View of HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEBIASAAN ENURESIS PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK FRATER TERATAI MAKASSAR

ENURESIS PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK

  Kata kunci : Pola asuh orang tua dan Enuresis PENDAHULUAN

  Serikat dan Skandinavia. Fenomena lain yang terjadi di Eropa dan Amerika Utara menunjukkan, bahwa 15-20% anak berumur 5 tahun, 7% anak berumur 10 tahun dan 1-2% anak berumur 15 tahun mengalami enuresis. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 25% anak gagal melakukan kontrol terhadap

  enuresis yang tinggi di Australia, Amerika

  Lebih dari 15% anak balita di seluruh dunia mengalami enuresis dan kebanyakan adalah anak laki-laki dengan perbandingan tiga lawan satu.Enuresis dialami lebih dari 500000 anak balita di Inggris.Enuresis terjadi pada anak laki-laki 60% dan anak perempuan 40%.Kenyataannya masih ditemukan kejadian

  Kehadiran anak merupakan kebahagiaan yang tiada taranya bagi orangtua terutama kaum wanita. Anak merupakan keajaiban, dan anugrah Tuhan yang sangat berharga. Tangan orangtuanya yang membekali mereka segala hal yang diperlukan untuk masa depannya (Yulia, 2007). Dalam data BKKBN Nasional menyebutkan jumlah anak usia 1-3 tahun di Indonesia pada tahun 2011 yaitu 13.999.682 anak, dan jumlah ini masih terus meningkat. Data BKKBN provinsi Sulawesi Selatan menyebutkan jumlah anak usia 1-3 tahun yang ada di Sulawesi Selatan yaitu 410.520 anak.

  Anak merupakan titipan Tuhan yang kita harus jaga dan kita didik sedemikian rupa agar setelah mereka besar dapat menjadi pribadi yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara serta dapat membahagiakan dan membanggakan orang tua yang telah susah payah membesarkan dan mendidik dengan cinta juga kasih sayang. Dengan demikian pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangat perlu dalam membentuk kepribadian anak sejak dari kecil sampai anak menjadi dewasa (Tarmizi, 2009).

  Ngompol menjadi masalah karena secara sosial tidak bisa diterima oleh masyarakat, ngompol juga dapat menimbulkan stres bagi penderita dan juga keluarganya (Vicki, 2008).

  disengaja atau involunter di tempat tidur (biasanya di malam hari) atau pada pakaian di siang hari dan terjadi pada anak-anak yang usianya secara normal telah memiliki kendali terhadap kandung kemih secara volunteer.

  Enuresis adalah keluarnya urin yang

  37 HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEBIASAAN

  FRATER TERATAI MAKASSAR Vanny Thres Palalangan

  cross sectional study. Hasil penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dengan tehnik

  Salah satu reaksi anak terhadap pemberian pola asuh yang tidak tepat adalah stress emosional yaitu dengan mengompol atau enuresis adalah pengeluaran urine tanpa disadari ketika tertidur, dapat terjadi pada anak-anak maupun remaja bahkan orang dewasa. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat, yang menyatakan bahwa anak akan berhenti Enuresis pada siang hari dari umur 2- 1/2-5 tahun pada malam hari.berdasakan data observasi yang diperoleh di taman kanak-kanak dari 50 anak,terdapat beberapa anak yang sering mengalami enuresis. Tujuan penelitian ini secara umum adalah Mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap kebiasaan Enuresis pada anak usia prasekolah di taman kanak-kanak Frater Teratai Makassar. Desain penelitian yang digunakan adalah

  ABSTRAK

  3 Universitas Hasanuddin Makassar (Alamat Respondensi: VannyPalalangan@yahoo.co.id/085399798321).

  2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  3

  2 , Hadiah Angraini

  1 , La Ode Asfilayly

  pengambilan sampel total sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 50 orang. Dari hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara pola asuh orang tua (p= 0,005) dengan kebiasaan Enuresis pada anak usia prasekolah di taman kanak-kanak Frater Teratai Makassar. Kesimpulan peneliti ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kebiasaan enuresis pada anak usia pras0ekolah di taman kanak-kanak Frater Teratai Kota Makassar.

  Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 1 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

  Adapun Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan sebagai berikut :

  Square dengan tingkat kemaknaan α = 5% (0,05).

  b. Analisis Bivariat Analisis bivariat yaitu untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, yang dilakukan dengan Analisis data menggunakan Chi-

  a. Analisis Univariat Analisis yang dilakukan untuk analisis distribusi frekuensi variabel tunggal yang dianggap terkait dengan tujuan penelitian.

  Analisis Data

  Tabulasi data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga membuat tabel kontigensi.

  4. Tabulasi Data

  Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

  3. Coding data

  Editing data adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing data dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

  2. Editing data.

  Seleksi merupakan pemilihan untuk mengklarifikasi data menurut kategori.

  1. Selecting.

  Pengolahan data

  38

  2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak Rumah Sakit sehubungan dengan penelitian.

  1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuessioner yang telah disediakan dan berisi 10 pertanyaan

  Pengumpulan data diperoleh dari 2 Sumber yaitu :

  Pengumpulan Data

  Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang. Pada penelitian ini sampel diambil berdasarkan teknik sampling dengan jenis total sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil seluruh responden yang ada atau yang tersedia di tempat penelitian.

  Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan subjek (misalnya Manusia) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan untuk diteliti, (Nursalam, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang masih duduk di Taman kanak-kanak Frater Teratai Makassar sebanyak 50 orang

  Penelitian di lakukan di TK Frater Teratai Kota Makassar. Kurang lebih selama satu bulan dan pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin dari pihak terkait yaitu kepala sekolah TK Frater Teratai Makassar.

  menyangkut variabel bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan kemudian diolah dan dilakukan analisis.

  sectional study, di mana data yang

  Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan studi cross

  Lokasi, populasi dan sampel

  Hasil penelitian, Menunjukkan bahwa 80% anak pra sekolah mengalami enuresis dikarenakan faktor stress.Sedangkan sekitar 75% kasus mengompol pada anak disebabkan faktor emosional.Anak belum mampu menyalurkan kecemasannya dengan baik.Sementara aktivitas biologis ini diatur oleh otak yang mengirim sinyal ke kandung kemih untuk mengeluarkan air seni.Kondisi emosi sedang tidak stabil, maka pengontrolan pengeluaran air seni ikut terganggu, terutama pada saat tidur.Sikap dan perilaku yang ditunjukkan anak yang biasanya tenang menjadi overakting, agresif, atau malah murung, cengeng, bahkan amat pendiam merupakan tanda dari anak mengalami kecemasan. Orang tua harus mencari penyebabnya, mungkin ada masalah dengan adik/kakak, dimarahi orang tua, merasa diabaikan, sakit, orang tua bertengkar hebat, atau cemas karena akan ditinggal pergi orang tuanya dalam waktu yang lama dapat juga terjadi apabila ayah ibunya memutuskan untuk bercerai(Eida, 2008).

  kandung kemihnya setelah usia 3 tahun (Crocetti M, 2008).

BAHAN DAN METODE

  39 HASIL PENELITIAN

  Enuresis n % Tidak

  40.0 Total 30 100.0 Berdasarkan Tabel 5, maka diketahui bahwa responden yang memiliki pola asuh Permisif sebanyak 30 orang (60%) responden, sedangkan responden yang tidak memiliki Pola asuh Permisif yaitu sebanyak 20 orang (40%).

  Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pola asuh Otoriter di TK Frater Teratai Makassar tahun 2013

  Pola Asuh Otoriter n % Ya

  Tidak

  29

  21

  58.0

  42.0 Total 30 100.0 Berdasarkan Tabel 6, maka diketahui bahwa responden yang memiliki pola asuh Otoriter sebanyak 29 orang (58%) responden, sedangkan responden yang tidak memiliki Pola asuh Otoriter yaitu sebanyak 21 orang (42%). Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Enuresis yang dialami anak usia pra sekolah di TK Frater Teratai Makassar Tahun 2013

  Ya

  20

  2

  23

  54.0

  46.0 Total 30 100.0 Berdasarkan Tabel 6, maka diketahui bahwa anak yang tidak mengalami enuresis sebanyak 27 orang (54%) responden, sedangkan anak yang mengalami enuresis sebanyak 23 orang respoden (46%).

  2. Analisis Bivariat Tabel 7 Hubungan antara pola asuh Demokratis dengan kecenderungan Enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater Teratai Makassar Tahun 2013

  Pola Asuh Demokratis Enuresis Total

  Tidak Ya n % n % n % Ya 20 40.0 10 20.0 30 60.0 Tidak 6 12.0 14 28.0 20 40.0

  Total 26 52.0 24 48.0 50 100.0 p= 0.011

  60.0

  30

  1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di TK Frater Teratai Makassar Tahun 2013

  27

  Umur n % 4 tahun 5 tahun

  24

  26

  48.0

  52.0 Total 30 100.0 Dari Tabel 1, maka diketahui bahwa kelompok umur responden yang lebih banyak adalah kelompok 5 tahun dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (48%), sedangkan kelompok umur responden yang lebih sedikit adalah 4 tahun dengan jumlah responden sebanyak 26 orang (52%). Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin di TK Frater Teratai Makassar Tahun 2013

  Jenis Kelamin n % Laki-laki

  Perempuan

  23

  46.0

  Ya Tidak

  54.0 Total 30 100.0 Berdasarkan Tabel 2, maka diketahui bahwa dari total 50 orang responden, 23 orang (46%) responden berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 27orang (54%) lainnya berjenis kelamin perempuan. Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pola asuh Demokratis di TK Frater Teratai Makassar tahun 2013

  Pola Asuh Demokratis n %

  Ya Tidak

  30

  20

  60.0

  40.0 Total 30 100.0 Berdasarkan Tabel 4, maka diketahui bahwa responden yang memiliki pola asuh Demokratis sebanyak 30 orang (60%) responden, sedangkan responden yang tidak memiliki Pola asuh demokratis yaitu sebanyak 20 orang (40%). Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pola asuh Permisif di TK Frater Teratai Makassar tahun 2013

  Pola Asuh Permisif n %

  Berdasarkan Tabel 6, maka diketahui bahwa dari total 30 (60%) responden yang memiliki pola asuh demokratis sebanyak 20 orang responden (40%) diantaranya yang tidak mengalami enuresis dan 10 orang responden (20%) lainnya yang juga memiliki pola asuh demokratis yang mengalami enuresis. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 1 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

  mengguangnakan uji Chi Square, didapatkan nilai p =0.015 dimana p <α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh Demokratis terhadap kecenderungan Enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater Teratai Makassar.

  Dari total 29 orang (58%) orang responden yang memiliki pola asuh Otoriter 11 orang (22%) responden tidak mengalami enuresis dan 16 orang responden (32%) lainnya mengalami enuresis, sedangkan dari total 21(42%) responden yang memiliki pola asuh otoriter, 16 orang (32%) responden yang tidak mengalami enuresis dan 5 orang (10%) yang mengalami enuresis.

  Demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara orang tua dan anaknya. Secar bertahap orang tua selalu memberikan tanggung jawab bagi anak- anaknya terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka dewasa. Orang tua selalu memperhatikan perkembangan anaknya, dan tidak hanya sekedar mampu memberi nasehat dan saran tetapi juga bersedia mendengarkan

  Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak akan tetapi tidak ragu- ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional selalu mendasari tindakannya kepada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap melampaui kemampuan anak. orang tua tipe ini juga member kebebasan ke pada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan penekatan yang bersifat hangat.

  Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh Demokratis dengan kecenderungan enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater Teratai Makassar

  Dari hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari total 50 responden, 30 orang (60%) responden yang memiliki pola asuh demokratis sebanyak 20 orang responden (40%) diantaranya yang tidak mengalami enuresis dan 10 orang responden (20%) lainnya yang juga memiliki pola asuh demokratis yang mengalami enuresis.

  1. Hubungan antara Pola asuh Demokratis dengan kecenderungan enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater teratai Makassar.

  Berdasarkan hasil penelitian dengan membandingkan teori yang ada, maka peneliti mengemukakan beberapa hal sebagai berikut:

  PEMBAHASAN

  Setelah dilakukan analisis uji statistik mengguangnakan uji Chi Square, didapatkan nilai p =0.007 dimana p <α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh Otoriter terhadap kecenderungan Enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater Teratai Makassar.

  Total 27 55.0 23 46.0 50 100.0 p= 0.011

  Tabel 8 Hubungan antara pola asuh Permisif dengan kecenderungan Enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater Teratai Makassar Tahun 2013

  Tidak Ya n % n % n % Ya 11 22.0 18 36.0 29 58.0 Tidak 16 32.0 5 10.0 21 42.0

  Pola Asuh Otoriter Enuresis Total

  Tabel 9 Hubungan antara pola asuh Otoriter dengan kecenderungan Enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater Teratai Makassar Tahun 2013

  Setelah dilakukan analisis uji statistik mengguangnakan uji Chi Square, didapatkan nilai p =0.35 dimana p > α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh Permisif terhadap kecenderungan Enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater Teratai Makassar.

  Dari total 30 orang responden yang memiliki pola asuh permisif, 14 orang (28%) responden tidak mengalami enuresis dan 16 orang responden (32%) lainnya mengalami enuresis, sedangkan dari total 20 (40%) responden yang tidak memiliki pola asuh Permisif, 12 orang (24%) responden yang tidak mengalami enuresis dan 8 orang(16%) responden yang mengalami enuresis.

  Total 26 52.0 24 48.0 50 100.0 p= 0.011

  Tidak Ya n % n % n % Ya 14 28.0 16 32.0 30 60.0 Tidak 12 24.0 8 16.0 20 40.0

  Pola Asuh Permisif Enuresis Total

40 Setelah dilakukan analisis uji statistik

  41

  value

  Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang cenderung menetapkan standar yang mutlak harus di turuti, biasanya di barengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang di katakana oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anaknya. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.

  Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima karena ada hubungan yang positif antara pola asuh orang tua dengan kecenderungan enuresis pada anak usia pra sekolah.

  Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh Otoriter dengan kecenderungan enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater Teratai Makassar.

  Dari hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari total 50 responden, 29 orang (58%) responden yang memiliki pola asuh otoriter, 11 orang (22%) responden yang tidak mengalami enuresis dan 18 orang (36%) yang mengalami Enuresis sedangkan dari total 21(42%) responden yang memiliki pola asuh otoriter, 16 orang (32%) responden yang tidak mengalami enuresis dan 5 orang (10%) yang mengalami enuresis.

  3. Hubungan antara Pola asuh Otoriter dengan kecenderungan enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater teratai Makassar.

  Dari uraian teori tersebut dan hasil yang di peroleh sesuai penelitian maka disimpulkan bahwa ada hubungan pola asuh Permisif dengan kecenderungan enuresis, dari hasil yang di peroleh 60% yang memiliki pola asuh demokratis sedangkan yang tidak memiliki pola asuh Permisif ada 40%. Hal ini memperlihatkan bahwa pola asuh permisif tidak memiliki hubungan dengan kecenderungan enuresis.

  > 0.05 yaitu 0.15, ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif dengan terjadinya enuresis pada anak usia prasekolah.

  Kelurahan Cempaka Putih Barat Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat”. ada pola asuh orang tua permisif didapatkan nilai p

  keluhan anak berkaitan dengan persoalannya.

  Penelitian ini juga sejalan dengan pnelitian yang dilakukan oleh Qithrotun Najah dengan judul penelitian “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Terjadinya Enuresis Fungsional pada Anak Usia Sekolah di RT 010 & 013 RW 002

  Pola asuh permisif, orang tua cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali. Anak diberikan kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya. Orang tua permisif memberikan kepada anak untuk berbuat sekehendaknya dan lemah sekali dalam melaksanakan disiplin pada anak.

  Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa Tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh Peremisif dengan kecenderungan enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater Teratai Makassar.

  Dari hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari total 50 responden, 30 orang (60%) responden yang memiliki pola asuh permisif, 12orang (24%) responden tidak mengalami enuresis dan 8 orang responden (16%) lainnya mengalami enuresis, sedangkan dari total 20 (40%) responden yang tidak memiliki pola asuh Permisif, 12 orang (24%) responden yang tidak mengalami enuresis dan 8 orang(16%) responden yang mengalami enuresis.

  2. Hubungan antara Pola asuh Permisif dengan kecenderungan enuresis anak usia pra sekolah di TK Frater teratai Makassar.

  Dari uraian teori tersebut dan hasil yang di peroleh sesuai penelitian maka disimpulkan bahwa ada hubungan pola asuh demokratis dengan kecenderungan enuresis,dari hasil yang di peroleh 60% yang memiliki pola asuh demokratis sedangkan yang tidak memiliki pola asuh demokratis ada 40%. Hal ini memperlihatkan bahwa pola asuh demokratis memiliki hubungan yang sangat erat dengan kecenderungan enuresis.

  Penelitian ini juga sejalan dengan pnelitian yang dilakukan oleh Qithrotun Najah dengan judul penelitian “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Terjadinya Enuresis Fungsional pada Anak Usia Sekolah di RT 010 & 013 RW 002 Kelurahan Cempaka Putih Barat Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat.” Yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua demokratis dan otoriter dengan terjadinya enuresis pada anak usia prasekolah.

  Dari uraian teori tersebut dan hasil yang di peroleh sesuai penelitian maka disimpulkan bahwa ada hubungan pola Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 6 Nomor 1 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

  42

  2. Tidak Ada hubungan antara pola asuh Permisif terhadap kebiasaan enuresis pada anak pra sekolah di taman kanak-kanak Frater Teratai Kota Makassar

  DAFTAR PUSTAKA Andri Priyatna. 2011. The Kids H0w. Elex Media Komputindo : Jakarta.

  2. Untuk pihak orang tua Agar pihak orang tua dapat membiasakan dan mengajarkan kepada anaknya untuk buang air kecil dan buang air besar di toilet sebelum dan sesudah tidur, sehingga anak tidak bung air kecil/ngompol dalam keadaan tidur.

  1. Untuk Instansi terkait Agar pihak sekolah taman kanak-kanak Frater Teratai mengajarkan kepada muridnya untuk tidak buang air kecil/ngompol disembarangan tempat.

  Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

  SARAN

  3. Ada hubungan antara pola asuh Otoriter terhadap kebiasaan enuresis pada anak pra sekolah di taman kanak-kanak Frater Teratai Kota Makassar

  1. Ada hubungan antara pola asuh Demokratis terhadap kebiasaan enuresis pada anak pra sekolah di taman kanak- kanak Frater Teratai Kota Makassar

  asuh Otoriter dengan kecenderungan enuresis, dari hasil yang di peroleh 58% yang memiliki pola asuh Otoriter sedangkan yang tidak memiliki pola asuh Permisif ada 42%. Hal ini memperlihatkan bahwa pola asuh Otoriter memiliki hubungan dengan kecenderungan enuresis.

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Taman kanak-kanak Frater Teratai Kota Makassar dari tanggal 17 Juli sampai dengan 24 Juli 2013 dapat disimpulkan beberapa hal bahwa :

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hal tersebut diatas penulis berasumsi bahwa Pedoman dalam mengasuh dan mendidik anak yaitu memberikan cukup kebebasan jasmani pada anak, memberi cukup kebebasan rohani dan janganlah memberi pelajaran terlampau banyak, hendaknya orang tua mempunyai pengertian tentang tingkah laku anak dan kesukarannya. Orang tua harus memikirkan bahwa tingkah laku anak yang salah itu bukan karena kesalahan orang tua sendiri, memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kpribadiannya sesuai umur bermain habis dengan teman sebayanya, jangan paksa anak terus melakukan apa yang kita harapkan.

  Hasil penelitian ini di dukung penelitian yang dilakukan oleh Wida Sri Ustari (2009) dengan judul penelitian “Efektifitas Pola Asuh Orang Tua Terhadap Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Prasekolah(4-6 Tahun ) Di TK Wahid Hasyim Malang”. Yang menjelaskan hasil dari penelitiannya sebagai berikut bahwa kategori dengan pola asuh orang tua Demokratis didapatkan sebanyak 85 % dengan toilet training berhasil dan 15 % dengan toilet training tidak berhasil, dan tidak didapatkan pola asuh orang tua yang otoriter, pemanja, ataupun penelantar sehingga dari keterangan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa pola asuh orang tua autoritatif lebih efektif terhadap keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah(4-6 tahun ) di TK Wahid Hasyim Malang.

  Hasil penelitian ini sejalan dengan pnelitian yang dilakukan oleh Qithrotun Najah dengan judul penelitian “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Terjadinya Enuresis Fungsional pada Anak Usia Sekolah di RT 010 & 013 RW 002 Kelurahan Cempaka Putih Barat Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat.” Yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua otoriter dengan terjadinya enuresis pada anak usia prasekolah.

  Prof. Dr. Utami Munandar mengemukakan bahwa, sikap orang tua yang otoriter paling tidak menunjang perkembangan kemandirian dan tanggung jawab sosial. Anak menjadi patuh, sopan, rajin mengerjakan pekerjaan sekolah, tetapi kurang bebas dan kurang percaya diri. Disini perkembangan anak itu semata- mata ditentukan oleh orang tuanya. Sifat pribadi anak yang otoriter biasanya suka menyendiri, mengalami kemunduran kematangannya, ragu-ragu di dalam semua tindakan, serta lambat berinisiatif.

  Akbar. 2009. Mendukung Perkembangan Anak Dengan Pola Asuh Yang Benar. (on line) http://www.balipost. co.id

  Agoes Dariyo, Psi. 2008. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun. Refika Aditama : Bandung Crocetti M. 2008. Oski’s Essential Pediatrics. Lippincott Williams and wilkins. Baltimore Dorothy Einon. 2007. Permainan Cerdas Anak. Erlangga : Jakarta Eida Angel. 2008. Hubungan Antar Faktor Psikologi Dengan Kejadian Eneuresis Pada Anak Usia Prasekolah.

  (On Line) http://www.general of alifuru.co.id Richard C. W Woolsfon. 2008. Saudara kandung. Erlangga : Jakarta Santrock,J.W.2007. Perkembangan Anak. (Terj.dari Development,Eleven Edition Rachmawati,M & Kuswanti,A).

  Erlangga : Jakarta Qimindra. 2009 Melatih Sikecil Ngompol, (On Line) http://www.Balita anda. Indoglobal.Com Tarmizi Ramadhan. 2009. Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengarahkan Prilaku Anak. (On line) http://www. tarmizi.wordpress.com Vicky Lansky. 2009. Tips Praktis Mengasuh Anak. Trans Media : Jakarta Selatan

  Whywie. 2010. Belajar Ngompol Pada Anak Usia Pra Sekolah. (On Line) http://www.com Yulia. 2007. Buku Pintar Bunda Tentang si Kecil. PT Setia Purna Inves : Jakarta Yusuf LN. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Remaja Rosdakarya : Bandung

  43