Chapter II Dampak Bus Lintas USU Terhadap Pendapatan Penarik Becak Di Kampus USU Padang Bulan Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Dampak
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi akibat suatu aktivitas.
Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik sosial, ekonomi, fisik, kimia
maupun biologi. Sedangkan menurut KBBI dampak adalah benturan, pengaruh
yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya
yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Adapun dampak memberikan pengaruh
berupa :
1. Dampak Positif yaitu dampak yang berpengaruh positif,
2. Dampak Negatif yaitu dampak yang berpengaruh negatif.
3. Dampak langsung yaitu dampak yang dirasakan langsung dan
berkaitan dengan dampak positif
4. Dampak tidak langsung yaitu dampak tidak langsung yang dirasakan
dengan adanya suatu pengaruh.
2.2 Pekerja Sektor Informal
Pekerja Sektor Informal adalah Pekerja atau kelompok usaha ekonomi yang
tidak mempunyai majikan atau mempunyai hubungan kerja dan tidak berbadan
hukum (Pasal 1 ayat 5 Peraturan Dirjen Perbenda-haraan no. 30 tahun 2006).
Menurut Keith Hartt (1973), seorang Antropolog Inggris, yang kemudian


Universitas Sumatera Utara

dikembangkan oleh International Labor Organization (ILO), pekerja sektor
informal dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori:
1. Kategori 1 adalah pekerja yang menjalankan sendiri modalnya yang sangat
kecil, misalnya pedagang kaki lima, pedagang asongan, pedagang pasar dan
penarik becak.Meski mereka bekerja mandiri, pekerja informal jenis ini secara
ekonomis sangat tergantung pada orang lain, misalnya usahawan lain yang
memasok barang dagangan untuk kelangsungan bisnis mereka.
2. Kategori 2 adalah pekerja informal yang bekerja pada orang lain.Golongan ini
termasuk buruh upahan yang bekerja pada pengusaha kecil atau pada suatu
keluarga dengan perjanjian lisan dengan upah harian atau bulanan.Pembantu
rumah tangga dan buruh bangunan termasuk pada golongan ini
3. Kategori 3 adalah pemilik suatu usaha yang sangat kecil.Termasuk dalam
kelompok ini para petani kecil dengan mempekerjakan satu atau beberapa
buruh tani, atau pemilik kios kecil dengan mempekerjakan seorang pembantu.
Nelayan dengan 1-2 orang pembantu.
Menurut Keith Hart (1996: 73), pekerja sektor informal umumnya miskin,
kebanyakan berada dalam usia kerja utama, berpendidikan dan berpenghasilan

rendah, serta memiliki modal usaha yang kecil. Namun, kesempatan kerja di
sektor formal dirasakan semakin sulit karena tidak dapat menanggung
pengangguran. Konsep sektor informal pertama kali di pergunakan oleh Keirt
Hard dari University of Manchester pada tahun 1973 yang menggambarkan
bahwa sektor informal adalah bagian angkatan kerja di kota yang berada di luar
pasar tenaga kerja yang terorganisir. Kemudian konsep informal di kembangkan

Universitas Sumatera Utara

oleh ILO dalam berbagai penelitian di Dunia Ketiga. Sejak Hart (Dalam Auliya:
2013) memperkenalkan konsep sektor informal, konsep itu sering digunakan
untuk menjelaskan bahwa sektor informal dapat mengurangi pengangguran di
kota Negara sedang berkembang.
2.3 Becak dan sejarahnya
Perkembangan transportasi dalam sejarah bergerak dengan sangat perlahan,
berevolusi dengan terjadi perubahan sedikit demi sedikit. Transportasi diawali
dengan penemuan roda pada sekitar 3500 tahun sebelum masehi yang digunakan
untuk mempermudah memindahkan suatu barang. . Keberadaan transportasi tidak
lain adalah sebagai penunjang aktifitas manusia sehari-hari, dan merupakan sarana
mobilitas manusia di darat, laut dan udara .Dan pada tahun 1790 Sepeda pertama

sekali digunakan dan sepeda motor pada tahun 1893 baru muncul dan digunakan..
Perkembangan transportasi berjalan dengan sangat cepat demikian juga
penggunaan transportasi berjalan dengan sangat cepat.
Becak termasuk alat transportasi darat ,becak berasal dari bahasa Hokkien,
yaitu “be chia” yang artinya kereta kuda. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI) becak adalah kendaraan umum seperti sepeda,beroda tiga, roda satu di
belakang dan dua didepan dijalankan dengan tenaga manusia. Be chia adalah
suatu moda transportasi beroda tiga yang umumnya dapat ditemukan di Indonesia
dan sebagian Negara Asia lainnya. Di negara Jepang becak dikenal dengan nama
"Jinrikisha”. Di jepang, penarik Jinrikishabiasanya di beri upah tiap minggu, dan

Universitas Sumatera Utara

Jinrikisha ini biasanya di gunakan oeh bangsawan Jepang.Di Indonesia ada dua
becak yang sering digunakan, yaitu:
1.

Becak Dayung yaitu becak yang mengendarainya menggunakan sepeda,
dimana si pengendara harus menggunakan kakinya untu mengayuh becak.
Becak ini sering di jumpai di Yogyakarta.


2.

Becak Motor, yaitu becak yang menggunakan motor sebagai penggerak.
Becak ini bisa kita jumpai di daerah Sumatera.(http://bukucatatanpart1.blogspot.com/2010/02/becak-dan-asal-mulanya-dan-bentor.html).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) becak adalah kendaraan umum

seperti sepeda, beroda tiga, roda satu di belakang dan dua didepan dijalankan
dengan tenaga manusia (Salim Peter, :1995). Becak juga rupanya telah berputar
lumayan jauh. Becak didatangkan ke Jakarta dari Singapura dan Hongkong pada
1930-an. Pada pertengahan hingga akhir tahun 1950-an ada kira-kira 25.000
hingga 30.000 becak di kota. Pada awal tahun 1970 jumlah becak di kota
meningkat lima kali lipat (100.000 hingga 150.000) sehingga jumlah tukang becak
membengkak sepuluh kali lipat (250.000 hingga 350.000). Jumlah becak menurun
menjadi hanya 55.000 pada tahun 1980.Masuknya bemo pada tahun 1960-an dan
helicak pada tahun 1970 - an menjadikan tukang becak mengalami kesulitan
karena

adanya


bemo

dan

helicak

tersebut.

(Jellinek,

2003

:

20).

Pada tahun 1970-1972 pemerintah kota mengeluarkan sejumlah peraturan
yang bertujuan membatasi operasi becak di kota.Pada tahun 1980 pemerintah
mendatangkan 10.000 minica (bajaj,helicak,minicar) untuk menggantikan 150.000
becak. Pemerintah ketika itu memprogramkan para tukang becak beralih profesi


Universitas Sumatera Utara

menjadi pengemudi kendaraan bermotor itu. Ketika Suprapto menjadi gubernur
kota jakarta, Beliau mengeluarkan keputusan bahwa becak akan dihapuskan dari
kota pada tahun 1985. Program penghapusan itu tidak hanya di Jakarta Pusat
tetapi di semua wilayah kota. Becak benar-benar punah dari ibukota pada tahun
1990-1991. Tapi, di daerah Jakarta Utara, terutama di Kecamatan Tanjung Priok,
becak bermunculan kembali pada tahun 1994 sampai sekarang (Linda, 2003:1).
2.3.1. Karakter dan Wilayah Operasi Becak
Becak merupakan alat untuk mengangkut orang atau barang dalam jumlah
kecil, menggunakan dasar sepeda yang dimodifikasi menjadi kendaraan beroda
tiga yang dilengkapi dengan kabin penumpang. Becak kemudian dimodifikasi
yang diperlengkapi dengan motor penggerak, menjadi becak bermotor. Penarik
becak ialah orang yang berprofesi sebagai pengemudi becak merupakan bekerja di
sektor informal (Suharso, 2005). faktor utama adalah masalah penarik becak
adalah masalah ekonomi yaitu masalah pendapatan yang berada dibawah garis
kemiskinan.
Sifat becak atau aktivitas berkaitan dengan becak yang banyak dikenal secara
umum antara lain, becak termasuk kategori kendaraan non-bising,non- polusi ,

ramah lingkungan, relatif ringan, kecepatan rendah, sebagai angkutan orang
maupun barang, harga relatif murah dan sederhana. Berbagai kelakuan negatif
dari pelaku becak yang sering menyebabkan kemacetan karena sering melanggar
lampu merah, menyebrang arus lalu lintas tanpa perduli, sering berlawanan arah,
sering mangkal dengan nyaman di area yang sarat lalu lintas. Wilayah operasi
becak biasanya pada daerah atau tempat- tempat yang dianggap dapat menarik

Universitas Sumatera Utara

keuntungan yaitu perumahan, pasar, sekolah, kampus, rumah sakit, daerah wisata.
Daerah kegiatan proyeksi becak mempunyai arti penting untuk membentuk suatu
perkumpulan

dan

kekuatan

bila

terjadi


suatu

masalah.

(http://id.wikipedia.org/wiki/becak).
Perda di kota Medan No 22 tahun 2009 ini tentang kendaraan umum pada
pasal 22 ayat kedua menyebutkan bahwa pengemudi becak yang mengoperasikan
becak dilarang membawa atau menarik penumpang melewati jalan-jalan yang
dinyatakan

terlarang

bagi

becak

(bebas

becak),


memarkirkan

becak

dipersimpangan jalan, melawan arah lalu lintas, meminjamkan becak yang tidak
memiliki SIM becak, melanggar peraturan rambu lalu lintas.
2.3.2.

Kehidupan Sosial Ekonomi Penarik Becak

Kehidupan sosial penarik becak berkaitan dengan pola hubungan interaksi
antara penarik becak sesama tukang becak, tukang becak dengan organisasi,
tukang becak dengan penumpang dan tukang becak dengan lingkungan
sekitarnya. Kehidupan sosial penarik Becak Motor tidak lepas dari perubahan
perilaku sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Dimana dalam konteks prilaku
sosial membahas tentang perubahan perilaku menghargai waktu, perubahan
mobilitas geografis, perubahan yang menyangkut dengan keamanan dan
perubahan perilaku emosi.Kehidupan Ekonomi pengendara becak motor
merupakan kegiatan ekonomi keluarga karena mereka berusaha memperoleh

pendapatan

dengan

harapan

dapat

mencukupi

kebutuhan

hidup

keluargannya.”Pendapatan dapat diartikan sebagai hasil berupa uang atau hasil

Universitas Sumatera Utara

material lainnya yang di capai dari penggunaan kekayaan atau jasa- jasa manusia
bebas” (Winardi, 1995:245).

Kehidupan Sosial Ekonomi, yaitu yang berkaitan dengan cara manusia
memenuhi kebutuhannya yang ditentukan oleh tingkat pendapatan yang di terima.
Kebutuhan merupakan segala yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan
manusia yang didasarkan kepada kondisi perumahan, kondisi kesehatan, kondisi
pendidikan anak, kondisi pangan, dan kondisi pendapatan. Adapun indikator yang
di ukur dari Kehidupan Sosial Ekonomi Penarik Becak Motor adalah sebagai
berikut:
1. Kondisi pendapatan yaitu jumlah upah yang di terima sebagai imbalan jasa
dengan satuan perhitungan bulanan. Perhitungan yang digunakan adalah
dalam perbulannya yaitu:
a. Rendah : Di bawah Rp. 1.000.000
b. Sedang : Antara Rp. 1.000.000 sampai Rp. 1.500.000
c. Tinggi: diatas 1.500.000
2. Kondisi Pengeluaran yaitu jumlah dana yang di habiskan untuk memenuhi
kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Perhitungan yang digunakan
dalam perbulannya, yaitu:
a. Rendah : Di bawah Rp. 1.000.000
b. Sedang : Antara Rp.1.000.000 - Rp. 1.500.000
c. Tinggi : Antara Rp. 1.500.000 - Rp. 2.000.000
d. Sangat Tinggi: Di atas Rp. 2.000.000 (Suharso: 2005)

Universitas Sumatera Utara

2.4. Kehidupan Ekonomi
Istilah ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu “Oikos”
yang artinya rumah tangga dan “Nomos” artinya mengatur. Jadi secara harafiah
ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling
sederhana. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat,
maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan
sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Teori
ekonomi yang baik merupakan salah satu faktor yang penting untuk membangun
masyarakat yang sejahtera dan berusaha memperoleh pendapatan dengan harapan
dapat mencukupi kebutuhan hidup.
Melly G. Tan mengatakan untuk melihat kondisi kehidupan sosial ekonomi
keluarga atau masyarakat itu dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu pekerjaan,
pendidikan, dan pendapatan. Berdasarkan hal ini maka keluarga atau kelompok
masyarakar itu dapat digolongkan memiliki sosial ekonomi rendah, sedang, dan
tinggi ( Tan dalam Koentjaningrat, 1981).
1. Golongan berpenghasilan rendah
Yaitu keluarga yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan
untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal. Untuk memenuhi tingkat
hidup yang minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain
karena tuntutan kehidupan yang keras, perkembangan anak dari keluarga
itupun menjadi agresif. Sementara itu orang tua yang sibuk mencari nafkah

Universitas Sumatera Utara

untuk

memenuhi

kebutuhan

ekonomi

tidak

sempat

memberikan

bimbimgan dan pengawasan terhadap perilaku anaknya.
2. Golongan berpenghasilan sedang
Yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.
3. Golongan berpenghasilan tinggi
Yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, sebagian dari pendapatan
yang diterima dapat ditabung dan digunakan untuk kebutuhan lain ataupun
kebutuhan di masa mendatang.
Sejalan dengan pertumbuhan manusia sebagai mahluk sosial, manusia
memiliki kebutuhan yang semakin banyak dan beranekaragam. Kebutuhankebutuhan hidup tersebut dapat dipenuhi dengan baik apabila adanya pendapatan
yang mendukung. Namun tidak semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh
masyarakat, terutama bagi masyarakat yang ekonomi lemah. Tidak dapat
dipungkiri bahwa manusia dalam hidupnya selalu dihadapkan pada berbagai
masalah baik itu masalah sosial maupun masalah ekonomi. Masalah ekonomi
merupakan masalah yang sangat penting bagi setiap manusia. Karena
permasalahan

ekonomi

merupakan

problema

yang

menyangkut

pada

kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan hidup orang banyak. Secara sederhana
M alinoski (dalam Sairin, 2002: 2) menyatakan bahwa kebutuhan hidup manusia
itu dapat di bagi pada tiga kategori besar yaitu:
a. Kebutuhan alamiah-biologi : manusia harus makan dan minum untuk menjaga
kestabilan temperatur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam hubungan
harmonis secara menyeluruh dengan organ-organ tubuh lainnya.

Universitas Sumatera Utara

b. Kebutuhan kejiwaan psikologi: manusia membutuhkan perasaan tenang yang
jauh dari perasaan takut, keterpencilan, gelisah dan lain-lain.
c. Kebutuhan

sosial

:

manusia

membutuhkan

hubungan

untuk

dapat

melangsungkan keturunan, untuk tidak merasa dikucilkan, dapat belajar
mengenai kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan
musuh dan lain-lain.
Untuk

mewujudkan

kebutuhan

manusia

tersebut,

maka

manusia

membutuhkan kegiatan-kegiatan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
hidup. Kegiatan ini dinamakan juga sebagai sebuah kegiatan ekonomi.
Sebagaimana yang didefinisikan Polanyi (dalam S airin, 2002: 16-17) bahwa
kegiatan ekonomi sebagai upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup di
tengah lingkungan alam dan lingkungan sosialnya.
2.4.1 Pendapatan
Menurut Melly G. Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi meliputi tiga faktor
yaitu pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. (Melly dalam Susanto, 1984:
120).Dari pendapat tersebut kemampuan seseorang untuk dapat menempatkan
diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa
yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalankan usaha dan
berhasil mencukupi hidupnya.Christoper dalam Sumardi (2004) mendefinisikan
pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh
seseorang dalam bentuk gaji,upah sewa, bunga, dan lain sebagainya. Ilmu
ekonomi mengenal istilah pendapatan yang terdiri atas :

Universitas Sumatera Utara

a. pendapatan berupa uang
1. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri,komisi atau
penjualan dari kerajinan rumah.
2. Hasil investasi yakini pendapatan yang di peroleh dari hak milik tanah.
3. Keuntungan sosial yakini pendapatan yang di peroleh dari kerja sosial.
b. Pendapatan berupa barang
1. Bagian pembayaran upah dan gaji yang di bentuk dalam beras,
pengobatan dan transportasi, rekreasi.
2. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian
barang yg diproduksi dirumah atau di sewa yang seharusnya di
keluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.
3. Penerimaan yang bukan pendapatan,yaitu pengambilan tabungan
penjualan barang yang di pakai,hadiah/ pemberian, warisan atau menang
judi (Mulyanto Sumardi,1985:45).
Pendapatan dapat dilihat dalam dua istilaah yaitu relatif dan mutlak.
Pendapatan mutlak sebagaimana diteorikan oleh ekonom John Maynard Keynes,
adalah hubungan yang seiring dengan kenaikan pendapatan, sehingga akan
miningkatkan konsumsi,tetapi tidak pada tingkat yang sama. Pendapatan relatif
menentukan seseorang atau tabungan keluarga dan konsumsi berdasarkan
pendapatan keluarga dalam kaitannya dengan orang lain. Pendapatan adalah
sebuah ukuran yang umumnya digunakan sebagai status sosial ekonomi
masyarakat karena relatif mudah untuk mengetahui seseorang.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan penggolongannya, BPS membedakan pendapatan masyarakat
menjadi 4 golongan yaitu:
1. Golongan pendapatan sangat tinggi jika pendapatan rata- rata lebih dari
Rp.3.500.000,00 per bulan.
2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.
2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan.
3. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawah antara
Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan.
4.

Golongan

pendapatan

rendah

adalah

jika

pendapatan

rata-rata

Rp.1.500.000,00 per bulan. (www.bps.go.id/penggolongan_pendapat ka
pendapata rata-rata patan. Diakses pada tanggal 18 Januari 2015 pukul 22 : 56
WIB).

2.5 Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial sering diidentikkan dengan kesejahteraan masyarakat
dan kesejahteraan umum. Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas
mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat
kehidupan masyarakat yang lebih baik. Menurut Elizabeth Wickenden
kesejahteraan sosial adalah peraturan perundangan, program, tunjangan dan
pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat serta menjaga ketentraman
dalam masyarakat. Sementara itu dalam UU No. 11 tahun 2009 tentang ketentuan
umum Kesejahteraan Sosial Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa kesejahteraan sosial

Universitas Sumatera Utara

adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga
Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. (Grafika, 2009: 2).
Berikut ini adalah Indikator yang digunakan BKKBN dalan pentahapan
keluarga sejahtera (dalam Ade Cahyat):
1. Pra Sejahtera (sangat miskin) diartikan sebagai ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran
agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I (Miskin) diartikan sebagai keluarga yang mampu
memenuhi kebutuhan kebutuhan dasarnya tetapi belum mampu memenuhi
kebutuhan sosial psikologisnya.
3. Keluarga Sejahtera II adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat
memenuhi salah satu atau lebih indikator meliputi:
a. Memiliki tabungan keluarga
b. Makan bersama sambil berkomunikasi
c. Mengikuti kegiatan masyarakat
d. Rekreasi bersama (6 bulan sekali)
e. Meningkatkan pengetahuan agama
f. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan Majalah
g.

Menggunakan Sarana Transportasi

4. Keluarga Sejahtera III ialah keluarga yang sudah dapat memenuhi beberapa
indikator, meliputi:

Universitas Sumatera Utara

a. Memiliki tabungan keluarga
b. Makan bersama sambil berkomunikasi
c. Mengikuti kegiatan masyarakat
d. Rekreasi bersama (6 bulan sekali)
e. Meningkatkan pengetahuan agama
f. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan Majalah
g.

Menggunakan Sarana Transportasi

Belum dapat memenuhi beberapa indikator, meliputi:
a. Aktif memberikan sumbangan material secara teratur
b. Aktif sebagai pengurus organiasai kemasyarakatan
5. Keluarga Sejahtera III plus ialah keluarga yang sudah dapat memenuhi
beberapa indikator meliputi:
a. Aktif memberikan sumbangan material secara teratur
b. Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan
Kesejahteraan mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk
mencapai taraf hidup yang lebih baik. Tidak hanya secara ekonomi dan fisik tetapi
juga sosial, mental dan segi kehidupan spiritual. Adi (2003) melihat kesejahteraan
sosial melalui empat sudut pandang, yaitu:
1. Kesejahteraan Sosial sebagai suatu Keadaan (Kondisi)
Sebagai suatu kondisi Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial materil maupun spiritual. Yang diliputi oleh rasa keselamatan,
kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga
Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah,

Universitas Sumatera Utara

rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat
dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan
Pancasila dimana dalam hal ini tidak menempatkan lebih penting dari aspek
lainnya, ada keseimbangan antara aspek jasmani maupun rohani keseimbangan
antara aspek material dan spiritual.
2. Kesejahteraan Sosial sebagai suatu Ilmu
Sebagai suatu ilmu, merupakan ilmu yang mencoba mengembangkan
pemikiran, strategi dan tehnik untuk meningkatkan kesejahteraan suatu
masyarakat, baik level mikro, mezzo maupun makro. Ilmu kesejahteraaan social
mengembangkan beberapa metode intervensi (termasuk didalamnya aspek strategi
dan tehnik) guna meningkatkan taraf hidup sasaran.
3. Kesejahteraan Sosial sebagai suatu Kegiatan
Sebagai suatu kegiatan, kesejahteraan sosial merupakan pelayanan (kegiatan)
yang digunakan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.
4. Kesejahteraan Sosial sebgai suatu Gerakan
Sebagai suatu gerakan, kesejahteraan sosial dapat dilihat dari pengertian yang
dikembangkan dari Pre-Conference Working Committe For the 15th International
Conference Of Social Welfare. Kesejahteraan social adalah keseluruhan usaha
yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup
masyrakat berdasarkan konteks sosialnya. Mencakup unsure kebijakan dan
pelayanan terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti:
pendapatan, kesehatan, pendidikan, tradisi budaya dan lain sebagainya.
Kesejahteraan sosial memainkan peranan penting dalam memberikan sumbangan

Universitas Sumatera Utara

untuk secara efektif menggali dan menggerakkan sumber-sumber daya manusia
agar berhasil menanggulangi kebutuhan-kebutuhan social yang ditimbulkan oleh
perubahan.
2.5.1 Tujuan dan Fungsi Kesejahteraan Sosial
Fahrudin (2012) menyebutkan dua tujuan Kesejahteraan sosial yaitu:
1. Untuk mencapai kehidupan sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan
pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan dan relasi-relasi yang
harmonis dengam lingkungannya.
2. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di
lingkungannya, misalnya dengan menggali sumber-sumber, meningkatkan,
dan mngembangkan taraf hidup yang memuaskan.
Dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial,
penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan untuk :
a. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas dan kelangsungan hidup.
b. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan
menangani masalah kesejahteraan sosial.
c. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab social dunia
usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan
berkelanjutan.
d. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.

Universitas Sumatera Utara

e. Meningkatkan

kemampuan

penyelenggaraan

dan

kesejahteraan

kepedulian
sosial

secara

masyarakat
melembaga

dalam
dan

berkelanjutan dan
f. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Sedangkan fungsinya Kesejahteraan sosial mempunyai lima fungsi pokok
yaitu:
a. Perbaikan secara progresif dari pada kondisi-kondisi kehidupan orang.
b. Pengembangan sumber daya.
c. Berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri.
d. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuan-tujuan
pembangunan.
e. Penyediaan struktur-struktur institusional untuk berfungsinya pelayananpelayanan yang terorganisir lainnya (Adi, 2007).
2.5.2

Sasaran Kesejahteraan Sosial

Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial ini ditujukan kepada: perseorangan,
keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat. Sedangkan yang menjadi prioritas
utama adalah mereka yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria
masalah sosial: kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan
sosial, dan penyimpangan perilaku, korban bencana, dan/atau korban tindak
kekerasan, eksplitasi dan diskriminasi (Fahrudin, 2012).

Universitas Sumatera Utara

2.6 Kemiskinan
Sebagai suatu kondisi kemiskinan adalah suatu fakta dimana seseorang atau
sekelompok orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak
sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, sementara sebagai suatu proses kemiskinan merupakan proses
menurunnya daya dukung terhadap hidup sseorang atau sekelompok orang
sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu mencapai taraf
kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
manusia (Siagian, 2012).
Menurut Mencher (dalam Siagian, 2012) mengemukakan kemiskinan adalah
gejala penurunan kemampuan seseorang atau sekelompok orang atau wilayah
sehingga mempengaruhi daya dukung hidup seseorang atau sekelompok orang
tersebut, dimana pada suatu titik waktu secara nyata mereka tidak mampu
mencapai kehidupan yang layak.
Berbicara persoalan kemiskinan merupakan fenomena yang bersifat
multimensional. Pada prinsipnya kemiskinan bukan sekedar fenomena, tetapi
merupakan proses yang teredukasi dari berbagai faktor (Sulistiyani: 2004).
Kemiskinan menajdi isu yang sangat sentral dan menjadi fenomena dimana-mana.
Selama ini kemiskinan diasumsikan bahwa orang miskin tidak mampu menolong
dirinya sendiri. Kemiskinan dipandang sebagai gejala rendahnya kesejahteraan.
Hal yang juga dijumpai dalam pengukuran kemiskinan, konsep tentang taraf
heidup atau “lefel of living” misalnya tidak cukup hanya melihat tingkat

Universitas Sumatera Utara

pendapatan akan tetapi juga perlu melihat tingkat pendidikan, kesehatan,
perumahan dan lainnya. Untuk member pemahanan konseptual terdapat 2
pengertian kemiskinan:
1. Secara kualitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi yang
didalamnya hidup manusia yang tidak bermartabat atau hidup manusia
yang tidak layak sebagai manusia.
2. Secara kuantitatif kemiskinan merupakan suatu kondisi dimana hidup
manusia serba kekurangan atau dengan bahasa lazim disebut tidak berharta
benda.
Didalam membicarakan masalah kemiskinan kita akan menemukan istilah
kategoritatif kemiskinan seperti:
1. Kemiskinan absolut yaitu seseorang yang dikatakan miskin apabila tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya untuk memelihara fisiknya dan
untuk dapat bekerja.
2. Kemiskinan relatif yaitu kemiskinan yang muncul jika kondisi seseorang
atau sekelompok orang dibandingkan dengan kondisi orang atau
sekelompok orang lain.
3. Kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang timbul akibat adanya suatu
kekuatan yang berada diluar seseorang atau kelompok yang membelenggu,
yang memaksa seseorang atau sekelompok orang tersebut agar tetap
miskin.

Universitas Sumatera Utara

4. Kemiskinan situasional yaitu kemiskinan yang terjadi jika seseorang atau
sekelompok orang tinggal didaerah yang tidak menguntungkan misalnya
darah yang tanahnya tidak subur, oleh karenanya menjadi miskin
5. Kemiskinan yang dikarenakan budaya atau kultur masyarakat yang
menghendaki tetap miskin (Sumardi: 2003).
Kemiskinan menjadi suatu lingkaran setan dari kurangnya pendidikan,
tingginya pengangguran, rendahnya pendapatan, tidak

mampu memenuhi

kebutuhan hidup, menjadi sumber daya yang tidak produktif. John Friedmann
dalam review “Empowerment”. Menguraikan Kaum Birokrat mendefinisikan
istilah kemiskinan sebagai berikut:
a. Garis kemiskinan: Tingkat konsumsi rumah tangga minimum yang dapat
diterima secara sosial.
b. Kemiskinan absolut: kemiskinan diambang garis kemiskinan, dimana tidak
dapat memenuhi standart konsumsi minimum, praktis membutuhkan derma.
c. Kemiskinan relatif: kemiskinan sedikit diatas ambang garis kemiskinan, tapi
jika dibandingkan dengan kelompok yang sedikit mampu mereka dianggap
miskin.
d. Kemiskinan tidak parah (negatif): kemiskinan yang diakibatkan oleh
kemalasan atau kevenderungan untuk mengerjakan hal-hal criminal, mereka
mampu menyediakan kebutuhan hidup disekitar lapangan kerja namun tidak
puas dengan upah yang ditawarkan.

Universitas Sumatera Utara

e. Kemiskinan

tidak

parah

(positif):

kelompok

masyarakat

yang

menggantungkan pada upah pabrik, tidak bersifat kriminal, biasanya
mempunyai perilaku jujur dan bersih mandiri.
Memahami kemiskinan untuk lebih lanjut akan lebih mudah diidentifikasi
sifat, keluasan dan kedalaman masalah. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan
defenisi kemiskinan seseorang/keluarga dikatakan miskin apabila setidaknya 9
dari 13 variabel tersebut terpenuhi memiliki kategori sebagai berikut:
1. Luas bangunan kurang dari 8m2 per ubin atau semen.
2. Jenis lantai hunian bukan berasal dari keramik, traso, tegel, ubin atau semen.
3. Tidak memilikii fasilitas jamban /wc.
4. Hanya mengkonsumsi daging atau ayam 1 kali seminggu.
5. Tidak mampu membeli pakaian minimal satu set pertahun untuk setiap
anggota keluarga.
6. Tidak memiliki asset rumah tangga seperti lemari tv dan peralatan kebutuhan
lainnya.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari hari adalah kayu bakar, arang, minyak
tanah.
8. Pendidikan tertinggi tamatan SD.
9. Hanya sanggup makan sebanyak dua kali sehari.
10. Sumber penghasilan dibawah Rp.600.000,00 per bulan
11. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
12. Tidak sanggup membayar pengobatan di puskesmas/ poliklinik.

Universitas Sumatera Utara

13. Tidak memiliki tabungan atau barang yang dijual dengan minimal
Rp.500.000,00.
14. Sumber air minum untuk sehari hari berasal dari sumur atau mata air tidak
terlindungi.
2.7 Kerangka Pemikiran
Transportasi ada sejak manusia lahir di muka bumi. Keberadaan transportasi
tidak lain adalah sebagai penunjang aktifitas manusia sehari-hari, dan merupakan
sarana mobilitas manusia di darat, laut dan udara. Dahulu, kegiatan transportasi
masih sangat terbatas seperti disungai hanya ada perahu sederhana untuk
menyebrang. Dan saat sekarang, di Indonesia transportasi selalu mengalami
perkembangan dari masa ke masa seiring dengan laju perkembangan dunia saat
ini. Peradaban manusia dan pengaruh kemajuan teknologi menjadikan transportasi
berkembang kian modern.,Peranan Transportasi adalah usaha masyarakat dalam
mengatasi jarak sehingga transportasi akan berpengaruh pada penyebaran
fasilitas.Dalam praktek pengembangan kota di Indonesia sarana dan prasarana
transportasi sering dijadikan instrumen dalam mengarahkan perkembangan kota.

Program USU Asri memberikan layanan yaitu menghadirkan salah satu alat
transportasi darat yaitu Bus lintas USU yang merupakan transportasi gratis bagi
setiap mahasiswa yang berada disekitaran kampus USU. program ini merupakan
salah satu perwujudan USU Asri yang terintegrasi relevan dan berkesinambungan
untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas akademik. berkapasitas 30 tempat
duduk dan diperkirakan bisa menampung 50 orang mahasiswa yang tersebar pada

Universitas Sumatera Utara

14 titik, 12 titik halte reguler dan 2 titik haltea khusus yakni di Rumah Sakit USU
dan Fakultas Kedokteran.Kehadiran Bus Lintas USU pasti memberi dampak
positif bagi mahasiswa yang sering menggunakan transportasi umum karena tidak
mengeluarkan biaya untuk mengendarai Bus Lintas USU.

Pekerja sektor Informal adalah Pekerja atau kelompok usaha ekonomi yang
tidak mempunyai majikan dan/ atau mempunyai hubungan kerja dan tidak
berbadan hukum. Salah satu pekerja sektor informal adalah penarik becak. becak
adalah transportasi darat kendaraan umum

beroda tiga untuk mengantar

penumpang ketempat tujuan, sedangkan penarik becak adalah orang yang bekerja
di sektor informal. Di padang bulan sekitar kampus USU banyak penarik becak
yang bekerja mencari/mendapatkan penumpang. Kehadiran Bus Lintas USU
memang meemberikan dampak positif bagi mahasiswa, namun pasti memberikan
dampak negatif terhadap pendapatan penarik becak dan susahnya mencari
penumpang.

Kehidupan penarik becak sebelumnya sudah memprihatinkan hidup dengan
pas pasan dan harus bersaing mendapatkan penumpang dengan transportasi darat
lainnya seperti taksi, angkutan umum. Ditambah lagi kehadiran Bus Lintas USU
yang menyebabkan semakin sulitnya penarik becak mendapatkan penumpang.
Kehadiran Bus Lintas USU pastinya akan memberikan dampak negatif bagi
penarik becak karena penghasilan pendapatan penarik becak akan menurun dan
dikhawatirkan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang berujung pada
kemiskinan yang lebih parah.

Universitas Sumatera Utara

Melalui penelitian ini nantinya diketahui dampak dari kehadiran Bus Lintas
USU terhadap pendapatan penarik becak sebelum hadirnya dan sesudah hadirnya
Bus Lintas USU, lebih detailnya mengenai kondisi penarik becak apakah
golongan berpendapatan sedang, rendah, dan sangat rendah. Untuk lebih jelas alur
pemikiran, penulis membuat bagan yang menggambarkan isi dari pemikiran diatas
yaitu:

Bagan Alur Pemikiran

Perkembangan
Transportasi di
kampus USU

Kehadiran Bus
Lintas USU

Pekerja Sektor
Informal: (Penarik
becak)

Dampak Terhadap
Penarik Becak

Pendapatan

Universitas Sumatera Utara

2.8 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang menegaskan
hubungan antara dua atau lebih variabel dimana pernyataan tersebut merupakan
jawaban yang bersifat sementara atas masalah penelitian. Selain itu, hipotesis
adalah arahan sementara untuk menjelaskan fenomena yang diteliti (Siagian,
2011). Hipotesis yang digunakan dalam proposal penelitian ini dapat diartikan
sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai
terbukti benar melalui data yang dikumpulkan. Hipotesis itu bisa ditolak (H-) dan
bisa juga diterima (H+), atau bisa juga tidak terpengaruh sama sekali terhadap
penelitian yang dilakukan. Hipotesa tidak diterima dan tidak pula ditolak dan
biasa disebut dengan hipotesa nol (Ho). Adapun hipotesis dari penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Ha :

Terdapat hubungan yang signifikan antara kehadiran Bus Lintas

USU terhadap pendapatan penarik becak di kampus USU.
Ho :

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kehadiran Bus

Lintas USU terhadap pendapatan penarik becak di kampus USU.
2.9 Defenisi Konsep dan Operasional
2.9.1 Defenisi Konsep
Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian ilmiah menunjukkan
bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian akan konsep yang diteliti. Peneliti
berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep itu
sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksud oleh si peneliti, jadi defenisi konsep

Universitas Sumatera Utara

adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu
penelitian (Siagian, 2011). Berdasarkan uraian yang terdapat pada kerangka teori
maka peneliti merumuskan konsep-konsep penelitian sebagai berikut:
1. Dampak
Yang dimaksud dengan dampak dalam penelitian ini adalah suatu akibat yang
ditimbulkan oleh suatu objek terhadap keadaan serta kondisi, dalam hal ini adalah
akibat kehadiran Bus Lintas USU terhadap pendapatan penarik becak di kampus
USU Padang Bulan Medan.
2. Bus Lintas USU
Bus Lintas USU merupakan salah satu alat transportasi darat yang digunakan
mahasiswa dan penyediaan layanan. Bus kampus tersebut merupakan program
USU Asri yakni merupakan program andalan universitas yang dinilai mampu
memberikan inisiasi awal pengembangan universitas menuju cita-cita "national
achievement with global reached" yang akan berkelanjutan. Difungsikan sebagai

halte pada beberapa tempat tersebar di lingkungan kampus USU Padang Bulan
dalam melayani transportasi internal terutama mahasiswa di dalam kampus secara
gratis.
3. Pendapatan
Pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji,upah
sewa, bunga, dan lain sebagainya untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
4. Penarik Becak

Universitas Sumatera Utara

Penarik becak adalah salah satu pekerja sektor informal yakni orang yang bekerja
tidak berbadan hukum dengan menggunakan becak sebagai transportasi umum
beroda tiga yang dijalankan oleh penarik becak untuk mengangkut barang dan
penumpang.
2.9.2

Defenisi Operasional

Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan
bahwa perumusan defenisi operasional merupakan langkah lanjutan dari
perumusan defenisi konsep. Jika perumusan defenisi konsep ditujukan untuk
mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa objek,
peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan defenisi operasional
ditunjukkan dalam upaya transformasi konsep kedunia nyata sehingga konsep
penelitian dapat diobservasi (Siagian, 2011). Dalam penelitian ini yang menjadi
defenisi operasionalnya diukur dari beberapa indikator sebagai berikut:
1. Dampak nyata, meliputi bagaimana pendapatan penarik becak sebelum
kehadiran Bus Lintas USU dan sesudah kehadiran Bus Lintas USU,
2. Pendapatan penarik becak. Pendapatan adalah sebuah ukuran yang umumnya
digunakan sebagai status sosial ekonomi masyarakat karena relatif mudah
untuk mengetahui seseorang. Adapun indikator yang di ukur dari kehidupan
pendapatan penarik becak adalah kondisi pendapatan yaitu jumlah upah yang
di terima sebagai imbalan jasa dengan satuan perhitungan bulanan.
Perhitungan yang digunakan adalah dalam perbulannya yaitu:
a. Golongan berpendapatan sedang.
b. Golongan berpendapatan rendah.

Universitas Sumatera Utara

c. Golongan berpendapatan sangat rendah.
3. Pengeluaran penarik becak yaitu kondisi pengeluaran jumlah dana yang di
habiskan

untuk

memenuhi

kebutuhan

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Perhitungan yang digunakan dalam perbulannya, yaitu:
a. Pengeluaran rendah
b. Pengeluaran sedang
c. Pengeluaran tinggi
d. Sangat Tinggi
4. Pentetapan pengukuran penarik becak sebagai keluarga sejahtera sub
indikatornya:
a. Pra Sejahtera (Miskin sekali)
b. Keluarga Sejahtera I (Miskin)
c. Keluarga Sejahtera II
d. Keluarga Sejahtera III

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5