2) Permendagri No. 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG dalam Pembangunan di Daerah.
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 –
4.1 Analisis Sosial
Istilah gender menurut Oakley (1972) berarti perbedaan atau jenis kelamin yang bukan biologis
“Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat di daerah, masih terdapat ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender, sehingga diperlukan strategi pengintegrasian gender melalui perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pengangguran, pemantauan, dan evaluasi
“Komponen kunci keberhasilan pengarusutamaan gender ditentukan oleh ada tidaknya komitmen politik dan kerangka kebijakan pemerintah dalam mendukung pembangunan berperspektif gender, sumber daya manusia yang memiliki gender analysis skill dan sumber dana yang memadai, data dan statistik gender, alat dan sistem monitoring dan evalusi, media KIE, serta peran serta masyarakat”
INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional.
1)
dan bukan kodrat Tuhan. Sedangkan menurut Caplan (1987) menegaskan bahwa gender merupakan perbedaan perilaku antara laki‐laki dan perempuan selain dari struktur biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses sosial dan kultural. Gender dalam ilmu sosial diartikan sebagai pola relasi lelaki dan perempuan yang didasarkan pada ciri sosial masing ‐masing (Zainuddin, 2006: 1). Pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan tentang pengarusutamaan gender (PUG) yang diturunkan sebagai berikut:
tafsiran dan respons yang tidak proposional tentang gender. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah bermacam‐macamnya tafsiran tentang pengertian gender.
I ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal
Disadari bahwa isu gender merupakan isu baru bagi masyarakat, sehingga menimbulkan berbagi
Pengarusutamaan Gender
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan. Beberapa hal penting untuk dibahas, antara lain: i.
Bagian ini berisikan analisis sosial sebagai dampak pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, mulai
BAB IV ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT 2016
2) Permendagri No. 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG dalam Pembangunan di Daerah.
‐
IV
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 –
Yang dimaksud dengan aspek akses adalah peluang atau kesempatan dalam memperoleh
gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki‐ laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki‐laki. 4. Kesenjangan Gender
3. Keadilan Gender Keadilan
oleh dinas teknis dapat memberikan manfaat yang adil dan setara bagi perempuan dan laki‐laki atau tidak.
Manfaat adalah kegunaan yang dapat dinikmati secara optimal. Keputusan yang diambil
d. Manfaat
adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan untuk mengambil keputusan.
Kontrol Kontrol
partisipasi merupakan keikutsertaan atau partisipasi seseorang atau kelompok dalam kegiatan dan atau dalam pengambilan keputusan. c.
Partisipasi Aspek
atau menggunakan sumber daya tertentu. Mempertimbangkan bagaimana memperoleh akses yang adil dan setara antara perempuan dan laki‐laki, b.
indikator kesetaraan gender adalah sebagai berikut: a. Akses ,
I ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal
setara dan adil dari pembangunan. Adapun
antara perempuan dan laki‐laki, dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, kontrol atas pembangunan dan memperoleh manfaat yang
2. Kesetaraan Gender Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki‐laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak‐haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas) serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Terwujudnya kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi
manfaat pembangunan, serta meningkatkan partisipasi dan mengontrol proses pembangunan.
gender adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kesenjangan antara penduduk laki‐laki dan perempuan Indonesia dalam mengakses dan mendapatkan
Pengarusutamaan Gender Pengarusutamaan
Adapun istilah‐istilah yang berkaitan dengan gender 1.
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT 2016
‐
IV
Dikatakan terjadi kesenjangan gender apabila salah satu jenis kelamin berada dalam keadaan tertinggal dibandingkan jenis kelamin lainnya (L>P atau L<P).
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 –
Sub Bidang Ekonomi
Ekonomi dan Sumber Daya Alam membawahi :
3 Bidang
Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
4 Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan, membawahi :
membawahi :
2 Sekretariat,
1 Kepala Badan;
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
B
Sub Bidang Suber Daya Alam Dan Lingkungan
Sub Bidang Sosial Budaya.
Kelompok Jabatan Fungsional
8
Sub Bagian Tata Usaha
Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) membawahi :
7
Sub Bidang Evaluasi Data dan Pelaporan
Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan
6 Bidang Penelitian dan Pengembangan, membawahi :
Sub Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah
Sub Bidang Sara dan Prasarana
5 Bidang Sarana dan Prasarana , membawahi :
Sub Bidang Pemerintahan
Sub Bagian Tata Usaha
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) membawahi;
I ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal
1 Kepala Dinas;
Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
membawahi :
2 Sekretariat,
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum
Seksi Irigasi
A
Perempuan
Laki
No JABATAN Status Gender Ket.
Cipta Karya.
dentifikasi kebutuhan penanganan sosial pasca pelaksanaan pembangunan infrastruktur Bidang
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT 2016 ii.
‐
IV
3 Bidang Pengairan, membawahi :
7
Seksi Kebersihan dan Perizinan.
Seksi Permukiman dan Penataan Ruang
Bidang Tata Kota, membawahi :
6
Seksi Tata Bangunan
Seksi Pemukiman
5 Bidang Cipta Karya, membawahi :
Seksi Jembatan.
Seksi Jalan
4 Bidang Bina Marga, membawahi:
Seksi Sungai, Rawa dan Pantai.
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 –
Penataan Hukum Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas
Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan
5 Bidang
Pemulihan Kerusakan Lingkungan dan Koservasi Sumber
Daya Alam terdiri dari :
Sub Bidang Rehabilitasi Lingkungan
Sub Bidang Konsevasi Sumber Daya Alam
6 Bidang
terdiri dari :
Persampahan
Sub Bidang Penataan Hukum Lingkungan
Sub Bidang Peningkatan Kapasitas
7 Kelompok
Jabatan Fungsional;
8 UPTB.
Sub Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan
I ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal
IV
‐
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT 2016
C
Badan Lingkungan Hidup
1 Kepala
2 Sekretariat,
terdiri dari :
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Keuangan
3
Bidang Penataan Lingkungan, membawahi :
Sub Bidang Instrumen Perencanaan Lingkungan
Sub Bidang Pengkajian Dampak Lingkungan
4 Bidang
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan terdiri dari :
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 –
UPTD
PANTAI KEBERSIHAN DAN PERIZINAN JEMBATAN TATA BANGUNAN
IRIGASI JALAN PEMUKIMAN SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SUNGAI, RAWA DAN
UMUM DAN KEPEGAWAIAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG PENGAIRAN BINA MARGA CIPTA KARYA TATA KOTA SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI PERMUKIMAN DAN PENATAAN RUANG
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
2016
I ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA
SEKRETARIAT SUB BAGIAN SUB BAGIAN
SUB BAGIAN
5
‐
IV
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA
2016
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KEPALA BADAN SEKRETARIAT KELOMPOK
SUB BAGIAN SUB BAGIAN
JABATAN UMUM DAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN FUNGSIONAL
KEPEGAWAIAN BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA SARANA DAN PENELITIAN DAN SUMBER DAYA DAN PRASARANA PENGEMBANGAN ALAM PEMERINTAHAN SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SARANA DAN PENELITIAN DAN EKONOMI SOSIAL BUDAYA PRASARANA PENGEMBANGAN SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG TATA RUANG DAN SUMBER DAYA EVALUASI DATA PEMERINTAHAN PENGEMBANGAN ALAM DAN
DAN PELAPORAN WILAYAH LINGKUNGAN UPTB SUB BAGIAN TATA USAHA
ANALISIS
I RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 – SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal ‐
6 IV
TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RENCANA ‐ BIDANG CIPTA KARYA (RPIJM) 2016
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
4.2 Analisis Ekonomi
Bagian ini berisikan analisis ekonomi sebagai dampak pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, mulai
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan. Beberapa hal penting untuk dibahas, antara lain: i.
Kemiskinan
Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan fenomena sosial yang menjadi atribut negara‐ negara
dunia ketiga. Fenomena ini juga merupakan kebalikan dari kondisi yang dialami oleh negara ‐negara maju yang memiliki atribut sebagai “ model”. Untuk memahami definisi dan asal
mula kemiskinan dan keterbelakangan, kita dapat melakukan kajian dengan cara : 1. Mengadakan telaah terhadap kemiskinan dan kosakata kemiskinan seperti yang dilakukan
oleh Friedmann (1992: 160) dan Korten (1985: 67); 2. Membandingkan dengan konsep‐konsep modernisasi sebagai kebalikan yang diametral dari
kemiskinan dan keterbelakangan seperti yang dikemukakan oleh para pakar yang terkumpul dalam ontologi “Modernization : The Dinamics of Growth” (Myron Weiner, 1967).
Hampir di setiap negara, kemiskinan selalu terpusat di tempat‐tempat tertentu, yaitu biasanya
di perdesaan atau di daerah‐daerah yang kekurangan sumber daya. Persoalan kemiskinan juga selalu berkaitan dengan masalahmasalah lain, misalnya lingkungan.
Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok‐kelompok tertentu. Kaum wanita pada
umumnya merupakan pihak yang dirugikan. Dalam rumah tangga miskin, mereka sering merupakan pihak yang menanggung beban kerja yang lebih berat dari pada kaum pria.
Demikian pula dengan anak‐anak, mereka juga menderita akibat adanya ketidak merataan tersebut
dan kualitas hidup masa depan mereka terancam oleh karena tidak tercukupinya gizi, pemerataan kesehatan, pendidikan, lingkungan dan infrastruktur.
Batas garis kemiskinan yang digunakan setiap negara ternyata berbedabeda. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup. Badan Pusat Statistik
(BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100 kalori per hari. Adapun pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa. Selama periode 1976 sampai 1993, telah terjadi peningkatan batas garis kemiskinan, yang disesuaikan dengan kenaikan harga barang‐ barang yang dikonsumsi oleh masyarakat. Batas garis kemiskinan ini dibedakan antara daerah perkotaan dan pedesaan. ii. analisis dampak pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya terhadap ekonomi lokal masyarakat
Dampak No Kegiatan Lokasi Atribut Ekonomi A Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
1
Belakang Tansi
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
2
Waimeteng Pantai
ANALISIS
I RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 – SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal ‐
IV
TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RENCANA ‐ BIDANG CIPTA KARYA (RPIJM) 2016
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Dampak No Kegiatan Lokasi Atribut Ekonomi
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
3
Salobar
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
4
Manipa
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Mata
5
empat/Translog Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
6
Neniari Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
7
Nelayan Teluk Piru Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
8
Nelayan Huamual Belakang
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
9
Nelayan Teluk Kotania
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
10
Nelayan Selat Seram
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
11
Nelayan Kep. Lucipara
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
12
Nelayan Wael
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
13
Nelayan Pelita Jaya
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
14
Nelayan Kotania
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
15
Nelayan Piru (Eti)
Pembangunan dan pengembangan Kawasan
16
Permukiman Desa Potensial Talaga Kaibobu Pembangunan dan pengembangan Kawasan
17
Permukiman Desa Potensial Waisarissa Pembangunan dan pengembangan Kawasan
18 Permukiman Desa Potensial Lasua – Masika
Jaya Pembangunan
dan pengembangan Kawasan
19 Permukiman
Desa Potensial Pohon Batu ‐ Tg. Tapi
Pembangunan
dan pengembangan Kawasan
20
Permukiman Desa Potensial Buano
Pembangunan dan pengembangan Kawasan
21 Permukiman Desa Potensial Seriawang ‐ Tg.
Namatatuni
Pembangunan dan pengembangan Kawasan
22 Permukiman Desa Potensial Teluk Menari ‐
Seriholo
ANALISIS
I RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 – SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal ‐
IV
TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH RENCANA ‐ BIDANG CIPTA KARYA (RPIJM) 2016
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Dampak No Kegiatan Lokasi Atribut Ekonomi
Pembangunan dan pengembangan Kawasan
23
Permukiman Desa Potensial Teluk Lana
Pembangunan dan pengembangan Kawasan
24
Permukiman Desa Potensial Rumahkay
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
25
Wisata Bahari Pantai Kairatu Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
26
Wisata Bahari Pantai Waisarisa Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
27
Wisata Bahari Pantai Waisamu Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
28
Wisata Bahari Taman Laut Saaru Ouw
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
29
Wisata Pantai dan Alam Hatuhuran
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
30 Wisata
Rumakay Pantai Ouw dan Alam Air Terjun
Waihetu Pembangunan
dan Pengembangan Kawasan
31 Hunitetu
Wisata Waduk Waeruapa dan Sejarah
Pasanggrahan Hunitetu
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
32
Kamarian Wisata Air Terjun Sohar
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
33
Tihulale Wisata Alam Air Terjun Tene
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Samahuru/ Pohon Batu Wisata alam Air panas
34
Waikocua dan Wisata Agro Bekas Kampung Pasir Putih Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
35
Piru Wisata Alam Telaga Tenggelam Pembangunan dan Pengembangan Kawasan P.
36
Kasa Wisata Bahari Taman Laut Pembangunan dan Pengembangan Kawasan P.
37
Marsegu Wisata Bahari Teluk Kotania
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
38
Kaibobu Wisata Bahari P. Babi
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Eti
39
Wisata Bahari P. Osi
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan P.
40
Buano Wisata Bahari P. Kasuari (Selat Valentine)
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan P.
Manipa Wisata Bahari P. Tubang
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Luhu Wisata alam Goa Luhu
ANALISIS
I RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 – SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal ‐
IV
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 –
B Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan
Penataan Kawasan Revitalisasi Tradisional Bersejarah Pasanggrahan Hunitetu
Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Sejarah Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Bahari
Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Alam
Penyusunan RTBL Kawasan Wisata Pantai
Nuniali Wisata Air terjun Tona
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Hatunuru Wisata Alam Danau Tapala
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Pantai Kairatu
Wisata Rumakay Pantai Ouw dan Alam Air
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Wisata Pantai dan Alam Hatuhuran
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Wisata Bahari Taman Laut Saaru Ouw
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Wisata
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Wisata Bahari Pantai Waisamu
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Bahari Pantai Waisarisa
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
I ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Lumoli Wisata alam Goa Lumoli
Jeram Waimosola
Morekau Wisata alam Air terjun dan Arung
Kulur Wisata alam Air panas Luhu
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
No Kegiatan Lokasi Atribut Dampak Ekonomi
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT 2016
‐
IV
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Tomalehu Barat Wisata alam Goa Manipa
Sapalewa
Taniwel Wisata Alam Air Terjun dan Goa
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Supe Wisata Alam Air terjun Supe
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Dusun Haya Wisata Pantai tanjung Haya
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Masika Jaya Wisata Pantai Masika Jaya
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Sole Wisata Pantai tanjung Sole
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 –
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Lumoli Wisata alam Goa Lumoli
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Morekau Wisata alam Air terjun dan Arung Jeram Waimosola
Kulur Wisata alam Air panas Luhu
Barat Wisata alam Goa Manipa
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Luhu Wisata alam Goa Luhu
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Tomalehu
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi P.
Taniwel Wisata Alam Air Terjun dan Goa
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Supe Wisata Alam Air terjun Supe
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Dusun Haya Wisata Pantai tanjung Haya
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Sole Wisata Pantai tanjung Sole
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Masika Jaya Wisata Pantai Masika Jaya
Manipa Wisata Bahari P. Tubang
I ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN Hal
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Samahuru/ Pohon Batu Wisata alam Air panas Waikocua dan Wisata Agro Bekas Kampung Pasir Putih
Tihulale Wisata Alam Air Terjun Tene
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Kamarian Wisata Air Terjun Sohar
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Terjun Waihetu
No Kegiatan Lokasi Atribut Dampak Ekonomi
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) ‐ BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT 2016
‐
IV
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Piru Wisata Alam Telaga Tenggelam
Buano Wisata Bahari P. Kasuari (Selat Valentine)
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi P.
Wisata Bahari P. Osi
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Eti
Kaibobu Wisata Bahari P. Babi
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi P.
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi
Marsegu Wisata Bahari Teluk Kotania
Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi P.
Kasa Wisata Bahari Taman Laut
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 4 –
Pembangunan SPAL Kawasan Kumuh
Tansi
Pembangunan SPAL Kawasan Kumuh Belakang
10
Sampah Antara Kawasan Piru (Eti)
Pembangunan SPAL Kawasan Kumuh Salobar Pembangunan SPAL Kawasan Kumuh Manipa
Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
9
Sampah Antara Kawasan Kotania
Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
8
Waimeteng Pantai
Pembangunan SPAL Kawasan Kumuh Mata empat/Translog
Pembangunan Sistem Penanganan Pengolahan
Pembangunan SPAL Perdesaan Kawasan
Tapi