Lampiran 40. Prosiding Semnas STKIP PGRI Lamongan

  Prosiding Semnas Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

  1

  Prosiding Semnas Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

  2

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN

  Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

  Lamongan, 13 Agustus 2018 Di Aula STKIP PGRI Lamongan

  Penerbit:

STKIP PGRI LAMONGAN

  

Jalan Sunan Giri Nomor 35 Lamongan, 0322-321493

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN

  Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 ©STKIP PGRI Lamongan

  ISBN: 978-602-73955-3-4

  Pelindung : Ketua STKIP PGRI Lamongan Pembina : 1. Dr. Sutarum, M.Si (Wakil Ketua I STKIP PGRI Lamongan)

  2. Dr. Ahmad Sidi, M.Si (Wakil Ketua II STKIP PGRI Lamongan)

  Penanggungjawab : 1. Hadi Suryanto, ST., M.Pd (Ketua P3M)

  2. Dra. Ninies Eryadini, M.Pd (Kaprodi Pendidikan Ekonomi)

  3. Nur Fithriya Wijiastutik, S.Pd., M.Pd (Kaprodi PPKn)

  Ketua Panitia : Dr. Abd. Ghofur, S.Pd., M.Pd Sekretaris : Durrotun Nafisah, S.Pd., M.Pd Reviewer:

  Dr. Askuri, MA (ICRS UGM Yogyakarta, Universitas ‘Aisyiah Yogyakarta)

  Dr. Yetursance Y. Manafe, MT (Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT) Dra. Ratna Nurdiana, MM (STKIP PGRI Lamongan) Hurip Tjahjono, SH., MH (Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Lamongan)

  Editor:

  Hadi Suryanto, ST., M.Pd Yayuk Chayatun Machsunah, S.Sos., M.Pd Nur Fithriya Wijiastutik, S.Pd., M.Pd Ety Youhanita, S.Pd., M.Pd

  Layout Setting:

  Kuswanto S.Kom., MM Imam Syafi’i, S.Sos Cetakan : Kesatu, Agustus 2018

  Penerbit:

  STKIP PGRI Lamongan Jl. Sunan Giri Nomor 35 Lamongan, Phone (0322) 321493

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Ridlo-Nya, sehingga

memudahkan setiap proses aktivitas dalam kegiatan Seminar Nasional Pendidikan dengan teman

“Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0” ini menjadi lancar dan sukses.

  Era revolusi industri telah memasuki generasi keempat. Sejarah mencatat revolusi industri

dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0 kini. Fase industri merupakan real change dari

perubahan yang ada. Menurut beberapa ahli industri 1.0 ditandai dengan mekanisasi produksi untuk

menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia, industri 2.0 dicirikan oleh produksi massal dan

standarisasi mutu, industri 3.0 ditandai dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur

berbasis otomasi dan robot. Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang ditandai

dengan cyber fisik dan kolaborasi manufaktur.

  Perkembangan era industri tersebut secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap

bagaimana konsep pendidikan harus diterapkan. Hal yang paling nyata terlihat adalah banyaknya

aktivitas dilakukan dengan teknologi digital. Revolusi digital dan era disrupsi teknologi adalah istilah

lain dari industri 4.0. Disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasikomputer dan otomatisasi

pencatatan di semua bidang. Industri 4.0 dikatakan era disrupsi teknologi karena otomatisasi dan

konektivitas di sebuah bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi

tidak linear. Salah satu karakteristik unik dari industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan

atau artificial intelligence. Salah satu bentuk pengaplikasian tersebut adalah penggunaan robot untuk

menggantikan tenaga manusia sehingga lebih murah, efektif, dan efisien.

  Perkembangan revolusi industri 4.0 ini tidak akan bisa dielakkan, termasuk dalam dunia

pendidikan. Jika tidak disikapi dengan bijak, peran guru lambat laun akan tergantikan oleh teknologi

digital, tentu saja profesi guru akan semakin terancam menghilang. Oleh karena itu inovasi

pendidikan ini penting agar mampu bersaing dan bersinergi dengan perkembangan teknologi

informasi. Apalagi Indonesia juga diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-

2040, yaitu penduduk dengan usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk non

produktif. Jumlah penduduk usia produktif diperkirakan mencapai 64% dari total penduduk Indonesia

yang diperkirakan mencapai 297 juta jiwa. Oleh sebab itu, banyaknya penduduk dengan usia

produktif harus diikuti oleh peningkatan kualitas, baik dari sisi pendidikan, keterampilan, dan

kemampuan bersaing di pasar tenaga kerja.

  Prosiding ini berisi kumpulan artikel ilmiah yang telah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pendidikan pada tanggal 13 Agustus 2018 di STKIP PGRI Lamongan.

  Lamongan, 15 Agustus 2018

DAFTAR ISI

  Sampul i

  Halaman Judul ii

  Balik Halaman Judul iii

  Kata Pengantar iv

  Daftar isi v

  Template Penulisan vii

  Artikel Narasumber

Persepsi Guru dalam Pola Integrasi Islam dalam Pendidikan Sains di 1-12

Sekolah-sekolah Islam; Askuri, Joel C. Kuipers

Penerapan Pembelajaran Collaborative Experential Learning pada Mata 13-22

Kuliah Perencanaan Pembelajaran; Yetursance Y. Manafe

Industrial Revolution 4.0 and The Education Concept In The Digital Era; 23-28

Ratna Nurdiana Artikel Presenter

Pengembangan Media Visual pada Mata Pelajaran PPKn; 29-39

Ety Youhanita, Abd. Ghofur

Pengaruh Pengalaman Kewirausahaan terhadap Sikap Kewirausahaan 40-49

Mahasiswa STKIP PGRI Lamongan; Evi Aulia Rachma

The Influence of Teacher Competence on Learning Achievement of SMK 50-55

PGRI 3 Lamongan Students; Kuswanto

Strategi Pembelajaran pada Mata Kuliah Kewirausahaan di Perguruan 56-69

Tinggi; Yayuk Chayatun Machsunah

Inovasi Pembelajaran untuk Memberi Makna Serta Mengubah Perilaku dan 70-81

Daya Pikir Peserta Didik; Ahmad Sidi

  

Analisis Produktivitas Pengrajin terhadap Tingkat Pendapatan Pengrajin 82-87

Anyaman Bambu; Vita Lidyawati, Ratna Nurdiana, Ninies Eryadini, Abd. Ghofur

  88-92

  Penggunaan “SIKU” Sistem Informasi Keuangan Dalam Manajemen Keuangan Di Lembaga PAUD IT Cendekia Lamongan; Desinta Prasetia Nesti, Ratna Nurdiana, Ninies Eryadini, Abd. Ghofur

  93-97

  Penerapan Metode Demonstrasi Dengan “Kartu Aksi” dalam Meningkatkan Kemampuan Menyusun Laporan Keuangan; Sri Utami, Ratna Nurdiana, Ninies Eryadini, Abd. Ghofur

Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Motivasi Bekerja Remaja; 98-103

Nurul Mustofa, Ratna Nurdiana, Ninies Eryadini, Abd. Ghofur

Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan 104-110

Kemampuan Menganalisis Materi Peran Serta Dalam Organisasi; Nur Fadilah, Sutarum, Ninies Eryadini, Nur Fithria Wiji Astutik

Pengaruh Penggunaaan Media Sosial Terhadap Karakter Santun Remaja Di 111-120

Dusun Ngelo Desa Menongo Kecamatan Sukodadi; Meilani Dwi Anggraini, Sutarum, Ninies Eryadini, Nur Fithria Wiji Astutik

Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Kemampuan 121-128

Mengimplementasi Materi persamaan Kedudukan Warga Negara; Wahyu Rohmah Yussita, Sutarum, Ninies Eryadini, Ety Youhanita

Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Perilaku Belajar 129-139

Anak; Setiyowati Mahardika, Sutarum, Ninies Eryadini, Ety Youhanita

Hubungan Antara Kompetensi Guru Sertifikasi Dengan Kualitas Pendidikan 140-148

Karakter Siswa; Ririn Ismawati, Endah Yuliani, Abd. Ghofur, Hadi Suryanto

Pengaruh Full Day School Terhadap Motivasi Belajar Siswa; 149-153

Fitri Imro’atus Solihah, H. Ahmad Sidi, Abd. Ghofur

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orangtua Terhadap Keterampilan Afektif 154-159

Siswa; Avita Maya, Endah Yuliani, Abd. Ghofur, Yayuk Chayatun Machsunah

Pengaruh Status Sosial Orangtua Terhadap Prestasi Anak; 160-166

Zuhrotul Habibah, Endah Yuliani, Abd. Ghofur, Yayuk Chayatun Machsunah

Korelasi Antara Konformitas Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Belajar 167-172

Siswa; Silvi Ana Suvlah, H. Ahmad Sidi, Abd. Ghofur, Nur Fithria Wiji Astutik

  Penerapan Media Gambar Terhadap Kemampuan Bercerita Mata Pelajaran

  173-178

  PKN; Ani Trisnawati, H. Ahmad Sidi, Abd. Ghofur, Hadi Suryanto

Pengaruh Pembelajaran Outdor Terhadap Kreativitas Siswa; 179-186

Dewi Hartatik, H. Ahmad Sidi, Abd. Ghofur, Hadi Suryanto

  Petunjuk Penulisan Artikel PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN TAHUN 2018 STKIP PGRI LAMONGAN

  Ketentuan Umum

  1. Naskah yang dimaksud dalam pedoman ini adalah artikel hasil penelitian maupun kajian konseptual bidang pendidikan.

  2. Penulis naskah wajib membuat dan menandatangani surat pernyataan bermaterai yang menyatakan bahwa naskah yang ditulis merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan di media lain.

  3. Naskah akan melalui proses review tim ahli, oleh karena itu harus dikirim via online:

  

Ketentuan Penulisan Naskah

  1. Bahasa yang digunakan dalam penulisan naskah adalah Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.

  2. Naskah diketik di atas kertas A4 dengan margin kiri 4 cm, margin atas, bawah dan kanan 3 cm, menggunakan tipe huruf Times New Roman, ukuran huruf 12, dan spasi 1.

  3. Panjang manuskrip ilmiah hendaknya tak lebih dari 4000 kata atau kurang lebih 10-12 halaman, termasuk gambar, grafik atau tabel

  4. Sistematika Penulisan:

  a. JUDUL [Times New Roman 14 bold] Penulisan judul menggunakan kalimat singkat, namun cukup untuk menggambarkan isi (substansi) naskah secara keseluruhan. Judul tulisan berbahasa Indonesia terdiri dari maksimal 14 kata, sedangkan apabila berbahasa Inggris terdiri dari maksimal 12 kata.

  b. Nama Penulis [Times New Roman 12 bold] Nama penulis dicantumkan tanpa gelar, kemudian disertai alamat korespondensi (instansi), dan alamat surat elektronik (email). Apabila terdapat lebih dari satu penulis maka dituliskan seperti penulis Utama. Untuk penulis utama harap menyertakan nomor HP yang bisa dihubungi.

  c. ABSTRAK dan Kata Kunci [Times New Roman 10 bold] Abstrak terdiri dari maksimal 200 kata. Abstrak mencerminkan permasalahan, tujuan, metode penelitian, hasil dan saran. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, menggunakan huruf jenis Times New Roman ukuran 10, spasi 1. Kata kunci disusun secara alfabetis, mencerminkan kandungan esensi artikel, dibuat sejumlah 3-5 kata/frase.

  d. LATAR BELAKANG / PENDAHULUAN [Times New Roman 12 bold] Latarbelakang untuk jenis naskah berisi hasil penelitian, dan Pendahuluan untuk naskah hasil kajian konseptual. Pada bagian ini berisi latar belakang, konteks penelitian, hasil kajian pustaka, dan tujuan penelitian, yang semuanya dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-paragraf, dengan persentase 15-20% dari keseluruhan artikel. Tinjauan pustaka yang relevan dan pengembangan hipotesis (jika ada) dimasukkan dalam bagian ini. [Times New Roman, 12, normal].

  e. METODE [Times New Roman 12 bold] Metode menjelaskan paparan dalam bentuk paragraf tentang rancangan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data yang secara nyata dilakukan peneliti, dengan persentase 10-15% [Times New Roman, 12, normal].

  f. HASIL dan PEMBAHASAN [Times New Roman 12 bold] Hasil penelitian berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, sedangkan pembahasan berisi pemaknaan hasil dan perbandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian sejenis, dengan persentase 40- 60% dari keseluruhan artikel); Kemungkinan tindak lanjut kegiatan dapat juga disampaikan pada bagian ini Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan tabel 1 (bukan tabel berikut: ), grafik/gambar 1 (bukan grafik/gambar berikut: ) , dan/atau bagan 1 (bukan bagan berikut: ). [Times New Roman, 12, normal].

  

Gambar 1. Nama gambar (contoh gambar 1)

  g. KESIMPULAN [Times New Roman 12 bold] Berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian atau berupa intisari hasil pembahasan, yang disajikan dalam bentuk paragraf . Saran dapat disampaikan pada bagian ini [Times New Roman, 12, normal].

  h. Daftar Pustaka.

  Daftar Pustaka ditulis dengan sistematika dan ditulis secara berurut sesuai abjad. Tanda baca koma diganti dengan tanda baca titik; tidak dicantumkan halaman kutipan; kutipan yang ada dalam batang tubuh (artikel) wajib dicantumkan di daftar pustaka begitu juga sebaliknya kutipan yang ada dalam daftar pustaka wajib ada di batang tubuh (artikel).

  Rujukan Buku:

  Ghofur, A. & Marzoan. 2016. Strategi Pembelajaran Berbasis ICT: Teori dan Aplikasi. Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya.

  Rujukan Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel

  Margono. 2008. Manajemen Jurnal Ilmiah. Dalam M.G Waseso & A. Saukah (Eds.), (hlm. 46-50). Malang: UMM Press.

  Menerbitkan Jurnal Ilmiah Rujukan Berupa Buku yang Ada Editornya

  Rusli, Marah. 2005. Sosiologi Pendidikan: Kajian Berdasarkan Teori Integritas Mikro- Makro (Arnaldi. S Ed.) Malang: UMM Press.

  Rujukan dari Buku yang Berasal dari Perpustakaan Elektronik

  Dealey, C. 1998. The Care of Wounds: A Guide for Nurses. Oxford: Blackwell Science. Dari NetLibrary, (Online), akses 26 Agustus 2012.

  Rujukan dari Artikel dalam Internet Berbasis Jurnal Tercetak

  Mappiare-AT, A., Ibrahim, A.S. & Sudjiono. 2009. Budaya Komunikasi Remaja-Pelajar di Tiga Kota Metropolitan Pantai Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), 16 (1): 12-akses 28 Oktober 2009

  Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM

  Krashen, S., Long, M. & Scarcella, R. 2007. Age, Rate and Evantual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 543-567 (CD-ROM: TESOL Quarterly- Digital , 2007).

  Rujukan Artikel dalam Jurnal atau Majalah:

  Ghofur, A., Br, N. R., & Achmad, A. K. (2017). Instructional Management Strategy  : A

  Multi-Sites Study on Science Teaching for Islamic School. Journal of Educational

  Science and Technology , 3(3), 211 –217 Buku Terjemahan:

  Habermas , Jurgen. 2007. Teori Tindakan Komunikatif II: Kritik atas Rasio Fungsionaris . Terjemahan oleh Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana .

  Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang diterbitkan oleh Lembaga tersebut

  Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UURI No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pelaksanaannya. 2003. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

  Rujukan dari Koran tanpa penulis Jawa Pos, 27 Mei 2015.

  “Komitmen Mendikbud Segarkan Pramuka”. Halaman 3.

  Rujukan dari Internet: Winingsih, H. Lucia, dkk. 2007. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan.

  Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia PDII-LIPI, diakses 2 Desember 2014 on-line www. Pdii.lipi.go.id/katalog/index. php/search catalog /byld/257453.

  Rujukan Berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi.

  Mulyana, Yoyo. 2000. Keefektifan Model Mengajar Respons Pembaca dalam Pengajaran

  Pengkajian Puisi. Disertasi tidak Diterbitkan. Bandung: Fakultas Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.

  Musaffak. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis dengan Menggunakan Metode Mind Mapping . Tesis tidak Diterbitkan. Malang: PPs UM.

  5. Pustaka acuan yang digunakan adalah maksimal 10 tahun terakhir dengan jumlah minimal 10 buah dan minimal 50 % diantaranya berasal dari jurnal ilmiah.

  6. Redaktur berhak mengubah tulisan pada naskah sepanjang tidak mempengaruhi materi atau isi pokok pembahasan.

  7. Segala sesuatu yang menyangkut perizinan pengutipan atau penggunaan

  software komputer untuk pembuatan naskah atau ihwal lain yang terkait dengan HaKI

  yang dilakukan oleh penulis artikel, berikut konsekuensi hukum yang mungkin timbul karenanya, menjadi tanggung jawab penuh penulis artikel.

  ARTIKEL HASIL PENELITIAN

JUDUL DITULIS DENGAN

FONT TIMES NEW ROMAN 14 CETAK TEBAL

(MAKSIMUM 14 KATA)

  1) 2)

Penulis1 , Penulis2 dst. [Font Times New Roman 12, tanpa gelar dan

1 Tidak Boleh Disingkat]

  

Nama Institusi (penulis 1, times new roman 11)

email: penuliimes new roman 11)

2 Nama Institusi (penulis 1, times new roman 11)

email: penuliimes new roman 11)

ABSTRAK [Times New Roman 10, bahasa Indonesia]

  Abstrak ditulis dalam bahasa indonesia berisikan tujuan penelitian, metode/pendekatan

penelitian dan hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam satu alenia, tidak lebih dari 200 kata. (Times

New Roman 10, spasi tunggal).

  

Kata kunci: 3-5 kata kunci dipisahkan dengan tanda koma. [Font Times New Roman 10, spasi

tunggal].

  

ABSTRACT [Times New Roman 10, bahasa Inggris]

Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris yang berisikan tujuan penelitian, metode/pendekatan

penelitian dan hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam satu alenia, tidak lebih dari 200 kata. (Times

  New Roman 10, spasi tunggal).

  

Keywords: 3-5 kata kunci dipisahkan dengan tanda koma. [Font Times New Roman 10, spasi

tunggal] LATAR BELAKANG / PENDAHULUAN [Times New Roman 12 bold]

  Latarbelakang untuk jenis naskah berisi hasil penelitian, dan Pendahuluan untuk naskah hasil kajian konseptual. Pada bagian ini berisi latar belakang, konteks penelitian, hasil kajian pustaka, dan tujuan penelitian, yang semuanya dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-paragraf, dengan persentase 15-20% dari keseluruhan artikel. Tinjauan pustaka yang relevan dan pengembangan hipotesis (jika ada) dimasukkan dalam bagian ini. [Times New Roman, 12, normal].

  METODE

  Metode menjelaskan paparan dalam bentuk paragraf tentang rancangan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data yang secara nyata dilakukan peneliti, dengan persentase 10-15% [Times New Roman, 12, normal].

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Hasil penelitian berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, sedangkan pembahasan berisi pemaknaan hasil dan perbandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian sejenis, dengan persentase 40-60% dari keseluruhan artikel); Kemungkinan tindak lanjut kegiatan dapat juga disampaikan pada bagian ini Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan tabel 1 (bukan tabel berikut: ), grafik/gambar 1 (bukan grafik/gambar berikut: ) , dan/atau bagan 1 (bukan bagan berikut: ). [Times New Roman, 12, normal].

  

Gambar 1. Nama gambar (contoh gambar 1)

KESIMPULAN

  Berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian atau berupa intisari hasil pembahasan, yang disajikan dalam bentuk paragraf . Saran dapat disampaikan pada bagian ini [Times New Roman, 12, normal].

DAFTAR PUSTAKA

  Penulisan pustaka hanya yang disitasi hanya dalam naskah ini dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.

  Buku:

  Ghofur, A. & Marzoan. 2016. Strategi Pembelajaran Berbasis ICT: Teori dan Aplikasi. Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya.

  Buku kumpulan artikel:

  Wahyono, P & Sugiarti (Eds.). 2013. Pencerahan Pendidikan Masa Depan. Malang: UMM Press

  Artikel dalam buku kumpulan artikel:

  Bezooijen, R. V. 2002. Aesthetic evaluation of Dutch: Comparison across dialects, accents and languages. Dalam D. Long, & D. R. Preston (Eds.), Handbook of perceptual

  dialectology (Vol. 2, hlm. 13-30). Amsterdam and Philadelphia: Benjamins.

  Artikel dalam jurnal atau majalah:

  Ghofur, A., Br, N. R., & Achmad, A. K. (2017). Instructional Management Strategy  : A

  Multi-Sites Study on Science Teaching for Islamic School, Journal of Educational

  Science and Technology , 3(3), 211 –217 Dokumen resmi:

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional . 2003.

  Surabaya: Usaha Nasional

  ARTIKEL HASIL KAJIAN KONSEPTUAL JUDUL DITULIS DENGAN

FONT TIMES NEW ROMAN

  

14 CETAK TEBAL

(MAKSIMUM 14 KATA)

1) 2) Penulis1 , Penulis2 dst. [Font Times New Roman 12, tanpa gelar dan 1 Tidak Boleh Disingkat]

  Nama Institusi (penulis 1, times new roman 11) email: penuliimes new roman 11) 2 Nama Institusi (penulis 1, times new roman 11) email: penuliimes new roman 11) ABSTRAK [Times New Roman 10, bahasa Indonesia]

  

Abstrak ditulis dalam bahasa indonesia berisikan tujuan penelitian, metode/pendekatan

penelitian dan hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam satu alenia, tidak lebih dari 200 kata. (Times New Roman 10, spasi tunggal).

  Kata kunci: 3-5 kata kunci dipisahkan dengan tanda koma. [Font Times New Roman 10, spasi tunggal].

  ABSTRACT [Times New Roman 10, bahasa Inggris]

Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris yang berisikan tujuan penelitian, metode/pendekatan

penelitian dan hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam satu alenia, tidak lebih dari 200 kata. (Times

  New Roman 10, spasi tunggal).

  Keywords: 3-5 kata kunci dipisahkan dengan tanda koma. [Font Times New Roman 10, spasi tunggal] PENDAHULUAN [Times New Roman 12 bold]

  Pada bagian ini berisi latar belakang, konteks tulisan, hasil kajian pustaka, dan tujuan penelitian, yang semuanya dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-paragraf, dengan persentase 15-20% dari keseluruhan artikel. [Times New Roman, 12, normal].

  PEMBAHASAN

  Pada bagian ini tidak ada format yang mengikat, penyajian dari pengembangan pustaka sesuai dengan sub bab yang disesuaikan dengan kajian penulis, dengan persentase 40-60% dari keseluruhan artikel 40-70% Kemungkinan tindak lanjut kegiatan dapat juga disampaikan pada bagian ini. Hasil kajian konseptual dapat dilengkapi dengan tabel 1 (bukan tabel berikut: ), grafik/gambar 1 (bukan grafik/gambar berikut: ) , dan/atau bagan 1 (bukan bagan berikut: ). [Times New Roman, 12, normal].

  

Gambar 1. Nama gambar (contoh gambar 1)

PENUTUP

  Berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian atau berupa intisari hasil pembahasan, yang disajikan dalam bentuk paragraf . Saran dapat disampaikan pada bagian ini [Times New Roman, 12, normal].

DAFTAR PUSTAKA

  Penulisan pustaka hanya yang disitasi hanya dalam naskah ini dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.

  Buku: Ghofur, A. & Marzoan. 2016. Strategi Pembelajaran Berbasis ICT: Teori dan Aplikasi.

  Sidoarjo: Dwiputra Pustaka Jaya.

  Buku kumpulan artikel:

  Wahyono, P & Sugiarti (Eds.). 2013. Pencerahan Pendidikan Masa Depan. Malang: UMM Press

  Artikel dalam buku kumpulan artikel:

  Bezooijen, R. V. 2002. Aesthetic evaluation of Dutch: Comparison across dialects, accents and languages. Dalam D. Long, & D. R. Preston (Eds.), Handbook of perceptual

  dialectology (Vol. 2, hlm. 13-30). Amsterdam and Philadelphia: Benjamins.

  Artikel dalam jurnal atau majalah:

  Jaber, M., & Hussein, R. 2011. Native speakers ’ perception of non-native English speech.

  English Language Teaching , 4(4), 77-87.

  Dokumen resmi:

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional . 2003.

  Surabaya: Usaha Nasional

  

PERSEPSI GURU DALAM POLA INTEGRASI ISLAM

DALAM PENDIDIKAN SAINS DI SEKOLAH-SEKOLAH ISLAM

1) 2)

  

Askuri , Joel C. Kuipers

1 ICRS, UGM Yogyakarta 2 Email:

George Washington University, USA

Email:

  

ABSTRAK

Di tengah kebangkitan Islam di Indonesia, sekolah-sekolah Islam berupaya membangun pencirian

pendidikan sains di sekolah-sekolah Islam. Salah satu pencirian yang diupayakan ialah mengintegrasikan Islam

dalam pendidikan sains. Upaya ini disadari urgensinya bagi para guru sains di sekolah-sekolah Islam, tetapi

tidak semua bisa mengintegrasikannya beberapa alasan. Secara umum, integrasi Islam dalam pendidikan sains di

sekolah-sekolah Islam mengikuti pola hubungan sebagai berikut: (1) pendidikan sains dikontekstualisasikan

dengan nilai-nilai agama; (2) pendidikan sains harus bersumber pada nilai-nilai Islam; dan (3) pendidikan sains

dan pendidikan agama tidak saling terkait dan diajarkan secara terpisah. Akan tetapi, hal ini perlu kearifan

tersendiri demi meningkatnya literasi sains di kalangan siswa Muslim.

  Kata Kunci: Pendidikan sains, integrasi Islam, sekolah Islam

ABSTRACT

  In the midst of the rise of Islam in Indonesia, Islamic schools are trying to establish the characterization

of science education in Islamic schools. One of the characteristics sought is to integrate Islam in science

education. This urgency is realized for science teachers in Islamic schools, but not all of them can integrate

several reasons. In general, the integration of Islam in science education in Islamic schools follows the pattern

of relationships as follows: (1) science education is contextualized with religious values; (2) science education

must be based on Islamic values; and (3) science education and religious education are not interrelated and

taught separately. However, this needs special wisdom for increasing scientific literacy among Muslim students.

  Keywords: Science education, Islamic integration, Islamic schools

PENDAHULUAN Kelompok ini bahkan memperkuat

  Baru-baru ini wacana sains di negeri keyakinan mereka dengan dalil-dalil ini dihebohkan oleh sebuah kekonyolan agama dari ayat suci: Dan Kami telah klasik yang dikemas secara ilmiah: Kaum menghamparkan bumi, dan kami Bumi Datar (Flat Earth Society ). pancangkan padanya gunung-gunung, Komunitas ini mengkampanyekan keya- serta kami tumbuhkan di sana segala kinan mereka bahwa keyakinan sains (al-Quran, 15:

  sesuatu menurut ukuran selama ini bahwa bumi itu bulat hanyalah 19).

  sebuah ilusi dan kebohongan. Citra satelit Kehebohan itu berlanjut lebih seru di yang menampakkan bumi ini bulat ranah pendidikan. Seorang wali murid di hanyalah rekayasa dan konspirasi. Semarang menulis dalam account

  Prosiding Semnas Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

  Prosiding Semnas Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 facebook -nya secara nyinyir tentang

  adanya guru yang mengajarkan konsep bumi datar di sekolah tempat anaknya belajar. Meskipun tulisan tersebut hanya sebuah kesalahpahaman, yang menarik ialah bahwa tulisan itu menuai komentar secara luas di media sosial: sebagian besar memperolok Kaum Bumi Datar sebagai kaum yang tenggelam dalam kebodohan, serta pembelaan mereka terhadap Islam, bahwa ayat al-Quran yang mereka jadikan pembenar keyakinan Kaum Bumi Datar sesungguhnya keliru dan cenderung dipelintir secara sembarangan, karena ajaran Islam yang benar sesuai dengan temuan-temuan sains modern. Memang, al-Quran tidak secara tegas menjelaskan bahwa bumi ini bulat, tetapi ribuan tahun yang lalu ilmuwan Muslim al-Biruni sudah memastikan bahwa bumi ini bulat. Bahkan. Al-Biruni sudah memperkirakan keliling lingkar bumi secara akurat sepanjang 40.075 kilometer, hampir sama persis dengan perhitungan sains modern.

  al-Quran dan kebenaran sains: kata-kata yang dipakai untuk menjelaskan bumi

  https://news.detik.com/infografis/d-3582575/al- biruni-mengukur-bulatnya- bumi?_ga=2.73407506.1698056745.1502527184- 1114782173.1461130959

  dalam al-Quran bertendensi bahwa bentuk bumi adalah bulat.

  2 Pembelaan terhadap dalil-dalil kea-

  gamaan yang dipelintir oleh Kaum Bumi Datar menarik untuk dicermati, karena sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, Indonesia saat ini sedang mengalami kebangkitan Islam yang berjalan beri- ringan dengan modernitas (Hefner, 2000). Pertumbuhan ini berbeda dengan kemajuan modernisasi di Barat yang sejalan dengan ide-ide sekular (Wuthnow, 1988). Di Indonesia, masyarakat Muslim yang semakin terdidik dan makmur justru menjadi semakin tampak saleh. Masya- rakat sipil Muslim di Indonesia justru menopang sistem demokrasi (Hefner, 2000). Pertumbuhan ekonomi Islam juga sejalan dengan globalisasi dan ekonomi pasar (Rudnyckyj, 2009). Pertumbuhan kelas menengah Muslim di Indonesia juga menopang politik Islam yang moderat dan toleran [(Koentowijoyo, 1985) (Nakamura, 1993) (Ramage, 1995)]. Hampir semua

1 Banyak blog juga melakukan pembelaan

  segment kehidupan Muslim mengalami

  partum-buhan yang sejalan dengan ajaran dan tradisi Islam: etos ekonomi Islam (Rudnyckyj, 2009); jilbab [ (Brenner, 2005) (Smith-Hefner, 2007)]; literasi Quran (Gade, 1999 ); civil Islam (Hefner, 2000); politik Islam [ (Liddle, 1996) 2 Salah satunya ialah Blog Al-Habib:

1 Sumber elektronik:

  http://blog.al-habib.info/id/2016/09/benarkah- quran-menyatakan-bentuk-bumi-datar/

  Prosiding Semnas Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

  (Hefner, 2000) (Effendy, 1994) (Baswedan, 2004) (Bruinessen, 2002) (Roy, 2005) (Turmudi & Sihbudi, 2005) (Fananie, et al., 2002) (Zada, 2002)]; hukum Islam (Effendy, 1994); seni islami (Heryanto, 2015); gaya hidup islami (Jones, 2010); dan kelas menengah Muslim [(Nakamura, 1993) (Hefner, 1993) (Koentowijoyo, 1985) (Budiman, 1994) (Ramage, 1995)]. Saat ini, hampir semua isu selalu dikaitkan dengan Islam dan syari’atnya, seperti kosmetik islami, hotel islami, perbankan syari’ah, investasi syari’ah, dan lain-lain. Bahkan, sesuatu yang sudah islami dicarikan konek- tivitasnya dengan sesuatu yang lebih syar’i, seperti hijab syar’i.

  Di tengah gelombang islamisasi yang menggelora di kalangan kelas menengah Muslim di Indonesia, ada satu hal yang terlewatkan: Literasi Sains. Padahal, literasi sains merupakan salah satu instrumen dalam ilmu pengetahuan modern. Di tengah semangat Muslim Indonesia menjalankan spirit keagamaan dalam modernisasi, literasi sains di negeri ini masih menduduki level terendah. Dalam penilaian Trends International

  Mathematics and Science Study (TIMMS),

  siswa Indonesia menempati peringkat 45 dari 50 negara di bidang matematika, dan peringkat 45 dari 48 negara (Harian Kompas, 2016). Sementara dalam penilaian Programme International Student

  Assessment (PISA), siswa Indonesia menempati peringkat 62, 61, dan 63 dari 69 negara berturut-turut dalam bidang sains, membaca, dan matematika (Iswadi, 2015).

  Dengan 88% penduduk Muslim di Indonesia, maka rendahnya literasi sains banyak terjadi di kalangan anak-anak Muslim. Memang, ada banyak faktor yang berpengaruh pada rendahnya literasi sains di Indonesia. Ummat Islam di Indonesia mewarisi ajaran tasawuf dengan pende- katan Imam Ghazali yang terkenal dengan dikotomi ilmu agama yang

  fardlu ‘ain

  (wajib bagi setiap Muslim) dan ilmu keduniaan yang bersifat fardlu kifayah (kewajiban menjadi gugur ketika ada Muslim lain yang telah melaksanakannya). Dikotomi tersebut memang berpengaruh terhadap pendidikan di pesantren salaf, dimana para santri hanya belajar ilmu agama. Akan tetapi, sejak awal abad ke- 20, ketika sebagian ummat Islam menyadari pentingnya ilmu keduniaan tanpa meninggalkan ilmu agama, banyak sekolah-sekolah Islam didirikan dengan mengadopsi model sekolah-sekolah Belanda. Mereka berupaya mengin- tegrasikan ilmu agama dengan ilmu keduniaan dalam pendidikan. Sampai saat ini, sekolah-sekolah Islam mengajarkan keduanya, termasuk sains (Ilmu Penge- tahuan Alam), tentunya dengan semangat

  Prosiding Semnas Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

  integrasi, sebagaimana para ilmuwan Muslim pada abad pertengahan.

  Saat ini, negara telah memberlakukan kurikulum 2013, yang membuka seluas mungkin partisipasi civil

  society untuk memberi warna bagi

  pembelajaran sains, termasuk spirit keagamaan, dengan menegaskan kompe- tensi inti yang pertama: sikap keagamaan. Tentunya, hal ini semakin membuka peluang integrasi Islam ke dalam pembelajaran sains. Organisasi-organisasi Islam yang menyelenggarakan pendidikan, seperti halnya NU dan Muhammadiyah, sejak lama menginginkan adanya integrasi Islam dalam pembelajaran sains. Bahkan, saat ini semakin banyak sekolah Islam yang mempromosikan diri sebagai sekolah yang mengintegrasikan Islam dan sains den gan nama “Sekolah Islam Terpadu”. Artikel ini akan mengulas bagaimana model integrasi Islam dalam pendidikan sains di sekolah-sekolah Islam melalui persepsi para guru sains yang diformulasikan dari riset lapangan.

  Dengan merujuk pada sejarah Islam abad pertengahan yang dipenuhi dengan banyak penemuan sains yang menjadi dasar bagi perkembangan sains modern, rendahnya literasi sains di Dunia Islam merupakan sebuah keprihatinan bagi masyarakat sipil Muslim di Indonesia yang memiliki kontribusi besar dalam pendidikan: pesantren dan sekolah-sekolah Islam. Mereka telah lama bereksperimen dalam dialektika Islam dan sains melalui pendidikan. Sayyed Hossein Nasr (tanpa tahun) mengkategorikan 3 pendekatan yang digunakan di Dunia Islam dalam dialektika Islam dan sains modern, yaitu: (1) Islam dan sains merupakan dua domain yang berbeda, sehingga tidak ada konflik di antara keduanya, dan tidak perlu integrasi di antara keduanya; (2) Sains merupakan sebuah ethical project , sehingga setiap projek sains harus disesuaikan dengan ajaran Islam; dan (3) Sains merupakan aktivitas sosial-budaya yang diadopsi masyarakat Barat dari kebudayaan Muslim di abad pertengahan dan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan, sehingga ummat Islam seharusnya cukup mengadopsi sains Barat dan menye- suaikannya dengan konteks kultural Muslim di berbagai negara.

  Dengan merujuk pada pendekatan Nasr sebagai framework, riset ini mencoba menelusuri persepsi para guru sains tentang integrasi Islam dalam pendidikan sains di sekolah Islam. Serangkaian wawancara mendalam dilakukan dengan guru sains di 18 sekolah Islam di Yogyakarta, Malang, dan Lamongan .

FRAMEWORK DAN METODE RISET

  3 3 YOGYAKARTA: SMP Ali Maksum Krapyak Yogyakarta; MTs As-Salafiyyah Mlangi; SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta;

  MTs Mu’allimin

  Prosiding Semnas Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 Peluang Besar Integrasi Islam dalam Pendidikan Sains

  Reformasi pasca-Orde Baru ternyata menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Keberhasilan demokrasi di Indonesia menjadikan negara menjadi lebih soft daripada sebelumnya. Dalam konteks pendidikan, negara telah lama memberlakukan kurikulum 2006, sebuah kurikulum yang berbasis pada tingkat satuan pendidikan. Artinya, inovasi lokal dari setiap sekolah sesungguhnya sangat diharapkan. Kini, negara membuka lebih luas lagi partisipasi masyarakat dalam kurikulum pendidikan melalui kurikulum 2013. Kebijakan kurikulum, baik 2006 maupun 2013, sesungguhnya membawa peluang besar bagi integrasi Islam dalam pendidikan sains. Di dalamnya terdapat 4 kompetensi inti: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Melalui kompetensi inti sikap spiritual itu sesungguhnya terdapat peluang integrasi Islam dalam berbagai bidang pelajaran, termasuk sains (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2017).

  Muhammadiyah Yogyakarta; MTs Negeri 9 Bantul; SMP PIRI 1 Yogyakarta. LAMONGAN: SMP Empat Lima Babat; SMP Muhammadiyah 1 Babat; MTs Maslahul Huda; MTs Putra Putri; MTs Muhammadiyah 15; MTs Miftahul Jinan. MALANG: MTs Al-Ittihad Malang; SMP NU AL-Hikmah Malang; SMP Muhammadiyah 06 Dau; SMP Muhammadiyah 08 Batu; MTs Sunan Kalijogo Malang; MTs Negeri Lawang Malang.

  Di sisi yang lain, siswa juga semakin potensial bagi tumbuhnya integrasi Islam dalam pendidikan. Sebuah survey yang cukup representatif dilakukan oleh Goethe Institut menegaskan bahwa agama memberikan landasan dan energi positif bagi banyak remaja Muslim Indonesia yang mereka gunakan untuk mencapai kepastian dan kebahagiaan dalam hidup mereka dan untuk menjamin masa depan yang sukses. Banyak dari mereka membutuhkan energi positif ini sebagai tumpuan psikologis yang kuat di tengah ketidakpastian akibat perubahan sosial yang pesat. Islam menjadi makna hidup yang mengilhami kehidupan di mana remaja Muslim Indonesia dapat menafsirkan realitas mereka dan sumber stabilitas untuk menghadapi meningkatnya ketidakpastian dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Iman Islam digunakan sebagai perisai psikologis dan tempat berlindung. Agama juga merupakan aset sosio-psikologis dalam mencapai dan mengamankan masa depan yang diharapkan oleh responden. Bagi mereka, Islam adalah energi yang mereka butuhkan untuk mengejar pendidikan, mendapatkan pekerjaan dan membangun karir mereka (Augustin, et al., 2011). Hal ini merupakan potensi yang cukup besar bagi upaya integrasi Islam dalam pen- didikan sains.

  Prosiding Semnas Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

  Di samping itu, dukungan struktural bagi sekolah-sekolah swasta Islam juga sangat kuat mendorong integrasi Islam di sekolah. Keputusan muktamar Muham- madiyah, misalnya, menetapkan visi pendidikan Muhammadiyah ialah “Terben- tuknya manusia pembelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul dalam IPTEKS sebagai perwujudan tadjid dakwah amar ma’ruf nahi munkar” (Muktamar Muhammadiyah, 2010). Sementara Muktamar NU mengamanatkan visi Nahdlatul Ulama dalam dunia pendidikan (dasar dan menengah) pada kurun tahun 2015-2026 adalah “Mewujudkan Pendidikan yang Unggul untuk Membentuk Manusia Berkepribadian Indonesia dan Berdaya Saing Internasional”, dimana salah satu prinsipnya ialah penguatan pendidikan karakter Ahlussunnah wal Jama’ah (Muktamar NU, 2015). Kedua organisasi Islam tersebut merupakan representasi ummat Islam Indonesia, dan memberikan dukungan penuh pada integrasi Islam dalam lingkungan pendidikan yang dimilikinya, tentunya termasuk pendidikan sains.

  Kesadaran Integrasi Besar, Miskin Pelaksanaan

  Secara garis besar, semua guru menyadari bahwa sains sangat terkait erat dengan Islam. Mereka percaya bahwa ajaran Islam banyak mengandung fakta- fakta sains yang telah dibuktikan oleh sains modern, baik dalam ayat al-Quran maupun sunnah Nabi.

  4 Di samping itu,

  mereka juga menyadari bahwa sejarah Islam telah menyumbang penemuan sains yang menjadi dasar bagi sains modern.

  5 Kesadaran itu mereka dapatkan dari

  kajian-kajian keislaman,

  6

  buku-buku,

  7

  dan

  4 Wawancara dengan Rani Farikah, Guru Sains di SMP Ali Maksum Krapyak Yogyakarta; Yudhi Wiyoko, Guru Sains di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta; Zulisti Sudarojah, Guru Sains di MTs Negeri 9 Bantul; Sholihah, Guru Sains di SMP Muhammadiyah 1 Babat; Novi Artika Fitriani, Guru Sains di MTs Putra Putri; Indria Prihatining Putri, Guru Sains di MTs Al-Ittihad Malang; Nurul Proklamasinta, Guru Sains di MTs Negeri Lawang Malang; Wulan, Guru Sains di SMP Muhammadiyah 08 Batu 5 Wawancara dengan Sri Jumaini, Guru Sains di MTs As-Salafiyyah Mlangi;

  Fitriati Asri Hastusi, Guru Sains di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta; Yudhi Wiyoko, Guru Sains di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta; Nanik Faridah, Guru Sains di MTs Muhammadiyah 15; Atik Tri Isdarwati, Guru Sains di MTs Miftahul Jinan; Indria Prihatining Putri, Guru Sains di MTs Al-Ittihad Malang; Noor Hadi, Guru Sains di MTs Sunan Kalijogo Malang 6 Wawancara dengan Sri Jumaini, Guru Sains di MTs As-Salafiyyah Mlangi; Fitriati Asri

  Hastusi, Guru Sains di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta; Rani Farikah, Guru Sains di SMP Ali Maksum Krapyak Yogyakarta; Yudhi Wiyoko, Guru Sains di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta; Zulisti Sudarojah, Guru Sains di MTs Negeri 9 Bantul; Wulan, Guru Sains di SMP Muhammadiyah 08 Batu 7 Wawancara dengan Yudhi Wiyoko, Guru Sains di MTs Mu’allimin Muhammadiyah

  Yogyakarta; Nanik Faridah, Guru Sains di MTs Muhammadiyah 15; Atik Tri Isdarwati, Guru Sains di MTs Miftahul Jinan; Indria Prihatining Putri, Guru Sains di MTs Al-Ittihad Malang; Noor Hadi, Guru Sains di MTs Sunan Kalijogo Malang

8 Mereka juga

  Prosiding Semnas Pendidikan: Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 artikel-artikel di internet.

  menyadari bahwa sains yang diajarkan di sekolah selama ini tidak mengandung muatan agama sama sekali.