MAKALAH BIOLOGI PEMBAHASAN PENYAKIT KANK

MAKALAH BIOLOGI
PEMBAHASAN PENYAKIT KANKER PARU-PARU

OLEH KELOMPOK III
SRI KARDINA
A.NURHIDAYAH ASRIAH
KASMING
SYAHRIR
MAR`AH SHALEHA
MILA KARMILA ARIFUDDIN
MUH.SAFRI
KELAS XI IPA I
SMA NEGERI 2 BANTAENG
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan anugerah
yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan sesuai
dengan jadwal. Selawat dan salam tidak lupa penulis curahkan kepada nabi besar Rasulullah

Muhammad saw. yang telah membawa kita semua dari zaman kegelapan hingga zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Makalah ini yang berjudul “Pembahasan Penyakit Kanker Paru-paru”. Hasil makalah ini
diharapkan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas dan dapat mempermudah dalam
proses pembelajaran.

Penulis

menyadari

bahwa

makalah ini masih jauh dari sempurna karena kemampuan ilmu serta pengalaman meneliti yang
dimiliki masih rendah, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama
kepada pembimbing atau pembina, dan pihak- pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, semoga apa yang telah diberikan mempunyai arti tersendiri bagi penulis dan
bermanfaat bagi kita semua.


Bantaeng, 25 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL .....................................................................................

i

KATA PENGANTAR .......................................................................................

ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................

C. Tujuan Penelitian ...............................................................................................

1
3
3

D. Manfaat Penelitian .............................................................................................
BAB II PERMASALAHAN..............................................................................

3
4

BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.

Keluhan dan gejala penyakit kanker ..................................................................
Penyebab terjadinya penyakit kanker ................................................................

Pencegahan penyakit paru-paru...........................................................................
Cara pengobatan penyakit kanker paru-paru.......................................................

5
7
11
12

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................

16
16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

17

LAMPIRAN GAMBAR....................................................................................


18

PEMBAHASAN PENYAKIT KANKER
PARU-PARU
Diajukan untuk memenuhi tugas sekolah

MAKALAH BIOLOGI

OLEH KELOMPOK III
SRI KARDINA
A.NURHIDAYAH ASRIAH
KASMING
SYAHRIR
MAR`AH SHALEHA
MILA KARMILA ARIFUDDIN
MUH.SAFRI
KELAS XI IPA I

SMA NEGERI 2 BANTAENG


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kedokteran dan merupakan salah
satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia serta merupakan penyakit keganasan yang bisa
mengakibatkan kematian pada penderitanya karena sel kanker merusak sel lain. Sel kanker
adalah sel normal yang mengalami mutasi/perubahan genetik dan tumbuh tanpa terkoordinasi
dengan sel-sel tubuh lain. Proses pembentukan kanker (karsinogenesis) merupakan kejadian
somatik dan sejak lama diduga disebabkan karena akumulasi perubahan genetik dan epigenetik
yang menyebabkan perubahan pengaturan normal kontrol molekuler perkembang biakan sel.
Perubahan genetik tersebut dapat berupa aktivasi proto-onkogen dan atau inaktivasi gen penekan
tumor yang dapat memicu tumorigenesis dan memperbesar progresinya (Syaifudin, 2007).
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan
tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan
dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit

ini membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi
diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi
medik dan ahli-ahli lainnya (PDPI, 2003).
Menurut data jenis kanker yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah kanker
paru, mencapai 1,3 juta kematian pertahun. Disusul kanker lambung (mencapai lebih dari 1 juta
kematian pertahun), kanker hati (sekitar 662.000 kematian pertahun), kanke usus besar (655.000
kematian pertahun), dan yang terakhir yaitu kanker payudara (502.000 kematian pertahun)
(WHO 2005 dalam Lutfia, 2008).

Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli paru
untuk mendapatkan diagnosis pasti. Penemuan kanker paru pada stadium dini akan sangat
membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih cepat memungkinkan
penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan penyakitnya meskipun
tidak dapat menyembuhkannya. Pilihan terapi harus dapat segera dilakukan, mengingat buruknya
respons kanker paru terhadap berbagai jenis pengobatan. Bahkan dalam beberapa kasus penderita
kanker paru membutuhkan penangan sesegera mungkin meski diagnosis pasti belum dapat
ditegakkan. Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis tumor di
paru). Dalam pedoman penatalaksanaan ini yang dimaksud dengan kanker paru ialah kanker paru
primer, yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus

(bronchogenic carcinoma). Menurut konsep masa kini kanker adalah penyakit gen.
Sebuah sel normal dapat menjadi sel kanker apabila oleh berbagai sebab terjadi ketidak
seimbangan antara fungsi onkogen dengan gen tumor suppresor dalam proses tumbuh dan
kembangnya sebuah sel.Perubahan atau mutasi gen yang menyebabkan terjadinya hiperekspresi
onkogen dan/atau kurang/hilangnya fungsi gen tumor suppresor menyebabkan sel tumbuh dan
berkembang tak terkendali. Perubahan ini berjalan dalam beberapa tahap atau yang dikenal
dengan proses multistep carcinogenesis. Perubahan pada kromosom, misalnya hilangnya
heterogeniti kromosom atau LOH juga diduga sebagai mekanisme ketidak normalan
pertumbuhan sel pada sel kanker. Dari berbagai penelitian telah dapat dikenal beberapa onkogen
yang berperan dalam proses karsinogenesis kanker paru, antara lain gen myc, gen k-ras
sedangkan kelompok gen tumor suppresor antaralain, gen p53, gen rb. Sedangkan perubahan
kromosom pada lokasi 1p, 3p dan 9p sering ditemukan pada sel kanker paru (PDPI, 2003).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latarbelakang, maka permasalahan yang
dirumuskan dalam penelitian ini yaitu Bagaimana cara menangani penyakit kanker paru-paru.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kami yaitu :

a. Diajukan untuk memenuhi tugas sekolah.

b. Untuk mengkaji dan menganalisa apa saja keluhan dan gejala penyakit kanker paru-paru.
c. Bagaiman cara pencegahan penyakit kanker paru-paru .
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan kami yaitu :
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan untuk meningkatkan keberanian dan juga mentalitas
penulis sebagai bekal dalam menghadapi masa depan yang penuh persaingan dan akan hanya
sanggup terpecahkan dengan ilmu pengetahuan .
b.Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penjelasan tentang Keluhan dan gejala penyakit
kanker paru-paru.
c. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pembaca apa saja penyebab utama terjadinya
penyakit kanker paru-paru.
d. Dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dalam penelitian ataupun pembuatan makalah,
sehingga membawa manfaat bagi para pembaca dan bagi adik - adik kelas selanjutnya.

BAB II
PERMASALAHAN
Di Indonesia terdapat lima jenis kanker yang banyak diderita penduduk yakni kanker
rahim, kanker payudara, kanker kelenjar getah bening, kanker kulit, dan kanker rektum. Kasus
penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebanyak 27.125
kasus, terdiri dari Ca. servik 8.568 kasus (31,59%), Ca. mamae 14.019 kasus (51,68%), Ca.

hepar 3.260 (12,02%), dan Ca. paru 1.278 kasus (4,71%). Prevalensi kanker paru di Jawa Tengah
tahun 2006 sebesar 0,01%. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 0,004%, dan pada
tahun 2008 menjadi 0,005%. Prevalensi tertinggi adalah di Kabupaten Kudus sebesar 0,026%
(Dinprov Jateng, 2008).

Atmanto (1992) menyatakan kanker paru merupakan penyakit dengan keganasan
tertinggi diantara jenis kanker lainnya di Jawa Timur dengan angka Case Fatality Rate (CFR)
sebesar 24,1%. Pada Tahun 1998 di RS Kanker Dharmais, kanker paru menem-pati urutan kedua
terbanyak setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 75 kasus (Nasar, 2000)
Tingginya angka merokok pada masyarakat akan menjadikan kanker paru sebagai salah
satu masalah kesehatan di Indonesia, seperti masalah keganasan lainnya. Peningkatan angka
kesakitan penyakit keganasan, seperti penyakit kanker dapat dilihat dari hasil Survai Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) yang pada 1972 memperlihatkan angka kematian karena kanker masih
sekitar 1,01 % menjadi 4,5 % pada 1990. Data yang dibuat WHO menunjukan bahwa kanker
paru adalah jenis penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok
kematian akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya
prognosis penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke dokter
ketika penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit. Hasil penelitian pada penderita
kanker paru pasca bedah menunjukkan bahwa, rata-rata angka tahan hidup 5 tahunan stage I
sangat jauh berbeda dengan mereka yang dibedah setelah stage II, apalagi jika dibandingkan

dengan staging lanjut yang diobati adalah 9 bulan (PDPI, 2003).

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluhan dan Gejala Penyakit Kanker Paru
Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit paru lainnya,
terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari anamnesis akan didapat keluhan utama
dan perjalanan penyakit, serta faktor–faktor lain yang sering sangat membantu tegaknya
diagnosis. Keluhan utama dapat berupa :batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak putih, dapat
juga purulen), batuk darah, sesak napas, suara serak, sakit dada, sulit / sakit menelan, benjolan di
pangkal leher, sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri
yang hebat (PDPI, 2003).Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat
metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi hebat di otak, pembesaran

hepar atau patah tulang kaki. Gejala dan keluhan yang tidak khas seperti :berat badan berkurang,
nafsu makan hilang, demam hilang timbul, sindrom paraneoplastik, seperti "hypertrophic
pulmonary osteoartheopathy", trombosis vena perifer dan neuropatia (PDPI, 2003).
1. Patofisiologi
Awalnya menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan
deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen
maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa
diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari
salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus
dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk,
hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin. Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya
pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe,
dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka (Arisandi, 2008).
2. Jenis histologis
Untuk menentukan jenis histologis, secara lebih rinci dipakai klasifikasi histologis menurut
WHO tahun 1999, tetapi untuk kebutuhan klinis cukup jika hanya dapat diketahui :
Karsinoma skuamosa (karsinoma epidermoid)
Karsinoma sel kecil (small cell carcinoma)
Adenokarsinoma (adenocarcinoma)
Karsinoma sel besar (large Cell carcinoma)
Secara garis besar kanker paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu Small Cel Lung Cancer (SCLC)
dan Non Small Cel Lung Cancer (NCLC) (Wasripin, 2007).
1. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
Kejadian kanker paru jenis SCLC ini hanya sekitar 20 % dari total kejadian kanker paru. Namun
jenis ini berkembang sangat cepat dan agresif. Apabila tidak segera mendapat perlakuan maka
hanya dapat bertahan 2 sampai 4 bulan.
2. Non Small Cell Lung Cancer

80 % dari total kejadian kanker paru adalah jenis NSCLC. Secara garis besar dibagi menjadi 3
yaitu:
a. Adenocarsinoma, jenis ini adalah yang paling banyak ditemukan (40%).
b. Karsinoma Sel Sekuamosa, banyaknya kasus sekitar 20 – 30 %.
c. Karsinoma Sel Besar, banyaknya kasus sekitar 10 – 15 %.

B. Penyebab Terjadinya Penyakit Kanker Paru-paru
1. Merokok
Merokok diestimasikan 90% menyebabkan kanker paru-paru pada pria, dan sekitar 70%
pada wanita. Di negara-negara industri, sekitar 56% - 80% merokok menyebabkan penyakit
pernafasan kronis dan sekitar 22% penyakit kardiovaskular. Indonesia menduduki peringkat ke-4
jumlah perokok terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 141 juta orang. Diperkirakan,
konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 miliar batang rokok. Akibatnya adalah
kematian sebanyak 5 juta orang pertahunnya (Gondidoputra, 2007).
Kasus kanker paru baik di Amerika ataupun negara-negara industri lainnya sekitar 90%
berhubungan dengan merokok. Data RSUP Persahabatan Jakarta menunjukkan bahwa 24,5%
perempuan dan 83,6% pria pasien kanker paru adalah perokok (Murray, 2010).
Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia, banyak yang telah diidentifikasi
sebagai penyebab kanker.
Orang yang merokok lebih dari satu pak rokok per hari memiliki 20-25 kali lebih besar
risiko terkena kanker paru-paru daripada orang yang tidak pernah merokok.
Setelah seseorang berhenti merokok, risiko nya untuk kanker paru-paru berkurang secara
bertahap. Sekitar 15 tahun setelah berhenti, risiko untuk kanker paru-paru menurun dengan
tingkat seseorang yang tidak pernah merokok.
Cigar dan merokok pipa meningkatkan risiko kanker paru-paru, tetapi tidak sebanyak
merokok. Sekitar 90% kanker paru-paru timbul akibat penggunaan tembakau. Risiko kanker
paru-paru berkembang adalah berkaitan dengan faktor-faktor berikut: Jumlah rokok yang

diisap, Usia di mana seseorang mulai merokok, Berapa lama seseorang merokok (atau pernah
merokok sebelum keluar).

Penyebab lain kanker paru termasuk sebagai berikut:
Merokok pasif, atau asap bekas, menyajikan lain risiko untuk kanker paru-paru. Sebuah
kematian diperkirakan 3.000 kanker paru-paru terjadi setiap tahun di Amerika Serikat yang dapat
diatribusikan pada perokok pasif.
Sebagian besar karsinogen dalam asap tembakau (rokok) ditemukan pada fase tar seperti
PAH dan fenol aromatik Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru – paru. Kadar
tar dalam tembakau antara 0.5-35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat
menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru (Gondodiputro, 2007).
2. Polusi udara
Polusi dari kendaraan bermotor, pabrik, dan sumber lain mungkin meningkatkan risiko
kanker paru-paru. Gas yang paling berbahaya bagi paru-paru adalah SO2 dan NO2. Kalau unsur
ini diisap, maka berbagai keluhan di paru-paru akan timbul dengan nama CNSRD (chronic non
spesific respiratory disease) seperti asma dan bronkhitis (Aditama, 1992). Kenaikan konsentrasi
gas SO2 dan NO2 dikaitkan dengan adanya gangguan fungsi paru
Pengaruh pencemaran akibat oksida sulfur adalah meningkatnya tingkat morbiditas,
insidensi penyakit pernapasan, seperti bronchitis, emphysema dan penurunan kesehatan umum.
Konsentrasi SO2 0,04 ppm dengan partikulat 169 µg/m3 menimbulkan peningkatan yang tinggi
dalam kematian akibat bronchitis dan kanker paru-paru (Soedomo, 1999).
Pengaruhnya terhadap kesehatan yaitu terganggunya sistem pernapasan dan dapat menjadi
emfisema, bila kondisinya kronis dapat berpotensi menjadi bronkhitis serta akan terjadi
penimbunan NO2 dan dapat merupakan sumber karsinogenik (Sunu, 2001).

3. Akibat Kerja
Pemaparan asbes meningkatkan resiko kanker paru-paru sembilan kali. Kombinasi dari
paparan asbes dan merokok meningkatkan resiko untuk sebanyak 50 kali. Kanker lain dikenal
sebagai mesothelioma (suatu jenis kanker pada lapisan rongga dada yang disebut pleura atau
lapisan rongga perut disebut peritoneum) juga sangat terkait dengan paparan asbes.
Pekerjaan tertentu dimana paparan arsenik,, kromium nikel, hidrokarbon aromatik, dan eter
terjadi dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Penyakit Paru Kerja Akibat Pajanan Cat Semprot. Cat semprot mengubah substansi menjadi
aerosol, yaitu kumpulan partikel halus berupa cair atau padat, sehingga karena ukurannya yang
kecil akan mudah terhisap, selanjutnya merupakan pajanan potensial khususnya terhadap
kesehatan paru. Pigmen dalam cat berguna untuk mewarnai dan meningkatkan ketahanan cat.
Banyak jenis pigmen merupakan bahan berbahaya yaitu Chromium dan Cadmium Memberikan
warna hijau, kuning, dan oranye dapat menyebabkan kanker paru dan iritasi kulit, hidung, dan
saluran nafas atas (Wahyuningsih, 2003).
4. Penyakit Paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis (TBC) dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),
juga membuat risiko untuk kanker paru-paru. Seseorang dengan PPOK memiliki risiko empat
sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru-paru bahkan ketika pengaruh merokok
dikecualikan.

5. Iradiasi
Radon pose eksposur risiko lain merupakan produk sampingan dari radium alami, yang
merupakan produk uranium.
Radon hadir di udara indoor dan outdoor.

Risiko kanker paru meningkat dengan paparan jangka panjang yang signifikan untuk radon,
meskipun tidak ada yang tahu risiko yang tepat. Sebuah% 12 diperkirakan kematian akibat
kanker paru-paru timbul gas radon, atau sekitar 21.000 kematian paru-paru terkait kanker setiap
tahun di US Radon gas adalah penyebab utama kedua kanker paru-paru di Amerika Serikat
setelah merokok. Seperti dengan paparan asbes, merokok sangat meningkatkan resiko kanker
paru-paru dengan paparan radon.
Seseorang yang telah menderita kanker paru-paru lebih mungkin mengembangkan kanker
paru-paru detik dibanding rata-rata orang adalah untuk mengembangkan kanker paru-paru
terlebih dahulu.
( www.emedicinehealth.com )
6. Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni
Proton oncogen
Tumor suppressor gene
Gene encoding enzyme (Adisani, 2008).

C. Pencegahan Penyakit Kanker Paru-paru
Prinsip upaya penceggahan lebih baik dari sebatas pengoobatan. Terdapat 4 Tingkatan
pencegahan dalam epideemiologi penyakit kanker paru, yaitu :
1. Pencegahan Primordial
Berupa upaya untuk memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit
kanker paru tidak dapat berkembang karena tidak adanya peluang dan dukungan dari kebiasaan,
gaya hidup maupun kondisi lain yang merupakan faktor resiko untuk munculnya penyakit kanker
paru. Misalnya : menciptakan prakondisi dimana masyarakat merasa bahwa merokok itu
merupakan statu kebiasaan yang tidak baik dan masyarakat mampu bersikap positif untuk tidak
merokok.

Penelitian tentang rokok mengatakan bahwa lebih dari 63 jenis bahan yang dikandung
asap rokok itu bersifat karsinogenesis. Secara epidemiologik juga terlihat kaitan kuat antara
kebiasaan merokok dengan insidens kanker paru, maka tidak dapat disangkal lagi
menghindarkan asap rokok adalah kunci keberhasilan pencegahan yang dapat dilakukan.
Keterkaitan rokok dengan kasus kanker paru diperkuat dengan data bahwa risiko seorang
perempuan perokok pasif akan terkena kanker paru lebih tinggi daripada mereka yang tidak
terpajan kepada asap rokok. Dengan dasar penemuan di atas adalah wajar bahwa pencegahan
utama kanker paru berupa upaya memberantas kebiasaan merokok. Menghentikan seorang
perokok aktif adalah sekaligus menyelamatkan lebih dari seorang perokok pasif (PDPI, 2003).
2. Pencegahan Tingkat Pertama
Pencegahan tingkat pertama yang dapat dilakukan antara lain:
a) Promosi Kesehatan Masyarakat


Kampanye kesadaran masyarakat



Promosi kesehatan



Pendidikan Kesehatan Masyarakat

b) Pencegahan Khusus :


Pencegahan keterpaparan



Pemberian kemopreventif

3. Pencegahan Tingkat Kedua
 Diagnosis Dini : misalnya dengan Screening.
 b) Pengobatan
: misalnya dengan Kemotherapi atau Pembedahan.
4. Pencegahan Tingkat Ketiga
Pencegahan tingkat ketiga dapat dilakukan dengan cara rehabilitasi.

D. Cara Pengobatan Penyakit Kanker Paru-paru
Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti terapi).
Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada jenis histologis,
derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medisseperti fasiliti yang
dimilikirumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan faktor yang amat menentukan.
a. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan II.
Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine modality therapy”, misalnya kemoterapi
neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang
memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma vena kava superiror berat.
Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan KGB
intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji
hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan
potong beku untuk memastikan bahwa batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum
diambil dengan diseksi sistematis, serta diperiksa secara patologi anatomis (PDPI, 2003).

b. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pilihan utama untuk kanker paru karsinoma sel kecil (KPKSK) dan
beberapa tahun sebelumnya diberikan sebagai terapi paliatif untuk kanker paru karsinoma bukan
sel kecil (KPKBSK) stage lanjut. Tujuan pemberian kemoterapi paliatif adalah mengurangi atau
menghilangkan gejala yang diakibatkan oleh perkembangan sel kanker tersebut sehingga
diharapkan akan dapat meningkatkan kualiti hidup penderita. Tetapi akhir-akhir ini berbagai
penelitian telah memperlihatkan manfaat kemoterapi untuk KPKBSK sebagai upaya
memperbaiki prognosis, baik 3 sebagai modaliti tunggal maupun bersama modaliti lain, yaitu
radioterapi dan/atau pembedahan. Indikasi pemberian kemoterapi pada kanker paru ialah:
 Penderita kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) tanpa atau dengan gejala.
 Penderita kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) yang inoperabel (stage IIIB &
IV), jika memenuhi syarat dapat dikombinasi dengan radioterapi, secara konkuren, sekuensial
atau alternating kemoradioterapi.

 Kemoterapi adjuvan yaitu kemoterapi pada penderita kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil
(KPKBSK) stage I, II dan III yang telah dibedah.
 Kemoterapi neoadjuvan yaitu kemoterapi pada penderita stage IIIA dan beberapa kasus stage IIIB
yang akan menjalani pembedahan. Dalam hal ini kemoterapi merupakan bagian terapi
multimodaliti.
c. Pengobatan lain
Pengobatan lain yang dapat dilakukan kepada penderita kanker paru adalah Imunoterapi,
Hormonoterapi dan Terapi Gen. Namun untuk ketiga pengobatan ini masih dalam tahap ujicoba
dan belum dipakai secara luas di Indonesia.
 Rehabilitasi
Penderita kanker yang menjadi cacat karena komplikasi penyakitnya atau karena pengobatan
kanker, perlu direhabilitasi untuk mengembalikan bentuk dan/atau fungsi organ yang cacat itu
supaya penderita dapat hidup dengan layak dan wajar di masyarakat. Ada bermacam-macam
rehabilitasi yang perlu dilakukan seperti rehabilitasi mental, rehabilitasi pekerjaan, rehabilitasi
sosial dan lain-lain (Sukardja, 2000).
1. Rehabilitasi mental
Penderita kanker paru yang mengetahui dirinya mengidap kanker dapat menjadi stres dan
merasa ia cepat mati dalam keadaan yang menyedihkan, ia juga merasa dirinya tidak berguna
lagi untuk hidup yang hanya memberatkan beban keluarganya.
Depresi mental yang dihadapi penderita kanker dan juga keluarganya umumnya
disebabkan kurang pengertiannya terhadap kanker atau karena salah persepsi akan penyakit
kanker paru itu. Untuk mengatasi depresi mental itu, perlu penderita dan atau kelurganya diberi
bimbingan mental dan penyuluhan tentang penyakit kanker itu. Kalau perlu dengan bantuan
seorang psikolog, ahli agama, atau tokoh masyarakat. Penderita perlu diketahui bahwa
sebenarnya penyakit kanker dapat disembuhkan asal saja dapat diobati pada stadium dini. Bila
tidak dapat disembuhkan lagi perlu pula diberitahu bagaimana sebaiknya ia hidup dengan kanker,
dan diajar bagaimana menyesuaikan kehidupan dirinya dengan penyakit kanker yang dideritanya
dan kenyataan yang dihadapinya.
2. Rehabilitasi Sosial

Rehabilitasi penting agar penderita setelah pulang dari rumah sakit dapat hidup keembali
secara normal di masyarakat, dapat hidup mandiri di lingkungan keluarga dan masyarakat secara
wajar. Masyarakat juga perlu dipersiapkan agar dapat menerima penderita.
3. Rehabilitasi Pekerjaan
Setelah penderita pulang dari rumah sakit dan terbebas dari penyakit kanker yang
dideritanya, diharapkan dapat bekerja lagi di masyarakat dengan normal seperti sediakala. Bila
tidak mungkin dapat lagi bekerja seperti sedia kala, penderita diberi bimbingan dan latihan kerja
(vocational training), supaya dapat bekerja dengan pekerjaan lain sesuai dengan keadaan fisik
dan mentalnya (Sukardja, 2000).

 Prognosis
Prognosis penyakit buruk bukan hanya karena keterlambatan diagnosis tetapi juga akibat
respons sel kanker yang rendah terhadap berbagai obat sitostatik yang ada.. Angka tahan hidup 1
tahun 2347 penderita kanker paru yang diteliti oleh National Cancer Institute pada tahun 19831998, dihitung dengan life table method hanya 41,8% dan angka tahan hidup 5 tahun 12,0 %.
Berbagai data memperlihatkan bahwa hal itu berkaitan dengan stage penyakit pada saat
ditemukan (Greene, 2002).
Usaha–usaha preventif seharusnya dapat dilakukan karena kaitan antara bahan karsinogen
yang terkandung dalam asap rokok dan polusi udara telah dapat dibuktikan secara ilmiah sebagai
bagian dari patogenesis kanker paru. Tetapi usaha preventif primer yaitu mencegah orang
merokok sangat sulit untuk dilakukan, demikian juga usaha penemuan penyakit pada tahap dini
juga belum menggembirakan. Akibatnya sangat sedikit penderita yang terdeteksi pada stage dini,
hal ini mengakibatkan terapi tidak dapat lagi diberikan untuk tujuan kuratif.
Di sisi lain tampak bahwa pemberian multi-modality terapi pada penderita dapat memberikan
hasil yang lebih baik dibandingkan mereka yang hanya menerima modaliti tunggal.
Bagaimanapun pembedahan masih merupakan pengobatan kanker paru yang memberikan hasil
yang paling baik, bila dilakukan pada derajat yang operabel, yaitu stage I dan II (intrapulmoner,
intratorakal) serta pada jenis histologis yang cocok untuk tindakan tersebut. Tetapi kesimpulan

dari berbagai data menunjukkan bahwa umur tahan hidup 5 tahun penderita kanker paru dengan
TNM stage T1N0 dan T2N0 serta telah menjalani reseksi lengkap (complete resection) masih
berkisar antara 40-50% (Deslauriers, 2000). Di luar negeri angka tersebut cukup tinggi,
sedangkan data di Indonesia hanya 10-25% penderita menjalani pembedahan (Busroh, 1988)
dengan angka tahan hidup penderita kanker yang dibedah 1 tahun 56,6%, 2 tahun 16,4% dan 5
tahun 2,4% ( Burhan, 2004).

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Paru – paru adalah suatu organ yang sangat pital didalam tubuh manusia sebab paru –
paru adalah alat pernapasan pada manusia, pada dasarnya penyakit paru – paru itu tidaklah berat
hal iini semuanya berawal dari kelalaian manusia mulai dari menjaga lingkungan dari
tercemarnya udara dan sampai dengan sebagian manusia malah sengaja memasukkan racun
kedalam tubuhnya melalui paru – paru yaitu dengan cara mengisap rokok dan lain sebagainya.
Penyakit kanker paru – paru ada yang bisa disembuhkakn dan adapula yang belum
ditemukan teknis penyembuhannya tetapi pada dasarnya lebih banyak penyakit paru – paru yang
bisa disembuhkan dari pada penyakit paru yang belum bisa disembuhkan hal ini semua
tergantung kepada kita semua.
Saran
Kita mengetahui pengayakit kanker paru – paru adalah penyakit yang masuk kedalam
tubuh kita melalui udara dan lain sebagainya oleh sebab itu marilah kita jaga lingkungan kita
guna untuk kelangsungan hidup kita dimasa yang akan datang bukankah orang bijak pernah
mengatakan “ mencegah itu lebih mudah daripada mengobati “

DAFTAR PUSTAKA
Alsagaf, H. 1995. Kanker Paru dan Terapi Paliatif. Penerbit Airlangga, Surabaya:11-14

Anwar J, Elisna S, Ahmad H. Kemoterapi Kanker Paru .Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Persahabatan, Jakarta
Diananda, Rahma. 2007. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Kata Hati. Yogyakarta
Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutantio N. 2005. Kanker paru
jenis karsinoma bukan sel kecil. Pedoman Nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di
Indonesia 2005. Ed. Jusuf A, Syahruddin E. PDPI dan POI, Jakarta.