Analisis Kualitatif Farmasi Secara Umum

Analisis Kimia : KualitatifI
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk
mengenali atau mengidentifkasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion
atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia
dan fsikanya.
Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi
dimana hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan
ke arah mana reaksi berjalan. Contoh : Reaksi redoks, reaksi asam-basa,
kompleks, dan reaksi pengendapan. Sedangkan analisis berdasarkan sifat
fsikanya dapat diamati langsung secaara organoleptis, seperti bau, warna,
terbentuknya gelembung gas atau pun endapan yang merupakan
informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
a. Reaksi Kering
Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifk sehingga dapat
dilakukan uji warna nyala sebagai salah satu caara identifkasi kation
dengan reaksi kering. perhatikan tabel dibawah ini :

CATATAN : terkadang uji warna nyala juga dapat menjadi satu-satunya
indikator pemastian suatu unsur tanpa memerlukan analisis yang lebih
lanjut dalam pengidentifkasiannya. Seperti unsur Astatin (At) yang hanya
berwarna putih pada saat di uji warna nyalanya.


b. Reaksi Basah
Reaksi basah merupakan jenis identifkasi zat secaara kualitatif yang sering
digunakan pada umumnya.

Senyawa NO3– hanya membentuk caincain caoklat jika direaksikan dengan
senyawa Fero sulfatdan H2SO4. Lain halnya dengan senyawa borat yang
jika ditambahkan metanol kemudian dipanaskan dengan nyala api, maka
menghasilkan uap atau asap berwarna hijau.
Uraian diatas merupakan beberapa caontoh senyawa yang dalam
pengidentifkasiannya tidak memerlukan tahapan analisis selanjutnya.
Karena sifat kimia ataupun fsika dari senyawa tersebut sangat khas,
dimana senyawa yang lain tidak memilikinya.

a). Reaksi Pengendapan

Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecauali
pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya.
Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar
pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb

dapatdilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida,
kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air
panas.Kenaikan suhuakan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan
tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak.

b). Reaksi Asam-Basa

Asam secaara sederhana didefnisikan sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam
air
mengalami
disosiasi
dengan
pembentukan
ion
hidrogen.,sedangkan basa mengalami disosiasi dengan pembentukan ion
hidroksil. Asam atau pun basa yang mengalami disosiasi sempurna
merupakan asam atau basa kuat, misalnya HCl, HNO 3, NaOH dan KOH.
Sebaliknya bila asam atau basa hanya terdisosiasi sebagian maka disebut
asam atau basa lemah, misalnya asam asetat, H 2S dan amonium

hidroksida. Dalam analisa kualitatif H 2S digunakan untuk mengendapkan
sejumlah kation menjadi garam sulfdanya.

c). Reaksi Redoks

Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa
kualitatif, baik sebagai pengoksidasi atau pun pereduksi. Contoh
penggunaan Reaksi redoks dalam analisis kualitatif:
Kalium permanganat, KMNO4
Zat padat caoklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila
dilarutkandengan air, merupakan pengoksidasi kuat yang dipengaruhi
oleh pH darimediumnya.
a) dalam asam;MnO4- + 8H+ + 5e _ Mn2+ (warna merah muda) + 4H2O
b) dalam larutan netral MnO4– + 4H+ + 3e _ MnO2 (endapan caoklat) +
2H2O
ca) dalam larutan basa MnO4– + e _ MnO42- ( warna hijau)
d). Reaksi Pembentukan Kompleks

Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan reaksireaksi yang melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau
molekul kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah ligan yang

terikat dengan atom pusat tersebut.

KIMIA ANALISA KUALITATIF DASAR
FARMASI
- TEXBOOK OF MACROANDSEMIMICRO QUALITATIVE INORGANIC ANALYSIS.
- ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN SEMIMIKRO)
Diterjemah oleh: Ir. L. Setiono
Dr. A. Hadyana
Analisa kualitatif dapat dibedakan atas 2 cara:
1. Cara Kering : yaitu menggunakan sampel padat. Jika sampel berupa cairan/larutan, lebih dahulu
dikeringkan/diuapkan.
2. Cara basah : yaitu menggunakan sampel dalam bentuk larutan
Baik larut dalam air, dengan pemanasan, asam asetat encer, HCl encer, HNO 3 encer, HNO3 pekat.
CARA KERING/ REAKSI KERING
Ada beberapa cara;
a. Pemanasan
1.
Sublimasi
2.


Uji Pirolisa/ uji pipa tiup :

3. Uji nyala :
a. Uji nyala dengan kawat Ni/Cr, kawat platina.
b. Uji nyala dengan kawat Cu (test beilstein).
4. Uji spektoskopi
5. Uji manik boraks.

KLASIFIKASI KATION
Kation dapat digolongkan dalam lima golongan berdasarkan penambahan beberapa reagensia, yang
umum digunakan: HCl, H2S, (NH4)2S, dan (NH4)2CO3.
KATION
Golongan
I (gol
perak) Ag, Pb, Hg

PEREAKSI
HCl encer (6N)

PENGAMATAN

Terbentuk end pth

Golongan II (gol Cu
dan
arsen)
Hg,
Cu,Bi,Cd,As,Sb,Sn

H2S dlm suasana
asam encer
NH4Cl dan NH4OH
sp alkalis

Terbentuk end yg
berwarna

Golongan III (gol besi
dan zink)

Terbentuk end

berwarna

HASIL
AgCl,Hg2Cl2,PbCl2

HgS,Bi2S3,CuS,CdS,(A)
As2S3,As2S5,Sb2S3,Sb2S5,
SnS, SnS2,(B)
Al(OH)3,Fe(OH)3,Cr(OH)3 (A)

Al, Fe, Cr
Co, Ni, Zn, Mn
Golongan
IV (gol
kalsium) Ca,Ba,Sr

Golongan
alkali)

H2S suasana

Alkalis
(NH4)2CO3 dan
NH4Cl dlm suasana
netral atau sedikit
asam
tdk mengend
dengan HCl, H2S,
(NH4)2CO3

terbentuk end

NiS, CoS, ZnS, MnS

tdk terbtk end

CaCO3,BaCO3, SrCO3

V (gol
NH4+, Na+, K+, Mg+2


KATION GOLONGAN I
Pereaksi golongan 1 ; HCl encer

Kation Ag+(perak)
Reaksi identifikasi:
Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk garam AgNO 3
1.

Dengan penambahan HCl encer: terbentuk endapan putih AgCl.

2.

Dengan penambahan larutan KI: terbentuk endapan kuning AgI.

3.

Dengan penambahan larutan K2CrO4 : terbentuk endapan merah Ag2CrO4

4.
Dengan penambahan larutan

endapan berwarna hitam Ag2S..

Na2S

(dalam

suasana

netral

atau

asam),

5. Dengan penambahan larutan Na2HPO4 : dalam larutan netral terjadi endapan kuning Ag3PO4.

Kation Hg2+2(merkuro)
Digunakan larutan merkuro nitrat (Hg2(NO3)2.2H2O.
Hampir semua senyawa Hg menyublin pada pemanasan
Reaksi identifikasi:

Asam klorida encer :
2. Kalium Iodida: terbentuk endapan kuning kehijauan dari merkuro jodida Hg 2I2 .

terjadi

3. Kalium kromat : terbentuk endapan coklat dari merkuro kromat Hg 2CrO4 .
4. Hidrogen sulfida: terbentuk endapan hitam dari HgS dan Hg

5. Larutan amonia

6. Reaksi spesifik dengan pereaksi Difenilkarbazid akan membentuk senyawa yang berwarna
lembayung.

Kation : Pb+2(timbal)

Digunakan larutan Pb(NO3)2 atau Pb(CH3COO)2
Pemeriksaan kation cepat Pb+
Dasar : PbCl2 larut dalam air panas, bila dingin mengkristal kembali.
Reaksi Identifikasi :
1.

Senyawa Pb bila dipirolisa akan meninggalkan sisa berwarna kuning .

2. Larutan KI : terbentuk endapan kuning PbI2,.
3. HCl encer : terbentuk endapan putih
4.H2SO4 encer : terjadi endapan putih PbSO4,
5.Larutan K2CrO4 : terbentuk endapan kuning PbCrO4,

KATION GOLONGAN II

Kation golongan II terbagi dalam 2 sub golongan yaitu: sub golongan
( Hg+2,Pb+2,Bi+3,Cu+2,Cd+2)dan sub golong arsenik ( As+3,As+5,Sb+3,Sb+5,Sn+2,Sn+4

tembaga

Kation Hg+2(merkuri)
Digunakan larutan Hg(NO3)2 atau HgCl2.
Reaksi identifikasi:
1.
H2S: suasana asam terbentuk endapan putih merkuri kloro sulfida (Hg3S2Cl2), pereaksi yang
berlebih berubah kuning, coklat dan terakhir hitam HgS (p-k-c-h).
2. larutan SnCl2 : terbentuk end. putih Hg2Cl2, pereaksi berlebih endapan berubahmenjadi abu-abu
sampai hitam karena Hg2Cl2 direduksi menjadi logam merkuri (Hg).

1.

larutan NaOH: dalam jumlah sedikit terbentuk endapan merah kecoklatan,

.

4. larutan ammonia: terbentuk endapan putih amino merkuri klorida (NH2)HgCl.

Kation: Bi+3(bismuth)

Digunakan larutan Bi(NO3)3.5H2O
Reaksi identifikasi:
1. Bila di pijar akan meninggalkan sisa yang berwarna coklat jingga (waktu panas), kuning jingga (setelah
dingin) dari Bi2O3.
2. H2S : terbentuk endapan coklat kehitaman Bi2S3,.
3 larutan NaOH : terbentuk endapan putih Bi(OH)3 dalam keadaan dingin, biladipanaskan endapan
kehilangan air menjadi kuning BiO.OH.
4.

larutan KI : terbentuk endapan hitam kecoklatan BiI3,

5.

larutan Na. Stannit, Na2[SnO2] : memberikan endapan hitam bismuth (Bi).

.
Kation : Cu+2(kupri)
Digunakan larutan garam CuSO4.5H2O.
Reaksi Identifikasi :
1.

Uji pirolisa: meninggalkan sisa berwarna merah.

2.

Uji nyala: dengan kawat Ni/Cr berwarna nyala hijau.

3.

H2S (dalam suasana netral atau asam(HCl) terbentuk endapan hitam CuS.

4 larutan NaOH : terbentuk endapan biru Cu(OH)2,
5 larutan ammonia: terbentuk endapan biru garam sulfat basa.

Kation : Cd+2(kadmium)

Digunakan larutan CdSO4.8H2O
Reaksi identifikasi:
1.

Uji pirolisa : meninggalkan sisa warna coklat CdO.

2.

H2S : terbentuk endapan kuning CdS

3.

larutan ammonia : terbentuk endapan putih Cd(OH) 2,

4.

larutan NaOH : terbentuk endapan putih Cd(OH)2,

5.
larutan KCN : terbentuk endapan putih Cd(CN) 2, larut dalam reagensia berlebihan
membentuk garam komplek.

ARSENIK (GROUP II B)
Arsenik adalah zat padat berwarna abu-abu, mengkilap seperti logam, jika dipanaskan akan
menyublin dan menimbulkan bau yang karakteristik seperti bawang putih dengan nyala berwarna
abu-abu, semua senyawa arsenik bersifat racun.
Hasil sublimasi dapat dilihat dibawah mikroskop berbentuk segitiga.
Kation : As+3.(arsenit)
Digunakan larutan dari serbuk As2O3 dalam bentuk AsCl3 atau Na3AsO3.
Reaksi identifikasi:
1.

larutan H2S (dalam suasana asam klorida) terbentuk endapan kuning As2S3.

2.

larutan AgNO3 dalam suasana netral terbentuk endapan kuning Ag3AsO3 .

3.
larutan CuSO4 (dalam larutan netral): terbentuk endapan hijau (hijau Scheele’s) dari
campuran CuHAsO3 dan Cu3(AsO3)2 .
4.
campuran dari SnCl2 dan HCl pekat (test Bettendoff’s) : terbentuk arsen yang berwarna coklat
tua sampai hitam.
5.

Gutzeit test

Antimon / Stibium : Sb3+
Digunakan larutan SbCl3
Reaksi Identifikasi:
1.

H2S : terbentuk endapan merah oranye dari Sb 2S3.

2.

NaOH : terbentuk endapan putih dari Sb2O3xH2O, larut dalam pereaksi yang berlebih

3.

Zink : terbentuk endapan hitam dari logam Sb

4.

Besi : terbentuk endapan hitam dari logam Sb

5.

Larutan KI: terbentuk garam komplek yang bewarna merah
Timah/ Stanno: Sn2+

Digunakan larutan SnCl2
Reaksi Identifikasi:
1. H2S: terbentuk endapan coklat dari SnS, endapan larut dalam HCl pekat dan amonium polisulfida.
2. NaOH : terbentuk endapan putih dari Sn(OH) 2, larut dalam reagensia berlebih.
3. HgCl2: terbentuk endapan putih dari Hg2Cl2,
Pemisahan kation dalam golongannya secara skematis.
Dalam suatu campuran larutan kation ditambahkan beberapa tetes HCl encer dalam keadaan
dingin, jika terbentuk endapan, terus tambah HCl encer sampai tidak terjadi pengendapan, saring
(1)
Endapan: putih Filtrat: ditambahkan 1 ml H2O2 3%, asamkan filtrat dengan HCl menjadi 0,3N.
mengandung
Panaskan sampai hampir mendidih, dan jenuhkan dengan H2S, saring (2)
kation Gol. I: Endapan:
Filtrat: didihkan dalam cawan porselin sampai kira-kira 10 ml
AgCl,
PbCl2, berwarna
untuk menghilangkan semua H2S (uji dengan kertas yang
Hg2Cl2, pisahkan mengandung:
telah dibasahi Pb Ac).tambahkan 1-2 ml HNO 3 pekat dan
sesuai
untuk HgS,PbS,Bi2S3, panaskan untuk mengoksidasikan garam Fe +2 → Fe+3,
gol. I
CdS,CuS,SnS2, tambahkan 1-2 g NH4Cl padat, panaskan sampai hampir
Sb2S3,As2S3,
mendidih, tambahkan larutan NH4OH encer sampai campuran
Gol IIA&IIB,
menjadi basa, didihkan selama 1 menit dan saring dengan
Pisahkan
segera. (3)
sesuai gol. II
Endapan:
Filtrat: tambahkan 2-3 ml larutan NH 4OH,
Berwarna,
panaskan, di alilrkan gas H2S selama 1
mengandung menit, saring dan cuci. (4)
Fe(OH)3,
Endapan:
Filtrat: Pindahkan ke cawan
Cr(OH)3,
Berwarna,
porselin + as.setat, uapkan
Al(OH)3
mengandung sampai
seperti
pasta,
MnO2,
CoS, NiS,
dinginkan,
+
2-3
ml
Gol.IIIA,
MnS, ZnS,
HNO3pekat,
panaskan
pisahkan
Gol. III B,
sampai garam ammonium
sesuai
pisahkan
telah menguap, dinginkan,
dengan gol.III sesuai
tambahkan 3 ml HCl encer
a.
dengan gol.
dan 10 ml air: panaskan dan
III b.
aduk
untuk
melarutkan
garam-garam,
saring,
tambahkan 0,25 g NH4Cl
padat atau 2,5 ml NH4Cl,
dibasakan dengan larutan

NH4OH
pekat
dan
tambahkan
larutan
(NH4)2CO3 sedikit
berlebih,
aduk dan panaskan pada 5060oC selama 3-5 menit,
saring ,dan cuci dengan air
panas (5).
Endapan:
Filtrat:
Putih yang
mengandung
mengandung Mg+2,Na+,K+,
BaCO3,
Uapkan
sp
SrCO3,
seperti pasta
CaCO3, Gol. + HNO3pekat,
IV,
uapkan
sp
pisahkan
kering, residu
sesuai dgn.
putih.
Gol.IV .
pisahkan gol
V msg-msg
kation.
Catatan: untuk kation NH4+ di periksa langsung dari sampel asli/ larutan zat.

Ferro (Fe+2)

1.
2.
3.
4.

Digunakan larutan FeSO4 yang baru dibuat umumnya berwarna hijau
pucat.
Reaksi identifikasi:
Dengan penambahan larutan NaOH: terbentuk endapan putih Fe(OH)2
Dengan penambahan larutan (NH4)2S: terbentukendapan hitam FeS
Dengan penambahan larutan KCN : terjadi endapan coklat kekuningan
Fe(CN)2.
Dengan
penambahan
larutan
K4[Fe(CN)6:
akan
terbentuk endapan putih.

5. Dengan penambahan larutan K3[Fe(CN)6]: terbentukendapan biru tua
atau biru tumbul.

Ferri ( Fe+3)
Digunakan larutan FeCl3 yang berwarna kuning kemerahan atau coklat
kuning.
Reaksi identifikasi:
1. Uji kering: sisa pirolisa berwarna coklat.
2. Dengan penambahan larutan NH4OH: terbentuk endapan coklat
kemerahan seperti gelatin,
3. Dengan
penambahan
larutan
NaOH:
terbentuk endapan
coklat kemerahan, yang tidak larut dalam reagensia berlebihan.
4. Dengan penambahan larutan H2S : dalam larutan asam ion ferri
direduksi menjadi ferro, dan terbentuk endapan belerang berwarna
putih kekuningan.
5. Dengan penambahan larutan (NH4)2S: dalam
terbentuk endapan hitam FeS dan belerang (S).

larutan

asam

Perbedaan reaksi antara Fe+2 dengan Fe+3
Aluminium (Al+3)
Digunakan

larutan

Al2(SO4)3 atau

tawas

[KAl(SO4)2].
Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan larutan NH4OH : terbentukendapan putih seperti
gelatin Al(OH)3,
2. Dengan penambahan larutan NaOH : terbentukendapan putih Al(OH)3.
3. Dengan
penambahan
larutan
(NH4)2S
:
terbentukendapan
putih Al(OH)3 dan gas H2S
4. Dengan penambahan larutan Na. asetat
5. Reagensia Aluminon
Zink ( Zn+2)
Reaksi Identifikasi:

Digunakan larutan ZnSO4.
1. Dengan penambahan larutan NaOH: terbentukendapan putih
2. Dengan penambahan larutan NH4OH: terbentukendapan putih,
3. Dengan penambahan larutan Ammonium Sulfida: terbentuk endapan
putih ZnS.
4. Dengan penambahan larutan K2Hg(CNS)4 atau (NH4)2Hg(CNS)4: akan
menghasilkan endapan kristal putih
5. Dengan penambahan larutan dinatrium hidrogen fosfat dalam suasana
NH4Cl membentuk endapan putih

Barium ( Ba+2)
Digunakan larutan BaCl2
Uji kering : warna nyala Ni/Cr : kuning kehijauan
Reaksi identifikasi :
1. Larutan
BaCl2 di
tambahkan
larutan
ammonium
karbonat
(NH4)2CO3 membentuk endapan putih
2. Larutan
BaCl2 di
tambahkan
larutan
ammonium
oksalat
membentuk endapan kristal putih barium oksalat.
3. Larutan BaCl2 di tambahkan H2SO4 encer membentukendapan putih
4. Larutan BaCl2 di tambahkan larutan K2CrO4 terbentukendapan kuning
BaCrO4,.
5. Dengan asam pikrolon.

Calsium (Ca+2)
Digunakan larutan CaCl2.
Reaksi identifikasi
1. Uji kering dengan nyala Ni/Cr memberikan warna merah bata.
2. Larutan
CaCl2 ditambahkan
larutan
menghasilkan endapan putih amorf CaCO3

(NH4)2CO3 akan

3. Larutan
CaCl2 yang
pekat
ditambahkan
H2SO4 encer
akan
menghasilkan endapan putih (kristal jarum) CaSO4.
4. Larutan CaCl2 yang pekat ditambahkan larutan ammonium oksalat
akan segera menghasilkan endapankristal putih Ca(COO)2.
5. Larutan
CaCl2 di
tambahkan
larutan
menghasilkan endapan putih CaK2[Fe(CN)6].

K4[Fe(CN)6]

akan

Magnesium (Mg+2)
Digunakan larutan MgSO4.
Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan larutan ammonia akan terjadiendapan
putih seperti gelatin Mg(OH)2.
2. Dengan penambahan larutan NaOH terjadi endapan putih Mg(OH)2.
3. Dengan penambahan larutan (NH4)2CO3 terjadiendapan putih
magnesium basa [ MgCO3 Mg(OH)2].
4. Dengan penambahan larutan Na2HPO4 dan larutan NH4Cl serta larutan
ammonia terjadi endapan kristalputih Mg(NH4)PO4 .
5. Dengan penambahan larutan titan yellow dan NaOH, menghasilkan
warna merah atau merah cherry.

Kalium ( K+)
Digunakan larutan KCl.
Reaksi identifikasi:
1. Uji kering: dengan kawat Ni/Cr akan memberikan nyala berwarna
ungu.
2. Larutan KCl yang pekat ditambahkan reagensia natrium kobaltinitrit
akan terbentuk endapan kuning K3[Co(NO2)6].
3. Dengan menambahkan larutan asam tartrat atau larutan natrium
hidrogen tartrat pada larutan KCl akan terjadi endapan kristal putih
KHC4H4O6.
Dengan menambahkan larutan asam perklorat (HClO 4) pada larutan KCl
yang tidak begitu encer terjadiendapan kristal putih .

4. Dengan penambahan larutan asam pikrat menghasilkanendapan
kuning .

Natrium (Na+)
Digunakan larutan NaCl
Reaksi identifikasi:
1. Uji kering: dengan menggunakan kawat Ni/Cr akan memberikan nyala
berwarna kuning keemasan.
2. Dengan penambahan reagensia uranil zink asetat akan terjadi endapan
kristal kuning
3. Dengan penambahan reagensia uranil magnesium asetat kedalam
larutan NaCl yang pekat terjadiendapan kristal kuning natrium
4. Dengan penambahan larutan asam pikrat menghasilkan
endapankristal kuning
Ammonium ( NH4+)
Digunakan larutan NH4Cl
Reaksi identifikasi:
1. Jika garam-garam ammonium dipijar, tidak akan meninggalkan sisa.
2. Dengan penambahan larutan natrium hidroksida dan dipanaskan, akan
keluar gas NH3.
3. Dengan
penambahan
berwarna coklat

reagensia

nessler

terjadiendapan

4. Dengan penambahan larutan tannin (asam tannat) dan AgNO 3,
akan menghasilkan warna hitam..
5. Dengan penambahan asam kloroplatinat akan terjadiendapan kuning
(NH4)2[PtCl6].

ANION KLORIDA (Cl-)
Uji kering : test Beilstein : memberikan nyala warna hijau.
Digunakan larutan NaCl 0,1 M
Reaksi identifikasi :
1. Larutan klorida dengan penambahan AgNO3menghasilkan endapan
putih AgCl.
2. Dengan penambahan larutan Pb asetat menghasilkan endapan putih
PbCl2.
3. Dengan penambahan H2SO4 p menghasilkan gas Cl2.
4. Dipanaskan dengan KMnO4 menghasilkan gas Cl2(berwarna hijau
pucat),

ANION BROMIDA (Br-)
Uji kering : test beilstein, akan memberikan nyala warna hijau.
Digunakan larutan KBr 0,1 M
Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan AgNO3 kedalam larutan KBr menghasilkan endapan
kuning pucat.
2. Dengan penambahan Pb asetat menghasilkan endapan kristal
putih .
3. Dengan penambahan H2SO4 pekat menghasilkan gas Br2. Reaksi lebih
cepat jika dipanaskan. Gas Br2 yang terbentuk dapat dikenal :
a. Dari baunya ( merangsang ) .
b. Dapat memutihkan kertas lakmus.
c. Merubah kertas kanji yang diletakkan dimulut tabung menjadi merah
jingga.
d. Kertas saring yang dibasahi dengan fluoresein ( yang diletakkan di
mulut tabung ) menjadi merah .
ANIONIODIDA (I-)

Uji kering : test Beilstein : akan memberikan nyala warna hijau
Digunakan larutan KI 0,1 M
Reaksi identifikasi :
1. Dengan penambahan larutan AgNO3 menghasilkan endapan kuning AgI.
2. Dengan penambahan larutan Pb asetat menghasilkan endapan kuning
3.Dengan penambahan larutan NaOCl encer dan diasamkan dengan HCl
encer, terbentuk gas I2,
4.Dengan penambahan larutan K2Cr2O7 dan H2SO4 pekat menghasilkan I2

ANION SULFAT ( SO4-2)
Digunakan larutan sulfat 0,1 M
Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan larutan BaCl2 menghasilkanendapan putih
BaSO4
2. Dengan penambahan larutan Pb asetat menghasilkanendapan putih
PbSO4,
3. Dengan penambahan larutan AgNO3 pada larutan sulfat yang pekat
akan terbentuk endapan kristal putihAg2SO4.
4. Dengan penambahan larutan Hg(NO3)2 menghasilkan endapan kuning.
5.Dengan penambahan larutan KMnO4 dan BaCl2menghasilkan endapan
merah ungu atau merah jambu.

ANION SULFIT (SO3-2)
Garam sulfit dari logam alkali dan ammonium larut dalam air, sulfit
dari logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut.
Digunakan larutan sulfit 0,5 M
Reaksi identifikasi:
1. Larutan garam sulfite dipanaskan dengan HCl atau H 2SO4 encer akan
mengeluarkan gas SO2
2. Dengan penambahan larutan BaCl2 menghasilkanendapan putih.
3. Dengan penambahan larutan AgNO3 berlebih, terbentuk endapan
kristal putih.
4. Dengan penambahan larutan KMnO4 dan H2SO4 encer maka warna ungu
dari KMnO4 hilang.
5. Dengan penambahan larutan K2Cr2O7 dan H2SO4encer, terbentuk
warna hijau.

ANION TIOSULFAT (S2O3-2)

Digunakan larutan tiosulfat 0,5M
Reaksi identifikasi :
1. Dengan penambahan HCl encer, mula-mula tidak berubah ; setelah
beberapa waktu terbentuk endapan kekuningan, dan bila
dipanaskan
terbentuk gas SO2.
2. Dengan penambahan aqua Iod, warna Iod akan hilang.
3. Dengan penambahan larutan BaCl2 pada larutan S2O3-2yang tidak
terlalu encer akan terbentuk endapan putih.
4. Pada penambahan larutan AgNO3 berlebih terbentukendapan putih, jika
dibiarkan menjadi kehitaman.

5. Pada penambahan larutan Pb Asetat berlebih terbentukendapan putih,
bila dipanaskan berubah menjadi hitam.

ANION NITRIT (NO2-)
Digunakan larutan NaNO2 atau KNO2 0,1 N yang baru dibuat .
Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan HCl encer kedalam larutan nitrit, terbentuk
larutan berwarna biru pucat yang tidak stabil, dan terbentuk gas
berwarna coklat (NO2 ↑ ).
2. Dengan penambahan larutan difenil amin dalam H 2SO4pekat kedalam
larutan nitrit, akan terbentuk warna biru.
3. Jika ke dalam larutan nitrit ditambahkan 2 tetes H 2SO4pekat dan 1
tetes larutan KMnO4, warna ungu dari KMnO4 akan hilang
4. Jika ke dalam larutan KI yang diasamkan, ditambahkan larutan nitrit,
larutan menjadi berwarna kuning sampai coklat,
5. Dalam tabung reaksi dimasukkan beberapa tetes larutan FeSO 4 (25%)
dan beberapa tetes H2SO4 encer atau asam asetat encer. Ke dalamnya
diteteskan hati-hati larutan nitrit melalui dinding tabung. Terbentuk
cincin coklat pada batas kedua larutan.

ANION NITRAT (NO3-)
Semua garam nitrat mudah larut dalam air.
Digunakan larutan KNO3 atau NaNO3 0,1 N
Reaksi identifikasi :
1. Jika pada larutan nitrat dipanaskan dengan hati-hati dengan
H2SO4 pekat terbentuk uap NO2 (berwarnacoklat kemerahan )
2. Reaksi cincin coklat.
3. Nitrat tidak beraksi dengan antipirin dan HCl, tetapi jika direduksi
dengan serbuk Zn dan HCl atau asam asetat , nitrat akan tereduksi
menjadi NO2- yang dapat ditest dengan antipirin dan HCI .
4. Reaksi dengan difenil amin .

ANION KARBONAT (CO3-2)
Digunakan larutan Na2CO3 0,5 M.
Reaksi identifikasi :
1. Jika ke dalam larutan karbonat ditambahkan HCl encer, akan
menghasilkan buih karena keluarnya gas CO2.
2. Kedalam larutan karbonat ditambahkan larutan BaCl2atau CaCl2 akan
menghasilkan endapan putih BaCO3atau CaCO3.
3. Dengan penambahan larutan AgNO3 menghasilkan endapan
putih.
4. Jika kedalam larutan karbonat ditambahkan larutan MgSO 4, akan
menghasilkan endapan putih.
5. Jika kedalam larutan karbonat ditambahkan larutan HgCl 2 menghasilkan
endapan coklat kemerahan.

ANION BIKARBONAT (HCO3-)

Digunakan larutan NaHCO3 atau KHCO3 0,5 M yang dibuat baru
Reaksi identifikasi :
1.

Jika larutan bikarbonat dipanaskan sampai mendidih akan
mengeluarkan gas CO2,
2. Jika ke dalam larutan bikarbonat ditambahkan MgSO 4dalam keadaan
dingin tidak terbentuk endapan, tetapi jika dipanaskan akan
menghasilkan endapan putih MgCO3.
3. Jika ke dalam larutan bikarbonat ditambahkan HCl encer ,
akan
mengeluarkan gas CO2.

4. Jika ke dalam larutan bikarbonat ditambahkan larutan CaCl 2 tidak
terjadi reaksi, tetapi jika kedalam campuran ini ditambahkan NH 4OH,
akan menghasilkan endapan putih.

ANION PO4-3 (Ortofosfat)
Digunakan larutan Dinatrium hidrogan fosfat. Na2HPO4
Reaksi identifikasi:
1.

Dengan
penambahan
kuning Ag3PO4,

larutan

AgNO3 menghasilkanendapan

2. Dengan penambahan larutan BaCl2 dari larutan netral
menghasilkan endapan putih (amorf) Ba3(PO4)2,
3. Jika pada larutan yang sudah diasamkan dengan HNO 3, ditambahkan
reagens ammonium molibdat berlebih, kemudian dipanaskan di atas
water bath 40oC; akan terbentuk endapan kristal kuning.
4.
Dengan
penambahan
FeCl3 menghasilkan
endapanputih
kekuningan.
5. Dengan penambahan reagens NH4 molibdat – kinin SO4pada larutan
fosfat, akan dihasilkan endapan kuning.
.

ANION BORAT DAN TETRABORAT (BO3-3, B4O7-2)
Terdapat dalam bentuk asam H3BO3 (asam borat) atau garam
alkali Na2B4O7 (boraks= natrium tetra borat).
Reaksi identifikasi:
1. Uji kering : jika asam borat (H 3BO3) padat dipanaskan, akan
menyublim, hasil sublimasi jika dilihat dibawah mikroskop berbentuk
segi enam. Na2B4O7 tidak dapat menyublim.
2. Jika sedikit kristal asam borat atau boraks dicampur dengan beberapa
tetes H2SO4 pekat dan 1-2 ml metanol atau etanol dalam cawan

porselin, lalu dinyalakan, maka metanol akan terbakar dengan nyala
berwarna hijau.
3. Jika larutan Boraks (Na2B4O7) yang pekat direaksikan dengan larutan
AgNO3, terbentuk endapan putih. Reaksi ini tidak terjadi pada ion BO 33
.

ANION HIPOKLORIT ( OCl-)
Digunakan larutan hipoklorit yang baru dibuat.
Reaksi identifikasi:
1.

Dengan penambahan asam klorida encer kedalam larutan
hipoklorid ,pada larutan mula-mula berubah menjadi kuning, kemudian
timbul pembuihan (karena terbentuk gas klor).
2. Larutan hipoklorit diteteskan pada kertas saring yang sudah dibasahi
kalium iodide-kanji akan terbentuk warna hitam kebiruan dalam
larutan yang netral atau sedikit basa.
3. Larutan hipoklorit ditambahkan larutan Pb acetate atau Pb(NO 3)2, lalu
dididihkan akan terbentuk endapan coklat PbO.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63