Gambar 6.1 Salah Satu Lokasi Permukiman Kumuh

  Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

Bab 6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

6.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman di Kota Jayapura terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

Gambar 6.1 Salah Satu Lokasi Permukiman Kumuh

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

6.1.1.1 Arah Kebijakan

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada peraturan- perundangan, meliputi:

  • Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Arahan RPJMN Tahap III (2015 - 2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikut
  • Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pasal 4

  mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f)

  • Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerin
  • Peraturan Presiden No.15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

  Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

  • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan

  Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

  Pengembangan Permukiman di Kota Jayapura dilaksanakan dengan upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh, perkotaan, dan desa nelayan. Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur) permukiman di kawasan terpilih pusat pengembangan desa/desa pusat pertumbuhan dan pada desa terpencil/desa tertinggal melalui program pemberdayaan masyarakat. Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020

  Aspek Teknis Sektor RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura

  Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  permukiman maka UU No. 1 Tahun 2011 mengamanatkan tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Tugas Pemerintah Pusat

   Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman;  Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang penyediaan KASIBA dan LISIBA;  Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman;  Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan; kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan hunian dan kawasan permukiman; dan  Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat nasional.

  b. Tugas Pemerintah Provinsi  Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional;  Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan KASIBA dan LISIBA lintas kabupaten/kota;  Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman;  Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan provinsi terkait penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman;  Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman lintas kabupaten/kota;  Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi;  Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR; dan  Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi.

  Aspek Teknis Sektor RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura

  Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  c. Tugas Pemerintah Kabupaten/Kota  Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi;  Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota;  Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman;  Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota;  Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota;  Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota;  Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman;  Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional;  Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman;  Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota; dan  Menetapkan lokasi KASIBA dan LISIBA.

  d. Wewenang Pemerintah Pusat  Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan kriteria rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman;  Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman;  Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman;

  Aspek Teknis Sektor RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura

  Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

   Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional;  Mengkoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang- undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman;  Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional;  Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang perumahan dan kawasan permukiman;  Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh;  Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman; dan  Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.

  e. Wewenang Pemerintah Provinsi  Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi;  Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi;  Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang- undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi;  Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi; Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat provinsi;  Mengkoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi; dan  Menetapkan kebijakan dan strategi daerah dalam penyelenggaraan perumahan/permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

  Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

  f. Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota  Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota;  Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota;  Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota;  Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR;  Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota;  Memfasilitasi kerjasama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;  Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota; dan  Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.

6.1.1.2 Lingkup Kegiatan

  Prioritas pembangunan permukiman di Kota Jayapura, adalah:  Peningkatan kualitas lingkungan pemukiman kumuh di Kota Jayapura tertuju pada perkampungan/kelurahan khususnya di Distrik Jayapura Utara wilayah Kel. Trikora, Kel. Tanjung Ria, Kel. Mandala, Kel. Imbi, Kel. Gurabesi, Kel. Bayangkara, Distrik Jayapura Selatan wilayahan Kel. Hamadi, Kel. Numbay, dan Distrik Abepura Wilyah Kel. Awiyo, Kel. Yobe, sebagai prioritas utama dalam pembangunan strategis kawasan perkotaan di Kota Jayapura. Peningkatan kualitas permukiman tersebut dilakukan dengan peningkatan infrastruktur permukiman, seperti pembangunan prasarana jaringan jalan lingkungan, peningkatan pelayanan air minum, pembangunan sistem pengelolaan limbah/sanitasi lingkungan, serta pengelolaan persampahan. Pembangunan dari komponen sektor keciptakaryaan tersebut menjadi tolak ukur peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh perkotaan; dan

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

   Pembangunan infrasturktur perdesaan; Program pembangunan infrastruktur perdesaan P2KP diarahkan dalam rangka pengentasan kemiskinan dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat, sasaran yang dicapai adalah menyeluruh di 5 distrik.

6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

6.1.2.1 Isu Strategis

  Setiap kabupaten/kota perlu melakukan identifikasi isu-isu strategis di daerahnya, berikut penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kota Jayapura Sebagai berikut:

  1. Kedudukan Kawasan Perkotaan Jayapura baik secara geografis maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi yang menempatkannya sebagai pusat pelayanan regional PKW dalam berbagai kegiatan pembangunan, jelas ini menjadi daya tarik arus penduduk masuk ke kawasan ini. Kedudukan Kota Jayapura yang ditetapkan dalam RTRWP Papua sebagai PKW memiliki Peran sebagai pusat pelayanan wilayah timur Provinsi Papua.

  2. Fungsi dan peran PKW Jayapura sebagai tempat pemusatan berbagai aktivitas wilayah, seperti pemusatan permukiman perkotaan, pusat pelayanan kegiatan sosial, ekonomi, budaya, dan pemerintahan, tentunya memerlukan pendekatan pola penanganan yang lebih terpadu, terintegrasi, komprehensif, dan berkelanjutan guna mewadahi aktivitas masyarakat dalam satu tatanan pengaturan pemanfaatan ruang yang harmonis, nyaman, dan produktif, sehingga dalam mengelola Kota Jayapura ini perlu melibatkan berbagai sektor pembangunan. Penting bagi kawasan perkotaan ini menjadikan bidang ke-ciptakaryaan sebagai katalisator penciptaan lingkungan perkotaan yang layak huni pada bagian barat Provinsi papua.

  3. Orientasi kawasan perkotaan pada lingkungan perkotaan yang layak huni. permukiman Kota Jayapura ini sebagian ke pesisir Teluk Yos Sudarso, dimana berkembang kelompok permukiman nelayan yang kondisinya cukup memprihatinkan utamanya dari aspek prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman.

  4. Alokasi realisasi program peningkatan kualitas lingkungan permukiman pada Kawasan Perkotaan Jayapura ini belum mampu mengatasi secara signifikan permasalahan- permasalahan di seputar permukiman perkotaan, terutama kawasan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah.

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor 5. Kawasan Perkotaan Jayapura menjadi pusat distribusi pergerakan lintas Negara dari PNG.

  6.1.2.2 Kondisi Eksisting

  Kondisi prasarana dan sarana permukiman secara kuantitas menyebar baik diperkotaan maupun di daerah perdesaan seperti peningkatan kualitas lingkungan perumahan perkotaan, pembangunan infrastruktur perdesaan seperti peningkatan jalan/jembatan desa, ketersediaan air minum dan sanitasi serta fasiilitas umum lainnya. Ditinjau dari tingkat penyediaan PSD masih menunjukkan adanya indikator keterbatasan berkaitan dengan tingkat kebutuhan pelayanan kepada masyarakat terutama di daerah perdesaan. Program/kegiatan pembangunan permukiman berdasarkan tingkat permasalahan sosial ekonomi masayarakat baik perkotaan maupun di perdesaan seperti peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan/ nelayan, pembangunan infrastruktur perdesaan, yang lebih baik diperioritaskan pada desa/kampung tertinggal dan pengembangan wilayah distrik terisolir, pada saat ini kondisi jalan di Kota Jayapura dibedakan berdasarkan wewenang jalan.

  6.1.2.3 Permasalahan

  Sebagai suatu kawasan yang memiliki posisi geografis yang sangat strategis, tentunya Kawasan Perkotaan Jayapura mempunyai peluang yang besar untuk pengembangan kawasan permukiman skala besar. Masalah permukiman dapat dilihat permasalahan pembangunan permukiman di Kota Jayapura, adalah:

   Pemanfaatan lahan permukiman perkotaaan yang belum sepenuhnya mengacu pada RTRW Kota Jayapura, kedepan pengembangan permukiman perlu penyesuaian dengan tata ruang;

   Izin lokasi pemanfaatan lahan untuk permukiman masih banyak yang belum tepat untuk itu perlu dibatasi perkembangannya; Pola permukiman masih banyak yang tidak mengikuti aturan (Rencana Tata Bangunan dan

   Lingkungan) sehingga menimbulkan ketidak-beraturan lingkungan;

   Meningkatnya urbanisasi yang mengakibatkan permukiman kumuh dan berkembangnya masalah sosial di kawasan pesisir perkotaan;

   Konflik penggunaan lahan khsususnya antara penduduk pendatang penduduk asli;

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

   Kesulitan bagi investor untuk mengembangkan permukiman di daerah perkotaan akibat dari pembebasan lahan yang sulit, umumnya lahan masih berstatus hak ulayat setempat; Kawasan permukiman yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan penyediaan dan perketat

   pemeliharaan infrastrukturnya;  Pencemaran kawasan pesisir oleh sampah rumah tangga; dan Potensi gerakan tanah di Kawasan Perkotaan Jayapura dan sekitarnya yang disebabkan oleh kondisi alamnya.

6.1.2.4 Tantangan

  Secara umum yang menjadi tantangan pembangunan dan pengembangan permukiman di Kota Jayapura dapat diuraikan sebagai berikut:

   Sistem kelembagaan daerah Kota Jayapura yang menangani bidang kecipta-karyaan masih lemah dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan permukiman;  Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat khsusunya pada penyedian sarana dan prasarana permukiman;  Pelaksanaan pembangunan bidang perumahan/permukiman belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh faktor ketersediaan sumberdaya manusia, organisasi, ketatalaksanaan, serta dukungan prasarana dan sarana dasar;  Aspek pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman, dalam hal ini mengintensifkan pembiayaan melalui sumber-sumber pembiayaan dari pihak swasta dan swadaya masyarakat, tentunya didukung oleh APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN;  Perhatian Pemerintah Daerah terhadap pembangunan bidang cipta karya yang masih rendah;  Aspek peran serta masyarakat, lemahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi sebagai pendampingan dalam pengembangan permukiman baik secara individual maupun organisasi masyarakat yang ada;  Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam penyusunan RPI2JM Kota Jayapura; dan

  Pembinaan masyarakat pesisir sebagai upaya untuk pemeliharaan kebersihan lingkungan pesisir.

6.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara dengan pemangku kepentingan di Kota Jayapura, diketahui lokasi kawasan permukiman kumuh berada di 11 Lokasi kawasan Kumuh

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020

  Aspek Teknis Sektor RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura

  Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  yang terdapat di 3 Kampung/Kelurahan. Luas kawasan permukiman kumuh di Kota Jayapura mencapai 101,74 hektar. Karekteristik kawasan permukiman kumuh di Kota Jayapura dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6.1 Lokasi Kawasan Kumuh Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

Gambar 6.2 Identifikasi Permukiman Kumuh

  Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan permukiman di Kota Jayapura, yaitu dari aspek kelembagaan, aspek pendanaan dan aspek peran serta masyarakat, maka sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang direkomendasikan, sebagai berikut:

   Peningkatan peran serta kelembagaan pada bidang kecipta-karyaan khususnya pengembangan permukiman yang dijabarkan sesuai dengan uraian tugas dan fungsi (tupoksi) yang jelas serta penempatan tenaga pelaksana sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki;  Alokasi pendanaan dari berbagai sumber (APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN dan Swadaya) yang pelaksanaannya oleh Satker yang ada dalam lingkup SKPD terkait;  Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani program/kegiatan pengembangan permukiman baik individu maupun organisasi masyarakat.  Optimalisasi dan efisiensi peningkatan peran serta swasta dalam penyelenggaraan pembangunan sektor perumahan dan permukiman.

6.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

  6.1.4.1 Program Kerja

  a. Pembinaan Pengembangan Permukiman:  Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP); dan  Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).

  b. Infrastruktur Kawasan Pemukiman Perkotaan:  Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh; dan  Peningkatan Infrastruktur Kawasan RSH.

   Rusunawa Beserta Infrstuktur Pendukungnya;

  c. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan:

  d. Pembangunan/Peningkatan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial;  Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana; dan  Infrastruktur Kawasan Pemukiman di Perbatasan dan Pulau Terluar.

  e. Pemberdayaan Masyarakat (PPIP, PISEW, dan RIS PNPM).

  6.1.4.2 Kesiapan (Readiness Criteria)

  Kriteria kesiapan (Readiness Criteria) dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut: 1) Umum

   Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas;  Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra;  Kesiapan lahan (sudah tersedia);  Sudah tersedia Detail Engineering Design (DED);  Tersedia dokumen perencanaan berbasis kawasan (SPPIP, RPKPP, Masterplan Kawasan Agropolitan & Minapolitan, dan KSK);  Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi;  Ada unit pelaksana kegiatan; dan  Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

  2) Khusus

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

  a. Rusunawa  Kesediaan Pemda untuk penandatanganan MOU dalam rangka penanganan kawasan kumuh;  Kesanggupan Pemda untuk menyediakan Sambungan Listrik, Air minum, dan

  PSD lainnya; dan  Ada calon penghuni.

  b. PNPM Perkotaan  Lokasi adalah kelurahan perkotaan mengacu data PODES 2008 dan sudah ditetapkan oleh Menkokesra;  Kelurahan perkotaan dengan penduduk miskin ≥10%;  Dipilih kelurahan yang belum mendapatkan 3 kali putaran BLM dan yang sudah, tetapi jumlah KK miskin ≥25%;  Kab/Kota menyediakan:

   DDUB sebesar 20 - 30%;  BOP minimal 5% dari pagu BLM kab/kota; dan Provinsi menyediakan BOP 1% dari Pagu BLM Provinsi.

  c. RIS PNPM  Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra;  Kampung di distrik yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya;  Tingkat kemiskinan kampung >25%; dan  Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM.

  d. PPIP  Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI;  Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program cipta karya lainnya;  Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik; dan  Tingkat kemiskinan desa >25%.

6.1.5 Usulan Program dan Kegiatan

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020

  Aspek Teknis Sektor RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura

  Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan permukiman di Kota Jayapura adalah peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh Perkotaan Jayapura dan beberapa distrik yang ada di wilayah Kota Jayapura yaitu di Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Abepura dan Distrik Heram dan Distrik Muara Tami, selain itu program prioritas akan diupayakan di wilayah lingkup Kota Jayapura, sebagai prioritas utama dalam pembangunan strategis kawasan perkotaan di Kota Jayapura. Peningkatan kualitas permukiman tersebut dilakukan dengan peningkatan infrastruktur permukiman, seperti pembangunan prasarana jaringan jalan lingkungan, peningkatan pelayanan air minum, pembangunan sistem pengelolaan limbah/sanitasi lingkungan, serta pengelolaan persampahan. Pembangunan dari komponen sektor kecipta-karyaan tersebut akan menjadi tolak ukur peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh perkotaan. Berikut uraian rencana kegiatan prioritas kecipta-karyaan sektor pengembangan permukiman di Kota Jayapura yang diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 6.2. Usulan Prioritas Pembangunan Infrastruktur Sektor Pengembangan Kawasan

  Permukiman Kota Jayapura 2016 – 2020

  

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN (BANGKIM)

NO URAIAN KEGIATAN DETAIL LOKASI

TAHUN ANGGARAN

  1 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Kota Jayapura 2016 - 2020

  2 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Kota Jayapura Kota Jayapura 2016 - 2020

  3 Masterplan dan DED Jalan Lingkungan Kawasan Kota Jayapura Kota Jayapura 2016 - 2019

  4 Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Permukiman Perdesaan Kota Jayapura 2016 - 2020

  5 Pengawasan/Supervisi Konstruksi Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Kota Jayapura 2016 - 2020

  6 Pengembangan Permukiman Perdesaan agropolitan Kota Jayapura 2016 - 2020

  7 Pembangunan Infrastruktur PSD Perkotaan Kota Jayapura 2016 - 2020

  Sumber: Usulan Prioritas Kegiatan Keciptakaryaan Sektor Bangkim, Thn. 2016 – 2020

6.2 PENATAAN BANGUNAN & LINGKUNGAN

  Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

6.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan Kota Jayapura, yaitu:

   Bantuan teknis penyusunan pedoman pembangunan gedung dan lingkungan;  Penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat;  Penyusunan NPSM sebagai tindak lanjut UU No. 28/2002 dan PP No.36/2005;  Pembinaan penyelenggaraaan bangunan gedung kepada pemangku kepentingan terkait;  Bantuan teknis pembangunan bangunan gedung dan pelayanan pengelolaan rumah negara;  Penataan lingkungan permukiman kumuh, nelayan dan tradisional melalui pemberdayaan masyarakat; dan  Penataan dan revitalisasi bangunan gedung bersejarah dan lingkungannya.

  Bidang tata bangunan Kota Jayapura mempunyai fungsi:  Pelaksanaan kebijakan mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya mengacu pada norma, standar, prosedur dan kriteria yang ada;  Pelaksanaan pembangunan dan pembinaan teknis penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara serta penataan bangunan dan lingkungannya;  Pelaksanaan pembinaan teknis penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya;  Pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan jasa konstruksi serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara; dan  Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.

  Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan, meliputi:

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

   Kegiatan penataan lingkungan permukiman  Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);  Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);  Pembangunan prasarana dan sarana peningkatan lingkungan pemukiman kumuh dan nelayan; dan  Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman tradisional.

   Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung  Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan lingkungan;  Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung; dan  Pelatihan teknis.

   Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan  Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan; dan  Paket dan replikasi.

6.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

6.2.2.1 Isu Strategis

  a. Penanggulangan kemiskinan di perkotaan Masalah kemiskinan di Kota Jayapura sudah sangat mendesak untuk ditangani khususnya di perkotaan. Dimana salah satu ciri umum dari kemiskinan adalah minimnya infrastruktur Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) yang memadai, kualitas lingkungan kumuh dan tidak layak huni. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan memperkuat kelembagaan masyarakat dan menjalin kemitraan dengan masyarakat melalui program P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) Kota Jayapura.

  b. Kebutuhan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh Permukiman kumuh adalah permukiman yang kualitas lingkungannya sangat tidak layak huni, antara lain karena berada pada lahan yang sangat tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang, kepadatan dalam luasan sangat tinggi, kualitas bangunan tidak memadai dan tidak terlayani prasarana lingkungan yang memadai dan membahayakan keberlangsungan hidup dan penghidupan penghuninya. Upaya penataan kawawan kumuh tidak hanya pada aspek fisik saja tetapi juga melaui Konsep TRIDAYA tersebut.

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

  c. Peningkatan kualitas lingkungan kawasan tradisional/bersejarah Kawasan tradisional/bersejarah memiliki refleksi nilai budaya yang tinggi. Di sisi lain kawasan disekitarnya seringkali dijumpai tidak tertata dengan baik bahkan mengalami penurunan kualitas lingkungan. Demi menjaga kelestarian nilai budaya dari masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan dibutuhkan upaya revitalisasi kawasan tradisional Kota Jayapura.

  d. Rehabilitasi bangunan gedung negara Merupakan kegiatan berupa pengadaan, pemanfataan dan penghapusan baik fisik maupun administrasi gedung-gedung dan rumah-rumah negara. Pada pelaksanaannya Pemerintah Pusat mendorong peran Pemerintah Daerah berkomitmen dalam pengelolaan GRN. Kegitan-kegiatan utama GRN terdiri Kegiatan Pembinaan Teknis dan kegiatan fisik. Berikut dijabarkan isu-isu strategis sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kota Jayapura, sebagai berikut.

Tabel 6.3 Isu Strategis Sektor PBL di Kota Jayapura, Tahun 2013 NO KEGIATAN

ISU STRATEGIS

  a. Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh

  b. Peningkatan kualitas lingkungan

  1 Penataan Lingkungan Permukiman Pesisir

  c. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah

  Penyelenggaraan Bangunan Gedung

  2 Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara dan Rumah Negara Pemberdayaan Komunitas dalam

  3 Penangulangan Kemiskinan di Perkotaan Penanggulangan Kemiskinan

6.2.2.2 Kondisi Eksisting

  Penanganan tata bangunan dan lingkungan di Kota Jayapura dilakukan melalui kebijaksanaan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pelaksanaan Rencana

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020

  Aspek Teknis Sektor RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura

  Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Namun dalam hal ini belum banyak memberi dampak positif terhadap keserasian bangunan dan lingkungan, masih bercampur baur kawasan perumahan, perdagangan dan pergudangan di daerah perkotaan, demikian pula dengan tidak tertibnya garis-garis sempadan bangunan menurut peruntukannya serta pemanfaatan ruang yang tidak terkendali baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan terlihat pembangunan dan pemanfaatan lahan dilakukan pada kawasan non budidaya seperti pada kemiringan lahan >40%, di kawasan pantai dan pinggiran sungai sehingga sering terjadi bencana banjir, tanah longsor dan bencana lainnya.

6.2.2.3 Permasalahan dan Tantangan

  Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan, terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain: a. Penataan lingkungan permukiman

   Rendahnya Kualitas lingkungan di kawasan pesisir, pusat kota, percampuran fungsi perdagangan dan perumahan;  Masih rendahnya kondisi jalan lingkungan permukiman;  Belum tersedianya sistem proteksi kebakaran; dan  Sudah tersedia rencana rinci bangunan dan lingkungan (RTBL) pada sebagian kawasan perkotaan, namun belum operasional.

  b. Penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara  Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung;  Lingkungan perkantoran/instansi pemerintah berada pada kawasan yang bertopografi rendah sehingga cenderung mengalami banjir pada musim hujan; dan

  c. Penyelenggaraan sistem terpadu Ruang Terbuka Hijau (RTH)  Kurangnya penyediaan taman kota, ruang publik dan Ruang Terbuka Hijau (RTH); dan  Kurangnya penyediaan fasilitas olahraga tingkat kabupaten.

  d. Kapasitas kelembagaan daerah  Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

  Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

6.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Penataan bangunan dan lingkungan bertujuan untuk menjamin kondisi bangunan (menata dan mengatur) karena akan dijadikan dasar pada masa yang akan datang. Jika ditinjau dari intensitas bangunan yang ada saat ini, maka penataan bangunan belum dilakukan dengan baik. Rencana penataan bangunan dan lingkungan terutama pada daerah yang sudah terbangun harus memperhatikan kelestarian lingkungan, maka pada beberapa daerah yang peruntukannya sebagai lahan bebas bangunan akan dijadikan sebagai open space untuk memberikan nuansa lingkungan yang asri. Analisis kebutuhan Program dan kegiatan untuk sektor PBL oleh kab/kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010 yaitu:

A. Kegiatan penataan lingkungan permukiman

   RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) Kota Jayapura yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta membuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan Kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Jayapura, meliputi:

   Program bangunan dan lingkungan Visi Pembangunan dan Pengembangan Kawasan adalah me-revitalisasi dan meningkatkan citra kawasan sebagai kawasan Pelayanan berbasiskan pusat pelayanan pemerintahan, pelayanan sosial ekonomi, perdagangan dan jasa yang didukung oleh kegiatan dan permukiman yang serasi, nyaman dan berwawasan lingkungan guna mendukung terwujudnya kota Jayapura sebagai kawasan strategis pertumbuhan di Provinsi Papua.

   Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan Konsep utama pengembangan struktur kawasan dari Kawasan Kota Jayapura adalah penataan kembali dari struktur linier dimana semua pergerakan dan fungsi-fungsi kawasan berorientasi pada jalur jalan utamanya menjadi suatu struktur kawasan

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

  yang kompak dan diarahkan untuk memiliki nilai-nilai kualitas perancangan kawasan.  Konsep komponen perancangan kawasan

  Pengembangan kawasan perencanaan sebagai urban epicentrum dipahami sebagai sebuah kawasan yang menjadi titik pusat orientasi Kota Jayapura yang di dalamnya berkembang fungsi-fungsi pelayanan skala regional antara lain pusat pelayanan jasa dan pemerintahan, perdagangan serta pariwisata perkotaan. Karakter kawasan urban epicentrum memperlihatkan ciri-ciri sebuah kawasan yang hidup (liveable dan vibrant) dengan ragam kegiatan di dalamnya yang berlangsung sangat intensif. Pengembangan dan pembangunan kawasan perencanaan harus mampu memadukan unsur-unsur serta nuansa kesejarahan dan budaya ke dalam sektor- sektor pembangunan serta harus mampu mewadahi aspirasi-aspirasi masyarakat. Dalam perkembangannya, kawasan perencanaan ini diharapkan menjadi atau memiliki perbedaan dengan kawasan lainnya di Kawasan Perkotaan Jayapura, baik secara fisik, visual, lingkungan maupun suasana tempatnya.  Rencana umum dan panduan rancangan struktur peruntukan lahan

   Upaya menegaskan Kawasan Perkotaan Jayapura sebagai kawasan urban epicentrum sekaligus mem-vitalkannya secara optimal dan efisien, memerlukan suatu upaya untuk menambahkan fungsi-fungsi lainnya yang dapat mendukung fungsi dan kegiatan utama pusat kota;  Fungsi-fungsi baru yang ditempatkan di dalam kawasan, yaitu “Visitor Centre” yang berfungsi sebagai tempat pusat informasi tentang segala hal yang terkait dengan kegiatan wisata sosial budaya di Jayapura. Fungsi ini dilengkapi dengan fasilitas wisata seperti ruang pamer, pusat informasi, pagelaran seni, gallery, perpustakaan, museum, dan toko cinderamata; dan  Area wisata keluarga yang dilakukan di blok Pasar Sentral. Wisata keluarga ini merupakan wisata kuliner skala lokal. Keberadaan blok wisata kuliner ini bertujuan sebagai “etalase” bagi produk makanan khas Kota Jayapura.

   Rencana perpetakan Rencana perpetakan lahan pada kawasan perencanaan dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu perepetakan tanah berupa sistem blok yang terdiri dari gabungan beberapa persil, dan sistem kapling/persil.

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020

  Aspek Teknis Sektor RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura

  Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

   Rencana tapak Rencana tapak pada kawasan perencanaan, secara umum tidak banyak mengalami perubahan, yaitu sebagai kawasan pusat kota.

  Namun untuk menunjang peranannya sebagai kawasan pusat kota maka perlu diciptakan suatu karakter khas pada masing-masing blok perencanaan. Hal yang dapat dilakukan adalah:

   Jaringan jalan (jalan kendaraan atau jalan untuk pedestrian) di beberapa bagian blok, yang dapat membuka akses kawasan perencanaan dengan wilayah lain di sekitarnya;  Membentuk jaringan pedestrian way yang menghubungkan semua unit perencanaan sehingga tercipta pedestrian freedom;  Mengupayakan agar bantaran bisa menjadi urban green space;  Menetapkan jarak bangunan terhadap jalan sedemikian rupa sehingga tercipta building alignment yang serasi;  Mengarahkan ketinggian bangunan, sehingga akan menghasilkan roof-line yang berirama dan menghasilkan koridor jalan sebagai ruang closure;  Untuk memperkuat „entrance” masuk pada kawasan dapat dibuat „Gerbang‟ sebagai focal point untuk kawasan melalui pengarahan ketinggian bangunan di sisi kiri-kanan jalan, sehingga bisa membentuk image sebagai gerbang, juga dapat dilakukan dengan membuka node yang ada serta menempatkan landmark berupa patung dan sejenisnya pada bundaran jalan (roundabout); dan  Memberikan link antar bangunan berupa pedestrian shelter/ koridor bagi pejalan kaki, sehingga wilayah perencanaan bisa disebut sebagai kawasan yang pedestrian friendly.

   Intensitas pemanfaatan lahan Konsep pengendalian intensitas Kawasan urban epicentrum Jayapura adalah tercapainya pemanfaatan lahan yang lebih merata dan seimbang sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan. Intensitas pemanfaatan lahan adalah perbandingan

  Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

  jumlah luas seluruh lantai bangunan terhadap luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang sesuai dengan rencana kota. Intensitas pemanfaatan lahan erat hubungannya dengan konsep peruntukkan lahan, terutama menyangkut besaran ruang yang ditempati oleh peruntukan yang telah ditetapkan. Intensitas pemanfaatan lahan merupakan luas lantai maksimum yang dapat dibangun di atas sebidang lahan, hal tersebut memberi gambaran tentang skala pembangunan bagi Kawasan Perkotaan Jayapura. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dalah perbandingan jumlah total luas bangunan terhadap luas lantai dasar. Ketinggian bangunan ini perlu diatur agar terjadi keselarasan dan keharmonisan antar bangunan dan lingkungan. Penetapan besar KLB di kawasan perencanaan didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:  Harga lahan;  Ketersediaan dan tingkat pelayanan prasarana (jalan);  Dampak atau kebutuhan terhadap prasarana tambahan; dan  Ekonomi dan pembiayaan. Rencana ketinggian bangunan maksimum yang dapat diterapkan di kawasan perencanaan adalah sebagai berikut:  Di sepanjang jalan arteri diperbolehkan maksimum berkisar antara 3-4 lantai

  (KLB maks = 4 x KDB) dengan tinggi puncak atap bangunan maksimum 20 meter dari lantai dasar;  Di sepanjang jalan kolektor diperbolehkan maksimum berkisar antara 2-3 lantai

  (KLB maks = 3 x KDB) dengan tinggi puncak atap bangunan maksimum 16 meter dari lantai dasar; dan  Di sepanjang jalan lokal diperbolehkan maksimum 2 lantai (KLB maks = 2 x KDB) dengan tinggi puncak atap bangunan maksimum 12 meter dari lantai dasar.

  Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dan luas total keseluruhan tapak. Dengan menyisakan luasan beberapa meter persegi pada tapak dimaksudkan agar masih terdapat bidang-bidang peresapan air hujan di dalam tapak tersebut. Dengan menyisakan luasan kapling agar tidak didirikan bangunan, juga berdampak secara psikologis. Apabila seluruh kapling dipenuhi bangunan, maka kesan padat dan sesak akan sangat terasakan.

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020

  Aspek Teknis Sektor RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura

  Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Penetapan besar KDB di kawasan perencanaan didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:  Tingkat pengisian/peresapan air (water recharge);  Besar pengaliran air; dan  Jenis penggunaan lahan dan harga lahan. Rencana intensitas pemanfaatan lahan Kawasan Perkotaan Jayapura:  Permukiman, terdiri dari perumahan dengan KDB 50 - 60%;  Fasilitas Pendidikan, terdiri dari TK, SD, SLTP, SLTA, Akademi/PT, dan Pesantren dengan KDB 45 - 50%;  Fasilitas Kesehatan, terdiri dari Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas, Apotik, dan

  Balai Pengobatan dengan KDB 40 - 50 %;  Fasilitas Peribadatan, terdiri dari Masjid, Langgar/Musholla, Gereja, dan Vihara dengan KDB 40 - 50%;  Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan, terdiri dari Kantor Pemerintahan Kabupaten, Distrik, Balai Kampung dan lain-lain dengan KDB 40 - 50%;  Fasilitas Perdagangan dan Jasa, terdiri dari Pasar, Pertokoan, Pasar Swalayan,

  Warung/Kios, Koperasi dengan KDB maksimum 70% disesuaikan dengan lokasi dan karakteristik kegiatannya;  Fasilitas Rekreasi dan Olah Raga, terdiri dari Gedung Pertemuan, Penginapan/

  Losmen, Hotel, rumah Makan, dan Sarana Rekreasi lainnya dengan KDB 60 - 70%; dan

   Taman dan Ruang Terbuka Hijau, berupa Taman Kota, Taman Lingkungan, Lapangan Olah Raga dan Lahan Konservasi dengan KDB 5 - 10%.  Rencana investasi

   Kegiatan pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Perkotaan Jayapura dilakukan oleh Pemerintah Kota Jayapura, Pemerintah Povinsi Papua, dan masyarakat Kota Jayapura;  Seluruh kegiatan pembangunan harus mengacu kepada panduan Tata Bangunan dan Lingkungan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Jayapura; dan  Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat melalui pembangunan fisik bangunan di dalam lahan yang dikuasainya, termasuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH), ruang terbuka, dan sirkulasi pejalan kaki dengan tetap mengacu pada syarat dan ketentuan berlaku. Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor

  Skenario rencana investasi yang akan dilakukan pada kawasan perencanaan mencakup 3 (tiga) tahapan:

   Tahap I: pembentukan citra kawasan sebagai kawasan bersejarah Pusat Jayapura masa silam dengan melindungi situs-situs bersejarah yang terdapat di dalam kawasan dan blok-blok dalam kawasan dengan pendefinisian fungsi ruang yang jelas, pencirian dengan aksesori lokal pada bangunan dan kelengkapan pedestrian path, dan ruang sirkulasi manusia dan kendaraan yang mendukung fungsi ruang, serta sosialisasi kepada pengguna ruang;  Tahap II: pembangunan sarana dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan pengguna ruang dalam kawasan, terutama fasilitas vital yang belum terdapat di Kawasan Perencanaan seperti jaringan air minum, pengelolaan persampahan, TPS dan lampu penerangan; dan  Tahap III: peningkatan kualitas lingkungan kawasan untuk mendukung fungsi ruang dengan pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan sarana dan prasarana dasar lingkungan perkotaan sesuai dengan fungsi ruangnya.

   Ketentuan pengendalian rencana  Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan diantaranya; penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi;  Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang;  Izin dalam pemanfaatan ruang sebagaimana yang diatur dalam undang-undang penataan ruang, diatur oleh Pemerintah Kota Jayapura berdasarkan kewenangan dan ketentuan yang berlaku. Disamping itu dalam hal perizinan Pemerintah dapat membatalkan izin apabila melanggar ketentuan yang berlaku;  Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dibatalkan oleh Pemerintah Daerah Kota Jayapura sesuai dengan kewenangannya;

  RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA 2016 – 2020 Pemerintah Kota Jayapura Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya

  Aspek Teknis Sektor