Jurnal Evaluasi Pendidikan e-ISSN: 2443-1958 ANALISIS INSTRUMEN UJIAN FORMATIF MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TINGKAT SMP
Jurnal Evaluasi Pendidikan
Volume 4, No 1, Maret 2016 (45-57) Online: http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/jep ANALISIS INSTRUMEN UJIAN FORMATIF MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TINGKAT SMP
Iswanto, Badrun Kartowagiran
Program Studi (S-2) Penelitian dan Evaluasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Yogyakarta
2) Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
iswantois.99@gmail.com, 2) badrunkw@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cakupan dan kualitas instrumen ujian formatif mata pelajaran Penjasorkes dilihat dari aspek kognitif dan psikomotor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Ada 2 jenis instrumen digunakan, yakni soal essay dan soal ujian praktik. Kualitas soal essay dan soal unjuk kerja dilihat dari validitas isi dengan menggunakan formula Aiken, hasil estimasi reliabilitasnya menggunakan koefesien Alpha dan Cronbach ICC. Hasil penelitian menunjukkan dari 12 sekolah, 9 sekolah memiliki instrumen lengkap, yakni kompetensi kognitif dan psikomotor. Selanjutnya, dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) ada 2 sekolah tidak memiliki soal essay, karena mengutamakan praktik. (2) ada 1 sekolah tidak memiliki soal praktik, karena tidak memiliki lapangan. Karakteristik soal ujian formatif mata pelajaran Penjasorkes, yaitu: (1) soal essay 9 sekolah memiliki indeks Aiken tergolong baik, dan soal 1 sekolah memiliki indeks Aiken tidak baik; (2) soal essay memiliki tingkat kesukaran sedang dengan reliabilitas tidak memenuhi syarat; (3) soal praktik 11 sekolah memiliki indeks Aiken tergolong baik dengan reliabilitas 9 sekolah tidak memenuhi syarat, dan reliabilitas 2 sekolah memenuhi syarat.
Kata kunci: instrumen, ujian formatif, deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
ANANALYSIS OF FORMATIVE TEST INSTRUMENTS FOR SUBJECTS OF PHYSICAL EDUCATION AND HEALTH AMONG JUNIOR HIGH SCHOOL
Iswanto, Badrun Kartowagiran
Program Studi (S-2) Penelitian dan Evaluasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Yogyakarta
2) Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
iswantois.99@gmail.com, 2) badrunkw@yahoo.com
Abstract
This study aims to determine the scope and quality test instruments for Subjects of Physical Education and Health seen formative subjects of cognitive and psychomotor aspects. This research is descriptive. There are 2 types of instruments are used, the essay and exam practice. Quality of essay questions and problems of performance seen from the content validity by the formula Aiken, reliability estimation results of coefficient Alpha and ICC. The result showed from 12 schools, 9 school has a complete instrument, namely the cognitive and psychomotor competency. Furthermore, it can be described as follows: (1) there are two schools which do not have the essay, because the two schools prioritize learning practice. (2) there is one school which has no practical matter, because the school does not have a field facility, because it does not have a field. Characteristics exam for Subjects of Physical Education and Health formative subjects, namely: (1) essay 9 school has an index of Aiken classified is good, and about 1 school has an index of Aiken is not good; (2) The essay has a moderate level of difficulty with reliability ineligible; (3) about the practices of 11 schools have relatively good index of Aiken with reliability 9 schools were not eligible, and the reliability of two schools qualify.
Keywords: instrument, formative test, descriptive qualitative and quantitative
Jurnal Evaluasi Pendidikan e-ISSN: 2443-1958
46 Jurnal Evaluasi Pendidikan
Pendahuluan
ukuran. Hasil pengukuran yang kurang cermat, Kualitas pembelajaran (instructional
akan memberikan hasil evaluasi yang kurang quality) merupakan salah satu faktor yang
cermat. Sebaliknya, jika teknik-teknik peng- sangat berperan dalam meningkatkan kualitas
ukurannya tepat, maka diharapkan dapat mem- pendidikan karena arah dari program pendidik-
berikan landasan yang kokoh untuk meng- an adalah pada terlaksanaanya program pem-
adakan evaluasi yang tepat pula. Agar hasil belajaran yang baik. Oleh karena itu, usaha
pengukuran dapat menggambarkan hasil peng- meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan
ukuran yang sebenarnya, maka alat ukur seperti tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas
perangkat soal yang digunakan harus memenuhi pembelajaran.
semua persyaratan sebuah alat ukur yang baik Salah satu faktor penting untuk efek-
dan teruji dalam berbagai aspek. tivitas pembelajaran di nilai dari faktor evalu-
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani asi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil
Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu pembelajaran, sehingga dapat diketahui hasil
pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pada ting- pembelajaran. Evaluasi tidak hanya bertumpu
kat SD, SMP, dan SMA/sederajat. Mata pel- pada penilaian hasil belajar, tetapi juga perlu
ajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Ke- penilaian terhadap proses pembelajaran itu
sehatan pada dasarnya merupakan bagian inte- sendiri sehingga dapat diketahui kualitas proses
gral dari sistem pendidikan secara keseluruhan pembelajaran. Sejauh ini evaluasi banyak dila-
yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kukan pada penilaian hasil belajar untuk
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan mengetahui berhasil tidaknya suatu program
berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampil- pembelajaran. Oleh karenanya, tidak dapat di-
an sosial, penalaran dan tindakan moral melalui lihat pengaruh proses pembelajaran terhadap
aktivitas jasmani dan olahraga. Pelajaran Pen- hasil pembelajaran secara signifikan. Dengan
didikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan khu- demikian, kegiatan evaluasi sebagai bagian dari
susnya di tingkat SMP, diharapkan mampu proses pembelajaran perlu lebih dioptimalkan.
mengenalkan siswa dengan konsep-konsep pen- Hal ini perlu mendapat perhatian dika-
jas yang mengarahkan siswa agar memahami renakan evaluasi pembelajaran dapat mendo-
konsep tentang olahraga, kesehatan, dan pres- rong guru untuk lebih meningkatkan kualitas
tasinya.
pembelajaran dan siswa agar lebih giat belajar Pada mata pelajaran Pendidikan Jas- secara terus menerus dan bahkan dapat men-
mani Olahraga dan Kesehatan dalam evaluasi dorong sekolah untuk lebih meningkatkan
pembelajarannya dilakukan proses penilaian fasilitas dan kualitas manajemen sekolah.
kognitif, penilaian afektif, dan penilaian psiko- Selanjutnya, untuk lebih mengopti-
motor yang dikenal dengan nama metode pem- malkan hasil evaluasi program pembelajaran
belajaran langsung. Penilaian ini dimaksudkan maka peran guru perlu ditingkatkan kom-
untuk melihat seberapa jauh penguasaan materi petensinya. Guru merupakan salah satu kom-
secara keilmuan siswa tentang materi-materi ponen dalam program pembelajaran yang dapat
yang telah diajarkan baik dari segi teori maupun menentukan baik tidaknya output pendidikan.
praktik. Untuk itu diperlukan sebuah instrumen Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan, peran
penilaian yang baik untuk melakukan peng- dan fungsi guru merupakan salah satu faktor
ukuran alat yang digunakan harus memenuhi yang sangat signifikan. Demikian halnya,
syarat, bahwa instrumen tersebut harus valid, kompetensi guru dalam menjalankan tugasnya
reliabel, relevan, efisien, dan ekonomis. dituntut secara profesional. Oleh sebab itu,
Sedangkan pengevaluasian dari data dalam setiap upaya peningkatan kualitas
pengukuran bisa menggunakan standar norma pendidikan, tidak dapat terlepas dari berbagai
atau standar kriteria. Evaluasi bisa dilakukan hal yang berkaitan dengan eksistensi guru itu
untuk evaluasi formatif atau sumatif sesuai sendiri.
dengan tujuannya. Permasalahan utama yang Sehubungan dengan hal tersebut, maka
dialami guru mata pelajaran Pendidikan Jasma- alat untuk mengukur evaluasi pembelajaran
ni Olahraga dan Kesehatan tingkat SMP dalam yang dilakukan oleh guru mata pelajaran adalah
penyusunan instrumen alat ukur dalam domain dengan cara mengukur kompetensi siswa. Peng-
psikomotor dan kognitif adalah kurangnya ukuran mempunyai kedudukan yang sangat
pengetahuan mengenai penyusunan tes formatif penting dalam proses evaluasi. Baik buruk-nya
yang memenuhi standar validitas dan relia- hasil evaluasi tergantung pada hasil peng-
bilitas, instrumen yang baik terdapat miskon-
Volume 4, No 1, Maret 2016
Analisis Instrumen Ujian Formatif Mata Pelajaran ... 47 Iswanto, Badrun Kartowagiran
sepsi terhadap analisis teknik-teknik atau psiko- inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, motor dan kognitif akan diukur dalam satu
kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengeta- cabang olahraga tertentu. Selain itu, masalah
huan serta pemahaman terhadap gerak manusia. yang lain adalah kurang terdistribusinya secara
Dalam proses pembelajaran pendidikan merata guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani
jasmani guru diharapkan mengajarkan bebagai Olahraga dan Kesehatan di seluruh sekolah
keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi SMP yang berstatus pegawai negeri sipil se-
permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai hingga memanfaatkan tenaga honorer yang
(sportivitas, jujur, kerjasama dan lain-lain) serta kurang memiliki pengalaman dan pengetahuan
pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya mengajar, serta ketercapaian untuk menyusun
bukan melalui pembelajaran konvensional di instrumen alat ukur hasil belajar sangat rendah.
dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun Masalah selanjutnya selama ini belum ada guru
melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, yang melakukan analisis instrumen ujian
emosi dan sosial.
formatif mata pelajaran Pendidikan Jasmani Istilah pendidikan jasmani berawal dari Olahraga dan Kesehatan, serta belum ada yang
Amerika Serikat berawal dari istilah gymnas- melakukan penelitian terhadap penyusunan ins-
tics, hygiene, dan physical culture Siedentop trumen alat ukur hasil belajar siswa utamanya
(1972). Pengertian pendidikan jasmani menurut pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olah-
Rahayu (2013, p.5), menyebut kan bahwa “tu- raga dan Kesehatan. Sehingga dengan peneliti-
buh adalah tempat bersemayamnya pikiran.” an ini dapat membantu guru dalam menyusun
Ada unsur kesatuan pemahaman antara tubuh dan menganalisis instrumen ujian formatif mata
dengan pikiran. Kesatuan unsur tubuh dan pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
pikiran salah satu masalah besar, untuk selama Kesehatan dengan baik.
bertahun-tahun lamanya seolah tidak akan Sesuai dengan permasalahan yang ada,
pernah tuntas, adalah perdebatan antara inte- peneliti mengharapkan bahwa dengan menge-
lektual dan jasmani. Kepercayaan banyak orang tahui permasalahan mengenai kompetensi guru
adalah bahwa tubuh terpisah dari pikiran, yang mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
kemudian memunculkan pemahaman “dualis- dan Kesehatan tingkat SMP diharapkan pene-
me” dan cenderung mengarah pada pikiran itian ini dapat membantu sebagai alternatif
adalah sesuatu yang diutamakan, sementara solusi kompetensi guru. Oleh karena itu, pe-
tubuh adalah sesuatu yang inferior. neliti tertarik untuk melakukan analisis instru-
Keyakinan ini dapat dengan mudah men ujian formatif mata pelajaran Pendidikan
dikenali, seperti yang sering didengar sebuah Jasmani Olahraga dan Kesehatan tingkat SMP.
semboyan Orandum est ute sit men sana in Tujuan penelitian ini adalah (1) men-
corpora sano atau seperti; a sound mind in a deskripsikan cakupan kelengkapan instrumen
sound body (Krecthmar, 2005, p.51). Moto se- ujian formatif mata pelajaran Pendidikan
perti ini, sering dijadikan rujukan dalam setiap Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP.
pelaksanaan pendidikan jasmani. Pendidikan (2) mendeskripsikan karakteristik instrumen
jasmani memanfaatkan aktivitas jasmani untuk soal ujian formatif praktik siswa SMP pada
mengembangkan aspek tubuh dan pikiran, dan mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
bahkan aspek spiritual. Hal ini pun menjadi dan Kesehatan berdasarkan pada kedua ranah
fokus orientasi utama dalam pengembangan penilaian, yaitu: ranah kognitif dan psikomotor.
aktivitas jasmani sebagai upaya pengembangan Pendidikan jasmani pada dasarnya me-
utuh-manusia. Pada kenyataannya di masyara- rupakan bagian integral dari sistem pendidikan
kat sering ditemukan keyakinan bahwa tubuh secara keseluruhan, bertujuan untuk mengem-
dan pikiran berada pada sifat dualism. Sesung- bangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,
guhnya, pendidikan jasmani mencoba membuk- keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosio-
tikan dan meyakinkan setiap orang bahwa tu- nal, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan
buh dan pikiran berpadu menjadi satu kesatuan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
dalam konsep holism, meskipun pikiran berada diatas kedudukan tubuh.
Pengertian Pendidikan Jasmani Konsep penjas merupakan bagian Dengan pendidikan jasmani siswa akan
penting dari proses pendidikan. Artinya, Penjas memperoleh berbagai ungkapan yang erat kait-
bukan hanya dekorasi atau ornamen yang di- annya dengan kesan pribadi yang menyenang-
tempel pada program sekolah sebagai alat untuk kan serta berbagai ungkapan yang kreatif,
membuat anak sibuk. Menurut Husdarta (2011,
Jurnal Evaluasi Pendidikan – Volume 4, No 1, Maret 2016
48 Jurnal Evaluasi Pendidikan
p.17), bahwa “pendidikan jasmani adalah bagi- Hoy & Miskel (2001, p.10), “system is the an penting dari pendidikan. Melalui penjas yang
extent to which a set of actions is organized and diarahkan dengan baik, anak-anak akan me-
implemented to achieve predetermined goals ngembangkan keterampilan yang berguna bagi
with maximum efficiency”. Sistem merupakan pengisian waktu senggang, terlibat dalam akti-
serangkaian kegiatan yang terorganisasi dan vitas yang kondusif untuk mengembangkan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah hidup sehat, berkembang secara sosial, dan me-
ditentukan secara efisien. Menurut Hartati nyumbang pada kesehatan fisik dan mental-
Sukirman, dkk (1998, p.6), sistem adalah unsur- nya.” Meskipun penjas menawarkan kepada
unsur yang secara fungsional saling berkaitan anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Se- mengatakan penjas diselenggarakan semata-
lain itu, Luxenburg & Ornstein (1998, p.16), mata agar anak-anak bergembira dan berse-
“System are inputs, transformation process, nang-senang.
outputs…” Sistem terdiri dari input, proses, Penjas merupakan wahana pendidikan,
dan output.
yang memberikan kesempatan bagi anak untuk Kegiatan untuk mengetahui keberhasil- mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena
an belajar peserta didik dilakukan pengujian itu, pelajaran penjas tidak kalah penting diban-
dan dilanjutkan penilaian. Data hasil pengukur- dingkan dengan pelajaran lain, seperti: Mate-
an dan informasi hasil penilaian digunakan matika, Bahasa, IPS, dan IPA, dan lain- lain.
dalam melakukan judgement terhadap evaluasi Dengan demikian tidak semua guru penjas
program.
menyadari hal tersebut, sehingga banyak ang- Measurement, assessment and evaluation gapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara
are hierarchical. The comparison of an serampangan. Hal ini tercermin dari berbagai
observation with he criteria is a mea- gambaran negatif tentang pembelajaran penjas,
surement, the interpretation and descrip- mulai dari kelemahan proses yang menetap.
tion of the evidence is an assessment and Misalnya membiarkan anak bermain sendiri
the judgement of the value or implica- hingga rendahnya mutu hasil pembelajaran, se-
tions of the behavior is an evaluation perti kebugaran jasmani yang rendah. Di ka-
(Griffin & Nix, 1991, p.3). langan guru penjas sering ada anggapan bahwa pelajaran penjas dapat dilaksanakan seadanya,
Pengukuran, penilaian dan evaluasi sehingga pelaksanaannya cukup dengan cara
merupakan kegiatan yang saling menunjang menyuruh anak pergi ke lapangan, menyedia-
dimana ketiganya merupakan hirarki. Peng- kan bola sepak untuk laki-laki dan bola voli
ukuran membandingkan hasil pengamatan de- untuk perempuan. Guru tinggal mengawasi di
ngan kriteria, penilaian menjelaskan dan menaf- pinggir lapangan. Menurut Husdarta (2011,
sirkan hasil pengukuran, dan evaluasi adalah p.18), bahwa “kelemahan ini berpangkal pada
penetapan nilai dan implikasi perilaku. ketidakpahaman guru tentang arti dan tujuan
Pengukuran menurut Allen & Yen penjas di sekolah, disamping guru mungkin
(1979, p.2 ), “measurement is the assigning of kurang mencintai tugas itu dengan sepenuh
numbers to individuals in a systematic way as a hati.”
means of representing properties of the indivi- Berdasarkan pada definisi tersebut di
duals”. Pengukuran adalah penetapan angka de- atas, maka secara umum penjas dapat didefi-
ngan cara yang sistematik untuk menyatakan nisikan penjas adalah proses pendidikan melalui
keadaan individu. Menurut Griffin & Nix aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang
(1991, p.3), “the process of measurement as terpilih untuk tujuan pendidikan.
assigning numbers to, or quantiying, things according to a set of rules”. Pengukuran adalah
Pengertian Sistem dan Penilaian proses penetapan angka terhadap suatu gejala Sistem penilaian merupakan gabungan
menurut aturan tertentu.
dari dua kata, yaitu sistem dan penilaian. Istilah Berdasarkan pendapat-pendapat terse- sistem menunjukkan pada serangkaian sub-
but, dapat disimpulkan pengukuran merupakan sistem-subsistem yang saling berinteraksi, ber-
suatu proses yang sistematik untuk mendapat- kolerasi, berintelerasi, dan saling berhubungan
kan informasi dalam bentuk angka-angka dari membentuk satu kesatuan yang utuh dan dina-
karakteristik individu dengan menggunakan alat mis (Usman, 2008, pp.39-40). Hal yang senada
tertentu berdasarkan prosedur dan aturan yang disampaikan oleh Scott (1992) dalam bukunya
jelas.
Volume 4, No 1, Maret 2016
Analisis Instrumen Ujian Formatif Mata Pelajaran ... 49 Iswanto, Badrun Kartowagiran
Sudjana (2014, p.3), menyatakan peni- tujuan pengajaran (penilaian formatif), untuk laian sebagai proses memberikan atau menen-
mempengaruhi tindakan lebih lanjut dalam tukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan
konteks belajar-mengajar dan untuk kurikulum suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai
dan evaluasi pengajaran.
tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi Penjelasan-penjelasan tersebut di atas, yang diakhiri dengan judgement. Interpretasi
menunjukkan luasnya makna penilaian, maka dan judgement merupakan tema penilaian yang
penilaian dapat disimpulkan sebagai proses pe- mengimplikasikan adanya suatu perbandingan
ngumpulan informasi untuk mengetahui penca- antara kriteria dan kenyataan dalam konteks
paian hasil belajar peserta didik yang dilakukan situasi tertentu. Pendapat yang senada menurut
secara teratur dan berkesinambungan. Penilaian Griffin & Nix (1991, p.4):
dalam penelitian ini difokuskan pada penilaian An assessment is a statement based on a
hasil belajar.
series of facts to describe some charac- Menurut Kaufman & Thomas (1980, teristic of somebody or something. This
p.4), “evaluation is a process used to assess the definition of „assessment‟ can relate to
quality of what going on. Evaluation may deter- any part of the education process, it
mine what is working, what is not working, allows anything related to the teaching
what to change, and what to keep”. Evaluasi and learning process. It is not limited to
merupakan proses yang digunakan untuk student characteristic, as are some defi-
menilai kualitas dari apa yang terjadi. Evaluasi nitions. Characteristics of teaching me-
dapat menentukan apa yang dikerjakan, apa thods, curricula, facilities, and adminis-
yang tidak dikerjakan, apa yang harus dirubah, trations.
dan apa yang harus dipertahankan. Hal yang senada disampaikan oleh Tyler (Fernandes,
Penilaian merupakan suatu pernyataan 1984, p.1), menyatakan “evaluation as the berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan
process of determining to what extent the ed- karakteristik seseorang atau sesuatu. Definisi
ucational objectives are being realized”. Evalu- penilaian berhubungan dengan setiap bagian
asi adalah suatu proses menentukan sejauh dari proses pendidikan, mencakup semua proses
mana tujuan pendidikan telah tercapai. Hal ter- belajar mengajar. Kegiatan penilaian tidak ter-
sebut senada dengan pendapat Guskey (1999), batas pada karakteristik peserta didik saja, te-
bahwa “evaluation is a judgement regarding tapi juga mencakup karakteristik metode meng-
the quality, value or worth a response, product, ajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi.
or performance, based on established criteria Senada dengan penjelasan penilaian
and curriculum standards”. Evaluasi adalah tersebut, Carroll (1994, p.6) menyatakan:
keputusan mengenai suatu kualitas, atau respon Assessment is not only an integral part of
yang berharga, atau hasil suatu kinerja ber- teaching and learning, it should not be
dasarkan standar kurikulum dan kriteria yang seen as a separate process even in the
telah ditentukan. Menurut Gay (Sodikun, 2004, form of examinations and other sum-
p.3):
mative assessments. It should be seen as (a)Evaluation is a systematic process of part of a teaching assessment evaluation
collecting and analyzing data in order to cycle, which at all points in the cycle
determine whether, and to what degree, feeds back information to both teacher
objectives have been or are being achie- and pupil for teaching purpose (forma-
ved; (b) evaluation is systematic process tive assessment), to affect further action
of collecting and analyzing data in order in the teaching- learning context and for
to make decision.
curriculum and teaching evaluation. Pernyataan pertama menunjukkan bah- Penilaian tidak hanya merupakan bagi-
wa menentukan tingkat ketercapaian tujuan an integral dari pengajaran dan pembelajaran,
melalui proses yang sistematis mulai dari me- tidak harus dilihat sebagai proses yang terpisah
ngumpulkan data, menganalisis dan memberi- bahkan dalam bentuk pemeriksaan dan penilai-
kan penilaian. Pernyataan kedua menunjukkan an sumatif lainnya. Ini harus dilihat sebagai
bahwa memberikan keputusan (decision) mela- bagian dari siklus pengajaran-penilaian-evalu-
lui proses sistematis dari mengumpulkan data, asi, yang di semua titik dalam siklus feed kem-
menganalisisnya, dan mengambil keputusan. bali informasi kepada guru dan murid untuk
Kiefer (2010), memberikan pengertian:
Jurnal Evaluasi Pendidikan – Volume 4, No 1, Maret 2016
50 Jurnal Evaluasi Pendidikan
Evaluation is the process of examining a Berdasarkan pedoman penilaian ter- subject and rating it based on its impor-
hadap kemampuan akademik siswa, meliputi: tant features. We determine how much or
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bentuk how little we value something, arriving at
tes untuk penilaian berupa tes tertulis, tes lisan, our judgement on the basis of
dan tes perbuatan. Cara penilaian yang diguna- criteria that we can define.
kan adalah penilaian acuan angka yang memiliki bobot berbeda-beda.
Evaluasi adalah proses menguji suatu pokok bahasan dan menilainya berdasarkan un-
Tabel 1. Nilai dan Predikat sur-unsur pentingnya. Kita dapat mengetahui
Prredikat seberapa besar atau seberapa kecil kita menilai
Nilai
sesuatu, membuat pertimbangan berdasarkan
Baik Sekali kriteria yang bisa kita tetapkan.
Cukup dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas,
>70-80
Kurang suatu kegiatan pengumpulan data dalam menilai
>65-75
Sangat Kurang untuk perbaikan pelaksanaan program serta
suatu program sebagai umpan balik (feedback)
menjadi bahan pertimbangan dalam pengambil- Ketentuan dalam penilaian evaluasi an keputusan. Evaluasi merupakan kegiatan
hasil belajar, sistem penilaian hasil belajar, yang dilakukan secara sistematis untuk mem-
yaitu: (1) evaluasi hasil belajar siswa dalam bantu pengambilan keputusan bagi decision
suatu mata pelajaran sekurang-kurangnya me- makers dalam menentukan kebijakannya yang
rupakan gabungan dari tiga penilaian, yaitu: menyangkut program yang dievaluasi.
tugas/ujian harian, ujian tengah semester, dan Menurut Hamalik (2003, p.148), sistem
ujian akhir semester, (2) bobot masing-masing penilaian merupakan subsistem dalam proses
penilaian yang digunakan ditetapkan berbeda. belajar mengajar. Sistem ini memberikan infor-
Evaluasi dengan bobot berbeda, yaitu: ujian ha- masi, baik tentang proses pengajaran maupun
rian atau tugas lain memiliki bobot 1, UTS tentang keberhasilan studi para siswa. Sistem
memiliki bobot 2, dan UAS memiliki bobot 3. penilaian terdiri dari komponen-komponen ma-
Penetapan bobot ini harus diberitahukan guru sukan, proses, dan produk. Hal senada pendapat
pengampuh mata pelajaran kepada siswa pada Coll dkk (2007, p.787):
awal pembelajaran, dan (3) Perbaikan nilai ha- Assessment activities are to be intersed
nya dapat dilakukan dengan menempuh reme- into teaching and learning activities,
dian atau pengayaan.
organized and sequenced around broad thematic areas, and teachers encouraged
Penilaian Formatif
to provide follow-up, support and tu- Cowie & Bell (2002, p.6), mendefinisi- toring to students during the development
kan penilaian formatif sebagai proses yang di- of assessment activities.
gunakan guru dan siswa dalam mengenali dan Kegiatan penilaian termasuk bagian
merespon belajar siswa dalam rangka mening- dari kegiatan belajar mengajar, teroganisasi
katkan proses belajar dan pembelajaran. Peni- danterangkai pada bidang utama yang luas, dan
laian formatif membantu guru dalam meng- guru terdorong untuk memberikan tindak lanjut,
gambarkan kemajuan belajar siswa dan meng- dorongan dan bimbingan untuk peserta didik
informasikan keputusan tentang langkah se- selama kegiatan pengembangan penilaian.
lanjutnya dalam pembelajaran. Jadi informasi Sistem penilaian dalam penelitian ini
penilaian ormatif dapat digunakan oleh guru dimaksudkan sebagai kesatuan rangkaian ke-
dan siswa untuk memodifikasi cara belajar atau giatan penilaian yang terdiri atas komponen-
cara mengajarnya dengan harapan mendapatkan komponen yang saling berhubungan guna
hasil yang lebih efektif. Popham (2008, p.5), mencapai tujuan pembelajaran (kompetensi).
mendefinisikan penilaian formatif sebagai beri- Sehingga diketahui hasil belajar peserta didik
kut: “formatif assessment is a planned process pada mata pelajaran tertentu. komponen-kom-
in which assessment-elicited evidence of stu- ponen tersebut terdiri atas input (perencanaan
dents‟ status is used by teachers to adjust their penilaian), proses (pelaksanaan penilaian), dan
on going instructional procedures or by stu- output (tindak lanjut hasil penilaian).
dent s to adjust their current learning tactics”. Volume 4, No 1, Maret 2016
Analisis Instrumen Ujian Formatif Mata Pelajaran ... 51 Iswanto, Badrun Kartowagiran
Penilaian formatif merupakan proses luasi instrumen. Validitas merupakan ketepatan terencana dimana bukti yang dihasilkan penilai-
tes terhadap komponennya dan kecocokan skor an tentang status siswa digunakan oleh guru
dengan penafsirannya (Wright, 2008, pp.146- untuk menyesuaikan prosedur pembelajaran
147). Proses validasi meliputi pengumpulan yang sedang berlangsung atau untuk menye-
bukti- bukti untuk menunjukkan dasar saintifik suaikan taktik belajar oleh siswa. Senada de-
penafsiran skor seperti yang tercantum pada ngan itu, State Collaborative on Assessment
tujuan penggunaan instrumen penilaian. De- and Student Standards (SCASS) Formative
ngan kata lain skor hasil penilaian dapat ditaf- Assessment for Students and Teachers (FAST), sirkan sesuai dengan tujuan penggunaan instru-
Popham (2008:p.5), menyatakan bahwa penilai- men. Namun, langkah agar mendapatkan penaf- an formatif merupakan proses yang digunakan
siran yang tepat adalah dengan validasi instru- oleh guru dan siswa selama pembelajaran yang
men terlebih dahulu.
memberikan balikan untuk mengatur belajar Ada beberapa cara untuk membuktikan dan pembelajaran yang berkelanjutan dalam
validitas suatu instrumen, kebanyakan dikelom- rangka meningkatkan pencapaian luaran pem-
pokkan menjadi 3 kategori, yaitu: isi, berdasar- belajaran. Jadi, penilaian formatif merupakan
kan kriteria, dan konstruk (Ebel & Firsbie, sebuah proses yang terencana tentang segala
1986, p.90). Suatu instrumen disebut valid apa- sesuatu yang berkaitan dengan status siswa dan
bila isi instrumen penilaian tersebut komprehe- dimanfaatkan oleh guru untuk mengatur pro-
nsif, relevan, dan tidak keluar dari batasan sedur pembelajaran yang berkelanjutan dan
tujuan ukur. Penetapan isi instrumen dipandang dimanfaatkan oleh siswa untuk mengatur
valid dapat dibuktikan berdasarkan analisis strategi belajar mereka.
rasional terhadap isi instrumen, yang penilai- Penilaian formatif merupakan sebuah
anya didasarkan atas pertimbangan subjektif proses yang terencana dan melibatkan berbagai
individual. Individu yang tepat untuk menen- kegiatan yang berbeda. Salah satu kegiatan
tukan validitas isi adalah mereka yang dipan- yang dilakukan dalam proses penilaian formatif
dang ahli dalam komponen yang diukur, se- adalah mengumpulkan berbagai kejadian ten-
hingga hasil yang diperoleh dapat dipertang- tang status siswa, baik secara formal maupun
gungjawabkan.
informal, untuk menentukan derajat penguasaan Prosedur pendekatan validitas berdasar siswa terhadap indikator kurikulum dan kete-
kriteria menghendaki tersedianya kriteria eks- rampilan-keterampilan. Berdasarkan kejadian-
ternal yang dapat dijadikan pengujian skor peni- kejadian dan informasi inilah seorang guru akan
laian (Azwar, 2010, p.50). Adapun kriteria vari- melakukan penyesuaian terhadap pembelajaran
abel yang dijadikan pengujian skor penilaian yang dilakukan dan siswa akan melakukan
tergantung pada ketentuan pengguna instrumen. pengaturan cara-cara mempelajari materi pel-
Ada dua versi model kriteria, yaitu: konkuren ajaran.
dan prediktif. Maksud dari kedua versi tersebut Beberapa pengertian tentang penilaian
menurut Brennan (2006, p.18) adalah: formatif yang telah dikemukakan memiliki
Concurrent validity studies employed beberapa kesamaan. Kesamaan ini antara lain:
criterion scores obtained at about the (1) penilaian formatif merupakan proses yang
same time as the test score and could be dilakukan dalam pembelajaran, (2) hasil peni-
used to validate a proxy measure that laian formatif tidak saja digunakan oleh guru
would be cheaper, easier, or safer than tetapi juga digunakan oleh siswa, (3) Penilaian
the criterion. Predictive validiy studies formatif memberikan umpan balik terhadap
employed a criterion of future perfor- proses belajar siswa dan proses pembelajaran
mance (e.g., on the job, in college), yang dilakukan oleh guru, (4) Umpan balik
which was not available at the time of yang diberikan oleh penilaian formatif akan
testing.
berguna bagi siswa dan guru untuk melakukan pengaturan-pengaturan sehingga belajar dan
Antara validitas konkures dan prediktif pembelajaran dapat mencapai tujuan kurikulum.
dibedakan pada fungsi penggunaan dan waktu perolehan antara skor tes dengan skor kriteria.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas konkuren digunakan untuk men- iagnosa hubungan variabel satu dengan variabel
Validasi instrumen merupakan tahap yang mendasar dalam pengembangan dan eva-
lainnya dan waktu perolehan skor tes dengan skor kriteria dapat diperoleh bersama-sama.
Jurnal Evaluasi Pendidikan – Volume 4, No 1, Maret 2016
52 Jurnal Evaluasi Pendidikan
Adapun validitas prediktif digunakan untuk kan, “(1) reliability refers to the results obtain- memprediksi performansi di waktu yang akan
ed with an assessment instrument and not to datang, sehingga waktu perolehan skor tes de-
instrument itself. (2) an estimate of reliability ngan skor kriteria tidak bisa dilakukan bersama-
always refer to particular type of consistency, sama.
(3) reliability is a necessary but not sufficient Prosedur validasi juga dapat dilakukan
condition for validity, and (4) reliability is pendekatan konstrak. Dalam Standards yang
primarily statistical.”
dikeluarkan American Educational Research Pendapat di atas, dapat ditarik suatu Association (1999, p.12), menyebutkan kon-
makna bahwa reliabilitas sebuah tes menunjuk strak merupakan jawaban tes yang diperoleh
pada tingkat keajegan atau konsistensi skor- sebagai hasil respon terhadap item. Pengujian
skor yang relatif bebas dari kesalahan-kesalah- validitas konstruk ini dilakukan terus menerus
an. Kecenderungan ini mengarah pada ketetap- sejalan dengan perkembangan sifat (trait) yang
an yang ditunjukkan dengan memberikan diukur. Dalam pelaksanaannya validitas kon-
ulangan prestasi dari sebuah perilaku pada struk tidak hanya terindentifikasi berdasarkan
setiap siswa. Gejala atau unsur-unsur dalam hasil penelitian namun juga berdasarkan orien-
gejala yang diungkapkan dalam pengukuran tasi peneliti (Moss, 2007, p.472).
pertama, ternyata tidak berubah atau sama pada Pengukuran yang memiliki reliabilitas
pengukuran kedua dan seterusnya apabila tinggi disebut sebagai pengukuran yang relia-
pengukuran dilakukan dengan menggunakan bel. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai
instrumen yang sama.
nama lain seperti: kepercayaan, keterandalan, Budiwanto, S., (2003, p.141), mengata- keajegan, kestabilan, dan konsistensi, namun
kan bahwa, ada tiga cara menaksir reliabilitas ide pokok yang terkandung dalam konsep relia-
tes keterampilan olahraga, yaitu cara tes dan tes bilitas adalah seberapa jauh hasil suatu peng-
ulang (test-retest), cara belah dua (split half), ukuran dapat dipercaya. Berkenaan dengan kon-
dan menggunakan tes setara (equivalent). Cara sep reliabilitas ini, Miller (2002, p.59), menga-
tes dan tes ulang (test-retest) maksudnya adalah takan bahwa reliabilitas adalah tingkat ketetap-
tes pertama dilakukan kemudian selang bebe- an atau konsistensi pengukuran oleh sebuah tes
rapa waktu disusul dilakukan tes ulang dengan dalam mengukur kualitas yang sama dalam
menggunakan tes yang sama. Untuk memper- setiap pelaksanaan tes tersebut. Reliabilitas di-
oleh koefesien reliabilitas tes eksperimen, hasil artikan sebagai ketetapan pengukuran berarti,
tes pertama dan hasil tes ulang dikorelasikan bahwa semua orang yang menggunakan prose-
menggunakan teknik statistik korelasi product dur ini mendapatkan hasil yang sama secara
moment dari Pearson. Koefesien korelasi antara ajeg. Safrit dan Wood (1989, p.45), menjelas-
hasil tes pertama dan hasil tes kedua merupakan kan bahwa “if a test or measuring instrument is
koefesien reliabilitas tes eksperimen. Mengetes reliable, it consistently will provide the same
orang-orang yang sama menggunakan tes yang measurement of a person. If a measurement
sama akan menghasilkan indeks stabilitas. instrument is totally reliable, it can be adminis-
Memperoleh reliabilitas tes keteram- tered several times in one day or on several
pilan olahraga dengan cara belah dua (split half) different days, and each times a person would
hanya digunakan jika jumlah percobaan tes obtain the same score.” Wahjoedi (2000, p.32),
keterampilan tersebut terdiri dari beberapa kali mengatakan bahwa suatu alat ukur atau tes di-
percobaan. Contoh, tes servis bawah dalam per- katakan reliabel apabila hasil-hasil penggunaan
mainan bola voli dilakukan sepuluh kali servis. tes tersebut menunjukkan ketetapan atau
Akan ada sepuluh skor dari usaha servis perta- diperoleh hasil pengukuran yang ajeg atau tetap
ma sampai dengan kesepuluh. Skor-skor terse- terhadap suatu yang seharusnya diukur. Me-
but dapat dibelah atau dibagi menjadi dua nurut Gronlund & Linn (1990, p.77), reliability
kelompok.
refers to the consistency of the test scores that Cara lain memperoleh reliabilitas tes is, how consistency they are from one measure-
adalah menggunakan tes yang setara (equiva- ment to another. Pernyataan ini berarti bahwa
lency atau alternate form). Cara ini sering dise- reliabilitas mengacu pada konsistensi skor-skor
but juga menggunakan cara tes paralel (paralel tes, apabila tes tersebut mengukur hal yang
form). Dalam hal ini harus dibuat dua perangkat sama, atau seberapa konsisten tes-tes ersebut
tes yang pada dasarnya sama atau mempunyai dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya.
tingkat kesetaraan (koefesien ekuivalen). Kedua Linn dan Gronlund (1990, pp.78-79), menjelas-
tes yang dipakai memiliki kualitas dan spesi-
Volume 4, No 1, Maret 2016
Analisis Instrumen Ujian Formatif Mata Pelajaran ... 53 Iswanto, Badrun Kartowagiran
fikasi yang sama. Reliabilitas tes eksperimen Sedangkan teknik dokumentasi yang digunakan diperoleh dengan cara mengkorelasikan antara
adalah untuk mengumpulkan data-data yang kedua tes tersebut.
berkaitan dengan penelitian yang akan dilaku- kan, seperti kisi-kisi soal, perangkat soal, pe- rangkat unjuk kerja, kunci jawaban, pedoman
Metode Penelitian
penskoran, respon peserta didik yang diambil di Penelitian ini merupakan penelitian
sekolah-sekolah yang menjadi objek penelitian. deskriptif, yaitu mendeskripsikan cakupan dan
Pelaksanaannya dengan mendatangi sekolah kualitas instrumen yang digunakan dalam
yang dijadikan objek penelitian dan menemui melakukan penilaian formatif. Penelitian ini
kepala sekolahnya untuk meminta izin, kemu- bertujuan untuk mengetahui cakupan ujian
dian peneliti menemui guru mata pelajaran formatif mata pelajaran Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Olahraga dan Kesehatan kelas VII SMP Tahun
untuk meminta data berkaitan dengan instrumen Pelajaran 2014/2015 dilihat dari aspek kognitif
yang digunakan pada ujian formatif serta hasil dan psikomotor. Peneliti dibantu oleh ahli
penilaian siswa.
menganalisis instrumen ujian formatif secara Berdasarkan dari dua ranah yang akan kualitatif untuk mendeskripsikan bentuk instru-
dianalisis dalam penelitian ini, yaitu: ranah men yang baik berdasarkan aspek materi, kon-
kognitif dan psikomotor, maka peneliti mem- struksi, dan bahasa.
bagi dua model analisis didasarkan pada jenis Penelitian dilaksanakan bulan Maret-
objek data yang diteliti. Pada penilaian instru- April 2015 pada tingkat SMP Tahun Pelajaran
men kognitif dan psikomotor. Adapun dua jenis 2014-2015. Sasaran dari penelitian ini adalah
teknik analisis data tersebut, yaitu sebagai instrumen ujian formatif mata pelajaran Pen-
berikut.
didikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan tingkat SMP di kelas VII dengan materi yang
Analisis Kualitatif
telah dibatasi oleh peneliti mengenai per- Penelaahan dari aspek materi, kon- mainan bola besar. struksi, dan bahasa dilakukan secara terpisah Subjek penelitian ini adalah siswa kelas yang ditelaah oleh masing-masing ahli, yaitu:
VII SMP Tahun Pelajaran 2014/2015. Objek ahli dalam bidang studi yang diujikan, ahli dalam penelitian ini adalah seluruh instrumen dalam bidang pengukuran, dan ahli dalam bi- ujian formatif mata pelajaran Pendidikan Jas- dang gagasan. Aspek materi berkaitan dengan mani Olahraga dan Kesehatan yang dibuat oleh substansi keilmuan yang ditanyakan serta guru di kelas VII, dan lembar jawaban siswa tingkat berpikir yang terlibat. Aspek konstruksi yang diperoleh dari guru beserta hasil peng- berkaitan dengan teknik penulisan soal, baik amatan guru saat melakukan ujian formatif bentuk objektif, maupun yang non-objektif. praktik mata pelajaran Pendidikan Jasmani Aspek bahasa berkaitan dengan kekomuni- Olahraga dan Kesehatan dengan materi perma- katifan atau kejelasan hal yang ditanyakan. inan bola voli di semester genap Tahun Pela- Hasil penelaahan instrumen peneliti jaran 2014/2015. Objek penelitian tersebut yang membuat rangkuman dan kesimpulan terhadap digunakan dalam penelitian ini sebanyak 12 butir-butir yang sudah memenuhi kriteria peni- sekolah diperoleh dari 44 SMP yang diambil laian pada pedoman telaah. Kriteria keputusan menggunakan teknik purposive sampling yaitu yang diambil adalah memperoleh dua dukungan hanya berfokus pada sekolah yang memiliki dari ketiga penelaah dengan katagori diterima, guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olah-
direvisi, dan ditolak.
raga dan Kesehatan berstatus PNS serta memi- Pedoman penelaahan butir soal yang liki perangkat tes berbeda pada setiap sekolah. digunakan untuk menelaah butir soal mengacu Objek penelitian tersebut akan dianalisis untuk pada pedoman yang telah ditetapkan oleh Pusat melihat cakupan ujian formatif mata pelajaran Penilaian Pendidikan. Pedoman penelaahan soal Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bentuk uraian adalah sebagai berikut. SMP pada aspek kognitif dan psikomotor.
Pengumpulan data dalam penelitian ini
Aspek Materi
adalah menggunakan instrumen checklist (lem- bar telaah butir soal) dan dokumentasi. Check-
a) Soal sesuai dengan indikator; list digunakan untuk melihat kriteria butir soal
b) Batasan pertanyaan dan jawaban yang di- dilihat dari aspek materi, konstruk, dan bahasa.
harapkan sesuai;
Jurnal Evaluasi Pendidikan – Volume 4, No 1, Maret 2016
54 Jurnal Evaluasi Pendidikan
c) Materi yang diukur sesuai dengan kompe- Tingkat kesukaran, yaitu proporsi pe- tensi; dan
serta tes yang menjawab benar. Rentang tingkat
d) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan kesukaran berada antara interval 0 sampai jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas.
dengan 1. Jika proporsi menjawab benar (p) <0,30, maka disimpulkan bahwa tingkat kesu-
Aspek konstruksi karannya tinggi, apabila proporsi menjawab benar (p) diantara 0,30 sampai 0,70, maka soal
a) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal;
memiliki tingkat kesukaran sedang, dan jika b)
Rumusan kalimat soal/pertanyaan meng- proporsi menjawab benar (p) > 0,70, maka disimpulkan bahwa tingkat kesukarannya
gunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai;
rendah.
c) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagai- nya, jelas dan berfungsi; dan
Hasil Penelitian
d) Ada pedoman penskoran. Proses pelaksanaan penelitian ini sesuai
dengan petunjuk pada metode penelitian yang Aspek bahasa mengambil subjek penelitian siswa peserta
a) Rumusan kalimat soal/pertanyaan komu- ujian formatif dengan materi permainan bola nikatif;
voli semester genap pada mata pelajaran
b) Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di yang baku;
kelas VII SMP Tahun Pelajaran 2014/2015
c) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang dengan sejumlah 12 sekolah. Subjek penelitian mengandung penafsiran ganda atau salah
ini adalah siswa yang mengikuti ujian formatif pengertian;
dengan materi permainan bola voli semester
d) Tidak mengandung kata yang menyingung genap. Objek penelitian ini adalah kisi-kisi soal, perasaan; dan
soal, kunci jawaban, lembar penskoran, kisi-kisi
e) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku ujian praktik, praktik, lembar penskoran prak- setempat/tabu.
tik, kisi-kisi sikap, penilaian sikap, dan pen- skoran sikap yang dikumpulkan hingga menjadi
Butir soal diterima, apabila butir soal sebuah dokumentasi. Selain itu, respon siswa tersebut memenuhi semua kriteria yang ada
berupa lembar jawaban dan nilai hasil ujian pada aspek materi, konstruk, dan bahasa. Butir
psikomotor. Dokumentasi yang diperoleh mela- soal direvisi, apabila butir soal memenuhi pling
lui 12 sekolah melalui guru mata pelajaran tidak satu kriteria dari aspek materi, tiga kriteria
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dari aspek konstruk, dan satu kriteria dari aspek
yang dijadikan sampel penelitian ini memiliki bahasa. Untuk soal ditolak, apabila butir soal
keragaman. Tahapan-tahapan yang harus diper- tidak memenuhi semua kriteria penilaian yang
hatikan pada instrumen kognitif dan psikomotor telah ditetapkan.
berupa karakteristik butir soal, unjuk kerja, dan kuesioner yang dianalisis secara kualitatif dan
Analisis Kuantitatif ditelaah oleh ahli, selanjutnya dianalisis secara Untuk analisis secara kuantitatif di
kuantitatif dengan menggunakan program analisis menggunakan formula teori tes klasik
komputer.
untuk menganalisis respon peserta didik ter- Untuk analisis kognitif hasil lembaran hadap perangkat soal. Analisis ini dilakukan
kerja siswa selanjutnya dilakukan dilakukan untuk melihat karakteristik instrumen yang
telaah Aiken, perhitungan penskoran yang mana dirancang oleh masing-masing guru pada SMP
setiap tahapan pengerjaan jawabannya diper- se-Kabupaten Buton Tahun Pelajaran 2014/
hitungkan sesuai lembaran penskorannya. Ke- 2015. Pada soal uraian hasil analisis memberi-
tentuan penskoran yang digunakan dalam peni- kan informasi tentang butir soal yang layak dan
laian lembaran jawaban siswa dapat dicontoh- tidak layak untuk diujikan, yaitu tingkat ke-
kan yaitu jika skor 0 apabila lembar jawaban sukaran yang di analisis dengan menggunakan
siswa tidak sesuai dengan kunci jawaban, jika program EXCEL. Butir yang baik dan handal
skor 1 apabila lembaran jawaban siswa benar akan memberikan informasi yang akurat ten-
dari 1 atau 2 bagian dari kunci jawaban, jika tang keberhasilan pembelajaran peserta didik.
skor 2 apabila lembaran jawaban siswa benar 3 bagian dari kunci jawaban, jika skor 3 apabila
Volume 4, No 1, Maret 2016
Analisis Instrumen Ujian Formatif Mata Pelajaran ... Iswanto, Badrun Kartowagiran
Jurnal Evaluasi Pendidikan – Volume 4, No 1, Maret 2016
seluruh jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban.
Berdasarkan dari perolehan deskriptif kualitatif dan kuantitatif, maka dapat dikemu- kakan hasil penelitian sebagai berikut.
Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 sekolah, hanya 9 sekolah yang memiliki instrumen lengkap, yakni memiliki soal ujianformatif mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas VII pada kompetensi kognitif dan psikomotor. Selanjut- nya, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) ada 2 sekolah tidak memiliki soal essay , dikarenakan 2 sekolah tersebut lebih mengutamakan pembelajaran bersifat praktik. (2) ada 1 sekolah yang tidak memiliki soal praktik, dikarenakan sekolah tersebut tidak memiliki fasilitas lapangan.