Analisis Pengiriman Data Di Daerah Terpencil Menggunakan Dua Node Bergerak Berbasis Delay Tolerant Network (DTN) Dengan Algoritme Flooding

  

Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2882-2891 http://j-ptiik.ub.ac.id

Analisis Pengiriman Data Di Daerah Terpencil Menggunakan Dua Node

Bergerak Berbasis Delay Tolerant Network (DTN) Dengan Algoritme

1 Flooding 2 3 Bella Aulia Rahmataufany , Rakhmadhany Primananda , Aswin Suharsono

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 2 3 Email: rakhmadhany@ub.ac.id, aswin@ub.ac.id

  

Abstrak

  Dengan Perkembangan teknologi informasi saat ini, pertukaran data dan informasi menjadi sebuah kebutuhan, tak terkecuali di daerah terpencil. Daerah terpencil memiliki karakteristik tersendiri, seperti keadaan geografis yang sulit terjangkau oleh jaringan. Dikarenakan keadaan tersebut pertukaran informasi menjadi suatu hal yang sulit dilakukan. Delay tolerant network (DTN) merupakan sebuah jaringan yang dapat beroperasi pada jarak yang sangat jauh. koneksi internet bisa dihadirkan di daerah tertinggal meskipun secara tidak langsung. Delay tolerant network juga dapat mengirimkan paket data di jaringan yang memiliki medan yang sulit atau tidak terus menerus tersedia koneksi. Arsitektur delay tolerant network mengimplementasikan metode simpan dan teruskan pesan dengan menggunakan lapisan protokol baru yang disebut lapisan bundle. Salah satu pengembang dari delay tolerant network adalah IBR-DTN. IBR-DTN adalah perangkat lunak yang efisien untuk embedded system. Ada beberapa penelitian sebelumnya yang terkait pengiriman data berbasis delay tolerant network. Akan tetapi, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan algoritme flooding untuk melakukan penelitian tentang analisis pengiriman data di daerah terpencil menggunakan dua node bergerak berbasis delay tolerant network dengan algoritme flooding. Pada penelitian ini menggunakan dua node bergerak untuk melihat proses broadcast dari algoritme routing flooding. Dua node tersebut digunakan untuk melihat pengaruh terhadap waktu, yang diperlukan ketika melakukan pengiriman data dari desa ke kota. Terdapat tiga pengujian untuk skenario yang telah ditentukan, antara lain adalah pengiriman data dengan dua node bergerak, pengiriman data dengan satu node bergerak terputus, pengiriman data menggunakan multiple file. Hasil pengujian yang didapatkan adalah simulasi yang dibangun dapat melakukan pengiriman data dengan keadaan terdapat dua node bergerak maupun hanya terdapat satu node bergerak. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah sedikit (tidak lebih dari 5 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan satu node perantara maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih kecil dibandingkan dengan dua node bergerak.

  Kata kunci: DTN, bundle, algoritme flooding, ibr-dtn

Abstract

  

With the development of information technology today, the exchange of data and information becomes

a necessity, not least in remote areas. Remote areas have their own characteristics, such as

geographical conditions difficult to reach by the network. Due to these circumstances the exchange of

information becomes a difficult thing to do. Delay tolerant network (DTN) is a network that can operate

at great distances. Internet connections can be present in backward areas though indirectly. Delay

tolerant networks can also transmit data packets on networks that have difficult terrain or not

continuously available connections. The delay tolerant network architecture implements the method of

saving and forwarding messages by using a new protocol layer called bundle layer. One developer of

delay tolerant networks is IBR-DTN. IBR-DTN is an efficient software for embedded systems. There are

several previous studies related to data transmission based on tolerable network tolerance. However,

in this study researchers used the flooding algorithm to conduct research on the analysis of data

transmission in remote areas using two moving nodes based on toler tolerance network with flooding

algorithm. In this study used two moving nodes to view the broadcast process of the routing flooding

algorithm. The two nodes are used to see the effect on time, which is required when sending data from

village to city. There are three tests for predefined scenarios, including data transmission with two

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

2882

  

moving nodes, data transmission with one node moving disconnected, sending data using multiple files.

The test results obtained are simulations built to make data transmission with the state there are two

moving nodes or there is only one moving node. Despite having longer required data transfer, if the

data is small (not more than 5 files, with a size of 1 to 5 Mb) with one intermediate node, the probability

of data reaching the destination is smaller than the two moving nodes.

  tentang “Analisis Pengiriman Data di Daerah Terpencil Menggunakan Dua Node Bergerak Berbasis Delay Tolerant Network (DTN) dengan Algoritme flooding

  2. Metodologi START Studi Literatur Perancangan Implementasi Sistem Pengujian dan Analisis Sistem Kesimpulan END

  analisis pengiriman data apabila koneksi putus ditengah pengiriman data.

  node tetap dan 2 node bergerak menggunakan algoritme flooding . Serta, mengetahui hasil

  Maka tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan skripsi ini adalah membangun jaringan delay tolerant network dengan dua

  Lalu bagaimana hasil analisis pengiriman data apabila koneksi putus ditengah pengiriman data.

  tolerant network dengan dua node tetap dan 2 node bergerak menggunakan algoritme flooding.

  Berdasarkan latar belakang tersebut maka diambil rumusan masalah yang diantaranya adalah Bagaimana membangun jaringan delay

  ”. Peneliti mengasumsikan terdapat dua node yang bergerak dari desa ke kota, node bergerak diibaratkan sebuah mobil perangkat desa yang memiliki tugas sebagai alat trasnportasi. Pada penelitian ini menggunakan dua node bergerak untuk melihat proses broadcast dari algoritme routing flooding. Dua node tersebut digunakan untuk melihat pengaruh terhadap waktu, yang diperlukan ketika melakukan pengiriman data dari desa ke kota.

  algoritme flooding untuk melakukan penelitian

  Keywords: DTN, bundle, flooding algorithm, ibr-dtn 1.

  Pada penelitian di atas, kedua peneliti menggunakan protokol routing yang sama yaitu menggunakan prophet. Akan tetapi, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan

  (Magdalena, 2014). Pada penelitian ini membahas tentang peforma pengiriman file dengan konektifitas terbatas pada IBR-DTN dengan menggunakan protokol routing prophet. Penelitian lain terkait pengiriman data dengan jaringan DTN adalah “Analisis Kinerja dan Peforma Pengiriman File Hasil Tangkapan Kamera dengan IBR-DTN ” (Hidayat, 2017).

  Prophet pada IBR-DTN untuk Sistem Berbagi Informasi Digital di Daerah Terpencil”

  Arsitektur DTN mengimplementasikan metode simpan dan teruskan pesan dengan menggunakan lapisan protokol baru yang disebut lapisan bundle. Adapun penelitian sebelumnya yang terkait pengiriman data berbasis DTN. Yaitu penelitian yang berjudul “Analisis Penggunaan Protokol Routing

  jaringan yang dapat beroperasi pada jarak yang sangat jauh. koneksi internet bisa dihadirkan di daerah tertinggal meskipun secara tidak langsung. Delay tolerant network adalah arsitektur jaringan untuk menyediakan solusi bagi jaringan yang memiliki konektivitas yang terputus-putus, long delay, kecepatan data yang berbeda dan tingkat kesalahan yang tinggi (Siswanti, 2013).

  Delay tolerant network merupakan sebuah

  Pada era perkembangan teknologi informasi saat ini, kebutuhan akan pertukaran informasi menjadi semakin tinggi. Pertukaran data juga diperlukan di daerah terpencil, akan tetapi dikarenakan daerah terpencil merupakan daerah yang sulit dijangkau karena berbagai sebab seperti keadaan geografi (kepulauan, pegunungan, daratan, dan hutan). Dikarenakan daerah terpencil memiliki karakteristik geografi tersebut. Hal itu menyebabkan daerah terpencil tidak dapat dijangkau pertukaran informasi.

   Pendahuluan

  Gambar 1. Diagram alir penelitian

2.1. Kebutuhan Simulasi

  Analisis kebutuhan didapat dari hasil studi literatur yang sudah disusun menjaid dasar dasar teori yang menunjang penelitian. Kebutuhan dari penelitian ini dibagi menjadi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak 2.1.1.

  Ketika node Desa akan melakukan pengiriman data ke nodeKota. NodeDesa akan melakukan broadcast ke semua neighboor yang dikenali oleh nodeDesa. Dikarenakan proses

  2.2. Lingkungan Penelitian

  Daerah terpencil merupakan daerah yang sulit dijangkau karena berbagai sebab seperti keadaan geografi (kepulauan, pegunungan, daratan, hutan dan rawa). Dimana pada daerah tersebut terdapat akses koneksi yang terbatas. Node1 Node2 nodeKota

  Area Kota Area Desa nodeDesa Acces Point Node1 bergerak menuju desa Pengiriman Data dari nodeDesa menuju nodeKota

  Gambar 2. Lingkungan penelitian Pada Gambar 2 terdapat dua node tetap yaitu nodeDesa dan nodeKota yang tidak terhubung secara langsung, untuk dapat saling melakukan pertukaran data dibutuhkan infrastruktur jaringan. NodeDesa dan nodeKota digunakan sebagai pengirim dan penerima data,

  raspberry pi sebagai nodeDesa dan nodeKota.

  Serta terdapat dua node DTN bergerak diantara

  node Desa dan nodeKota yaitu node1 dan node2

  yang juga merupakan raspberry pi. Dua node bergerak tersebut diletakkan pada mobil perangkat desa. Kedua node DTN bergerak tersebut dalam waktu tertentu dapat berjalan dari

  node Desa ke nodeKota atau sebaliknya.

  menggunakan protokol routing flooding pada

  forwading pesan dari nodeDesa ke nodeKota

  node tersebut. Flooding merupakan salah satu

  IBR-DTN

  . Ketika mobil yang menjadi node1 dan

  node 2 mendekati dan dikenali nodeDesa

  sebagai neighboor, maka nodeDesa melakukan

  broadcast data ke node bergerak (node1 dan node 2). Apabila mobil sebagai node bergerak

  mendekati dan mengenali nodeKota sebagai

  neighboor , maka data tersebut juga di broadcast

  ke nodeKota. Broadcast terus dilakukan sampai

  node Kota mengetahui bahwa data tersebut

  modul protokol routing yang disediakan oleh IBR-DTN .

  Untuk menghubungkan node-node tersebut agar dapat melakukan komunikasi, dibutuhkan suatu proses routing. Algoritme flooding digunakan sebagai protokol untuk menghubungkan node-

   Perangkat Keras

  IBR-DTN diterapkan pada masing-masing node (nodeDesa, node1, node2, nodeKota).

  Dalam membangun infrastruktur penelitian ini diperlukan 4 buah raspberry pi. Dalam penelitian ini 2 buah raspberry pi 2 model B sebagai pengirim dan penerima data, sedangkan 1 raspberry 2 model B dan 1 buah raspberry 3

  model B sebagai router. Spesifikasi dari masing

  masing node yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

1. Raspberry 2 model B :

   RAM : 1GB Interface : Wireless LAN Wifi : 802.11 Hardisk : SD Card 32GB 2.1.2.

   Processor : ARM 900MHz quad-core

  mendukung DTN. Perangkat lunak lain yang dibutuhkan adalah hostapd dan isc-dhcp-server, dimana kedua perangkat lunak tersebut berfungsi untuk membuat jaringan access point yang akan digunakan sebagai jaringan penghubung antar node DTN.

  DTN salah satu perangkat lunak yang

  Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah IBR-DTN. Karena IBR-

   Processor : ARM 900MHz quad-core

  ARM Cortex-A7

   RAM : 1GB Interface : Wireless LAN Wifi : 802.11 Hardisk : SD Card 8GB 2.

   Raspberry 2 model B :

  ARM Cortex-A7

  ARM Cortex-A7

   RAM : 1GB Interface : Wireless LAN Wifi : 802.11 Hardisk : SD Card 8GB 3.

   Raspberry 3 model B :

   Perangkat Lunak

  ARM Cortex-A7

   RAM : 1GB Interface : Wireless LAN Wifi : 802.11 Hardisk : SD Card 8GB 4.

   Raspberry 2 model B :

   Processor : ARM 900MHz quad-core

   Processor : ARM 900MHz quad-core ditujukan untuk nodeKota sendiri 2.3.

   Pengujian dan Analisis Sistem

  dan menerima informasi dalam keadaan jaringan yang tidak selalu ada koneksi secara terus menerus. Instalasi IBR-DTN dilakukan di setiap

  3.1.1. Access Point

  Untuk menghubungkan antar node agar saling terhubung, maka diperlukan sebuah jaringan yang akan menghubungkan masing- masing node tersebut. Pada penelitian ini menggunakan jaringan access point yang akan menghubungkan node -node agar dapat melakukan pengiriman data.

  3.1.2. Instalasi dan Konfigurasi IBR-DTN

  IBR-DTN adalah adalah salah satu

  perangkat lunak pengembangan dari delay

  tolerant network .Untuk dapat saling mengirim

  raspberry pi yang akan menjadi node. Sebelum

   Perancangan dan Implementasi 3.1. Implementasi

  menjalankan IBR-DTN diperlukan beberapa konfigurasi, agar dapat menggunakan IBR-DTN sesuai kebutuhan. Konfigurasi dilakukan dengan cara mengedit file konfigurasi ibrdtn.conf yang berada di /etc/ibrdtn.

  4. Pengujian dan Hasil Analisis 4.1. Pengujian

  Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi dan mengetahui

  reliable jaringan DTN menggunakan algoritme flooding . Pengujian ini melakukan pengiriman

  data dengan menggunakan flooding sebagai

  protokol . Untuk dapat melakukan pengiriman

  data melalui IBR-DTN maka pada nodeDesa dibuat folder outbox dan mengaktifkan fungsi folder outbox sebagai pengirim file. Berbeda dengan nodeKota dibuat folder inbox untuk menerima file dan mengaktifkan fungsi folder inbox tersebut.

  Hasil dari perancangan yang telah dilakukan menghasilkan landasan dasar implementasi. Implementasi dilakukan pada perangkat keras dan perangkat lunak yang telah disiapkan. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada proses implementasi ini adalah IBR-DTN.

  3. Pengiriman data menggunakan multiple file 3.

  Dalam pengujian terdapat beberapa parameter yang digunakan saat proses pengujian. Parameter-parameter tersebut digunakan untuk pengujian analisis efek jumlah file terhadap delivery ratio. Parameter pengujian tersebut terdapat dalam tabel 1.

  Range

  Tabel 1. Parameter Pengujian

  Parameter Nilai 1 node Nilai 2 node

  Jumlah pengujian 5 kali 5 kali

  Protokol routing

  Flooding Flooding

  Jumlah node bergerak 1 node 2 node

  pengujian 10 m 10 m Besar file 1-5 Mb 1-5 Mb

  Pengiriman data dengan satu node bergerak terputus

  Untuk menganalisis performasi dari

  flooding sebagai routing dalam penelitian ini,

  dibutuhkan metrik yang dapat digunakan untuk mengukur performasi. Metrik yang digunakan adalah rata-rata delay dan delivery ratio.  Rata-rata delay digunakan untuk mengukur waktu rata-rata yang ditempuh file, ketika

  file dikirim sampai file tersebut sampai di tujuan dan diterima.

   Delivery ratio digunakan untuk mengukur rasio dari jumlah data yang terkirim ke tujuan, terhadap jumlah dari data yang dikirim pada pengirim data pada waktu tertentu. Pengujian dilakukan setelah proses implementasi, dilakukan proses pungujian untuk melihat pengaruh pengiriman data terhadap waktu dan memastikan apakah sistem berjalan sesuai tujuan.

  Terdapat tiga pengujian untuk skenario yang telah ditentukan, yaitu :

  1. Pengiriman data dengan dua node bergerak 2.

  Adapun beberapa pengujian menggunakan skenario, skenario pengujian yang telah dirancang sebelumnya antara lain adalah pengujian pengiriman data semua node terhubung, pengujian pengiriman data dengan satu node bergerak terputus, dan yang terakhir koneksi terputus ditengah pengiriman data.

4.1.1 Pengujian Pengiriman Data dengan Dua Node Bergerak

  4.1.2 Pengujian Pengiriman Data Dengan Satu Node Bergerak Terputus

  2. Node2 akan mendapatkan broadcast data dikarenakan menjadi neighboor node1. Setelah 3 menit node bergerak mulai melakukan perjalanan mendekati nodeKota.

  node

  mendekati node1 dan node1 mulai mendekati

  node yang masih di kenali atau menjadi neighboor di nodeDesa, akan tetapi ketika node2

  Kota, nodeDesa akan melakukan broadcast data ke node2. Dikarenakan node2 merupakan

  node

  Sedangkan node1 yang merupakan node bergerak yang lain sedang berada di tengah perjalanan. Ketika node Desa melakukan pengiriman data sebesar 1 Mb menuju ke

  Gambar 4. Ilustrasi pengujian skenario kedua Pada skenario kedua, node 2 yang merupakan node bergerak berada di area desa.

  Area Kota Area Desa nodeDesa Access Point nodeKota Area Kota Area Desa nodeDesa Node2 bertemu Node1 dan bergerak menuju ke Kota Node1 Node2 nodeKota Area Kota Area Desa Node1 nodeDesa Node2 Access Point nodeKota Area Kota Area Desa nodeDesa Node2 Access Point

  data menggunakan algoritme flooding , pengujian skenario 2 (kedua) di ilustrasikan pada Gambar 4. Node1 Node2 nodeKota

  node Kota. Data dikirim dari nodeDesa melalui node 1 dan node2. Pada pengujian pengiriman

  Pada pengujian ini data dikirim melalui jaringan DTN dari nodeDesa menuju ke

  Pada pengujian ini data dikirim melalui jaringan DTN dari nodeDesa menuju ke

  node Kota. Data dikirim dari nodeDesa melalui node 1 dan node2. Pada pengujian pengiriman

  kembali. Pengujian dengan menggunakan skenario pertama ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses broadcast menggunakan flooding.

  neighboor dan akan melakukan broadcast data

  bergerak mulai melakukan perjalanan selama 3 menit mendekati nodeKota. Setelah mendekati dan berada di area kota, node bergerak akan mengenali nodeKota sebagai

  node

  Setelah node bergerak berada di area desa,

  neighboor di nodeDesa, akan tetapi ketika node1 mendekati dan berada di area desa. nodeDesa akan melakukan broadcast data ke semua node bergerak yang menjadi neighboor nodeDesa.

  node yang masih di kenali atau menjadi

  data ke node2. Dikarenakan node2 merupakan

  node Kota, nodeDesa akan melakukan broadcast

  Sedangkan node1 yang merupakan node bergerak yang lain sedang berada di tengah perjalanan. Ketika node Desa melakukan pengiriman data sebesar 1 Mb menuju ke

  Gambar 3. Ilustrasi pengujian skenario pertama Pada skenario pertama, node2 yang merupakan node bergerak berada di area desa.

  Node2 nodeKota Area Kota Area Desa nodeDesa Acces Point Node1 bergerak menuju desa Node1 Node2 nodeKota Area Kota Area Desa nodeDesa Acces Point nodeKota Area Kota Area Desa nodeDesa Node1 dan Node2 bergerak menuju ke Kota Node1 Node2 nodeKota Area Kota Area Desa Node1 nodeDesa Node2 Access Point

  data menggunakan algoritme flooding , pengujian skenario 1 (pertama) di ilustrasikan pada Gambar 3. Node1

  Ketika melakukan pengiriman dari nodeDesa ke node Kota. Setelah mendekati dan berada di area kota, node bergerak akan mengenali nodeKota sebagai

  neighboor dan akan melakukan broadcast data

  node 1 akan mendapatkan broadcast data dikarenakan menjadi neighboor.

  Gambar 6. Grafik penelitian skenario pertama Dari Gambar 5.4 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata delay pada ukuran data 1 MB lebih cepat dibandingkan dengan ukuran data yg lebih

  2 445 3 999 4 1506 5 2200

  Tabel 2. Hasil penelitian skenario pertama Ukuran Data (Mb) Rata-rata Delay (s) 1 387

  Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengiriman data dengan ukuran mulai dari 1 MB sampai dengan 5 MB. Rata-rata delay dihitung mulai dari data dikirim dari nodeDesa, kemudian dikirim melalui dua node bergerak (node1 dan node 2) sampai data tersebut sampai di nodeKota. Berikut hasil dari penelitan tersebut :

  ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses broadcast menggunakan flooding. Ketika melakukan pengiriman dari nodeDesa ke nodeKota.

  algoritme flooding . Pengujian skenario pertama

  Pengujian pengiriman data menggunakan

  4.2.1 Hasil Analisis Pengujian Pengiriman Data Semua Node Terhubung

  4.2. Hasil Analisis

  Setelah 3 menit node bergerak melakukan perjalanan mendekati nodeKota. Pengujian pada skenario tiga memiliki tahapan yang sama seperti skenario pertama. Perbedaannya terdapat pada data yang dikirim, pada skenario ini data yang dikirim lebih dari dua. Pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini dilakukan untuk mengetahui reliable jaringan DTN menggunakan algoritme flooding, dengan cara melakukan pengiriman data lebih dari dua file (multiple file).

  Kemudian node1 mendekati nodeDesa, maka

  kembali. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan

  2. Dikarenakan node2 merupakan node yang masih di kenali atau menjadi neighboor di nodeDesa. besar. Hal itu disebabkan karena ketika node melakukan pengiriman bundle, bundle yang dikirim akan di forward dengan cara broadcast ke semua jalur atau neighboor yang dikenali. Apabila saat melakukan pengiriman data terdapat dua jalur seperti pengujian skenario pertama. Maka saat bundle tersebut dikirim,

  1 yang merupakan node bergerak berada di area desa. Sedangkan node2 yang merupakan node bergerak yang lain sedang berada di tengah perjalanan. Ketika node Desa melakukan pengiriman data dengan jumlah file lebih dari dua menuju ke nodeKota, nodeDesa akan melakukan broadcast data ke node

  node

  Gambar 5. Ilustrasi pengujian skenario ketiga Pada skenario ketiga,

  Area Kota Area Desa nodeDesa Node1 dan Node2 bergerak menuju ke Kota Node1 Node2 nodeKota Area Kota Area Desa nodeDesa Node1 Node2 Access Point

  Area Kota Area Desa nodeDesa Acces Point Node1 bergerak menuju desa Node1 Node2 nodeKota Area Kota Area Desa nodeDesa Acces Point nodeKota

  data menggunakan algoritme flooding , pengujian skenario 3 (ketiga) di ilustrasikan pada Gambar 5. Node1 Node2 nodeKota

  node Kota. Data dikirim dari nodeDesa melalui node 1 dan node2. Pada pengujian pengiriman

  Pada pengujian ini data dikirim melalui jaringan DTN dari nodeDesa menuju ke

  dengan menggunakan skenario kedua ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses broadcast menggunakan flooding hanya menggunakan satu node bergerak saja. Ketika melakukan pengiriman dari nodeDesa ke nodeKota.

  node 2 mangalami putus koneksi. Pengujian

4.1.3 Pengujian Pengiriman Data Menggunakan Multiple file

  bundle akan di broadcast ke dua jalur yang

  memiliki nilai yang sama. Pada pengujian memiliki jumlah data 1 dengan ukuran data dari 1 sampai 5 Mb. Pada node2 delivery ratio bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran 1 sampai 5 Mb. Kemudian, pada node1 delivery

  1

  4

  1

  1

  1

  5

  1

  1

  1 Dari tabel 3. dapat dilihat bahwa nilai

  delivery ratio dari node2, node1, dan nodeKota

  ratio juga bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan

  1

  ukuran yang sama 1 sampai 5 Mb. Sama halnya dengan node2 dan node1, nilai delivery ratio

  nodeKota bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan

  ukuran 1 sampai 5 Mb. Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan pengujian skenario pertama yaitu dengan menggunakan perantara dua node bergerak. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan dua node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar.

  4.2.2 Hasil Analisis Pengujian Pengiriman Data dengan Satu Node Bergerak Terputus

  Pengujian dengan menggunakan skenario kedua ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses

  broadcast menggunakan flooding akan tetapi

  hanya menggunakan satu node bergerak saja ketika melakukan pengiriman dari nodeDesa ke

  node Kota.

  Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengiriman data dengan ukuran mulai dari 1 MB sampai dengan 5 MB. Rata-rata delay dihitung mulai dari data dikirim dari nodeDesa, kemudian dikirim melalui dua node bergerak (node1 dan node 2) sampai data tersebut sampai di nodeKota. Berikut hasil dari penelitan tersebut :

  Tabel 4. Hasil penelitian skenario kedua Ukuran Data (Mb) Rata-rata Delay (s) 1 1487

  2 996 3 670 4 519 5 377

  1

  3

  dikenali tersebut. Dengan melakukan proses

  tersebut, yang dikirim ke node2 dan node1 merupakan bundle. Bundle yang dikirim bukan hanya berupa bundle asli melainkan terdapat juga bundle lain dengan ukuran yang sama. Proses broadcast pada algoritme flooding tidak dijalankan sekali, akan tetapi proses ini berlangsung secara terus menerus hingga terdapat node yang dikenali sebagai node tujuan. Pada proses broadcast secara terus menerus tersebut, dapat menyebabkan jalur bandwith

  broadcast , bundle yang dikirim ke node lain

  tersebut bukan hanya data asli melainkan ada

  bundle lain. Bundle memiliki ukuran yang sama

  dengan ukuran data asli. Sehingga, ketika terdapat node yang melakukan broadcast ke

  node

  lain ukuran dari bundle tersebut mempengaruhi bandwith yang terdapat pada jalur node.

  Pada pengujian dengan menggunakan skenario pertama ini terdapat nodeDesa sebagai

  node pengirim. Dimana saat melakukan

  pengiriman menuju nodeKota, terdapat dua node bergerak yang bertugas sebagai penghubung antara penerima dan pengirim. Ketika nodeDesa melakukan pengiriman data menuju nodeKota,

  node Desa melakukan broadcast data menuju node 2 dan node1. Proses broadcast data

  node penuh. Terlebih lagi bundle yang di broadcast memiliki ukuran asli dari data yang

  1

  dikirimkan untuk node tujuan.

  Tabel 3. Delivery Ratio Skenario Pertama Ukuran

  Data (Mb)

  Delivery Ratio Node2 Node1 NodeKota

  1

  1

  1

  1

  2

  1

  1

  Gambar 7. Grafik penelitian skenario kedua Berbeda dengan hasil skenario pertama, dapat terlihat pada gambar 5.26 bahwa nilai rata- rata delay pada ukuran data 1 MB lebih lama dibandingkan dengan ukuran data yg lebih besar. Hal itu disebabkan karena jalur node untuk melakukan forward bundle dengan cara

  broadcast ke jalur atau neighboor yang dikenali

  memiliki nilai yang berbeda. Pada pengujian memiliki jumlah data 1 dengan ukuran data dari 1 sampai 5 Mb. Pada node2 delivery ratio bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran 1 sampai 5 Mb. Kemudian, pada node1 delivery

  1

  4 1 0,33

  1

  5

  1

  1

  1 Dari tabel 5. dapat dilihat bahwa nilai

  delivery ratio dari node2, node1, dan nodeKota

  ratio juga bernilai 0,33 dari jumlah data 1

  1

  dengan ukuran yang 1 sampai 4 Mb. Pada node1 ukuran data 5 Mb dengan jumlah data 1 memiliki

  delivery ratio bernilai 1. Sedangkan, nilai delivery ratio nodeKota bernilai 0,33 dari jumlah

  data 1 dengan ukuran 1 Mb. Pada pegiriman ukuran 1 Mb terdapat deleted bundle sehingga menyebabkan bundle yang diterima node1 berkurang. Berbeda dengan ukuran 1 Mb, nilai

  delivery ratio nodeKota bernilai 1 dari jumlah

  data 1 dengan ukuran 2 sampai 5 Mb. Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan pengujian skenario kedua yaitu dengan menggunakan perantara satu node bergerak. Saat melakukan pengiriman data node1 mengalami putus koneksi di tengah pengiriman data. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan satu node perantara maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih kecil dibandingkan dengan dua node bergerak.

  4.2.3 Hasil Analisis Pengujian Pengiriman Data Menggunakan Multiple file

  Pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini dilakukan untuk mengetahui reliable jaringan DTN menggunakan algoritme flooding, dengan cara melakukan pengiriman data lebih dari dua file (multiple file). Pada pengujian skenario ketiga sama dengan pengujian skenario pertama, perbedaanya terdapat pada jumlah file yang dikirIm serta ukuran file yang dikirim dari

  node Desa.

  3 1 0,33

  2 1 0,33

  hanya terdapat satu jalur. Maka saat bundle tersebut dikirim, bundle akan di broadcast ke jalur node 2 saja. Dimana pada node1 saat melakukan pengiriman ke nodeKota mengalami putus koneksi. Dengan melakukan proses

  data tersebut berupa bundle, Bundle yang dikirim bukan hanya berupa bundle asli melainkan juga terdapat bundle lain dengan ukuran yang sama. Proses broadcast pada

  broadcast , bundle yang dikirim bukan hanya

  data asli melainkan ada bundle lain seperti halnya pada pengujian pada skenario pertama.

  Bundle memiliki ukuran yang sama dengan

  ukuran data asli. Sehingga, ketika terdapat node yang melakukan broadcast ke node lain ukuran dari bundle tersebut mempengaruhi bandwith yang terdapat pada jalur node. Dimana pada skenario kali ini hanya terdapat satu jalur penghubung menuju node tujuan.

  Pada pengujian dengan menggunakan skenario kedua ini terdapat nodeDesa sebagai

  node

  pengirim. Dimana saat melakukan pengiriman menuju nodeKota, hanya terdapat satu node bergerak yang bertugas sebagai penghubung antara penerima dan pengirim. Ketika nodeDesa melakukan pengiriman data menuju node Kota, node Desa melakukan

  broadcast data menuju node2. Proses broadcast

  algoritme flooding tidak dijalankan sekali, akan

  1 1 0,33 0,33

  tetapi proses ini berlangsung secara terus menerus hingga terdapat node yang dikenali sebagai node tujuan. Pada proses broadcast secara terus menerus tersebut, dapat menyebabkan jalur bandwith node penuh. Terlebih lagi bundle yang di broadcast memiliki ukuran asli dari data yang dikirimkan untuk node tujuan dan node penghubung antar pengirim dan penerima hanya terdapat satu node.

  Oleh karena itu berbeda dengan penelitian skenario pertama. Dapat dilihat dari hasil penelitian skenario kedua, dimana terdapat satu buah jalur penghubung anatar nodeDesa dengan

  node Kota. Pada penelitian kali ini data dengan

  ukuran 1 Mb memiliki delay yang lebih besar, dibandingkan dengan ukuran data yang lebih besar lainnya. Semakin kecil ukuran data yang di

  broadcast , maka jalur bandwith akan dipenuhi dengan broadcast bundle dengan sangat cepat.

  sehingga menyebabkan proses delay yang lebih panjang. Sedangkan dengan ukuran bundle yang lebih besar. Maka delay yang terjadi akan semakin kecil, dikarenakan jalur bandwith tidak dipenuhi broadcast data yg banyak.

  Tabel 5. Delivery Ratio Skenario Kedua Ukuran

  Data (Mb)

  Delivery Ratio Node2 Node1 NodeKota

  Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengiriman data dengan satu kali pengiriman data yang memiliki jumlah file 5 buah, dengan ukuran masing-masing file berbeda. Berikut hasil dari penelitan tersebut : Tabel 6. Hasil penelitian skenario ketiga

  Ukuran Data (Mb) Rata-rata Delay (s)

  yang digunakan sebagai nodeDesa, node2,

  15 Mb. Pada node2 delivery ratio bernilai 1 dari jumlah data 5 dengan ukuran 15 Mb. Kemudian, pada node1 delivery ratio juga bernilai 1 dari jumlah data 5 dengan ukuran yang sama 15 Mb. Sama halnya dengan node2 dan node1, nilai delivery ratio nodeKota bernilai 1 dari jumlah data 5 dengan ukuran 15 Mb.

  Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan pengujian skenario ketiga yaitu dengan menggunakan perantara dua node bergerak seperti pada skenario pertama. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah lebih dari satu (5 file, dengan ukuran bervareasi dari 1 Mb sampai 5 Mb) dengan dua node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar.

  5. Kesimpulan

  Dari hasil implementasi, pengujian dan analisis hasil pengujian yang telah dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa : 1.

  Untuk membangun Delay tolerant network dengan dua node tetap dan 2 node bergerak menggunakan algoritme routing flooding. Perangkat keras yang digunakan yaitu

  Raspberry pi. Terdapat 4 buah raspberry pi

  node1, dan nodeKota. Pada masing-masing raspberry pi dilakukan installasi perangkat

  1

  lunak OS raspbian, ibr-dtn dan untuk node bergerak yaitu node2 dan node1 dilakukan installasi Hostapd dan udhcpd untuk access

  point yang akan menghubungkan node- node agar dapat melakukan pengiriman

  data. Setelah melakukan installasi, maka dilakukan konfigurasi dengan cara mengedit file konfigurasi ibrdtn.conf yang berada di /etc/ibrdtn. Terdapat beberapa line yang harus diperhatikan saat melakukan konfigurasi salah satunya tipe

  algoritme routing. Pada penelitian ini tipe routing diubah menjadi flooding. Untuk

  konfigurasi ibr-dtn pada setiap node dapat dilihat pada bab 4 subab

  4.2.2 diimplementasi. Setelah itu dibangun sebuah topologi dan membuat simulasi skenario untuk melakukan pengujian pengiriman data yang dijelaskan pada bab 5.

  1 Dari tabel 7. dapat dilihat bahwa nilai delivery ratio dari node2, node1, dan nodeKota memiliki nilai yang sama. Pada pengujian memiliki jumlah data 5 dengan ukuran data dari

  1

  15 (dengan jumlah file 5 buah)

  Proses broadcast pada algoritme flooding tidak dijalankan sekali, akan tetapi proses ini berlangsung secara terus menerus hingga terdapat node yang dikenali sebagai node tujuan. Pada proses broadcast secara terus menerus tersebut, dapat menyebabkan jalur bandwith

  45953 Pada pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini memiliki kesamaan proses

  broadcast pada skenario pengujian pertama.

  Perbedaan pada pengujian kali ini terdapat pada jumlah data yang dikirim. Dimana pada percobaan pertama terdapat 1 file dengan ukuran yang berbeda-beda. Sedangkan, pada proses pengujian kali ini terdapat 5 file dengan ukuran berbeda-beda yang dikirim secara bersamaan dari nodeDesa menuju nodeKota. Proses

  broadcast data yang dilakukan juga sama

  dengan pengujian skenario pertama. Akan tetapi, pada skenario ketiga terdapat beberapa bundle

  Expired yang terdapat pada log node1.

  node penuh. Terlebih lagi bundle yang di broadcast

  15

  memiliki ukuran asli dari data yang dikirimkan untuk node tujuan. Sehingga menyebabkan delay yang besar pada skenario ketiga. Pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini dilakukan untuk mengetahui

  reliable jaringan DTN menggunakan algoritme flooding , dengan cara melakukan pengiriman

  data lebih dari dua file (multiple file). Dapat dilihat pada Gambar walaupun memiliki rata- rata delay yang cukup panjang, semua data yang dikirim oleh nodeDesa dapat diterima oleh

  node Kota.

  Tabel 7. Delivery Ratio Skenario Ketiga Ukuran

  Data (Mb)

  Delivery Ratio Node2 Node1 NodeKota

  2. Hasil analisis pengiriman data apabila koneksi putus ditengah pengiriman dibagi menjadi tiga skenario, sebagai berikut :  Pada skenario pertama, pengiriman data menggunakan dua node bergerak memiliki hasil nilai rata-rata delay dan nilai delivery ratio. Ketika melakukan pengiriman data dengan menggunakan dua node bergerak, semakin kecil ukuran data maka semakin kecil rata-

  Berbasis Delay tolerant network rata delay yang di dapat. Sedangkan (DTN). Universitas Brawijaya . Malang.

  nilai delivery ratio untuk data Magdalena. 2014. Analisis Penggunaan berjumlah sedikit (1 file, dengan Protokol Routing Prophet Pada IBR- ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan dua DTN untuk Sistem Berabagi Informasi node bergerak maka kemungkinan Digital di Daerah Pedalaman . data sampai ke tujuan lebih besar. Universitas Brawijaya. Malang.

  Hidayat, Abid. 2017. Analisis Kinerja Dan  Pada skenario kedua, pengiriman data

  Performansi Pengiriman File Hasil

  menggunakan dua node bergerak Tangkapan Kamera Dengan IBR-DTN . memiliki hasil nilai rata-rata delay dan Universitas Brawijaya. Malang. nilai delivery ratio. Ketika melakukan pengiriman data dengan menggunakan satu node bergerak, semakin kecil ukuran data maka akan semakin besar rata-rata delay yang didapat. Sedangkan nilai delivery ratio untuk data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan satu

  node perantara maka kemungkinan

  data sampai ke tujuan lebih kecil dibandingkan dengan dua node bergerak.

  3. Pada skenario ketiga, pengiriman data menggunakan dua node bergerak jumlah

  file 5 dengan masing-masing ukuran 1

  sampai 5 memiliki hasil nilai rata-rata delay dan nilai delivery ratio. Ketika melakukan pengiriman data dengan menggunakan dua node bergerak. Terdapat rata-rata delay yang besar saat melakukan pengiriman data dengan jumlah 5 dengan ukuran data 1 sampai 5 Mb. Sedangkan nilai delivery

  ratio , meskipun memiliki rata-rata delay

  lebih lama, jika data berjumlah lebih dari satu (5 file, dengan ukuran bervareasi dari 1 Mb sampai 5 Mb) dengan dua node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar.

6. Daftar Pustaka

  Rahmania, Lidya Amalia.2013. Penerapan

  Delay tolerant network (DTN) untuk Sistem Konsultasi Kesehatan Jarak Jauh Berbais Web. Universitas Brawijaya. Malang.

  Widhiarti, Yuniar Ratna.2013. Digital

  Repository Materi Pembelajaran Bagi Daerah Tertinggal Berbasis Delay tolerant network (DTN). Universitas Brawijaya. Malang.

  Pratama, Dimas Aji. 2015. Sinkronisasi