ANNORA ERINNA SETIAWAN SOETEDJO

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

PSIKOTERAPI: TERAPI MUSIK
PENURUN STRES
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Psikoterapi

Oleh :
ANNORA ERINNA SETIAWAN SOETEDJO
15010110130085

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

1

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung
irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat
yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian. Walaupun musik adalah sejenis
fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya
adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan.
Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh
beberapa alat musik.
Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan
kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah
terapi, musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan
fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik
memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman,
menenangkan, membuat rileks, berstruktur, dan universal.
Kebanyakan orang lebih sering mengalami stres karena banyaknya
tuntutan di lingkungan sekitarnya. Salah satu cara yang baik dan sudah banyak
memberikan hasil nyata berdasarkan berbagai penelitian untuk mengurangi
stres adalah dengan melakukan terapi musik. Terapi musik adalah usaha

meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri
dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir
sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik
dan mental.
Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua
orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk
menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ
pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke
bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik). Namun, terapi musik
sangat berdampak besar dalam mempengaruhi ketegangan atau kondisi rileks

2

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

pada diri seseorang karena dapat merangsang pengeluaran endorphine dan
serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh dan juga metanonin sehingga kita
bisa merasa lebih relaks pada tubuh seseorang yang mengalami stres (Mucci,
2002).
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka calon
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Bgaimanakah terapi musik
dapat menurunkan tingkat stres pada diri seseorang.
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui proses terapi musik
menurunkan tingkat stres pada diri seseorang.
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Makalah ini dapat memberikan sumbangan kepada Psikologi terutama
bidang Psikologi Klinis khususnya Psikoterapi. Makalah ini diharapkan
dapat menjadi sumbangan bacaan yang dapat memberikan tambahan
pengetahuan kepada mahasiswa, dosen, serta warga psikologi bahwa terapi
dengan menggunakan musik dapat menurunkan tingkat stres pada diri
seseorang.
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai
salah satu cara mengatasi stres dengan menggunakan musik.

3


Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

BAB II
DASAR TEORI

A. Terapi Musik
1. Sejarah Terapi Musik
Terapi musik di Amerika dimulai pada akhir abad 18 walaupun jauh
sebelumnya sejak zaman kuno, musik telah menjadi media penyembuhan.
Hal ikhwal penyembuhan dapat diketahui dari kitab suci dan tulisantulisan peninggalan sejarah dari Arab, Cina, India, Yunani, dan Roma.
Sekarang kekuatan musik masih tetap sama hanya penggunaannya yang
berbeda dengan zaman dulu. Profesi terapi musi di AS mulai berkembang
selama Perang Dunia I ketika musik digunakan pada rumah sakit veteran
perang sebagai penyembuhan akibat trauma perang. Para veteran perang
baik secara aktif maupun pasif menggunakan aktivitas musik dengan fokus
untuk mengurangi persepsi rasa sakit. Banyak dokter dan perawat menjadi
saksi bagaimana pengaruh musik bekerja secara psikologis, fisiologis, dan
kognitif, terhadap kondisi emosional dari para veteran perang. Sejak itu,
lembaga pendidikan tinggi dan akademi-akademi mulai mengembangkan

program pelatihan kepada para musisi untuk mendayagunakan musik
dengan tujuan terapi.
Pada tahun 1950, sebuah organisasi profesional didirikan melalui
kolaborasi para terapis musik yang bekerja secara khusus menangani
pasien yang terdiri dari para veteran perang, penderita gangguan mental,
gangguan pendengaran atau penglihatan, dan sebagian populasi pasien
psikatri. Aktivitasi ini merupakan awal lahirnya NAMT (National
Association for Music Therapy). Dalam perkembangan selanjutnya baru
pada tahun 1998, NAMT melakukan kerja sama dengan organisasi terapi
musik lain dan bersatu di bawah nama AMTA (American Music Therapy
Association) sampai saat ini.

4

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

2. Pengertian Terapi Musik
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre,
bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik

yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki
kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan
pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik
dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik,
mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik
memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman,
menenangkan, membuat rileks, berstruktur, dan universal. Perlu diingat
bahwa banyak dari proses dalam hidup kita selalu ber-irama. Sebagai
contoh, nafas kita, detak jantung, dan pulsasi semuanya berulang dan
berirama.
Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh
semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk
menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ
pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke
bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik). Christandy Andrean
menyatakan bahwa musik memiliki tiga bagian penting yaitu beat, ritme,
dan harmoni. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa
sedangkan harmoni mempengaruhi roh (Surilena, 2008).
Terapi musik juga didefinisikan sebagai sebuah aktivitas terapiutik
yang menggunakan musik sebagai media untuk memperbaiki, memelihara,

mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Di samping
kemampuan nonverbal, kreatifitas dan rasa yang alamiah dari musik, juga
sebagai fasilisator untuk menjalin hubungan, ekspresi diri, komunikasi,
dan pertumbuhan pada penggunanya. Pada tahap selanjutnya, terapi musik
difungsikan untuk memperbaiki kesehatan fisik, interaksi sosial, hubungan
interpersonal, ekpresi emosi, dan meningkatkan kesadaran diri.

5

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

Dengan demikian secara prinsip, seseorang dengan predikat terapis
musik tidak berbeda dengan ahli terapi di luar musik yang disebut terapis.
Dan, profesi terapis hanya bisa diimplementasikan oleh seorang
profesional. Di Amerika, seorang terapis musik harus mencapai tingkat
sarjana di bidang terapi musik dan telah diakreditasi oleh AMTA.
Keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan bermain piano,
vokal, gitar serta pengetahuan sejarah musik, teori dan komposisi, juga
psikologi, sosiologi, anatomi, dan fisiologi.
Setelah menyelesaikan tingkat sarjana, seorang terapis musik harus

mengikuti pelatihan profesi selama 6 bulan guna mendapatkan lisensi
sebagai terapis. Selain persyaratan formal di atas, seorang terapis musik
juga harus memiliki rasa percaya diri, sadar diri, dan persepsi yang
realistis terhadap kelemahan serta kelebihan yang dimiliki. Lalu, cara
berfikir kreatif, spontan, energik, fleksibel, dan memiliki rasa humor
sebagai faktor penting. Hampir semua dari mereka akan menangani klien
individu atau kelompok baik dalam sebuah institusi, komunitas, maupun
praktek di klinik-klinik pribadi.
Di karenakan salah satu maksud dari terapis musik melalui intervensi
musikal adalah untuk memulihkan, menjaga, memperbaiki emosi, fisik,
fisiologi, dan kesehatan serta kesejahteraan spiritual maka dalam
definisinya pun terdapat elemen-elemen pokok yanng ditetapkan sebagai
materi intervensi, yaitu:
a. Terapi musik digunakan oleh terapis musik dalam sebuah tim yang
terdiri dari dokter, pekerja sosial, psikolog, guru, atau orang tua.
b. Musik merupakan media terapi yang terutama. Aktivitas musik
digunakan

untuk


menumbuhkan

hubungan

saling

percaya,

mengembangkan fungsi fisik, dan mental klien secara teratur serta
terprogram. Contoh intervensi bisa berupa bernyanyi, mendengarakan
musik, bermain alat musik, mengikuti gerakan musik, dan melatih
imajinasi.

6

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

c. Materi musik yang diberikan melalui latihan-latihan sesuai arahan
terapis. Intervensi musikal yang digunakan terapis didasarkan pada
pengetahuan tentang pengaruh musik terhadap perilaku serta

memahami kelemahan atau kelebihan klien sebagai sasaran terapi.
d. Terapi musik yang diterima klien disesuaikan secara fleksibel dengan
memperhatikan tingkat usia. Terapis musik bekerja langsung pada
sasaran dengan tujuan terapi yang spesifik. Sasaran yang hendak
dicapai termasuk komunikasi, intelektual, motor, emosi, dan
keterempilan sosial. Walaupun klien tidak dilatih untuk terampil
bermusik tetapi secara otomatis keterampilan musiknya akan
berkembang. Keterampilan musik sama sekali bukan orientasi terapis.
Perhatian lebih diberikan pada pengaruh aktivitas musikal terhadap
respons emosi, fisik, fisiologi, serta fungsi sosio-ekonomi klien.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa terapi musik merupakan sebuah
aplikasi yang unik dalam membantu meningkatkan kualitas hidup
seseorang dengan menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam
perilakunya. Sering kali terapi jenis ini digunakan sebagai alternatif
terakhir dari gangguan yang sudah tidak dapat direspons oleh psikolog
atau dokter, pengobatan dengan latihan tertentu, atau medis lainnya.
Menurut hasil penelitian, dikatakan bahwa terapi dengan menggunakan
alat musik gesek dapat menjangkau seseorang yang tampaknya sulit
dedekati atau klien yang mengalami kegagalan memori terhadap kata-kata
atau gambar. Maka musik dipercaya merupakan esensi dari komunikasi

nonverbal, sehingga banyak orang secara tanpa disadari memberikan
respons positif khususnya tehadap musik-musik tertentu. Untuk itu maka
hampir dapat dipastikan musik sangat aplikabel pada hal-hal nonverbal
dan akan dengan mudah menstimuli klien. Terapi musik dalam berbagai
model telah diaplikasikan bagi klien gangguan mental, gangguan otak tau
luka traumatik, penderita alzheimer karena usia tua, pengobatan terminal
antara klien dengan keluarganya, juga sebagai konselor bagi penyandang
autis.

7

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

Saat ini, terapis musik sudah banyak memiliki banyak metode dan
model pendekatan dalam terapinya. Beberapa menggunkan alat musik
yang

berorintasi

pada

perilaku

interaksi,

berimprovisasi

sambil

mendengarkan atau aktif bermain musik. Ciri primer di balik aktivitas
terapi musik adalah terjadinya koneksi non-verbal. Tanpa harus
mengucapkan

kata-kata,

misalnya

klien

dapat

mengekspresikan

kemarahannya sambil berimprovisasi pada alat musik.
Demikain pula, klien alzheimer yang kehilangan kapasitas bahasa
dapat didekati melalui lagu-lagu nostalgia (Tembang kenangan) atau
hanya dengan mengikuti irama musiknya. Musik akan hadir dalam
beberapa tahapan kesadaran seseorang. Ada yang dapat menikmati musik
sebagai bunyi yang bagus. Ada juga yang hanya terfokus pada konsep
abstrak yang dimiliki musik, seperti struktur irama, melodi, atau
harmioninya saja. Seorang terapis musik dapat mulai dengan hal-hal
konkret dan kemudian berkembang kepada yang lebih abstrak untuk
meningkatkan rangsang pada klien.
Lingkungan kerja terapis musik sangat luas mulai dari klien gangguan
mental, cacat fisik, luka batin, demntia, gangguan saraf, mental,
keterlambatan perkembangan, traumatis pada otak, ketidak mampuan
belajar, sampai klien yang tidak menderita sakit tertentu berdasarkan
diagnosis klinis. Mereka bekerja di rumah sakit-rumah sakit, tempat
perawatan, sekolah, tempat rehabilitasi, kelompok-kelompok dalam rumah
atau praktisi privat. Terapis musik juga bekerja pada beberapa tujuan yang
non-musikal,

termasuk

mengembangkan

kemampuan

komunikasi,

perilaku terbelakang, kemampuan akademik dan motor, konsentrasi,
keterampilan sosial, menata rasa sakit serta mereduksi stres.
Seorang terapis bekerja dengan musik dalam satu kesatuan berupa
aktivitas dan intervensi. Misalnya, seorang terapis dan kliennya secara
bersama-sama menciptakan sebuah lagu untuk mengekspresikan perasaan
klien. Klien harus belajar memainkan piano untuk memperbaiki
perkembangan keterampilan motornya. Tetapi materi pelajarannya sama

8

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

sekali bukan untuk mencapai keterampilan memainkan piano. Atu
menggunakan alat musik untuk mengekspresikan emosi yang tidak dapat
dilampiaskan secara verbal. Selain itu dengan aktif bergerak, bernyanyi,
mendiskusikan lirik lagu sangat membantu klien mencapai sasaran seperti
yang telah diprogramkan.
Salah satu model terapi yang banyak digunakan adalah Guided
Imagery & Music dikembangkan oleh Bonny dan Bruscia (1996), berupa
sebuah proses terapi yang mulai dari mendengarkan musik kemudian
mengakses ke kedalaman jiwa serta aktualisasi diri dan kesehatan klien.
Metode GIM ini juga mengikut sertakan imajinasi dalam rangka
pengembangan kesadaran dengan maksud untuk memperoleh manfaat dari
pengalaman berimajinasi itu sendiri. Sebagai sebuah model terapi, GIM
dapat merepresentasikan respons emosi terdalam yang tersembunyi dengan
menstimuli kretivitas yang dimiliki klien.
3. Semua Jenis Musik dapat Dijadikan Terapi
Pada dasarnya hampir semua jenis musik bisa digunakan untuk terapi
musik. Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap
pikiran. Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya
musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan tubuh kita.
Dalam terapi musik, komposisi musik disesuaikan dengan masalah atau
tujuan yang ingin kita capai.
Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3
bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmoni. Beat mempengaruhi tubuh,
ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmoni mempengaruhi roh. Contoh
paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser
musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam
konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang
dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan
"head banger", suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama
musik rock yang kencang dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa
lelah.

9

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah,
yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak
dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak
memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para
pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa
manusia. Sedangkan harmoni sangat mempengaruhi roh. Jika kita
menonton film horor, selalu terdengar harmoni (melodi) yang menyayat
hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan
juga banyak digunakan harmoni yang membawa roh manusia masuk ke
dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar
harmony dari suara-suara alam di sekelilingnya.
Terapi Musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi
yang tepat antara beat, ritme, dan harmoni yang sesuaikan dengan tujuan
dilakukannya terapi musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak
bisa menggunakan sembarang musik.
4. Jenis – Jenis Terapi Musik
Dalam dunia penyembuhan dengan musik, dikenal 2 jenis terapi
musik, yaitu:
a. Terapi Musik Aktif
Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main
menggunakan alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu
singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia
musik. Untuk melakukan terapi musik aktif tentu saja dibutuhkan
bimbingan seorang pakar terapi musik yang kompeten.
b. Terapi Musik Pasif
Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien hanya
mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang
disesuaikan dengan masalahnya. Hal terpenting dalam terapi musik
pasif adalah pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan
pasien.

10

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

5. Strategi Terapi Musik
Delapan alasan penggunaan terapi musik dalam kegiatan medis adalah
sebagai berikut:
a. Sebagai audioanalgesik atau penenang – yang dapat menimbulkan
pengaruh biomedis positif. Contoh: klien penyakit kronis diajak
menggunakan musik untuk (a) menurunkan gangguan fisiologis dahn
kadar distres, (b) mengalihkan perhatian dari rasa sakit, dan atau (c)
merubah dan menurunkan tingkat persepsi terhadap rasas sakit.
Partisipasi aktif klien dalam sebuah kelompok untuk menstimuli
efektifitas sistem kekebalan tubuh.
b. Sebagai aktivitas memfokuskan perhatian. Contoh: seorang wanita
hamil mendengarkan musik dalam proses persalinan sesuai dengan
piliha musik dan mengikuti teknik melahirkan. Atau pasien
menggunkan musik sebagai aktivitas untuk mengarahkan energi
penyembuhan sesuai jenis penyakitnya.
c. Meningkatkan relasi terapis / pasien / dan keluarga. Contoh: seorang
terapis mengembangkan relasi yang terbuka dengan seorang klien
remaja dengan menggunakan musik kesenangannya. Atau remaja putri
(“beresiko” menjadi “ibu muda”) diajarkan metode dan strategi
pengasuhan anak (sebelum dan sesudah kelahiran) melalui pendekatan
musik.
d. Memperkuat proses belajar. Contoh: anak diajarkan mengatur diri dan
belajar disiplin dengan mengajarkan tahapannya dengan sebuah lagu.
Atau sekelompok pasien mendengarkan sebuah lagu secara bersama
agar dapat menguatkan sistem kekebalan tubuhnya sehingga mampu
meningkatkan derajat kesehatannya.
e. Sebagai stimulator audiotori atau menghailangkan kebisingan. Contoh:
seorang klien belajar mengendalikan ketegangan otot (atau indikasi
stres fisiologis lainnya) melalui biofeedback dengan menggunakan
musik sebagai medikasi auditori atau musik yang dimainkan dalam

11

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

ruang unit gawat darurat untuk mereduksi kebisingan suara-suara
mesin dan elektronis lainnya.
f. Mengatur kegembiraan dan interaksi personal. Contoh: anggota
keluarga klien sebagai kelompopk penunjang malekukan diskusi
tentang lirik sebuah lagu, penulisan lagu, bernyanyi dan berimprovisasi
untuk meningkatkan rasa saling percaya dan kooperatif satu sama lain
dengan panduan seorang fasilitator.
g. Sebagai penguat atau penata untuk kesehatan dalam keterampilan
fisiologis,

emosi,

dan

gaya

hidup.

Contoh:

seorang

klien

mendengarkan musik untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dan
kreativitas dalam berkarir. Atau orang yang berpartisipasi dalam
kelompok kebugaran akan lebih mudah melaksanakan perintah kalau
musik latar yang dipergunakan sinkron dengan gerakannya.
h. Mereduksi stres pada pikiran-kesehatan tubuh. Contoh: staf unit gawat
darurat sebaiknya menggunakan musik untuk mereduksi distress – dan
mendengarkan musik selama 15 menit sebelum setiap pergantian jam
jaga.
B. Stres
1. Definisi Stres
Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan
mental/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian
untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang
tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap
stres; konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan
stimulus yang membuat stres; semua sebagai suatu sistem (WHO, 2003).
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun
mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian
seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit
dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah
bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut

12

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut
strain.
Stress adalah ketegangan, ketakutan, tekanan batin, tegangan konflik
antara lain, (1) Satu stimulus yang menegangkan kapasitas-kapasitas
(daya) psikologis atau fisiologis dari suatu organisme. (2) Sejenis frustasi,
dimana aktifitas yang terarah pada pencapaian tujuan telah diganggu oleh
atau dipersukar, tetapi tidak terhalang-halangi peristiwa ini biasanya
disertai oleh perasaan was-was kuatir dalam pencapaian tujuan. (3)
Kekuatan yang ditetapkan dalam suatu sistem tekanan-tekanan fisik dan
psikologis yang dikenakan pada tubuh dan pada pribadi. (4) Satu kondisi
ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya persepsi
ketakutan dan kecemasan menurut Chaplin (2010).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa stres
adalah suatu kondisi berupa perubahan reaksi biokimiawi, fisiologis,
kognitif, dan perilaku sebagai penyesuaian diri individu ketika mengalami
tekanan karena dihadapkan pada suatu kesenjangan antara kebutuhan
dengan kenyataan sehingga tercipta suatu kondisi ketidak seimbangan.
Keadaan stress muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa ataupun
terlalu banyak yang mengancam kesejahteraan atau integritas individu.
2. Jenis-Jenis Stres
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua,
yaitu:
a. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat,
positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk
kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan
pertumbuhan,

fleksibilitas,

kemampuan

adaptasi,

dan

tingkat

performance yang tinggi.
b. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak
sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk
konsekuensi

individu

dan

13

juga

organisasi

seperti

penyakit

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi,
yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
3. Sumber Stres
Stres dapat terjadi karena: (1) fisik-biologik, penyakit sulit
disembuhkan, cacat fisik, merasa penampilan kurang menarik; (2)
psikologis, negative thinking, sikap permusuhan, iri hati, dendam, dan
sejenisnya; (3) sosial: (a) kehidupan keluarga yang tidak harmonis; (b)
faktor pekerjaan; (c) iklim lingkungan.
Luthans (1992) menyebutkan bahwa penyebab stres (stressor) terdiri
atas empat hal utama, yakni:
-

Extra

organizational

stressors,

yang

terdiri

dari

perubahan

sosial/teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan,
ras dan kelas, dan keadaan komunitas/tempat tinggal.
-

Organizational stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi,
struktur organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang
terjadi dalam organisasi.

-

Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup,
kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu,
interpersonal, dan intergrup.

-

Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan
ketidakjelasan peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadian
Tipe A, kontrol personal, learned helplessness, self-efficacy, dan daya
tahan psikologis.

4. Cara Mengatasi Stres
Secara umum, terdapat dua cara untuk mengatasi stres , yaitu problem
focus dan emotion focus
-

Problem focus, adalah cara mengatasi stres dengan memfokuskan diri
pada masalah atau sumber stres. Cara ini dapat di lakukan jika masalah
yang dialami bersifat controllable. Contohnya, anda mengalami
kesulitan dalam mengikuti suatu mata kuliah tertentu. Anda juga
khawatir apabila mata kuliah ini akan menurunkan indeks prestasi.

14

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

Maka hal yang dapat anda lakukan (berdasarkan problem focus) adalah
tidak mengikuti dan membatalkan mata kuliah tersebut.
-

Cara yang kedua adalah emotion focus, dimana mengatasi stres dengan
cara memfokuskan diri dengan emosi yang dialami. Cara ini biasanya
dilakukan ketika menghadapi masalah yang bersifat uncontrollable
(tidak dapat dikontrol). Contohnya ketika

merasa stres akibat

kehilangan saudara karena bencana tsunami, hal yang dapat dilakukan
misalnya berdoa agar diberikan kekuatan oleh Tuhan dalam
menghadapi masalah ini.

15

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

BAB III
PEMBAHASAN

Proses pengenalan musik di dalam otak diawali dari penjalaran gelombang
suara berupa musik yang diterima oleh daun telinga. Gelombang suara bergerak
melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrana timpani bergetar.
Getaran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju inkus dan stapes, melalui
malleus yang terkait pada membrana. Karena gerakan-gerakan yang timbul pada
setiap tulang, maka tulang-tulang tersebut memperbesar getaran yang kemudian
disalurkan melalui fenestyra vestibuler menuju perilimfe (Pearce, 1999).
Getaran perilimfe dialihkan melalui membran menuju endolimfe dalam
saluran kokhlea, dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ
corti, untuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius. Oleh otak
tepatnya pada lobus temperalis kesan suara akan diterima dan ditafsirkan.
Gelombang suara berirama teratur menghasilkan bunyi musikal yang nyaman
didengar (Pearce, 1999).
Musik yang diterima oleh organ pendengaran akan langsung mempengaruhi
sistem limbik. Bagian utama dari sistem limbik adalah hipotalamus. Fungsi dari
hipotalamus yaitu mengatur sebagian besar fungsi vegetatif dan endokrin.
Perangsangan dari fungsi vegetatif dan endokrin dari hipotalamus seringkali
memberikan efek yang menyeluruh pada perilaku dan emosional (Guyton & Hall,
1997).
Dalam sistem limbik terdapat pusat ganjaran dan hukuman. Apabila
perangsangan dilakukan pada area yang lebih rostral dari area rasa terhukum akan
menyebabkan timbulnya rasa takut dan cemas. Tetapi sebaliknya, apabila
perangsangan dilakukan pada area pusat ganjaran yang terletak di sepanjang
rangkaian berkas bagian medial otak depan, maka akan timbul ketenangan dan
kejinakan (Guyton & Hall, 1997).
Sebagian besar tanda awal stres adalah mulut kering. Pembunuh nyeri alami,
endorfin, disekresikan dan pembuluh darah di permukaan kulit mengalami

16

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

konstriksi untuk mengurangi perdarahan jika terjadi cedera. Limpa melepaskan
lebih banyak sel darah merah untuk membantu membawa oksigen, dan sumsum
tulang menghasilkan lebih banyak sel darah putih untuk melawan infeksi
(Atkinson, Tanpa tahun).
Sebagian besar perubahan fisiologis tersebut terjadi akibat aktivitas dua sistem
neuroendokrin yang dikendalikan oleh hipotalamus yaitu sistem simpatis dan
sistem korteks adrenal. Hipotalamus juga dinamakan pusat stres otak karena
fungsi gandanya dalam keadaan darurat. Fungsi pertamanya adalah mengaktifkan
cabang simpatis dan sistem saraf otonom. Hipotalamus menghantarkan impuls
saraf ke nukleus-nukleus di batang otak yang mengendalikan fungsi sistem saraf
otonom. Cabang simpatis dari sistem saraf otonom beraksi langsung pada otot
polos dan organ internal untuk menghasilkan beberapa perubahan tubuh seperti
peningkatan denyut jantung dan peningkatan tekanan darah (Atkinson, Tanpa
tahun).
Sistem simpatis juga menstimulasi medula adrenal untuk melepaskan hormon
epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin ke dalam pembuluh darah, sehingga
berdampak meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, dan norepinefrin
secara tidak langsung melalui aksinya pada kelenjar hipofisis melepaskan gula
dari hati. Hormon adrenokortikotropik (ACTH) menstimulasi lapisan luar kelenjar
adrenal (korteks adrenal) yang menyebabkan pelepasan hormon (salah satu yang
utama adalah kortisol) yang meregulasi kadar glukosa dan mineral tertentu di
dalam darah (Atkinson, Tanpa tahun).
Jika kadar stres yang dialami seseorang terlalu tinggi, maka sistem kekebalan
tubuhnya akan berkurang oleh sebab itu seseorang perlu senantiasa mewaspadai
dirinya dari kondisi stres yang berlebihan (Satiadarma, 2001). Salah satu manfaat
musik sebagai terapi adalah self-mastery yaitu kemampuan untuk mengendalikan
diri. Musik mengandung vibrasi energi, vibrasi ini juga mengaktifkan sel-sel di
dalam diri seseorang, sehingga dengan aktifnya sel-sel tersebut sistem kekebalan
tubuh seseorang lebih berpeluang untuk aktif dan meningkat fungsinya
(Satiadarma, 2001). Selain itu, musik dapat meningkatkan serotonin dan

17

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

pertumbuhan hormon yang sama baiknya dengan menurunkan hormon ACTH
(hormon stres) .
Pemberian

terapi

musik

tersebut

dapat

menurunkan

hormon

adrenokortikotropik (ACTH) yang merupakan hormon stres (Djohan, 2003).
Selain itu musik juga dapat membawa seseorang dari kondisi otak Beta (terjaga)
kepada kondisi Alpha (meditatif) sehingga membuat seseorang lebih rileks.
Melalui musik juga, seseorang dapat melepaskan emosi terpendam dan kenangan
yang tidak menyenangkan juga sangat efektif untuk membuat tubuh santai karena
tubuh, emosi, dan jiwa seperti mengeluarkan desah lega. Musik yang mampu
memicu perasaan yang kuat dan mengeluarkannya dari tubuh seperti
mengeluarkan racun dari luka (Merrit, 2003).
Di samping itu, musik dapat menyelaraskan iklim emosional seseorang
dengan cara mempengaruhi suasana hati, pikiran, emosi dan perilaku seseorang.
Penyelarasan yang dimaksud adalah menyelaraskan tipe musik dengan keadaan
batin seseorang, kemudian secara berangsur-angsur menggeser musik tersebut
untuk mencerminkan suasana emosional yang dikehendaki atau diharapkan.
Musik dan suara menyentuh manusia dengan cara merambat melalui udara
sebagai penghantar. Perambatan musik memiliki potensi untuk meresonan
perasaan pendengar dengan perubahan dari negatif ke positif dan meningkatkan
kondisi kegembiraan dan ketenangan (Salampessy, 2001). Selain itu, melalui
musik juga seseorang dapat berusaha untuk menemukan harmoni internal (inner
harmony).
Jadi, musik adalah alat yang bermanfaat bagi seseorang untuk menemukan
harmoni di dalam dirinya. Hal ini dirasakan perlu, karena dengan adanya harmoni
di dalam diri seseorang, ia akan lebih mudah mengatasi stres, ketegangan, rasa
sakit, dan berbagai gangguan atau gejolak emosi negatif yang dialaminya (Ortiz,
1997). Selain itu musik melalui suaranya dapat mengubah frekuensi yang tidak
harmonis tersebut kembali ke vibrasi yang normal, sehat, dan dengan demikian
memulihkan kembali keadaan yang normal (Salampessy, 2001).
Prosedur terapi musik yang pertama dan terutama adalah dengan hadirnya
seorang terapis yang benar-benar ahli dalam hal ini. Untuk mendorong terciptanya

18

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

suasana yang baik untuk melakukan terapi musik, ada beberapa prosedur yaitu
antara lain:
1. Untuk memulai melakukan terapi musik, khusunya untuk relaksasi, Anda
dapat memilih sebuah tempat yang tenang, yang bebas dari gangguan. Anda
dapat juga menyempurnakannya dengan menyalakan lilin wangi aromaterapi
guna membantu menenangkan tubuh.
2. Untuk mempermudah, Anda dapat mendengarkan berbagi jenis musik pada
awalnya. Ini berguna untuk mengetahui respon dari tubuh Anda. Lalu
duduklah di lantai, dengan posisi tegak dengan kaki bersilangan, ambil nafas
dalam-dalam, tarik dan keluarkan perlahan-lahan melalui hidung.
3. Saat musik dimainkan, dengarkan dengan seksama instrumennya, seolah-olah
pemainnya sedang ada di ruangan memainkan musik khusus untuk Anda.
Anda bisa memilih duduk lurus di depan speaker, atau bisa juga menggunakan
headphone. Tapi yang terpenting biarkan suara musik itu mengalir keseluruh
tubuh Anda, bukan hanya bergaung di kepala.
4. Bayangkan gelombang suara itu datang dari speaker dan mengalir keseluruh
tubuh Anda. Bukan hanya Anda rasakan secara fisik tapi juga fokuskan dalam
jiwa. Fokuskan ditempat mana yang ingin Anda sembuhkan, dan suara itu
mengalir ke sana. Dengarkan, sembari Anda membayangkan alunan musik itu
mengalir melewati seluruh tubuh dan melengkapi kembali sel-sel, lapisan tipis
tubuh dan organ dalam Anda.
5. Saat Anda melakukan terapi musik, Anda akan membangun metode ini
melakukan yang terbaik bagi diri sendiri. Sekali telah mengetahui bagaimana
tubuh merespon pada instrumen, warna nada, dan gaya musik yang
didengarkan, Anda dapat mendesain sesi dalam serangkaian yang Anda telah
temukan sebagai yang paling berguna bagi diri sendiri.
6. Idealnya, Anda dapat melakukan terapi musik selama kurang lebih 30 menit
hingga satu jam tiap hari, namun jika Anda tak memiliki cukup waktu 10
menitpun jadi, karena selama waktu 10 menit itu musik telah membantu
pikiran Anda beristirahat.

19

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

Ada berbagai metode yang bisa digunakan dalam terapi musik antara lain:
-

Bernyanyi untuk membantu klien yang mengalami gangguan perkembangan
artikulasi pada keterampilan bahasa, irama, dan kontrol pernafasan. Di dalam
kelompok, klien akan terbantu untuk mengembangkan perhatiannya terhadap
orang lain melalui bernyanyi bersama. Banyak lagu yang membantu kaum
manula untuk mengingat peristiwa atau kenangan dalam kehidupan mereka.
Lirik lagu juga digunakan untuk membantu klien gangguan mental dalam
melakukan rangkaian tugas bahasa.

-

Bermain musik membantu pengembangan dan koordinasi kemampuan
motorik. Bermain alat musik secara ansambel membantu klien gangguan
belajar untuk mengontrol impuls saraf yang kacau melalui latihan secara
terstruktur dalam kelompok. Mempelajari sebuah karya musik denagn cara
memainkannya dapat mengembangkan keterampilan musik serta membangun
rasa percya diri dan disiplin diri.

-

Gerak ritmis digunakan untuk mengembangkan jangkauan fisiologis,
menggabungkan mobilitas / ketangkasan /

kekuatan, keseimbangan,

koordinasi, konsistensi, pola-pola pernafasan, dan rilaksasi otot. Komponen
ritmis sangat penting untuk meningkatkan motivasi, minat, perhatian, dan
kegembiraan, sebagai media non-verbal dalam mendorong spirit individu.
-

Mendengarkan musik dapat mengembangkan keterampilan kognisi, seperti
memori dan konsentrasi. Mendengarkan musik merupakan proses menghadapi
persoalan ekspresi diri melalui lingkungan yang kreatif. Musik dapat
menstimuli respons relaksasi, motivasi atau pikiran, imajinasi, dan memori
yang kemudian diuji dan didiskusikan secara individual atau dengan
kelompok pendukung. Sebagai pelengkap, musik juga menyediakan berbagai
stimuli untuk menggali, mengenal, dan memahami budaya sendiri maupun
budaya lain. Terapis musik menggunakan aktivitas musik baik secara
instrumental maupun vokal yang dirancang untuk memfalisitasi aspek nonmusikal.

20

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Musik bisa dikatakan merupakan metode pengurangan tingkat stres yang
baik. Musik dapat melakukan keajaiban dan meringankan tubuh sakit serta
tekanan mental. Banyak orang dapat merasa nyaman sambil mendengarkan
musik yang indah dan menenangkan. Musik memiliki kekuatan besar untuk
menyembuhkan dan pesona musik itu sendiri sangat menenangkan bahwa
orang yang stres dapat menyingkirkan semua rasa sakit mereka dengan
mendengarkan beberapa musik ringan. Pemberian terapi musik tersebut dapat
menurunkan hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang merupakan hormon
stres.
Musik membawa perubahan dalam aktivitas gelombang otak membuat
lebih mudah bagi otak untuk beralih ke keadaan tenang dan meditatif lebih
mudah sendiri ketika kebutuhan muncul di masa depan. Oleh karena itu,
musik memiliki dampak yang langgeng pada respon kita terhadap stres.
Kekuatan musik tidak berhenti di situ. Orang berjuang melawan dengan
jumlah yang tinggi stres negatif sering merasa frustrasi dan kecemasan. Ini
respon stres negatif dapat merusak malapetaka pada tubuh, pikiran dan
kehidupan orang yang menderita dari itu. Musik dapat digunakan untuk
mendorong keadaan pikiran yang positif pada orang yang stres.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah pergunakanlah terapi musik
sebagai salah satu cara yang cukup mudah dan murah untuk mengurangi
tingkat stres dalam tubuh dan perbanyak pemberian pengetahuan mengenai
terapi musik.

21

Psikoterapi: Terapi Musik Penurun Stres

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, et al. (Tanpa Tahun). Pengantar Psikologi Jilid Dua Edisi Kesebelas.
Batam: Penerbit Interaksara.
Djohan. (2003). Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik.
Djohan. (2006). Terapi Musik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galangpress.
Irawaty, Jenny. (Tanpa Tahun). Terapi Musik, Alternatif yang Patut Dicoba,
(Online),

diambil

dari

situs:

http://www.deherba.com/terapi-musik-

alternatif-yang-patut-dicoba.html
Nevid, Jeffrey S, dkk. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Primadita, Adhe. (). Efektifitas Intervensi Terhadap Terapi Musik Klasik
Terhadap Stress Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa PSIK UNDIP
Available

Semarang.

online

at

http://eprints.undip.ac.id/33143/2/ARTIKEL_efektifitas_intervensi_terapi_
musik_klasik_terhadap_stres_mahasiswa_skripsi.pdf. (diakses 29 April
2013).
Salempessy, W. (2001). Terapi dengan Musik. Jakarta: Pustaka Jaya.
Satiadarma, M.P. (2001). Terapi Musik. Jakarta: Millenia Popular.
Setyaningsih, Dewi dan Tamsil Muis. (Tanpa Tahun). Pengaruh Kombinasi Musik
Klasik dan Latihan Relaksasi Untuk Menurunkan Stres Pada Siswa Kelas
XI IPA 2 SMA intensif Taruna Pembangunan Surabaya. Available online at
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/7.artikel_dewi_dan_tamsil.pdf
(diakses 29 April 2013).
Suryana,

Dayat.

(2012).

Terapi

Musik,

(Online),

diambil

dari

situs:

http://books.google.co.id/books?id=fuCO5gqmoVcC&printsec=frontcover
&dq=terapi+musik&hl=id&sa=X&ei=5LCAUbmrGYaXiAeOiYDwAg&ve
d=0CD4Q6AEwBA
http://www.terapimusik.com/terapi_musik.htm

22