Analisis Desain Kurikulum Pendidikan An

“Analisis Desain Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini”
Abstrak
Perkembangan dalam pendidikan anak usia dini dapat didefiniskan sebagai
perubahan yang sistematis dan adaptif dalam tubuh dan pikiran berdasarkan
urutan dan pola pertumbuhan dan kematangan (Jackman, 2009). Pendidikan anak
usia dini melayani pendidikan anak yang berada pada rentang usia lahir sarnpai
usia delapan tahun. Pembelajaran anak usia dini harus dapat memberikan
kesempatan kepada anak untuk mendapatkan proses pembelajaran yang ilmiah.
Hal ini akan berdampak kepada kemampuan berpikir dan wawasan anak saat
mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Proses ilmiah yang
dapat dilakukan adalah dengan pendekatan saintifik. Proses anak dalam
mendapatkan pengetahuan melalui proses mengamati, menanya, mencoba,
menalar dan mengomunikasikan. Kurikulum sebagai kerangka terorganisir yang
menggambarkan isi, proses pembelajaran untuk membantu anak-anak mencapai
tujuan kurikulum, apa yang guru lakukan untuk membantu anak-anak mencapai
tujuan, dan konteks di mana pengajaran dan pembelajaran terjadi. Adapun
Kurikulum bagi anak usia lahir sampai dua tahun adalah, "setiap pengalaman
belajar, dan aktivitas setiap hari adalah bagian dari kurikulum. Mengganti popok,
makan, mencuci dan memberikan kenyamanan bagi anak merupakan elemen dari
kurikulum, juga bergerak".
Kata Kunci: Kurikulum Anak Usia Dini, Perkembangan Anak Usia Dini


Pendahuluan

Nasional nomor 58 tahun 2009).

Anak usia dini memiliki lima
aspek

perkembangan,

perkembangan
moral,

nilai

kognitif,

motorik,
(Peraturan


dan

agama
bahasa,

yaitu
dan
fisik

sosial-emosional

Menteri

Pendidikan

Aspek-aspek perkembangan tersebut
harus

mendapat-kan


optimal

dari

Stimulasi

stimulasi

lingkungan

sekitar.

pembelajaran

yang

dilakukan di sekolah merupakan
salah satu stimulus yang dapat

mengembangkan


aspek-aspek

anak. pertumbuhan otak juga sangat

tersebut di atas. Eliason dan Jenkins

ditunjang

(2008)

bahwa

berimbang, kesehatan, dan aktivitas

pengembangan kognitif, bahasa, dan

fisik. Stimulasi gerak, kebutuhan

keaksaraan


tidur yang cukup, dan kesehatan

menyatakan
dapat

kemampuan

membentuk

ber-pikir

dan

oleh

berpengaruh

asupan


besar

gizi

terhadap

membangun pemahaman. Seluruh

pertumbuh-an jaringan set syaraf

aspek perkembangan di atas harus

otak.

mendapatkan

stimulasi

yang


Anak adalah pembelajar yang

maksimal

dan

optimal

melalui

sangat banyak membutuhkan latihan

kegiatan

pem-belajaran

yang

fisik melalui kegiatan di dalam


bermakna bagi anak yang melibatkan

maupun di luar ruanean. otak terjadi

orang tua, guru dan sekolah.

di tahun-tahun awal kehidupan anak,

Anak

membutuhkan

lebih

banyak pengetahuan dan pengalaman
yang

berkesinam

bungan


dan

mendapatkan pengalaman yang baru
untuk menambah kemampuannya.
Kondisi emosi anak menjadi penting
saat anak belajar, anak membutuhkan
pembelajaran

untuk

merasakan

keamanan dan kenyamanan. Stres
akan menjadi senjata yang dapat
menghancurkan

sel

otak


dan

membuat anak menghadapi keculitan
belajar, hubungan yang harmonis
penuh kehangatan dengan anggota
keluarga gurudan orang yang ada
disekitar
penting

anak

menjadi

menunjang

sangat

pembelajaran


pada saat ini anak lebih mudah
dikelnbangkan pernbelajaran kontrol
emosi, membentuk kelekatan dengan
orang lain, dan pemerolehan bahasa
serta

pengembangan

kemampuan

musik. Untuk memlayani periode
sensitif tersebut, maka guru harus
mencari saat-saat yang tepat dalam
melakukan pembelajaran, khususnya
dalam pengembangan kemampuan
sosial,

bahasa,

dan

kernampuan

musik.
Pendidikan
berfungsi

nasional
mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak
serta

peradaban

bermartabat
mencerdaskan

bangsa

dalam
kehidupan

yang
rangka
bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan untuk

mulai

mengembangkan

peserta

memenuhi kedua dimensi tersebut.

didik agar menjadi manusia yang

Untuk menerapkan kedua dimensi

beriman dan bertakwa kepada Tuhan

“...seluruh pendidik dan pengelola

Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

PAUD harus memahami kerangka

sehat,

dan

potensi

berilmu,

cakap,

kreatif,

tahun

ajaran

struktur

2014/2015

kurikulum

2013

mandiri, dan menjadi warga negara

Pendidikan Anak Usia Dini agar

yang demokratis serta bertanggung

dalam

jawab.

PAUD sesuai dengan tujuan yang
Tujuan

di

atas

secara

penyelenggaraan

ditetapkan...”

tersebut,

program
seluruh

konsisten menjadi rujukan dalam

pendidik dan pengelola PAUD harus

mengembangkan tujuan kurikulum

memahami kerangka dan struktur

2013. Undang-Undang Nomor 20

kurikulum 2013 Pendidikan Anak

Tahun

Usia

2003

tentang

Sistem

Dini

Pendidikan Nasional menyebutkan

penyelenggaraan

bahwa kurikulum adalah seperangkat

sesuai

rencana dan pengaturan mengenai

ditetapkan.

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara

yang

digunakan

dengan

agar

dalam

program

PAUD

tujuan

yang

Ketepatan dalam membaca

sebagai

dan memahami nomenklatur yang

pedoman penyelenggaraan kegiatan

dimaksudkan dalam Kurikulum 2013

pembelajaran

Pendidikan Anak Usia Dini menjadi

untuk

mencapai

tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan

keharusan. Materi ini penting sebagai
pengertian

payung

sebelum

para

pendidik

tersebut, ada dua dimensi kurikulum,

mengembangkan lebih jauh dari

yang pertama adalah rencana dan

kurikulum 2013 Pendidikan Anak

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

Usia Dini.

bahan pelajaran, sedangkan yang

Perkembangan

dalam

kedua adalah cara yang digunakan

pendidikan anak usia dini dapat

untuk kegiatan pembelajaran.

didefiniskan sebagai perubahan yang

Kurikulum 2013 Pendidikan

sistematis dan adaptifdalam tubuh

Anak Usia Dini yang diberlakukan

dan pikiran berdasarkanurutan dan

pola pertumbuhan dankematangan

pengetahuan

(Jackman, 2009). Pendidikan anak

pendekatan atau proses kerja yang

usia

memenuhi

dini

melayani

pendidikan

anak

didik.

kriteria

ilmiah,

para

anakyang berada pada rentang usia

ilmuwan

lahirsarnpai usia delapan tahun

pelararan

induktif

(inductive

reasoning)

ketimbang

penalaran

Pendidikan Anak Usia Dini

lebih

Dalam

mengedepankan

(PAUD), pada hakekatnya adalah

deduktif

pendidikan

Penalaran deduktif melihat fenomena

yang

diselenggarakan

(deductive

dengan tujuan untuk memfasilitasi

umum

pertumbuhan

simpulan yang spesifik. Sebaliknya,

anak

dan

secara

menekankan

perkembangan

menyeluruh
pada

atau

pengembangan

seluruh aspek kepribadian anak.
Seluruh

untuk

reasoning).

penalaran

kemudian

induktif

menarik

memandang

fenomena atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara

usaha/kegiatan

keseluruhan.

Sejatinya,

penalaran

lembaga PAUD untuk merangsang

induktif menempatkan bukti-bukti

anak supaya belajar, baik di dalam

spesifik ke dalam relasi idea yang

maupun di luar kelas. Anak tidak

lebih luas. Metode ilmiah umumnya

terbatas

yang

menempatkan fenomena unik dengan

Seluruh

kajian spesifik dan detail untuk

belajar

diberikan

dari

sekolah

apa

saja.

pengembangan aspek perkembangan

kemudian

anak dijangkau dalam kurikulum ini,

umum.

baik aspek fisik, intelektual, sosial
maupun emosional.

merumuskan

Pembelajaran yang bermakna
bagi anak usia dini harus dilihat dari

Pembelajaran

merupakan

beberapa prinsip, yaitu anak harus

proses ilmiah. Karena itu Kurikulum

memiliki

2013

esensi

kemampuan

fisik,

dalam

mental

emosional;

ilmiah

dalam

mengamanatkan

pendekatan

ilmiah

pembelajaran.
diyakini

Pendekatan

sebagai

simpulan

titian

kesiapan
dan

bentuk

secara

umur,

kematangan
dikemas

bermain

dan

emas

permainan; banyak melibatkan anak;

perkembangan dan pengembangan

menyenangkan; dan ditunjang oleh

sikap,

lingkungan

keterampilan,

dan

pembelajaran

yang

banyak
serta

memberikan
wawasan

Pembelajaran

yang

seperti

pengalaman
berkesan.
itu

Model

Kurikulum

dalam

Pendidikan Anak Usia Dini

akan

Pembelajaran

merupakan

berdampak terhadap perkembangan

proses ilmiah. Karena itu Kurikulum

kognitif, perkembangan bahasa dan

2013

keaksaraan,

pendekatan

fisik-motorik,

sosial-

mengamanatkan

esensi

ilmiah

dalam

emosional, serta nilai agama dan

pembelajaran.

moral anak (Suryana, 2013; Purwati

diyakini

& Japar, 2013).

perkembangan dan pengembangan

Pembelajaran anak usia dini
harus

selalu

mempertimbangkan

Pendekatan

sebagai

sikap,

ilmiah

titian

emas

keterampilan,

pengetahuan

anak

dan

didik.

Dalam

tahap perkembangan. Anak belajar

pendekatan atau proses kerja yang

dari sosial budayanya. Dan anak

memenuhi

memiliki zona per-kembangan yang

ilmuwan

dapat dikembangkan oleh anak me-

pelararan

induktif

(inductive

lalui orang yang ada di sekitarnya

reasoning)

ketimbang

penalaran

(Jackman, 2009). Dengan demikian,

deduktif

kemampuan anak dapat dikembang-

Penalaran deduktif melihat fenomena

kan walaupun tidak sesuai dengan

umum

usia anak, namun tetap sesuai dengan

simpulan yang spesifik. Sebaliknya,

kemampuan maksimal anak. Jadi,

penalaran

setiap kegiatan pembelajaran anak

fenomena atau situasi spesifik untuk

harus disesuaikan dengan kesiapan

kemudian menarik simpulan secara

umur anak (Yulianti dkk., 2011).

keseluruhan.

Kesiapan anak terkait dengan kondisi

induktif menempatkan bukti-bukti

fisik. Kondisi fisik anak menjadi

spesifik ke dalam relasi idea yang

ukuran

melakukan

lebih luas. Metode ilmiah umumnya

kegiatan yang sifatnya fisik sesuai

menempatkan fenomena unik dengan

dengan kegiatan pembelajaran yang

kajian spesifik dan detail untuk

akan diikuti anak.

kemudian

anak

dalam

umum.

kriteria
lebih

ilmiah,

mengedepankan

(deductive
untuk

para

reasoning).

kemudian

induktif

menarik

memandang

Sejatinya,

merumuskan

penalaran

simpulan

Pembelajaran anak usia dini

Kurikulum sebagai kerangka

harus dapat memberikan kesempatan

terorganisir yang menggambarkan

kepada anak untuk mendapatkan

isi,

proses pembelajaran yang ilmiah.

membantu

Hal ini akan berdampak kepada

tujuan kurikulum, apa yang guru

kemampuan berpikir dan wawasan

lakukan untuk membantu anak-anak

anak

melanjutkan

mencapai tujuan, dan konteks di

pendidikan ke jenjang yang lebih

mana pengajaran dan pembelajaran

tinggi. Proses ilmiah yang dapat

terjadi. Adapun Kurikulum bagi anak

dilakukan adalah dengan pendekatan

usia lahir sampai dua tahun adalah,

saintifik.

"setiap

saat

mereka

Proses

anak

dalam

proses

pembelajaran
anak-anak

pengalaman

untuk

mencapai

belajar,

dan

mendapatkan pengetahuan melalui

aktivitas setiap hari adalah bagian

proses

menanya,

dari kurikulum. Mengganti popok,

dan

makan, mencuci dan memberikan

mengamati,

mencoba,

menalar

mengomunikasikan.

kenyamanan bagi anak merupakan

Implementasi

kurikulum

2013 dalam pembelajaran dengan

elemen

yang

kurikulum,

juga

bergerak".

pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran

dari

Contoh-contoh

model

dirancang

kurikulum pendidikan anak usia dini:

sedemikian rupa agar anak didik

Montessori (1870-1952). Program ini

secara aktif mengonstruk konsep,

berdasar pada ide dari Dr. Maria

hukum atau prinsip melalui tahap-

Montessori, peralatan, dan metode,

tahapan

yang

mengamati

(untuk

didesain

mengidentifikasi atau menemukan

kebutuhan

masalah),

Italia.

merumuskan

mengajukan
hipotesis,

atau

maalah,

merumuskan

mengumpulkan

untuk

anak-anak

Metode

memenuhi
miskin

Motessori

di

adalah

model kurikulum kedua yang dibuat

data

untuk anak usia dini. (Model pertama

dengan berbagai teknik, menganalisis

dibuat oleh Friedrich Froebel di

data,

dan

Jerman, yang memulai munculnya

mengomunikasikan konsep, hukum

kindergarten, atau taman untuk anak

atau prinsip yang “ditemukan”.

tahun 1800 an). Saat inidi Amerika

menarik

kesimpulan

berkembang

model

pembelajaran

Montessori dalam berbagai variasi.

Daftar Pustaka

Menurut filosofi Montessori, anak

Suryana,Dadan.2017. Pembelajaran
Tematik
Terpadu
Berbasis
Pendekatan Saintifik Di Taman
Kanak-Kanak. Jurnal Universitas
Negeri Padang: Padang

belajar yang terbaik dari lingkungan
sesuai dengan ukuran anak yang
merangsang

dan

mengundang

penyerapan

daya

salahsatu

yang

menawarkan

dan

keteraturan.

keindahan

pikir

meraka,

Ditempatkan pada lingkungan, anak
akan memilih pekerjaannya sendiri,
aktivitas yang memiliki arti dan
tujuan

baginya.

Sebagai

contoh,

untuk mengajar bagaimana anak
menulis, Montessori meqotong huruf
besar dalam kertas amplas, kemudian
anak

rnerabanya

dengan

jari

kemudian dengan pencil dan kapur.
Pada

usia

empat

tahun

denan

stimulasi seperti itu, maka anak akan
dapat menulis dan membaca dengan
sendirinya. Salah satu kelas yang
dikembangkan

dalam

konsep

Montessori adalah kehangatan dan
lingkungan yang nyaman bagi anak
berdasarkan pada pembelajaran yang
independen.

Setelah

anak

diperkenalkan dan bimbingan guru,
dia bebas untuk memilih permainan
yang

disukainya,

sejauh

rnengganggu teman yang lain.

tidak

Suryana,Dadan.2014.Kurikulum
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
Berbabasis Perkembangan. Jurnal
Universitas Negeri Padang. Vol 1
No.3
Suryana,Dadan. 2013.Pengetahuan
tentang Strategi Pembelajaran, Sikap,
dan
Motivasi
Guru.
Jurnal
Universitas Negeri Padang: Padang
Suminah, Ana.,dkk.2015.Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Direktorat Jendral Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat
Zaman, Badru.2010. Kurikulum
Pendidikan
Anak
Usia
Dini.
Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63