View of STRATEGI PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN UJIAN SERTIFIKASI KEAHLIAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

JURNAL KAJIAN BISNIS

VOL. 24, NO. 1, 2016, 87 - 106

STRATEGI PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN UJIAN SERTIFIKASI KEAHLIAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

Wiharyanto

Alumnus Prodi Magister Manajemen STIE WIdya Wiwaha Yogyakarta, PNS pada Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Magelang, email: [email protected]

Abstract

The study aims to analyze about the low graduation and certification exam training partici- pants of the procurement of goods / services of the government and its contributing fac- tors, and formulate a strategy of education and training and skills certification exams pro- curement of goods / services of the government. Collecting data using the method of study documentation, interviews, and questionnaires. Is the official source of information on the structural and functional Regional Employment Board, as well as the participants of the training and skills certification exams procurement of goods / services of the government in Magelang regency government environment. Analysis using 4 quadrant SWOT analysis, to determine the issue or strategic factors in improving the quality of education and training and skills certification exams procurement of government goods / services within the Gov- ernment of Magelang regency. The results show organizer position is in quadrant I, which is supporting the growth strategy, with 3 alternative formulation strategies that improve the quality of education and training and skills certification exams procurement of government goods / services, and conducts certification examination of the procurement of government goods / services with computer assisted test system (CAT). Based on the research recom- mendations formulated advice to the organizing committee, namely: of prospective partici- pants of the training and skills certification exams procurement of goods / services the government should consider the motivation of civil servants, is examinees who have at- tended training in the same period of the year, the need for simulation procurement of goods / services significantly, an additional allocation of training time, giving sanction to civil servants who have not passed the exam, the provision of adequate classroom space with the number of participants of each class are proportional, as well as explore the evaluation of education and training and skills certification exams procurement of goods / services for Government of participants.

Keywords: strategy, training, examination, certification of the procurement of goods / sevices.

PENDAHULUAN

Tata pemerintahan yang baik dan bersih melaksanakan prinsip Good Governance and (Good Governance and Clean Government)

Clean Government, maka Pemerintah harus adalah seluruh aspek yang terkait dengan kontrol

melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas dan dan pengawasan terhadap kekuasaan yang

pengelolaan sumber daya secara efisien, serta dimiliki Pemerintah dalam menjalankan fungsinya

mewujudkannya dengan tindakan dan peraturan melalui institusi formal dan informal. Untuk

yang baik dan tidak berpihak (independent), serta

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

-JU

STRATEGI PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN UJIAN SERTIFIKASI KEAHLIAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan sosial Berdasarkan data hasil ujian sertifikasi antara para pihak terkait (stakeholders) secara

keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah yang adil, transparan, profesional, dan akuntabel.

dimuat dalam laman Lembaga Kebijakan Peningkatan kualitas pelayanan publik

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk ujian melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik

yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian dan bersih, perlu didukung dengan pengelolaan

Daerah Kabupaten Magelang, pada ujian tahun keuangan yang efektif, efisien, transparan, dan

2011, peserta yang dinyatakan lulus sejumlah akuntabel. Untuk meningkatkan efisiensi dan

26 orang (26%) dari 99 orang peserta ujian. Pada efektifitas penggunaan keuangan negara yang

tahun 2012, sejumlah 67 orang (30,9%) dari 217 dibelanjakan melalui proses Pengadaan Barang/

peserta ujian dinyatakan lulus. Adapun pada ujian Jasa Pemerintah, diperlukan upaya untuk

yang diselenggarakan pada tahun 2013, peserta m enciptakan keterbukaan, transparansi,

yang dinyatakan lulus hanya mencapai 39 or- akuntabilitas serta prinsip persaingan/kompetisi

ang (17,8%) dari 219 peserta ujian yang sehat dalam proses Pengadaan Barang/

(www.lkpp.go.id\hasil). Jasa Pemerintah yang dibiayai APBN/APBD,

Rendahnya tingkat kelulusan peserta sehingga diperoleh barang/jasa yang terjangkau

tersebut akan menunda ketersediaan/kecukupan dan berkualitas serta dapat dipertanggung-

aparatur yang memiliki kompetensi keahlian jawabkan, baik dari segi fisik, keuangan, maupun

pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan manfaatnya bagi kelancaran tugas Pemerintah

Pemerintah Kabupaten Magelang. Begitu pula dan pelayanan masyarakat.

dengan penggunaan anggaran untuk Pengadaan barang/jasa pem erintah

penyelenggaraan kegiatan tersebut menjadi tidak merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui

optim al dan ef ektif . Oleh karena itu oleh sem ua instansi pem erintah untuk

penyelenggara harus melakukan identifikasi m enunjang keberlangsungan kegiatan

permasalahan-permasalahan yang timbul selama pembangunan. Melalui pengadaan barang/jasa

penyelenggaraan diklat dan ujian sertifikasi pemerintah, maka diharapkan dapat diperoleh

keahlian pengadaan barang/jasa dimaksud. barang/jasa yang sesuai untuk mendukung

Langkah tersebut harus diambil agar prosentase pelayanan publik melalui pengadaan barang/jasa

kelulusan peserta diklat dan ujian meningkat. pemerintah yang efisien, terbuka dan kompetitif

Berkenaan adanya perm asalahan- sangat diperlukan bagi ketersediaan barang/jasa

permasalahan di atas, maka peneliti berupaya yang terjangkau dan berkualitas (Peraturan

menggali sumber permasalahan yang menjadi Presiden Nomor 54 Tahun 2010).

penyebab rendahnya tingkat kelulusan peserta Untuk mewujudkan proses pengadaan yang

ujian dimaksud, maupun solusi yang harus efisien, terbuka dan kompetitif, maka diperlukan

diambil oleh pihak-pihak pengambil kebijakan, para pihak yang berkompeten dalam kegiatan

khususnya dalam manajemen pengembangan pengadaan barang/jasa pemerintah tersebut.

sum ber daya m anusia terkait keahlian Sebagai upaya untuk membentuk aparatur yang

pengadaan barang/jasa, sehingga peneliti memiliki kompetensi ahli pengadaan barang/jasa

memandang perlunya dilakukan penelitian secara pemerintah, maka diperlukan pendidikan dan

sistematis berkenaan dengan penyelenggaraan pelatihan untuk memberikan pengetahuan,

bimbingan/diklat teknis dan ujian sertifikasi keterampilan dan sikap perilaku aparatur dalam

keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah. pengadaan barang/jasa pemerintah, dan

Melalui penelitian tersebut diharapkan dapat selanjutnya diuji untuk mengukur tingkat

merumuskan strategi yang perlu dilaksanakan pemahaman atas materi yang diperoleh selama

untuk meningkatkan kelulusan peserta ujian mengikuti pendidikan dan pelatihan.

sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa

88 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

-JU

WIHARYANTO

pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya tingkat kelulusan peserta bimbingan/diklat teknis dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah. faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan tingkat kelulusan peserta diklat dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/ jasa pemerintah masih rendah dan strategi yang perlu diambil agar kelulusan peserta diklat dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah meningkat.

LANDASAN TEORI Pengertian Evaluasi

Arikunto (2007) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu dan kemudian informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat ketika mengambil keputusan.

Djaali (2008) menyatakan bahwa evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang ditetapkan sebelumnya, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi. Sebagai contoh evaluasi proyek, kriterianya adalah tujuan dari pembangunan proyek tersebut, apakah tercapai atau tidak, apakah sesuai dengan rencana atau tidak, jika tidak mengapa dan langkah-langkah apa yang akan ditempuh selanjutnya.

Pengertian Sertifikasi

Sertifikasi profesional, kadang hanya disebut dengan sertifikasi atau kualifikasi saja, adalah suatu penetapan yang diberikan oleh suatu organisasi profesional terhadap seseorang untuk menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas spesifik. Sertifikasi biasanya harus diperbaharui secara berkala, atau dapat pula hanya berlaku untuk suatu periode tertentu (http:/ /id.wikipedia.org/wiki)

Pendapat yang serupa dikemukakan oleh International Institute for Environment Develop- ment (IIED), di mana sertifikasi adalah prosedur di mana pihak ketiga memberikan jaminan tertulis bahwa suatu produk, proses atas jasa telah memenuhi standar tertentu, berdasarkan audit yang dilaksanakan dengan prosedur yang disepakati. Sertifikasi berkaitan dengan pelabelan produk untuk proses komunikasi pasar (http:// www.iied.org)

Pengertian Motivasi

Maslow dalam Robbin & Jugde (2008) mengemukakan hierarki Teori Kebutuhan, yaitu bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan-kebutuhan tersebut, yaitu : (1) kebutuhan fisiologis, seperti : rasa lapar, haus, berlindung, seksual dan kebutuhan fisik lainnya; (2) kebutuhan rasa aman, yang meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional; (3) kebutuhan sosial, yang meliputi rasa kasih sayang, kepem ilikan, penerim aan dan sebagainya; (4) kebutuhan akan penghargaan, yang meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi dan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian; dan (5) aktualisasi diri, yaitu dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya m eliputi pertum buhan, pencapaian potensi seseorang dan pemenuhan diri sendiri.

Pendapat lain m engenai m otiv asi di- kemukakan oleh Herzberg yang mengemukakan Teori Dua Faktor dari motivasi, yaitu faktor m otiv asional dan f aktor hygiene atau “pemeliharaan. Menurut teori ini yang dimaksud faktor m otiv asional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

STRATEGI PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN UJIAN SERTIFIKASI KEAHLIAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

Pengertian Strategi METODE PENELITIAN

Strategi menurut Rangkuti (2009), adalah alat

Rancangan/Disain Penelitian

untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif agar perusahaan dapat melihat secara obyektif

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga

mengambil lokasi di Badan Kepegawaian perusahaan dapat mengantisipasi perubahan

Daerah Kabupaten Magelang dengan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat

pertimbangan bahwa Badan Kepegawaian dibedakan secara jelas fungsi manajemen,

Daerah Kabupaten Magelang merupakan satuan konsumen, distributor, dan pesaing. Jadi,

kerja perangkat daerah yang menyelenggarakan perencanaan strategis penting untuk memperoleh

diklat dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan keunggulan bersaing dan memiliki produk yang

barang/jasa pemerintah di Kabupaten Magelang. sesuai dengan keinginan konsumen dengan

dukungan yang optimal dari sumber daya yang

Populasi dan Sampel

ada. Penelitian ini, menggunakan teknik purpo- Menurut Halim dkk (2009) menyatakan

sive sampling. Sampel darii penelitian ini adalah bahwa perencanaan strategi (pemrograman)

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten adalah proses memutuskan program-program

Magelang beserta jajarannya di lingkungan Badan utama yang akan dilakukan suatu organisasi

Kepegawaian Daerah Kabupaten Magelang dalam rangka implem entasi strategi dan

selaku penyelenggara diklat, serta 30 orang menaksir jumlah sumber daya yang akan

peserta diklat dan ujian sertifikasi keahlian dialokasikan tiap-tiap program jangka panjang

pengadaan barang/jasa pada tahun 2011, 2012 beberapa tahun yang akan datang.

dan 2013 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang.

Pengertian Manajemen Strategi Instrumen Penelitian

Manajemen strategik menurut Wheelen dan Hunger (2001) dalam Agung (2003) adalah

Instrumen yang digunakan dalam penelitian serangkaian keputusan dan tindakan manajerial

ini adalah daftar panduan pertanyaan yang akan yang menentukan kinerja perusahaan dalam

digunakan untuk menggali informasi dari jangka panjang. Definisi manajemen strategi

penyelenggara diklat dan ujian sertifikasi keahlian menurut David (2006) adalah sebagai seni dan

pengadaan barang/jasa pemerintah, serta berupa ilm u untuk m em f orm ulasikan, m engim -

kuesioner yang disampaikan kepada peserta plementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas

diklat dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan fungsi yang memungkinkan organisasi dapat

barang/jasa pemerintah. mencapai tujuannya.

Kuesioner yang disiapkan terdiri atas 3 Pendapat serupa juga dikemukakan oleh

variabel/dimensi, yaitu variabel penyelenggaraan Suwarsono (2013) yang menyatakan bahwa

diklat, variabel penyelenggaraan ujian dan manajemen strategik, dengan demikian, dapat

variabel motivasi peserta. Masing-masing diartikan sebagai usaha m anajerial

variabel/dimensi memiliki beberapa indikator. menumbuhkembangkan kekuatan perusahaan

Pembobotan instrumen menggunakan skala untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang

Likert yang dibuat dalam bentuk checklist dan muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai telah ditetapkan sesuai dengan visi yang telah

sangat negatif, berupa kata-kata sebagai berikut ditentukan.

(Sugiyono:2011):

1. sangat setuju diberi skor 5;

2. setuju diberi skor 4;

90 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

WIHARYANTO

3. cukup setuju diberi skor 3;

2.r b

4. kurang setuju diberi skor 2;

1+ r b

5. tidak setuju diberi skor 1. Data interval dari hasil kuesioner kemudian

dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban

di mana :

berdasarkan skoring setiap jawaban dari r i = reliabilitas internal seluruh instrumen. responden. Jumlah responden yang jawaban

r b = koefisien korelasi Pearson antara belahan pernyataannya sama dikalikan dengan jumlah

ganjil dan genap. skoring kategori, kemudian dibandingkan dengan

jumlah skor ideal untuk seluruh item, yaitu jumlah Butir-butir instrumen dibelah menjadi 2 perkalian skor tertinggi dengan jumlah item

kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan pertanyaan.

kelompok genap. Selanjutnya skor data setiap kelompok disusun sendiri dan skor butirnya

Sebelum kuesioner diberikan kepada dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total. responden, terlebih dahulu dilakukan uji validitas

Skor total kelompok ganjil dikorelasikan dengan dan reliabilitas instrum en. Uji v aliditas

skor total kelompok genap (Sugiyono:2011). menggunakan rumus korelasi Product Moment

Apabila harga r hitung lebih besar dari harga r sebagai berikut:

tabel, maka perbedaan itu signifikan, sehingga instrumen dinyatakan reliabel.

Dari hasil korelasi antara belahan ganjil di mana :

dengan belahan genap tersebut selanjutnya dihitung sesuai dengan rumus sebagai berikut :

r xy = korelasi Product Moment dari seluruh

item

2.r b

X = skor yang diperoleh subyek

1+ r b

Y = skor total yang diperoleh dari seluruh item Σ X = jumlah skor dalam distribusi X

ri = 2.0949

Σ Y = jumlah skor dalam distribusi Y

Σ X2 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

ri = 0,974

Σ Y2 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N

= banyaknya responden Dari hasil uji coba kuesioner kepada 10 responden dengan tingkat signifikansi 5%

Apabila harga r hitung lebih besar dari harga menunjukkan bahwa dari pengujian reliabilitas r tabel, maka perbedaan itu signifikan, sehingga

seluruh item yang mempunyai nilai r hitung lebih instrumen dinyatakan valid (Sugiyono:2011). Hasil

besar dari r tabel. Sehingga item kuesioner uji coba kuesioner kepada 10 responden dengan

reliabel dan dapat dijadikan acuan untuk taraf signifikansi 5 % menunjukkan bahwa dari

penelitian selanjutnya. pengujian validitas seluruh item yang mempunyai

nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Sehingga

Metode Analisis Data

item kuesioner valid dan dapat dijadikan acuan

1. Analisis Data Hasil Kuesioner untuk penelitian selanjutnya.

Analisis data dari hasil kuesioner dilakukan Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan

dengan tabulasi jawaban, yaitu melalui dengan internal consistency dengan Teknik Belah

pengelompokan jawaban responden atas Dua (Split Half) yang dianalisis dengan rumus

pernyataan yang disediakan. Penge- Spearman Brown sebagai berikut :

lompokan jawaban dilakukan dengan

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

-JU

STRATEGI PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN UJIAN SERTIFIKASI KEAHLIAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

mengklasifikasikan kesamaan jawaban dari

Tabel 1. Matriks SWOT

setiap responden terhadap setiap pernyataan

IFAS

WEAKNESSES (W)

pada kuesioner. Pada setiap item pernyataan

 STRENGTHS (S) Tentukan 5-10 faktor-  Tentukan 5-10 faktor-

selanjutnya dihitung dan ditentukan faktor kelemahan

EFAS faktor kekuatan internal internal persentase jawaban terhadap skor ideal.

OPPORTUNITIES

STRATEGI SO STRATEGI WO

(O)

Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang

2. Analisis Data SWOT meminimalkan kelemahan

Tentukan 5-10

menggunakan kekuatan

faktor-faktor

untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan

peluang peluang Metode analisis data yang digunakan dalam

peluang

eksternal

penelitian ini adalah analisis kualitatif melalui

TREATHS (T)

STRATEGI ST STRATEGI WT

Analisis SW OT. Analisis SW OT Ciptakan strategi yang

Tentukan 5-10 faktor-faktor

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan

(Rangkuti:2004) adalah identifikasi berbagai

ancaman

untuk mengatasi ancaman dan menghindari ancaman eksternal

faktor secara sistematis untuk merumuskan

Sumber : Rangkuti (2004)

strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan Beberapa strategi yang diperoleh dari pada logika yang dapat memaksimalkan Analisis SWOT adalah sebagai berikut : kekuatan (Strengths), peluang (Opportuni-

ties), namun secara bersamaan dapat

1) Strategi SO (Strength-Opportunity), yaitu meminimalkan kelemahan (Weakness), dan

memanfaatkan kekuatan yang ada dalam ancaman (Threats).

organisasi untuk m em peroleh dan Selanjutya analisis data yang digunakan

memanfaatkan peluang yang tersedia di dalam penelitian ini adalah analisis SWOT

lingkungan eksternal; dengan matriks Empat Kuadran (SWOT-4K).

2) Strategi WO (Weakness-Opportunity), yaitu Suwarsono (2013) mengemukakan bahwa

m em inim alkan kelem ahan internal matriks SWOT-4K juga dimulai dengan

organisasi dengan memanfaatkan peluang membuat daftar tentang kekuatan, kelemahan,

yang ada di lingkungan eksternal; peluang dan ancaman bisnis yang dihadapi

3) Strategi ST (Strength-Threats), yaitu oleh satu perusahaan tertentu, kemudian diikuti

menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk dengan usaha merumuskan implikasi strategi

mengatasi ancaman yang datang dari yang harus dipilih oleh manajemen berdasar

lingkungan eksternal; posisi perusahaan dalam salah satu dari empat

4) Strategi WT (Weakness-Threats), yaitu kuadran yang ada. strategi yang didasarkan pada kegiatan yang

Analisis

bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

Setelah dibuat pemetaan IFAS dan EFAS,

ancaman.

maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT, kemudian

a. Penentuan Matriks Strategy dilakukan pembandingan antara faktor internal

Hasil dari analisis IFAS dan EFAS kemudian yang meliputi Strength dan Weakness dengan dimasukkan ke dalam diagram analisis SWOT, faktor eksternal Opportunity dan Threat. dengan posisi selisih antara kekuatan dengan Berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal kelem ahan sebagai ordinat di sum bu X, yang ada, selanjutnya ditentukan kemungkinan sedangkan posisi selisih antara peluang dengan strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan ancaman sebagai ordinat di sumbu Y. Penentuan kombinasi empat faktor dimaksud. Strategi yang Matriks Strategy disajikan pada diagram 1. dipilih m erupakan strategi yang paling

menguntungkan dengan resiko dan ancaman Selisih hasil IFAS dan EFAS pada diagram yang paling kecil, m aupun strategi yang

di atas akan menggambarkan posisi organisasi mengarah kepada perbaikan dan improvisasi.

pada salah satu kuadran, yaitu :

92 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

WIHARYANTO

Diagram 1. Penentuan Matriks Strategy Y PELUANG

2. Mendukung strategi turn around strategi agresif 1. Mendukung

KELEMAHAN KEKUATAN

4. Mendukung strategi

3. Mendukung strategi defensif diversifikasi

ANCAMAN

Sumber : Rangkuti (2004)

1) Kuadran 1 dapat memanfaatkan peluang yang ada, Kuadran ini merupakan posisi yang terbaik,

sebab strategi yang sebelum nya karena organisasi berada pada daerah yang

dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap “kuat” dan “berpeluang”. Strategi yang harus

peluang yang ada sekaligus memperbaiki diterapkan pada posisi ini adalah kebijakan

kinerja organisasi. pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented

4) Kuadran 4

Strategy), atau dapat disebut dengan strategi Posisi ini menandakan sebuah organisasi “progresif”. Strategi yang menghubungkan

yang lemah dan menghadapi tantangan yang antara S dan O dibuat berdasarkan jalan

besar. Strategi pada kuadran ini disebut pikiran yaitu dengan memanfaatkan seluruh

strategi bertahan, artinya lembaga disarankan kekuatan untuk merebut dan memanfaat

untuk mengendalikan kinerja internal agar peluang yang sebesar-besarnya.

tidak sem akin terpuruk. Strategi ini

2) Kuadran 2 dipertahankan sambil terus membenahi diri. Kuadran ini mempunyai kekuatan internal,

Strategi bertahan, artinya kondisi internal tetapi di lain pihak menghadapi beberapa

organisasi berada pada pilihan dilematis. kendala ancam an dari luar. Fokus

Berdasarkan posisi organisasi pada strateginya adalah m em aksim alkan

salah satu kuadran, dengan mengacu pada kekuatan internal sehingga dapat merebut

rumusan strategi yang telah ditentukan pada peluang yang lebih baik. Strategi pada

matriks SWOT, selanjutnya dipilih strategi kuadran ini disebut diversifikasi strategi, yakni

yang sesuai. Dari beberapa alternatif strategi pemberagaman strategi atau mencari

yang tersedia, kemudian dipilih strategi yang strategi terbaik yang dapat digunakan dalam

paling memungkinkan untuk diterapkan dan menghadapi ancaman dari luar.

dilaksanakan oleh organisasi.

3) Kuadran 3

HASIL PENELITIAN DAN

Meskipun memiliki peluang tetapi di lain

PEMBAHASAN

pihak organisasi menghadapi beberapa kendala berupa kelemahan internal. Strategi

Hasil Penelitian

pada kuadran ini adalah merubah strategi

1. Perencanaan Penyelenggaraan Diklat dan lam a yang ada sebelum nya untuk

Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan memperbaiki keadaan internal sehingga

Barang/Jasa Pemerintah

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

-JU

STRATEGI PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN UJIAN SERTIFIKASI KEAHLIAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

Berdasarkan studi dokum entasi dan 124 orang sisanya hanya sebagai peserta wawancara yang dilakukan, penyeleng-

ujian.

garaan diklat dan ujian sertifikasi keahlian Jumlah dan pembagian kuota peserta pengadaan barang/jasa pemerintah telah

diklat dan ujian pada tahun 2013 sama dianggarkan melalui Anggaran Pembangunan

dengan tahun 2012, yaitu 224 orang terdiri dan Belanja Daerah (APBD) Penetapan,

dari 120 orang sebagai peserta diklat dan maupun dalam APBD Perubahan tahun

ujian, sedangkan 104 orang sisanya hanya 2011, 2012 dan tahun 2013.

sebagai peserta ujian. Peserta diklat dan ujian tahun 2012 dan 2013 yang masing-

2. Penentuan Panitia Penyelenggara Diklat dan masing berjumlah 120 orang merupakan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan

peserta yang belum pernah mengikuti diklat Barang/Jasa Pemerintah

maupun ujian sertifikasi keahlian pengadaan Untuk melaksanakan tugas penyelenggaraan

barang/jasa, sedangkan peserta ujian pada diklat dan ujian sertifikasi pengadaan barang/

tahun 2012 dan 2013 yang masing-masing jasa pemerintah, maka telah ditetapkan

berjumlah 104 orang merupakan PNS yang Panitia Penyelenggara Diklat dan Ujian

pernah mengikuti diklat dan ujian sertifikasi Sertif ikasi Pengadaan Barang/Jasa

keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, Pemerintah yang berlaku untuk 1 periode

namun belum lulus ujian. penyelenggaraan.

4. Penentuan Narasumber Diklat dan Ujian

3. Penentuan Peserta Diklat dan Ujian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah

Pemerintah Narasumber diklat merupakan salah satu Seluruh peserta diklat dan ujian sertifikasi

faktor penentu keberhasilan penyeleng- keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah

garaan diklat dan ujian sertifikasi keahlian tahun 2011 merupakan peserta yang belum

pengadaan barang/jasa pemerintah, karena pernah mengikuti bimbingan teknis maupun

narasumber yang memiliki kompetensi dan pelatihan pengadaan barang/jasa

mampu menyampaikan ilmu pengetahuan pemerintah. Hal tersebut dimaksudkan untuk

(transfer of knowledge) kepada peserta diklat memberikan motivasi yang kuat kepada

akan menentukan keberhasilan tujuan masing-masing peserta dalam mengikuti

akhirnya, yaitu jumlah peserta yang lulus pelatihan, sehingga diharapkan setelah

sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa mengikuti ujian dapat memperoleh hasil yang

pemerintah dapat tercapai secara maksimal. maksimal.

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pada penyelenggaraan diklat dan ujian

dalam menyelenggarakan diklat dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa

sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah tahun 2012, peserta diambil dari

pemerintah berpedoman pada Peraturan pejabat eselon IVA serta pejabat fungsional

Kepala LKPP Nomor 8 Tahun 2010 tentang umum/khusus. Sasaran penentuan peserta

Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa yang berasal dari pejabat eselon IVA adalah

Pemerintah yang mensyaratkan bahwa karena pada umumnya mereka bertindak

narasumber pelatihan pengadaan barang/ sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

jasa pemerintah harus berasal dari lembaga (PPTK) di unit kerjanya. Jumlah peserta ujian

yang terakreditasi dan telah memiliki sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa

sertifikasi training of trainers (TOT) dari LKPP. pemerintah pada tahun 2012 adalah sebesar

BKD Kabupaten Magelang dalam 224 orang, dengan perincian : 100 orang

penyelenggaraan diklat tersebut mengambil sebagai peserta diklat dan ujian, sedangkan

narasumber dari Unit Layanan Pengadaan

94 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

WIHARYANTO

(ULP) Universitas Diponegoro, di mana ULP Ruang Rapat Bappeda, dengan masing- Universitas Diponegoro merupakan lembaga

masing ruangan digunakan untuk 50 pelatihan yang telah memperoleh akreditasi

or ang peserta. Pada tahun 2012,

A dari LKPP, serta telah memiliki instruktur/ ruangan yang digunakan adalah Ruang trainers yang memiliki sertifikasi TOT

Rapat Bina Karya dan Ruang Rapat Bina Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Praja, yang masing-masing digunakan sebagai ruang kelas untuk 60 orang

5. Kurikulum Diklat peserta diklat. Setiap ruangan yang Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

digunakan telah dilengkapi dengan sound merupakan Pelatihan Pengadaan Barang/

system yang cukup memadai dan telah Jasa Tingkat Dasar sebagai pembekalan

tersedia papan tulis. Sarana yang belum awal bagi para peserta untuk mengikuti ujian

sepenuhnya dapat terpenuhi adalah alat sertifikasi pengadaan barang/jasa tingkat

pendingin ruangan (air conditioner), di dasar/pertama. Kurikulum yang diberikan

mana hanya Ruang Rapat Bina Karya berdasarkan 19 standar kompetensi dalam

dan Ruang Rapat Bappeda yang telah rangka memahami Peraturan Presiden

terdapat fasilitas alat pendingin ruangan. Nomor 54 tahun 2010. Dalam realisasinya,

b. LCD Projector materi simulasi pengadaan diberikan melalui

c. Materi/bahan ajar dan alat tulis pembahasan soal latihan ujian saja, sehingga

dinilai kurang m am pu m em berikan Dalam penyelenggaraan diklat tahun pemahaman yang cukup memadai bagi

2011, 2012 dan 2013, setiap peserta peserta diklat mengenai pengadaan barang/

telah diberikan materi/bahan ajar dan alat tulis. Bahan ajar berupa ringkasan materi

jasa pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

6. Lembaga Penguji 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Lembaga yang berwenang menguji dan

Pemerintah beserta perubahannya yang menerbitkan sertifikasi keahlian pengadaan

disusun dalam format Microsoft Power barang/jasa pemerintah di Indonesia adalah

Point. Secara ideal, di sam ping LKPP, yaitu lembaga pemerintah yang

memperoleh bahan ajar tersebut, peserta bertugas mengembangkan dan merumuskan

seharusnya juga diberikan buku kebijakan pengadaan barang/jasa.Dalam

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun m em fasilitasi penyelenggaraan ujian

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa

Pemerintah beserta perubahannya, pemerintah, LKPP telah menetapkan stan-

sehingga diharapkan pemaham an dard operating procedure (SOP) yang baku

peserta terhadap prosedur pengadaan dan telah diunggah dalam www.lkpp.go.id.

barang/jasa pemerintah akan lebih komprehensif.

7. Penyediaan Sarana dan Prasarana Diklat

d. Ruang Sekretariat Panitia Dalam penyelenggaraan diklat keahlian

Keberadaan sekretariat panitia dalam pengadaan barang/jasa pemerintah di

setiap penyelenggaraan diklat adalah Kabupaten Magelang, sarana dan prasarana

penting, karena berfungsi sebagai yang digunakan adalah :

f asilitator antara peserta dengan

a. Ruang kelas narasumber. Oleh karenanya lokasi Penyelenggaraan diklat keahlian

sekretariat panitia sebaiknya berada di pengadaan barang/jasa pemerintah pada

dekat ruangan kelas. Dalam penyeleng- tahun 2011 menggunakan 2 ruang kelas,

garaan diklat keahlian pengadaan yaitu Ruang Rapat Bina Karya dan

barang/jasa pemerintah di Kabupaten

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

-JU

STRATEGI PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN UJIAN SERTIFIKASI KEAHLIAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

Magelang, ruang sekretariat panitia komputer yang telah disediakan oleh LKPP. berlokasi di depan setiap ruangan kelas,

Soal ujian yang diberikan berjumlah 100 soal dengan beberapa personil dari panitia

dengan metode pilihan ganda, dengan waktu yang ditugaskan sebagai piket.

pengerjaan soal selama 120 menit. Metode

8. Penyediaan Sarana dan Prasarana Ujian ujian berbasis komputer atau disebut dengan Penyediaan sarana dan prasarana ujian telah

computer assisted test (CAT) dilaksanakan ditentukan persyaratannya oleh LKPP, yaitu:

langsung dengan seperangkat komputer yang telah terinstalasi software ujian

a. Kesiapan tempat penyelenggaraan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa dan fasilitas pendukungnya, yaitu

pemerintah dari LKPP, serta terkoneksi ruangan ujian harus berada di ruangan

dengan jaringan internet. Hasil ujian dengan yang memiliki alat pendingin ruangan,

CAT akan dapat diketahui langsung oleh tersedianya LCD projector, laptop/note

peserta setelah selesai mengerjakan dan book, jam dinding, serta sound system.

menjawab soal ujian.

b. Formasi tempat duduk antar peserta Metode ujian sertif ikasi keahlian adalah minimal berjarak 75 cm;

pengadaan barang/jasa pemerintah yang

c. Kesiapan pengawas ujian lokal sesuai digunakan oleh Pemerintah Kabupaten ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu

Magelang pada tahun 2011, 2012 dan 2013 setiap 20 orang peserta harus terdapat

adalah melalui ujian tertulis. Metode tersebut

1 orang pengawas lokal. dipilih karena terbatasnya biaya, maupun Pada ujian sertif ikasi keahlian

kapasitas ruangan dan sarana prasarana pengadaan barang/jasa pemerintah tahun

komputer yang tersedia belum memadai 2011, 2012 dan tahun 2013, penyelenggaraan

untuk menyelenggarakan ujian sertifikasi ujian dilaksanakan di GOR Gemilang.

keahlian pengadaan barang/jasa berbasis Beberapa hal yang belum dapat terpenuhi

komputer.

dalam penyelenggaraan ujian tersebut adalah luas ruangan yang tidak memadai untuk

10. Hasil Ujian

menampung 224 peserta ujian. Berdasarkan data yang diperoleh, hasil ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa

9. Metode Ujian pemerintah yang diselenggarakan pada Ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/

tahun 2011, 2012 dan tahun 2013 adalah jasa pemerintah dapat dilaksanakan dengan

sebagaimana disajikan pada tabel 4.

2 metode, yaitu melalui ujian secara tertulis dan ujian yang berbasis komputer. Metode

Selanjutnya apabila diperbandingkan antara ujian secara tertulis adalah m etode

latar belakang peserta ujian dalam mengikuti pengerjaan soal ujian pada lembar jawab

diklat dengan jumlah kelulusan, maka persentase

Tabel 2

Data Hasil Kelulusan Peserta Ujian Tahun 2011-2013

NO. UJIAN

JUMLAH

LULUS

TIDAK LULUS

JUMLAH % 1 Tahun 2011 99

PESERTA UJIAN

Sumber : www.lkpp.go.id, diolah

96 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

WIHARYANTO

11. Evaluasi dari Peserta Diklat dan Ujian peserta ujian yang baru saja mengikuti diklat

peserta yang lulus ujian sebagian besar dari

Pada penyelenggaraan diklat dan ujian pengadaan barang/jasa pemerintah, sedangkan

sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa peserta ujian yang telah mengikuti diklat pada

pemerintah tahun 2011, 2012 dan 2013, tahun sebelumnya persentase kelulusannya lebih

panitia penyelenggara belum meminta kecil,sebagaimana dipaparkan pada tabel 5.

evaluasi penyelenggaraan diklat dan ujian dari

Tabel 3.

Data Persentase Kelulusan Peserta Ujian Yang Telah Mengikuti Diklat Tahun Sebelumnya Berbanding Peserta Ujian yang Mengikuti Diklat Tahun Yang Sama Tahun 2011-2013.

N JUMLAH LATAR BELAKANG PESERTA UJIAN UJIAN

TAHUN YANG LALU % 1 Tahun 2011

PESERTA

MENGIKUTI DIKLAT

MENGIKUTI DIKLAT

LULUS

PADA TAHUN YANG

Sumber : www.lkpp.go.id, diolah

Menurut pendapat panitia penyelenggara, peserta. Evaluasi sebenarnya penting kelulusan peserta ujian sertifikasi keahlian

dilakukan pada setiap penyelenggaraan pengadaan barang/jasa pemerintah di Kabupaten

diklat dan ujian sertif ikasi keahlian Magelang tergolong rendah apabila dilihat dari

pengadaan barang/jasa pemerintah. Melalui persentase kelulusan peserta ujian pada setiap

evaluasi, penyelenggara akan mendapatkan tahun penyelenggaraan yang masih kurang dari

informasi terkait kekurangan-kekurangan 80%, bahkan dapat dikatakan sangat rendah

m aupun kelem ahan-kelem ahan atas karena persentase kelulusan kurang dari 40%.

penyelenggaraan diklat dan ujian yang telah Secara ideal, kelulusan pesertan ujian adalah

dilakukan. Sangat mungkin rendahnya m encapai 100%, nam un dengan

tingkat kelulusan hasil ujian sertifikasi mempertimbangkan berbagai faktor yang

keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah mungkin timbul, panitia penyelenggara hanya

selama ini disebabkan karena penyelenggara mentargetkan kelulusan peserta ujian minimal

belum menggali evaluasi penyelenggaraan sebesar 80%.

diklat dan ujian dari peserta. Panitia penyelenggara juga menyampaikan

Berdasarkan hasil evaluasi penyeleng- bahwa peserta yang lulus ujian ketika ditanyakan

garaan diklat dan ujian sertifikasi keahlian mengenai motivasinya dalam mengikuti diklat dan

pengadaan barang/jasa pemerintah melalui ujian sebagian besar mengatakan bahwa mereka

penyebaran kuesioner kepada peserta berupaya untuk memahami materi diklat yang

penyelenggaraan diklat dan ujian sertifikasi diajarkan dan dapat lulus ujian. Peserta

keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah berpendapat, bahwa apabila mereka ditugaskan

pada tahun 2011, 2012 dan tahun 2013, menjadi ahli pengadaan barang/jasa pemerintah,

setelah melalui pengolahan data, diperoleh selama prosesnya dilakukan sesuai dengan

kesimpulan sebagai berikut : prosedur yang berlaku, maka tidak ada yang

a. Berkenaan dengan variabel penyeleng- ditakutkan terutama kemungkinan adanya

garaan diklat pengadaan barang/jasa permasalahan hukum.

pemerintah, sebagian besar responden menyatakan bahwa kinerja penyeleng-

97

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

-JU

98 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

garaan diklat pengadaan barang/jasa pem erintah sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan persentase rata-rata pendapat responden terhadap indikator variabel dimaksud yang mencapai 77%. Persentase rata-rata pendapat responden yang tinggi di atas 80% terdapat pada indikator variabel bahwa dalam penyelenggaraan diklat pengadaan barang/jasa pemerintah sebagian besar peserta menyatakan : telah diberikan m odul/bahan pembelajaran yang baik, sesuai dan lengkap, narasumber menguasai materi yang diajarkan, sistematika penyajian disam paikan secara lengkap, narasumber menyampaikan materi dengan tepat waktu, narasumber memberikan kesempatan bertanya kepada peserta dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik, serta narasumber memberikan latihan soal ujian.

Adapun persentase rata-rata pendapat responden terendah di bawah 70% terdapat pada indikator variabel bahwa peserta melaksanakan praktek pengadaan barang/jasa di dalam pembelajaran, serta alokasi waktu diklat yang tersedia sangat memadai. Dari persentase ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktek pengadaan barang/ jasa di dalam pem belajaran dan penyediaan alokasi waktu diklat bagi peserta masih dianggap kurang. Oleh karena itu pelaksanaan praktek pengadaan barang/jasa pemerintah harus ditambahkan dan lebih diinten- sifkan, serta perlunya penam-bahan alokasi waktu diklat bagi peserta, sehingga peserta diklat akan memiliki keleluasaan untuk memahami materi diklat yang diajarkan.

b. Pendapat responden mengenai variabel penyelenggaraan ujian sertif ikasi keahlian pengadaan barang/jasa

pemerintah, diperoleh persentase rata- rata pendapat responden sebesar 72% atau dengan kategori baik. Persentase rata-rata pendapat responden di atas 70% diperoleh pada indikator variabel tentang pendapat peserta bahwa m em berikan pernyataan bahwa penyelenggara memfasilitasi peserta ujian dengan baik, ruangan ujian nyaman dan memadai, serta soal yang diujikan sesuai dengan materi yang diajarkan. Adapun terhadap pernyataan bahwa materi soal ujian sulit dikerjakan, persentase yang diperoleh sebesar 59%. Rendahnya persentase ini menunjukkan bahwa peserta ujian kesulitan dalam menjawab soal ujian.

c. Persentase rata-rata responden terhadap v ariabel m otiv asi peserta dalam mengikuti diklat dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah diperoleh sebesar 63%. Persentase yang rendah ini karena tidak ada persentase rata-rata responden di atas 70%, bahkan pada indikator variabel yang memuat pernyataan bahwa apabila peserta lulus ujian tidak takut menjadi panitia/pejabat pengadaan jika akhirnya terdapat permasalahan hukum dan tidak takut mendapat permasalahan hukum, hanya diperoleh angka 55%.

12. Reward and Punishment Upaya yang telah ditempuh oleh Pemerintah

Kabupaten Magelang dalam menyelenggara- kan diklat dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pem erintah mendapatkan tanggapan yang beragam oleh peserta diklat dan ujian. Berdasarkan informasi dari panitia penyelenggara, tidak seluruh peserta mengikuti diklat dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa dengan antusias. Hal tersebut diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara panitia penyelenggara terhadap peserta ketika mengikuti diklat maupun ujian. Terdapat peserta yang mengikuti diklat dan ujian

STRATEGI PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN UJIAN SERTIFIKASI KEAHLIAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

WIHARYANTO

hanya sekedar melaksanakan tugas dari

g) Adanya kem udahan f asilitasi pimpinan. Selain itu dalam pelaksanaan ujian

penyelenggaraan ujian sertifikasi banyak peserta yang mengerjakan soal ujian

keahlian pengadaan barang/jasa secara sengaja dibuat salah/tidak wajar agar

pemerintah. tidak lulus ujian. Terhadap peserta yang

h) Penyelenggaraan ujian sertifikasi diketahui mengerjakan soal secara tidak

berbasis komputer. wajar tersebut, panitia penyelenggara belum

m em berikan peringatan m aupun

2) Ancaman

pemberitahuan kepada satuan kerja pegawai

a) Rendahnya m inat PNS untuk yang bersangkutan.

mengikuti pelatihan sertif ikasi Penyelenggara juga menyampaikan

keahlian pengadaan barang/jasa bahwa rendahnya motivasi PNS untuk

pemerintah. mengikuti diklat dan lulus sertifikasi keahlian

b) Adanya kesengajaan dari PNS untuk pengadaan barang/jasa pemerintah juga

tidak lulus ujian sertifikasi keahlian dapat disebabkan oleh belum adanya

pengadaan barang/jasa pemerintah. apresiasi yang layak bagi PNS yang telah

c) Rendahnya m inat PNS untuk duduk dalam proses pengadaan barang/jasa,

menjadi ahli pengadaan barang/jasa di mana honorarium maupun tunjangan yang

pemerintah. dialokasikan dianggap belum sebanding

dengan tingkat risiko yang mungkin timbul

d) Munculnya berbagai permasalahan akibat proses pengadaan barang/jasa

hukum yang melibatkan panitia pemerintah.

pengadaan barang/jasa pemerintah.

e) Adanya kekhawatiran dari PNS

13. Identifikasi Faktor Strategi Eksternal dan mendapatkan permasalahan hukum Faktor Strategi Internal

apabila menjadi pejabat/panitia

a. Faktor Strategi Eksternal pengadaan barang/jasa pemerintah.

1) Peluang Matriks Faktor Strategi Eksternal

a) Ditetapkannya Peraturan Presiden (Eksternal Factor Analysis Summary) Nomor 54 Tahun 2010 tentang

disajikan pada tabel 2. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

beserta perubahannya.

b. Faktor Strategi Internal

b) Terbatasnya ketersediaan PNS yang

1) Kekuatan

m em iliki keahlian pengadaan

a) Adanya kom itmen Pemerintah barang/jasa pemerintah. Daerah untuk m ewujudkan

c) Tuntutan penyelenggaraan pem erintahan yang baik dan pem erintahan yang baik dan

akuntabel. akuntabel.

b) Adanya dukungan penganggaran

d) Keberadaan BKD yang strategis untuk peningkatan kapasitas sebagai instansi pem bina

sumber daya manusia. kepegawaian.

c) Tersedianya sumber daya manusia

e) Adanya kurikulum yang baku dalam aparatur yang memadai. penyelenggaraan pelatihan

d) Adanya Peraturan Pemerintah pengadaan barang/jasa pemerintah.

Nomor 53 Tahun 2010 tentang

f) Tersedianya narasumber yang Disiplin PNS sebagai instrumen kom peten dalam pelatihan

pemaksa. pengadaan barang/jasa pemerintah.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

-JU

STRATEGI PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN UJIAN SERTIFIKASI KEAHLIAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

Tabel 4. Matriks Faktor Strategi Eksternal (Eksternal Factor Analysis Summary)

Faktor-Faktor Strategi Eksternal

N=BxR

Komentar

12 3 4 5 PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. Ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya.

2. Terbatasnya ketersediaan PNS yang memiliki

keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah. 3. Tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang baik

dan akuntabel. 4. Keberadaan BKD yang strategis sebagai instansi

pembina kepegawaian. 5. Adanya kurikulum yang baku dalam

penyelenggaraan pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah.

6. Tersedianya narasumber yang kompeten dalam

pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah. 7. Adanya kemudahan fasilitasi penyelenggaraan ujian

sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah.

8. Penyelenggaraan ujian sertifikasi berbasis komputer.

ANCAMAN (TREATHS) 1. Rendahnya minat PNS untuk mengikuti pelatihan

sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah.

2. Rendahnya minat PNS untuk lulus ujian sertifikasi

keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah. 3. Rendahnya minat PNS untuk menjadi ahli pengadaan

barang/jasa pemerintah. 4. Munculnya berbagai permasalahan hukum yang

melibatkan panitia pengadaan barang/jasa pemerintah.

5. Adanya kekhawatiran dari PNS mendapatkan

permasalahan hukum apabila menjadi pejabat/panitia pengadaan barang/jasa pemerintah.

TOTAL

Selisih antara peluang dan ancaman = O-T

= 3,45-3,40 = 0,05

2) Kelemahan

c) Belum adanya penghargaan yang

a) Rendahnya motivasi PNS untuk layak bagi PNS yang telah memiliki mengikuti diklat dan ujian sertifikasi

sertifikasi keahlian pengadaan keahlian pengadaan barang/jasa

barang/jasa pemerintah.

pemerintah.

d) Belum adanya sanksi bagi peserta

b) Rendahnya motivasi PNS untuk yang melakukan kesengajaan untuk menjadi ahli pengadaan barang/jasa

tidak lulus ujian sertifikasi keahlian pemerintah.

pengadaan barang/jasa pemerintah.

100 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

WIHARYANTO

e) Belum adanya sarana dan prasarana

1. Strategi Kekuatan-Peluang (Strength-Oppor- yang memadai untuk penyeleng-

tunities), yaitu :

garaan ujian berbasis komputer.

a. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan

f) Terbatasnya sarana dan prasarana diklat dan ujian sertifikasi keahlian penunjang yang layak.

pengadaan barang/jasa pemerintah.

g) Jumlah peserta setiap kelas tidak sesuai ketentuan.

Tabel 5.

Matriks Faktor Strategi Internal (Internal Factor Analysis Summary)

Faktor-Faktor Strat egi I nternal

KEKUATAN (STRENGTH) 1. Adanya komitmen Pemerint ah Daerah untuk

mewujudkan pemerintahan yang baik dan akuntabel.

2. Tersedianya sumber daya manusia aparatur yang

memadai. 3. Adanya dukungan penganggaran untuk

peningkatan kapasitas sumber daya manusia. 4. Adanya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2010 tentang Disiplin PNS sebagai instrumen pemaksa.

TOTAL

KELEMAHAN (WEAKNESSES) 1. Rendahnya motivasi PNS untuk mengikuti diklat

dan ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/ jasa pemerintah.

2. Rendahnya motivasi PNS untuk menjadi ahli

pengadaan barang/ jasa pemerintah. 3. Belum adanya penghargaan yang layak bagi PNS

yang telah memiliki sertifikasi keahlian pengadaan barang/ jasa pemerintah.

4. Belum adanya sanksi bagi peserta yang melakukan

kesengajaan untuk tidak lulus ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/ jasa pemerintah.

5. Belum adanya sarana dan prasarana yang memadai

untuk penyelenggaraan ujian berbasis komputer. 6. Terbat asnya sarana dan prasarana penunjang yang

layak. 7. Jumlah peserta setiap kelas tidak sesuai ket entuan.

Selisih antara kekuatan dan kelemahan = S-W = 3,60-3,20 = 0,40

b. Menerapkan sanksi bagi PNS yang tidak eksternal dan internal dim aksud, m aka

Berdasarkan identif ikasi f aktor-faktor

lulus ujian sertifikasi keahlian pengadaan ditentukan beberapa alternatif strategi sebagai

barang/jasa pemerintah.

berikut :

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 24, No. 1, JANUARI 2016

-JU

STRATEGI PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN UJIAN SERTIFIKASI KEAHLIAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

c. Menyelenggarakan ujian sertifikasi

Diagram 2.

keahlian pengadaan barang/jasa

Penentuan Matriks Strategy

pemerintah dengan sistem computer assisted test.

Y PELUANG

2. Strategi Kelemahan-Peluang (Weakness-

Opportunities), yaitu :

a. Pem berian penghargaan yang

berpengaruh dalam adm inistrasi KEKUATAN kepegawaian bagi PNS yang menjadi ahli

KELEMAHAN

4 ANCAMAN pengadaan barang/jasa pemerintah.

b. Pemberian tunjangan/insentif/ hono- rarium yang layak bagi PNS yang terlibat dalam proses pengadaan barang/jasa

14. Strategi Penyelenggaraan Diklat dan Ujian pemerintah. Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa

c. Pemberian sanksi bagi peserta yang Pemerintah di Kabupaten Magelang melakukan kesengajaan untuk tidak

lulus ujian sertifikasi keahlian pengadaan Berdasarkan analisa dalam matriks SWOT, maka strategi yang dapat diambil adalah

barang/jasa pemerintah. pada strategi Strength-Opportunities, yaitu

d. Mem batasi jum lah peserta diklat strategi yang mengoptimalkan kekuatan keahlian pengadaan barang/jasa

dengan memanfaatkan peluang, dengan pem erintah untuk m eningkatkan

alternatif strategi sebagai berikut : efektifitas proses pembelajaran.

a. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan

3. Strategi Kekuatan-Ancaman (Strength- diklat dan ujian sertifikasi keahlian Threats), yaitu :

pengadaan barang/jasa pemerintah.

a. Penguatan integritas dan komitmen

b. Menerapkan sanksi bagi PNS yang tidak aparatur dalam pengadaan barang/jasa

lulus ujian sertifikasi keahlian pengadaan pemerintah.

barang/jasa pemerintah.

b. Pemberian pendampingan hukum bagi

c. Menyelenggarakan ujian sertifikasi PNS yang terlibat dalam proses

keahlian pengadaan barang/jasa pengadaan barang/jasa pemerintah.

pemerintah dengan sistem computer assisted test (CAT).

4. Strategi Kelemahan-Ancaman (Weakness- Threats), yaitu :

Apabila akan menerapkan strategi yang

a. Melakukan pembinaan motivasi PNS pertama, yaitu dengan meningkatkan kualitas agar memiliki minat untuk menjadi ahli

penyelenggaraan diklat dan ujian sertifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah.

keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, maka dalam penyelenggaraan diklat dan

Dari selisih nilai tertimbang IFAS dan EFAS ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/ di atas, maka posisi berada pada kwadran 1yang

jasa pemerintah pada masa mendatang tentu mendukung strategi agresif karena selisih nilai

saja harus lebih meningkat daripada tertimbang adalah positif, yaitu 0,40 dan 0,05.