300299180 Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Petani Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Dalam Kegiatan Optimalisasi Lahan Ringkasan

3

RINGKASAN
MUHAMMAD YUSUF. 0410450023-45. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Petani Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Dalam Kegiatan
Optimalisasi Lahan Terlantar Pada Program Perluasan Areal Tanam (PAT)
Padi Sawah (Kasus di Desa Tanjung Aur, Kecamatan Jejawi, Kabupaten
Ogan Komering Ilir). Dibawah Bimbingan: Prof. Dr. Ir. H. Sugiyanto,MS
dan Ir. Edi Dwi Cahyono, M.Agr.Sc
Kebutuhan bahan pangan pokok dalam negeri dari tahun ke tahun semakin
meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Hal ini mengakibatkan
semakin tingginya tuntutan akan kebutuhan lahan untuk tanaman pangan. Disisi lain
adanya konversi fungsi lahan pertanian ke non-pertanian yang cukup besar serta
kejenuhan tingkat produktivitas lahan dan tanaman yang disebabkan oleh
menurunnya kualitas sumber daya lahan dan air, yang disertai dengan terjadinya
perubahan iklim, yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman pangan dan
mempengaruhi upaya peningkatan produksi tanaman pangan yang dirasa semakin
berat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah diatas dan
untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam Negeri adalah dengan cara melakukan
Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi melalui pengoptimalisasian lahan terlantar

dengan mengembangkan lahan lebak menjadi sawah yang produktif, yang bertujuan
untuk meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya padi, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas lahan, peningkatan produktivitas tanaman padi, serta
dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraan petani, pemberdayaan ekonomi
pedesaan dan menciptakan peluang kesempatan kerja di pedesaan.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana faktor-faktor (sosial ekonomi, psikologis, dan budaya) mempengaruhi
tingkat adopsi inovasi petani dalam Program PAT Padi Sawah?
2. Bagaimana pelaksanaan program PAT Padi Sawah melalui kegiatan
Optimalisasi Lahan Terlantar di daerah penelitian?
3. Bagaimana tingkat adopsi inovasi petani dalam program PAT Padi Sawah?
4. Bagaimana hubungan antara faktor-faktor (sosial ekonomi, psikologis, dan
budaya) dengan tingkat adopsi inovasi petani pada progam PAT Padi Sawah?
5. Bagaimana tingkat kesejahteraan rumah tangga petani sebelum dan sesudah
pelaksanaan program PAT Padi Sawah?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan faktor-faktor (sosial ekonomi, psikologis, dan budaya) yang
mempengaruhi adopsi inovasi petani dalam program PAT Padi Sawah.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan program PAT Padi Sawah melalui kegiatan
Optimalisasi Lahan Terlantar di daerah penelitian.

3. Mendeskripsikan tingkat adopsi inovasi petani dalam program PAT Padi Sawah.
4. Menganalisis hubungan antara faktor-faktor (sosial ekonomi, psikologis, dan
budaya) dengan tingkat adopsi inovasi petani pada progam PAT Padi Sawah.
5. Menganalisis tingkat kesejahteraan rumah tangga petani sebelum dan sesudah
pelaksanaan program PAT Padi Sawah.
Tipe penelitian yang digunakan yaitu penelitian explanatory Research dengan
menggunakan metode survei. Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara
sengaja (purposive) pada Desa Tanjung Aur Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan (Palembang). Metode penentuan sampel
menggunakan Simple Random Sampling, dengan jumlah populasi petani peserta

4

program PAT 50 petani, maka untuk keperluan survei sampel diambil sebanyak 30
orang petani. Teknik pengumpulan data adalah: wawancara terstruktur (dengan
menggunakan kuisioner), observasi dan dokumentasi.
Metode analisis data untuk tujuan pertama, kedua, dan ketiga, digunakan
analisis deskriftif kualitatif, akan tetapi untuk tujuan kedua dan ketiga dibantu juga
dengan skala likert. Sedangkan untuk menganalisis hubungan antara faktor sosial
ekonomi, psikologis, dan budaya dengan tingkat adopsi inovasi petani digunakan

analisis Kolerasi Rank Spearman (rs). Sedangkan untuk menganalisis perubahan
tingkat kesejahteraan petani digunakan analisis before and after dengan bantuan
analisis Uji Pangkat Bertanda Wilcoxon.
Hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata untuk faktor sosial ekonomi
petani yaitu 69,05 dan termasuk kategori sedang, Selain itu untuk faktor
psikologis (motivasi dan persepsi). Motivasi petani didapat 74,11% dan
termasuk kategori sedang, Namun untuk persepsi petani termasuk kategori tinggi
yaitu skor rata-ratanya 84,78, selain itu untuk faktor budaya yang ada di Desa
Tanjung Aur secara umum telah mempengaruhi petani untuk mengadopsi dan
menerapkan inovasi dalam program PAT Padi Sawah.
2) Pelaksanaan Program PAT Padi Sawah di Desa Tanjung Aur tidak berjalan
sesuai dengan perencanaan, hal ini dikarena pada tahap perencanaan dan
pelaksanaan terjadi perbedaan luas lahan terlantar yang dioptimalisasi, serta pada
tahap pengawasan dan pendampingan, hanya dilakukan pada tahap awal saja.
Sehingga pada tahap pelaksanaan penanaman padi, petani tidak mendapatkan
pengawasan dan pendampingan, oleh karena itu petani cenderung melakukan
penanaman sesuai dengan kebiasaan, keyakinan dan kepatuhan kepada ajaran
nenek moyang mereka.
3) Tingkat adopsi inovasi kegiatan optimalisasi lahan terlantar pada program

PAT Padi Sawah terdiri dari pengetahuan yang termasuk dalam kategori tinggi
dengan persentase 85,33%, sikap petani termasuk dalam kategori tinggi
dengan persentase 92% dan keterampilan petani untuk menerapkan inovasi
tersebut termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 76,88%. Pada
aspek keterampilan tersebut petani melakukan proses penanaman kurang
sesuai dengan anjuran PPL seperti pada, penggunaan varietas, pemupukan dan
pembrantasan hama penyakit tanaman diman petani lebih cenderung
melakukannya sesuai dengan kebiasaan atau budaya mereka.
4) Hubungan Faktor sosial ekonomi, faktor psikologis, dan faktor budaya
terhadap tingkat adopsi inovasi program PAT Padi Sawah antara lain sebagai
berikut:
Dari hasil analisis Rank Spearman, dapat diketahui bahwa faktor sosial
ekonomi yang memiliki hubungan nyata dengan tingkat adopsi inovasi
petani dalam program PAT Padi Sawah adalah pendidikan non formal dan
jumlah tanggungan keluarga, sedangkan yang tidak memiliki hubungan nyata
adalah factor umur, pendidikan formal, pengalaman berusaha-tani, status
lahan, dan pendapatan petani. Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan
PPL pada saat pelaksanaan penanaman sehingga kendala petani tidak bisa
langsung terpecahkan. Selain itu dalam sosialisasi program PPL masih
menekankan pada aspek teknis, dan belum pada aspek pemberdayaan.

Secara keseluruhan untuk faktor psikologis memiliki hubungan nyata
dengan tingkat adopsi inovasi petani dalam program PAT Padi Sawah.
Yang mana baik motivasi maupun persepsi juga berhubungan nyata dengan
tingkat adopsi inovasi program PAT Padi Sawah. Hal ini dikarenakan
tingginya motivasi petani untuk mau mengikuti program sehingga petani

5

mempunyai persepsi bahwa program ini benar-benar dapat membantu
perekonomian mereka.
Untuk faktor budaya petani yang dilihat dari pandangan hidup, kebiasaan,
adat istiadat, dan kepercayaan, telah memberikan pengaruh yang besar
terhadap tingkat adopsi inovasi yang dilakukan oleh petani di daerah
penelitian. Hal ini dikarenakan kuatnya keyakinan dan kepatuhan petani
terhadap ajaran dan warisan nenek moyang mereka.
5) Setelah adanya program PAT Padi Sawah ini petani benar-benar merasakan
perubahan tingkat kesejahteraan, dimana yang semula tingkat kesejahteraan
mereka berada dalam kategori sedang, dengan persentase 67,78%, kemudian
setelah mengikuti program tingkat kesejahteraan rumah tangga petani
meningkat dan termasuk kategori tinggi, dengan persentase 85,43%.

Hal ini juga dibuktikan dari hasil analisis Uji Wilcoxon yang diperoleh
kesimpulan tolak Ho, artinya terjadi perubahan tingkat kesejahteraan rumah
tangga petani di Desa Tanjung Aur setelah diadakan program PAT Padi
Sawah. Sehingga dapat dikatakan bahwa ternyata program PAT Padi Sawah
telah memberikan dampak positif dan manfaat terhadap peningkatan
kesejahteraan rumah tangga petani. Sehingga program ini layak untuk
dikembangkan ke desa-desa lain guna untuk mengurangi angka kemiskinan
dan pengangguran yang ada di Kabupaten OKI.
Saran yang dapat diberikan berkaitan dalam penelitian dan untuk kemajuan
pertanian di Kabupaten OKI adalah:
Diharapkan pelaksanaan program PAT Padi Sawah melalui kegiatan
optimalisasi lahan terlantar ini dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya, dan pelaksanaannya harus diawasi,
dibimbing, dan didampingi sesuai dengan kebutuhan para petani, serta perlu
peningkatan fasilitas transfortasi bagi PPL untuk melakukan penyuluhan kepada
petani. Diperlukannya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh faktor budaya
petani dalam mengadopsi inovasi program PAT Padi Sawah, karena mayoritas
masyarakat di Kabupaten OKI adalah masyarakat pedalaman yang masih
memegang teguh adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka,
sehingga dapat diketahui solusi yang tepat untuk bisa merubah kebiasaan petani

agar mau dan mampu menerima perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
guna untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dibidang
pertanian khususnya budidaya tanaman padi.
Program PAT Padi Sawah melalui kegiatan optimalisasi lahan terlantar
telah mampu memberikan dampak positif dan manfaat yang besar terhadap
peningkatan kesejahteraan rumah tangga petani, sehingga program ini sebaiknya
dipertahankan dan diadakan setiap tahun, karena melihat masih banyaknya lahanlahan terlantar yang belum dimanfaatkan oleh petani setempat, sehingga
manfaatnyapun akan dirasakan oleh semua petani yang ada di Kabupaten OKI.
Diharapkan Dinas Pertanian Kabupaten OKI untuk dapat meningkatan aspek
penangganan pasca panen, sehingga para petani yang mengikuti program ini dapat
menyalurkan atau menjual hasil panennya tersebut, dan menggurangi kerugian
yang diterima petani akibat menjual kepada tengkulak. Disisi lain diharapkan
pemerintah memperhatikan keberlanjutan dari program PAT ini, sehingga dapat
dicegah kemugkinan petani untuk mengganti komoditi lain atau meninggalkan
inovasi yang telah diajarkan. Selain itu perlu diperhatikan keberadaan orang
transmigran Jawa yang ada di OKI, karena kontribusi mereka cukup besar dalam
membantu petani untuk berusahatani, sehingga diharapkan pemerintah dapat
menjadikan orang transmigran Jawa sebagai solusi tenaga kerja untuk pembukaan
lahan berikutnya.