BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Studi Tentang Penerapan Kurikulum 2013 Penjasorkes Di Smp Negeri Se Kabupaten Boyolali Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

  bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan yang terus menurus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

  Dalam Depdiknas (2003: 3) mengenai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 10 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Selanjutnya, Pasal 11 Ayat (1) juga menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Daerah, wewenang Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah menjadi semakin besar. Lahirnya kedua undang-undang tersebut menandai sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan dari sistem yang cenderung sentralistik menjadi lebih desentralistik.

  Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

  

commit to user Untuk itu, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah atau daerah. Sekolah harus menyusun kurikulum tahun 2013 atau silabusnya dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi dan Standar Kompentensi Lulusan yang ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006.

  Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlaq, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olah raga, dan perilaku. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (life skill) yang diwujutkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil dimasa datang. Dengan demikian peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

  Menyadari bahwa upaya meningkatkan mutu pendidikan selama ini belum mencapai pada taraf yang memadai (critical mass) yang mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakatpada umumnya. Karena selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan akademik dan lebih khusus lagi hanya aspek kognitif. Pandangan ini telah membawa dampak terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni dan olah raga serta life skill.

  Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani. Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan Jasmani adalah sangat penting, yakni memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung

  

commit to user sistematik. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

  Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Dengan Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil dan memilikikebugaran jasmani dan kebiasan hidup sehatserta memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia.

  Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/ olah raga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, disiplin, bertanggung jawab) dan pembiasan pola hidup sehat, yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional didalam kelas yang bersifat kajian teritis, namun melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan sosial. Sikap murid terhadap nilai-nilai biasanya sangat dipengaruhi oleh persepsinya tentang tingkah laku gurunya, Sarwoto (1994: 4) berpendapat “ Guru harus dapat memberikan penafsiran yang tepat mengenai jenis dan fungsi tujuan yang akan dicapai”. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik- metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

  Pencapaian tujuan pendidikan jasmani harus di dukung dengan beberapa faktor, salah satunya adalah kurikulum dijadikan pedoman untuk mengatur kegiatan- kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Hubungan antara pendidikan dan kurikulum adalah erat sekali. Pendidikan tidak mungkin berjalan tanpa keikutsertaan kurikulum. Hubungan keduanya adalah hubungan antara tujuan dan isi pendidikan. Suatu tujuan pendidikan akan dapat tercapai jika alat, isi atau kurikulum yang dijadikan pedoman itu relevan artinya sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Kurikulum merupakan pedoman dalam segala kegiatan

  

commit to user dikembangkan, dilaksanakan dalam situasi belajar mengajar yang sengaja di ciptakan sekolah.

  Dalam pelaksanaan kurikulum masih di jumpai hal-hal yang melenceng jauh dari kurikulum yang telah di buat, misalnya dalam kurikulum ada pelajaran sepak bola tapi banyak sekolah yang tidak bisa menjalankan pelajaran tersebut karena tidak adanya prasarana sarana serta tidak ada guru yang mengajarkan sepak bola, kalau semua itu bisa di atasi maka tujuan pendidikan akan dapat segera tercapai. Peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dulu dari peningkatan kemampuan dan ketrampilan seorang guru karena guru juga terlibat langsung dalam pendidikan. Guru sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan karena guru terlibat langsung dalam dunia pendidikan dan guru di jadikan sebagai panutan bagi semua khususnya anak didiknya. Guru pendidikan jasmani harus di tuntut menguasai dua hal yaitu teori dan praktek.. Untuk mendapakatkan dua hal tersebut tentunya guru harus lulus dari sekolah dengan jurusan yang sesuai yaitu dari sekolah atau jurusan olahraga yang mampu menguasai teori dan praktek olahraga.

  Siswa merupakan sasaran utama sebagai obyek yang harus diberi materi pelajaran. Faktor siswa sangat penting dalam belajar pembelajaran karena kelancaran dalam proses belajar tergantung dari jumlah siswa. Pengadaan prasarana sarana harus di seimbangkan dengan jumlah murid. Hal ini bukan berarti tiap alat olahraga jumlahnya harus sama dengan jumlah siswa tetapi perbandingan jumlah alat dengan siswa jangan terlalu jauh karena dapat memperlambat proses pembelajaran. Selain alat olahraga yang memenuhi standar, minat berolahraga dari siswa juga sangat menentukan.

  Di Kabupaten Boyolali ada sekitar 19 sekolah menengah pertama. Masing

  • – masing SMP memiliki fasilitas olahraga yang berbeda beda. Untuk mengetahui tentang prasarana sarana pendidikan jasmani sekolah tersebut perlu adanya penelitian. Berkaitan dengan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Studi Tentang Penerapan Kurikulum Tahun 2013 dan Prasarana - Sarana Penjasorkes SMP se-

  

commit to user

B. Identifikasi Masalah

  Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah penelitian sebagai berikut :

  1. Peningkatan mutu pendidikan harus dilaksanakan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia seutuhnya (aspek moral, akhlaq, budi pekerti, pengetahuan ketrampilan, seni, olah raga, dan perilaku).

  2. Faktor-faktor pendukung peningkatan pembelajaran penjasorkes

  3. Proses pembelajaran praktek penjasorkes di SMP

  4. Kondisi prasarana sarana pendidikan jasmani masing-masing sekolah berbeda-beda.

  5. Penerapan Kurikulum 2013 belum seluruh SMP melaksanakan.

C. Pembatasan Masalah

  Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap permasalahan penelitian, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

  1. Penerapan Kurikulum 2 013 bidang studi Penjasorkes Di SMP Negeri.

  2. Prasarana dan sarana penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama (SMPN) di Kabupaten Boyolali.

D. Perumusan Masalah

  Berdasarkan identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas, maka masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1. Bagaimana gambaran pelaksanaan Kurikulum 2013 mata pelajaran Penjasorkes Di SMP se-Kabupaten Boyolali ?

  2. Bagaimana kondisi prasarana dan sarana untuk pembelajaran penjasorkes di

  

commit to user

  3. Bagaimana kondisi sarana untuk pembelajaran penjasorkes di SMP se- Kabupaten Boyolali ?

E. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui :

  1. Gambaran pelaksanaan Kurikulum 2013 mata pelajaran Penjasorkes Di SMP Negeri se-Kabupaten Boyolali .

  2. K ondisi prasarana untuk pembelajaran penjasorkes di SMP Negeri se- Kabupaten Boyolali .

  3. K ondisi sarana untuk pembelajaran penjasorkes di SMP Negeri se-Kabupaten Boyolali

F. Manfaat Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan Kurikulum Penjasorkes Di SMP se- Kabupaten Boyolali telah dilaksanakan.

  2. Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki kondisi prasarana dan sarana olahraga yang di butuhkan oleh SMP se-Kabupaten Boyolali telah dilaksanakan.

  

commit to user