Eksplorasi Bakteria indigen Pendegradasi Limbah Minyak Bumi di Wilayah PT Pertamina UBEP Limau Muara Enim

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  

Eksplorasi Bakteria indigen Pendegradasi Limbah Minyak

Bumi di Wilayah PT Pertamina UBEP Limau Muara Enim

Bambang Yudono 1 , Sri Pertiwi Estuningsih

2

, M. Said 3 , Sabaruddin 4 , Adipati Napoleon 5 E-mail:yudonob@hotmail.com

  

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bakteri indigen di Wilayah PT

Pertamina UBEP Limau Muara Enim yang mampu mendegradasi limbah minyak bumi.

  

Penelitian bakteri indigen pendegradasi limbah minyak bumi ini dilakukan secara bertahap

yaitu isolasi, pemurnian, karakterisasi dan identifikasi bakteri isolat bakteri. Sampel berupa

air, sludge dan tanah yang diambil dari lokasi penampungan limbah. Hasil penelitian ini

diperoleh 10 isolat bakteri indigen yang mampu mendegradasi limbah minyak bumi,

berdasarkan hasil identifikasi : 4 isolat bakteri tersebut termasuk ke dalam genera

Pseudomonas, 4 isolat termasuk dalam genera Bacillus, 1 isolat termasuk genus Micrococcus

dan 1 isolat masuk dalam genus Flavobacterium Kata kunci: isolasi, bakteri, indigen, pendegradasi limbah minyak bumi

  PENDAHULUAN

  Limbah minyak bumi tersebut mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon alifatik maupun aromatik yang mempunyai berat molekul tinggi (Sudrajat, 1996). Keberadaan senyawa-senyawa tersebut pada lingkungan akan menyebabkan kematian pada makhluk hidup, karena kurangnya oksigen, keracunan langsung dari bahan berbahaya dan beberapa senyawa hidrokarbon seperti naphthalen, anthrasen, serta phenanthren bersifat karsinogenik. Akibat jangka panjang dari pencemaran minyak adalah dapat menyebabkan terjadinya akumulasi senyawa hidrokarbon dalam senyawa lemak dan protein, sehingga menyebabkan larutnya lapisan lemak dan protein yang menyusun membran sel (Misran, 2002).

  Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan akibat limbah minyak bumi, salah satunya adalah dengan melibatkan agen biologis berupa mikroorganisme yang memiliki kemampuan mendegradasi senyawa hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi menjadi mineral-mineral yang lebih sederhana (Goenadi & Isroi, 2003). Secara alamiah proses pemulihan oleh mikroorganisme di suatu media tercemar sudah terjadi dengan sendirinya, namun proses pemulihan tersebut terjadi sangat lambat karena pengaruh fisik, kimia dan biologis di lokasi pencemaran yang kurang atau tidak mendukung aktivitas mikroorganisme dalam mengurangi atau menghilangkan kadar bahan pencemar. Selain itu, jumlah dari bahan pencemar juga melebihi kemampuan mikroorganisme tersebut sehingga terjadi akulmulasi bahan pencemar (Anonim

  a , 1992).

  Teknik pemulihan lahan tercemar oleh minyak bumi yang dilakukan dengan menggunakan kemampuan mikroorganisme dalam mendegradasi struktur hidrokarbon ini dikenal dengan istilah bioremediasi. Bioremediasi banyak digunakan dalam pemulihan pencemaran lingkungan akibat minyak bumi karena lebih efektif dan berwawasan lingkungan dibandingankan dengan metode pemulihan lingkungan baik secara fisika maupun kimiawi (Gritter et al. 1991 dalam Nugroho 2006).

  Salah satu mikroorganisme yang sering digunakan dalam proses bioremediasi dengan menggunakan mikroba yang paling dominan yang ditemukan pada lingkungan hidrokarbon (Bossert et al., 1984), yaitu bakteri yang memiliki kemampuan mendegradasi senyawa hidrokarbon untuk keperluan metabolisme dan

  Bambang Yudono : Eksplorasi Bakteria indigen Pendegradasi Limbah Minyak Bumi di

  Kemampuan bakteri untuk mendegradasi suatu hidrokarbon dari limbah minyak bumi berbeda-beda, karena komposisi senyawa hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya, sehingga perlu dilakukan isolasi terhadap bakteri yang bersifat hidrokarbonoklastik yang terdapat di lingkungan yang tercemar oleh limbah minyak bumi serta dilakukan identifikasi terhadap isolat yang didapat, berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Bakteri dilingkungan tercemar hidrokarbon minyak bumi mampu untuk melakukan degradasi hidrokarbon melalui kemampuan bakteri dalam melakukan metabolisme melalui enzim-enzimnya. Enzim tersebut berfungsi sebagai biokataliastor bagi reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh bakteri pada saat biodegradasi hidrokarbon minyak bumi tersebut berlangsung (Atlas & Bartha, 1987).

  SELEKSI

  Sampel yang digunakan sebagai sumber isolat diambil dari area yang terkontaminsi limbah minyak bumi di UBEB Limau Muara Enim, Sumatera Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Random Sampling dengan cara menentukan 5 stasiun yang terkontaminasi. Kemudian dari tiap-tiap stasiun diambil sampel sebanyak 1kg untuk sampel padat (tanah, lumpur dan sludge) dan 1l untuk sampel cair (air), lalu masing- masing sampel dikompositkan.

  METODOLOGI

  Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai agen biologis dalam proses bioremediasi sehingga dapat membantu mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri minyak bumi.

  dan Pseudomonas.

  Artrobacter , Acinetobacter , Nocardia , Achromobacter , Bacillus, Flavobacterium

  Berdasarkan Penelitian Bossert dan Bartha (1984), terdapat 22 genera bakteri yang hidup dilingkungan minyak bumi, isolat yang mendominasi terdiri dari beberapa genera yakni: Alcaligenes ,

  dan Nocardia (Alexander, 1977). Untuk mendapatkan bakteri yang mampu mendegradasi limbah dari pengolahan minyak bumi dapat dilakukan dengan cara mengisolasi dari tempat tercemar limbah. Kemudian dilakukan suatu kegiatan seleksi, karakterisasi dan identifikasi terhadap isolat bakteri hidrokarbonoklastik yang didapat, selanjutnya dilakukan optimalisasi dan penggandaan bakteri hidrokarbonoklastik dari isolat yang didapat, sehingga nantinya dapat digunakan dalam proses bioremediasi.

  

Wilayah PT Pertamina UBEP Limau Muara Enim

  Bacillus

  ,

  Pseudomonas

  kelompok bakteri yang dapat mendegradasi hidrokarbon aromatik seperti naftalena adalah

  Pseudomonas dan Flavobacterium. Adapun

  Bakteri hidrokarbonoklastik dapat diperoleh dengan cara mengisolasi bakteri dari tempat yang mengandung hidrokarbon. Pemanfaatan bakteri hidrokarbonoklastik yang diisolasi langsung dari habitatnya (bakteri indigenous) sebagai agen pendegradasi hidrokarbon dapat mempersingkat waktu bioremediasi. Populasi bakteri pemecah hidrokarbon yang terdapat di suatu ekosistem penerima limbah hidrokarbon penyebarannya sangat luas terutama pada lingkungan yang tercemar minyak (Atlas & Bartha, 1997). Bakteri yang sudah diketahui dapat memecah hidrokarbon alifatik seperti etana, propana antara lain Mycobactrerium ,

  perkembangbiakannya disebut bakteri hidrokarbonoklastik/ bakteri petrofilik (Atlas & Bartha, 1997).

  Isolat yang telah didapat dari hasil pemurnian diseleksi berdasarkan kemampuan bertahan hidup dan tumbuh pada medium yang mengandung limbah minyak serta kemampuan untuk

  C. Teknik ini dilakukan secara berulang sampai diperoleh koloni yang diindikasikan murni. Koloni murni adalah koloni yang hanya terdiri dari satu jenis bakteri saja. Setelah mendapatkan koloni yang murni, selanjutnya isolat ditumbuhkan ke dalam medium Zobell Agar miring (Widjajanti et al., 2006).

  steril sebanyak 6 tetes pada permukaan medium tersebut. Kultur dinkubasi pada suhu kamar hingga terbentuknya lapisan pertumbuhan diantara fase media cair dan fase limbah yang menunjukkan isolat tersebut tumbuh dan mempunyai kemampuan menggunakan limbah minyak sebagai sumber karbon dan energi (Widjajanti et al., 2006).

  Identifikasi Bakteri

  Berdasarkan karakter dari masing- masing isolat bakteri yang mampu mendegradasi hidrokarbon diidentifikasi dengan menggunakan

  Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 8 th edition dan Bergey”s Manual of Determinative

  Bacteriology 9 th edition.

  Hasil isolasi dan Pemurnia isolat bakteri pendegradasi hidrokarbon dari limbah minyak bumi PT Pertamina UBEP Limau Prabumulih didapatkan 22 Isolat bakteri, seperti tersaji pada Tabel 1. dibawah ini

  Masing-masing sampel limbah dalam medium BHMS cair yang telah berubah warna menjadi keruh diencerkan mulai dari

  oil steril dengan menggunakan pipet tetes

  Masing-masing pengenceran dari tiap sampel pada Zobell lempeng diamati koloni yang tumbuh dengan ciri berbeda. Koloni yang tumbuh dengan ciri berbeda dimurnikan dengan cara distreak pada medium Zobell Agar steril dalam cawan petri, lalu diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37

  Seleksi Tahap 2: Isolat yang lolos pada tahap seleksi 1 diinokulasikan pada medium Soeminarti. Diisi tabung reaksi dengan 10 ml medium Soeminarti, ditambahkan crude

  mampu bertahan hidup dan tumbuh pada lingkungan yang mengandung minyak bumi (Widjajanti et al., 2006).

  crude oil berarti isolat bakteri tersebut

  Seleksi Tahap 1: masing-masing isolat yang telah dimurnikan pada 10-15 ml medium Zobell agar dalam cawan petri diinokulasikan dengan metode gores, lalu disiapkan kertas saring yang telah diolesi dengan crude oil steril, diletakkan kertas saring tersebut diatas permukaan medium Zobell yang telah diinokulasi bakteri. Ukuran diameter kertas saring disesuaikan dengan diameter cawan petri. Kultur diinkubasi pada suhu kamar selama 5 hari. Tumbuhnya koloni isolat bakteri pada permukaan medium Zobell yang dioleskan

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Tabel 1. Hasil Isolasi dan Pemurnian Isolat Bakteri dari Limbah Hidrokarbon Jenis Sampel

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

ISOLASI DAN PEMURNIAN

  • 1
  • 6

  ,

  10

  22

  5 T 1 , T 2 , T 3 , T 4 , T 5 Jumlah

  11 A 1 , A 2 , A 3 , A 4 , A 5 , A 6 , A 7 ,A 8 , A 9 , A 10 , A 11 Tanah

  6 S 1 , S 2 , S 3 , S 4 , S 5 , S 6 Air

  Jumlah Isolat Kode Isolat Sludge

  Semirata 2013 FMIPA Unila menggunakan limbah minyak tersebut, seleksi dilakukan melalui dua tahap, yaitu:

  10

  sampai

  10

  dengan cara menghomogenkan 1 ml sampel dalam medium BHMS cair dengan 9 ml akuades steril dari pengenceran 10

  • 1
  • 6

  diencerkan sampai 10

  • 6
  • 4
  • 5

  . Kemudian dari masing-masing pengenceran

  10

  ditumbuhkan pada medium Zobell agar dengan metode pour plate dan inkubasi pada suhu 37 C selama 2 x 24 jam, kemudian diamati koloni bakterinya (Widjajanti et al., 2006) .

  10

  , dan

  Bambang Yudono : Eksplorasi Bakteria indigen Pendegradasi Limbah Minyak Bumi di

  3 T1,T2,T3 Sludge

  dan energi .

  2

  et al., 1997). Satu molekul induser pada bakteri akan menstimulasi bakteri untuk memproduksi enzim alkana monooksigenase, enzim ini akan menyebabkan oksidasi awal dari hidrokarbon dan menghasilkan satu molekul alkohol, kemudian satu molekul induser menstimulasi bakteri untuk memproduksi enzim alkohol dehidrogenase, yang akan menyebabkan oksidasi alkohol untuk menghasilkan aldehid, selanjutnya satu molekul induser akan menstimulasi pembentukan enzim formaldehid dehidrogenase yang akan menyebabkan oksidasi dari aldehid dan menghasilkan asam lemak yang kemudian akan dioksidasi lagi menjadi CO

  Atlas

  kemampuan bakteri untuk tumbuh dan bertahan pada lingkungan yang mengandung hidrokarbon. Pada tahap ini semua isolat bakteri yang diperoleh berhasil lolos pada tahap I. Bakteri yang mampu bertahan pada tahap ini, karena bakteri masih memperoleh nutrisi yang lengkap dari medium kultur yaitu medium Zobel dan sludge. Sedangakan pada tahap seleksi II hanya 10 jenis isolat bakteri yang bertahan, karena medium kultur yang digunakan adalah medium Soeminarti cair yang minim nutrisi dan tidak mengandung unsur karbon. Sumber karbon hanya berasal dari crude oil yang ditambahkan. Pada seleksi tahap II diperoleh isolat yang benar- benar mampu memanfaatkan hidrokarbon sebagai nutrisi dan energinya (bersifat petrofilik). Bakteri petrofilik mampu menghasilkan enzim yang berfungsi sebagai biokatalisator reaksi enzimatik proses biodegradasi hidrokarbon minyak bumi seperti alkana monooksidase, alkohol dehidrogenase, dan formaldehid dehidrogenase (

  10 Seleksi tahap I untuk mengetahui

  22

  22

  2 S2,S3 Jumlah

  6

  6

  5

  

Wilayah PT Pertamina UBEP Limau Muara Enim

  5

  5 A2,A3,A4,A7,A8 Tanah

  11

  11

  Keterangan Air

  Seleksi Tahap I Seleksi tahap II

  Tabel 2. Isolat bakteri yang lolos Seleksi Tahap I dan Tahap II Asal Isolat Sebelum seleksi

  HASIL SELEKSI Hasil seleksi isolat bakteri tahap I dan Seleksi tahap II disajikan pada Tabel 2.

  Sebaliknya isolat bakteri yang berasal dari sampel tanah, lebih sedikit hal ini disebabkan hidrokarbon yang terdapat pada sampel ini masih berupa padatan sehingga bakteri-bakteri tertentu saja yang mampu memanfaatkannya sebagai sumber karbon maupun energinya.

  Beberapa senyawa hidrokarbon dari golongan aromatik memiliki massa yang rendah sehingga dapat larut dalam air. Timotius (1987) air merupakan bagian terbesar dalam sel. Nutrient terlarut dapat mudah diserap oleh sel. Selain itu menurut Kadarwati (1985) substansi organik yang larut dalam air juga dapat menstimulasi aktifitas bakteri pendegradasi hidrokarbon. Substansi ini menyebabkan lapisan minyak dan air bercampur dengan baik.

  Pada Tabel 1. menunjukkan bahwa Jumlah Isolat bakteri yang diperoleh dari sampel air dan sludge jumlahnya lebih banyak dibanding yang berasal dari tanah yang terkontaminasi limbah hidrokarbon minyak bumi. Hal ini diduga bahwa pada air dan sludge, hidrokarbon dalam bentuk terlarut sehingga lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri untuk tumbuh (Syakti, 2005).

  Karakterisasi dan Identifikasi Isolat bakteri

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Tabel 3. Karakterisasi dan Identifikasi Isolat bakteri KARAKTERISTIK Isolat A 2 Isolat A 3 Isolat A 4 Isolat A 7 Isolat A 8 Pertumbuhan agar tegak Enchinulate Enchinulate Enchinulate Enchinulate Filiform Pertumbuhan pada agar miring Bentuk

  Pseudomonas sp3 Pseudomonas sp4

  Pseudomonas sp1

Pspseudomonas

sp2

  Sukrose + - + - - Laktose - - + - - Kelompok

  Gelatin + + + + + Urea - - - - - Katalase + + + + + Glukosa + - + + +

  VP - - - + _ Sitrat - + - - + Motilitas + + + + + Pati - - - - -

  Biokimia Indol - - - - - H 2 S - - - - - MR + + + + +

  Aerob Aerob Aerob Aerob Aerob

Bentuk sel dan sifat gram Basil (- ) Basil (- ) Basil (- ) Basil (- ) Basil (+ )

Endospora Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada ada Macam uji

  Pertumbuhan pada media cair Pertumbuha n

  Bulat Bulat Tepi Entire Undulate Smooth Smooth Smooth Elevasi Convex Convex Raised Convex Convex Warna Kuning Kuning Putih Putih Kuning

  

Bulat dengan

tepian kerang Bulat dengan tepian kerang

  Pertumbuhan pada agar lempeng Bentuk Bulat

  Pertumbuha n Spreading Plumose Plumose Plumose Spreading

  bakteri gram negatif, bentuk batang, bentuk koloni bulat tak beraturan, warna koloni putih mengkilat, ukuran koloni 0,2-1,6 um, pada umumnya non motil katalase dan oksidase positif secara detil hasil karakterisasi dan identifikasi disajikan dalam Tabel 3.

  Semirata 2013 FMIPA Unila Karakterisasi dan identifikasi dari kesepuluh isolat bakteri yang diperoleh dari area terkontaminasi limbah minyak bumi di PT Pertamina UBEB Limau Muara Enim, menunjukkan bahwa Isolat bakteri tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

  Flavobakterium merupakan kelompok

  genus Flavobacterium, isolat bakteri ini bersifat gram negatif, tidak menghasilkan endospora dan sel berbentuk batang menurut Buchanan dan Gibon (1974)

  1 termasuk kedalam

  Isolat bakteri T

  o C.

  seperti bola dengan diameter 0,5- 3,5 um, sering ditemukan dalam bentuk tetrad atau kadang berkelompok tidak beraturan. Bersifat gram negatif, tidak membentuk spora, koloni biasanya berwarna kuning atau merah. Memproduksi asam dalam jumlah sedikit dalam fermentasi karbohidrat, dan tumbuh dalam media sederhana dengan baik pada suhu 25 -37

  al ., (1994) Micrococcus mempunyai bentuk

  bakteri genus Micrococcus, isolat ini memiliki karakteristik morfologi sel berbentuk kokus, bersifat gram positif dan tidak memiliki endospora. Menurut Holt et

  2 adalah isolat

  Isolat dengan kode T

  dalam genus Pseudomonas dengan karakteristik sel berbentuk batang, menunjukkan warna merah pada pewarnaan gram, tidak memiliki endospora serta tidak menghasilkan gas pada fermentasi karbohidrat. Holt et al., (1994) menyatakan bahwa Pseudomonas merupakan kelompok bakteri yang memiliki sel berbentuk batang, dalam bentuk tunggal atau kelompok. Berukuran 0,5 -1,0 x 1,5 -5,0 bersifat motil dengan letak flagella yang berlawanan merupakan bakteri gram negatif yang bersifat aerob. Katalase positif yang bisa hidup ditanah, air dan laut.

  2 ,A 3 ,A 4 dan A 7 termasuk

  Isolat bakteri A

  Bacillus sp1

  :

Bambang Yudono Eksplorasi Bakteria indigen Pendegradasi Limbah Minyak Bumi di

  

Wilayah PT Pertamina UBEP Limau Muara Enim

  Keterangan : (+)= Hasil uji positif (-)= Hasil uji negatif

  Tabel 4. Karakterisasi dan Identifikasi Isolat bakteri

KARAKTERISTIK Isolat T Isolat T Isolat T Isolat S Isolat S

1 2 4 1 3 Pertumbuhan agar tegak Villous Enchinulate Filiform Filiform Filiform Bentuk

  Pertumbuhan Pertumbuha Spreading Spreading Plumose Spreading Spreading pada agar miring n

  Bulat dengan Bulat dengan Bulat dengan

Bentuk Bulat Bulat

Pertumbuhan tepian timbul tepian timbul tepian kerang

pada agar Tepi Undulate Undulate Entire Undulate Entire

lempeng Elevasi Raised Raised Convex Raised Raised

Warna Kuning Kuning Kuning Putih Kuning

  Pertumbuhan Pertumbuha Anaerob Aerob Aerob Aerob Aerob pada media cair n fakultatif

Bentuk sel dan sifat gram Basil (- ) Kokus (+ ) Basil (+ ) Basil (+ ) Basil (+ )

  Endospora Tidak ada Tidak ada ada ada ada

  • Indol
  • H
  • 2 S<
    • + + + + MR

    • VP + + +

  • Sitrat
    • Motilitas + Macam uji

  • Pati Biokimia
    • Gelatin - Urea - - - -
    • Kata
    • Glukosa
    • Sukrose

  • Laktose Kelompok Flavobacterium Micrococcus Bacillus sp
  • 2 Bacillus sp 3 Bacillus sp4

      Keterangan : (+)= Hasil uji positif (-)= Hasil uji negatif

      KESIMPULAN DAN SARAN bakteri dalam mendegradasi hidrokarbon

      minyak bumi Didapatkan 22 isolat bakteri dari lingkungan yang tercemar hidrokarbon DAFTAR PUSTAKA minyak bumi dan kesemuanya mampu tumbuh serta bertahan hidup pada kondisi

      Anonim. 1992. yang tercemar hidrokarbon minyak bumi, tetapi hanya 10 isolat yang mampu nuari 2009. mendegradasi hidrokarbon minyak bumi.

      Alexander, M. 1977. Introduction To Soil Hasil identifikasi dari ke 10 isolat

      nd .2 . John Wiley and Sons.

      Microbiology

      bakteri petrofilik 4 isolat termasuk Toronto. xi + 467 p.

      Pseudomonas , 4 isolat termasuk genera Bacillus , 1 isolat termasuk genus

      Atlas, R.M. &amp; Bartha, R. 1987. Transport

      Micrococcus serta 1 isolat termasuk

      dan Transformation of Petroleum Flavobacterium . Biologycal Processes. In Boesch, D.F. &amp; Rabalais, N.N (eds). Long-Term

      SARAN

      Environmental Effects of Offshore Oil and Gas Development. Elsevier Applied Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Science Publishers, Ltd. New York. mengenai kemampuan dari setiap isolat

      Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

      th

      Jurnal Pengelolaan Lingkungan &amp; SDA .

      Isolasi, Seleksi dan Karakterisasi Bakteri Hidrokarbonoklastik dari Limbah Cair Kegiatan Eksplorasi Minyak Bumi.

      23 Januari 2009. Widjajanti, H., Munawar &amp; Nafiah. 2006.

      Dalam: Seminar Bioremediasi.

      Didalam Penanganan Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut dan Pesisir.

      hlm. Syakti, A.D. 2005. Multi-Proses Remediasi

      Minyak Bumi dan Pelaksanaan Bioremediasi . PPLH. Samarinda: 1-89

      Sudrajat. 1996. Karakeristik Limbah

      Nugroho, A. 2006. Biodegradasi sludge Minyak Bumi Dalam Skala Mikrokosmos: Simulasi Sederhana Sebagai Kajian Awal Bioremediasi land treatment. Makara Teknologi, VOL. 10, NO. 2: 82-89.

      Penelitian . Program Teknik Kimia Fakultas Teknik USU. Medan. 17 hlm.

      Misran, E. 2002. Aplikasi Teknologi Berbasiskan Membran dalam Bidang Bioteknologi Kelautan. Laporan

      . New York Lippincott Williams &amp; Wilkins. 787 hlm.

      9

      Semirata 2013 FMIPA Unila Atlas, R.M &amp; Bartha, R. 1997. Microbial

      Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology .

      Holt, J. G., Noel, R. K., Peter, H. A., James, T. S. &amp; Stanley, T. W. 1994.

      Makalah Lokakarya Nasional Pendekatan Kehidupan Pedesaan dengan Perkotaan dalam Upaya Membangkitkan Pertanian Progresif, UPN . Yogyakarta.

      Goenadi, D.H. &amp; Isroi. 2003. Aplikasi Bioteknologi Dalam Upaya Peningkatan Efisiensi Agribisnis Yang Berkelanjutan.

      Cowan, J.G. Holt, J. Liston, R.G.E. Murray, C.F. Niven, A.W. Ravin &amp; R.Y. Stanier (Eds). Baltimore.

      Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology . 8 th Ed. S.T.

      1974.

      Microbiol . 4: 763-767 Buchanan, R.E. &amp; N.E. Gibbons (CoE).

      1984. Fate of Hydrocarbon During Oily Sludge Disposal in Soil. Appl. Environ.

      Bossert, I. D., Kachel, W. M. &amp; Bartha, R.

      Publishing, Co. Inc. Redwood City. California.

      Ecology: Fundamentals and Applications 4th ed . Benjamin Cumming

      6(4): 22-31.

      Bambang Yudono : Eksplorasi Bakteria indigen Pendegradasi Limbah Minyak Bumi di

      Wilayah PT Pertamina UBEP Limau Muara Enim