Jurnal Penelitian Program Pascasarjana

  PENGARUH PEMAKAIAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN MINAT MENULIS CERPEN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN:

  EKSPERIMEN KUASI PADA SISWA KELAS XII IIS SMA NEGERI 5 PARIAMAN 1 2 2 1 Nova Mustika , Yusrita Yanti , Hasnul Fikri Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, 2 Universitas Bung Hatta, Universitas Bung Hatta.

  Email: nova_mustika1188@yahoo.com

  

Abstract

In language learning, writing is one of the skills that must be mastered by the students. In

order to improve such skill, it is necessary to use learning media, such as the use of audio-

visual media. This paper reports an investigation of an effect on the use of audio-visual

media and students' interest towards the student's skills in writing short stories. The groups

of students studied were class XI majoring in the social sciences (IIS) at SMAN 5 Pariaman.

The method used was a quasy experiment with a 2 x 2 factorial design (Sudjana and Ibrahim,

2004). Several theories used were taken from Arsyad (2013), Safari (2003), Sumiyadi (2010)

and Nurgiantoro (2010). Of the five hypotheses, it was proved that students’ skills taught by

the use of audio-visual media have a significant improvement, for the groups of students who

have a high and a low interest in writing short stories, there was a better effect as well as

short story writing skills of students who are taught without the use of audio-visual media.

And, for a group of students who have a high interest and low influence can also be seen that

there was a significant interaction between the use of audio-visual media and the interest in

writing short stories. They were shown by Fh acquisition of 2,811> 0,047 ft at the level of α

= 0.05 with 3 df numerator and denominator dk 61. As conclusion, the use of audio-visual

media is very helpful and effective way to spark students’ interest in developing writing skills

and will bring a positive impact on learning Indonesian. Keywords: writing skills, short stories, audio-visual media, interest.

  Abstrak Dalam pembelajaran bahasa, menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Penelitian ini fokus pada peningkatan keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Penulisan sebuah cerpen bukanlah sekedar penyampaian cerita tapi juga menggambarkan sebuah pengalaman yang dibangun oleh unsur-unsur naratif (Sumardjo, 2007). Untuk mendukung keterampilan ini diperlukan media pembelajaran, misalnya pengunaan media audio-visual. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan membuktikan pengaruh penggunaan media audio-visual dan minat siswa terhadap keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Kelompok siswa yang diteliti adalah siswa kelas XI jurusan ilmu-ilmu sosial (IIS) di SMAN 5 Pariaman. Metode yg digunakan adalah eksperimen kuasi dengan design faktorial 2 x 2 (Sudjana dan Ibrahim, 2004). Beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Arsyad (2013), Safari (2003), Sumiyadi (2010), dan Nurgiantoro (2010). Dari hasil analisis data ditemukan bahwa penggunaan media audio-visual dan minat menulis cerpen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Dari lima hipotesis terbukti keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar dengan media- audio visual bagi kelompok siswa yang memiliki minat yang tinggi dan rendah dalam menulis cerpen terdapat pengaruh yang lebih baik, begitu juga keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar tanpa menggunakan media audio visual untuk kelompok siswa yang memiliki minat tinggi dan rendah juga terlihat pengaruh yang signifikan sehingga terdapat interaksi antara penggunaan media audio-visual dan minat menulis cerpen terhadap keterampilan menulis cerpen siswa. Hal ini terlihat pada perolehan hasil Fh sebesar 2.811 > Ft sebesar 0,047 pada taraf α = 0,05 dengan dk pembilang 3 dan dk penyebut 61. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio-visual sangat bermanfaat dan efektif untuk memicu minat siswa dalam melatih keterampilan menulis dan akan membawa dampak positif bagi pembelajaran bahasa Indonesia.

  Kata kunci: keterampilan menulis, cerpen, media audio-visual, minat.

1. PENDAHULUAN

  Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya mencakup pembelajaran bahasa tetapi juga sastra. Pembelajaran sastra bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam bersastra. Jadi, dengan adanya pembelajaran sastra, siswa dapat meningkatkan keterampilannya dalam menyampaikan sastra, hal ini menuntut para guru mampu untuk kreatif ketika mengajarkan sastra di sekolah.

  Sesuai dengan kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia, para guru dituntut kreatif menggunakan media pembelajaran dalam pelajaran sastra di sekolah, hal ini bertujuan untuk dapat mengaktifkan respon siswa terhadap karya sastra. Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan berbasis teks memiliki fungsi yang berbeda dari setiap jenis teks, baik genre sastra maupun non- sastra. Semua jenis teks tersebut diajarkan secara terpadu melalui empat keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

  Lebih lanjut, PP Nomor 19 tahun 2005

  pasal 21 ayat 2 menyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis”. Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan bahwa ada penekanan yang lebih khusus untuk keterampilan membaca dan menulis. Bagi pembelajaran sastra, menulis memiliki peranan yang sangat penting dan mendasar karena menulis merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari dalam memenuhi keperluan sehari-hari yang terkait dengan kegiatan tulis- menulis.

  Pembinaan untuk mengemukan ide- ide dan pengalaman seorang penulis bisa dimulai dari sekolah. Sesuai dengan kompetensi dasar 3.2 dan 4.2 Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia aspek teks cerpen SMA kelas XI semester ganjil menyebutkan peserta didik membandingkan teks cerita pendek, baik melalui lisan maupun tulisan dan kemudian memproduksi teks cerita pendek, yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Jadi, dalam pembelajaran menulis cerpen, peserta didik tidak hanya menerima teori tentang menulis cerpen, tetapi peserta didik juga dituntut untuk membandingankan teks cerpen dan mempraktikkan teori-teori yang telah diajarkan ke dalam sebuah tulisan berbetuk cerpen dengan struktur teks naratif. Dengan demikian, kompetensi dasar tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

  Oleh karena itu, peran guru yang mengajarkan sastra di sekolah sangat penting. Sebagai seorang fasilitator, guru harus mampu mengajarkan, mendorong, membimbing, dan memberi daya tarik kepada siswa ketika mengajarkan keterampilan menulis cerpen, karena tidak semua siswa yang mampu berimajinasi dan menuangkan ide-ide mereka dengan baik. Sesuai dengan kurikulum 2013, para guru dituntut memiliki kecakapan dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar dengan penguasaan materi, dan menyiapkan alat evaluasi dan media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran sastra, hal ini bertujuan untuk dapat mengaktifkan respon siswa terhadap karya sastra. Oleh sebab itu, Perlu diterapkan sebuah media pembelajaran dalam menulis teks narasi berupa cerpen yaitu diupayakan menggunakan media pembelajaran yakni media audio visual. Media audio visual dijadikan solusi dalam pembelajaran menulis teks narasi berupa cerpen karena dengan media audio visual inilah akan dapat membantu para guru untuk memberikan sebuah media pembelajaran yang akan dapat menarik bagi siswa karena, dengan media pembelajaran ini tidak hanya dapat dilihat tetapi juga dapat didengar secara langsung oleh siswa. Apa yang belum pernah terfikirkan oleh siswa dengan menggunakan media audio visual siswa akan mampu berimajinasi untuk menuangkan ide-ide mereka. Selain itu keterampilan menulis cerpen juga harus didukung oleh minat menulis cerpen yang tinggi, karena dengan minat yang tinggi akan mempengaruhi nilai dari keterampilan menulis cerpen.

  Berdasarkan kenyataan tersebut, hal inilah yang menyebabkan ketertarikan melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pemakaian Media Audio Visual dan Minat Menulis Cerpen terhadap Keterampilan Menulis Cerpen: Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XII IIS SMAN 5 Pariaman”.

  Penelitian ini bertujuan.

  1. Menjelaskan pengaruh pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat tinggi.

  2. Menjelaskan pengaruh pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat rendah.

  3. Menjelaskan pengaruh pembelajaran tanpa media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat tinggi.

  4. Menjelaskan pengaruh pembelajaran tanpa media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat rendah.

  5. Menjelaskan interaksi pengaruh antara pemakaian media audio visual dan minat menulis cerpen siswa terhadap keterampilan siswa dalam menulis cerpen.

  2. KAJIAN TEORETIS

  Dalam Kamus Besar Bahasa

  Indonesia (2008: 1098) menulis adalah (1)

  membuat huruf (angka, dan sebagainya); (2) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Sedangkan Sumardjo (2007: 75) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan. Banyak yang melakukan secara spontan, tetapi juga ada berkali-kali mengadakan koreksi dan penulisan kembali. Sumardjo (2007: 202) mengatakan bahwa cerpen adalah fiksi pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Cerita pendek hanya memiliki satu arti, satu krisis dan satu efek untuk pembaca. Sedangkan Nurgiantoro (2009: 10) mengatakan bahwa sesuai dengan namanya adalah cerita pendek. Akan tetapi, berapa ukuran panjang pendek itu memang tidak ada aturannya, tidak ada satu kesepakatan di antara para pengarang dan para ahli.

  Lebih lanjut Sumardjo (2007: 81) mengatakan bahwa menulis cerpen adalah menyampaikan sebuah pengalaman kepada pembacanya. Menulis cerpen bukan sekedar memberitahu sebuah cerita, tetapi juga menggambarkan sebuah pengalaman (berbentuk cerita).

  Sumardjo (2007: 62) menjelaskan bahwa sebuah cerpen dikatakan baik dan berhasil apabila semua struktur cerpen itu telah disajikan secara utuh. Struktur sebuah cerpen digambarkan menjadi tiga bagian seperti yang tergambar dibawah ini:

  Gambar 2.1

  Thahar (2008:124) mengemukakan beberapa langkah-langkah menulis cerpen untuk pemula. Sebuah cerpen dapat ditulis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

  Pertama , mengadakan observasi atau pengamatan , observasi dapat dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung.

  Selain itu, observasi dapat dilakukan dengan mengingat atau mendengarkan kejadian yang dilakukan oleh orang lain. Contohnya, seorang teman menceritakan peristiwa yang terjadi di pegunungan saat ia berlibur. Pegunungan itu dapat dijadikan latar tempat dalam cerpen yang akan ditulis oleh pemula. Kedua , menentukan tema . Tema cerpen sering disebut ide cerpen, tema dapat ditentukan oleh pemula dari hasil observasi yang telah dilakukan, misalnya kehidupan di pegunungan. Ketiga , menentukan latar , seluruh hasil observasi yang telah dilakukan oleh pemula dapat digunakan untuk menciptakan latar. Latar yang dibuat harus sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Seorang pemula juga harus ingat bahwa latar terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Contohnya, latar tempat: di pegunungan , latar waktu: senja hari , latar suasana: menyenangkan. Keempat , menciptakan tokoh, seorang pemula dapat menciptakan tokoh dari orang-orang yang diceritakan oleh teman atau orang-orang yang mengalami peristiwa yang telah dilihat. Pemula dapat mengganti nama tokohnya. Pemula harus menentukan tokoh utama dalam cerpen yang akan dibuat. Jangan lupa, watak dan bentuk fisik tokoh-tokoh yang diciptakan juga harus ditentukan. Contoh, tokoh utama: Dina. Dina merupakan seorang siswi SMA yang peduli dengan lingkungan. Ia seorang wanita yang berumur tujuh belas tahun yang memakai jilbab dan berbadan langsing. Kulitnya yang putih dan halus menambah kecantikannya. Kelima , menciptakan konflik . Konflik adalah pertentangan atau ketegangan dalam sebuah cerpen. Konflik dapat mengangkat masalah yang terjadi dalam peristiwa yang diceritakan teman atau masalah yang terjadi dalam peristiwa yang dilihat. Misalnya, melihat pertengkaran antarteman. Pemula dapat mengangkat penyebab pertengkaran itu menjadi sebuah konflik dalam cerpen. Keenam , menentukan sudut pandang . Sudut pandang yang akan digunakan harus sesuai dengan cara menceritakan tokoh utama.

  Seperti, sudut pandang persona ketiga ”ia”.

  Ketujuh , menentukan alur , untuk mempermudah menuliskan cerita ke dalam cerpen, seorang pemula harus menentukan alur. Pemula dapat menggunakan alur maju, alur mundur, ataukah alur campuran.

  Kedelapan , menulis cerpen , kembangkanlah tema yang telah ditentukan menjadi sebuah cerpen. Cerpen yang akan ditulis harus memuat latar, tokoh, konflik, sudut pandang, dan alur yang telah ditentukan. Gunakanlah kata-kata sederhana dan komunikatif. Perhatikan pula ejaan dan pilihan kata yang akan digunakan. Kesembilan , menentukan judul. Judul dapat ditentukan saat akan menulis atau sesudah menulis. Judul cerpen harus sesuai dengan tema dan peristiwa- peristiwa cerpen, seperti tema cerpen tentang kehidupan di pegunungan dan judul cerpen : Senja di Pegunungan.

  Riyanto (1982: 21) menyatakan bahwa media audio visual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalainnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar-mengajar. Sedangkan Arsyad (20011: 9) menyebutkan bahwa belajar dengan menggunakan indra ganda (audio visual), yaitu pendengaran dan penglihatan akan memberikan keuntungan bagi siswa karena siswa akan lebih banyak belajar daripada jika materi pelajaran disajikan dengan stimulus pandang saja atau dengar saja.

  Slameto (2003: 57) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

  Indikator minat ada empat, yaitu: (1) perasaan senang, (2) ketertarikan siswa, (3) perhatian siswa, dan (4) keterlibatan siswa (Safari, 2003:60). Masing-masing indikator tersebut sebagai berikut.

  Tanner dan Tanner (dalam Slameto 2003: 181) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membangkitkan minat pada diri siswa, ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang datang. minat menulis cerpen adalah gejala psikis yang menimbulkan rasa perhatian, senang, dan suka yang ada dalam diri seseorang untuk menyampaikan pengalamannya kepada pembaca yang berbentuk cerita.

  3. METODE PENELITIAN

  Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksperimen dengan menggunakan metode quasi experiment. Penelitian eksperimen mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain (Sudjana dan Ibrahim 2004: 19). Sedangkan Sugiyono (2009: 107) berpendapat penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat.

  Penelitian ini dimaksudkan dengan tujuan untuk mendapatkan data-data secara empirik mengenai hubungan antara

  X 1 (pemakaian media audio visual) dan X 2 (minat menulis cerpen) dengan Y (keterampilan menulis cerpen). Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah menjelaskan apakah ada pengaruh antar

  X 1 dengan Y pada siswa kelas XIIIS SMAN 5 Pariaman, menjelaskan apakah ada pengaruh antara X 2 dengan Y pada siswa kelas XI IIS SMAN 5 Pariaman, serta menjelaskan apakah ada interaksi antara X 1 dengan X 2 . Penelitian ini dilaksanakan di SMA

  Negeri 5 Negeri Pariaman, Jalan Kayu Gadang Desa Pakasai Kecamatan Pariaman Timur. Peneliti memilih tempat penelitian SMA Negeri 5 Pariaman karena di SMA ini tersedianya alat penunjang untuk penggunaan media audio visual.

  Data penelitian ini adalah kuesioner dan tes menulis cerpen. kuesioner minat menulis cerpen dengan berpedoman pada skala likert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban yaitu: SL (selalu), SR (sering), KD (kadang-kadang), JR (jarang), TP (tidak pernah) item positif diberi poin 5, 4, 3, 2, 1 dan item negatif diberi poin 1, 2, 3, 4, 5. Kemudian, hasil tes menulis cerpen siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media audio-visual. Tes keterampilan tersebut adalah postes keterampilan menulis cerpen dari kelompok eksperimen XII IIS 3 dengan 33 siswa dan kelompok kontrol XII IIS 2 dengan 32 siswa. postes keterampilan menulis cerpen dianalisis untuk mengetahui tingkat pengaruh pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen. Data hasil menulis cerpen yang telah didapat dari tiap kelas dibandingkan.

  Bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner minat menulis cerpen dan soal tes menulis cerpen. Aspek yang dinilai dalam kuesioner meliputi empat aspek, yaitu perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, dan keterlibatan siswa. Sedangkan soal menulis cerpen meliputi pembukaan yang menarik, kesesuaian cerita denga tema, kreatifitas dalam mengembangkan cerita, fakta cerita meliputi tokoh, alur, dan latar, sarana cerita meliputi sudut pandang dan penceritaan, penyajian konflik menengangkan, kepaduan struktur cerita, penyajian urutan secara logis, penggunaan bahasa sarana retorika, penggunaan pilihan kata, penulisan huruf, kata dan tanda baca, kepaduan antar paragraf, dan kerapian. Skor penilaian maksimal adalah 65. Selain ditetapkan skor penilaian tiap aspek, juga ditetapkan pembobotan untuk tiap aspek. Pembobotan penilaian yang digunakan adalah aspek 1 diberi bobot 1, aspek 2 diberi bobot 2 dan aspek 3 dan 4 diberi bobot 1.

  Uji coba instrumen penelitian ini adalah uji validitas internal. Validitas internal meliputi validitas isi dan validitas konstruksi. Validitas konstruk yang dilakukan dengan expert judment, yaitu meminta pendapat ahli sesuai yang dikemukakan oleh Sugiono (2009: 172). Validator dalam penelitian ini adalah Prof.

  Dr. Syahrul R, M.Pd dan Dr. Marsis, M.Pd. sedangkan untuk menentukan validitas instrumen digunakan rumus korelasi product

  moment. Hasil perhitungan r xy pada tabel

  kritis r product moment dengan signifikansi 5%. Jika r xy > r tabel maka aspek tersebut valid. Pengujian realibilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya sedangkan secara internal realibilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2009: 183). Reliabilitas instrumen penelitian ini dihitung dengan rumus alpha cronbach dikemukakan oleh Kasmadi dan Sunariah (2013: 70). Hasil perhitungan r pada tabel r hitung dengan signifikasi 5%. Kriteria reabilitas jika r hitung

  > r tabel maka aspek tersebut reliabel.

Tabel 3.1 Reliability Statistics

  Cronbach's Alpha N of Items

  .953

  20 Hasil pengujian yang terlihat pada

tabel 3.1 menunjukan bahwa nilai alpha

  cronbach sebesar 0.953. hal ini berarti

  kuesioner reliabel karena dalam penelitian memperoleh alpha>0.05 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes keterampilan menulis cerpen melalui tahap pra-eksperimen, eksperimen, tahap pascaekperimen, penganalisisan data, dan penyusunan hasil penelitian.

  Analisis data diawali dengan (1) perekapan skor rata-rata postes keterampilan menulis cerpen yang diperoleh siswa pada kedua kelas, (2) membandingkan skor postes keterampilan menulis cerpen akhir pada tiap kelas , (3) menguji perbedaan skor postes kelas yang diajarkan dengan media audio visual dan tanpa menggunakan media audio visual bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi dan rendah, sekaligus untuk menguji hipotesis, (4) menghitung interaksi penggunaan media audio visual dan minat menulis cerpen terhadap keterampilan menulis cerpen, sekaligus untuk menguji hipotesis.

  Sesuai dengan permasalah yang diteliti, pada bagian ini akan dikemukakan data yang diperoleh selama penelitian, yaitu: Pemberian postes keterampilan menulis cerpen kelompok kontrol dimaksudkan untuk melihat pencapaian peningkatan keterampilan menulis cerpen dengan pembelajaran menulis tanpa menggunakan media. Subjek pada postest kelompok kontrol sebanyak 32 siswa. Dari hasil postes menulis cerpen, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 50 dan skor terendah adalah 30.

  Pemberian postes keterampilan menulis cerpen kelompok eksperimen dilakukan untuk melihat pencapaian peningkatan keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan media audio visual. Subjek pada postes kelompok eksperimen sebanyak 33 siswa. Dari hasil postes menulis cerpen, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 58 dan skor terendah adalah 30. Kegiatan postest kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut.

  Keterampilan menulis cerpen siswa yang diajarkan dengan menggunakan media audio visual bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi, secara keseluruhan memiliki rentang skor 47-58 dengan skor terendah 47 dan skor tertinggi 58. Keterampilan menulis cerpen siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

  50,48, skor modus 49, skor median sebesar 50, varians sebesar 6.96 dan simpangan baku (standar Deviasi) 2.634. jumlah kelas interval k = 1 + 3,3 log 13 = 4,67 dibulatkan menjadi 5. Perhitungannya dihitung menggunakan program spss versi 17.00.

  Keterampilan menulis cerpen siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media audio visual bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi, secara keseluruhan memiliki rentang skor 36-50 dengan skor terendah 36 dan skor tertinggi 50. Keterampilan menulis cerpen siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 41,43, skor modus 40, skor median sebesar 42,00,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

  varians sebesar 13,166 dan simpangan

  baku (standar deviasi) 3.628. kelas interval k = 1 + 3,3 log 23 = 5.49 dibulatkan menjadi 5. Perhitungannya dihitung menggunakan program spss versi 17.00. distribusi frekuensi skor keterampilan menulis pada kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut:

  Keterampilan menulis cerpen siswa yang diajarkan dengan menggunakan media audio visual bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen rendah, secara keseluruhan memiliki rentang skor 30-35 dengan skor terendah 30 dan skor tertinggi 35. Keterampilan menulis cerpen siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 33,78, skor modus 35, skor median sebesar 34,00, varians sebesar 29.444 dan simpangan baku (standar Deviasi) 1.716. kelas interval digunakan rumus k = 1 + 3,3 log 4 = 4,14 dibulatkan menjadi 4. Perhitungannya dihitung menggunakan program spss versi 17.00. distribusi frekuensi skor keterampilan menulis pada kelompok ini hanya 4 orang. Dengan komputer program SPSS versi 17.0 diketahui bahwa skor rerata (mean) yang dicapai siswa kelompok kontrol pada saat

  pretest sebesar 44,09; dan median sebesar 45,00.

  Kelompok eksperimen merupakan kelas yang diajar dengan menggunakan media audio visual. Sebelum kelompok eksperimen diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan pretest keterampilan menulis cerpen. Subjek pada pretest kelompok eksperimen sebanyak 33 siswa. Hasil tes menulis cerpen awal, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 37 dan skor terendah sebesar 25.

  Hasil pengujian hipotesis skor rata-rata keterampilan menulis cerpen yang dihasilkan oleh siswa yang memiliki minat belajar menulis cerpen, apabila diajar dengan media audio visual hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat menulis cerpen rendah yaitu mempunyai nilai signifikan lebih rendah dari taraf nyata 0,000. Sedangkan signifikan taraf nyata yaitu (α=0,005). Dengan begitu media audio visual lebih sesuai diterapkan pada mereka yang memiliki minat menulis cerpen tinggi daripada yang rendah minat menulis cerpennya.

  Perbedaan skor menulis cerpen siswa yang diajarkan dengan media audio visual dan siswa yang diajar tanpa menggunakan media audio visual yang memiliki minat menulis cerpen tinggi perbedaan yang sangat signifikan yaitu dari skor menulis cerpen siswa yang diajar dengan menggunakan media audio visual berada pada interval 47-58 sedangkan tanpa media audio visual berada pada interval 36-50. Dinyatakan terdapat perbedaan signifikan antara keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar dengan media audio visual bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi dan siswa yang diajar tanpa menggunakan media audio visual bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi. Artinya, media audio visual digunakan pada siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi, dan tanpa menggunakan media audio visual cocok digunakan pada siswa yang memiliki minat menulis tinggi.

  Nilai skor siswa yang diajarkan dengan menggunakan media audio visual yeng memiliki minat menulis rendah skor maksimum 35 dan skor minimun 34 sedangkan nilai kelas yang diajarkan tanpa menggunakan media audio visual yang memiliki minat menulis cerpen tinggi skor maksimum 50 dan skor minimum 36, Dengan demikian dapat dinyatakan terdapat pengaruh signifikan antara keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar dengan media audio visual bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen rendah dengan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi. Dengan begitu, media audio visual maupun tanpa menggunakan media sama sekali tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap keterampilan menulis cerpen pada siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi.

  Keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar tanpa menggunakan media audio visual bagi siswa yang memilik minat tinggi memperoleh skor skor 34 sedangkan bagi siswa yang memiliki minat rendah memperoleh skor 33. Dengan demikian dapat dinyatakan tidak terdapat pengaruh signifikan antara keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media, baik bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi maupun rendah. Artinya, bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi maupun rendah, penggunaan maupun tanpa menggunakan media audio visual tidak mempengaruhi keterampilan menulis cerpen mereka.

  Untuk menentukan tingkat keberartian sebuah variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji t, hipotesis dapat diterima jika t hitung >t tabel . Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS berdasarkan anava dua jalan diperoleh t hitung 1.825 > t tabel 1.697. dengan mean 50,46 berhasil didapat oleh siswa yang diajarken dengan media audio visual bagi kelompok siswa yang memiliki minat tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa media audio visual lebih efektif digunakan bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama, H 1 yaitu ada pengaruh yang signifikan pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi.

  Dari uji analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan program SPSS 17.00 diperolah nilai t hitung >t tabel yaitu 1.821 pada level sig atau p< dari 0,05 yaitu 0.47 berdasarkan uji annava dua arah ,F-hitung sebesar 2.811 sementara itu F-tabel dengan db pembilang 3 dan db penyebut 61 pada taraf α=0,05 diketahui sebesar p 0,047, dengan mean 34,67. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis kedua yang diajukan (H ) ditolak dan hipotesis alternatif (H 1 ) diterima yaitu ada pengaruh yang signifikan pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen rendah.

  Selanjutnya hipotesis ketiga, berdasarkan uji analisis yang dilakukan dengan program SPSS yaitu menggunakan anava dua jalan diperoleh F-hitung sebesar 2.811 sementara itu F-tabel dengan db pembilang 3 dan db penyebut 61 pada taraf α=0,05 diketahui sebesar p 0,047 dengan mean 41,43. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, H ditolak, karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 jika dan > Ft pada taraf nyata 0,05 dengan dk pembilang 3 dan penyebut 76. Sedangkan H 1 diterima yaitu ada pengaruh signifikan pembelajaran tanpa media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi.

  Berdasarkan uji anlisis dengan menggunakan program SPSS dengan anava dua jalan diperoleh t hitung > t tabel yaitu 4.439 dan F- hitung sebesar 2.811 sementara itu F-tabel dengan db pembilang 3 dan db penyebut 61 pada taraf α=0,05 diketahui sebesar p 0,047 denga mean 33,78. Jadi, berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, hipotesis keempat yang diajukan bahwa H ditolak, jika Fh > Ft pada taraf nyata 0,05 dengan dk pembilang 3 dan penyebut 76. Dengan melihat hasil dari pengolahan data tersebut nilai probabilytassnya lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis yang diajukan ditolak dan H 1 diterima, itu berarti ada pengaruh yang signifikan pembelajaran tanpa media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiki minat menulis rendah.

  Dalam penelitian ini juga ditemukan ada interaksi pengaruh pemakaian media audio visual dan minat menulis cerpen dalam mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Ditemukan t hitung >t tabel yaitu t hitung = 3.775 dengan t hitung 1.697 pada taraf sig 0,05 dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat diterima bahwasanya H ditolak dan H 1 diterima. Berarti secara statistik ada interaksi pengaruh pemakaian media audio visual dan minat menulis cerpen dalam mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis cerpen.

  Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dapat diindikasikan bahwa pengelompokkan siswa berdasarkan minat menulis cerpen tinggi dan minat menulis cerpen rendah memberikan efek ataupun pengaruh yang berarti terhadap mempengaruhi keterampilan menulis cerpen siswa dalam penelitian ini.

  Dari seluruh hasil analisis yang telah diuraikan baik dengan analisis deskriptif maupun dengan analisis inferensial, sangat beralasan untuk mengatakan bahwa penggunaan media audio visual sangat berpengaruh signifikan terhadap keterampilan menulis cerpen siswa dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media audio visual. Dalam penerapan media audio visual juga harus memperhatikann karakteristik siswa berdasarkan minat menulis cerpen mereka, karena dengan penggunaan media media audio visual ini memberikan hasil yang lebih baik pada kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi. Hal rendah. (3) terdapat pengaruh ini terbukti dengan adanya perbedaan pembelajaran tanpa pemakaian media yang sangat signifikan antara audio visual terhadap keterampilan keterampilan menulis cerpen yang menulis cerpen bagi kelompok siswa yang dihasilkan oleh kelompok siswa yang memiliki minat tinggi. (4) terdapat memiliki minat menulis cerpen tinggi pengaruh pembelajaran tanpa pemakaian dengan yang memiliki minat menulis media audio visual terhadap keterampilan cerpen rendah. menulis cerpen bagi kelompok siswa yang

  Keterampilan menulis cerpen berarti memiliki minat rendah. (5) terdapat kesanggupan siswa dalam interaksi pengaruh antara pemakaian mengungkapkan ide, gagasan, perasaan, media audio visual dan minat menulis dan pengalamannya kepada orang lain cerpen siswa terhadap keterampilan siswa secara tertulis dengan bahasa yang baik dalam menulis cerpen. dan benar. Dalam kaitannya dengan

  6. DAFTAR PUSTAKA

  pembelajaran menulis cerpen diperlukan Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. suatu bentuk media pembelajaran yang Jakarta: Raja Grafindo Persada. lebih menekankan pada aspek penguasaan unsur kebahasaan dan unsur diluar kebahasaan untuk mengemukakan ide-ide, pengalaman, secara logis dalam bentuk

  Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2013.

  sebuah teks cerpen. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

  Media pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan itu adalah Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa dengan menggunakan media audio visual.

  Indonesia. Gramedia Pustakan

  Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, Utama. menunjukkan bahwa temuan dalam penelitian ini memperkuat teori yang telah

  Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 diteliti oleh Sinaga (Tesis: 2011) tentang Standar Nasional mengatakan bahwa pembelajaran menulis

  Pendidikan.

  cerpen dengan media pembelajaran Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori dengan menggunakan media gambar lebih

  Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:

  efektif dalam mempengaruhi keterampilan Gadjah Mada University Press menulis cerpen siswa dibandingkan tanpa menggunakan media pembelajaran.

  Riyanto, Andre. 1982. Peranan Media Audio Visual dalam Pendidikan.

5. SIMPULAN Jakarta: Kansisus.

  Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada

  Safari. 2003. Evaluasi Pembelajaran.

  siswa kelas XII IIS SMAN 5 Pariaman:

  Depertamen Pendidikan Nasional

  (1) terdapat pengaruh pemakaian media

  Direktorat Jendral Pendidikan Dasar

  audio visual terhadap keterampilan

  dan Menengah Direktorat Tenaga

  menulis cerpen bagi kelompok siswa yang Kependidikan 2003. memiliki minat tinggi. (2) terdapat pengaruh pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat

  Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta: Rineka Cipta.

  Sumardjo, Jacob. 2007. Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta.

  Pustaka Pelajar.

  Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004.

  Penelitian dan Penilaian Pendidikan . Bandung: Sinar

  Baru Algensindo. Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

  Thahar, Harris Effendi. 2008. Menulis Kreatif Panduan bagi Pemula.

  Padang. Universitas Negeri Padang Press.