MENANAMKAN KARAKTER BANGSA MELALUI LAGU-LAGU PATRIOTIK BAGI PESERTA DIDIK

MENANAMKAN KARAKTER BANGSA
MELALUI LAGU-LAGU PATRIOTIK BAGI PESERTA DIDIK
TINGKAT PENDIDIKAN DASAR
Binti Muliati & Rismalia Sari
Prodi PGMI STAI-Badrus Sholeh Purwoasri
bintimulyati@yahoo.co.id
risma.lia@gmail.com

Abstract
The era of globalization has begun to feel with no bulkhead between people, between
regions and even between countries. If there is no identity embedded in a recognizable
person or nation, it will be difficult to recognize one nation with another, and then the
sovereignty of the state must be easily shaken. For that it is necessary to prepare a
generation of tough, who have the character, moral integrity, high morale to defend it.
One of these efforts can be instilled through patriotic songs, national and nationalism,
of which the songs are expected to form the soul of patriots, officers, knights, tough,
and cultivate good behavior and healthy personality early on. This article tries to
elaborate on the importance of state identity cultivation through patriotic songs, such
as a song recently loomed by the younger generation of NU, the song
SyubbanulWathan, a song that is thought to evoke a sense of patriotism, which the
expected results of this idea is (1) to re-awaken all parties to the importance of

national songs, struggles and patriotics among the community, especially the students,
to revive semnagatpatritisme and the formation of a strong nation character (2) to
formulate ways to utilize national songs and the struggle is to cultivate the spirit of
patriotism and the formation of the character of the nation, so that the value of the
fight and spirit of idealism aspired to the heroes of the past can be strongly rooted
among young people, especially the age of SD / MI, (3) to understand the younger
generations will be valuable national songs and struggle, as the legacy of the warrior
ter (4) cultivate a love for the art of music that can refine mind and feeling, or to form
a good character, (5) to overcome various deviations of behavior and personality bad
or negative in the younger generation through songs and music
Keywords : Nation Character, Patriotic Songs, Educate Participants in Basic Education
Pendahuluan
Abad XXI yang sekarang hadir
secara signifikan mempunyai perbedaan
dengan dunia abad XX, baik skala makro
maupun mikro. Perbedaan tersebut mau
tidak mau juga menimpa dunia
pendidikan, khususnya pada skala
regional
dan

nasional
Indonesia.
Berkenaan dengan perubahan tersebut,
sendi-sendi
pendidikan
nasional

Indonesia perlu ditata kembali sehingga
pada akhirnya pendidikan nasional
Indonesia semakin sanggup memberi
kontribusi berarti bagi kiprah dan
kemajuan Indonesia yang pada Abad XXI
ini
sudah
mengalami
perubahan
mendasar yang paradigmatis.1
Tim PPK, Konsep dan Pedoman
Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat SD dan
1


Binti Muliati, Menanamkan Karakter Bangsa Melalui Lagu…

1

Penataan kembali pendidikan
nasional Indonesia bisa dimulai dengan
menempatkan
kembali
pendidikan
karakter sebagai ruh atau dimensi
terdalam
pendidikan
nasional
berdampingan dengan intelektualitas
yang tercermin dalam kompetensi.
Dengan karakter yang tangguh dan kuat
serta kompetensi yang tinggi, yang
dihasilkan oleh pendidikan yang baik,
maka berbagai kebutuhan, tantangan dan

tuntutan baru dapat dipenuhi atau
diatasi.
Penanaman dan pengembangan
pendidikan karakter sangatlah penting
karena pada dasarnya pendidikan itu
bertujuan mengembangkan potensipotensi intelektual dan karakter peserta
didik, sebagaimana puluhan tahun yang
lalu tokoh pendidikan Indonesia, Ki
Hadjar Dewantara secara eksplisit
menyatakan bahwa “Pendidikan adalah
daya
upaya
untuk
memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran dan tubuh anak.
Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan
agar
kita
dapat

memajukan
kesempurnaan hidup anak-anak kita”.
Pendapat lain mengenai pentingnya
pendidikan karakter dapat kita lihat dari
laporan
Delors
yang
menurutnya
pendidikan abad XXI itu bersandar pada
lima pilar pembelajaran, yaitu learning to
know, learning to do, learning to live
together, learning to be, learning to
transform for oneself and society.2
Dalam pelaksanan pendidikan
karakter, setidaknya ada lima nilai utama
karakter
yang
saling
berkiatan
membentuk jejaring nilai yang perlu

dikembangkan, yaitu nilai religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas.3 Sedangkan salah satu media
yang
dianggap
relevan
untuk
menanamkan karakter bangsa bagi
peserta didik pada pendidikan dasar

SMP, (E-Book, Kementrian
Kebudayaan RI, 2017), hlm. 1
2Ibid, hlm. 4
3Ibid, hlm. 7-9

2

Pendidikan

dan


adalah melalui lagu-lagu nasional,
patriotik.
Generasi muda yang dalam hal ini
adalah peserta didik pada pendidikan
dasar baik SD maupun MI, adalah calon
penerus bangsa, tumpuan bangsa,
harapan bangsa bagi masa yang akan
datang. Untuk membentengi mereka dari
derasnya arus globalisasi, penanaman
karakter yang kuat, integritas moral,
semangat juang yang tinggi dan kerelaan
berkorban yang besar mutlak adanya.4
Akhir-akhir ini kita sering disuguhi
dengan
berita
tentang
pelecehan
terhadap identitas, lambang negara.
Ironisnya, pelakunya sebenarnya adalah

tokoh yang dianggap sebagai publik figur,
misalnya seperti Zaskia Gotik yang
terkena pasal 184 a KUHAP bahkan pasal
154 a KUHAP.5 Masalah ini sebenarnya
bisa dianggap serius bagi bangsa
Indonesia ini khususnya bagi generasi
muda yang merupakan generasi penerus,
yang merupakan sebuah pertanda
terkikisnya
rasa
nasionalisme,
patriotisme bangsa. Perlu adanya usaha
keras untuk mengenalkan, menanamkan
dan menumbuhkan identitas bangsa agar
mereka dikemudian hari mempunyai
karakter yang kuat.
Istilah “identitas nasional” secara
terminologis adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut

dengan bangsa lain. Dengan adanya
pengertian yang demikian maka Setiap
bangsa didunia memiliki identitas,
sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,
sifat, ciri-ciri serta karakter dengan
bangsa tersebut. Bangsa Indonesia yang
dikenal dengan budaya ketimurannya,
terdiri dari beberapa adat, suku, budaya,
agama dan lain-lain. Namun, akhir-akhir
ini
terjadi
banyak
penyimpangan
terhadap indentitas bangsa kita. Bangsa
Indonesia yang terkenal dengan budaya

4Ali
Masykur Musa. Nasionalisme di
Persimpangan. (Jakarta: Erlangga, 2011). Hlm. 66
5www.liputan6.com, tanggal 19 Maret

2016, di akses pada tanggal 20 Maret 2016

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 1~11

timurnya, sopan santun yang tinggi kini
mulai ditinggalkan. Banyak budaya luar
yang masuk ke Indonesia dimana budaya
tersebut menyimpang dari kebudayaan
asli kita, namun masyarakat kita sendiri
dengan senang hati menerimanya.
Padahal kita tahu bahwa budaya tersebut
menyimpang atau melanggar normanorma yang ada.6
Pada
dasarnya
nasionalisme
memberikan identitas sebagai anggota
dari suatu masyarakat bangsa. Identitas
bangsa ternyata telah menjadi suatu
pelindung diri dari transformasi yang tak
terkontrol di abad globalisasi dewasa ini.

Sehingga nasionalisme itu memberikan
ciri khas tertentu bagi suatu negara.
Dengan
demikian
nasionalisme
membentuk sebuah kesadaran bagi anak
bangsa untuk lebih menumbuhkan rasa
nasionalismenya, dengan harapan dapat
melawan segala bentuk penindasan dan
penjajahan. Sehingga nasionalisme itu
identik dengan identitas nasional.
Penanaman
karakter
bangsa
melalui lagu-lagu nasional maupun lagulagu yang bersifat patriotik dianggap
sebagai salah satu media yang tepat bagi
anak-anak sejak dini. Lagu adalah media
yang dianggap dapat mempengaruhi
kejiwaan anak-anak. Tulisan ini akan
sedikit mengelaborasi urgensi penguatan
pendidikan karakter untuk anak-anak
SD/MI melalui lagu-lagu Nasional dan
patriotik, dalam hal penulis mengambil
contoh lagu Syubbanul Wathan, agar
menumbuhkan sifat nasionalisme yang
tinggi, dan karakter bangsa yang kuat.

Pendidikan Karakter dan Urgensi
Pendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan karakter saat ini masih
sangat relevan untuk diangkat ke
permukaan karena termasuk dalam salah
satu nawa cita Presiden saat ini. Istilah
karakter berasal dari bahasa Latin
“character”, yang bermakna: watak, tabiat
6Ali

Masykur Musa.........op.cit

sifat-sifat
kejiwaan,
budi
pekerti,
7
kepribadian atau akhlak. Adapun secara
istilah, karakter didefinisikan sebagai
sifat manusia pada umumnya dimana
manusia mempunyai banyak sifat yang
tergantung dari faktor kehidupannya
sendiri.8
Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’
Ulumiddin, mengidentikkan karakter
dengan akhlak, yaitu sebuah ungkapan
mengenai
keadaan
jiwa
yang
teguh/kokoh, yang bersumber darinya
segala perbuatan (al-af’al) dengan mudah
dalam arti tanpa membutuhkan proses
pemikiran yang lama.9Ada juga yang
mengartikan karakter sebagai sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
menjadi ciri khas seseorang atau
sekelompok orang. Dengan demikian
karakter juga diartikan sama dengan
akhlak dan budi pekerti, sehingga
karakter bangsa itu identik dengan akhlak
bangsa atau budi pekerti bangsa.
Ungkapan tersebut sama halnya bila kita
menuliskan
sebagai
bangsa
yang
berkarakter
adalah
bangsa
yang
berakhlak
dan
berbudi
pekerti,
sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter
adalah bangsa yang tidak berbudi pekerti.
Uraian tersebut mengingatkan kita pada
istilah nation and character building yang
sebenarnya sudah cukup klasik dan lama
kita dengarkan sejak peristiwa sumpah
Pemuda pada tahun 1928.
Adapun pengertian pendidikan
karakter menurut Lickona pendidikan
karakter adalah seseorang seharusnya
bisa menghargai hak-hak setiap individu,

7Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa
Depdiknas, 2008), hlm. 219
8Ibid.
9Abu Hamid Muhammad bin Muhammad
Al-Ghazali, Ihyak Ulumiddin, Juz 3 (Beirut: Dar alFikr, 2000), hlm. 52

Binti Muliati, Menanamkan Karakter Bangsa Melalui Lagu…

3

menghormati hukum yang berlaku, secara
sukarela terlibat dalam kehidupan
bermasyarakat dan memiliki kepedulian
untuk
bersikap
baik
(“Character
education is the deliberate effort to help
people understand, care about, and act
upon core ethical values’).10Grand desain
dalam pendidikan karakter di Indonesia
sendiri adalah proses pembudayaan dan
pemberdayaan nilai-nilai luhur dalam
lingkungan satuan pendidikan (sekolah),
lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat, dimana nilai-nilai luhur ini
berasal dari teori-teori pendidikan,
psikologi pendidikan, nilai-nilai sosial
budaya, ajaran agama, Pancasila, UUD
1945, dan UU nomor 20 tahun 2013
tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta
pengalaman terbaik dan praktik nyata
dalam kehidupan sehari-hari.11
Situasi saat ini di negara kita, bisa
dikategorikan siaga 3, dimana kita
rasakan mulai memudarnya nasionalisme
dan jati diri bangsa khususnya pada
generasi muda, merosotya harkat dan
martabat manusia, mentalitas bangsa
yang
buruk,
terjadinya
krisis
multidimensional, dan degradasi moral
perusak karakter bangsa.12Melihat situasi
darurat tersebut maka kiranya sangat
urgen untuk dilakukan gerakan nasional
pendidikan karakter secara masif supaya
bangsa ini kembali menemukan jati
dirinya dan menjadi bangsa yang tangguh.
10Thomas
Lickona,
Educating
for
Character: How Our School Can Teach Respect and
Responsibility, terj. Juma Abdu Wamaungo, cet. Ke
empat (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm. 8
11Koentjaraningrat,
Kebudayaan
Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta: Gramedia,
2002), hlm. 29
12Eni Purwati, dkk., Pendidikan Karakter
(Menjadi
Berkarakter
Muslim-Muslimah
Indonesia), (Surabaya: Kopertais IV Press, 2015),
hlm. 9-13

4

Penguatan
Pendidikan
Karakter
melalui Media Musik
Makna pendidikan sebagaimana
disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara
adalah daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intelec) dan
tubuh anak.13 Secara sederhana dapat
pula kita artikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadian sesuai
dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan
kebudayaan. Bentuk usaha ini bisa
dimanifestasikan dengan melakukan
pembinaan-pembinaan potensi pribadi
yang meliputi jasmani dan rohani.
Karakter sendiri adalah konsep
psikologi yang kompleks. Di dalamnya,
terdapat kapasitas berpikir tentang yang
benar dan salah, pengalaman emosi moral
(salah, empati, dan haru), terikat dalam
perilaku moral (berbagi, dermawan, dan
menceritakan kebenaran), keyakinan
dalam
kebaikan
moral,
mendemonstrasikan
kecenderungan
bertindak dengan jujur, mementingkan
orang lain/altruisme, tanggung jawab,
dan karakter lain yang mendukung fungsi
moral.
Dirjen Dikti sendiri menyebutkan
bahwa pendidikan karakter dapat
dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan
moral, pendidikan watak, yang bertujuan
mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk memberikan keputusan baikburuk, memelihara apa yang baik,
mewujudkan dan menebar kebaikan itu
dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati.14 Sedangkan proses
pembentukan
karakter
(Character
Building) itu adalah memahat jiwa
sedemikian rupa, sehingga berbentuk
unik, menarik, dan berbeda atau dapat
dibedakan dengan orang lain, ibarat

13Ki
Hadjar Dewantara,
Bagian I
Pendidikan.(Jogjakarta: Majelis Luhur Taman
Siswa, 1962), hlm. 2
14Barmawi dan Arifin, A.
Strategi dan
Kebijakan
Pembelajaran
Pendidikan
Karakter.(Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2013). Hlm:
3

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 1~11

sebuah huruf dalam alfabeta yang tak
pernah sama antara yang satu dengan
yang lain, demikianlah orang-orang yang
berkarakter dapat dibedakan satu dengan
yang lainnya. Salah satu media yang
dianggap
bisa
digunakan
sebagai
pembentukan karakter adalah Lagu-lagu
nasional dan perjuangan/patriotik.15
Mengapa lagu patriotik? Lagu
patriotik termasuk kategori hasil olah
seni manusia. Seni sendiri, termasuk
musik dan lagu, memiliki 2 arah dalam
fungsinya. Yang pertama adalah fungsi
keluar, yaitu sebagai ungkapan jiwa, nilainilai, dan kepercayaan dari sang seniman.
Para musisi pasti amat paham akan hal
ini. Ketika mereka merasa sedih, mereka
bisa mengambil alat musik lalu
memainkan lagu-lagu sedih. Musik yang
mereka mainkan adalah ungkapan jiwa
mereka. Selain itu, musik dan lagu juga
memiliki fungsi ke dalam, yaitu mampu
menanamkan
emosi,
nilai,
dan
kepercayaan [dari lirik lagu, misalnya]
kepada para pendengarnya.16Bahkan lagu
bisa dianggap sebagai Guru yang tidak
nampak.
Lagu nasional dan lagu-lagu
patriotik menurut psikologi musik
dipandang mampu mempengaruhi jiwa
seseorang dan mengarahkannya kepada
suatu tujuan tertentu. Musik dan lagu
yang diarahkan untuk membangkitkan
rupakan sarana untuk membangkitka
semangat juang (patriotik), membentuk
karakter keperwiraan, meningkatkan etos
kerja, semangat, motivasi untuk mencapai
tujuannya bila dikondisikan dalam suatu
subjek dan waktu yang tepat. Termasuk
di dalamnya adalah siswa pada
pendidikan
dasar
dapat
dididik
kepribadiannya melalui lagu dan musik
15Lagu

patriotik adalah lagu yang
mempunyai lirik yang dapat membangkitkan
semangat dan memupuk perasaan cinta akan
negara di kalangan
rakyat. Biasanya ia
merupakan
lagu kebangsaan. Diambil dari
https://ms.wikipedia.org/wiki/Lagu_patriotik.
16http://ributrukun.com/post/laguadalah-guru-tanpa-sosok-yang-turut-membentukkarakter-anak; diakses pada 20 November 2017

yang sesuai dengan tumbuhnya fase
kejiwaan mereka yang sedang tumbuh.17
Kepentingan
lagu
dalam
kehidupan masarakat dirasa sangat
memberi warna dalam sendi-sendi
kehidupan dengan latar belakang yang
berbeda, misalnya sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara, kelompok
agama, profesi dan masih banyak lagi.
Pun juga aliran musik yang bermacammacam juga merupakan sebuah dinamika
yang menarik untuk dicermati sebab hal
tersebut menunjukkan bentuk kreativitas
manusia yang menginginkan keselarasan
hidup. Sebagaimana disinggung di atas,
lagu dan musik dapat memengarhui
kejiwaan manusia, mengarahkannya
kepada suatu tujuan tertentu pada nilai
kebaikan,
seperti
membangkitkan
semangat, mempertebal etos kerja,
motivasi dan lain-lain.
Sementara itu, Indonesia adalah
termasuk negara yang kemerdekaannya
diperoleh melalui perjuangan yang
pengorbanan yang luar biasa. Perjuangan
dan pengorbanan yang luar biasa dan tak
kenal lelah tersebut menjadi bukti betapa
rakyat Indonesia mempunyai semangat
perjuangan yang hebat. Pada saat itu,
lagu-lagu perjuangan merupakan modal
yang cukup menentukan dalam menjaga
konsistensi semangat, keyakinan, dan
ideaitas dalam perjuangan kemerdekaan.
Pada masa itu, begitu banyak muncul
beragam lagu nasional dan patriotik,
termasuk di antaranya adalah lagu
Syubbanul Wathon karya Ulama Besar
KH. Wahab Chasbullah.18
Lirik lagu Syubbanul Wathon adalah
sebagai berikut:
Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon
Hubbul Wathon minal Iman
Wala Takun minal Hirman
17Djohan.
Psikologi Musik. (Yogyakarta:
Best Publisher, 2009). Hlm: 20
18KH. Yahya Cholil Staquf, dalam “Yaa Lal
Wathan”, Lagu Patriotis Karya KH. Wahab
Hasbullah,
di
ambil
dr
http://Identias%20Nasional/My%20Blog%27........
.diakses pada tanggal 27 April 2017

Binti Muliati, Menanamkan Karakter Bangsa Melalui Lagu…

5

Inhadlu Alal Wathon (2 X)
Indonesia Biladi
Anta ‘Unwanul Fakhoma
Kullu May Ya’tika Yauma
Thomihay Yalqo Himama
Pusaka hati wahai tanah airku
Cintamu dalam imanku
Jangan halangkan nasibmu
Bangkitlah, hai bangsaku!
Indonesia negriku
Engkau Panji Martabatku
S’yapa datang mengancammu
Kan binasa dibawah dulimu!”
Dari teks lagu tersebut kita tahu
bahwa bagi warga Indonesia, Indonesia
adalah
martabat.
harga
diri.
Memproklamirkan
kemerdekaan
Republik Indonesia adalah merebut harga
diri. Mempertahankan Negara Kesatuan
Republik
Indonesia
adalah
mempertahankan
harga
diri.
Memperjuangkan Cita-cita Proklamasi
adalah
memperjuangkan
martabat
kemanusiaan. Jika nilai-nilai tersebut
benar-benar menjadi pondasi bagi
generasi penerus bangsa Indonesia ini,
niscaya Indonesia akan menjadi negara
yang betul-betul maju dan disegani,
negara yang mempunyai peradaban yang
dapat dijadikan uswah bagi negara lain.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan ini adalah (1)
menyadarkan kembali kepada segenap
pihak akan pentingnya lagu-lagu nasional,
perjuangan dan patriotik dikalangan
masyarakat, khusunya pelajar, untuk
membangkitkan
kembali
semnagat
patritisme dan pembentukan karakter
bangsa yang kuat (2) merumuskan caracara untuk memanfaatkan lagu-lagu
nasional dan perjuangan tersebut untuk
menumbuhkan semangat patriotisme dan
pembentukan karakter bangsa, agar nilai
kejuangan dan semangat idealisme yang
dicita-citakan para pahlawan terdahulu
dapat mengakar kuat dikalangan generasi
6

muda khususnya usia SD/MI, (3)
memahamkan kepada generasi muda
akan berharganya lagu-lagu nasional dan
perjuangan, sebagai warisan para pejuang
terdahulu yang harus dijaga agar tidak
hilang, baik makna maupun nilainya
dalam kehidupan kebangsaan saat ini, (4)
menumbuhkan kecintaan akan seni musik
yang dapat menghaluskan budi dan
perasaan, atau untuk membentuk
karakter
yang
baik,
(5)
untuk
menanggulangi berbagai penyimpangan
perilaku dan kepribadian buruk atau
negatif pada generasi muda melalui lagu
dan musik.

Adapun manfaat dari tulisan ini
adalah (1) bagi Pemerintah, khususnya
Kemediknas maupun Kemenpora yang
juga
Kemenag,
diharapkan
dapat
membuat program atau kurikulum yang
terkait dengan penggunaan lagu dan
musik
yang
bernilai
patriotisme,
khususnya dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah, (2) bagi sekolah diharapkan
mendapat manfaat dalam mengonsep
penumbuhan kecintaan terhadap lagu
dan musik perjuangan sebagai media
untuk
meningkatkan
semangat
patriotisme dan pembentukan karakter
peserta didik, (3) bagi segenap
masyarakat, supaya ikut mendukung dan
berpartisipasi
aktif
dalam
mensosialisasikan lagu-lagu nasional dan
perjuangan dalam berbagai kegiatan, baik
formal maupun informal, (4) bagi
generasi muda, dengan media lagu
diharapkan
dapat
menumbuhkan
semangat kejuangan, rasa memiliki dan
bangga pada lagu-lagu nasional dan
perjuangan, yang merupakan warisan
seni dan budaya bangsa Indonesia dalam
masa perjuangan kemerdekaan dan
mempertahankan keutuhan negara, baik
sekarang maupun di masa depan.
Metode

Metode penulisan ini dengan
menggunakan studi kepustakaan dan
bersifat deskriptif, penjelasan dilakukan
secara argumentatif. Materi berupa
tinjauan situasi riil dengan pemecahan

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 1~11

secara teoritis berdasarkan sumbersumber literatur yang sesuai dengan
topik penulisan.
Pembahasan
Belakangan ini dapat kita rasakan
semakin
merosotnya
semangat
nasionalisme
dan
patriotisme
masyarakat. Hal tersebut dapat kita
rasakan dari seringnya terjadi bentrok
antar warga, kelompok tertentu, fanatik
keagamaan, kurang peduli terhadap
makna dan arti lambang negara, bendera
dan lagu kebangsaan, kurangnya apresisi
terhadap budaya dan kesenian. Ironisnya,
para siswa lebih suka menyanyikan lagu
dan musik yang membawa nilai
kesenangan semata, maraknya pergaulan
bebas, yang kesemuanya itu tidak
membawa nilai yang positif bagi
mentalitas generasi muda kita.
Musik dan lagu merupakan salah
satu seni yang rata-rata disukai
masyarakat, mulai dari anak-anak sampai
orang dewasa. Musik dan lagu ini pun bisa
kita dengarkan setiap setiap hari baik
melalui media TV, radio, maupun media
elektronik yang lain. Jenis dan alirannya
pun berkembang semakin banyak, ada
dangdut, rock, pop, rap, jazz, hip-hop, dan
masih banyak lagi. Perkembangan musik
yang cukup pesat belakangan ini
membawa dampak baik positif maupun
negatif.
Dampak
negatif
dari
berkembangnya musik-musik zaman
sekarang yang patut kita waspadai
misalnya, bahwa musik yang beraliran
keras identik dengan minuman keras,
narkoba, dan juga pergaulan bebas; lirik
lagu pun terkadang tidak mengandung
nilai moral yang baik, bahkan cenderung
porno,
cengeng,
sehingga
secara
psikologis dapat merusak moral dan
kepribadian generasi muda akan tetapi
ironisnya mudah dihafal oleh usia anakanak sekalipun; musik-musik yang
berhaluan barat misalnya membuat anakanak merasa tertinggal atau kuno jika
tidak mengikutinya, apalagi jika harus
menyanyikan lagu-lagu nasional dan
patriotik. Mereka menganggap bahwa

musik barat lebih dinamis dan energik
sehingga dapat menimbulkan nuansa
yang mampu menggairahkan semangat
para remaja zaman sekarang.19
Dampak negatif dari musik-musik
yang bersifat cengeng, individualis, porno
adalah bagi anak-anak yang seharusnya
belum saatnya menikmati musik-musik
tersebut. Meski mereka belum memahami
arti dari makna di balik teks lagu
tersebut, namun perlahan dan pasti, akan
mempengaruhi terhadap pembentukan
karakter dan jati diri mereka ke dimasa
yang akan datang. Karena sebagaimana
ide-ide dibalik teks tersebut merupakan
akumulasi dari produk masyarakat saat
itu.20 Yang bisa dilakukan oleh orang tua
atau
pendidik
adalah
dengan
mengkondisikan musik menjadi satu alat
atau media utuk membentuk karakter
anak; dan bukan menjadikannya sebagai
suatu ancaman. Musik diharapkan bisa
membentuk karakter dan jati diri bangsa
untuk anak dan juga semua kalangan.
Hunjtung, dalam tulisannya yang
cukup inspiratif menjelaskan bahwa lagulagu yang dipopulerkan dunia cukup
banyak mengajarkan konsep dan pola
hidup yang tidak menunjukkan karakter
mulia dan moralitas yang lurus kepada
anak-anak. Dengan istilahnya yang cukup
mencengangkan, dia menyebut bahwa
musik adalah guru tanpa sosok (baca:
kasat mata). Dengan sosoknya yang tidak
nampak itu sudah merupakan ancaman
tersendiri bagi kita. Apalagi seni bersifat
merdeka, maka sudah sepatutnya bagi
para pendidik dan orang tua untuk (1)
selektif dalam memilih dan menyediakan
lagu untuk anak sejak dini, (2)
memutarkan berulang-ulang lagu-lagu
yang menanamkan nilai moral dan
karakter yang baik di tiap kesempatan,
(3) memperhatikan lagu apa yang

19Yusuf
Fauzi, Peran Musik dalam
Membentuk Karakter Bangsa, di akses dari
https://yusuffauzi,wordpress.com/2011/08/08/
peran-musik-dalam-membentuk-karakterbangsa// diakses pada tanggal 19 November 2017
20A.M.
Susilo Pradoko, Teori-Teori
Realitas Sosial, (PDF: E-Book, 2013)

Binti Muliati, Menanamkan Karakter Bangsa Melalui Lagu…

7

didengarkan anak, (4) mendiskusikan
konten lagu, jangan langsung melarang
anak untuk mendengarkannya, (5) Jangan
berdebat soal style musik yang sedang
diminati anak.21
Mencermati
uraian
tersebut
melakukan tindakan pencegahan melalui
media musik sangat diperlukan. Salah
satunya dengan memperkenalkan dan
menyanyikan secara massif lirik lagu
yang
dapat
mempengaruhi
perkembangan
kepribadian
anak
tersebut.
Adalah
termasuk
lagu
Syubbanul Wathan yang didalamnya
terkandung konsep Hubbul Wathan
(Cinta Tanah Air), dapat kita jadikan satu
dari sekian banyak media untuk
penguatan pendidikan karakter bangsa.
Adalah
KH.
Abdul
Wahab
Chasbullah, sosok Ulama kharismatik,
salah satu pendiri organisasi keagamaan
terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul
Ulama (NU), selain mendirikan sekolah
Islam bernama Nahdlatul Wathan untuk
membangkitkan semangat nasionalisme
di kalangan umat Isla, yang bisa
diibaratkan
menjadi
kawah
candradimuka
yang
menggembleng
pemuda Islam untuk belajar dan
menggelorakan cinta tanah air dalam
melawan penjajah, juga menuangkan ide
nasionalismenya kedalam bentuk lagu
yang digubah menjadi syair Syubbanul
Wathon.
Pembuatan lagu tersebut tidak
terlepas dari spirit nasionalisme dan
patriotisme KH. Abdul Wahab Chasbullah.
Spirit Islam dan kebangsaan diramu
secara apik oleh beliau. GagasanHubbul
Wathan Minal Iman tidak bisa terlepas
dari peran dan perjuangan KH. Abdul
Wahab Chasbullah yang dikonsep dari
spirit Islam dan kebangsaan. Dirumuskan
dengan Bahasa Arab, tujuannya agar
21Hentjung,

Lagu adalah Guru Tanpa
Sosok,
di
akses
dari:
http://ributrukun.com/post/lagu-adalah-gurutanpa-sosok-yang-turut-membentuk-karakteranak; diakses pada tanggal 20 November 2017

8

Belanda tidak mengetahui maknanya.
Sebab, jika tahu maknanya, maka Belanda
akan melawan kaum pesantren saat itu.

Melihat
betapa
dalam
dan
besarnya makna yang tersirat dan
tersurat dari lagu Syubbanul Wathon,
setidaknya ada lima nilai utama karakter
bangsa yang terkandung di dalamnya
yang mana dari lima nilai ini sangat patut
kita tanamkan pada anak didik tingkat
dasar agar supaya tertanam secara
mendarah daging. Lima nilai utama
tersebut yaitu:
1. Religius
Nilai karakter religius ini dapat
tercermin dari teks “Hubbul Wathon
minal Iman” yang artinya “Cinta Tanah
Air Bagian dari Iman”. Adalah
manifestasi dari rasa iman terhadap
Tuhan YME, sudah seharusnya
perasaan tersebut tercermin dalam
bentuk mencintai tanah air dari segala
rongrongan yang mengancam. Nilai
religius tersebut diwujudkan dalam
sikap melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai
perbedaan agama, menjunjung tinggi
sikap toleransi terhadap pelaksanaan
ibadah agama dan kepercayaan lain,
antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, melindungi yang kecil dan
tersisih, hidup rukun dan damai
dengan pemeluk agama lain.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasional tercermin
dalam teks “Indonesia Biladii, anta
unwanul fakhoma, kullu man ya’tiika
yauman, Thomihan yalqo himama”.
Sikap nasionalisme ini terwujud
dalam bentuk cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan,
kepedulian,
dan
penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa, taat
hukum,
disiplin,
menghargai
keragaman,
rela
berkorban,
menempatkan kepentingan bangsa

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 1~11

dan negara di atas
pribadi dan golongan.

kepentingan

3. Mandiri
Nilai karakter mandiri tercermin
dalam teks “Inhadhu ahlal wathon”.
Manifestasi dari karakter mandiri ini
adalah dengan berperilaku tidak
bergantung pada orang lain, dengan
menggunakan segala tenaga, pikiran,
waktu dan kesempatan untuk
merealisasikan harapan, mimpi, dan
cita-cita. Mempunyai etos kerja yang
tinggi, tangguh, tahan banting,
profesional, kreatif, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong rotong ini juga
tercermin dalam teks “Inhadhu ahlal
wathon”. Manifestasi dari karakter
gotong royong ini yaitu dengan
kerjasama
bahu
membahu
menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin
komunikasi
dan
persahabatan, memberi bantuan atau
pertolongan pada orang lain yang
membutuhkan.
Sikap menghargai orang lain, suka
bermusyawarah, solidaritas yang
tinggi, empati, anti diskriminasi
merupakan penjabaran dari sikap
gotong royong.

5. Integritas
Nilai karakter integritas tercermin
dalam
keseluruhan
teks
lagu
Syubbanul Wathon. Integritas berarti
penuh dengan tanggung jawab, dapat
dipercaya baik dari segi perkataan,
perbuatan dan komitmen, serta setia
pada nilai-nilai kemanusiaan dan
moral.
Bentuk nyata dari perilaku ini
misalnya dengan aktif terlibat dalam
kehidupan sosial, menjaga konsistensi
antara perkataan dan tindakan
berdasar
kebenaran,
menjauhi
perilaku KKN, dan masih banyak lagi.

Adapun implementasi dari nilai-nilai
tersebut melalui lagu-lagu nasional
dan patriotik khususnya Syubbanul
Wathon, dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

a. Mengintegrasikan
pada
mata
pelajaran yang ada di dalam
struktur kurikulum dan mata
pelajaran muatan lokal (Mulok)
melalui kegiatan intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler. Sebagai
kegiatan
intrakurikuler
dan
kokurikuler,
setiap
guru
hendaknya menyusun dokumen
perencanaan
pembelajaran
beruppa silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sesuai mata matapelajarannya
masing-masing. Selanjutnya, nilainilai utama PPK diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran sesuai topik
utama nilai PPK yang akan
dikembangkan atau dikuatkan
pada sesi pembelajaran tersebut
dan sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran masing-masing.
Misalnya untuk pelajaran PKn,
Kesenian, Aqidah Akhlak, dan
masih banyak lagi. Kegiatan
seperti ini bisa dikategorikan
sebagai Instrumentation of Values.

b. Mengimplementasikan PPK melaui
kegiatan ekstrakurikuler yang
ditetapkan
oleh
satuan
pendidikan.
Pada
kegiatan
ekstrakurikuler,
satuan
pendidikan melakukan penguatan
kembali
nilai-nilai
karakter
melalui
berbagai
kegiatan.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat
dilakukan
melalui
kolaborasi
dengan masyarakat dan pihak
lain/lembaga yang relevan, sesuai
dengan kebutuhan dan kreativitas
satuan pendidikan. Contoh dari
kegiatan ini misalnya latihan
pidato, ekskul paduan suara, dan
masih banyak lagi.Kegiatan seperti
ini bisa dikategorikan sebagai
Instrumentation of Values.

Binti Muliati, Menanamkan Karakter Bangsa Melalui Lagu…

9

c. Kegiatan pembiasaan melalui
budaya sekolah dibentuk dalam
proses kegiatan rutin, spontan,
pengkondisian, dan keteladanan
warga sekolah. Kegiatan-kegiatan
dilakukan di luar jam pelajaran
untuk memperkuat pembentukan
karakter sesuai dengan situasi,
kondisi,
ketersediaan
sarana
prasarana di setiap satuan
pendidikan. Contoh dari kegiatan
melalui budaya misal lagu-lagu
tersebut bisa dinyanyikan setiap
upacara bendera hari senin, atau
sebelum
memulai
pelajaran.Kegiatan seperti ini bisa
dikategorikan
sebagai
role
Modelling dan Habituasi.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, setidaknya bisa
kita simpulkan bahwa:
1. Generasi muda Indonesia mengalami
penurunan
nilai
nasionalisme,
kurangnya
memahami
identitas
bangsa, sehingga mereka tidak
mempunyai karakter yang kuat. Hal
ini kedepan merupakan ancaman
tersendiri bagi bangsa Indonesia.
2. Dari permasalahan di atas, perlunya
menyadarkan
kembali
kepada
segenap pihak akan pentingnya peran
lagu-lagu nasional, perjuangan dan
patriotik dikalangan masyarakat,
khusunya
pelajar,
untuk
membangkitkan kembali semnagat
patritisme dan pembentukan karakter
bangsa yang kuat
3. Merumuskan
cara-cara
untuk
memanfaatkan lagu-lagu nasional dan

perjuangan
tersebut
untuk
menumbuhkan semangat patriotisme
dan pembentukan karakter bangsa,
agar nilai kejuangan dan semangat
idealisme yang dicita-citakan para
pahlawan terdahulu dapat mengakar
kuat dikalangan generasi muda
khususnya usia SD/MI
4. Memahamkan kepada generasi muda
akan berharganya lagu-lagu nasional
dan perjuangan, sebagai warisan para
pejuang terdahulu yang harus dijaga
agar tidak hilang, baik makna maupun
nilainya dalam kehidupan kebangsaan
saat ini.
5. Menumbuhkan kecintaan akan seni
musik yang dapat menghaluskan budi
dan perasaan, atau untuk membentuk
karakter yang baik.
6. Untuk
menanggulangi
berbagai
penyimpangan
perilaku
dan
kepribadian buruk atau negatif pada
generasi muda melalui lagu dan
musik.
7. Salah
satu
lagu
yang
direkomendasikan oleh penulis adalah
lagu Ya Lal Wathon atau Syubbanul
Wathon yang mempunyai nilai sangat
dalam untuk penguatan pendidikan
karakter, khususnya anak pada
pendidikan dasar, dengan aransmen
yang mudah untuk dihafal.
8. Nilai utama yang terkandung dalam
lagu
tersebut
adalah
Religius,
Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong,
dan Integritas.
Implementasi kegiatan tersebut
bisa dilaksanakan melalui Role Modelling,
Instrumentation of Values dan Habituasi.

Bibliography

Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad , Ihyak Ulumiddin, Juz 3 . Beirut: Dar alFikr, 2000

Arifin, A. Dan Barmawi, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2013
10

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 1~11

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Depdiknas, 2008

Dewantara, Ki Hadjar, Bagian I Pendidikan.Jogjakarta: Majelis Luhur Taman Siswa, 1962

Djohan. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher, 2009

http://Identias%20Nasional/My%20Blog%27.........diakses pada tanggal 27 April 2017

http://ributrukun.com/post/lagu-adalah-guru-tanpa-sosok-yang-turut-membentukkarakter-anak; diakses pada 20 November 2017
https://ms.wikipedia.org/wiki/Lagu_patriotik.
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta: Gramedia, 2002),
hlm. 29

Lickona, Thomas.. Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and
Responsibility, terj. Juma Abdu Wamaungo, cet. Ke empat. Jakarta: Bumi Aksara,
2015
Musa, Ali Masykur. Nasionalisme di Persimpangan. Jakarta: Erlangga, 2011

Purwati, Eni, dkk., Pendidikan Karakter (Menjadi Berkarakter Muslim-Muslimah Indonesia),
Surabaya: Kopertais IV Press, 2015

Tim PPK, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat SD dan SMP, EBook, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2017

www.liputan6.com, tanggal 19 Maret 2016, di akses pada tanggal 20 Maret 2016
*****

Binti Muliati, Menanamkan Karakter Bangsa Melalui Lagu…

11

Dokumen yang terkait

SINTESIS ASKORBIL LAURAT DARI METIL LAURAT DAN ASAM ASKORBAT MELALUI REAKSI TRANSESTERIFIKASI DENGAN KATALIS LIPASE SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SYNTHESIS OF ASCORBYL LAURATE FROM METHYL LAURATE AND ASCORBIC ACID THROUGH TRANSESTERIFICATION WITH CATALY

0 0 6

KERJA SAMA PEMBANGUNAN KOREA SELATAN DI VIETNAM DALAM PENGEMBANGAN AREA PEDESAAN MELALUI MODEL SAEMAUL UNDONG Indah Lestari Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia Email: indahlestari.saanigmail.com Abstrak - Kerja Sama Pembangunan Ko

0 0 25

APLIKASI SOFT SYSTEM METHODOLOGY DALAM ANALISIS DIPLOMASI ANGKATAN LAUT INDONESIA MELALUI PENGIRIMAN SATGAS MARITIM TNI PADA MISI UNIFIL MTF Trio Sirmareza Program Studi Diplomasi Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia E-mail: sirmareza.triogmail.co

0 1 19

ANALISIS STRATEGI KEAMANAN ENERGI CINA DALAM UPAYA PENURUNAN EMISI KARBON MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME Hidayat Chusnul Chotimah Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Teknologi Yogyakarta Email: hidayat.chusnulgmail.com Abstrak - Ana

0 0 15

MENGUKUR POTENSI PELUANG PASAR DAN BESARNYA MODAL YANG DIPERLUKAN BAGI CALON USAHAWAN BARU

0 1 8

PERAN IT INFRASTRUCTURE LIBRARY (ITIL) BAGI DAYA SAING UKM DI INDONESIA

0 0 12

MEMPREDIKSI BEHAVIOUR INTENTION MELALUI REPUTASI DAN FAILURE ATTRIBUTION

0 1 14

PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI MELALUI KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Hartanto , Siti Hidayah, Harnoto

0 0 13

Keywords: Kosa Kata, Find Words Game Pendahuluan - MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI FINDING WORDS GAME SISWA KELAS DELAPAN DI SMPN 1 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AKADEMIK 2015/2016

0 0 11

MEMBANGUN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN PEREMPUAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PEREKONOMIAN

0 0 10