BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Kompetensi Guru Ips-Sejarah Dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Ips Di Smp Negeri 11, 27 Dan Muhammadiyah 1 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam sistem

  pendidikan, sehingga harus mendapat perhatian lebih karena guru senantiasa menjadi sorotan ketika berbicara tentang pendidikan. Guru memiliki keterkaitan dengan semua komponen dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan di sekolah. Guru turut menentukan keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru juga berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan berhasil tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan demikian, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula (Mulyasa, 2007).

  Sepanjang sejarah persekolahan, guru selalu menempati posisi sentral. Guru diposisikan sebagai sumber ilmu, sumber inspirasi, tempat mengadu, dan tempat bertanya. Namun, peran guru yang secara profesional hingga saat ini masih melekat adalah mengajar, mendidik, dan membimbing. Sedangkan kurikulum menyiapkan peserta didik untuk dapat hidup dan mempersembahkan karyanya dalam masyarakat. Dengan demikian dalam sistem pendidikan, kurikulum merupakan komponen penting untuk menjelaskan tujuan dan arah pendidikan serta pengalaman belajar yang harus dimiliki peserta didik. Kurikulum merupakan salah satu indikator yang menentukan berhasil tidaknya kinerja suatu pendidikan, oleh karena itu kurikulum harus dikelola secara baik dan profesional oleh orang yang profesional.

  Penyampaian kurikulum dalam program pendidikan menuntut adanya tanggung jawab guru sebagai pelaksana proses belajar mengajar di sekolah. Tanggung jawab guru khusus dalam hubungannya dengan layanan belajar peserta

  

commit to user

  didik. Dalam melaksanakan tugas, guru dituntut memiliki keterampilan profesional yang tinggi dalam mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum (Sagala, 2009).

  Suatu profesi berkaitan dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang menuntut keahlian, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam suatu profesi menuntut adanya kompetensi agar profesi tersebut berfungsi dengan sebaik-baiknya. Pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya, karena mempunyai fungsi sosial, yakni pengabdian kepada masyarakat. Kompetensi sangat diperlukan untuk melaksanakan fungsi profesi. Profesi menuntut kemampuan membuat keputusan dan kebijaksanaan yang tepat, agar tidak menimbulkan kesalahan yang akan menimbulkan kerugian bagi diri sendiri maupun masyarakat. Kesalahan dapat menimbulkan akibat yang fatal. Oleh karena itu, kebijaksanaan, pembuatan keputusan, perencanaan, dan penanganan harus ditangani oleh ahlinya, yang memiliki kompetensi profesional dalam bidangnya (Hamalik, 2008).

  Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Dengan demikian, istilah kompetensi sangat kontekstual dan tidak universal untuk semua jenis pekerjaan. Setiap jenis pekerjaan memerlukan porsi yang berbeda-beda antara pengetahuan, sikap, dan keterampilannya. Bertitik tolak dari kemampuan dan daya pikir tersebut, maka UU No.14 tahun 2005 Pasal 8 menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya

  Pasal 10 ayat (1) menyatakan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam

  pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Sagala, 2009).

  Guru merupakan profesi yang memerlukan keahlian khusus yang dibina dan dikembangkan melalui pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan (Usman, 2009). Guru profesional, yaitu guru yang mengetahui secara mendalam yang diajarkannya, cakap, mengajar secara efektif dan efisien, dan mempunyai

  

commit to user kepribadian yang mantap. Guru perlu menumbuhkembangkan integritas diri dan kecakapan (Karsidi, 2005).

  Guru merupakan faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan, berarti juga meningkatkan mutu guru, bukan hanya dari segi kesejahteraaannya, tetapi juga profesionalitasnya. UU No. 14 tahun 2005 pasal 1 ayat (1) menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus memiliki kompetensi keguruan yang cukup. Kompetensi keguruan tampak pada kemampuannya menerapkan sejumlah konsep, asas kerja, mampu mendemonstasikan sejumlah strategi maupun pendekatan pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur, dan konsisten (Sagala, 2009).

  Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Kemampuan ini sangat menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (Janawi, 2011). Mengenai implementasi kurikulum dan keberhasilan pembelajaran, Sagala (2009) menyatakan:

  Dilihat dari aspek kompetensi pedagogik, maka implementasi kurikulum akan sangat tergantung pada pendidik bagaimana caranya memberikan pengalaman belajar kepada peserta didiknya, sehingga memenuhi kompetensi yang ditentukan sebelumnya. Kompetensi pedagogik dalam menerapkan kurikulum akan tampak pada kemampuan pendidik menyusun strategi sebagai ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan strategi belajar- mengajar, tentulah pendidik perlu memiliki khasanah metode yang kaya dengan berbagai cara kerja untuk mencapai tujuan tertentu (hlm. 157).

  Menurut Hamalik (2003) kompetensi profesional adalah kemampuan menyelesaikan tugas-tugas keguruan. Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang sangat penting, karena berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh karena itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat

  

commit to user Pribadi guru memiliki peran terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan pribadi peserta didik, karena peserta didik suka mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. Guru adalah makhluk sosial, yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terkait dengan pendidikan yang berlangsung di sekolah dan juga di masyarakat (Mulyasa, 2007). Guru yang terampil mengajar, tentu harus memiliki pribadi yang baik dan mampu menyesuaikan diri dengan masyarakatnya (Hamalik, 2008).

  Salah satu tantangan dalam mengajarkan IPS adalah cepat berubahnya lingkungan sosial budaya sebagai kajian materi IPS. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial budaya bersifat multidimensional dan berskala internasional, baik yang berhubungan masuknya arus globalisasi maupun masuknya era abad ke-21 (Ahmadi & Amri, 2011). Masalah ini semakin serius ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa mata pelajaran IPS kurang mendapat perhatian. Padahal, dengan memahami IPS akan membimbing peserta didik menghadapi kenyataan dalam lingkungan sosialnya dan dapat menghadapi masalah-masalah sosial yang terjadi dengan lebih arif dan bijaksana. Untuk menghadapi tantangan perubahan ini, sesungguhnya guru yang harus memandu peserta didik membuka cakrawala pengetahuan. Guru sebagai penyampai informasi dan pembimbing peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan dan pembelajaran, dituntut meningkatkan kompetensinya melalui berbagai bahan bacaan, seminar, maupun penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya. Sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan kreativitas peserta didiknya. Guru mata pelajaran IPS dibentuk untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalitas sesuai tuntutan dunia pendidikan. Guru dituntut agar kreativ sehingga mampu mengembangkan diri dan bertanggungjawab terhadap profesinya demi kemajuan pendidikan.

  Norma, nilai bahasa, seni dan sebagainya yang menjadi komponen dalam kehidupan manusia dipelajari dalam bidang humaniora, walau humaniora

  

commit to user

  dan ilmu sosial berbeda namun mengkaji obyek yang sama sehingga IPS mengintegrasikan keduanya. IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora (Ahmadi & Amri, 2011). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep , dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (Mulyasa, 2007).

  Pada setiap guru mata pelajaran yang ada di SMP, demi perkembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, diharuskan membuat perangkat pembelajaran secara terpadu pada setiap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya (Muhaimin, Sutiah, & Prabowo, 2008). Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (Mulyasa, 2007).

  Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) substansi mata

  pelajaran IPS pada SMP merupakan ”IPS Terpadu”. Dengan diterapkannya KTSP memunculkan masalah bagi guru Sejarah, guru Geografi, dan guru Ekonomi yang awalnya mengajar sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Dengan demikian, mau tidak mau guru Sejarah harus mengajarkan materi Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi. Guru Geografi harus mengajar Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi. Demikian juga dengan guru Ekonomi yang harus mengajar materi Sejarah, Geografi, dan Sosiologi. Konsekuensi bagi guru Sejarah, Geografi, dan Ekonomi harus membuat perangkat pembelajaran IPS yang di dalamnya memuat materi tentang Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi. Salah satu masalah bagi guru Sejarah selain harus membuat perangkat pembelajaran IPS, guru Sejarah juga dituntut memiliki kompetensi untuk mengajarkan materi Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi dari mata pelajaran IPS yang menjadi tanggung

  

commit to user jawabnya. Dengan demikian, keempat kompetensi guru harus menjadi perhatian utama bagi seluruh guru pada setiap satuan tingkatan pendidikan, karena memberikan andil besar seorang guru dapat disebut sebagai guru yang profesional atau guru yang tidak profesional, sehingga pekerjaan mengajar menjadi pilihan profesi yang harus dipertanggungjawabkan. Konsekuensi logisnya, pekerjaan guru menuntut tanggung jawab yang besar, baik bagi diri sendiri, masyarakat, dan bangsa (Janawi, 2011).

  Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap Guru IPS-Sejarah di SMP Kota Surakarta. Penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul:

  Kompetensi Guru IPS-Sejarah Dalam

  Mengimplementasikan Pembelajaran IPS di SMP Kota Surakarta (Studi Kasus Di SMP Negeri 11, 27 dan Muhammadiyah 1 Surakarta) ”.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus masalah, maka masalah penelitian perlu dirumuskan.

  Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana kompetensi guru IPS-Sejarah dalam mengimplementasikan pembelajaran IPS? 2. kendala yang dihadapi guru

  IPS-Sejarah dalam Bagaimana mengimplementasikan pembelajaran IPS?

  3. Bagaimana upaya yang dilakukan guru IPS-Sejarah untuk mengatasi kendala, dan meningkatkan serta mengembangkan kompetensinya dalam mengimplementasikan pembelajaran IPS ? C.

  

Tujuan Penelitian

  Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :

  1. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian guru IPS-Sejarah dalam mengimplementasikan pembelajaran IPS.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat guru IPS-Sejarah dalam mengimplementasikan pembelajaran IPS.

  

commit to user

  

commit to user

3.

  Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guru IPS-Sejarah untuk mengatasi kendala, dan meningkatkan serta mengembangkan kompetensinya, dalam mewujudkan pembelajaran IPS.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

  Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : a.

  Menambah pengetahuan dan wawasan ilmiah tentang implementasi pembelajaran IPS pada umumnya dan tentang kompetensi guru IPS- Sejarah pada khususnya.

  b.

  Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pembaca agar digunakan sebagai tambahan bacaan dan referensi dalam penulisan penelitian mengenai kompetensi guru dan implementasi pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis

  Secara praktis atau aplikasi penelitian ini bermanfaat untuk : a.

  Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  b.

  Memberikan sumbangan terhadap penelitian selanjutnya, khususnya dalam penelitian mengenai kompetensi guru dan implementasi pembelajaran IPS.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Kajian Stilistika Roman “Cocak Nguntal Elo” Dalam Kumpulan Roman Telu: Ser!, Randha, Cocak Karya Suparto Brata

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Upacara Tradisi Nyadran Di Desa Bulusan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten (Kajian Makna Simbolik Dan Nilai Religius)

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik - Prarancangan Pabrik Zat Warna Alami Dari Biji Kesumba (Bixa Orellana) Kapasitas 2.800 Ton/Tahun

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Orangtua Dengan Perfeksionisme Maladaptif Pada Siswa Sma Negeri 7 Surakarta

0 1 9

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik - Prarancangan Pabrik Zeolit Dari Coal Ash Dan Natrium Hidroksida Kapasitas 60.000 Ton/Tahun

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik - Prarancangan Pabrik Etil Asetat Dari Etanol Dan Asam Asetat Dengan Reactive Distillation Kapasitas 20.000 Ton/Tahun

1 4 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar

1 2 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerimaan Opini Audit Going Concern Ditinjau Dari Prediksi Financial Distress, Profitability Ratio, Dan Auditor Switching

0 0 8

DIALEKTIKA PELAKU SENI DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI : Studi Kasus Kelompok Ketoprak Ngampung Balekambang di Surakarta

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN - Prarancangan Pabrik Phthalic Anhydride Dengan Proses Oksidasi Naphthalene Kapasitas 80.000 Ton/Tahun

0 4 16