Keragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu Pasca Tsunami di Kawasan Sungai Sarah, Aceh Besar Suwarno, Sybral Fuadi dan Abdul Hadi Mahmud

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Keragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu Pasca Tsunami di

Kawasan Sungai Sarah, Aceh Besar

  

Suwarno*, Sybral Fuadi dan Abdul Hadi Mahmud

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111

  • *Email :

  

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kelimpahan, indeks keragaman jenis

dan frekuensi kehadiran relatif kupu-kupu di kawasan Sungai Sarah, Kecamatan Leupung

Aceh Besar, pasca bencana tsunami. Penelitian menggunakan metode survey eksploratif

pada kawasan seluas 4 ha. Kupu-kupu ditangkap menggunakan jala serangga. Pengkoleksian

kupu-kupu dilakukan setiap dua hari sekali selama satu bulan, mulai pukul 08.00-16.00 wib.

  

Sejumlah lima famili, 11 sub famili dan 60 jenis kupu-kupu berhasil diidentifikasi di

kawasan Sungai Sarah ini. Kelima famili yang ditemukan adalah Hesperidae, Lycaenidae,

Nymphalidae, Papilionidae dan Pieridae. Familia Nymphalidae mendominasi dari segi

jumlah individu dan jumlah jenis kupu-kupu yang terdapat di kawasan Wisata Sungai Sarah,

diikuti oleh Pieridae dan Papilionidae. Jumlah individu dan jenis yang paling sedikit

ditemukan adalah dari Familia Hesperidae. Keragaman kupu-kupu di Kawasan Sungai Sarah

ini tergolong sedang dengan indeks Shannon- Wiener H‘ = 3.46. Selanjutnya nilai kelimpahan dan frekuensi relatif tertinggi terdapat pada jenis Danaus chrysippus.

  Kata Kunci: Keragaman, kelimpahan, kupu-kupu, sungai sarah

  PENDAHULUAN

  dikelilingi oleh berbagai tipe habitat. Di bagian hulu Sungai Sarah terdapat hutan Struktur dan keragaman spesies yang hujan tropis dataran sedang dengan vegetasi tinggi merupakan ciri khas dari hutan tropis alamiah yang beragam, di bagian tengah yang menjadikan ekosistem ini lebih unggul merupakan hutan campuran, semak belukar, dibanding ekosistem lainnya di kawasan kebun/ladang, dan persawahan, sedangkan temperata. Kerusakan habitat saat ini habitat rawa terdapat pada bagian hilir. merupakan ancaman terbesar bagi serangga Kondisi habitat yang beragam sangat di daerah tropis, namun demikian mendukung untuk kehidupan berbagai jenis perubahan iklim global dewasa ini juga kupu-kupu. akan memberikan efek yang serupa.

  Terjadinya perubahan kondisi dan daya Kupu-kupu memainkan peranan penting dukung habitat secara alamiah pasca fungsi ekologi seperti siklus nutrien dan terjadinya tsunami di kawasan Sungai Sarah penyerbukan. Kupu-kupu juga dapat diduga akan mempengaruhi kelimpahan dan digunakan sebagai indikator kerusakan atau keragaman hayati, termasuk kupu-kupu di perubahan lingkungan. kawasan tersebut. Hasil penelitian di lokasi yang sama pada tahun 2007 terdapat

  Kelimpahan kupu-kupu sangat terkait sebanyak 28 jenis kupu-kupu dan tahun dengan daya dukung habitatnya. Perubahan 2009 meningkat menjadi 42 jenis [6]. habitat yang terjadi akibat konversi lahan Didasari pada adanya perubahan struktur, dapat mengakibatkan penurunan populasi komposisi dan keragaman vegetasi di kupu-kupu dan merubah pola distribusinya. Sungai Sarah, maka dilakukan penelitian ini. Hasil yang didapat akan dibandingkan

  Sungai Sarah merupakan kawasan wisata dengan laporan yang sudah ada yang memiliki nilai keindahan dan sebelumnya.

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  

Suwarno, dkk Keragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu Pasca Tsunami di Kawasan

Sungai Sarah, Aceh Besar

METODE PENELITIAN PENGKOLEKSIAN KUPU-KUPU

  Kupu-kupu yang telah dijadikan spesimen kering selanjutnya diidentifikasi dengan melihat ciri-ciri utama pengidentifikasian seperti bentuk tubuh secara umum, warna, sebaran warna, bentuk dan venasi sayap serta ciri lainnya. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah dengan menggunakan beberapa macam buku literatur acuan.

  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei eksploratif. Pengkoleksian kupu-kupu dilakukan dengan metode transek. Transek dibuat sepanjang ±2 km dan lebar ±50 m pada sisi Utara Sungai Sarah. Kupu-kupu ditangkap menggunakan jaring serangga berdiamater 50cm dan panjang gagang/tangkai 2m. Pengkoleksian kupu-kupu dilakukan mulai pukul 08.00 sampai 16.00 wib, setiap dua hari sekali dari bulan Mei sampai Juni 2011.

IDENTIFIKASI SAMPEL

ANALISIS DATA

  o

  Untuk memperoleh Indeks Keragaman kupu-kupu dihitung dengan menggunakan rumus Shannon-Wiener yaitu:

  Kupu-kupu yang tertangkap dikeluarkan dari jaring serangga secara hati-hati. Selanjutnya, kupu-kupu tersebut dimatikan dengan cara menekan pada bagian dada, sayap kupu-kupu dilipat ke atas dan dimasukkan ke dalam kertas segitiga. Kertas segitiga yang sudah berisi sampel kupu-kupu selanjutnya disimpan dalam kotak koleksi supaya tidak rusak atau patah. Setelah itu sampel yang didapat dibawa ke laboratorium untuk dijadikan spesimen kering guna keperluan identifikasi.

PEMBUATAN SPESIMEN KUPU- KUPU

  Kupu-kupu yang terdapat dalam kertas segitiga dikeluarkan secara hati-hati. Setelah dikeluarkan, kemudian kupu-kupu ditusuk dadanya dengan jarum serangga. Selanjutnya sayap kupu-kupu direntangkan diatas papan perentang, dan diatur sedemikian rupa sehingga sayap ini tidak patah dan menjadi indah.

  ln P i dimana : H = Indek keanekaragaman spesies Pi = n i / N n i = Jumlah individu panda spesies ke-i N = Total jumlah individu seluruh spesies

  i

  H = −∑ P

  Indeks Keragaman

  C selama 5-7 hari. Spesimen kupu-kupu yang sudah kering selanjutnya diidentifikasi, diberi label dan disimpan dalam kotak koleksi. Guna mencegah serangan semut dan organisme perusak lainnya ke dalam kotak koleksi diberi kapur barus sebagai pengawet.

   Jlh jenis seluruh indiv Jlh jenis suatu indiv

  % 100 . .

  408| Semirata 2013 FMIPA Unila

  % 100  Frekuensi jenis seluruh Frekuensi jenis suatu

  FR =

  Data jenis kupu-kupu yang tertangkap, dianalisis terhadap nilai frekuensi relatif, kelimpahan relatif, dan indeks keragaman Shannon-Wiener dengan rumus sebagai berikut: Frekuensi Relatif

  Kupu-kupu yang sudah siap direntang dan dipin pada papan perentang selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 50

  Kelimpahan Relatif KR =

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN JUMLAH JENIS DAN INDIVIDU

  Tabel 1. Jumlah jenis dan individu masing- masing familia kupu-kupu yang terdapat di Sungai Sarah

  Ketiga, terdapat genangan air pada beberapa titik, khususnya setelah terjadi hujan, merupakan tempat bagi banyak jenis kupu-kupu melakukan puddling (menghisap cairan pada bangkai, kotoran hewan, lumpur, pasir dan tanah basah untuk menyerap nutrient) baik secara individu maupun secara kelompok. Jenis-jenis yang ditemukan secara berkelompok saat

  48 Total 60 348

  Hasil pengkoleksian terhadap kupu-kupu di kawasan Sungai Sarah didapatkan sebanyak 60 jenis yang tergolong ke dalam lima famili dengan total individu sebanyak 348 individu (Tabel 1). Jumlah jenis dan individu kupu-kupu pada kawasan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang menemukan 28 jenis (106 individu) pada monitoring tahun 2007 dan 42 jenis (148 individu) pada monitoring tahun 2009.

  Peningkatan kelimpahan dan keragaman kupu-kupu di Sungai Sarah dari tahun 2007 sampai 2011 disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, berkaitan dengan terjadinya suksesi vegetasi di kawasan Sungai Sarah pasca bencana tsunami pada tahun 2004. Meningkatnya keragaman dan kerapatan vegetasi di kawasan tersebut menjadikan daya dukung lingkungan bertambah. Berlimpahnya makanan baik bagi larva maupun bagi kupu-kupu dewasa mengakibatkan populasi kupu-kupu meningkat dengan cepat. Banyaknya bunga dari berbagai jenis tumbuhan (seperti:

  Euphatorium inulifolium, Lantana camara , Stachytarpheta indica, dan Caessalpinia pulcherrima menjadi daya tarik bagi kupu-

  kupu dewasa untuk datang dan menghisap nektar. Warna, aroma, nektar, dan struktur bunga merupakan faktor penting bagi pollinator dalam mengunjungi bunga.

  Kedua, berhentinya aktivitas galian C (galian pasir dan kerikil) di kawasan Sungai Sarah, sehingga polusi suara dan udara yang bersumber dari alat-alat berat dan truk yang bekerja di kawasan tersebut hilang. Kupu-kupu sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Terjadinya polusi seperti asap, bahan kimia, gas dan debu beracun di habitat kupu-kupu dapat mengancam keberadaan kupu-kupu.

  puddling

  52

  adalah

  Ariadne ariadne

  (Nymphalidae), Appias lyncida , A.

  lybhithea , Catopsilia pomona Eurema hecabe (Pieridae), Graphium sarpedon dan G. evemon (Papilionidae). Perilaku puddling

  umumnya dilakukan oleh kupu- kupu famili Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae, dan Lycaenidae.

  Jumlah jenis dan jumlah individu yang paling banyak tertangkap adalah dari famili Nymphalidae, diikuti oleh famili Pieridae dan Papilionidae. Selanjutnya famili dengan jumlah jenis dan jumlah individu paling sedikit ditemukan adalah famili Hesperidae (TABEL 1). Kupu-kupu yang terdapat di Sungai Sarah baik pada tahun 2007 maupun 2009 didominasi oleh famili Nymphalidae dan Pieridae.

  Tingginya persentase jumlah jenis dan jumlah individu kupu-kupu dari famili Nymphalidae (TABEL 1) disebabkan karena tumbuhan yang menjadi tanaman inang bagi famili Nymphalidae banyak terdapat di lokasi penelitian. Tumbuhan dari famili Hypericaceae, Moraceae,

  31

  12

  Famili Sub Famili Jlh. jenis Jlh. individu Hesperidae

  14

  Lycaenidae Nymphalidae Papilionidae Pieridae

  Hesperinae Curetinae Lychaeninae Charaxinae Danainae Nymphalinae Satyrinae Papilioninae Coliadinae Pierinae

  1

  1

  4

  1

  11

  4

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  10

  8

  6

  2

  1

  6

  1 104

  91

  

Suwarno, dkk Keragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu Pasca Tsunami di Kawasan

Sungai Sarah, Aceh Besar

  15.8

  3.17

  2.87

  5 Cyrestis cocles

  1

  0.45

  0.29

  6 Cyrestis nivea

  1

  0.45

  0.29

  7 Danaus chrysippus

  55

  6.82

  8 Danaus plexippus

  4 Cirrochroa tyche

  1

  0.45

  0.29

  9 Euploea algae

  3

  0.91

  0.86

  10 Euploea mulciber

  4

  1.82

  1.15

  11 Euploea radamanthus

  2

  0.91

  10

  4.31

  410| Semirata 2013 FMIPA Unila Gramineae, Convolvulaceae, Passifloraceae, Asclepiadaceae Acanthaceae, dan Palmae merupakan tanaman inang (host plant) dari famili Nymphalidae. Selain itu, sebagian jenis dari Nymphalidae juga bersifat sebagai fruit feeding (pemakan buah-buahan busuk).

  , G. evemon, G. doson, Catopsilia

  Jenis-jenis dari famili Pieridae yang didapatkan umumnya sama dengan yang dilaporkan sebelumnya [6]. Jenis-jenis tersebut antara lain Appias libythea, A.

  lyncida, Catopsilia pomona, C. scylla, Delias hyparate, Eurema hecabe

  , dan

  Hebomia glaucipe (TABEL 2). Tingginya

  kelimpahan famili Pieridae ini tidak terlepas dari kerapatan tumbuhan yang tergolong famili Leguminoceae dan Loranthaceae yang merupakan host plant utama Pieridae.

  Meningkatnya jumlah jenis famili Papilionidae dibanding laporan sebelumnya diduga sangat terkait dengan keberadaan tanaman inangnya yang semakin beragam. Beberapa jenis dari famili Papilionidae tergolong sebagai serangga urban seperti

  Papilio polytes , P. memnon, dan Graphium

  spp. (TABEL 2) yang menjadikan tanaman

  Citrus spp., Annona spp., dan Polyalthia longifolia sebagai tanaman inang. Jenis-

  jenis tanaman ini banyak dijumpai, khususnya pada ladang dan perumahan penduduk yang ada di sekitar Sungai Sarah.

  Persentase jumlah jenis dan jumlah individu kupu-kupu yang paling sedikit ditemukan adalah dari famili Hesperidae (TABEL 1 dan 2). Kupu-kupu ini umumnya beraktivitas pada awal pagi hari dan menjelang malam hari. Pada pagi hari kupu-kupu ini menghisap cairan yang berasal dari embun. Pada siang hari umumnya mereka bersembunyi dibawah daun atau tempat-tempat teduh dan terlindungi sehingga sulit dikoleksi. Hasil penelitian pada tahun 2007 dan 2009 tidak mendapatkan famili Hesperidae.

  Waktu aktivitas kupu-kupu dalam satu hari berbeda menurut jenisnya. Graphium

  sarpedon

  pomona, Neptis hylas, Hebomoia glaucippe, Hypolimnas bolina dan Junonia atlites aktivitasnya meningkat saat pagi

  4.09

  menjelang tengah hari sampai menjelang petang (pukul 10.00-15.00 wib), sedangkan

  Danaus chrysippus, Euploea tulliolus dan Tirumala septentrionis lebih banyak

  beraktivitas pada pagi hari dan menurun pada siang hari. Fenomena ini diduga terkait dengan intensitas cahaya, suhu dan kelembaban udara. Graphium, Catopsilia spp. dan beberapa jenis Nymphalidae lebih memilih tempat yang terbuka dan sangat aktif terbang pada tengah hari.

  

Tabel 2. Jenis dan Jumlah individu serta nilai Frekuensi Relatif dan Kelimpahan Relatif masing-

masing jenis kupu-kupu No Famili Jenis Jumlah Individu Frekuens i Relatif Kerapatan Relatif

  1 NYMPHALIDAE Ariadne ariadne

  22

  4.99

  6.32

  2 Athyma perius

  2

  0.91

  0.57

  3 Chupa erymantis

  15

  0.57

  Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  1.81

  3

  0.90

  0.86

  44 Leptosia nina

  1

  0.45

  0.28

  45 PAPILIONIDAE Graphium agamemnon

  4

  1.14

  0.28

  46 Graphium antiphates

  1

  0.45

  0.28

  47 Grapium doson

  5

  1.81

  1.43

  48 Graphium evemon

  43 Hebomoia glaucippe

  0.45

  0.90

  2

  37 Eurema ada

  1

  0.45

  0.28

  38 Eurema andersonii

  1

  0.45

  0.28

  39 Eurema blanda

  0.45

  1

  0.57

  40 Eurema hecabe

  7

  3.18

  2.01

  41 Eurema lacteola

  7

  2.27

  2.01

  42 Gandaca harina

  2

  0.57

  0.45

  0.28

  0.45

  0.28

  56 Castalius rosimon

  2

  0.90

  0.57

  57 Curetis santana

  1

  0.45

  58 Discolampa ethion

  55 LYCHAENIDAE Caleta roxus

  2

  0.90

  0.57

  59 Eooxylides tharis

  1

  0.45

  0.28

  60 HESPERIDAE Telicota ohara

  2

  0.90

  1

  1.14

  49 Graphium sarpedon

  0.90

  11

  3.64

  3.16

  50 Papilio nephelus

  3

  0.90

  0.86

  51 Papilio memnon

  4

  1.14

  1.81

  52 Papilio polytes

  7

  2.72

  2.01

  53 Pachiolopta aristolochiae

  11

  3.64

  3.16

  54 Troides helena

  4

  0.28

  1

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  1.81

  4

  1.36

  1.14

  19 Ideopsis vulgaris

  6

  2.72

  1.72

  20 Junonia atlites

  5

  1.43

  0.86

  21 Junonia hedonia

  6

  1.36

  1.72

  22 Melanitis leda

  1

  0.45

  0.28

  23 Mycalesis perseoides

  1

  18 Ideopsis similis

  1.36

  0.28

  1

  12 Euploea tulliolus

  7

  2.27

  2.01

  13 Euthalia alpheda

  3

  0.91

  0.87

  14 Euthalia monina

  0.45

  3

  0.29

  15 Hypolimnas anomala

  2

  0.90

  0.57

  16 Hypolimnas bolina

  10

  3.63

  2.87

  17 Ideopsis gaura

  0.45

  24 Mycalesis perseus

  36 Delias hyparate

  33 Appias lyncida

  2.29

  31 PIERIDAE Appias albina

  2

  0.90

  0.57

  32 Appias libythea

  3

  1.36

  0.86

  38

  8

  6.82

  10.91

  34 Catopsilia pomona

  9

  3.18

  2.58

  35 Catopsilia scylla

  3

  0.90

  0.86

  2.72

  30 Ypthima horfieldii

  2

  1.14

  0.45

  0.57

  25 Neptis hyllas

  11

  3.64

  3.16

  26 Parantica aspasia

  4

  1.36

  27 Phalanta phalanta

  4.31

  2

  0.90

  0.57

  28 Polyura hebe

  1

  0.45

  0.28

  29 Tirumala septentrionis

  15

  2.72

  0.57 TOTAL 348 100.00 100.00

  

Suwarno, dkk Keragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu Pasca Tsunami di Kawasan

Sungai Sarah, Aceh Besar

FREKUENSI DAN KELIMPAHAN RELATIF

  412| Semirata 2013 FMIPA Unila

  Lohman and V. Novotny (2011). Comparison of rainforest butterfly assemblages across three

  DAFTAR PUSTAKA Y. Basset, R. Eastwood, L. Sam, D. J.

  Terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Labaoratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA dan Sdr. Adi Surya Jaya selaku laboran, yang telah banyak membantu demi kelancaran penelitian ini. Kepada warga di sekitar Sungai Sarah yang telah memberikan izin dan membantu pelaksanaan penelitian ini.

  mempunyai nilai kelimpahan dan frekuensi relatif tertinggi diantara 60 jenis kupu-kupu yang didapatkan.

  Danaus crysippus dan Appias lyncida

  Komposisi jenis kupu-kupu yang ditemukan terdiri dari Nymphalidae 50,00%, Pieridae 23,33%, Papilionidae 16,67%, Lycaenidae 8,33% dan Hesperidae 1,67%.

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan : Keragaman dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Sungai Sarah mengalami peningkatan dibanding tahun 2007 dan 2009 seiring dengan terjadinya suksesi tumbuhan pada kawasan tersebut, pasca terjadinya tsunami Aceh tahun 2004.

  KESIMPULAN

  Akibat banyaknya jumlah jenis dan jumlah individu yang merata pada setiap jenis serta tidak adanya dominansi jenis mengakibatkan keragaman menjadi lebih tinggi. Suatu habitat dengan keragaman tumbuhan penghasil nektar yang tinggi berpengaruh terhadap peningkatan keragaman kupu-kupu.

  tanah basaah atau genangana air yang bercampur dengan kotoran ternak.

  puddling untuk mendapatkan mineral dari

  Hasil analisis indeks keragaman (H‘) kupu-kupu di kawasan wisata Sungai Sarah adalah 3,458. Berdasarkan kisaran indeks keragaman, nilai indeks keragaman ini tergolong tinggi. Nilai indeks ini lebih tinggi dibandingkan yang diperoleh baik pada tahun 2007 maupun 2009, masing- masing sebesar 2,90 dan 3,29. Meningkatnya nilai indeks keragaman ini diduga karena terjadinya suksesi tumbuhan pasca tsunami, berhentinya aktifitas tambang galian C dan adanya kegiatan

  merupakan sumber makanan utama dan disukai berbagai jenis kupu-kupu karena mempunyai kantong masu yang dangkal.

  Stachytarpheta indica, dan Mimosa spp.

  penelitian. Bunga Lantana camara,

  camara yang sedang mekar di kawasan

  spp. banyak ditemukan pada bunga Lantana

  ariadne, Chupa erymantis, dan Grapium

  Nilai kelimpahan relatif tinggi terdapat pada D. chrysippus dan A. lyncida (TABEL 2). Fenomena yang sama juga didapatkan pada tahun 2007 dan 2009. Kupu-kupu dewasa D. Chrysippus, A. lyncida, Ariadne

  dan beberapa jenis tumbuhan Capparidaceae lainnya yang merupakan tanaman inang dari A. lyncida. Setiap jenis kupu-kupu memilih tumbuhan inang tertentu sebagai sumber pakan bagi larva.

  Capparis micracantha

  inang dari D. chrysippus tersebar merata di kawasan Sungai Sarah, begitu juga dengan

  gigantea (biduri) yang merupakan tanaman

  kupu-kupu yang mempunyai frekuensi relatif tertinggi (6,82) dibanding jenis lainnya (< 5,00). Kehadiran jenis kupu- kupu yang tinggi didukung oleh tersedianya tanaman inag dan tanaman pakan serta kesesuaian faktor abiotik. Calotropis

  Appias lyncida (Pieridae) adalah dua jenis

  (Nymphalidae) dan

  Danaus chrysippus

UCAPAN TERIMA KASIH

INDEKS KERAGAMAN JENIS

  • – 28 .

  Brakefield, P. J. Devries, and J. Zwaan (2005). Food intake of fruit feeding butterflies: Evidence for adaptive variation in proboscis morphology.

  A. S. Corbet and H. M. Pendlebury (1992).

  The Butterflies of The Malay Peninsula. Second Edition. British Museum. Edinburgh, London.

  K. Otsuka (2001). A fiel Guide to the

  Butterflies of Borneo and South East Asia. Hornbill books- adivision of iwase

  bookshop Sdn. Bhd, Malaysia. M. Faheem, M. Aslam, and M. Razaq

  (2004). Polination Ecology with Special Reference to Insect. Review Journal Research Vol.15, p. 395-409.

  F. Molleman, H. W. Krenn, P. M.

  Biological Journal Linnean Society, Vol.

  W. A. Fleming (1975). Butterflies of West

  86, p. 333-334. P. J. deVries, T. R. Walla, and H. Greeney

  (1999). Species Diversity in Spatial and Temporal Dimensions of fruit-feeding Butterflies from Two Equadorian Raiforest.

  Biological Journal of Linnean Society

  , Vol. 63 , p.

  333-353. Peggie dan M. Amir (2006). Panduan

  Praktis Kupu-kupu di Kebun Raya Bogor. Bidang Zoologi, LIPI Cibinong. W. A. Noerdjito dan M. Amir (1991).

  Kekayaan Kupu-kupu di Cagar Alam Bantimurung Sulawesi Selatan. Puslitbang Biologi-LIPI, Bogor. M. Kitahara, M. Yumoto, and T. Kobayashi

  Malaysia and Singapore . Vol. 2. Second Edition. Longeman, Kuala Lumpur.

  Kupu-kupu Papilionidae di Taman Nasional Kerinci Seblat. Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Biological Conservation . Vol 143, p. 1831-1841

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  |413

  biogeographical regions using standardized protocols, Vol. 44, May 2011 p. 17

  L-C. Chen, H-J. Shiu, S. Benedick, J. D.

  Holloway, V. K. Chey, H. S. Barlow, J. K. Hill and C. D. Thomas (2009). Elevation increases in moth assemblages over 24 years on a tropical mountain.

  Proceeding of the National Academy of Sciences USA, Vol. 106 p. 1479-1483

  T. C. Bonebrake, I. C. Ponislo, C. I. Boggs and P. R. Erlich (2010). More than just indicators: a review of tropical butterfly and conservation.

  L. P. Koh and N. S. Sodhi (2004).

  S. Salmah, I. Abbas, dan Dahelmi (2002).

  Importance of reserves, pfragments and parks for butterfly conservation in a tropical urban landscape. Ecological Application Vol. 14, p. 1695-1708 K. Nakamura, K. Matsumo, and W. A.

  Noerdjito (2008). Butterfly Assemblanges in Plantion Forest and Degaded Land, and Their Importance to Clean Development Mecha-nism- Afforestration and Reforestration.

  Tropics, Vol. 17, No.3, p. 237-250.

  Luthfi (2010). Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu di Kawasan Wisata Sarah Kecamatan Leupung, Aceh Besar.

  Skripsi . Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Yayasan Teungku Chik Pante Kulu.

  Banda Aceh.

  E. Pollard (1975). A Methods for Assessing Changes in the Abundance of Butterflies. Biological Conservation, Vol. 12, p. 116-134.

  (2008). Relationship of Butterfly diversity with nectar plant species richness in and arround the Aokigahara primary woodland of mount Fuji, Central Japan. Biodiversity Conservation Vol, 17, p = 2713-2734.