FUNGSI KOGNITIF DENGAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA (Kognitif Function With Activities Of Daily Living (ADL) In The Elderly)

FUNGSI KOGNITIF DENGAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA (Kognitif Function With Activities Of Daily Living (ADL) In The Elderly)

Ninik Murtiyani 1) ,Aris Hartono 2) ,Hartin Suidah 3) , Nindya Putri Pangertika 4)

Akademi Keperawatan Dian Husada ninik.akbar@yahoo.co.id Prodi Ilmu Keperawatan, Stikes Bahkti Husada Mulia hartonoaris@yahoo.co.id Akademi Keperawatan Dian Husada suidahhartin@yahoo.co.id Prodi Ilmu Keperawatan, Stikes Dian Husada nindyaputri181@gmail.com

Abstract

Independence of the elderly depend on the individual's ability to perform daily activities (Activities of Daily Livingstone- ADL). The decline include bathing, dressing, toiletting, move, and eat continent. On the one side the elderly also decreased Cognitive Function as the impact of changes in cerebral tissue. These changes are contained in visuospatial ability, memory, orientation, language, attention, and executive function. The purpose of this study to analyze the relationship between cognitive function in older adults with ADL in Panti Werdha Mojopahit Mojokerto Regency. This research method is Non- Experimental (correlation studies) with Cross Sectional approach. The population of this research is all elderly in the Panti Werdha Mojopahit Mojokerto Regency were 23 elderly people using Total Sampling. The variables of this study was measured using the Cognitive Function MMSE and ADL were measured using the Katz Index. Analysis using descriptif analysis. The results of the study showed most of the 23 respondents experiencing moderate cognitive disorders with a mean value of 21.95. As for the ADL mostly belonging to the independent portion with a mean value of 3.65. There is correlation between Cognitive Function with Activities Of Daily Living (ADL) in the Elderly in Panti Werdha Mojopahit Mojokerto interpreted into Scater Chart with value shown r² = 0,55 into strong relationship. Recommendation results of this study are to nurses nursing care to the elderly to take better cognitive function and ADL, so it can help the elderly meet their everyday activities.

Keywords: Activities Of Daily Living (ADL), Cognitive Function, the Elderly.

1. PENDAHULUAN

menggunakan memori jangka pendek. Usia Seiring

diatas 60 tahun lansia beresiko tinggi berdampak pada

mengalami penurunan fungsi kognitif dalam yangmenyebabkan

kemunduran fisik

hal belajar, menerima dan mengelola informasi fungsional baik kemampuan mobilisasi atau

menurunnya

gerak

dari lingkungan sekitar, dimana hal tersebut perawatan diri tanpa atau sedikit bantuan dari

berimplikasi pada orientasi waktu, orientasi orang lain. Kemandirian pada lansia

tempat, registrasi, perhatian dan kalkulasi, bergantung pada kemampuan individu dalam

mengingat dan juga bahasa[16]. Penurunan melakukan aktivitas harian [17]. Salah satu

tidak hanya terjadi pada individu yang akibat dari meningkatnya usia diatas 70 tahun

mengalami sakit, namun juga terjadi pada yaitu resiko tinggi akan mengalami penurunan

individu lansia yang sehat. Hasil penelitian aktivitas harian (Activities

sebelumya di panti Werdha Mojopahit Living) (ADL). Penurunan tersebut meliputi

of Daily

Mojokerto didapatkan angka kejadian mandi, berpakaian, pergi ke kamar mandi,

gangguan fungsi kognitif pada lansia tergolong berpindah, kontinen dan makan[2]. Di satu sisi

masih banyak sedangkan untuk masalah lansia juga akan mengalami penurunan fungsi

Activities of Daily Living (ADL) terbilang kognitif sebagai dampak dari terdapat pada

cukup besar.

tugas yang membutuhkan kecepatan

Penelitian sebelumnya dilakukan tentang Dengan demikian, dapat meningkatkan fungsi kognitif pada usia lanjut, menunjukan

kualitas kesehatan pada lansia. lansia dengan fungsi kognitif normal sebanyak

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk 29,5% dan yang mengalami kelainan kognitif

mengetahui hubungan fungsi kognitif berat sebesar 43,2% dari total sampel 95

dengan Activities of Daily Living (ADL) responden [9]. Dari hasil studi pendahuluan

pada lansia.

yang dilakukan pada tanggal 1 Januari 2015 di

PantiWerdha Mojopahit Mojokerto didapatkan

2. KAJIAN LITERATUR DAN

lansia berjumlah 23 orang dengan gangguan

HIPOTESIS

fungsi kognitif sedang sebesar 14 orang,

2.1 Konsep Fungsi Kognitif

sedangkan tidak mengalami gangguan kognitif

2.1.1 Pengertian Fungsi Kognitif

sebesar 9 orang. Sedangkan untuk masalah Fungsi kognitif adalah merupakan pemenuhan kebutuhan Activities of Daily

aktivitas mental secara sadar seperti berpikir, Living (ADL) sebesar 13 orang dengan

mengingat, belajar dan menggunakan bahasa. kemandirian sedang, sedangkan 10 orang

Fungsi kognitif juga merupakan kemampuan kemandirian penuh.

atensi, memori, pertimbangan, pemecahan Lansia mengalami penurunan jumlah

masalah, serta kemampuan eksekutif seperti neuron kolinergik yang berdampak pada

merencanakan, menilai, mengawasi dan penurunan jumlah neurotransmitterasetilkolin

melakukan evaluasi.[17] sehingga mengakibatkan penurunan fungsi

kognitif otak itu sendiri dimana lansia tidak

2.1.2 Macam Fungsi Kognitif

dapat mengingat pengalaman masa lalu, Fungsi otak yang lebih tinggi dapat terganggunya pusat persyarafan mental dan

disubklasifikasikan menjadi [9]: intelegensi. Penurunan jumlah tersebut

1. Fungsi yang terdistribusi, yang tidak menyebabkan gangguan pada sistem syaraf

terlokalisasi pada regio otak tertentu, pusat (pengurangan massa otak dan aliran

namun membutuhkan aksi dari berbagai darah diotak) yang membuat atrosit

bagian pada kedua sisi otak, seperti : berploriferasi sehingga neurotransmitter

1) Atensi dan Konsentrasi (dopamin

Pemeliharaan atensi normal tergantung dari perubahan dan dapat meningkatkan aktivitas

dan

serotonin) mengalami

dasar anatomis yang sama dengan kesadaran, enzim monoaminoksidas [12]. Hal inilah yang

yaitu sistem aktivasi retrikular yang akan mengakibatkan Activities of Daily Living

berproyeksi ke talamus dan kemudian ke (ADL) mengalami gangguan.

korteks serebri secara difus. Dalam mengatasi masalah fungsi kognitif

2) Memori

dan ADL (Activitiy of Daily Living) yang

kemajuan dalam riset dialami oleh lansia ialah dengan meningkatkan

Dengan

neuropsikologi , “sistem” memori telah dibagi fungsi kognitif agar dapat memenuhi

menjadi beberapa komponen : kebutuhan aktifitas sehari- hari yang harus

(1) Memori Implisit

dilakukan oleh lansia. Beberapa program yang Respon motorik yang dipelajari yang dapat mendorong kemampuan stabilitas,

tidak berhubungan dengan akses kesadaran, konsistensi dan pertisipasi aktif adalah dengan

misalnya mengendarai mobil dan keterampilan Latihan Memori (daya ingat) dengan orentasi

motorik kompleks lainnya. realitas atau keadaan sekitar dan waktu

(2) Memori Eksplisit

(tanggal dan tahun), Terapi Kemampuan Berhubungan dengan akses kesadaran, Sosial,

yang kemudian disubklasifikasikan lagi Manajaemen Stress, Terapi Nostalgia dan

Terapi Komunikasi,

Terapi

menjadi (1) Memori episodik, misalnya Terapi Perilaku. Ada lima macam kebutuhan

menceritakan kembali detil autobiografi dan aktifitas tersebut, diantaranya makan, mandi,

kejadian pengalaman pribadi lainnya yang berpakaian, mobilitas dan toileting. Dengan

berhubungan dengan waktu tertentu; (2) meningkatkan

Memori semantik, penyimpanan pengetahuan menurunkan permasalahan pada lansia [13].

dunia secara umum.

3) Fungsi Eksekutif yang Lebih Tinggi terjadi pada lansia disfagia pada tingkat Fungsi eksekutif sulit untuk didefinisikan

keparahan yang berbeda. dengan tepat, tetapi meliputi kemampuan

2) Fungsi Hemisfer Nondominan untuk membuat

rencana, beradaptasi, Jika sebagian besar fungsi bahasa menangani konsep abstrak dan menyelesaikan

terletak pada hemisfer dominan, maka hemisfer masalah digabung dengan aspek perilaku sosial

nondominan sebagian besar, walaupun tidak dan kepribadian, misalnya inisiatif, motivasi

bertanggung jawab untuk dan inhibisi.

semuanya,

keterampilan visuospasial.

2. Fungsi yang

terlokalisasi,

yang

tergangtung dari struktur dan fungsi

2.1.3 Penyebab Penurunan Kognitif Pada

normal dari satu area atau tertentu pada

Lansia

satu hemisfer. Penurunan kemampuan kognitif pada Dominasi hemisfer, pada kebanyakan

lansia memperlihatkan perubahan seiring individu, hemisfer serebri kiri merupakan

dengan perubahan kondisi kesehatan. Otak hemisfer yang dominan untuk fungsi bahasa.

lansia sebagaimana organ lain memperlihatkan Bahkan mayoritas orang kidal juga memiliki

kehilangan yang gradual. Secara umum hemisfer kiri yang dominan.

diasumsikan bahwa penurunan fungsi kognitif

1) Fungsi Hemisfer Dominan pada lansia disebabkan oleh perubahan Afasia atau disfasia adalah kerusakan

morfologis jaringan cerebral, penurunan fungsi berbahasa akibat kerusakan otak. Hal ini

kapasitas sirkulasi dan neurotransmiter. Selain meliputi bahasa lisan dan tulisan (membaca

penurunan fisik, beberapa faktor yang dan menulis), yang mungkin saja mengalami

fungsi kognitif adalah kerusakan selektif (aleksia/ disleksia dan

mempengaruhi

motivasi, harapan, kepribadian, kebutuhan agrafia/ disgrafia).

tugas, pola belajar, kemampuan intelektual, Fungsi bahasa meliputi :

latar belakang, (1) Kelancaran berbahasa, apakah lansia

tingkat

pendidikan,

sosiokultural dan pola proses informasi [2]. dapat mengeluarkan frase atau kalimat dengan panjang yang normal (lima atau

2.1.4 Perubahan Kognitif pada Lansia

lebih kata) secara spontan. Jika Perubahan kognitif terdapat pada berbicaranya tidak lancar, maka tata

performance terutama pada tugas yang bahasa (sintaks) umumnya juga abnormal.

membutuhkan kecepatan, yang memerlukan (2) Pengertian atau komprehensi, sejumlah

memori jangka pendek, ini terlihat adanya benda dijajarkan di depan lansia dan

keterlambatan dalam kecepatan melakukan lansia diperintahkan menunjuk benda

tugas. Namun perubahan ini bergantung pula yang disebutkan oleh pemeriksa, misalnya

kepada macam tes yang diberikan. pulpen, jam tangan, kunci, apakah lansia

Kemampuan untuk mengingat dengan baik mampu melakukannya? Apakah lansia

dibandingkan dengan sebelumnya. Dengan dapat mengerjakan perintah yang lebih

bertambahnya waktu, mereka merasa sukar kompleks? (“coba anda ambil kunci dan

mengingat hal yang penting sehingga merasa ber ikan pulpen pada saya”). Apakah

cemas, meskipun kemampuan fisik dan mental lansia dapat mengerti konsep dibalik

yang lain tidak terganggu, kemampuan pertanyaan? (“Apakah nama adebu yang

berjalan masih baik, fasih berkomunikasi dan tertinggal setelah rokok habis?”).

masih dapat menikmati hobi. (3) Repetisi, apakah lansia dapat mengulangi

Kemunduran proses mengingat pada kata tunggal atau seluruh kalimat seperti

lansia terjadi secara bertahap. Dengan “jika tidak, dan, atau, tetapi?”

berubahnya kondisi kesehatan dari sehat (4) Menyebutkan nama, misalnya nama

menjadi sakit, lansia menyadari bahwa dirinya benda, seperti jam tangan, pulpen dan

perlu mewaspadai adanya gangguan otak yang benda yang kurang familiar seperti pena,

menyebabkan gangguan proses memori dan gesper,

bila terjadi penurunan kemampuan ingatan menyebutkan nama suatu benda (anomia)

kumparan

(kegagalan

tertunda yang merupakan ciri khas terjadinya proses patologis seperti demensia. Yunus

(2003) menggambarkan kelemahan kognitif pada hipokampus dan merupakan pelindung ringan atau lebih dikenal sebagai Mild

dari saraf vitro.[30]

Cognitive Impairment (MCI) merupakan salah Salah satu faktor penyakit penting satu gangguan kognitif termasuk kelompok

yang mempengaruhi penurunan kognitif lansia perantara atau fase transisi antara mudah lupa

adalah hipertensi. Peningkatan tekanan darah terkait dengan usia. Consensus paper on MCI

kronis dapat meningkatkan efek penuaan pada tahun 2000 membuat rekomendasi untuk

struktur otak, meliputi penurunan substansia kriteria diagnosis untuk seseorang yang

putih dan abu- abu di lobus prefrontal, dikatakan menyandang kelemahan kognitif

hipokampus, meningkatkan ringan apabila memenuhi beberapa persyaratan

penurunan

hiperintensitas substansia putih di lobus (1) Adanya laporan dari orang itu sendiri atau

frontalis [22].

keluarga bahwa orang tersebut mengalami Angina pektoris, infark miokardium, kemunduran kognitif lainnya dibandingkan

penyakit jantung koroner dan penyakit keadaan sebelumnya; (2) Orang tersebut masih

vaskular lainnya juga dikaitkan dengan mempunyai aktivitas hidup harian sederhana

memburuknya fungsi kognitif[1]. dengan baik; (3) Hasil evaluasi tes penampilan

Hasil penelitian menunjukkan adanya Mini Mental Status Examination (MMSE) tidak

hubungan positif antara usia dan penurunan cukup terganggu dibandingkan kontrol sesuai

fungsi kognitif. Hasil dari pengukuran fungsi umur dan pendidikan; (3) Adanya gangguan

kognitif pada lansia adalah 16% pada dalam kemampuan memori atau kognitif

kelompok umur 60- 69 tahun, 21% pada 70- 74 lainnya; (4) Gangguan kognitif dan gangguan

tahun, 30% pada 75- 79 tahun, dan 44% pada aktivitas hidup harian tidak cukup parah untuk

80 tahun keatas [16].

menetapkan diagnosa demensia [26].

2.1.6 Manifestasi Gangguan Kognitif

2.1.5 Faktor Resiko Penurunan Fungsi

pada Lansia

Kognitif Lansia

1. Gangguan Bahasa

Jenis kelamin, wanita lebih beresiko Gangguan bahasa yang terjadi pada mengalami penurunan kognitif daripada laki-

penurunan kognitif terutama tampak pada laki. Hal ini disebabkan adanya peranan level

kemiskinan kosa kata. Lansia tidak dapat hormon seks endogen dalam perubahan fungsi

menyebutkan nama benda atau gambar yang kognitif. Reseptor estrogen telah ditemukan

ditunjukkan padanya (confrontation naming), dalam area otak yang berperan dalam fungsi

tetapi lebih sulit lagi menyebutkan nama benda belajar dan memori, seperti hipokampus.

dalam satu kategori (category naming), Penurunan fungsi kognitif umum dan memori

misalnya disuruh menyebutkan nama buah verbal dikaitkan dengan rendahnya level

atau hewan dalam satu kategori. Sering adanya estradiol dalam tubuh. Estradiol diperkirakan

diskrepansi antara penamaan konfrontasi dan bersifat neuroprotektif yaitu dapat membatasi

penamaan kategori dipakai untuk mencurigai kerusakan akibat stress oksidatif serta sebagai

penurunan kognitif dan demensia dini. pelindung sel saraf dari toksisitas amiloid pada

2. Gangguan Memori

lansia Alzheimer [30] Sering merupakan gejala yang pertama Faktor makanan juga mempengaruhi

timbul pada penurunan kognitif dan demensia fungsi kognitif. Kekurangan vitamin D sekitar

dini. Tahap awal terganggu adalah memori 25%- 54% pada orang berusia 60 keatas dan

baru, yakni cepat lupa apa yang baru saja 74% ditemukan pada wanita pada penderita

dikerjakan, lambat laun memori lama juga Alzheimer. Hal tersebut disebabkan oleh

dapat terganggu.

metabolisme vitamin D yang kurang efisien Fungsi memori dibagi dalam tiga pada orang tua. Karena sumber utama vitamin

tingkatan bergantung lamanya rentang waktu

antara stimulus dan recall yaitu (1) Memori mempertahankan tingkat serum normal, diet

D adalah sinar

matahari,

untuk

segera (immediate memory), rentang waktu saja mungkin tidak cukup tanpa suplementasi.

antara stimulus dan recall hanya beberapa Hasil dari penelitian tentang vitamin D dalam

detik. Disini hanya dibutuhkan pemusatan fungsi otak adalah adanya reseptor vitamin D

perhatian untuk mengingat (attention); (2)

Memori baru (recent memory), rentang waktu (perencanaan), purposive action (bertujuan), lebih lama yaitu beberapa menit, jam, bulan

effective performance (pelaksanaan yang bahkan tahun; (3) Memori lama (remote

efektif).

memory ), rentang waktunya tahunan bahkan

7. Atensi

seusia hidup. Atensi adalah kemampuan untuk

3. Gangguan Emosi bereaksi atau memperhatikan satu stimulus Gangguan ini sering timbul pada

dengan mampu mengabaikan stimulus lain lansia. Sekitar 15% lansia mengalami kesulitan

yang tidak dibutuhkan. Atensi merupakan hasil kontrol terhadap ekspresi dan emosi. Tanda

hubungan antara batang otak, aktivitas limbik lain adalah menangis dengan tiba- tiba atau

dan aktivitas korteks sehingga mampu untuk tidak dapat mengendalikan tawa. Efek

fokus pada stimulus spesifik dan mengabaikan langsung yang paling umum dari penyakit pada

stimulus lain yang tidak relevan. Konsentrasi personality adalah emosi yang tumpul,

kemampuan untuk disinhibition, kecemasan yang berkurang atau

merupakan

mempertahankan atensi dalam periode yang euforia ringan, dan menurunnya sensitifitas

lebih lama. Gangguan atensi dan konsentrasi sosial. Dapat juga terjadi kecemasan yang

akan mempengaruhi fungsi kognitif lain seperti berlebihan, depresi dan hipersensitif.

memori, bahasa dan fungsi eksekutif [3].

4. Gangguan Visuospasial Sering timbul dini pada demensia.

2.1.7 Manajemen

Keperawatan

Lansia banyak lupa waktu, tidak tahu kapan

Terhadap Kemunduran Kognitif

siang dan malam, lupa wajah teman dan sering

Lansia

tidak tahu tempat sehingga sering tersesat Manajemen keperawatan yang dapat (disorientasi waktu, tempat, dan orang). Secara

dilakukan terhadap kemunduran kognitif obyektif gangguan visuospasial ini dapat

adalah dengan mengkaji orientasi lansia. Hal ditentukan dengan meminta lansia mengkopi

ini diakukan untuk meningkatkan kognisi gambar atau menyusun balok sesuai bentuk

lansia. Beberapa program yang dapat tertentu. Semua lobus berperan dalam

mendorong kemampuan stabilitas, konsistensi, kemampuan konstruksi dan lobus parietal

identifikasi dan partisipasi aktif adalah: terutama hemisfer kanan berperan paling

1. Latihan memori (daya ingat) dengan dominan.

orentasi realitas atau keadaan sekitar dan

5. Gangguan Kognisi (cognition) waktu (tanggal dan tahun). Orientasi Fungsi ini yang paling sering

realitas adalah upaya mempertahankan terganggu pada lansia dan penurunan kognitif,

realita yang ada, antara lain terhadap terutama daya abstraksinya. Selalu berfikir

waktu, tempat, dan orang. Pada lansia konkret, sehingga sukar sekali memberi makna

yang mengalami kemunduran kognitif peribahasa. Juga daya persamaan (similarities)

langkah orientasi realitas seperti jam mengalami penurunan.

dinding menunjukkan waktu yang benar

6. Fungsi Eksekutif dan dapat dilihat, papan orientasi Fungsi eksekutif dari otak dapat

menunjukkan tanggal, menu dan kejadian didefenisikan sebagai suatu proses kompleks

tiap hari, memberi label pada pintu seseorang dalam memecahkan masalah/

ruangan seperti toilet, ruang makan, dan persoalan baru. Proses ini meliputi kesadaran

lainnya. Orientasi terapi kelompok akan

dengan orientasi konstan terhadap mengevaluasinya,

memecahkan atau mencari jalan keluar suatu

2. Terapi kemampuan sosial adalah persoalan. Fungsi ini dimediasi oleh korteks

memberikan dorongan dan semangat prefrontal

kepada lansia ketika berinteraksi dengan subkortikal yang berhubungan dengan daerah

dorsolateral dan

struktur

yang lainnya.

tersebut. Fungsi eksekutif dapat terganggu bila

3. Terapi komunikasi adalah dengan sirkuit frontal- subkortikal terputus. Lezack

meningkatkan pola bicara atau kata membagi fungsi eksekutif menjadi 4 terpilih untuk memfasilitasi proses

komponen yaitu volition (kemauan), planning komponen yaitu volition (kemauan), planning

2. Skala Mini Mental Status Exam (MMSE) sensori.

Pemeriksaan Mini Mental State

4. Terapi manajemen stres adalah dengan Examination (MMSE) ini awalnya mengidentifikasi

dikembangkan untuk skrining demensia, meminimalisasi

faktor

yang

namun sekarang digunakan secara luas untuk menggunakan metode dan manajemen

stres

dengan

pengukuran fungsi kogntif secara umum. stres.

Pemeriksaan MMSE kini adalah instrumen

5. Terapi nostalgia dengan bercerita skrining yang paling luas digunakan untuk pengalaman masa lalu, hal ini berguna

menilai status kognitif dan status mental pada untuk menstimulasi individu supaya

usia lanjut [10].

memikirkan masa lalu sehingga mereka

penilaian awal, dapat menyatakan lebih banyak tentang

Sebagai

satu

pemeriksaan MMSE adalah tes yang paling kehidupan mereka kepada staf atau ahli

banyak dipakai. Pemeriksaan status mental terapi.

MMSE Folstein adalah tes yang paling sering

6. Terapi perilaku

dipakai saat ini. Penilaian dengan nilai mempertahankan

adalah

dengan

maksimal 30, cukup baik dalam mendeteksi stabilitas untuk mengidentifikasi harapan

konsistensi

dan

gangguan kognitif, menetapkan data dasar dan dan perilaku dengan mengenali stresor

memantau penurunan kognitif dalam kurun dan kontroling dengan menggunakan

waktu tertentu. Skor MMSE normal 24- 30. jadwal tertulis dengan arahan membantu

Bila skor kurang dari 24 mengindikasikan aktivitas.

gangguan fungsi kognitif [7].

7. Pharmacotherapy dengan terapi obat Instrumen ini disebut “mini” karena untuk mengatur perubahan perilaku yang

hanya fokus pada aspek kognitif dari fungsi mempengaruhi lansia.

mental dan tidak mencakup pertanyaan tentang

8. Program latihan yang cukup dengan mood, fenomena mental abnormal dan pola olahraga secara teratur, senam, berjalan

pikiran. Mini Mental State Examination disekitar rumah sakit dan taman dapat

menilai sejumlah domain kognitif, mendukung proses mempertahankan

(MMSE)

orientasi ruang dan waktu, working and kemampuan kognitif [13].

immediate memory, atensi dan kalkulasi, penamaan benda, pengulangan kalimat,

2.1.8 Alat Ukur Fungsi Kognitif

pelaksanaan perintah, pemahaman dan Alat ukur yang digunakan untuk

pelaksanaan perintah menulis, pemahaman dan mengukur gangguan kognitif adalah[8]

pelaksanaan perintah verbal, perencanaan dan

1. Short Portable

Mental

Status

praksis. Instrumen ini direkomendasikan Questionnaire (SPMSQ) sebagai screening untuk penilaian kognitif

Digunakanuntukmendeteksiadanyadantin global oleh American Academy of Neurology gkatkerusakanintelektual,

terdiridari

10 (AAN) [10].

hal yang

Nilai MMSE secara umum menurun memoridalamhubungannyadengan kemampua

mengetesorientasi,

seiring dengan pertambahan usia. Meskipun nperawatandiri,

skor rerata yang rendah pada orang usia lanjut dankemampuanmatematis[8]

memorijauh,

dapat mengakibatkan prevalensi demensia Short

yang semakin meningkat pada kelompok usia

lanjut. Skor 30 tidak selalu berarti fungsi instrumen yang saling menunjang, mudah

Questionnaire(SPMSQ) adalah

suatu

kognitifnya normal dan skor 0 tidak berarti dipegunakan dan tidak memerlukan bahan

secara mutlak bahwa fungsi kognitifnya tidak yang bersifat khusus. Pengujian ini muncul dan

ada[29].

memenuhi kriteria

Menguji aspek kognitif dari fungsi mengemukakan keabsahan, menjadi suatu

minimal

untuk

mental: orientasi, registrasi, perhatian dan sarana pemeriksaan status mental yang

kalkulasi, mengingat kembali serta bahasa [12] meliputi orientasi, ingatan jangka panjang dan penghitungan. Tidak terdapat tugas yang bersifat menguji ingatan jangka pendek [18].

2.2 Konsep Kemandirian Activities of Daily Living (ADL) Lansia

2.2.1 Pengertian Kemandirian Activities of Daily Living (ADL) Lansia

Tahun 1959 dikembangkan suatu teori untuk mengarahkan praktek mahasiswa keperawatanyang dikemukakan oleh Dorothea Orem. Proses menjadi teori berlangsung dari tahun 1868- 1979. Dalam berbagai teori keperawatan yang ada, teori Orem merupakan teori yang mendasari dan menilai kemampuan klien dalam memenuhi aktivitas harian. Orem mengembangkan teorinya dalam bidang keperawatan dan menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan klien memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Terdapat tiga bentuk teori kemandirian yang disampaikan Orem dalam capable of self care (mampu merawat diri sendiri). Teori Self Care mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat diri dengan perkembangan fungsi individu. Teori Self Care Deficit mengungkapkan ketidakmampuan klien dalam hal ini lansia dalam merawat dirinya. Teori Nursing System mengungkapkan tentang perawatan diri yang terapeutik dapat dilakukan secara mandiri oleh lansia dan diperlukan keterlibatan sistem untuk memenuhinya [21].

Fokus dari ketiga teori ini adalah mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan. Klien dalam teori ini adalah suatu unit yang digambarkan berfungsi secara biologik, simbiolik dan sosial, yang menghendaki aktivitas merawat diri sendiri dalam mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan. Lansia sebagai individu sama halnya dengan klien yang digambarkan oleh Orem yaitu suatu unit yang juga menghendaki kemandirian dalam mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Kemandirian pada lansia tergantung pada kemampuan status fungsionalnya dalam melakukan aktivitas harian [15].

2.2.2 Faktor yang

Mempengaruhi

Kemandirian Activities of Daily Living (ADL) Lansia

1. Usia Lansia yang telah memasuki usia 70 tahun, ialah penderita resiko tinggi yang akan mengalami

penurunan

aktifitas

harian[14].Dengan meningkatnya usia maka secara alamiah akan terjadi penurunan kemampuan fungsi untuk merawat diri sendiri maupun berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, dan akan semakin bergantung pada orang lain. Dimana semakin meningkatnya usia maka semakin berkurangnya kemampuan penderita dalam beraktifitas harian.

2. Jenis Kelamin Jenis

kelamin

mempengaruhi kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas harian. Laki-

laki

memiliki tingkat ketergantungan lebih besar dibandingkan wanita, dan ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kehidupan dalam susunan keluarga (family living arrangement) dapat dilihat bahwa wanita lebih banyak yang mandiri. Dapat dilihat dalam masyarakat bahwa lebih banyak wanita yang ditinggalkan suaminya, yang dapat membesarkan anak sampai berhasil. Kebanyakan laki- laki yang tidak mandiri terjadi karena laki- laki yang tidak terbiasa dengan pekerjaan rumah. Hal ini dipengaruhi oleh tradisi daerah setempat, dimana laki- laki hanya bertugas mencari uang sedangkan untuk pekerjaan yang menyangkut mengurus rumah dan keluarga adalah tanggung jawab istri sebagai ibu rumah tangga.

3. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu unsur

penting

untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Dengan pendidikan yang semakin tinggi dapat menghasilkan keadaan sosioekonomi makin baik dan kemandirian yang semakin baik.

4. Kondisi Kesehatan Secara teori lansia yang memiliki tingkat kemandirian tertinggi adalah mereka yang secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang cukup prima. Dengan kesehatan yang baik mereka bisa melakukan aktivitas apa saja dalam kehidupannya sehari- hari seperti mengurus dirinya sendiri, bekerja dan rekreasi. Kemandirian bagi lansia dapat dilihat dari kualitas kesehatan sehingga dapat melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS). Lansia yang tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri umumnya memiliki kondisi kesehatan yang tidak baik. Mereka mengalami keluhan ≥ 60% dari keluhan yang umum dialami lansia, lansia tidak bisa melihat karena 4. Kondisi Kesehatan Secara teori lansia yang memiliki tingkat kemandirian tertinggi adalah mereka yang secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang cukup prima. Dengan kesehatan yang baik mereka bisa melakukan aktivitas apa saja dalam kehidupannya sehari- hari seperti mengurus dirinya sendiri, bekerja dan rekreasi. Kemandirian bagi lansia dapat dilihat dari kualitas kesehatan sehingga dapat melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS). Lansia yang tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri umumnya memiliki kondisi kesehatan yang tidak baik. Mereka mengalami keluhan ≥ 60% dari keluhan yang umum dialami lansia, lansia tidak bisa melihat karena

secara substansial jauh lebih tinggi dibanding yang tidak mandiri juga disebabkan karena

wanita lansia. Hidup menjanda atau menduda kondisi tubuh penderita yang sudah melemah

mempunyai pengaruh meningkatkan angka karena berubahnya status kesehatan dari sehat

kematian pria yang ditinggalkan. Kematian menjadi sakit. Sehingga sangat bergantung

dari salah seorang pasangan hidup sering kali pada bantuan orang lain terutama anak.

diikuti

dengan

meningkatnya angka

5. Kehidupan Beragama ketergantungan dan kebutuhan akan dukungan Agama memainkan peran mendukung

keluarga dari pasangan yang masih hidup. bagi banyak lansia, hal ini antara lain dukungan

9. Olahraga

sosial, keinginan akan gaya hidup yang sehat, Olah raga dapat meningkatkan persepsi tentang kontrol terhadap hidup

kemandirian lansia karena melalui olahraga mereka melalui do’ a, mendorong kondisi

dapat mengurangi dan bahkan mencegah emosi positif, penurun stres dan keimanan

penurunan fungsional penderita. Terapi fisik terhadap Tuhan sebagai cara hidup yang baik.

dirancang untuk meningkatkan keseimbangan, Agama memiliki pengaruh positif pada

kekuatan, dan pergerakan. Latihan kekuatan kesehatan mental secara fisik dan usia.

dan

keseimbangan.

Latihan kekuatan

6. Kondisi Ekonomi membantu mencegah menurunnya densitas Kondisi lansia akan menyebabkan

tulang dan massa otot yang menyebabkan kemunduran di bidang ekonomi. Masa pensiun

kelemahan dan cacat fisik. Ketika latihan akan berakibat turunnya pendapatan, hilangnya

kekuatan otot dikombinasikan dengan latihan fasilitas,

keseimbangan, secara signifikan dapat penghasilan. Masalah ekonomi yang dialami

mengurangi risiko tinggi jatuh pada Lansia.[1]. lansia adalah tentang pemenuhan kebutuhan

Hasil penelitian The centre for hidup sehari – hari seperti kebutuhan sandang,

Diseases Control and Prevention di Amerika pangan, perumahan, kesehatan, rekreasi dan

Serikat dan The American College of Sports sosial. Dengan kondisi fisik dan psikis yang

Medicine yang memberikan rekomendasi menurun menyebabkan mereka kurang mampu

berolah raga selama 15- 30 menit sehari selain menghasilkan pekerjaan yang produktif. Jika

aktivitas sehari- hari, dan tidak harus berturut- tidak bekerja berarti bantuan yang diperoleh

turut. The Journal of the American Medical mereka dari bantuan keluarga, kerabat dan

Association yang mempublikasikan beberapa orang lain.

aktivitas yang dianggap mempunyai intensitas

7. Aktivitas Sosial sedang yang dianjurkan untuk lansia yaitu jalan Berdasarkan hasil riset tim dokter dari

santai, bersepeda, berenang, senam, olah raga Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

menggunakan raket [1].

Harvard. Aktivitas sosial dan kegiatan produktif dapat meningkatkan kualitas,

2.2.3 Activities of Daily Living (ADL) pada

kemampuan dan usia hidup seseorang. Mereka

Lansia

yang lebih aktif secara sosial ternyata lebih Untuk melihat kemampuan fungsional sedikit yang meninggal dan lebih mandiri

sesorang, khususnya lansia dapat diamati dari dibanding mereka yang kurang aktif. Lebih

melakukan aktivitas lanjut dijelaskan bahwa kondisi penting yang

kemampuan

keseharianya. Activities Daily Living (ADL) menunjang kebahagiaan bagi lansia adalah

fungsi- fungsi yang bersifat menikmati kegiatan sosial yang dilakukan

adalah

fundamental terhadap kehidupan mandiri klien dengan kerabat keluarga dan teman.

yang meliputi mandi, berpakaian, pergi ke

8. Dukungan Keluarga kamar mandi, berpindah, kontinen dan makan. Bagi lansia, keluarga merupakan

Kemandirian lansia dalam Activities Daily sumber kepuasaan, umumnya mereka ingin

didefinisikan sebagai tinggal di tengah keluarga. Penderita yang

Living

(ADL)

kamandirian seseorang dalam melakukan tinggal bersama lebih mungkin untuk bertahan

aktivitas dan fungsi kehidupan sehari – hari hidup dan mempertahankan kemandirian

yang dilakukan oleh manusia secara rutin dan mereka dibanding mereka yang hidup

universal. Untuk menilai ADL digunakan universal. Untuk menilai ADL digunakan

2.3 Hubungan Fungsi Kognitif dengan

dimodifikasi dan Functional Activities

Activities of Daily Living (ADL) pada

Questioner (FAQ) [12]

Lansia

Hubungan antara aktivitas sehari- hari

2.2.4 Pengkajian Indeks Katz dari AKS

(ADL) dan fungsi kognitif adalah sesuatu yang Indeks katz meliputi kemampuan

positif dan kontroversial terutama pada mandiri klien untuk mandi, berpakaian,

golongan usia lanjut, karena perubahan toileting, berpindah tempat, mempertahankan

disemua sistem di dalam tubuh manusia. inkontinensia dan makan. Kemandirian berarti

Perubahan disemua sistem di dalam tubuh tanpa pengawasan, pengawasan atau asisten

manusia tersebut salah satu misalnya terdapat pribadi. Ini didasarkan pada status aktual dan

pada sistem saraf. Perubahan tersebut dapat bukan pada kemampuan. Dalam tiga puluh

mengakibatkan terjadinya penurunan dari tahun sejak instrument dikembangkan,

fungsi kerja otak. Berat otak pada lansia instrument

umumnya menurun 10- 20%. Penurunan ini disederhanakan serta pendekatan yang berbeda

terjadi pada usia 30- 70 tahun [30]. Penelitian untuk penilaian telah digunakan secara

terkini menyebutkan bahwa walaupun tanpa konsisten yang ditujukan untuk mengevaluasi

adanya penyakit neurodegeneratif, jelas status fungsional lansia di populasi. Alat ini

terdapat perubahan struktur otak manusia digunakan secara luas untuk mengukur

seiring bertambahnya usia. Perubahan kemampuan fungsional lansia di lingkungan

patologis pada lansia juga berhubungan klinis dan rumah[25].

dengan kemunduran fungsi kognitif[11]. Katz Indeks dari AKS adalah alat yang

Hal tersebut tentunya juga akan secara luas digunakan untuk menentukan hasil

berpengaruh pada aktivitas sehari- hari tindakan dan prognosis pada lansia dan

(Activities of Daily Living- ADL) sehingga penyakit

dapat menurunkan kualitas hidup lansia yang keadekuatan pelaksanaan dalam enam fungsi

berimplikasi pada kemandirian dalam seperti mandi, berpakaian, toileting, berpindah,

melakukan aktivitas hidup sehari- hari [1]. kontinen, dan makan. Ini adalah alat yang

Kemandirian lansia berdasarkan indeks Katz berguna bagi perawat karena menggambarkan

meliputi makan, minum, mandi, berpakaian, tingkat fungsional klien pada pokok waktu

toiletting, continen, dan berpindah [18]. spesifik dan secara objektif mengukur efek

Penurunan fungsi kognitif akan tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki

menyebabkan gangguan pada sistem saraf fungsi.

pusat, yaitu pengurangan massa otak dan menggunakan “mandiri, semi mandiri, dan

Skala ini

lebih

cenderung

pengurangan aliran darah otak. Selanjutnya tergantung” dari menggunakan daftar cek yang

akan menyebabkan atrosit berploriferasi berisi empat atau lima gradasi yang

sehingga neurotransmitter (dopamin dan mendefinisikan sejauh mana lansia tersebut

serotonin) akan berubah. Perubahan pada memerlukan bantuan[12].

neurotransmitter ini akan meningkatkan Indeks kemandirian pada aktivitas

aktivitas enzim monoaminoksidase (MAO) sehari- hari berdasarkan pada evaluasi fungsi

(Pranarka, 2006). Hal inilah yang akan mandiri atau tergantung dari klien dalam

mengakibatkan Activities of Daily Living mandi, berpakaian, pergi ke kamar mandi,

(ADL) mengalami gangguan. berpindah, kontinen dan makan. Kemandirian

Lansia menjadi memerlukan beberapa berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau

bantuan untuk melakukan beberapa aktivitas bantuan pribadi aktif, kecuali seperti spesifik

yang semula mereka mampu untuk diperlihatkan di bawah ini. Ini didasarkan pada

melakukannya sendiri. Diperkirakan bahwa status aktual dan bukan pada kemampuan.

sepertiga orang dewasa akan mengalami Seorang klien yang menolak untuk melakukan

penurunan fungsi kognitif secara bertahap suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,

yang dikenal sebagai gangguan kognitif ringan meskipun dia dianggap mampu [2].

seiring dengan bertambahnya usia mereka. Jadi, variabel dalam penelitian ini adalah hubungan antara fungsi kognitif dan seiring dengan bertambahnya usia mereka. Jadi, variabel dalam penelitian ini adalah hubungan antara fungsi kognitif dan

didaerah mana mereka tinggal. Lansia tidak dapat menyebutkan nama

3. METODOLOGI PENELITIAN

benda atau gambar yang ditunjukkan padanya Desain penelitian yang digunakan adalah

(confrontation naming), tetapi lebih sulit lagi observasional dengan pendekatan Cross

menyebutkan nama benda dalam satu kategori Sectional . Populasi pada penelitian ini adalah

misalnya disuruh seluruh lansia yang sedang berada di Panti

(category

naming ),

menyebutkan nama buah atau hewan dalam Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto

satu kategori. Sering adanya diskrepansi antara berjumlah 23 orang lansia yang memenuhi

penamaan konfrontasi dan penamaan kategori kriteria penelitian. Teknik pengambilan sampel

dipakai untuk mencurigai penurunan kognitif menggunakan Non probability sampling

dan demensia dini[3]. Lansia akan mudah dengan teknik Total Sampling.

menyebutkan nama benda yang ditunjukkan secara langsung tetapi tidak dalam satu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

kategori, hal ini dikarenakan lansia disorientasi

3.1. Pengukuran Fungsi Kognitif Lansia registrasi dimana lansia sulit menyebutkan nama benda dalam satu ketegori. Mereka

Fungsi Kognitif

cenderung bingung dan kurang dapat Nilai Mean

Nilai Std. Deviasi

Manifestasi gangguan fungsi kognitif Nilai Minimum

lansia dapat meliputi gangguan pada aspek Nilai Maksimum

bahasa, memori, emosi, visuospasial, kognisi, N

23 eksekutif dan atensi. Tahap awal terganggu Nilai rerata fungsi kognitif di Panti

adalah memori baru, yakni cepat lupa apa yang Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto

baru saja dikerjakan, lambat laun memori lama didapatkan 21,95 diinterpretasikan kedalam

juga dapat terganggu. Fungsi memori segera Gangguan Kognitif Sedang. Otak lansia

(immediate memory), rentang waktu antara sebagaimana organ lain memperlihatkan

stimulus dan recall hanya beberapa detik. kehilangan yang gradual. Dapat diasumsikan

Disini hanya dibutuhkan pemusatan perhatian penurunan fungsi otak merupakan faktor yang

untuk mengingat (attention)[3]. Semakin mempengaruhi fungsi kognitif, sehingga

bertambahnya usia seseorang akan mengalami memunculkan manifestasi gangguan fungsi

penurunan daya ingat tanpa terkecuali lansia kognitif [2]. Perubahan kognitif terdapat pada

dimana mereka akan mengalami kesulitan performance terutama pada tugas yang

mengulang apabila ada perintah mengulang membutuhkan kecepatan, yang memerlukan

kembali kata atau kalimat atau disuruh memori jangka pendek, ini terlihat adanya

menyebutkan hal lain.

keterlambatan dalam kecepatan melakukan Secara obyektif gangguan visuospasial ini tugas. Lansia pada dasarnya akan mengalami

dapat ditentukan dengan meminta lansia penurunan

mengkopi gambar atau menyusun balok- balok mempengaruhi

fungsi

otak yang

dapat

sesuai bentuk tertentu. Semua lobus berperan sebagaiamana kita tahu fungsi kognitif lansia

fungsi

kognitif lansia,

dalam kemampuan konstruksi dan lobus cenderung menurun seiring bertambahnya

parietal terutama hemisfer kanan berperan paling dominan usia. Fungsi kognitif dapat mengalami 8 . Lansia mengalami kesulitan

gangguan dalam hal berbahasa, membaca, menulis kalimat dan menyalin gambar menulis dan berhitung[26]. dikarenakan lansia mengalami penurunan

Ketika memasuki usia lansia akan penglihatan. Lansia cenderung mudah mengalami gangguan salah satunya pada

yang sederhana orientasi yaitu lansia mudah lupa akan waktu

menyalin

gambar

dibandingkan gambar yang rumit, sedangkan dan tempat. Lansia kurang dapat mengingat

untuk menulis kalimat kebanyakan tulisan waktu terutama yang lebih spesifik yaitu dalam

lansia kurang bisa dibaca mengingat tanggal, sedangkan untuk tempat

3.2. Pengukuran Rerata Activities of Daily intelegensi. Penurunan jumlah tersebut Living (ADL) Pada Lansia

menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat (pengurangan massa otak dan aliran

Activities of Daily

darah diotak) yang membuat atrosit

Nilai

Living (ADL)

sehingga neurotransmitter Nilai Mean

berploriferasi

serotonin) mengalami Nilai Std. Deviasi

perubahan dan dapat meningkatkan aktivitas Nilai Minimum

enzim monoaminoksidase, hal inilah yang akan Nilai Maksimum

mengakibatkan Activities of Daily Living N

23 (ADL) mengalami gangguan [12]. Salah satu Nilai mean (rerata) Activities of Daily

akibat dari meningkatnya usia diatas 70 tahun Living (ADL) Pada Lansia Di Panti Werdha

yaitu resiko tinggi akan mengalami penurunan Mojopahit Kabupaten Mojokerto didapatkan

aktivitas harian (Activities of Daily Living- 3,65 diinterpretasikan kedalam Mandiri

ADL [17]. Penurunan tersebut meliputi mandi, Sebagian. Penurunan Activity of Daily Living

berpakaian, pergi ke kamar mandi, berpindah, (ADL) lansia disebabkan oleh adanya

kontinen dan makan[2]. Lansia sebagai penurunan darah ke otak yang nantinya dapat

individu sama halnya dengan klien yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada pusat

digambarkan oleh Orem yaitu suatu unit yang gerakan di area lobus frontalis, yang

juga menghendaki kemandirian dalam mengakibatkan saraf- saraf pengatur gerakan

mempertahankan hidup, kesehatan dan tubuh menjadi lemah dan tidak dapat berfungsi

kesejahteraan. Kemandirian pada lansia secara normal dan menjadikan kemampuan

kemampuan status saraf sensorik dan motorik terganggu, dimana

tergantung

pada

fungsionalnya dalam melakukan aktivitas saraf tersebut berfungsi sebagai pengendali

harian [15].Sebagian besar lansia mengalami setiap gerakan yang akan dilakukan dan

penurunan Activities Of Daily Living (ADL) berdampak pada terhambatnya kemampuan

dalam hal toiletting, kontinen dan makan. fungsional dalam tubuh, yang diantaranya

Untuk toiletting lansia sebagian besar adalah aktivitas bergerak, mengurus diri, dan

membutuhkan bantuan ke kamar mandi, untuk kegiatan sehari- hari. Akibatnya lansia tidak

kontinen sebagian lansia kurang bisa mampu dalam memenuhi kebutuhan Activities

mengontrol ketika berkemih, sedangkan untuk of Daily Living (ADL) yang diantaranya adalah

makan sebagian besar lansia membutuhkan mandi, toileting, dan berpindah. Sebagian

bantuan ketika mengambil makanan. Semua itu besar responden tidak mampu untuk memenuhi

dikarenakan lansia mengalami penurunan kebutuhan mandinya sendiri diakibatkan

Activities Of Daily Living (ADL) yang

berdampak pada kehidupan harian sehingga terkait dengan penurunan aliran darah ke otak

karena kehilangan fungsi motoriknya 9 . Hal ini

mengakibatkan lansia menjadi tergantung. dengan kemampuan lansia melakukan aktivitas

3.3. Hubungan Fungsi Kognitif Dengan harian, karena faktor degeneratif yang dapat

Activities of Daily Living (ADL) Pada mengakibatkan kerusakan saraf yang ada di

Lansia

otak, hal tersebut dapat mengakibatkan kelemahan dalam fungsional tubuh. Lansia akan mengalami kelemahan dalam melakukan aktivitas harian yang membutuhkan kecepatan dan lansiatergantung pada bantuan orang lain,

r²= 0,55 baik sebagian maupun total.

Lansia mengalami penurunan jumlah neuron kolinergik yang berdampak pada penurunan jumlah neurotransmitter asetilkolin sehingga mengakibatkan penurunan fungsi kognitif otak itu sendiri dimana lansia tidak dapat mengingat pengalaman masa lalu, terganggunya pusat persyarafan mental dan

Fungsi Kognitif

Dari gambar diatas menunjukan pada sistem saraf pusat, yaitu pengurangan deretan titik mendekati garis lurus yang berarti

massa otak dan pengurangan aliran darah otak kedua variabel Fungsi Kognitif dan Activities

dan menyebabkan atrosit berploriferasi of Daily Living (ADL) mempunyai hubungan

sehingga neurotransmitter (dopamin dan linier sempurna positif dan mempunyai makna

serotonin) akan berubah. Perubahan pada nilai x (Fungsi Kognitif) naik maka nilai y

neurotransmitter ini akan meningkatkan (Activities Of Daily Living- ADL) juga naik,

aktivitas enzim monoaminoksidase (MAO) dapat disimpulkan terdapat Hubungan Fungsi

[12]. Hal inilah yang akan mengakibatkan Kognitif Dengan Activities Of Daily

Activities of Daily Living (ADL) mengalami Living(ADL) dengan

gangguan. Lansia menjadi memerlukan diinterpretasikan kedalam hubungan kuat.

nilai

r²= 0,55

beberapa bantuan untuk melakukan beberapa Terdapat Hubungan Fungsi Kognitif

aktivitas yang semula mereka mampu untuk Dengan Activities Of Daily Living(ADL) pada

melakukannya sendiri. Lansia akan mengalami Lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto

penurunan fungsi kognitif secara bertahap yang diinterpretasikan ke dalam Diagram

yang dikenal sebagai gangguan kognitif ringan Scater Chart dengan hasil deretan titik

seiring dengan bertambahnya usia mereka. mendekati garis lurus yang berarti kedua variabel Fungsi Kognitif dan Activities of

5. SIMPULAN

Daily Living (ADL) mempunyai hubungan Fungsi Kognitif pada Lansia di Panti linier sempurna positif dan mempunyai makna

Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto nilai x (Fungsi Kognitif) naik maka nilai y

didapatkan sebagian besar mengalami (Activities Of Daily Living- ADL) juga naik,

gangguan kognitif sedang. sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

Activities of Daily Living (ADL) pada Hubungan Fungsi Kognitif Dengan Activities

sebagian besar Lansiadi Panti Werdha Of Daily Living(ADL) dengan nilai r²= 0,55

Mojopahit Kabupaten Mojokerto tergolong diinterpretasikan kedalam hubungan kuat.

mandiri sebagian.

Hubungan antara fungsi kognitif dan aktivitas Terdapat hubungan antara Fungsi harian (Activities of Daily Living- ADL) adalah

Kognitif dengan Activities of Daily Living sesuatu yang positif dan kontroversial terutama

(ADL) Lansiadi Panti Werdha Mojopahit pada golongan usia lanjut, karena perubahan

Kabupaten Mojokerto didapatkan hubungan disemua sistem di dalam tubuh manusia.

yang kuat.

Perubahan disemua sistem di dalam tubuh manusia tersebut salah satu misalnya terdapat

REFERENSI

pada sistem saraf. Perubahan tersebut dapat

1. Briton. 2008. Gerontologi Nursing mengakibatkan terjadinya penurunan dari

Care . Sauders Company. Philadelphia fungsi kerja otak. Penurunan ini terjadi pada

2009. Cognitive usia 30-70 tahun [30]. Penelitian terkini

2. Bostrom.

Methods, Ethics, menyebutkan bahwa walaupun tanpa adanya

Enhancements:

Regulatory Challenges, Sci Eng Ethics. penyakit neurodegeneratif, jelas terdapat

3. Cengel, Yunus A., 2003, Heat Transfer perubahan struktur otak manusia seiring

A Practical Approach , Second Edition, bertambahnya usia. Perubahan patologis pada

Singapura:Mc.Graw-Hill Book. lansia juga berhubungan dengan kemunduran

4. Ediawati, E. 2012. Gambaran Tingkat Kemandirian dalam Activity of Daily

fungsi kognitif. Hal tersebut akan berpengaruh

pada aktivitas sehari- hari (Activities of Daily Living (ADL) dan Resiko Jatuh pada Living- ADL ) sehingga dapat menurunkan

kualitas hidup lansia yang berimplikasi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha kemandirian dalam melakukan aktivitas hidup

Budi Mulia o1 dan 03 . Sitasi 3 sehari- hari [1]. Kemandirian lansia

2015. berdasarkan indeks Katz meliputi makan,

November

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20 minum, mandi, berpakaian, toiletting,

314351S43833Gambaran%20tingkat.p continen, dan berpindah [18]. Penurunan

df

fungsi kognitif akan menyebabkan gangguan

5. Fadhia, N, Ulfiana, E dan Ismono. 2012.

17. Nur Asyikah, 2014, Hubungan Antara Hubungan Fungsi Kognitif Dengan

Kognitif dan Tingkat Kemandirian

Status

Kemandirian Activity Daily Living Activities of Daily Living (ADL) Pada

Dalam

Melakukan

Lanjut Usia Dipanti Sosial Tresna Lansia Di Rumah Sakit Cipto

Werdha Gau Mabaji , sitasi 1 Desember Mangunkusumo .

Keperawatan Universitas Indonesia.

18. Nurmah, 2011, Hubungan Fungsi Jakarta

Kognitif Dengan Tingkat Kemandirian

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI POTENSI JERUK PURUT SEBAGAI DEMULSIFIER UNTUK MEMISAHKAN AIR DARI EMULSI MINYAK DI LAPANGAN MINYAK RIAU IDENTIFICATION OF POTENTIAL KAFFIR LIME AS DEMULSIFIER TO SEPARATE WATER FROM OIL EMULSION IN RIAU’S OIL FIELD

0 0 5

SINTESIS SELULOSA ASETAT DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN SIFATNYA SEBAGAI MEMBRAN POLIMER ELEKTROLIT PADA BATERAI ION LITIUM SYNTHESIS OF CELLULOSE ACETATE FROM OIL PALM EMPTY FRUIT BUNCH AND ITS PROPERTIES AS POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANES ON LITHIUM

0 0 7

View of Antioxidant and Antimalarial Activities of Phenolic Compounds from Leaves of Macaranga beccariana Merr.

0 0 5

View of SCREENING PHYTOCHEMICAL AND ANTIBACTERIAL PROPERTY OF ETHANOLIC (Stenochlaena palustris) EXTRACT AGAINST Staphylococcus aureus , Escherichia coli, dan Bacillus subtilis

0 0 7

INKORPORASI VITAMIN E PFAD PADA CAMPURAN GALAKTOMANAN KOLANG-KALING (Arenga pinnata) DAN GUM ACASIA INCORPORATION VITAMIN E FROM PFAD IN MATRIX OF MIXED GALAKTOMANAN KOLANG-KALING (Arenga pinnata) AND GUM ACASIA

0 0 7

PENGARUH LAJU ALIR DALAM PROSES PENGEMASAN KOLOM KROMATOGRAFI PENUKAR ION EFFECT FLOW RATE IN THE PACKING PROCESS OF COLUMN ON ION EXCHANGE CHROMATOGRAPHY

0 0 5

IMPREGNASI DAN KARAKTERISASI K-DEOILED SPENT BLEACHING EARTH (K-DSBE) DENGAN METODE BASAH IMPREGNATION AND CHARACTERIZATION OF K-DEOILED SPENT BLEACHING EARTH (K-DSBE) WITH WET METHOD

0 0 7

The Goals of Unsupervised Learning

0 0 60

LINGKAR LENGAN ATAS DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI UPT PUSKESMAS KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

0 0 7

EFEKTIFITAS RUJUKAN BIDAN ERA JKN PADA PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RS dr. SAIFUL ANWAR MALANG

0 0 8