besaran pada dana pihak ketiga;

b) Modal bank dapat mempengaruhi tingkat pengembalian pada modal bagi pemilik bank;

c) Adanya peraturan permodalan dari pemerintah.

Analisis lebih lanjut dari pembahasan manajemen kecukupan modal diatas ialah, bahwasanya modal perbankan berpengaruh terhadap terjadinya penurunan penawaran kredit, dalam bahasa yang sederhana dapat dikatakan bahwa capital crunch dapat berujung pada terjadinya credit crunch (Mishkin: 2001).

2. Kredit

a. Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti Kepercayaan. Dalam arti yang lebih luas, pengertian kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

b. Jangka Waktu Kredit Kriteria kredit berdasarkan jangka waktu dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :

1) Kredit jangka pendek

Kredit yang memiliki jangka waktu maksimum satu tahun. Misalnya untuk membiayai modal kerja, pembiayaan musiman.

2) Kredit jangka panjang

Kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, contohnya adalah kredit investasi

c. Tujuan Penggunaan Dana Kriteria kredit penggunaan dana dapat dibagi menjadi :

1) Kredit modal kerja (working capital loan)

Kredit modal kerja (working capital loan) kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan usahanya atau perputaran modal misalnnya pemberian barang dagangan dan lainnya. Sifat penggunaan dana dapat revolving dan non revolving. Jenis kreditnya pinjaman aset. Umumnya jangka waktu kredit kurang atau sama dengan satu tahun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Kredit investasi (investment Loan)

Kredit yang diberikan utnuk pembiayai pembelian aktiva tetap (misalnya tanah, bangunan, mesin, kendaraan) untuk memproduksi barang dan jasa utama yang diperlukan guna relokasi, ekspansi, modernisasi usaha atau pendirian usaha baru. Sifat penggunaan dana non revolving , dan umunya jangka waktu kredit lebih dari satu tahun.

3) Kredit konsumsi (consumer loan )

Kredit yang diberikan bank untuk membiayai pembelian barang, yang tujuannya tidak untuk usaha tetapi untuk pemakaian pribadi, sifat penggunaan dananya non revolving dan jenis kredit pada umumnya KPR, car loan.

d) Prinsip – prinsip Pemberian Kredit Ada beberapa prinsip – prinsip pemberian kredit yang sering dilakukan, yaitu dengan analisis 5C dan 7P. Adapun prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C adalah sebagai berikut :

1) Character

Yaitu watak atau sifat seseorang dalam hal ini adalah calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit adalah benar-benar dapat dipercaya. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang pekerjaan dan pribadi calon debitur. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan dari calon debitur untuk membayar kreditnya. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk Yaitu watak atau sifat seseorang dalam hal ini adalah calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit adalah benar-benar dapat dipercaya. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang pekerjaan dan pribadi calon debitur. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan dari calon debitur untuk membayar kreditnya. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk

membayar kreditnya dengan berbagai cara.

2) Capacity (Capability)

Untuk melihat kemampuan calon debitur untuk membayar kredit dan dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya untuk mencari laba. Sehingga terlihat dalam kemampuannya untuk mengembalikan kredit yang diberikan. Semakin banyak kemampuan seseorang untuk memdapatkan laba, maka akan semakin banyak pula kemampuannya untuk membayar kredit.

3) Capital

Biasanya bank tidak akan mau membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap calon debitur yang akan mengajukan kredit harus memiliki sumber dana dari sumber lainnya atau modal sendiri. Dengan kata lain, capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber dana yang dimiliki oleh calon debitur terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

4) Collateral

Yaitu jaminan yang diberikan oleh calon debitur baik fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi kredit yang diberikan, dan jaminan hendaknya diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan dapat digunakan secepat mungkin. Gunanya jaminan adalah untuk melindungi bank dari resiko kerugian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5) Condition

Dalam menilai kredit hendaknya dinilai kondisi di masa yang akan datang dan sekarang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu tidak diberikan terlebih dahulu, namun jika memungkinkan, sebaiknya melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang.

Sedangkan penilaian kredit dengan 7P adalah sebagai berikut :

1) Personality

Yaitu menilai nasabah dari kepribadian dan perilaku sehari- hari atau masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan calon debitur dalam menghadapi masalah. Personality hampir sama dengan Character di 5C.

2) Party

Yaitu mengklasifikasikan calon debitur ke dalam golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Sehingga nasabah dapat di golongkan ke dalam golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank.

3) Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan oleh nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam seperti kredit konsumsi, modal kerja, dan investasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Prospect

Yaitu untuk menilai usaha dari calon debitur apakah menguntungkan ataukah tidak. Dengan kata lain, untuk melihat usaha tersebut mempunyai prospek atau tidak kedepannya.

5) Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara calon debitur mengembalikan kredit yang telah di ambil atau dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit tersebut.

6) Profitabilitas

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan calon debitur untuk mencari laba. Profitabilitas diukur dari periode ke periode apakah selalu naik ataukah sebaliknya.

7) Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan asuransi.

3. Kredit Investasi

Menurut Kashmir (2003) kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek / pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Sedangkan menurut Simorangkir (2004) kredit investasi merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang untuk membiayai Menurut Kashmir (2003) kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek / pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Sedangkan menurut Simorangkir (2004) kredit investasi merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang untuk membiayai

capital goods seperti pendirian pabrik, perluasan, perbaikan perusahaan, pembelian mesin, dan lain-lain.

a. Fungsi Kredit Investasi Suatu kredit mencapai fungsinya baik bagi debitur, kreditur, maupun masyarakat apabila secara ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitur dan kreditur mereka sama-sama memperoleh keuntungan dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan Negara dari pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat makro dan mikro. Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Meningkatkan daya guna uang

2) Meningkatkan peredaran lalulintas uang

3) Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

4) Meningkatkan kegairahan berusaha

5) Meningkatkan pemerataan pendapatan

6) Meningkatkan hubungan internasional

b. Tujuan Kredit Investasi Tujuan kredit investasi adalah :

1) Memberi kelonggaran cash flow pada nasabah sehingga dapat leluasa dalam mengelola usahanya.

2) Member jangka waktu kredit yang cukup panjang

3) Member kemungkinan diterapkan suatu periode dan pencicilannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam pelaksanaan pembangunan, perbankan memegang peranan penting dalam pembiayaan dengan kredit investasi. Kredit investasi dimaksudkan sebagai bantuan dari perbankan untuk menambah modal guna rehabilitasi, perluasan usaha, dan pendirian suatu proyek baru. Oleh sebab itu, maka jangka waktu kredit investasi lebih dari satu tahun. Adapun ketentuan – ketentuan pokok kredit investasi adalah :

a. Jangka Waktu Kredit Investasi Agar dana yang tersedia dan terbatas jumlahnya tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dapat memberikan bantuan kepada sebanyak mungkin perusahaan / proyek yang membutuhkan, maka jangka waktu kredit investasi ditetapkan sampai lima tahun. Dengan ditetapkannya jangka waktu tersebut maka diharapkan dana yang ada tersebut dapat segera dipergunakan kembali. Dengan demikian, proyek- proyek yangdi biayai pada tahap pertama terbatas pada proyek-proyek yang quick yielding.

b. Ketentuan Pembiayaan dan Tanggung Jawab Kredit Investasi

Proyek-proyek pembanguna harus turut dibiayai oleh pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu pengusaha dan pihak bank. Para pengusaha yang menerima kredit investasi diwajibkan membiayai proyeknya sebesar 25% dari jumlah kebutuhan biaya investasi, sedangkan bank pemerintah pemberi kredit harus membiayai 10% hingga 20% dari jumlah kredit investasi yang disetujui. Sisa pembiayaan yang diperlukan akan dipenuhi dengan kredit bank sentral dan dana anggaran yang disalurkan melalui Proyek-proyek pembanguna harus turut dibiayai oleh pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu pengusaha dan pihak bank. Para pengusaha yang menerima kredit investasi diwajibkan membiayai proyeknya sebesar 25% dari jumlah kebutuhan biaya investasi, sedangkan bank pemerintah pemberi kredit harus membiayai 10% hingga 20% dari jumlah kredit investasi yang disetujui. Sisa pembiayaan yang diperlukan akan dipenuhi dengan kredit bank sentral dan dana anggaran yang disalurkan melalui

bank sentral. Meskipun demikian, tanggungjawab kredit investasi tersebut sepenuhnya diletakkan pada bank pemerintah yang bersangkutan.

c. Penggunaan Kredit Investasi Untuk pembuatan kredit investasi harus dibuat rencana pemakaian sesuai dengan rencana proyek yang bersangkutan. Oleh pihak bank perlu diatur sedemikian rupa sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu agar bank-bank melakukan disbursement dengan memperhatikan rencana penggunaan sehingga dana-dana dari kredit investasi tersebut disediakan.

d. Jaminan Kredit Investasi

1) Kredit investasi diberikan dengan jaminan barang-barang kekayaan perusahaan, termasuk barang-barang yang dibiayai oleh kredit investasi tersebut. Apabila dianggap perlu, jaminan tambahan dapat berupa jaminan perorangan melalui penagihan hutang.

2) Barang-barang jaminan tersebut harus sempurna cara pengikatannya dan diasuransikan kepada perusahaan yang bonafit untuk jumlah penuh dengan bank clause sekurang-kurangnya untuk selama jangka waktu kredit tersebut.

3) Premi asuransi dibebankan atas keuangan nasabah / debitur sendiri dan tidak dibiayai dengan kredit investasi. Dalam hubungan itu, nasabah yang bersangkutan harus memberikan pernyataan tertulis bahwa premi asuransi tersebut akan dilunasi tepat pada waktunya denga keuangan sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Kebijakan Moneter

Dinamika dari variabel-varibel moneter seperti inflasi, tingkat suku bunga, GDP, dan yang lainnya pada kenyataannya telah mendorong pemegang otoritas moneter –yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia- dalam mengeluarkan kebijakan moneter untuk kemudian diterapkan.

Namun permasalahannya tidak berhenti sampai disitu. Hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan kebijakan moneter tersebut ialah seberapa akurat kebijakan tersebut terkait dengan masalah waktu dan dampak yang akan terjadi. Untuk itu BI harus memahami mekanisme jalur dari kebijakan moneter terhadap ekonomi.

Pada dasarnya ada dua tipe kerangka berpikir untuk memahami fakta di lapangan mengenai dinamika dan fluktuasi dari variable-variabel moneter (Mishkin: 2004)

a. Structural Model Evidence Structural model evidence adalah kerangka berpikir dalam memahami fakta pergerakan variabel moneter dalam perekonomian yang diperkenalkan oleh pendukung aliran Keynesian. Dimana titik tekan dari kerangka berpikir ini ialah adanya mekanisme transmisi kebijakan moneter yang terstruktur mulai dari pergerakan variabel independent kemudian diestafetkan melalui variabel mediasi hingga mencapai tujuan akhir yang ingin dicapai. Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut: a. Structural Model Evidence Structural model evidence adalah kerangka berpikir dalam memahami fakta pergerakan variabel moneter dalam perekonomian yang diperkenalkan oleh pendukung aliran Keynesian. Dimana titik tekan dari kerangka berpikir ini ialah adanya mekanisme transmisi kebijakan moneter yang terstruktur mulai dari pergerakan variabel independent kemudian diestafetkan melalui variabel mediasi hingga mencapai tujuan akhir yang ingin dicapai. Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Structural Model Evidence MY

Contoh kasus di atas menerangkan bagaimana jumlah uang beredar diharapkan mampu mempengaruhi tingkat GDP melalui dua variabel perantara yaitu tingkat suku bunga riil dan tingkat investasi sektor riil.

b. Reduced Form Evidence Kaum Monetaris adalah kelompok yang sangat memberi apresiasi pada peranan uang sebagai stimulator dalam aktivitas perekonomian. Terkait dengan hal tersebut, kelompok Monetaris lebih cenderung melihat korelasi antara pergerakan sebuah variabel terhadap variabel lainnya sebagai sebuah kerangka berpikir dalam memahami fenomena dinamika yang terjadi. Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Reduced Form Evidence MY

Bagan diatas menerangkan bahwa adanya korelasi antara jumlah uang beredar dan tingkat pertumbuhan ekonomi telah membawa kaum Monetaris pada satu kesimpulan bulat bahwa ada korelasi positif antar dua variabel tersebut tanpa harus melihat mekanisme intermediasi secara terstruktur, karena menurut kaum Monetaris struktur yang dipaparkan oleh kaum Keynesian membuka peluang untuk terjadinya kesalahan analisis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Jenis Transmisi Kebijakan Moneter Mishkin (2004) membagi transmisi kebijakan moneter menjadi tiga bagian besar, yaitu:

1) Jalur Suku Bunga Tradisional

Secara skematis transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga tradisional dapat digambarkan sebagai berikut:

à I àY

Mekanisme tersebut menjelaskan bahwa pertumbuhan jumlah uang yang meningkat akan membuat tingkat suku bunga riil menjadi turun, dan turunnya tingkat suku bunga riil ini akan direspon oleh tingginya tingkat permintaan uang untuk investasi sektor riil yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara agregat.

2) Jalur Harga Aset

Transmisi kebijkan moneter melalui jalur harga aset adalah sebuah perbaikan yang dikeluarkan oleh kaum Monetaris kepada kaum Keynesian dengan penjelasan bahwa suku bunga yang digunakan pada transmisi moneter tidaklah sama sebagaiamana yang tercantum dalam transmisi jalur suku bunga tradisional, transmisi jalur harga aset menaruh perhatian bukan hanya pada tingkat suku bunga obligasi, tetapi juga valas dan saham. Lebih jauh lagi, transmisi jalur harga aset memiliki tiga derivatif jalur lagi, yaitu: è Jalur efek nilai tukar pada net ekspor; è Jalur teori q Tobin, dan; Transmisi kebijkan moneter melalui jalur harga aset adalah sebuah perbaikan yang dikeluarkan oleh kaum Monetaris kepada kaum Keynesian dengan penjelasan bahwa suku bunga yang digunakan pada transmisi moneter tidaklah sama sebagaiamana yang tercantum dalam transmisi jalur suku bunga tradisional, transmisi jalur harga aset menaruh perhatian bukan hanya pada tingkat suku bunga obligasi, tetapi juga valas dan saham. Lebih jauh lagi, transmisi jalur harga aset memiliki tiga derivatif jalur lagi, yaitu: è Jalur efek nilai tukar pada net ekspor; è Jalur teori q Tobin, dan;

è Jalur kesejahteraan melalui ekspektasi harga.

3) Jalur Kredit

Teori transmisi jalur kredit ialah bermula dari ketidakpuasan pada teori konvensional klasik yang menjelaskan bahwa efek dari suku bunga dapat menjelaskan pengaruh kebijakan moneter terhadap aktivitas ekonomi pada sektor riil. Secara garis besar teori jalur kredit dibagi menjadi dua, yaitu: Bank Lending Channel dan Balance Sheet Channel .

a) Faktor loan supply (Bank lending channel)

Jalur Bank Lending muncul akibat peran penting perbankan sebagai lembaga intermediasi bagi para investor untuk melakukan ekspansi finansial karena adanya masalah asymetric information pada pasar modal. Dengan kondisi seperti ini, permodalan menjadi faktor penentu bagi sebuah bank dalam memberikan dana kredit kepada investor. Pada masa kebijakan moneter ketat dimana reserve menurun, bank dengan tingkat permodalan yang tinggi akan tetap dapat menyediakan kredit bagi investor, namun tidak demikian dengan bank yang memiliki tingkat permodalan rendah.

b) Faktor loan demand (Balance Sheet Channel)

Sedangkan jalur Balance Sheet menjelaskan bahwa ketika terjadi kebijakan moneter kontraktif dimana external financing premium menjadi meningkat maka nilai net cash flow dari perusahaan/investor akan menurun, dan penurunan ini akan Sedangkan jalur Balance Sheet menjelaskan bahwa ketika terjadi kebijakan moneter kontraktif dimana external financing premium menjadi meningkat maka nilai net cash flow dari perusahaan/investor akan menurun, dan penurunan ini akan

tersebut untuk melakukan moral hazard sehingga perbankan akan cenderung mengurangi penawaran dana kredit pada perusahaan.

5. Penjelasan Tentang Variabel Penelitian

a. Pendapatan Nasional Pendapatan nasional adalah jumlah dari pendapatan faktor - faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa oleh suatu negara dalam tahun tertentu. Pendapatan nasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan Pendapatan Nasional Bruto (PNB). Pendapatan domestik bruto adalah nilai barang- barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam Negara tersebut dalam suatu tahun tertentu. Sedangkan pendapatan nasional bruto adalah nilai dari semua barang jadi dan jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi domestik dalam negeri dalam suatu periode tertentu.

1) Pendapatan Nasional Harga Berlaku Dan Harga Tetap

Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang- barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara dalam tahun tertentu dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksikan. Untuk menghitung kenaikan itu dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Nilai pendapatan nasional yang didapat dalam perhitungan secara ini dinamakan pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil. (Sukirno, 2003 : 34-35).

2) Perhitungan Pendapatan Nasional

Untuk mengetahui nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan oleh suatu perekonomian, pendapatan nasional terdapat tiga cara perhitungan dengan metode pendekatan sebagai berikut :

a) Pendekatan Produksi

Dengan menggunakan pendekatan produksi ini, pendapatan nasional dihitung berdasarkan atas perhitungan dari jumlah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam perekonomian atau Negara pada periode tertentu.

Kelemahan pengukuran pendapatan nasional dengan metode melalui pendekatan produksi ini adalah sering terjadinya perhitungan ganda (double counting). Perhitungan ganda ini akan terjadi jika beberapa output dari suatu jenis usaha dijadikan input bagi jenis usaha lain. Untuk menghindari perhitungan ganda tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menghitung nilai akhir (final goods) atau dengan menghitung nilai tambah (value added ).

b) Pendekatan Pendapatan

Pengukuran pendapatan nasional dengan menggunakan metode melalui pendekatan pendapatan adalah dilakukan dengan Pengukuran pendapatan nasional dengan menggunakan metode melalui pendekatan pendapatan adalah dilakukan dengan

cara menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi dari aktivitas ekonominya dalam suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. Pendapatan tersebut berupa sewa, bunga, upah, keuntungan dan lain sebagainya.

c) Pendekatan Pengeluaran

Pengukuran besarnya pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan semua pengeluaran yang dilakukan oleh semua sektor ekonomi, yaitu sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor luar negeri pada suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. (Mangkoesoebroto, 1998: 8- 11).

Pendapatan nasional mempengaruhi pengeluran konsumsi masyarakat yaitu terdapat kecenderungan jika pertumbuhan ekonomi suatu Negara mengalami peningkatan maka hal tersebut berdampak pada kenaikan dalam pendapatan nasional yang pada akhirnya mempengaruhi tindakan masyarakat dalam keputusannya dalam berkonsumsi. Dimana dalam hal ini terjadi peningkatan konsumsi masyarakat dan sebaliknya. Karena secara makro agregat pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional, semakin besar pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran konsumsi masyarakat dan sebaliknya. (Dumairy, 1996: 114).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Tingkat Suku Bunga Menurut Hubbard (1997), bunga adalah biaya yang harus dibayar borrowed atas pinjaman yang diterima dan imbalan bagi lender atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menabung. Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu.

1) Macam-Macam Suku Bunga

a) Suku Bunga Nominal Suku bunga nominal adalah tingkat suku bunga yang ditentukan berdasarkan jangka waktu satu tahun.

b) Suku Bunga Riil Suku bunga riil adalah tingkat bunga nominal dikurangi laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama.

c. Jumlah Uang Beredar Konsep penawaran uang atau uang beredar mempunyai arti yang komplek, dan oleh karena itu perlu dibedakan pada beberapa bentuk yaitu M1, M2, ataupun M3. Penawaran uang M1 yang dinamakan juga sebagai difinisi uang beredar dalam pengertian sempit, hanya meliputi uang kartal (uang kertas atau uang logam) yang ada dalam peredaran ditambah dengan uang giral atau uang bank yaitu deposito yang disimpan dalam bank-bank umum dan dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek. Penawaran uang M2, yang dinamakan juga sebagai definisi uang beredar yang lebih luas meliputi M1 ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka di bank- c. Jumlah Uang Beredar Konsep penawaran uang atau uang beredar mempunyai arti yang komplek, dan oleh karena itu perlu dibedakan pada beberapa bentuk yaitu M1, M2, ataupun M3. Penawaran uang M1 yang dinamakan juga sebagai difinisi uang beredar dalam pengertian sempit, hanya meliputi uang kartal (uang kertas atau uang logam) yang ada dalam peredaran ditambah dengan uang giral atau uang bank yaitu deposito yang disimpan dalam bank-bank umum dan dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek. Penawaran uang M2, yang dinamakan juga sebagai definisi uang beredar yang lebih luas meliputi M1 ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka di bank-

bank umum. Tabungan dan deposito berjangka tersebut dinamakan juga sebagai uang kuasi.

Penawaran uang M3 mempunyai pengertian yang lebih luas lagi, yaitu meliputi M2 dan ditambah dengan deposito dan tabungan berjangka dalam lembaga-lembaga keuangan yang lain diluar dari bank-bank umum. (Sukirno, 2003: 421).

Rudiger Dombush mendefinisikan jumlah uang beredar sebagai stok uang beredar melalui jumlah rekening deposito yang dapat dijadikan cek (rekening Koran di bank), CD (certificate of deposit) ditambah uang kartal (currency) yang dipegang oleh masyarakat. (Boediono, 1990: 339).

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Mochamad Faza Rifai (2007)

Penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Faza Rifai yang ditulis dalam skripsi Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Perbankan pada Bank Umum di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 memberikan penjelasan tentang faktor apa saja yang mempengaruhi kredit perbankan. Menurut Mochamad Faza Rifai, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit perbankan pada bank umum di Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

a) Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh positif terhadap permintaan kredit perbankan pada bank umum di Propinsi Jawa Tengah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku bunga riil kredit perbankan berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit perbankan pada bank umum di Propinsi Jawa Tengah.

c) Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis ekonomi berpengaruh positif terhadap permintaan kredit perbankan pada bank umum di Propinsi Jawa Tengah.

d) Secara bersama-sama variabel independen yaitu Produk Domestik Regional Bruto, tingkat suku bunga riil kredit perbankan, dan laju inflasi serta dummy variabel krisis ekonomi memberikan pengaruh nyata dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu permintaan kredit perbankan pada bank umum di Propinsi Jawa Tengah.