Performance Testing of Leaves Cloves Machine Chopper (crusher) Comb Type

  

Uji Kinerja Mesin Perajang Daun Cengkeh (Crusher)

Tipe Sisir

Impi Widuri Aprillianingtias*, Musthofa Lutfi, Wahyunanto Agung Nugroho

Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya

  

Jl. Veteran, Malang 65145

  • *Penulis Korespondensi, Email: impiwiduria14@gmail.com

    ABSTRAK

    Pada proses penyulingan minyak daun cengkeh, terlebih dahulu daun cengkeh dirajang. Tujuan

    dilakukannya perajangan sebelum bahan mengalami proses penyulingan adalah agar kelenjar minyak dapat

    terbuka sebanyak mungkin sehingga laju penguapan minyak atsiri dari bahan berjalan cepat. Tujuan dari

    penelitian ini : (1) Mengetahui kapasitas kerja dari mesin perajang daun cengkeh, (2) Mengetahui efisiensi

    perajangan dari mesin perajang daun cengkeh, (3) Mengetahui pengaruh hasil rajangan daun cengkeh

    terhadap hasil penyulingan minyak daun cengkeh, (4) Mengetahui pengaruh hasil rajangan terhadap volume

    minyak yang dihasilkan. Pada penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk

    menentukan hasil penelitian. Terdapat tiga kali pengulangan pada setiap perlakuan untuk menentukan

    keragaman data yang diperoleh. Data yang diperoleh, selanjutnya akan dianalisa apakah terdapat perbedaan

    antara masing-masing perlakuan dengan parameter yang diukur. Hasil dari penelitian ini adalah mengacu

    pada perbedaan ukuran daun yang disuling dan penyulingan dalam waktu 5 jam. Hasil yang didapat ini

    merupakan gabungan volume rendemen tiap jam yang sama pada tiga kali proses destilasi. Hal ini

    disebabkan oleh hasil yang terlalu sedikit sehingga sulit dipisahkan. Dalam prosesnya setiap jam cacahan

    kasarlah yang memiliki rendemen tertinggi. Kadar minyak dalam kondensat tertinggi adalah volume 6078

    ml yang dihasilkan cacahan kasar, volume 6146 ml yang dihasilkan cacahan halus memiliki kadar minyak

    dalam kondensat sebesar 0,0585%, dan volume 3390 ml yang dihasilkan daun tanpa cacahan memiliki

    kadar minyak dalam kondensat sebesar 0,0188%.Namun Massa jenis minyak daun cengkeh yang dihasilkan

    dari penelitian ini tidak memenuhi standar. Diantara ketiga jenis daun tersebut yang paling banyak

    menghasilkan minyak adalah daun cacahan kasar. Kata Kunci : cengkeh, mesin perajang, kapasitas.

  

Performance Testing of Leaves Cloves Machine Chopper

(crusher) Comb Type

ABSTRACT

In the refining process of clove leaf oil, clove chopped beforehand. The purpose of perajangan

before the material is to undergo a process of refining oil glands can be open as much as possible so that

the rate of evaporation of volatile oil from fast running material. The purpose of this study : (1). Knowing

the working capacity of the engine chopper clove leaf. (2). Knowing perajangan efficiency of clove leaf

chopper machine. (3). Determine the effect on the results of chopped clove clove leaf oil distillation. (4).

Knowing the influence of chopped results to volume of oil produced. In this study, using completely

randomized design (CRD) to determine the results of the research. There are three repetitions in each

treatment to determine the diversity of the data obtained. The data obtained, will be analyzed whether there

are differences between each treatment with the parameters measured. The result of this research was

referring to the difference a size leaves that distilled and distilling in a time of 5 hours. The results of which

were found this is a volume rendemen each hour the same thing in three times the process of distillation.This

is caused by the results of too little making it difficult to separated. In the process a rough count every hour

that has the highest yield. The highest levels of oil in the condensate is the volume of the resulting 6078 ml

rough leaves. Volume 6146 ml have produced by smooth leaves refined in condensate 0,0585%, and volume

3390 ml of normal leaves have oil in condesate 0,0188%. But a mass of type of oil leaves cloves resulting

  

from this research does not meet the standard.Amongthe three types of the leaves of which most oil is

produce leaves leaves rough. Keywords: clove, chopper machine, capacity

  

PENDAHULUAN

  Indonesia termasuk negara penghasil minyak atsiri dan minyak tersebut merupakan komoditi yang menghasilkan devisa negara. Oleh karena itu pada tahun-tahun terakhir ini minyak atsiri mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Salah satu yang paling banyak didapatkan adalah minyak cengkeh. Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. Cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20-30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat (Thomas, 2007). Daun tunggal, bertangkai, tebal, kaku, bentuk bulat telur sampai lanset memanjang, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, tulang daun menyirip, permukaan atas mengkilap, panjang 6-13,5 cm, lebar 2,5-5 cm, warna hijau muda atau cokelat muda saat masih muda dan hijau tua ketika tua (Kardinan, 2003).

  Pada waktu penyulingan minyak cengkeh terdapat dua fraksi yaitu fraksi yang lebih ringan dari air dan fraksi yang lebih berat dari air. Dengan menggabungkan kedua fraksi tersebut dihasilkan minyak cengkeh yang lengkap. Hasil minyak dari penyulingan bunga cengkeh sekitar 17-18%, penyulingan dari gagang cengkeh sekitar 6% dan dari daun sekitar 2-3% (Guenther, 1990). Minyak daun cengkeh hasil penyulingan rakyat seringkali berwarna hitam kecoklatan dan kotor karena metode penyulingan yang kurang baik atau kualitas mesin penyulingan yang tidak diperhatikan, sehingga nilai jual dari minyak tersebut rendah. Mesin yang digunakan petani tradisional cengkeh umumnya terbuat dari material yang sederhana dan proses tidak terkondisi dengan baik sehingga mempengaruhi aroma dan warna dari minyak atsiri yang tidak seragam (Herman, 2007).

  Pada proses penyulingan minyak daun cengkeh, terlebih dahulu daun cengkeh dirajang. Tujuan dilakukannya perajangan sebelum bahan mengalami proses penyulingan adalah agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga laju penguapan minyak atsiri dari bahan berjalan cepat. Oleh karena itu, sebaiknya bahan yang akan disuling dirajang terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam ketel untuk dilakukan penyulingan. Sehingga luas permukaan daun cengkeh setelah melalui perajangan akan menjadi hal yang layak untuk di bahas guna mendapatkan volume minyak yang lebih banyak dengan cara mengetahui hasil rajangan kasar dan hasil rajangan halus.

METODE PENELITIAN

  Alat dan Bahan

  Penelitian dilaksanakan di UKM Sari Bumi yang berada di kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo dan Laboratorium THP, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai Februari 2015.

  Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Satu unit mesin perajang, 3 buah

  

pulley , V Belt, mesin diesel, ayakan 12 mesh, obeng, penggaris / meteran, tachometer DT2236C,

  oven, cawan, timbangan (kapasitas 60-50 kg), wadah. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun cengkeh kering yang sudah rontok yang didapatkan di Ponorogo.

  Metode Penelitian Rancangan Struktural

  Sumber penggerak mesin perajang daun cengkeh ini adalah berupa motor diesel yang memiliki kecepatan putar 2600 rpm. Sistem transmisi yang digunakan oleh mesin perajang daun cengkeh ini terdiri dari sebuah v-belt yang dihubungkan dengan 2 buah pulley, dimana pulley besar dibagian bawah, dan pulley kecil di bagian atas. Dimana pada penelitian ini mengganti

  

pulley bagian atas sebanyak tiga kali pulley dan masing-masing pulley memiliki ukuran diameter

  berbeda-beda yaitu dengan besar kecepatan 1000 rpm memiliki diameter 6 dim, untuk besar 1600 rpm memiliki diameter 8 dim, dan untuk besar pulley kecepatan 1900 rpm memiliki diameter 10 dim. Untuk menyangga mesin perajang daun cengkeh digunakan frame besi yang memiliki dimensi panjang 70 cm, lebar keseluruhan 41 cm, tinggi 70 cm, lebar tiang kerangka 5 cm.

  Poros horizontal, berfungsi untuk meneruskan daya putar dari motor diesel ke mesin perajang daun cengkeh yang terbuat dari besi berbentuk silinder panjang. Hopper pemasukan sebagai tempat masuknya bahan yang terbuat dari piringan besi dimana pada mesin perajang daun cengkeh ini hopper memiliki dua bagian yaitu hopper atas dan hopper bawah, dimana hopper atas memiliki dimensi sebagai berikut: panjang 41 cm, lebar 35 cm, tinggi 45 cm, sedangkan hopper bawah memiliki dimensi panjang 31 cm, dan lebar 15 cm. Rumah pisau/bantalan pisau terbuat dari besi berbentuk silinder dengan diameter 30 cm dan panjang 70 cm. bagian bawah pada bantalan pisau merupakan saluran pengeluaran hasil perajangan. Pisau yang digunakan dalam alat perajang terbuat dari besi sebanyak 10 buah pisau berada pada sebelah kiri dan 10 buah pisau berada pada sebelah kanan. Gambar mesin perajang daun cengkeh dapat dilihat pada Gambar 1.

  Gambar 1. Mesin Perajang Daun Cengkeh

  Mekanisme Kerja Mesin Mekanisme kerja dari mesin perajang ini yaitu motor diesel menggerakkan pulley kecil.

  Dengan berputarnya pulley kecil maka pulley besar juga ikut berputar karena kedua pulley tersebut dihubungkan oleh sebuah v belt. Pulley besar akan menggerakkan poros horizontal yang menghubungkan pulley besar dengan pisau. Poros horizontal tersebut akan memutar pisau, dan pisau ini berguna untuk memotong atau mencacah daun cengkeh yang masuk dari hopper pemasukan. Dari proses perajangan ini akan dihasilkan beberapa agregat dari daun cengkeh yaitu daun rajangan kasar dan daun rajangan halus.

  Rancangan Pengujian

  Bahan baku yang digunakan dalam pengujian ini adalah daun cengkeh kering yang didapatkan dari UKM Sari Bumi Ponorogo. Rancangan pengujian ini meliputi pengukuran efisiensi perajangan, kapasitas perajangan, pengaruh besar pulley terhadap agregat daun dan volume minyak yang dihasilkan. Data perajangan yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dari variasi rajangan kasar dan rajangan halus ini diperoleh dengan cara mengganti pulley kecil dengan masing-masing pulley memiliki besar 1000, 1600, dan 1900 rpm. Pengaturan kecepatan putar motor diesel ini dilakukan dengan mengatur pada kondisi sedang pada setiap perlakuan.

  Setelah bahan baku melalui proses perajangan maka dilakukan pengukuran parameter- parameter penelitian yaitu mengukur berat masing-masing hasil rajangan kasar dan rajangan halus, mengukur irisan utuh dan tidak utuh. Data-data tersebut digunakan untuk menghitung rendemen perajangan (Rd), kehilangan hasil (Kh), nilai efisiensi perajangan (E), kapasitas aktual perajangan.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimental, yaitu mengadakan percobaan secara langsung untuk mencoba dan memperoleh data empiris melalui pengaruh variable yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan dari masing-masing sintesis. Perlakuan yang digunakan adalah perbedaan besar pulley yaitu 1000 rpm, 1600 rpm, dan 1900 rpm.

  Data hasil penelitian akan dianalisis menggunakan analisa sidik ragam satu arah (one way ANOVA) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara perlakuan terhadap berbagai parameter. Apabila terdapat pengaruh yang nyata terhadap hasil akan digunakan taraf nyata 0,05 dan 0,01, dilanjutkan dengan Uji Perlakuan Terbaik Metode BNT 5%, untuk mengetahui perlakuan terbaik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Deskripsi Mesin Perajang

  Dalam Kamus Lengkap bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh Pratama dkk (2003) mendefinisikan bahwa mesin adalah perkakas untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau penggerak menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam. Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Salim (1991) menyatakan bahwa mesin adalah alat yang mempunyai daya gerak atau tenaga baik dijalankan dengan motor penggerak maupun tenaga manusia. Dari definisi mesin yang dikemukakan oleh kedua sumber diatas, tampak bahwa sumber pertama mendefinisikan mesin sebagai kendaraan, sedangkan sumber kedua mesin sebagai alat yang dapat membantu untuk meringankan kerja manusia.

  Mesin perajang untuk daun cengkeh yang digunakan dalam penelitian ini memiliki sumber penggerak motor diesel. Sistem transmisi terdiri dari sebuah V-belt yang dihubungkan dengan 2 buah pulley, pulley besar dan pulley kecil. Pada penelitian ini dilakukan pergantian

  

pulley kecil sebanyak 3 kali dengan besar kecepatan yang berbeda. Masing-masing pulley

  memiliki ukuran diameter berbeda pula, pada kecepatan 1000 rpm diameter pulley sebesar 6 dim, pada kecepatan 1600 rpm diameter pulley sebesar 8 dim, dan pada kecepatan 1900 rpm diameter

  

pulley sebesar 10 dim. Untuk menyangga mesin perajang digunakan frame siku yang terbuat dari

  besi dengan dimensi sebagai berikut: panjang 70 cm, lebar keseluruhan 41 cm, tinggi 70 cm, lebar tiang kerangka 5 cm. Poros horizontal juga terbuat dari besi berbentuk silinder yang memiliki panjang 70 cm. Hopper terbuat dari besi berbentuk trapesium dengan dimensi untuk hopper atas memiliki panjang 41 cm, lebar 35 cm, tinggi 45 cm, dan untuk hopper bawah memiliki panjang 31 cm dan lebar 15 cm.

  Rendemen Hasil Rajangan

  Nilai rendemen rajangan pada ketiga kecepatan pulley yang telah ditetapkan ternyata cenderung semakin besar seiring dengan semakin besarnya kecepatan perajangan yang digunakan. Hasil dari nilai rendemen ini berkaitan dengan kecepatan putar pada pulley dan mesin diesel. Kecepatan putar adalah berapakah kecepatan berputarnya pulley dan mesin diesel. Satuan dari kecepatan ini adalah rpm (rotation per minutes). Setiap pulley memiliki kecepatan putaran yang bermacam-macam.

  Perlakuan dalam pengujian kecepatan putar pada penelitian ini adalah perbedaan besar kecepatan yaitu 1000 rpm, 1600 rpm, dan 1900 rpm pada pulley, sedangkan untuk kecepatan putar pada mesin diesel disama ratakan pada kecepatan 2500 rpm. Sebagai kontrol pada masing-masing kecepatan putar menggunakan kecepatan 2500 rpm pada pengaturan kecepatan mesin diesel.

  60

  50 sil a r) (g

  40 u H n a

30 Da

  ng a ja

  20 ss a Ra

  10 M 1000 halus 1000 kasar 1600 halus 1600 kasar 1900 halus 1900 kasar Kecepatan Putaran (rpm)

  Gambar 2. Hasil Rajangan Daun Cengkeh terhadap Kecepatan Putaran Berdasarkan Gambar 2 di atas, dapat diketahui pada masing-masing pengulangan saat dilakukan pergantian pulley diketahui massa rajangan halus memiliki massa lebih besar dibandingkan massa rajangan kasar. Dari data yang telah ada, diketahui bahwa jumlah total hasil rajangan sebelum di pisahkan antara rajangan halus dan rajangan kasar pada pulley dengan besar kecepatan 1000 rpm cenderung meningkat, ini disebabkan karena pada waktu perajangan untuk setiap pengulangan tidak dilakukan pembongkaran tutup bantalan pisau, sehingga masih terdapat beberapa daun yang tertinggal pada bantalan pisau dan akhirnya masuk kedalam wadah pada pengulangan berikutnya. Hal ini terjadi dikarenakan pada proses perajangan yang memiliki banyak hambatan dan ketersediaan bahan yang akan dirajang.

  Kemudian untuk data hasil pengamatan pada pulley dengan besar kecepatan 1600 rpm dan juga dengan 3 kali pengulangan didapatkan hasil total daun rajangan sebelum dilakukan pemisahan antara daun rajangan halus dan daun rajangan kasar yang cenderung menurun pada setiap pengulangan. Pengamatan pada pulley dengan besar kecepatan 1900 rpm dan juga dengan 3 kali pengulangan didapatkan hasil total daun rajangan sebelum dilakukan pemisahan antara daun rajangan halus dan daun rajangan kasar yang cenderung turun naik pada setiap pengulangan. Dari grafik diatas didapatkan hasil rajangan halus terbesar pada pengulangan ke 2 dengan massa sebesar 1040 g, untuk hasil rajangan halus terkecil terdapat pada pengulangan ke 1 yaitu 700 g. Sedangkan untuk hasil rajangan kasar terdapat pada pengulangan ke 3 sebesar 820 g, dan untuk hasil rajangan kasar terkecil terdapat pada pengulangan ke 1 yaitu 680 g. Dari hasil pengujian diatas dapat dicari nilai hasil rendemen pada masing-masing perlakuan. Hasil rendemen yang bermacam-macam ini dapat terjadi disebabkan oleh keterampilan dalam mengumpankan daun belum ahli sehingga hasil rendemen rajangan juga berbeda-beda.

  Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan sama-sama memiliki nilai rendemen diatas 20%. Selisih yang ada antara nilai satu dengan yang lainnya tidak cukup besar untuk menunjukkan adanya perbedaan untuk masing-masing nilai rendemen rajangan pada masing-masing perlakuan. Nilai rendemen perajangan cenderung meningkat pada hasil rajangan halus, sedangkan pada rendemen perajangan kasar hasil rendemen semakin menurun pada kecepatan putar yang tinggi. Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada proses perajangan terjadinya kehilangan hasil cenderung sedikit. Hal ini dapat terjadi disebabkan karena bahwa pada tempat penampungan hasil rajangan dapat keluar dengan baik dan dapat di ditampung dengan baik oleh wadah sehingga sedikit kehilangan yang dihasilkan.

  Kehilangan Hasil

  Persentase kehilangan hasil didapat dari massa awal daun sebelum di rajang dikurangi dengan massa daun cengkeh setelah melalui perajangan. Berdasarkan data pengamatan mesin, didapat perbandingan antar hasil persentase kehilangan dan kecepatan. Histogram perbandingan antara hasil persentase kehilangan dan kecepatan putar dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut:

  700 600 %)

  500 sil ( ha

  400 n a

  300 ng

  200 ehila

  100 k

  1000 rpm 1600 rpm 1900 rpm Kecepatan Putar (rpm)

  Gambar 3. Histogram Perbandingan Antara Hasil Persentase Kehilangan dan Kecepatan Putar Dari Gambar 3 diatas didapatkan persentase kehilangan hasil pada kecepatan 1000 rpm tertinggi terdapat pada ulangan pertama, untuk kecepatan 1600 rpm kehilangan hasil tertinggi terdapat pada ulangan ketiga, dan pada kecepatan 1900 rpm kehilangan hasil terbesar pada ulangan pertama. Menurut hasil pengolahan data analisa sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan sama-sama memiliki selisih nilai yang ada antara nilai satu dengan yang lainnya tidak cukup besar untuk menunjukkan adanya perbedaan untuk masing-masing nilai rendemen rajangan pada masing-masing perlakuan.

  Kapasitas Mesin Perajang

  Proses operasional mesin perajang daun cengkeh cukup mudah, yaitu dengan cara mengumpan daun cengkeh kedalam saluran pemasukan yang terpasang diatas bantalan pisau. Kapasitas mesin perajang daun cengkeh ini sangat ditentukan oleh besarnya kecepatan putaran pada mesin diesel. Kapasitasnya akan berbanding lurus dengan meningkatnya putaran mesin, namun mutu hasil rajangan pada penelitian ini belum cukup memenuhi persyaratan yang diinginkan atau belum akurat karena masih banyak hasil rajangan yang tidak keluar lewat saluran keluaran dan masih tertinggal pada bantalan pisau pada saat pengulangan. Di dalam bantalan pisau terdapat piringan pisau pembawa sebanyak dua buah yang berfungsi untuk mengait hasil rajangan daun cengkeh yang kemudian akan dikeluarkan.

  Penelitian oleh Hidayat, dkk (2006), hasil uji unjuk kerja mesin pencacah jerami menunjukkan kapasitas pencacahan untuk jerami kering dengan kadar air 23 %, rata-rata 401,13 kg/jam dengan konsumsi bahan bakar 1,33 liter/jam dan persentase hasil cacahan dengan panjang 2-5 cm sebesar 93,33 %. Sedang kapasitas pencacahan untuk jerami segar dengan kadar air 55 %, rata-rata 1:126,06 kg/jam dengan konsumsi bahan bakar 1,35 liter/jam dan persentase hasil cacahan dengan panjang 2-5 cm sebesar 95,33 %. Kapasitas aktual mesin perajang adalah produk yang dapat diolah per satuan waktu. Pada Gambar 4 kapasitas aktual mesin perajang daun cengkeh tipe piringan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan putar pulley maka kapasitas kerjanya akan semakin tinggi pula, ini berlaku pada ketiga pengulangan pada penelitian ini. Gambar 4. Kapasitas Aktual Mesin Perajang Daun Cengkeh Terhadap Kecepatan Putar Berdasarkan hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan sama-sama memiliki kapasitas aktual diatas 100 kg/jam. Selisih yang ada antara satu dengan yang lainnya nilainya tidak cukup besar untuk menunjukkan adanya perbedaan untuk nilai kapasitas actual mesin perajang pada masing-masing perlakuan. Dapat diketahui dari data yang telah ada bahwa kapasitas mesin perajang adalah 1022,21 kg/jam.

  Efisiensi Perajangan

  Efisiensi perajangan diperoleh dari hasil perajangan seluruhnya dibagi dengan berat awal (Rosalina, 2003). Berdasarkan hasil pengujian mesin perajang daun cengkeh seperti pada gambar 4.5 dibawah ini menunjukkan bahwa untuk efisiensi perajangan pada kecepatan 1000 rpm dengan jenis rajangan halus tertinggi terdapat pada ulangan pertama sebesar 1,14 dan untuk rajangan kasar tertinggi pada ulangan ketiga sebesar 1,44. Pada kecepatan 1600 rpm dengan jenis rajangan halus tertinggi terdapat pada ulangan ketiga sebesar 1,16 dan untuk rajangan kasar tertinggi pada ulangan pertama sebesar 1,32. Sedangkan untuk kecepatan 1900 rpm dengan jenis rajangan halus tertinggi pada ulangan pertama yaitu sebesar 1,22, dan untuk rajangan kasar tertinggi terdapat pada ulangan ketiga sebesar 1,56.

  Berdasarkan analisis sudik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memiliki efisiensi dengan selisih antara satu dengan yang lainnya tidak cukup besar untuk menunjukkan adanya perbedaan untuk nilai efisiensi perajangan tiap-tiap perlakuan yang ada.

  Gambar 5. Efisiensi Perajangan Terhadap Kecepatan Putaran Mesin Berdasarkan Gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa pada kecepatan 1000 rpm efisiensi hasil rajangan halus cenderung meningkat, pada kecepatan 1600 rpm efisiensi rajangan halus juga meningkat, dan pada kecepatan 1900 rpm efisiensi rajangan halus pun meningkat. Sedangkan untuk efisiensi rajangan kasar pada kecepatan 1000 rpm ke kecepatan 1600 rpm terjadi peningkatan, tapi turun ketika pada kecepatan 1900 rpm. Hal ini dapat terjadi dikarenakan

  100 200 300 400 500 600

  1000 kasar 1000 halus

  1600 kasar 1600 halus

  1900 kasar 1900 halus k a pa sit a s a k tua l ( k g /j a m ) Kecepatan Putar (rpm)

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  80 1000 1600 1900 E fis iens i P er a ja ng a n (g ra m ) Kecepatan Putaran (rpm) kecepatan putar pulley pada mesin perajang daun cengkeh yang tinggi akan lebih cepat dalam proses perajangan, begitu sebaliknya.

  Hasil Penyulingan dari Pre-treatment Daun Cengkeh

  Minyak cengkeh adalah salah satu komoditi ekspor minyak atsiri Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan rendemen minyak atsiri dalam proses destilasi sangat banyak, salah satunya adalah persiapan bahan baku. Persiapan bahan baku dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran bahan baku dengan cara dilakukan perajangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perajangan daun cengkeh terhadap rendemen minyak cengkeh. Penelitian ini dilakukan dengan cara membedakan bahan atau daun menjadi 3 kondisi yaitu kondisi tanpa perajangan, kondisi perajangan kasar, dan kondisi perajangan halus.

  Rajangan daun cengkeh yang sudah dipisahkan tersebut kemudian dimasukkan kedalam ketel penyulingan. Pengisian ketel suling harus dilakukan secara merata dan padat pada seluruh bagian agar uap air yang ada dalam ketel dapat menyebar secara merata. Sebelum dimasukkan ke dalam ketel daun ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui perbandingan bahan baku dan hasil yang akan didapatkan pada proses akhir.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perajangan berpengaruh terhadap rendemen minyak cengkeh yang dihasilkan. Hasil penyulingan perajangan kasar memiliki karakteristik berbeda dengan penyulingan tanpa rajangan dan rajangan halus. Didapatkan data bahwa semakin kecil ukuran perajangan maka akan semakin besar rendemen minyak cengkeh yang dihasilkan.

  Analisa Ekonomi

  Berdasarkan analisa ekonomi pada lampiran 11 diperoleh hasil rincian bunga modal dan asuransi sebesar Rp. 1.080.000 / tahun, pajak Rp. 180.000 / tahun, sehingga total biaya tetap sebesar Rp. 9.360.000 / tahun dengan perkiraan umur ekonomis dari alat adalah 1 tahun, sedangkan rincian biaya tidak tetap terdiri dari biayaperawatan alat sebesar Rp. 45,17 dalam 1 jam, dan biaya operator Rp. 6250 / jam, sehingga total biaya tidak tetap adalah Rp. 6.295,17 / jam. Biaya pokok produksi adalah Rp. 42.576 / kg. berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa alat akan mencapai break even point (titik impas) jika alat telah menghasilkan daun sebanyak 106.363.636,4 kg dalam waktu 1 tahun.

  

KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil yang telah dicapai dari uji kinerja mesin perajang daun cengkeh ini dapat disimpulkan : kapasitas aktual rata-rata dari mesin perajang daun cengkeh tipe sisir ini adalah 1022,21 kg/jam. Efisiensi perajangan dari mesin perajang daun cengkeh tipe sisir ini adalah 59,10%. Terdapat pengaruh hasil rajangan daun cengkeh terhadap hasil volume penyulingan minyak daun cengkeh dengan pembuktian bahwa daun cengkeh dengan dirajang dapat menambah volume minyak daun cengkeh daripada hasil penyulingan daun cengkeh tanpa dirajang.

  

DAFTAR PUSTAKA

Guenther E. 1990. Minyak Atsiri. Jilid I. Ketaren (penerjemah). 1987. UI Press, Jakarta.

  Kardinan, A. 2003. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta: Agro Media Pustaka, pp: 2-5, 22-23, 28-29. Hidayat M, Harjono, Marsudi, Gunanto A. 2006. Evaluasi Kinerja Teknis Mesin Pencacah Hijauan Pakan Ternak. FMIPA. Universitas Andalas Padang. Herman, M. 2007. Komoditi Tanaman Cengkeh di Indonesia. Gramedia : Jakarta. Pratama, Arman, Maulana. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Prima Media. Salim . 1991. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Prima Media. Thomas, A.N.S. 2007. Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta: Kanisus,pp: 22-24.