Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Deposito Dengan Bunga Di Atas Yang Diizinkan Otoritas Jasa Keuangan

Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018 Kantor Editorial : Fakultas Hukum, Universitas Andalas

Kampus Pancasila, Jalan Pancasila Nomor 10 Padang, Sumatera Barat Phone/Fax : 0751-27404 / 0751-34605 E-mail : nagarilawreview@gmail.com | Website : nalrev.fhuk.unand.ac.id

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Deposito Dengan Bunga Di Atas Yang Diizinkan Otoritas Jasa Keuangan

“Syawal 1 ”

A RTICLE H ISTORY ABSTRACT

Received: 12 July 2018; Reviewed: 26 October 2018;

The main factor for the weakness of the customers is the lack of public Accepted: 31 October 2018;

awareness of the rights. In order to attract more customers, some bank Published: 31 October 2018

offer higher rate of interest above allowed by Financial Services Authority (OJK) or protected by Saving Guaranty Institution (LPS). K EYWORD S The problem is how is the protection to customer in who involves in

such agreement. The study was conducted at PT BPR Bharma Pejuang Client Protection Rights; Interest on Deposit-

Law Abuse EmpatLima Tanjung Pati District of Lima Puluh Kota. The research method used is empirical juridical approach. The result of this research C ORRESPONDENSE is that the factors influencing the determination of deposit rates higher

1 Alumnus 500 Program Studi Magister than LPS the target of desired profit, competition among other Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas

commercial bank and Bank Overhead Cost. In order to avoid any Andalas, Padang, Indonesia. Email :

lawsuit, the bank requires the customer to sign a declaration that fund syawalsh25@gmail.com will be kept in even though it is not guaranteed by LPS. Actually there

is no legal protection for the customer since the deposit interest rate is not in accordance with the LPS provisions. Let alone the customer has signed the letter that the fund is not guaranteed by LP. It is suggested that OJK and the Deposit Insurance Agency take firm action against BPR that gives interest which are not in accordance with LPS provisions. The customers should be are more careful in saving and not just expect higher profit but ignore the possible risk. The customer should not sign a statement that his fund would not protected by LPS because it will be is detrimental for security deposited funds.

1. Latar Belakang Masalah

diperlukan penyesuaian kebijakan di bidang ekonomi termasuk perbankan. 1 Perbankan

Dalam rangka menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang senantiasa

Indonesia

dalam

melakukan usahanya

ekonomi, fungsi bergerak cepat, kompetitif, dan terintegritas

berasaskan

demokrasi

utamanya adalah sebagai penghimpun dan dengan tantangan yang semakin komplek serta

sistem keuangan yang semakin maju, pengatur dana masyarakat dan bertujuan

1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000,

hlm. 525

Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat

banyak. 2 Dengan

pembangunan ekonomi nasional pun akan semakin meningkat pula. Pembangunan nasional ini pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan asas negara yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Pembangunan nasional ini hendaknya diiringi dengan pertumbuhan perekonomian nasional yang diharapkann dapat turut menjaga stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional.

Dalam rangka menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang senantiasa bergerak cepat, kompetitif, dan terintegritas dengan tantangan yang semakin komplek serta sistem keuangan yang semakin maju, diperlukan penyesuaian kebijakan di bidang ekonomi termasuk perbankan. Perbankan Indonesia

berasaskan demokrasi

ekonomi,

fungsi

utamanya adalah sebagai penghimpun dan pengatur dana masyarakat dan bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk- bentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup orang banyak.Bank, Baik bank sentral maupun bank umum merupakan inti dari sistem keuangan setiap

negara. Bank

merupakan lembaga keuangan yang menjadi

2 Ibid, hlm 3

tempat bagi

perusahaan,

badan-badan pemerintahan dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya.

Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu Negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan masa yang akan datang kita tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik social atau perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan fungsi perbankan dalam menyalurkan dana masyarakat merupakan ini dari perekomomian sebuah negara. Perbankan dalam hal ini bank, mempunyai fungsi utama sebagai intermediasi, yaitu penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan secara efektif dan efisen pada sektor-sektor riil untuk menggerakan pembangunan dan stabilitas

perekonomian sebuah negara. 3 Selain itu, bank juga memberikan jasa-jasa keuangan dan pembayaran lainnya. Dengan dimikian ada dua peranan penting yang dimainkan oleh bank yaitu sebagai lembaga penyimpanan dana masyarakat dan sebagai lembaga penyedia dana bagi masyarakat dan atau dunia usaha.

Bank mempunyai kegiatan usaha khusus seperti yang diatur dalam Pasal 6 dan Pasal 7 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yaitu :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

2. Memberikan kredit

3. Melakukan kegiatan valuta asing dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Bank dengan fungsinya yang antara lain sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai

3 Syamsu Iskandar, Bank dan LembaganKeuangan Lain , PT. Asa Semesta Bersama, Jakarta, 2008,

hlm 5.

kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak- perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun pihak yang kekurangan dan memerlukan dana

1992 tentang Perbankan tentang definisi dalam (lack of funds), serta juga melayani kebutuhan

Pasal 1 ayat 16, baik pada bank umum atau pembiayaan serta melancarkan mekanisme

nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa sistem pembayaran bagi semua sektor

bank. Bentuk pelayanan jasa perbankan yang perekonomian masyarakat. Dengan kondisi

sesuai dengan ketentuan dalam pasal 6 Undang- yang demikian, maka bank adalah lembaga

Undang Perbankan antara lain : Penghimpun yang mengandalkan kepercayaan masyarakat.

dana, Pemberian Kredit, Usaha anjak piutang Guna tetap mengekalkan kepercayaan kepada

(factoring), kartu kredit dan wali amanat, masyarakat terhadap bank, pemerintah harus

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berusaha melindingi masyarakat dari tindakan

pernyataan modal (equity participation) dan lembaga ataupun oknum pegawai bank yang

Bank Garansi.

tidak bertanggung jawab dan merusak sendi Selain istilah nasabah dalam perbankan,

kepercayaan masyarakat. beberapa istilah dalam Undang-Undang

Perbankan mempunyai fungsi utama sebagai tersebut dapat dijumpai dalam perjanjian intermediasi, 4 yaitu penghimpun dana dari

dibidang perbankan ini, yaitu pelaku usaha masyarakat dan menyalurkan secara efektif dan

adalah bank, perlindungan hukum konsumen efisien

adalah bentuk perlindungan kepada nasabah, menggerakan pembangunan dan stabilitas

pada sektor-sektor

riil

untuk

klausula baku adalah ketentuan-ketentuan yang perekonomian

terdapat dalam formulir-formulir, perjanjian perbankan yang pertama yaitu menghimpun

kredit dan dokumen lainnya yang dikeluarkan dana dari masyarakat luas lebih dikenal dengan

oleh bank dalam kegiatan operasinya. istilah funding yaitu mengumpulkan atau

Salah satu fasilitas bank yang banyak mencari dana dengan cara membeli dari

dipergunakan para nasabah adalah tabungan masyarakat luas dan aktifitas perbankan, yang

deposito. Ada berbagai alasan mengapa kedua memberi pinjaman ke masyarakat atau masyarakat memilih mendepositokan uang yang lebih dikenal dengan istilah kredit atau dibank dibandingkan misalnya memakai uang lending . tersebut untuk membeli saham, valuta asing,

Di Indonesia faktor utama yang menjadi membuka usaha dan lain sebagainya. kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran

sebagai tempat masyarakat akan haknya masih rendah

1. Deposito

dianggap

dengan tungkat sehingga perlindungan konsumen merupakan keamanan yang tinggi dan perolehan salah satu topik yang sedang hangat-hangatnya pendapatan dalam bentuk suku bunga yang dibicarakan sejak akhir tahun 1990-an, hal ini jelas diterima setiap waktunya. ditandai dengan diberlakukannya Undang-

menyimpan

uang

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

2. Penabung deposito biasanya uangnya Perlindungan Konsumen. Di dalam Undang-

dijamin oleh pemerintah, terutama jika bank Undang Perlindungan Konsumen tersebut

tersebut tergantung atau anggota dari LPS diterapkan 5 konsep dasar perlindungan (Lembaga Penjamin Simpan).

konsumen yang bertujuan untuk menciptakan

keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen serta kepastian hukum.

Deposito (time deposit) merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan investasi

Di bidang perbankan, istilah konsumen pada dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik perlindungan konsumen diistilahkan dengan

deposito disebut deposan. Kepada setiap nasabah. Pada bank, dijelaskan dalam ketentuan

deposan akan diberikan imbalan bunga atas Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang

4 Lukman Santoso AZ, Hak dan Kewajiban Hukum 5 Irham Fahmi, Menajemen Perbankan Konvensional Nasabah Bank, Pustaka Yustisia , Yogyakarta, 2011,

dan Syariah , Mitra Wacana Media, 2015, hlm. 58 hlm. 13

Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 109 Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 109

b Pada saat kondisi pasar saham mengalami kepada para deposan merupakan bunga yang

kenaikan atau bergairah maka investor tertinggi, jika dibandingkan dengan simpanan

cenderung akan memindahkan dananya giro atau tabungan, sehingga deposito oleh

yang tersimpan di deposito (time deposit) ke sebagian bank dianggap sebagai dana mahal.

saham. Dengan alasan berinvestasi di saham adalah memiliki tingkat keuntungan yang

Pengertian Pengertian Deposito menurut

lebih tinggi.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat Invertor adalah mereka yang memiliki

karakteristik“penghindar resiko”, dan dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan menyukai keuntungan yang suitainable perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank.

(berkelanjutan). 7

Penarikan hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu maksudnya adalah jika nasabah

Ada 3 (tiga) faktor yang mampu memberi deposan menyimpan uangnya untuk jangka

pengaruh pada suku bunga domestik suatu waktu 3 bulan, maka uang tersebut baru dapat

Negara, yaitu :

dicairakn setelah jangka waktu tersebut

a. Kondisi ekonomi berakhir dan sering tanggal jatuh tempo. 6 b. Stabilitas ekonomi dalam negeri dan

c.

Keuntungan bagi bank dengan menghimpun Stabilitas sosial dan politik dalam dan luar

negeri.

dana lewat deposito adalah uang yang

tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito Apabila ketiga hal ini terjadi terus dan tidak

memiliki jangka waktu yang relatif panjang dan mendapat penangan yan serius terutana dari

frekuensi penarikan juga jarang. Dengan lembaga yang berwenang khususnya Bank demikian, bank dapat dengan leluasa untuk Snetral Indonesia maka diperkirakan secara menggunakan kembali dana tersebut untuk jangka panjang akan memberi efek pada keperluan penyaluaran kredit. stabilitas suku bunga. Kondisi stabilitas suku

Pada saat seorang memutuskan untuk bunga yang bersipat tidak stabil yaitu berubah menempatkan dananya di bank dalam bentuk

dari yang di harapkan oleh banyak pihak time deposit (deposito) maka artinya ia sudah

khususnya para pelaku ekonomi seperti melihat sisi keuntungan dan kenyamanan,

pebisnis (baik kelas atas, menengah, dan bawah) terutama jika ia membandingkan berinvertasi di

akan berujung kepada penurunan pendapatan tempat lain seperti membeli saham. Kodisi pasar

yang akan di peroleh.

saham yang berfluktuasi menyebabkan tingkat Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan resiko memiliki posisi tersendiri, tingkat return dana, sementara tingkat persaingan dalam yang diharapkan juga penuh dengan kondisi merebutkan dana simpanan cukup ketat, maka yang berfluktuasi, dengan kata lain jika estimasi bank harus bersaing keras dengan bank lainnya. keuntungan yang diharapkan tidak tercapai Dalam arti jika untuk bunga simpanan setiap atau actual returnnya adalah tidak diperboleh bank memiliki cara untuk mendapatkan bahkan terlalu jauh maka kerugian finansialah nasabah dengan menaikan bunga simpanan di yang akan diperoleh.

atas bunga pesaing.

Berdasarkan hal

terhadap nasabah memberikan suatu garis penegasan dalam penyimpan dana dapat dilakukan melalui dua konteks manajemen resiko, yaitu :

Perlindungan hukum

a Pada saat suku Bunga mengalami kenaikan eksplisit . Perlindungan secara implisit adalah

cara yakni perlindungan secara implisit dan

dan harga saham dipasar (marketprice) perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan mengalami penurunan, maka invertor akan dan pembinaan bank yang efektif, yang dapat cenderung memindahkan dananya dari menghindarkan terjadinya kebangkrutan bank. saham ke deposito (time deposit). Sedangkan perlindungan hukum secara eksplisit

6 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Rajawali Pers, 7 Irham Fahmi, Op.Cit. hlm. 58. Jakarta, 2015, hlm. 102

110 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018 110 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

operasional perbankan konvensional sangat sehingga apabila bank mengalami kegagalan,

tergantung pada tingkat suku bunga yang lembaga tersebut yang akan mengganti dana

berlaku, karena keuntungan bank konvensional masyarakat yang disimpan pada bank yang

berasal dari selisih antara bunga pinjaman gagal tersebut. 8 dengan bunga simpanan. Berdasarkan Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2018 tentang Penetapan

Keuangan yang telah diberikan perlindungan Tingkat Bunga Penjaminan Untuk Simpanan Di

oleh negara melalui Undang-Undang Nomor 8 Bank Pengkreditan Rakyat, bunga standar dari

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ialah 8.25%, dan juga baru-baru ini melalui Otoritas Jasa namun dalam prakteknya di lapangan yang Keuangan (selanjutnya disebut OJK) yang terjadi di masyarakat bank pengkreditan rakyat menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (BPR) sebagai bank yang menghimpun dana Nomor 1/POJK.07 Tahun 2013 tentang masyarakat menggunakan tingkat suku bunga Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan yang lebih tinggi yaitu sebesar 9%. sebagai salah satu fungsi dari OJK yang

diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Dilihat dari hal tersebut mengenai penabung Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otoritas Jasa

atau deposan yang bersifat motif keuntungan Keuangan. Dimana salah satu kewenangan dari

dapat dilihat ketika tingkat suku bunga lebih OJK adalah melakukan tindakan pencegahan

memilih untuk kerugian konsumen dan masyarakat dengan :

tinggi

maka nasabah

menyimpan dananya di bank dalam bentuk

1. Memberikan infomasi dan edukasi kepada deposito yaitu untuk mendepositokan dananya masyarakat atau karakteristik sektor jasa

dari pada menabung tabungan biasa, dengan keuangan, layanan dan produknya;

alasan bahwa keuntungan yang didapat adalah

2. Meminta jasa

lebih besar walaupun memang risiko yang menghentikan kegiatan apabila kegiatan

keuangan

untuk

dihadapi cukup besar. Berdasarkan hal tersebut, tersebut berpotensi merugikan masyarakat;

nyatanya di masyarakat banyak bank terutama

3. Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai bank perkreditan rakyat (BPR) yaitu sebagai dengan ketentuan perundang-undangan di

bank yang menghimpun dana masyarakat sektor jasa keuangan.

menggunakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk

nasabah untuk Disamping itu Otoritas Jasa Keuangan juga

menarik

dananya dengan cara melakukan pelayanan pengaduan konsumen memberikan suku bunga lebih dari yang yang meliputi :

mendepositokan

1 Menyiapakan perangkat yang memadai

ditentukan ataupun diizinkan oleh Otoritas Jasa

Keuangan (OJK).

untuk pelayanan pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku lembaga jasa

Berdasarkan hal-hal yang di uraikan diatas, keuangan;

maka Penulis ingin mengangkat judul penelitan

2 Membuat mekanisme pengaduan konsumen tesis ini tentang Perlindungan Hukum Terhadap yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa

Nasabah Deposito Dengan Bunga Di Atas Yang Keuangan dan ;

Diizinkan Otoritas Jasa Keuangan (Studi Pada

3 Mefasilitasi penyelesaian

PT. BPR Dharma Pejuang Empatlima Cabang konsumen yang dirugikan oleh pelaku di

pengaduan

Tanjung Pati Kabupaten Limapuluh Kota). lembaga jasa keuangan sesuai dengan

perundang-undangan

di sektor

jasa

keunagan.

2. Rumusan Masalah

Dalam perekonomian Indonesia ketika adanya

1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan tingkat suku bunga pada bank bank

PT. BPR Dharma Pejuang Empatlima umum (konvensional) akan mempengaruhi

Cabang Tanjung Pati Kabupaten Limapuluh

8 Hermansyah, Hukum

Perbankan

Nasional

Indonesia , Kencana, Jakarta, 2006,hlm. 123

Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 111

Kota dalam memberikan suku bunga di atas mengklarifikasi temuan bahan non hukum bagi yang diizinkan oleh Otoritas jasa keuangan ?

keperluan penelitian atau penulisan hukum. 11

2. Bagaimana bentuk-bentuk pelanggaran Berbagai temuan dari lapangan yang bersipat dalam pemberian deposito pada PT. BPR

individual, kelompok yang Akan dijadikan Dharma Pejuang Empatlima Cabang

mengungkapkan Tanjung Pati Kabupaten Limapuluh Kota ?

permasalahan yang diteliti dengan berpegang

3. Bagaimana bentuk perlindungan hukum pada ketentuan yang normatif. terhadap nasabah deposito pada PT. BPR

2. Sifat Penelitian

Dharma Pejuang Empatlima Cabang Tanjung Pati Kabupaten Limapuluh Kota?

Penelitan ini bersipat deskriptif analitis, yang mengungkapkan

peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan teori-teori

3. Metode Penelitian

hukum yang menjadi objek penelitian. Metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata

Demikian juga hukum dalam pelaksanaan di cara memecahkan suatu masalah. Sedangkan

dalam masyarakat yang berkenaan objek penelitian adalah pemeriksaan secara hati-hati,

penelitian. Dikatakan deskriptif maksudnya tekun dan tuntas terhadap suatu gejala untuk

dari penelitian ini diharapkan diperoleh menambah pengetahuan manusia. Maka

gambaran secara menyeluruh dan sistematik metode penelitian dapat diartikan sebagai

hukum dalam proses prinsip-prinsip dan tata cara untuk

mengenai

aspek-aspek

terhadap nasabah memecahkan masalah dalam melakukan

perlindungan hukum

deposito pada bank perkreditan rakyat dengan penelitian. 9 bunga yang di izinkan otoritas jasa keuangan.

1. Pendekatan Penelitian

3. Sumber Data

Dalam penelitian hukum terdapat beberapa Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini pendekatan yang bertujuan untuk mendapatkan

penulis melakukan penelitian langsung ke PT. informasi dari berbagai aspek mengenai isu

BPR Dharma Pejuang Empatlima Cabang yang akan diteliti. 10 Penelitan ini mengunakan

Tanjung Pati Kabupaten Limapuluh Kota. metode

4. Jenis Data

Pendekatan yuridis

digunakan

untuk

a. Data Primer

menganalis berbagai

peraturan tentang

Data Primer merupakan data yang diperoleh pelindungan hukum terhadap nasabah deposito

secara langsung melalui wawancara yakni pada bank perkreditan rakyat dengan bunga di dengan menggunakan metode wawancara semi atas yang di izinkan otoritas jasa keuangan, struktur dengan responden. Dalam hal ini sedangkan pendekatan empiris digunakan penelitian dapat memperoleh data primer untuk menganalisa hukum yang dilihat dari dengan melakukan pengumpulan data primer perilaku

yang dilakukan dengan teknik wawancara yang masyarakat,

dilakukan di PT. BPR Dharma Pejuang berhubungan dengan aspek kemasyarakatan. Empatlima Cabang Tanjung Pati Kabupaten Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan

Limapuluh Kota.

dengan melihat kenyataan hukum didalam masyarakat. Pendekatan

ini merupakan

b. Data sekunder

pendekatan yang digunakan untuk melihat Data sekunder yaitu data yang diperoleh aspek-aspek hukum dalam interaksi sosial

perpustakaan untuk didalam masyarakat dan berfungsi sebagai

melalui

penelitian

memperoleh bahan-bahan hukum antara lain penunjang

mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-

9 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, 11 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, Jakarta,1986, hlm. 6

Sinar Grafika, 2010), hlm. 105 10 Peter Mahmud Marzuki, Penelitan Hukum,

Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, 2010, hlm. 93.

112 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018 112 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

hukum yang membantu dalam memberikan penelitian yang dilakukan terhadap bahan-

dan sebagainya. 12 Data yang diperoleh dari

penjelasan terhadap bahan hukum primer, bahan perpustakaan berupa buku-buku atau

seperti buku-buku, jurnal-jurnal, data dari bahan lainnya yang berhubungan dengan tesis

internet yang berkaitan dengan penelitian yang yang ditulis sehingga diperoleh data sekunder.

penulis buat dan dapat dipertanggung Adapun bahan hukum yang digunakan untuk

jawabkan. 14

memperoleh data-data yang berhubungan:

5. Teknik pengumpulan data

1) Bahan hukum primer Teknik pengumpulan data dalam teknik Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan

pengumpulan data ini yang digunakan untuk

hukum yang mengikat. 13 Bahan penelitian yang

penelitian adalah:

yaitu mempelajari hukum. Bahan-bahan hukum primer dalam

berasal dari perundang-undangan dan asas

a Studi

Dokumen,

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini terdiri dari :

apa yang di teliti oleh penulis, serta

i. Undang-undang

mempelajari buku-buku dan sumber- Republik Indonesia Tahun 1945

Dasar

Negara

sumber tertulis lainnya yang berkaitan

ii. Undang-udang Nomor 10 Tahun 1998 dengan permasalahn yang penulis teliti. tentang Perubahan Atas Undang-

Dalam studi dokumen ini meliputi bahan undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

hukum primer dan sekunder. perbankan

b Wawancara, yaitu dilakukan dengan pihak-

iii. Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pihak yang berhubungan dengan judul tentang perlindungan Konsumen

penulis yaitu “Perlindungan Hukum iv. Undang-undang Nomor 21 tahun 2011

Terhadap Nasabah Deposito Dengan Bunga tentang Otoritas Jasa Keuangan

Di Atas Yang Di Izinkan Otoritas Jasa v. Peraturan

Keuangan (Studi Pada PT. BPR Dharma Indonesia Nomor 66 tahun 2008

Pemerintah

Republik

Pejuang Empatlima Cabang Tanjung Pati tentang Besaran Nilai Simpanan Yang

Kabupaten Limapuluh Kota)”. Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan vi. Peraturan otoritas Jasa Keuangan

6. Pengelolaan dan Analisis Data Nomor

Pengolahan dan analisis data penelitian perlindungan Konsumen Sektor Jasa

1/POJK.07/2013

tentang

berpedoman pada rumusan permasalahan dan Keuangan

tujuan yang di inginkan dicapai peneliti. Dalam vii. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

penelitian ini pendekatan yang ditempuh Nomor

adalah pendekatan kualitatif terhadap data alternatif

1/POJK.07/2014

tentang

primer dan data sekunder. Data primer dan data Disektor Jasa Keuangan

Penyelesaian

Sengketa

sekunder yang diperoleh akan diolah secara viii. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan

mendalam. Keseluruhan data dari hasil Nomor 2/SEOJK.07/2014

penelitian ini akan dikemukakan guna Pelayanan

tentang

menjawab pokok permasalahan perlindungan Pengaduan Konsumen Pada Pelaku

dan

Penyelesaian

hukum terhadap nasabah deposito pada Bank Jasa Keuangan.

Perkreditan Rakyat dengan bunga diatas yang ix. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan

di izikan otoritas Jasa Keuangan. Setelah seluruh Nomor 13/SEOJK/07/2017 tentang

data diolah dan dianalisis, maka ditarik perjanjian baku.

kesimpulan secara deduktif, dimana data yang bersipat umum yaitu ilmu hukum, teori-teori

2) Bahan Hukum Sekunder hukum dan undang-undang akan dibawa atau

12 Amirudin dan Zainal Askin, Pengantar Metode 13 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Penelitian Hukum , Raja Grafindo Persada, Jakarta,

Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali 2003, hlm. 132

Press, Jakarta, 2013, hlm. 13 14 Amirudin dan Zainal Asikin, Op. Cit., hlm.15

Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 113 Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 113

produk.

merupakan jawaban dari permasalahan. Menurut Kepala Cabang PT. BPR Dharma

Pejuang Empatlima Cabang Tanjung Pati, bahwa faktor yang utama yang mempengaruhi

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

penetapan suku bunga deposito di atas

4.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi PT.

ketentuan Lembaga Simpan Jaminan adalah :

BPR Dharma Pejuang Empatlima Cabang Tanjung Pati Kabupaten Limapuluh Kota

1) Kebutuhan Dana

Dalam memberikan suku bunga diatas

Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk

yang dizinkan oleh Otoritas Jasa Keuangan

dana simpanan deposito, yaitu seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan, apabila bank

Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kekurangan dana, sementara permohonan penetapan suku bunga pada PT. Bank

pinjaman meningkat, maka yang akan Perkreditan Rakyat Dharma Pejuang Empatlima

dilakukan oleh bank agar dana tersebut bisa Cabang Tanjung Pati Kabupaten Limapuluh

adalah dengan Kota Dalam merupakan suatu kebijakan yang

cepat

terpenuhi

suku bunga harus dilakukan oleh perusahan yang bergerak

meningkatkan/menaikan

simpanan deposito.

dalam keuangan. Bank pada umumnya melaksanakan usahanya yaitu itu simpan dan

2) Target Laba Yang Diinginkan beberapa pengembangan serta layanan lain

Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. yang diberikan. Untuk mengetahui bagaimana

Hal ini disebabkan oleh target laba merupakan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi

salah satu komponen dalam menentukan besar penetapan suku bunga tabungan baik itu

kecilnya suku bunga simpanan deposito. Jika simpan dan pinjam. Oleh karena bank

laba yang diinginkan besar maka bunga merupakan subjek dan objek pelaku penentuan

simpanan ikut besar dan demikian pula sistem penetapan suku bunga. Maka perlu

sebaliknya. Hal ini bertujuan untuk menghadapi diamati lebih lanjut. Sebelum membahas

pesaing antar bank umum.

mengenai permasalah faktor-faktor yang Dalam dunia usaha keuntungan merupakan mempengaruhi

suatu yang diharapkan dan kerugian khususnya bunga tabungan deposito PT. Bank

merupakan hal yang sangat tidak diharapkan Perkreditan Rakyat Dharma Pejuang Empatlima

para pelaku usaha dalam menjalani usahanya. Cabang Tanjung Pati Kabupaten Limapuluh

Pada Bank usaha peningkatan laba yang Kota.

semakin membaik merupakan suatu prioritas Kaitan selanjutnya dana adalah hal yang sangat

yang mengalami vital dalam sebuah usaha karena dana

karena

perusahaan

peneingkatan laba yang baik menunjukan merupakan elemen pengerak perusahaan,

perusahaan tersebut sudah berjalan dengan umumnya perusaha yang kekurang dana dalam

normal.

menjalankan operasinya

kesulitan menjalankan usahannya apalagi untuk Persaingan antar bank saat ini semakin ketat meekspansi usahanya. Perusahaan yang

dengan tumbuh dan berkembangnya bank membutuhkan dana untuk membiaya dana

ditandai dengan banyaknya produk-produk operasinya berusaha menutupi kekukurangan

baru dengan segala macam atribut yang dimiliki dana usahanya dengan jalan peminjaman atau

oleh setiap bank. Perbankan sangat ditutut mengundang investor yang mau bergabung

untuk semakin meningkatkan pelayanannya, pada usaha yang sedang dan akan dijalani, salah

semakin meningkatkan satu contoh perusahaan adalah PT. Bank

karena nasabah

mobilitas dadn kebutuhannya. Untuk dapat Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat

menghadapi kompetisi yang demikian ini maka juga sering kekurang dana dalam pembiaya

hendaknya bank memberikan pelayanan yang operasi baik dana operasi harian bahkan dana

sebaik-baiknya kepada masyarakat yang menggunakan jasa-jasa perbankan. Hal ini

114 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018 114 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

oleh bank dibiayai dari pendapatan bank, yang kepercayaan masyarakat terhadap dunia

terhadap dunia

perbankan.

salah satu pendapatannya berasal dari bunga perbankan tidak hanya memberikan dampak

kredit. Biaya operasional sebuah bank juga positif terhadap usaha bank itu sendiri, tetapi

mempengaruhi suku bunga kredit. Jika biaya juga pada kehidupan perekonomian secara

operasional sebuah bank adalah tinggi, maka menyeluruh.

suku bunga kredit juga akan tinggi dan sebaliknya.

Dalam kondisi tidak stabil bank kekurangan dana sementara tingkat pesaing dalam perebut

6) Risiko Biaya atau Cost Risk dana simpanan cukup ketat maka bank harus

Risiko biaya yang mungkin terjadi selama bersaing keras dengan bank lainnya. Dalam arti

operasional bank juga mempengaruhi suku jika untuk bunga simpanan rata-rata pesaing

bunga kredit karena risiko tersebut harus misalnya

dibiayai dari pendapatan bank, yang salah membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga

satunya berupa pendapatan dari bunga kredit, simpanan dinaikkan di atas bunga pesaing

sehingga risiko biaya akan mempengaruhi suku misalnya 9-10%.

bunga kredit. Jika risiko biaya itu rendah, kemungkinan suku bunga kredit juga rendah

Persaing dalam dunia bisnis tidak bisa dan sebaliknya. Risiko biaya bank dapat

dipungkiri ini disebabkan setiap perusahan diperinci menjadi risiko karena baki debit rata- menginginkan produknya ungul dari produk rata harian yaitu jumlah kredit rata-rata yang yang ada atau produk sejenis. Untuk belum dilunasi oleh peminjam, penyisihan memenangkan dalam persaingan dunia bisnis penghapusan aktiva produktif kolektibilitas setiap pelaku usaha mampu melakukan inovasi kredit dan nilai jaminan kredit. baik terhadap produk maupun pada strategi

untuk menguasai pangsa pasar (Market Share). Selain itu menurut Head Marketing PT. BPR Berbagai cara yang dilakukan oleh pekalu

Dharma Pejuang Empatlima Cabang Tanjung usaha. Didunia perbankan, salah satu strategi

Pati Salah satu cara yang dilakukan dalam persaingan adalah pelayanan dan suku bunga,

meningkatkan atau memenuhi kebutuhan dana yaitu memberikan pelayanan yang prima dan

yaitu dengan cara melakukan pengumpulan/ memberikan tingkat suku bunga yang rendah

penghimpunan dana Tabungan Deposito pada pinjaman dan meninggikan suku bunga

dengan pemberian suku bunga sangat menarik simpanan.

dan tinggi. Stategi ini dianggap ampuh untuk meningkat jumlah kekurangan atau kebutuhan

Selain itu juga faktor lain yang sangat dana serta meningkatkan minat nasabah

mempengaruhi penetapan suku bunga, yakni melakukan penabungan deposito.

persaingan antar bank Hal yang sama juga disampaikan oleh

4) Produk yang Kompetitif marketing funder Bank BPR Dharma bahwa

Besar kecilnya pinjaman sangat ditentukan oleh faktor yang menaikan suku bunga deposito

produk yang kompetitif maksudnya adalah kepada calon nasabah adalah tingginya tingkat produk yang dibiayai tersebut laku di pasar. persaingan antar bank, selain itu juga Untuk produk yang kompetitif bunga kredit dimasyarakat tingkat peminat nasabah dalam yang diberkan relatif rendah hal ini disebabkan menambung kepada Bank BPR Dharma Pejuang produk yang kompetitif tingkat perputaran Empatlima sangatlah sedikit sehingga cara yang produknya tinggi sehingga pembayaran paling tepat dilakukan dengan menaikan suku diharapkan lancar. bungan deposito, hal ini merupakan cara yang

5) Biaya Operasi Bank atau Bank Overhead efektif untuk menarik calon nasabah. Cost

Berdasarkan uraian dan pemaparan hasil Dalam operasional sebuah bank, bank penelitian di atas secara umum dapat mengeluarkan biaya dengan jumah tertentu,

disimpulkan bahwa responden setuju jika faktur seperti biaya tenaga kerja, sewa kantor, biaya

yang mempengaruhi penetapan suku bunga penyusutan, biaya transpor, biaya promosi dan

Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 115

Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

tabungan khususnya tabungan sikemas adalah kebutuhan dana, target laba yang diinginkan, kualitas jaminan, kebijaksanaan pemerintah, repurtasi perusahaan, produk yang kompotitif, hubungang baik perusahaan dan pesaing.

Selain itu juga alasan mengapa tingkat suku bunga BPR yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum telah hal ini juga dijelaskan oleh Kepala Cabang BPR Dharma Pejuang Empatlima Cabang Tanjung Pati, bahwa tingkat suku bunga kredit BPR yang lebih tinggi dibanding bank umum diakibatkan struktur biaya dana (cost of fund) yang juga lebih tinggi. Cost of fund didapatkan dari tabungan, deposito dan linkage yang masih memiliki rata- rata di atas 10%. Sehingga biaya dana BPR lebih tinggi

dibanding

bank

umum, yang mengakibatkan harga pokoknya lebih tinggi. Untuk deposito BPR menetapkan bunga 9%, tabungan 6%, sedangkan linkage sebesar 12%. Selain itu, biaya overhead BPR pun jauh lebih besar dibanding bank-bank umum. Overhead juga lebih besar karena BPR menerapkan model jemput bola, sehingga membutuhkan tenaga kerja lebih banyak untuk pendekatan pelayanan secara personal. Saat ini pun sudah ada BPR yang menawarkan suku bunga yang tinggi bukan BPR Dharma Pejuan saja, hal ini perlu juga diketahui dan bank-bank umum yang masuk ke sektor mikro pun menawarkan suku bunga yang tidak jauh berbeda dengan BPR.

Menurut Frontliner bahwa bunga deposito nan tinggi di BPR merupakan bagian strategi rural bank tersebut menghimpun pendanaan dari masyarakat. Dana itu akan mereka salurkan sebagai kredit kepada debitur yang kebanyakan merupakan kalangan usaha mikro dan kecil. "Jika bunganya tidak tinggi, kami bisa kalah bersaing dengan bank umum yang besar dan kuat modal.

4.2 Bentuk-Bentuk Pelanggaran dalam

pemberian deposito pada PT. BPR Dharma Pejuang Empatlima Cabang Tanjung Pati Kabupaten Limapuluh Kota

Keuangan yang telah diberikan perlindungan oleh negara melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan juga baru-baru ini melalui Otoritas Jasa

Keuangan (selanjutnya disebut OJK) yang menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07 Tahun 2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan sebagai salah satu fungsi dari OJK yang diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Dalam Teori Kewenangan hukum sebagai suatu konsep hukum, terdapat penggunaan wewenang yang berfungsi untuk mengendalikan perilaku subjek hukum. Komponen dasar hukum ialah bahwa wewenang itu selalu harus dapat ditunjuk dasar hukumnya dan komponen konformitas hukum mengandung

makna

adanya standar wewenang. Hal ini berkaitan dengan penggunaan kewenangan oleh OJK, dimana salah satu kewenangan dari OJK adalah melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat. Diantaranya berdasarkan teori kewenangan dalam hal melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat adalah:

1. Memberikan infomasi dan edukasi kepada masyarakat atau karakteristik sektor jasa keuangan, layanan dan produknya;

2. Meminta jasa keuangan untuk menghentikan kegiatan apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat;

3. Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Dikaitkan dengan Teori Pelindungan Hukum, Menurut Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen, Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha adalah tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan perundang-undangan. Hal ini berkaitan dengan Teori kepastian Hukum dimana Kastian hukum tersebut tercipta apabila aturan yang berlaku terlaksana.

Menurut penulis bahwa bentuk pelanggaran terhadap pemberian bunga deposito pada nasabah oleh pihak bank PT. BPR Dharma Pejuang Empatlima adalah dimana pihak BPR memberikan suku bunga kepada nasabah diatas yang telah ditetapkan oleh Lembaga Pejamin Simpanan, sesuai surat edaran No. 2 Tahun 2018 tentang Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan Menurut penulis bahwa bentuk pelanggaran terhadap pemberian bunga deposito pada nasabah oleh pihak bank PT. BPR Dharma Pejuang Empatlima adalah dimana pihak BPR memberikan suku bunga kepada nasabah diatas yang telah ditetapkan oleh Lembaga Pejamin Simpanan, sesuai surat edaran No. 2 Tahun 2018 tentang Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan

PT. BPR Dharma Pejuang empatlima Cabang kepada nasabah adalah 9%, hal ini jelas sudah

Tanjuan Pati limapuluh kota, dimana setiap melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh

nasabah yang menabung dalam bentuk deposito pihak Lembaga Pejamin Simpanan.

karena suku bunga yang ditawarkan adalah lebih tinggi dari kentetuan LPS (lembaga

Menurut Pasal 51 Peraturan Otoritas Jasa pejaminan simpan) demi terbebas dari segala Keuangan No. 1/POJK.07/2013

tentang

nasabah harus Perlindungan Konsumen:

tuntutan

hukum,

1. Otoritas Jasa

menandatangani surat pernyataan bahwa dana

keuangan

melakukan

yang disimpan yang diatas suku bunga tidak pengawasan kepatuhan pelaku usaha jasa

jamin karena penyimpanannya tidak sesuai keuangan terhadap penerapan ketentuan

dengan ketentuan perjaminan yang ditetapkan perlindungan konsumen. oleh LPS (lembaga pejaminan simpanan).

2. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengawasan secara langsung

Banyak Bank Perkreditan Rakyat (BPR) maupun tidak langsung.

menawarkan bunga tinggi di atas rata-rata bunga perbankan pada umumnya. Hal ini perlu

Selain itu juga seharusnya Otoritas Jasa diwaspadai jangan sampai merugikan nasabah.

Keuangan (OJK) akan melayangkan sanksi bagi Pemberian bunga tinggi tersebut bertujuan

perbankan nakal yang tidak menerapkan untuk menarik banyak nasabah. pemberian maksimum suku bunga kepada

nasabah. Sanksinya mulai dari teguran hingga Timbul pertanyaan kenapa lebih besar untuk pencabutan izin usaha, namun hingga saat ini

ambil pangsa pasar, hal ini karena bank-bank tidak belum ada tindakan yang dilakukan oleh

swasta sekarang sudah banyak di pedesaan, pihak Otoritas Jasa Keuangan, oleh karena itu

untuk bersaing yang pertimbangannya itu sangat penting adanya dilakukan pengawasan

tentunya tak hanya memberikan tingkat suku kepada setiap Bank yang memberikan suku

bunga yang tinggi, tidak sedikit BPR bunga diatas maksimum yang tidak sesuai

memberikan janji kepada para nasabahnya jika dengan aturan lembaga pejamin simpanan.

dana mereka seluruhnya akan dijamin LPS. Padahal, LPS hanya memberikan jaminan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan maksimal Rp 2 miliar dengan syarat tertentu, salah satu nasabah PT. BPR Dharma Pejuang dan ini merupakan suatu pelanggaran yang empatlima Cabang Tanjuan Pati limapuluh kota dilakukan oleh BPR tidak terkecuali BPR menurut keterangan Nasabah bahwa bunga Dharma Pejuang empatlima Cabang Tanjuan yang diberikan oleh BPR tersebut memang Pati limapuluh kota, tetapi BPR yang lain, tinggi dan sangat menggiurkan, apalagi hal ini banyak yang menjual janji, LPS menjamin uang diawali adanya rayuan dan ajakan dari para nasabah tanpa syarat, itu praktek beda waktu teman yang sebelumnya sudah menjadi krisis 1998 yang memang dijamin seluruhnya, nasabahnya pada BPR tersebut. Menurut sekarang dijamin maksimal Rp 2 miliar dengan penuturan dari para tetanggadan teman syarat tertentu, dan biasanya perbankan akan tersebut, lebih enak menabung di BPR ini karena memberikan bunga tinggi ketika bank tersebut bunga depoito yang diberikan lebih tinggi butuh likuiditas. Hal ini juga perlu diwaspadai, dibandingan dengan bank umum lainnya, pada praktiknya seperti itu ketika bank dimana pada bank umum lainnya bunga bermasalah, kondisi menurun, justru bank itu deposito yang diberikan 8.25% sedangkan di berusaha keras agar mendapatkan dana, salah BPR ini 9% hal ini jelas sangat mengiurkan, satunya menjanjikan bunga tinggi tapi belum selain itu juga adanya kemudahan mengambil tentu diberikan. Kebanyakan BPR itu tutup bunganya, Hal ini yang membuat Nasabah karena fraud tindakan yang melanggar oleh menyimpan dana dalam bentuk deposito pada pemilik dan pengurus, memberikan kredit fiktif. BPR Dharma Pejuang empatlima Cabang

Tanjuan Pati limapuluh kota. Menurut Kepala Cabang BPR Dharma Pejuang Empatlima bahwa soal suku bunga tinggi, tidak

Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 117 Nagari Law Review • Volume 1 Nomor 1, October 2017 117

1998 memberikan aturan dari LPS. Hal inilah yang menyebabkan

Nomor

10 Tahun

perlindungan kepada nasabahnya. 15 perbankan berlomba-lomba memberikan bunga

perlindungan hukum tinggi untuk menarik nasabah menabung ke

Berkaitan dengan

Marulak Pardede BPR, sebenarnya BPR ini sudah kalah jauh

terhadap

nasabah,

mengemukakan bahwa dalam sistem perbankan dengan bank umum lainnya, dan salah satu cara indonesia, terkait dengan Teori Perlindungan yang dilakukan adalah memberikan bunga yang hukum terhadap nasabah penyimpan dana, tinggi kepada nasabah, memang kami mengakui dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu: bahwa bunga yang diberikan tidak sesuai

dengan ketentuan LPS dan saat ini jika tidak

1) Perlindungan secara implisit (implicit demikian maka lama-lama kelamahan BPR

deposit protection), yaitu perlindungan tutup, bunga penjaminan LPS untuk BPR

yang dihasilkan oleh pengawasan dan dipatok di angka 8.25%.

pembinaan bank yang efektif, yang dapat menghindarkan terjadinya kebangkrutan

Berdasarkan Teori Pengawasan seharusnya bank.. Perlindungan ini yang diperoleh Otoritas Jasa Keuangan menindak tersecara

melalui:

tegas terhadap bank-bank yang memberikan

a peraturan perundang-undangan di suku bunga yang tidak sesuai dengan ketentuan

bidang perbankan,

LPS, dengan memberikan sanksi dan supaya

b perlindungan yang dihasilkan oleh menimbulkan efek jera terhadap bank tersebut,

pengawasan dan pembinaan yang efektif dan juga nasabah benar-benar mengerti risiko

yang dilakukan oleh Bank Indonesia apabila bunga yang diberikan tidak sesuai

c upaya menjaga kelangsungan usaha ketentuan LPS. dan masih banyak bank belum

bank sebagai sebuah lembaga pada transparan dalam hal memberikan bunga

khususnya dan perlindungan terhadap kepada nasabah. Banyak nasabah yang

sistem perbankan pada umumnya, menerima bunga tinggi belum tahu jika bank

d memelihara tingkat kesehatan bank, tersebut bangkrut dan duit mereka tidak

e melakukan usaha sesuai dengan prinsip dijamin.

kehati-hatian

4.3 Bentuk perlindungan hukum terhadap

f cara pemberian kredit yang tidak

nasabah Deposito pada PT. BPR Dharma

merugikan bank dan kepentingan

Pejuang Empatlima Cabang Tanjung Pati

nasabah

g menyediakan informasi risiko pada Membicarakan perlindungan hukum terhadap

Kabupaten Limapuluh Kota

nasabah.

nasabah, dimana tidak dapat memisahkan diri

2) Perlindungan secara eksplisit (explicit deposit tentang Perlindungan Konsumen, karena pada

dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

protection ), yaitu perlindungan melalui dasarnya

lembaga yang dijadikan bagi perlindungn konsumen termasuk

menjamin simpanan masyarakat, sehingga halnya nasabah secara umum. Undang-Undang

apabila bank mengalami kegagalan, Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan bukan

lembaga tersebut yang akan mengganti dana tidak ada membicarakan tentang nasabah di

masyarakat yang disimpan pada bank yang dalamnya, tetapi Karena Undang-Undang

gagal tersebut. Dikaitkan dengan Teori Nomor 10 Tahun 1998 hanya bersifat

Kewenangan, dimana Lembaga Penjamin memberitahukan kepada nasabah semata-mata

memberikan penjaminan tidak memberikan akibat kepada perbankan itu

Simpanan

terhadap nasabah dengan ketentuan yang sendiri, sehingga dirasakan kurang memberikan

berlaku, akan tetapi dalam prakteknya perlinduangan kepada nasabahnya. Tetapi

dilapangan pelaku usaha jasa keuangan atau

15 Sulistyandri, Hukum Perbankan : Perlindungan Perbankan di Indonesia, Sidoarjo: Laros, 2012, Hukum Terhadap Nasabah Melalui Pengawasan

hlm. 238

118 Nagari Law Review • Volume 2 Nomor 1, Oktober 2018

BPR memberikan bunga Deposito tidak menjadi umpan menarik bagi para penjahat dengan ketentuan yang mengakibatkan

kriminal yang ingin memangsa uang hasil jerih- dana deposito nasabah tidak di jamin oleh

payah orang lain. Kasus-kasus deposito bodong Lembaga Penjamin Simpanan.

semakin meningkat dari tahun ke tahun, demikian pula penipuan deposito dengan

Berdasarkan Pasal 19 Undang-undang No 24 memalsukan sertifikat deposito berjangka dari

tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin bank-bank nasional ataupun BPR. 17 Simpanan:

1. Klaim penjaminan dinyatakan tidak layak Setelah krisis tahun 1997 dan 1998 dimana dibayar

banyak bank kolaps, Pemerintah mengadakan rekonsiliasi dan atau verifikasi:

program penjaminan simpanan bank yang

a Data simpanan nasabah dimaksud tidak dikelola oleh Lembaga Penjamin Simpanan tercatat pada bank.

(LPS). Jika Anda menyimpan uang di bank-bank

b Nasabah penyimpan merupakn pihak yang terdaftar di LPS, maka apabila bank-nya yang diuntungkan secara tidak wajar.

mengalami masalah, Anda akan mendapatkan

c Nasabah penyimpan merupakan pihak ganti sesuai besar simpanan Anda. Namun yang menyebabkan keadaan bank

demikian, ada batas-batas yang telah ditetapkan menjadi tidak sehat.

LPS, yang berarti bahwa hanya simpanan yang sesuai dengan batas-batas tersebut yang akan

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pihak yang diganti. Persyaratan tersebut mencakup besar diuntungakan secara tidak wajar dan pihak bunga simpanan maksimum dan besar yang menyebabkan keadaan bank menjadi

simpanan maksimum.

tidak sehat diatus dengan peraturan LPS. Konsumen jasa perbankan lebih dikenal dengan

Menurut penulis bahwa adanya LPS di sebutan nasabah, dalam praktik perbankan

Indonesia membuka babak baru mengenai nasabah dibedakan menjadi tiga yaitu pertama,

sistem penjaminan simpanan nasabah di suatu nasabah deposan, yaitu nasabah yang

bank menjadi limited guarantee hal ini menyimpan dananya pada suatu bank,

merupakan salah satu bentuk perlindungan misalnya dalam bentuk giro, tabungan dan

hukum terhadap dana nasabah. LPS dibebani deposito, kedua, nasabah yang memanfaatkan

tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi : fasilitas kredit atau pembiayaan perbankan,

menjamin simpanan nasabah penyimpan, dan misalnya kepemilikan rumah, pembiayaan

turut aktif dalam memelihara stabilitas rumah, dan sebagainya, ketiga, nasabah yang