Analisis Desain Kurikulum Pendidikan An
“Analisis Desain Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini”
Abstrak
Perkembangan dalam pendidikan anak usia dini dapat didefiniskan sebagai
perubahan yang sistematis dan adaptif dalam tubuh dan pikiran berdasarkan
urutan dan pola pertumbuhan dan kematangan (Jackman, 2009). Pendidikan anak
usia dini melayani pendidikan anak yang berada pada rentang usia lahir sarnpai
usia delapan tahun. Pembelajaran anak usia dini harus dapat memberikan
kesempatan kepada anak untuk mendapatkan proses pembelajaran yang ilmiah.
Hal ini akan berdampak kepada kemampuan berpikir dan wawasan anak saat
mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Proses ilmiah yang
dapat dilakukan adalah dengan pendekatan saintifik. Proses anak dalam
mendapatkan pengetahuan melalui proses mengamati, menanya, mencoba,
menalar dan mengomunikasikan. Kurikulum sebagai kerangka terorganisir yang
menggambarkan isi, proses pembelajaran untuk membantu anak-anak mencapai
tujuan kurikulum, apa yang guru lakukan untuk membantu anak-anak mencapai
tujuan, dan konteks di mana pengajaran dan pembelajaran terjadi. Adapun
Kurikulum bagi anak usia lahir sampai dua tahun adalah, "setiap pengalaman
belajar, dan aktivitas setiap hari adalah bagian dari kurikulum. Mengganti popok,
makan, mencuci dan memberikan kenyamanan bagi anak merupakan elemen dari
kurikulum, juga bergerak".
Kata Kunci: Kurikulum Anak Usia Dini, Perkembangan Anak Usia Dini
Pendahuluan
Nasional nomor 58 tahun 2009).
Anak usia dini memiliki lima
aspek
perkembangan,
perkembangan
moral,
nilai
kognitif,
motorik,
(Peraturan
dan
agama
bahasa,
yaitu
dan
fisik
sosial-emosional
Menteri
Pendidikan
Aspek-aspek perkembangan tersebut
harus
mendapat-kan
optimal
dari
Stimulasi
stimulasi
lingkungan
sekitar.
pembelajaran
yang
dilakukan di sekolah merupakan
salah satu stimulus yang dapat
mengembangkan
aspek-aspek
anak. pertumbuhan otak juga sangat
tersebut di atas. Eliason dan Jenkins
ditunjang
(2008)
bahwa
berimbang, kesehatan, dan aktivitas
pengembangan kognitif, bahasa, dan
fisik. Stimulasi gerak, kebutuhan
keaksaraan
tidur yang cukup, dan kesehatan
menyatakan
dapat
kemampuan
membentuk
ber-pikir
dan
oleh
berpengaruh
asupan
besar
gizi
terhadap
membangun pemahaman. Seluruh
pertumbuh-an jaringan set syaraf
aspek perkembangan di atas harus
otak.
mendapatkan
stimulasi
yang
Anak adalah pembelajar yang
maksimal
dan
optimal
melalui
sangat banyak membutuhkan latihan
kegiatan
pem-belajaran
yang
fisik melalui kegiatan di dalam
bermakna bagi anak yang melibatkan
maupun di luar ruanean. otak terjadi
orang tua, guru dan sekolah.
di tahun-tahun awal kehidupan anak,
Anak
membutuhkan
lebih
banyak pengetahuan dan pengalaman
yang
berkesinam
bungan
dan
mendapatkan pengalaman yang baru
untuk menambah kemampuannya.
Kondisi emosi anak menjadi penting
saat anak belajar, anak membutuhkan
pembelajaran
untuk
merasakan
keamanan dan kenyamanan. Stres
akan menjadi senjata yang dapat
menghancurkan
sel
otak
dan
membuat anak menghadapi keculitan
belajar, hubungan yang harmonis
penuh kehangatan dengan anggota
keluarga gurudan orang yang ada
disekitar
penting
anak
menjadi
menunjang
sangat
pembelajaran
pada saat ini anak lebih mudah
dikelnbangkan pernbelajaran kontrol
emosi, membentuk kelekatan dengan
orang lain, dan pemerolehan bahasa
serta
pengembangan
kemampuan
musik. Untuk memlayani periode
sensitif tersebut, maka guru harus
mencari saat-saat yang tepat dalam
melakukan pembelajaran, khususnya
dalam pengembangan kemampuan
sosial,
bahasa,
dan
kernampuan
musik.
Pendidikan
berfungsi
nasional
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak
serta
peradaban
bermartabat
mencerdaskan
bangsa
dalam
kehidupan
yang
rangka
bangsa.
Pendidikan nasional bertujuan untuk
mulai
mengembangkan
peserta
memenuhi kedua dimensi tersebut.
didik agar menjadi manusia yang
Untuk menerapkan kedua dimensi
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
“...seluruh pendidik dan pengelola
Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
PAUD harus memahami kerangka
sehat,
dan
potensi
berilmu,
cakap,
kreatif,
tahun
ajaran
struktur
2014/2015
kurikulum
2013
mandiri, dan menjadi warga negara
Pendidikan Anak Usia Dini agar
yang demokratis serta bertanggung
dalam
jawab.
PAUD sesuai dengan tujuan yang
Tujuan
di
atas
secara
penyelenggaraan
ditetapkan...”
tersebut,
program
seluruh
konsisten menjadi rujukan dalam
pendidik dan pengelola PAUD harus
mengembangkan tujuan kurikulum
memahami kerangka dan struktur
2013. Undang-Undang Nomor 20
kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Tahun
Usia
2003
tentang
Sistem
Dini
Pendidikan Nasional menyebutkan
penyelenggaraan
bahwa kurikulum adalah seperangkat
sesuai
rencana dan pengaturan mengenai
ditetapkan.
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara
yang
digunakan
dengan
agar
dalam
program
PAUD
tujuan
yang
Ketepatan dalam membaca
sebagai
dan memahami nomenklatur yang
pedoman penyelenggaraan kegiatan
dimaksudkan dalam Kurikulum 2013
pembelajaran
Pendidikan Anak Usia Dini menjadi
untuk
mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan
keharusan. Materi ini penting sebagai
pengertian
payung
sebelum
para
pendidik
tersebut, ada dua dimensi kurikulum,
mengembangkan lebih jauh dari
yang pertama adalah rencana dan
kurikulum 2013 Pendidikan Anak
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
Usia Dini.
bahan pelajaran, sedangkan yang
Perkembangan
dalam
kedua adalah cara yang digunakan
pendidikan anak usia dini dapat
untuk kegiatan pembelajaran.
didefiniskan sebagai perubahan yang
Kurikulum 2013 Pendidikan
sistematis dan adaptifdalam tubuh
Anak Usia Dini yang diberlakukan
dan pikiran berdasarkanurutan dan
pola pertumbuhan dankematangan
pengetahuan
(Jackman, 2009). Pendidikan anak
pendekatan atau proses kerja yang
usia
memenuhi
dini
melayani
pendidikan
anak
didik.
kriteria
ilmiah,
para
anakyang berada pada rentang usia
ilmuwan
lahirsarnpai usia delapan tahun
pelararan
induktif
(inductive
reasoning)
ketimbang
penalaran
Pendidikan Anak Usia Dini
lebih
Dalam
mengedepankan
(PAUD), pada hakekatnya adalah
deduktif
pendidikan
Penalaran deduktif melihat fenomena
yang
diselenggarakan
(deductive
dengan tujuan untuk memfasilitasi
umum
pertumbuhan
simpulan yang spesifik. Sebaliknya,
anak
dan
secara
menekankan
perkembangan
menyeluruh
pada
atau
pengembangan
seluruh aspek kepribadian anak.
Seluruh
untuk
reasoning).
penalaran
kemudian
induktif
menarik
memandang
fenomena atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara
usaha/kegiatan
keseluruhan.
Sejatinya,
penalaran
lembaga PAUD untuk merangsang
induktif menempatkan bukti-bukti
anak supaya belajar, baik di dalam
spesifik ke dalam relasi idea yang
maupun di luar kelas. Anak tidak
lebih luas. Metode ilmiah umumnya
terbatas
yang
menempatkan fenomena unik dengan
Seluruh
kajian spesifik dan detail untuk
belajar
diberikan
dari
sekolah
apa
saja.
pengembangan aspek perkembangan
kemudian
anak dijangkau dalam kurikulum ini,
umum.
baik aspek fisik, intelektual, sosial
maupun emosional.
merumuskan
Pembelajaran yang bermakna
bagi anak usia dini harus dilihat dari
Pembelajaran
merupakan
beberapa prinsip, yaitu anak harus
proses ilmiah. Karena itu Kurikulum
memiliki
2013
esensi
kemampuan
fisik,
dalam
mental
emosional;
ilmiah
dalam
mengamanatkan
pendekatan
ilmiah
pembelajaran.
diyakini
Pendekatan
sebagai
simpulan
titian
kesiapan
dan
bentuk
secara
umur,
kematangan
dikemas
bermain
dan
emas
permainan; banyak melibatkan anak;
perkembangan dan pengembangan
menyenangkan; dan ditunjang oleh
sikap,
lingkungan
keterampilan,
dan
pembelajaran
yang
banyak
serta
memberikan
wawasan
Pembelajaran
yang
seperti
pengalaman
berkesan.
itu
Model
Kurikulum
dalam
Pendidikan Anak Usia Dini
akan
Pembelajaran
merupakan
berdampak terhadap perkembangan
proses ilmiah. Karena itu Kurikulum
kognitif, perkembangan bahasa dan
2013
keaksaraan,
pendekatan
fisik-motorik,
sosial-
mengamanatkan
esensi
ilmiah
dalam
emosional, serta nilai agama dan
pembelajaran.
moral anak (Suryana, 2013; Purwati
diyakini
& Japar, 2013).
perkembangan dan pengembangan
Pembelajaran anak usia dini
harus
selalu
mempertimbangkan
Pendekatan
sebagai
sikap,
ilmiah
titian
emas
keterampilan,
pengetahuan
anak
dan
didik.
Dalam
tahap perkembangan. Anak belajar
pendekatan atau proses kerja yang
dari sosial budayanya. Dan anak
memenuhi
memiliki zona per-kembangan yang
ilmuwan
dapat dikembangkan oleh anak me-
pelararan
induktif
(inductive
lalui orang yang ada di sekitarnya
reasoning)
ketimbang
penalaran
(Jackman, 2009). Dengan demikian,
deduktif
kemampuan anak dapat dikembang-
Penalaran deduktif melihat fenomena
kan walaupun tidak sesuai dengan
umum
usia anak, namun tetap sesuai dengan
simpulan yang spesifik. Sebaliknya,
kemampuan maksimal anak. Jadi,
penalaran
setiap kegiatan pembelajaran anak
fenomena atau situasi spesifik untuk
harus disesuaikan dengan kesiapan
kemudian menarik simpulan secara
umur anak (Yulianti dkk., 2011).
keseluruhan.
Kesiapan anak terkait dengan kondisi
induktif menempatkan bukti-bukti
fisik. Kondisi fisik anak menjadi
spesifik ke dalam relasi idea yang
ukuran
melakukan
lebih luas. Metode ilmiah umumnya
kegiatan yang sifatnya fisik sesuai
menempatkan fenomena unik dengan
dengan kegiatan pembelajaran yang
kajian spesifik dan detail untuk
akan diikuti anak.
kemudian
anak
dalam
umum.
kriteria
lebih
ilmiah,
mengedepankan
(deductive
untuk
para
reasoning).
kemudian
induktif
menarik
memandang
Sejatinya,
merumuskan
penalaran
simpulan
Pembelajaran anak usia dini
Kurikulum sebagai kerangka
harus dapat memberikan kesempatan
terorganisir yang menggambarkan
kepada anak untuk mendapatkan
isi,
proses pembelajaran yang ilmiah.
membantu
Hal ini akan berdampak kepada
tujuan kurikulum, apa yang guru
kemampuan berpikir dan wawasan
lakukan untuk membantu anak-anak
anak
melanjutkan
mencapai tujuan, dan konteks di
pendidikan ke jenjang yang lebih
mana pengajaran dan pembelajaran
tinggi. Proses ilmiah yang dapat
terjadi. Adapun Kurikulum bagi anak
dilakukan adalah dengan pendekatan
usia lahir sampai dua tahun adalah,
saintifik.
"setiap
saat
mereka
Proses
anak
dalam
proses
pembelajaran
anak-anak
pengalaman
untuk
mencapai
belajar,
dan
mendapatkan pengetahuan melalui
aktivitas setiap hari adalah bagian
proses
menanya,
dari kurikulum. Mengganti popok,
dan
makan, mencuci dan memberikan
mengamati,
mencoba,
menalar
mengomunikasikan.
kenyamanan bagi anak merupakan
Implementasi
kurikulum
2013 dalam pembelajaran dengan
elemen
yang
kurikulum,
juga
bergerak".
pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran
dari
Contoh-contoh
model
dirancang
kurikulum pendidikan anak usia dini:
sedemikian rupa agar anak didik
Montessori (1870-1952). Program ini
secara aktif mengonstruk konsep,
berdasar pada ide dari Dr. Maria
hukum atau prinsip melalui tahap-
Montessori, peralatan, dan metode,
tahapan
yang
mengamati
(untuk
didesain
mengidentifikasi atau menemukan
kebutuhan
masalah),
Italia.
merumuskan
mengajukan
hipotesis,
atau
maalah,
merumuskan
mengumpulkan
untuk
anak-anak
Metode
memenuhi
miskin
Motessori
di
adalah
model kurikulum kedua yang dibuat
data
untuk anak usia dini. (Model pertama
dengan berbagai teknik, menganalisis
dibuat oleh Friedrich Froebel di
data,
dan
Jerman, yang memulai munculnya
mengomunikasikan konsep, hukum
kindergarten, atau taman untuk anak
atau prinsip yang “ditemukan”.
tahun 1800 an). Saat inidi Amerika
menarik
kesimpulan
berkembang
model
pembelajaran
Montessori dalam berbagai variasi.
Daftar Pustaka
Menurut filosofi Montessori, anak
Suryana,Dadan.2017. Pembelajaran
Tematik
Terpadu
Berbasis
Pendekatan Saintifik Di Taman
Kanak-Kanak. Jurnal Universitas
Negeri Padang: Padang
belajar yang terbaik dari lingkungan
sesuai dengan ukuran anak yang
merangsang
dan
mengundang
penyerapan
daya
salahsatu
yang
menawarkan
dan
keteraturan.
keindahan
pikir
meraka,
Ditempatkan pada lingkungan, anak
akan memilih pekerjaannya sendiri,
aktivitas yang memiliki arti dan
tujuan
baginya.
Sebagai
contoh,
untuk mengajar bagaimana anak
menulis, Montessori meqotong huruf
besar dalam kertas amplas, kemudian
anak
rnerabanya
dengan
jari
kemudian dengan pencil dan kapur.
Pada
usia
empat
tahun
denan
stimulasi seperti itu, maka anak akan
dapat menulis dan membaca dengan
sendirinya. Salah satu kelas yang
dikembangkan
dalam
konsep
Montessori adalah kehangatan dan
lingkungan yang nyaman bagi anak
berdasarkan pada pembelajaran yang
independen.
Setelah
anak
diperkenalkan dan bimbingan guru,
dia bebas untuk memilih permainan
yang
disukainya,
sejauh
rnengganggu teman yang lain.
tidak
Suryana,Dadan.2014.Kurikulum
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
Berbabasis Perkembangan. Jurnal
Universitas Negeri Padang. Vol 1
No.3
Suryana,Dadan. 2013.Pengetahuan
tentang Strategi Pembelajaran, Sikap,
dan
Motivasi
Guru.
Jurnal
Universitas Negeri Padang: Padang
Suminah, Ana.,dkk.2015.Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Direktorat Jendral Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat
Zaman, Badru.2010. Kurikulum
Pendidikan
Anak
Usia
Dini.
Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia
Abstrak
Perkembangan dalam pendidikan anak usia dini dapat didefiniskan sebagai
perubahan yang sistematis dan adaptif dalam tubuh dan pikiran berdasarkan
urutan dan pola pertumbuhan dan kematangan (Jackman, 2009). Pendidikan anak
usia dini melayani pendidikan anak yang berada pada rentang usia lahir sarnpai
usia delapan tahun. Pembelajaran anak usia dini harus dapat memberikan
kesempatan kepada anak untuk mendapatkan proses pembelajaran yang ilmiah.
Hal ini akan berdampak kepada kemampuan berpikir dan wawasan anak saat
mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Proses ilmiah yang
dapat dilakukan adalah dengan pendekatan saintifik. Proses anak dalam
mendapatkan pengetahuan melalui proses mengamati, menanya, mencoba,
menalar dan mengomunikasikan. Kurikulum sebagai kerangka terorganisir yang
menggambarkan isi, proses pembelajaran untuk membantu anak-anak mencapai
tujuan kurikulum, apa yang guru lakukan untuk membantu anak-anak mencapai
tujuan, dan konteks di mana pengajaran dan pembelajaran terjadi. Adapun
Kurikulum bagi anak usia lahir sampai dua tahun adalah, "setiap pengalaman
belajar, dan aktivitas setiap hari adalah bagian dari kurikulum. Mengganti popok,
makan, mencuci dan memberikan kenyamanan bagi anak merupakan elemen dari
kurikulum, juga bergerak".
Kata Kunci: Kurikulum Anak Usia Dini, Perkembangan Anak Usia Dini
Pendahuluan
Nasional nomor 58 tahun 2009).
Anak usia dini memiliki lima
aspek
perkembangan,
perkembangan
moral,
nilai
kognitif,
motorik,
(Peraturan
dan
agama
bahasa,
yaitu
dan
fisik
sosial-emosional
Menteri
Pendidikan
Aspek-aspek perkembangan tersebut
harus
mendapat-kan
optimal
dari
Stimulasi
stimulasi
lingkungan
sekitar.
pembelajaran
yang
dilakukan di sekolah merupakan
salah satu stimulus yang dapat
mengembangkan
aspek-aspek
anak. pertumbuhan otak juga sangat
tersebut di atas. Eliason dan Jenkins
ditunjang
(2008)
bahwa
berimbang, kesehatan, dan aktivitas
pengembangan kognitif, bahasa, dan
fisik. Stimulasi gerak, kebutuhan
keaksaraan
tidur yang cukup, dan kesehatan
menyatakan
dapat
kemampuan
membentuk
ber-pikir
dan
oleh
berpengaruh
asupan
besar
gizi
terhadap
membangun pemahaman. Seluruh
pertumbuh-an jaringan set syaraf
aspek perkembangan di atas harus
otak.
mendapatkan
stimulasi
yang
Anak adalah pembelajar yang
maksimal
dan
optimal
melalui
sangat banyak membutuhkan latihan
kegiatan
pem-belajaran
yang
fisik melalui kegiatan di dalam
bermakna bagi anak yang melibatkan
maupun di luar ruanean. otak terjadi
orang tua, guru dan sekolah.
di tahun-tahun awal kehidupan anak,
Anak
membutuhkan
lebih
banyak pengetahuan dan pengalaman
yang
berkesinam
bungan
dan
mendapatkan pengalaman yang baru
untuk menambah kemampuannya.
Kondisi emosi anak menjadi penting
saat anak belajar, anak membutuhkan
pembelajaran
untuk
merasakan
keamanan dan kenyamanan. Stres
akan menjadi senjata yang dapat
menghancurkan
sel
otak
dan
membuat anak menghadapi keculitan
belajar, hubungan yang harmonis
penuh kehangatan dengan anggota
keluarga gurudan orang yang ada
disekitar
penting
anak
menjadi
menunjang
sangat
pembelajaran
pada saat ini anak lebih mudah
dikelnbangkan pernbelajaran kontrol
emosi, membentuk kelekatan dengan
orang lain, dan pemerolehan bahasa
serta
pengembangan
kemampuan
musik. Untuk memlayani periode
sensitif tersebut, maka guru harus
mencari saat-saat yang tepat dalam
melakukan pembelajaran, khususnya
dalam pengembangan kemampuan
sosial,
bahasa,
dan
kernampuan
musik.
Pendidikan
berfungsi
nasional
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak
serta
peradaban
bermartabat
mencerdaskan
bangsa
dalam
kehidupan
yang
rangka
bangsa.
Pendidikan nasional bertujuan untuk
mulai
mengembangkan
peserta
memenuhi kedua dimensi tersebut.
didik agar menjadi manusia yang
Untuk menerapkan kedua dimensi
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
“...seluruh pendidik dan pengelola
Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
PAUD harus memahami kerangka
sehat,
dan
potensi
berilmu,
cakap,
kreatif,
tahun
ajaran
struktur
2014/2015
kurikulum
2013
mandiri, dan menjadi warga negara
Pendidikan Anak Usia Dini agar
yang demokratis serta bertanggung
dalam
jawab.
PAUD sesuai dengan tujuan yang
Tujuan
di
atas
secara
penyelenggaraan
ditetapkan...”
tersebut,
program
seluruh
konsisten menjadi rujukan dalam
pendidik dan pengelola PAUD harus
mengembangkan tujuan kurikulum
memahami kerangka dan struktur
2013. Undang-Undang Nomor 20
kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Tahun
Usia
2003
tentang
Sistem
Dini
Pendidikan Nasional menyebutkan
penyelenggaraan
bahwa kurikulum adalah seperangkat
sesuai
rencana dan pengaturan mengenai
ditetapkan.
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara
yang
digunakan
dengan
agar
dalam
program
PAUD
tujuan
yang
Ketepatan dalam membaca
sebagai
dan memahami nomenklatur yang
pedoman penyelenggaraan kegiatan
dimaksudkan dalam Kurikulum 2013
pembelajaran
Pendidikan Anak Usia Dini menjadi
untuk
mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan
keharusan. Materi ini penting sebagai
pengertian
payung
sebelum
para
pendidik
tersebut, ada dua dimensi kurikulum,
mengembangkan lebih jauh dari
yang pertama adalah rencana dan
kurikulum 2013 Pendidikan Anak
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
Usia Dini.
bahan pelajaran, sedangkan yang
Perkembangan
dalam
kedua adalah cara yang digunakan
pendidikan anak usia dini dapat
untuk kegiatan pembelajaran.
didefiniskan sebagai perubahan yang
Kurikulum 2013 Pendidikan
sistematis dan adaptifdalam tubuh
Anak Usia Dini yang diberlakukan
dan pikiran berdasarkanurutan dan
pola pertumbuhan dankematangan
pengetahuan
(Jackman, 2009). Pendidikan anak
pendekatan atau proses kerja yang
usia
memenuhi
dini
melayani
pendidikan
anak
didik.
kriteria
ilmiah,
para
anakyang berada pada rentang usia
ilmuwan
lahirsarnpai usia delapan tahun
pelararan
induktif
(inductive
reasoning)
ketimbang
penalaran
Pendidikan Anak Usia Dini
lebih
Dalam
mengedepankan
(PAUD), pada hakekatnya adalah
deduktif
pendidikan
Penalaran deduktif melihat fenomena
yang
diselenggarakan
(deductive
dengan tujuan untuk memfasilitasi
umum
pertumbuhan
simpulan yang spesifik. Sebaliknya,
anak
dan
secara
menekankan
perkembangan
menyeluruh
pada
atau
pengembangan
seluruh aspek kepribadian anak.
Seluruh
untuk
reasoning).
penalaran
kemudian
induktif
menarik
memandang
fenomena atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara
usaha/kegiatan
keseluruhan.
Sejatinya,
penalaran
lembaga PAUD untuk merangsang
induktif menempatkan bukti-bukti
anak supaya belajar, baik di dalam
spesifik ke dalam relasi idea yang
maupun di luar kelas. Anak tidak
lebih luas. Metode ilmiah umumnya
terbatas
yang
menempatkan fenomena unik dengan
Seluruh
kajian spesifik dan detail untuk
belajar
diberikan
dari
sekolah
apa
saja.
pengembangan aspek perkembangan
kemudian
anak dijangkau dalam kurikulum ini,
umum.
baik aspek fisik, intelektual, sosial
maupun emosional.
merumuskan
Pembelajaran yang bermakna
bagi anak usia dini harus dilihat dari
Pembelajaran
merupakan
beberapa prinsip, yaitu anak harus
proses ilmiah. Karena itu Kurikulum
memiliki
2013
esensi
kemampuan
fisik,
dalam
mental
emosional;
ilmiah
dalam
mengamanatkan
pendekatan
ilmiah
pembelajaran.
diyakini
Pendekatan
sebagai
simpulan
titian
kesiapan
dan
bentuk
secara
umur,
kematangan
dikemas
bermain
dan
emas
permainan; banyak melibatkan anak;
perkembangan dan pengembangan
menyenangkan; dan ditunjang oleh
sikap,
lingkungan
keterampilan,
dan
pembelajaran
yang
banyak
serta
memberikan
wawasan
Pembelajaran
yang
seperti
pengalaman
berkesan.
itu
Model
Kurikulum
dalam
Pendidikan Anak Usia Dini
akan
Pembelajaran
merupakan
berdampak terhadap perkembangan
proses ilmiah. Karena itu Kurikulum
kognitif, perkembangan bahasa dan
2013
keaksaraan,
pendekatan
fisik-motorik,
sosial-
mengamanatkan
esensi
ilmiah
dalam
emosional, serta nilai agama dan
pembelajaran.
moral anak (Suryana, 2013; Purwati
diyakini
& Japar, 2013).
perkembangan dan pengembangan
Pembelajaran anak usia dini
harus
selalu
mempertimbangkan
Pendekatan
sebagai
sikap,
ilmiah
titian
emas
keterampilan,
pengetahuan
anak
dan
didik.
Dalam
tahap perkembangan. Anak belajar
pendekatan atau proses kerja yang
dari sosial budayanya. Dan anak
memenuhi
memiliki zona per-kembangan yang
ilmuwan
dapat dikembangkan oleh anak me-
pelararan
induktif
(inductive
lalui orang yang ada di sekitarnya
reasoning)
ketimbang
penalaran
(Jackman, 2009). Dengan demikian,
deduktif
kemampuan anak dapat dikembang-
Penalaran deduktif melihat fenomena
kan walaupun tidak sesuai dengan
umum
usia anak, namun tetap sesuai dengan
simpulan yang spesifik. Sebaliknya,
kemampuan maksimal anak. Jadi,
penalaran
setiap kegiatan pembelajaran anak
fenomena atau situasi spesifik untuk
harus disesuaikan dengan kesiapan
kemudian menarik simpulan secara
umur anak (Yulianti dkk., 2011).
keseluruhan.
Kesiapan anak terkait dengan kondisi
induktif menempatkan bukti-bukti
fisik. Kondisi fisik anak menjadi
spesifik ke dalam relasi idea yang
ukuran
melakukan
lebih luas. Metode ilmiah umumnya
kegiatan yang sifatnya fisik sesuai
menempatkan fenomena unik dengan
dengan kegiatan pembelajaran yang
kajian spesifik dan detail untuk
akan diikuti anak.
kemudian
anak
dalam
umum.
kriteria
lebih
ilmiah,
mengedepankan
(deductive
untuk
para
reasoning).
kemudian
induktif
menarik
memandang
Sejatinya,
merumuskan
penalaran
simpulan
Pembelajaran anak usia dini
Kurikulum sebagai kerangka
harus dapat memberikan kesempatan
terorganisir yang menggambarkan
kepada anak untuk mendapatkan
isi,
proses pembelajaran yang ilmiah.
membantu
Hal ini akan berdampak kepada
tujuan kurikulum, apa yang guru
kemampuan berpikir dan wawasan
lakukan untuk membantu anak-anak
anak
melanjutkan
mencapai tujuan, dan konteks di
pendidikan ke jenjang yang lebih
mana pengajaran dan pembelajaran
tinggi. Proses ilmiah yang dapat
terjadi. Adapun Kurikulum bagi anak
dilakukan adalah dengan pendekatan
usia lahir sampai dua tahun adalah,
saintifik.
"setiap
saat
mereka
Proses
anak
dalam
proses
pembelajaran
anak-anak
pengalaman
untuk
mencapai
belajar,
dan
mendapatkan pengetahuan melalui
aktivitas setiap hari adalah bagian
proses
menanya,
dari kurikulum. Mengganti popok,
dan
makan, mencuci dan memberikan
mengamati,
mencoba,
menalar
mengomunikasikan.
kenyamanan bagi anak merupakan
Implementasi
kurikulum
2013 dalam pembelajaran dengan
elemen
yang
kurikulum,
juga
bergerak".
pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran
dari
Contoh-contoh
model
dirancang
kurikulum pendidikan anak usia dini:
sedemikian rupa agar anak didik
Montessori (1870-1952). Program ini
secara aktif mengonstruk konsep,
berdasar pada ide dari Dr. Maria
hukum atau prinsip melalui tahap-
Montessori, peralatan, dan metode,
tahapan
yang
mengamati
(untuk
didesain
mengidentifikasi atau menemukan
kebutuhan
masalah),
Italia.
merumuskan
mengajukan
hipotesis,
atau
maalah,
merumuskan
mengumpulkan
untuk
anak-anak
Metode
memenuhi
miskin
Motessori
di
adalah
model kurikulum kedua yang dibuat
data
untuk anak usia dini. (Model pertama
dengan berbagai teknik, menganalisis
dibuat oleh Friedrich Froebel di
data,
dan
Jerman, yang memulai munculnya
mengomunikasikan konsep, hukum
kindergarten, atau taman untuk anak
atau prinsip yang “ditemukan”.
tahun 1800 an). Saat inidi Amerika
menarik
kesimpulan
berkembang
model
pembelajaran
Montessori dalam berbagai variasi.
Daftar Pustaka
Menurut filosofi Montessori, anak
Suryana,Dadan.2017. Pembelajaran
Tematik
Terpadu
Berbasis
Pendekatan Saintifik Di Taman
Kanak-Kanak. Jurnal Universitas
Negeri Padang: Padang
belajar yang terbaik dari lingkungan
sesuai dengan ukuran anak yang
merangsang
dan
mengundang
penyerapan
daya
salahsatu
yang
menawarkan
dan
keteraturan.
keindahan
pikir
meraka,
Ditempatkan pada lingkungan, anak
akan memilih pekerjaannya sendiri,
aktivitas yang memiliki arti dan
tujuan
baginya.
Sebagai
contoh,
untuk mengajar bagaimana anak
menulis, Montessori meqotong huruf
besar dalam kertas amplas, kemudian
anak
rnerabanya
dengan
jari
kemudian dengan pencil dan kapur.
Pada
usia
empat
tahun
denan
stimulasi seperti itu, maka anak akan
dapat menulis dan membaca dengan
sendirinya. Salah satu kelas yang
dikembangkan
dalam
konsep
Montessori adalah kehangatan dan
lingkungan yang nyaman bagi anak
berdasarkan pada pembelajaran yang
independen.
Setelah
anak
diperkenalkan dan bimbingan guru,
dia bebas untuk memilih permainan
yang
disukainya,
sejauh
rnengganggu teman yang lain.
tidak
Suryana,Dadan.2014.Kurikulum
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
Berbabasis Perkembangan. Jurnal
Universitas Negeri Padang. Vol 1
No.3
Suryana,Dadan. 2013.Pengetahuan
tentang Strategi Pembelajaran, Sikap,
dan
Motivasi
Guru.
Jurnal
Universitas Negeri Padang: Padang
Suminah, Ana.,dkk.2015.Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Direktorat Jendral Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat
Zaman, Badru.2010. Kurikulum
Pendidikan
Anak
Usia
Dini.
Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia