Analisis Data Unsur Unsur Iklim

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA

: RATNA IKA SARI

NIM

: 131510501033

GOL/KELOMPOK

: A/5

ANGGOTA

: 1. ENI N. H


(131510501028)

2. GILANG. P

(131510501037)

3. M. NOVAL. J

(131510501041)

4. M. FATHUR R. (131510501007)
ACARA

: ANALISIS DATA UNSUR-UNSUR
IKLIM

TANGGAL PRAKTIKUM

: 07 NOVEMBER 2014


TANGGAL PENYERAHAN

: 21 NOVEMBER 2014

ASISTEN

: 1. ALDY ARIFIAN PERMADI
2. ANDY REZA ZULKARNAEN
3. DENI SETYAWAN
4. AMILIA

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Cuaca dan iklim merupakan faktor-faktor yang mengacu pada keadaan
atmosfer. Hanya saja disini peran cuaca terhadap pertanian lebih diperhitungkan
karena pada dasarnya keadaan iklim selalu dapat diikuti sedangkan cuaca selalu
berubah setiap saat dan setiap waktu. Sehingga faktor cuacalah yang sangat
berperan terhadap hasil pertanian yang diperoleh pada saat panen. Dan lagi iklim
ini mencakup wilayah yang luas sedangkan cuaca pada tempat tertentu sehingga
tidak memerlukan waktu yang lama untuk menyimpulkannya karena hanya 10

tahun sekali.
Kebutuhan dasar untuk membuat perencanaan yang baik untuk
melakukan budidaya adalah analisis data cuaca dan iklim yang ada disuatu daerah.
Tersedianya data meteorology ini sangat berarti dalam bidang pertanian karena
seperti yang diketahui unsur cuaca yang berubah-ubah dapat menyebabkan gagal
panen dalam menurunkan hasil produksi pertanian. Semua kegiatan pertanian
yang berhubungan dengan lingkungan memerlukan perencanaan dan penanganan
pasca panen yang memerlukan tersedianya data cuaca yang benar. Data cuaca
yang diperoleh ini dapat diolah sesuai dengan keperluan, berdasarkan hak tersebut
maka data yang diperoleh dari hasil penetian harus dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah bagi penulisnya. Pengetahuan untuk memperoleh data cuaca yang
benar merupakan salah satu tujuan yang akan menjadi salah satu parameter dari
hasil penelitian yang dilakukan.
Analisis data iklim dan cuaca harus secara komprehensif dan
berkelanjutan karena iklim dan cuaca merupakan sistem yang selalu dapat
berubah. Cuaca dan iklim sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu
tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas
tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan waktu
tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun
waktu yang panjang, dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode

waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas. Cara mengetahui cuaca di suatu
tempat maka dapat diukur langsung keadaan cuaca di tempat tersebut, namun

untuk mengetahui iklimnya kita memerlukan rekaman data keadaan atmosfer di
tempat tersebut puluhan tahun yang lalu. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu
terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah.
Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran
dapat dipercaya.
Data cuaca yang akurat dan dapat dianalisis lebih lanjut, adalah data yang
homogen dan konsisten. Data cuaca dikatakan homogen apabila simpangan yang
terdapat pada data semata – mata hanya diakibatkan oleh simpangan cuaca atau
iklim bukan oleh sebab lain, sebab lain yang dimaksud misalnya perubahan
disekitar stasiun karena adanya bangunan baru, pohon yang semakin besar
akibatnya perubahan kondisi lokal berubah, pembangunan prasarana lain dan
sebagainnya.
1.2 Tujuan
1. Mengelompokkan data unsur cuaca berdasar sifat dan karakteristiknya.
2. Menganalisis dan menafsirkan data unsur – unsur cuaca.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat
dinamik dan sulit dikendalikan. Iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi
atau dikendalikan sesuai dengan kebutuhan, kalaupun bisa memerluan biaya dan
teknologi yang tinggi. Iklim atau cuaca sering seakan – akan menjadi faktor
pembatas produksi pertanian karena sifatnya yang dinamis, beragam dan terbuka,
pendekatan terhadap cuaca atau iklim supaya lebih berdaya guna dalam bidang
pertanian, diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat teradap karakteristik
iklim melalui analisis dan interpretasi data iklim. Mutu hasil analisis dan
interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis yang digunakan,
juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data. Koordinasi dan kerjasama yang
baik sangat diperlukan antar instansi pengelola dan pengguna data iklim demi
menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan (Mavi dan Tupper, 2004).
Iklim merupakan faktor yang sangat berperan dalam mendukung
pertumbuhan tanaman. Kondisi iklim yang sangat ekstrim misalnya kemarau
panjang akan menimbulkan dampak yang luas baik terhadap tanaman maupun
manusia. Data iklim tidak hanya dimanfaatkan oleh pertanian saja, namun juga
digunakan untuk keperluan perhubungan dan lingkungan hidup (Wishnubroto,
1983).
Pertanian merupakan kegiatan yang selalu berhubungan dengan fluktuasi
unsur-unsur cuaca yang mempengaruhi hasil pertanian baik yang bersifat positif

(meningkatkan hasil) maupun negatif (menurunkan hasil. Awal musim hujan
sangat menentukan penentuan waktu tanam sedangkan awal musim kemarau
menentukan tingkat keberhasilan panen, karena akhir musim pertanaman sangat
ditentukan oleh ketersediaan air menjelang kemarau (Evita dkk., 2010).
Dengan mempelajari agrometeorologi dapat meningkatkan kewaspadaan
pada pengaruh iklim terhadap kondisi pertanian yang semakin sulit diprediksi,
yang dapat menyebabkan kegagalan panen pada saat pemanenan dilakukan.
Denagn adanya analisis data cuaca tersebut pemanfaatan unsur-unsur iklim dapat
dilakukan pada unsur – unsur yang dapat membantu dan memberikan keuntungan
(Anshari dkk., 2013). Manfaat dari klimatologi yaitu untuk digunakan dalam

perhitungan kondisi udara dalam kurun waktu tertentu atau digunakan sebagai
tolok ukur untuk menentukan kondisi udara dalam suatu kurun waktu mendatang
dalam periode lebih dari 1 bulan, apakah akan diatas normal dari harga rata-rata
yang baku. Melihat kondisi yang telah lalu, sedang berlangsung dan akan
berlangsung, maka perhitungan hasil produksi kotor dati faktor alam dapat
dihitung, oleh sebab itu arti dan manfaat klimatologi dalam kaitan dengan
produksi pertanian adalah untuk menghitung hasil produksi pertanian dari sisi
kondisi alam baik yang telah berlangsung, sedang berlangsung dan akan
berlangsung (Endriyanto dan Ihsan, 2011).

Data iklim yang sering digunakan dalam meteorology dan geofisika saat
ini merupakan hasil pengamatan selama 30 tahun sampai sekarang data iklim itu
masih di anggap cukup tepat untuk mewakili ciri dan unsur meteorologi. Hujan
biasanya turun apabila ada interaksi antara air laut dengan udara, apabila air laut
panas maka udara di atas laut akan lembab apabila udara lembab maka hujan akan
turun (Budiastuti, 2010). Suhu minimum dan maksimum akan dua kali lebih besar
untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10º C. Dari babarapa penelitian diketahui
bahwa keadaan tersebut berlaku pada kisaran suhu 20 - 3º C dalam prakteknya
hubungan ini sangat sulit ditentukan (Sabaruddin, 2012).
Instrumen atau peralatan pemantau kondisi cuaca merupakan salah satu
peralatan yang sangat penting dalam bidang pertanian, terutama dalam budidaya
tanaman. Penggunaan alat ukur atau sistem instrumentasi yang pada umumnya
digunakan adalah pengukur atau pemantau cuaca yang meliputi pengindraan
parameter cuaca,

misalnya temperatur udara, arah dan kecepatan angin dan

lainnya (Syahrul dkk., 2012).Verifikasi adalah proses menilai kualitas suatu
prediksi. Dalam proses ini, suatu hasil prediksi dibandingkan dengan nilai
pengamatan atau observasi. Verifikasi dilakukan untuk mengetahui keserasian

antara model dan data, keluar (output) model akan dibandingkan dengan data
observasi, untuk mengetahui keserasian antara model dan data, keluaran (output)
model akan dibandingkan dengan data observasi yang lain dan salin berhubungan
(Ningsih, 2012).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Agrometeorologi acara Analisis Data Unsur – Unsur Iklim
dilaksanakan pada hari Jumat, 7 November 2014, jam 09.00 WIB – selesai.
Praktikum bertempat di Laboratorium Agrometeorologi dan Pedogenesis, Jurusan
Tanah, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Data unsur cuaca
3.2.2 Alat
1. Alat tulis
2. Laptop
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan data unsur cuaca harian selama satu tahun dari satu stasiun
pengamat cuaca yang telah ditentukan.

2. Menyajikan data unsur cuaca dalam bentuk dasarian dan bulanan.
3. Melakukan analisis data sesuai dengan sifat dan karakteristiknya dari masing –
masing unsur cuaca.
4. Menyajikan hasil analisis saudara dalam bentuk tabel dan gambar sesuai
dengan sifat – sifat unsur cuacanya.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
bula

deka

n

de

jan

tempera


curah

penyinar

Parameter
tekana kelemba

angi

evapor

Kp

tur

hujan

an

n


n

asi

a

matahari
51

udara

1
27.1

5.6

2
27.6

7.9
7.7

1
27.0

7.0

27.4

2.6

3.5

1,000

91.1

0.40

2.5

1,002

4.4

1

89.4

0.40

90.0

0.40

1,001

90.2

0.43

26.9

12.4

1,001

90.3

0.41

27.2

11.7

1,000

89.6

0.44

27.7

6.2

999

88.0

0.44

27.2

3.5

1,000

90.9

0.39

27.4

7.5

1,000

90.5

0.37

27.1

16.8

1,001

88.5

0.40

27.3

4.0

1,001

90.1

0.37

26.4

11.1
0.1

1
25.9

3.0

1,002

88.3

0.41

3.1

1,002

91.4

0.27

2.3

1,003

88.8

0.36

24.8

-

1,003

90.1

0.34

24.2

0.2

1,003

90.6

0.32

25.6

0.2

1,004

89.7

0.34

2.2

1,005

89.1

0.48

3.0

57
24.5

-

2.304

0.8

2.92

0.8

2.2981

0.8

82
2.024

0.8

2.392

0.8

2.48

0.8

2.424

0.8

2.48

0.8

1.8763

0.8

64
2.024

0.8

1.456

0.8

1.52

0.8

1.776

0.8

2.368

1.9

59

2

0.8

1.8

44

1

2.31

2.5

48

3

0.8

3.0

66

2

2.744

3.1

54
26.4

0.8

3.0

73

3

18
3.064

2.5

63

2

0.8

2.9

74

1

2.0218

3.7

62

3

0.8

2.9

44

2

2.824

2.9

49

1

0.8

3.4

64

3

2.512

3.8

37

2

jul

0.53

49
27.4

jun

89.5

75

3

mei

1,000

1,002

0.8
3.1

63

2

apr

0.31

42
26.8

mar

90.3

62

3
feb

1,000

pan

Et0

3

61
25.3

agt

-

1
24.6

0.6

25.2

1,005

-

1,004

-

1

0.81

88.8

0.61

1,005

89.1

0.76

25.3

0.1

1,004

87.5

0.72

26.1

-

1
27.4

-

1,005

88.8

0.67

4.4

1,004

88.7

0.85

5.4

1,004

79.2

0.85

27.2

(

26.3)

1,005

87.1

0.79

-

1,003

86.9

0.86

28.2

2.7
15

3

79

79

0,7

74

10,2

70

28.6
1

87.6

0.74

4.5

1,002

88.4

0.62

4.9

1,001

28.5
2

1,002
80

28.6

1,001

27.8

1,001

3

87.2
88.4
90.8

0.56
0.69
0.41

24.9

999

91.5

0.27

09
3.768

0.8

3.512

0.8

4.328

0.8

4.056

0.8

3.824

0.8

4.3709

0.8

09
3.632

0.8

3.936

0.8

4.04

0.8

3.728

0.8

3.52

0.8

2.6981

5.1
4.7
4.4

51
27.5

0.8

5.5

74

2

2.9309

4.8

91

1

0.8

5.1

70

3

2.648

4.7

79

2

0.8

3.7

78
26.1

09
2.84

3.3

72

3

0.8
3.6

88

2

des

87.4

2.3709

3.0

75
25.2

nov

0.44

73

3

okt

89.1

78

2

sep

1,004

0.8

3.4

82

4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil praktikum Analisis Data UnsurUnsur Cuaca yaitu data berupa grafik dari unsur-unsur cuaca yang diperoleh dari
tahun 2006 di stasiun Kaliwining yang telah diolah menjadi data dasarian dan
data bulanan. Pola pada data grafik yang diberikan berbeda setiap grafik. Begitu
pula dengan data pada grafik yang ada pada kelembapan dan temperature bulan
Januari sampai bulan Juni dengan data grafik dari bulan Juli sampai Desember.
Pada grafik Kelembapan dan Temperatur polanya berlawanan yakni pada bulan
Januari sampai Juni. Pola kelembapan yaitu dari dekade 1 sampai dekade ke 18
yaitu turun naik dan anjlok pada dekade ke 18 yang artinya kelembapannya
bernilai rendah sedangkan data grafik pada temperature berbanding terbalik

dengan grafik kelembapan. Jika temperature sedang naik maka kelambapan
bernilai rendah begitupula sebaliknya. Sedangakn data grafik pada bulan julidesember menunjukkan bahwa grafik yang ada pada dua data tersebut nilainya
tidak jauh berbeda. Nilai kelembapan sangat rendah terjadi pada dekade ke 10
sedangkan nilai temperature sangat rendah terjadi pada dekade ke 12.

Grafik 1. Kelembapan dan Temperatur bulan 1-6 dan bulan 7-12
Sedangkan data grafik pada penyinaran matahari dan kecepatan angin
yaitu menunjukkan pola yang sama dengan pola kelembapan dan temperature
yaitu menunjukkan pola zig-zag yaitu naik, turun yang memiliki pola yang khas.
Penyinaran matahari ini berbanding lurus dengan kecepatan angina. Jika
penyinaran matahari naik maka kecepatan angina juga meningkat hal ini terlihat
pada bulan-bulan tersebut perbandingannya relative tetap. Dari grafik yang ada
diperoleh informasi bahwa penyinaran matahari berbanding lurus dengan
kecepatan angina disuatu daerah. Sehingga pola yang terbentuk pada garis grafik
tersebut

antara

penyinaran

matahari

dengan

kecepatan

angina

terjadi

kesinambungan yang merupakan gambaran dari hubungan antara kedua unsur
tersebut. Grafik penyinaran matahari membentuk pola sandi rumput yaittu zigazag tiap dekade naik turun sehingga dapat diperoleh informasi bahwa data
penyinaran matahari ini relative lebih banyak perubahannya tiap dekade.
Sedangkan pola grafik angina membentuk pola datar, menurun menanjak.

Grafik 2. Penyinaran Matahari dan Kecepatan Angin.
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan
horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Satuan CH adalah mm,
inch. Terdapat beberapa cara mengukur curah hujan. Curah hujan (mm) :
merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak
menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter,
artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air
setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Curah hujan
kumulatif (mm) : merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu
kumulatif tersebut. Menurut data yang diperoleh dari praktikum sebelumnya curah
hujan tertinggi pada Maret dekade 3 sampai, bulan Oktober dan November
termasuk kedala musim kemarau hal ini karena tidak terdapat curah hujan atau
curah hujannya nol, hal ini dikarenakan adanya kesalahan dalam pengukuran
curah hujan pada stasiun iklim. Cuah hujan yang tinggi pada bulan tersebut
dikarenakan bulan tersebut merupakan musim hujan. Pada musim hujan curah
hujan akan tinggi dan lama penyinaran akan menurun, curah hujan tinggi akan
menguntungkan petani yang sedang menanam padi. Padi merupakan tanaman
yang membutuhkan air yang banyak oleh karena itu petani akan menanam padi
pada kisaran bulan oktober sampai Februari. Curah hujan terendah jatuh pada
bulan Mei sampai Agustus, hal ini dikarenakan bulan Mei dekade ke 3 sampai
bulan November, nilainya sangat minimum sekali hal ini menunjukkan bahwa
termasuk kedalam musim kemarau yang membawa angin panas dimana lama
penyinaran sangat tinggi sedangkan curah hujan sangat rendah, pada bulan ini
petani akan menanam sorgum yang sedikit membutuhkan air.

Evaporasi Adalah proses pertukaran melalui molekul air di atmosfer atau
peristiwa berubahnya air atau es menjadi uap di udara. Penguapan terjadi pada
tiap keadaan suhu sampai udara di permukaan tanah menjadi jenuh dengan uap
air. Evaporasi (penguapan) terjadi Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari,
permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan
molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang
tidak terlihat di atmosfir. Berdasarkan grafik data hasil praktikum diperoleh
informasi bahwa curah hujan dan evaporasi memiliki pola garis grafik yang sama
yaitu pada dekade-dekade tertentu terjadi perbedaan yang mencolok akibat awal
musim baru dari suatu curah hujan dan evaporasi. Nilai curah hujan tertinggi pada
bulan januari-bulan juni terletak pada dekade 12 sedangkan pada bulan juli sampai
desember nilai tertinggi terdapat pada dekade 15. Pola grafik ini yaitu berbentuk
linear yaitu bersfat stganan jika jumlah evaporasi berubah maka jumlah curah
hujan juga ikut berubah cenderung menyesuaikan dengan jumlah evaporasi yang
terjadi. Hal ini karena jumlah evaporasi ini merupakan awala terbentuknya awan
cuaca yang merupakan sintesis dari presipitasi.
Berdasarakan grafik yang ada pola grafik dapat terlihat dengan elas
bahwa pola yang ada pada grafik merupaan pola tidak beraturan hal ini karena
evaporasi yang merupakan data kontinyu sedangkan curah hujan merupakan data
diskontinyu yang tidak selalu ada setiap hari. Hal ini menyebabkan kurva grafik
yang terbentuk memperlihatkan bahwa pada pertengahan tahun terjadi penurunan
evaporasi yang nilainya bisa dibilang sangat kecil. Evapoorasi yang sangat kecil
ini menyebabkan pada dekade-dekade bulan pertengahan tidak ada hujan hal ini
karena tidak ada awan yang terbentuk dari hasil evaporasi hal ini kaena wan
terbentuk jika uap air yang dibentuk di langit itu yang dibawa oleh angin tidak
jenuh sehingga awan jenuh tidak terbentuk.

Grafik 3. Curah Hujan dan evaporasi
Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan
massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan
barometer.

Satuan

tekanan

udara

adalah

milibar

(mb).

Garis

yang

menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai
isobar. Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan
luas tertentu, misalnya 1 cm2. Tekanan udara akan mempengaruhi makhluk hidup
di bumi dengan pengaruh yang sangat kecil. Tekanan udara tidak berpengaruh
langsung oleh makhluk hidup yang ada di bumi, tetapi tekanan udara akan
mempengaruhi pergerakan angin dari satu daerah ke daerah lainnya. Tekanan
udara terendah pada hasil praktikum berada pada bulan Juli yaitu dengan nilai
300,00 bar. Hal ini akan mempengaruhi pergerakan angin dari arah eropa ke arah
australia dan menyebabkan musim hujan pada wilayah asia. Sedangkan tekanan
udara tertinggi terdapat pada bulan Juni. Tekanan udara yang tinggi akan
menghasilkan musim kemarau yang disebabkan oleh pergerakan angin dari arah
benua Australia menuju benua Eropa. Berdasarkan grafik yang diperoleh tekanan
udara di awal tahun normal namun di akhir tahun tekanan udar menurun tajam.
Sedangkan tekanan udara paling tinggi ada pada bulan-bulan pertengahan tahun
yaitu tekananan udaranya mulai dari 1.003 sampai 1.005. Pola yang ada pada
grafik tekanan udara adalah pola berselang yaitu pola bukit yaitu membentuk
bukit yang mecapai puncaknya ditengah-tengah grafik.

Grafik 4. Tekanan Udara
Grafik – grafik dari hasil praktikum sangat berhubungan erat terhadap
pembentukan iklim. Temperatur, kelembaban, evaporasi, curah hujan, angin,
tekanan udara, dan penyinaran matahari memiliki hubungan yang cukup erat.
Temperatur yang tinggi akan mengakibatkan kelembaban yang rendah, evaporasi
yang tinggi. Temperatur disebabkan oleh lama penyinaran yang tinggi dan lama
penyinaran yang tinggi menandakan bahwa pada saat itu adalah musim kemarau,
jika curah hujan tinggi berarti musim penghujan. Musim penghujan merupakan
musim dimana curah hujannya dalam 3 dekade lebih dari 750 mm. jadi lama
penyinaran juga dipengaruhi oleh musim hujan karena pada saat musim hujan
akan banyak terbentuk awan jika terbentuk awan maka lama penyinaran akan
berkurang dan temperatur akan turun. Lama penyinaran ini berhubungan juga
dengan evaporasi. Hubungna diantara keduanya yaitu berkorelasi positif.
Temperatur ini berkorelasi positif dengan unsur cuaca tekanan udara, lama
penyinaran, dan evaporasi. Sedangkan untuk curah hujan, kelembapan dan angin,
temperatur berkorelasi negatif dengan unsur-unsur tersebut. Dari data tersebut
dapat dinyatakan bahwa unsur-usnsur cuaca yang berkoelasi positif nilainya akan
berbanding lurus. Sedangkan yang berkorelasi negatif nilai-nilainyakana
berbanding terbalik. Semua unsur pembentuk iklim berhubungan satu sama lain
yang nantinya akan membentuk iklim setelah jangka waktu yang panjang yaitu 30
tahun.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.

Berdasarkan hasil praktikum yang datanya yang disajikan dalam bentuk
grafik diperoleh informasi bahwa setiap unsur cuaca memiliki pola yang
berbeda-beda hal ini karena setiap unsur cuaca memiliki karakteristik yang
berbeda juga sehingga mempengaruhi pola yanga ada pada grafik yang akan
dibentuk.

2.

Dari hasil grafik yanga ada pola yanga ada pada setiap unsur cuaca memiliki
kesinambungan dan hubungan dengan

grafik unsur-unsur lain. Yaitu

misalnya saja pada temperatur yang berhubungan dengan lama penyinaran.
Lama penyinaran yang tinggi menandakan bahwa pada saat itu adalah musim
kemarau, jika curah hujan tinggi berarti musim penghujan jika emperatur
rendah maka lama penyinaran yang terjadi juga rendah. Sehingga hubungan
dari kedua grafik ini berkorelasi positif.
3.

Unsur iklim yang digunakan pada praktikum sebelumnya adalah temperatur,
kelembaban, angin, penyinaran matahari, evaporasi, curah hujan, dan tekanan
udara.

5.2 Saran
Sebaiknya pada saat penghitungan data asisten membimbing praktikan
untuk menghitung, karena praktikan banyak yang salah pada saat menghitung
data, dan hendaknya asisten memberikan cara mudah supaya penghitungan data
berjalan cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Anshari, M. K., S. Arifin, dan A. Rahmadiansah. 2013. Perancangan Prediktor
Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface
Android. Teknik Pomits, 2(2) : 324-328.
Budiastuti, S. 2010. Fenomena Perubahan Iklim dan Kontinyuitas Produksi
Pertanian: Suatu Tinjauan Pemberdayaan Sumberdaya Lahan. Ekosains,
2(1) : 33-39.
Endriyanto, dan F. Ihsan. 2011. Teknik Pengamatan Curah Hujan di Stasiun
Klimatologi Kebun Percobaan Cukurgondang, Pasuruan. Teknik
Pertanian, 16(2) : 61-63.
Evita, M., H. Mahfudz., Suprijadi., M. Djamal, dan Khairurrijal. 2010. Alat Ukur
Curah Hujan Tipping Bucket Sederhana dan Murah Berbasis
Mikrokontroler. Otomatis Kontrol Institusi, 2(2) : 1-8.
Mavi, H. S. dan G. J. Tupper. 2004. Agrometeorology: Principles and
Applications of Climate Studies in Agriculture. New York: Food
Product Press.
Ningsih, D. H. U. 2012. Metode Thiessen Polygon untuk Ramalan Sebaran Curah
Hujan Periode Tertentu pada Wilayah yang Tidak Memiliki Data Curah
Hujan. Teknologi Informasi Dinamik, 17(2) : 154 – 163.
Sabaruddin, L. 2012. Agroklimatologi: Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem
Budidaya Tanaman. Jakarta: Alfabeta.
Syahrul., S. Nurhayati, dan M. Juhri. 2012. Desain dan Implementasi Sistem
Pemantau Cuaca Transmisi Nirkabel. Sistem Komputer Unikom, 1(1) :
31-37.
Wisnubroto, S., S. L. Aminah, dan M. Nitisapto. 1983. Asas-asas Meteorologi
Pertanian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63