PEMASARAN JASA PADA BANK SYARIAH

PEMASARAN JASA PADA BANK SYARIAH

  Oleh: Himyar Pasrizal*

  

Abstrac: SPS-BI May 2010 period points out that Sharia banking service marketing has

developed very rapidly. It is noted that there are ten Sharia banks operating throughout Indonesia. Principles of marketing – profit sharing- as applied by these banks is suitable with principles of Islamic teaching since there are no interests as practiced by conventional banks. Furthermore, Sharia banking service offers should be based on the customer’s needs. Consequently, Sharia banking management should learn and understand how the customers behave toward the bank itself. This means that particular strategies are needed in promoting the products and factors influencing the customer’s consideration in choosing the bank. Good ”service delivery system” should meet the following indicators: available, convenient and attractive. Some strategies are also needed for the marketing: segmenting, targeting, dan positioning.

  Kata kunci

  : pemasaran, jasa, bank syariah

  PENDAHULUAN

  erekonomian Indonesia mulai berkembang kepada ajaran-ajar- an syariah seperti yang terealisasi pada sektor perbankan, ditandai dengan semakin banyak berdirinya perbankan syariah di Republik Indo- nesia ini (telah berdiri sebanyak 10 bank umum syariah, Statistik Per- bankan Syariah, Mei 2010). Dalam bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil yang sesuai dengan ajaran Islam, Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008.

KONSEP PEMASARAN JASA

  Penyampaian jasa perbankan kepada konsumen harus dilakukan sesuai dengan keinginan dan kebu- tuhan nasabah. Manajemen bank syariah dapat mempelajari dan me- mahami bagaimana nasabah dan ca- lon nasabah berperilaku terhadap bank syariah. Memasarkan produk- produk bank syariah memerlukan strategi-strategi khusus dibanding- kan dengan memasarkan produk- produk bank konvensional. Marketer bank syariah harus mengetahui fak- tor apa saja yang menjadi pertim- bangan bagi nasabah dan calon nasa- bah dalam memilih bank mereka.

  Secara global pesatnya pertum- buhan bisnis jasa antar negara ditan- dai dengan meningkatnya intensitas pemasaran lintas negara serta terja- dinya aliansi berbagai penyedia jasa di dunia. Perkembangan tersebut pa- da akhirnya mampu memberikan te-

  P

  • *Penulis adalah Lektor dalam Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Bank STAIN Batusangkar

    110

  Himyar Pasrizal, Pemasaran Pada Jasa Bank Syariah

  kanan yang kuat terhadap peromba- kan regulasi, khususnya pengendu- ran proteksi dan pemanfaatan tekno- logi baru yang secara langsung akan berdampak kepada menguatkannya kompetisi dalam industri (Hurriyati, 2008:41). Kondisi ini secara langsung menghadapkan pelaku bisnis kepada permasalahan/persoalan persaingan usaha yang semakin tinggi.

  Para pelaku bisnis tersebut di- tuntut mampu mengidentifikasikan bentuk persaingan yang dihadapi, menetapkan berbagai standar kiner- janya serta mengenali secara baik pe- saingnya (Hurriyati, 2008: 41). Dina- mika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkem-bangan berba- gai industi seperti perbankan, asu- ransi, penerbangan, telekomunikasi, retail, konsultan, dan pengacara (Hurriyati, 2008:41).

  Implikasi penting dari fenome- na tersebut adalah makin tingginya tingkat persaingan, sehingga diper- lukan adanya manajemen pemasaran jasa yang berbeda dibandingkan dengan pemasaran tradisional (ba- rang) yang telah dikenal selama ini. Menurut Payne (2000: 27; dalam Hurriyati, 2008: 42), pemasaran jasa merupakan suatu proses memper- sepsikan, memahami, menstimulasi, dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber sebuah organisasi untuk memenuhi ke- butuhan tersebut.

  Dengan demikian manajemen pemasaran jasa merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap kebutuhan pa- sar. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang di- namis antara produk dan jasa peru- sahaan, keinginan dan kebutuhan pelanggan serta kegiatan-kegiatan pesaing. Fungsi pemasaran terdiri dari 3 komponen kunci (Hurriyati, 2008:42), yaitu:

  a. Bauran pemasaran (marketing

  mix ), merupakan unsur-unsur in-

  ternal penting yang membentuk program pemasaran sebuah orga- nisasi.

  b. Kekuatan pasar, merupakan pe- luang dan ancaman eksternal di- mana operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi.

  c. Proses penyelarasan, yaitu proses strategik dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pema- saran jasa dan kebijakan-kebijakan internal organisasi sudah layak untuk menghadapi kekuatan pa- sar.

  Bauran pemasaran jasa juga menekankan pada saluran distribusi atau tempat karena pemasaran jasa sangat dipengaruhi oleh kontak atau interaksi antara produsen dan kon- sumen. Dalam pemasaran jasa per- bankan terdapat enam karakteristik yang mempengaruhi distribusinya (Hurriyati, 2008: 42), yaitu:

  a. Intangibility (tidak berwujud). Bis- nis perbankan berkaitan dengan unsur kepercayaan. Pada hakekat- nya nasabah menaruh kepercaya- an kepada bank dalam hal penge- lolaan investasi keuangannya. Hal tersebut sulit untuk dilihat seperti halnya pemasaran barang, sehing- ga mempengaruhi kebijakan pro- mosi jasa perbankan. Faktor ini

  JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

  memaksa bank untuk melakukan kreatifitas disisi marketing ekse- kebijakan saluran distribusi lang- kutif beserta peran staf pemasar- sung karena adanya kebutuhan nya dalam memenuhi kebutuhan kontak personal antara penjual konsumen. dan pembeli.

  e. Lack of need for logistic function.

  b. Inseparability (ketergantungan). Ja- Bank memasarkan produk yang sa perbankan tidak dapat dipisah- tidak berwujud, maka penghapu- kan dari invidu penjualnya, kare- san atau pengurangan fungsi mar- na jasa tersebut dibuat dan disa- keting tertentu sangat dimungkin- lurkan langsung pada saat yang kan. Hal ini dapat terlihat dari sisi sama. Oleh karena itu hal yang logistik dimana para pemasar jasa harus diperhatikan oleh tenaga bank tidak memerlukan perhatian pemasar adalah penggunaan wak- khusus pada tempat penyimpa- tu dan tempat yang optimal da- nan, transportasi, dan inventori lam pema-saran produk sehingga kontrol. jasa dapat dilakukan pada waktu

  f. Client Relationship. Transaksi per- dan tempat yang tepat. bankan memungkinkan hubung- c. Perishability (tidak tahan lama). Ja- an antara penjual dan pembeli sa merupakan suatu hal yang ti- sangat erat, dan bukan sekedar dak dapat disimpan, dijual lagi hubungan langganan biasa saja atau dikembalikan, dan mudah tetapi lebih erat lagi sehingga me- usang, sehingga terjadi permasa- rupakan ”client ralationship”. lahan jika permintaan akan jasa

  Berdasarkan dari karakteristik- tersebut berfluktuasi. Untuk itu karakteristik pemasaran jasa per- perlu dilakukan suatu perencana- bankan di atas, maka jasa perbankan an penggunaan fasilitas serta stra- harus tetap tersedia atau mudah di- tegi perbaikan (recovery) jika terja- gunakan oleh nasabah, sehingga di kesalahan.

  ” dalam per-

  ”service delivery system

  d. High individualized marketing sys- bankan harus dibuat baik dengan

  tem . Pemasar yang baik akan se-

  memenuhi syarat: mudah didapat lalu menggunakan suatu sistem (available), nyaman atau enak dikon- pemasaran yang dapat diguna- sumsi (convinience), dan menarik (at- kan atau dimanfaatkan, khusus

  tractive ).

  dan cocok dengan jenis produk yang akan dipasarkan. Pada jasa perbankan, maka kerangka distri- KLASIFIKASI USAHA JASA busi sering diartikan sebagai sua-

  Fitzsimmons dan Fitzsimmons tu tempat/lokasi cabang yang (2001), mengklasifikasikan usaha jasa baik. Dengan demikian para ban- atas beberapa kriteria (Jasfar, 2005; kir hanya bergerak sedikit dari dalam Muchtolifah, 2008), antara makna saluran distribusi diban- lain: dingkan dengan industri jasa

  1. Usaha jasa berdasarkan tindakan yang lain. Cakupan area dari yang dapat dilakukan (nature of strategi distribusi jasa perbankan

  the service act ). Berdasarkan peng-

  lebih banyak tergantung dari

  Himyar Pasrizal, Pemasaran Pada Jasa Bank Syariah

  golongan ini maka dapat empat anggota, contoh SLI dan SLJJ, klasifikasi berikut: fans club artis.

  4). Jasa yang hanya disampaikan 1). Tindakan nyata yang menga- pada saat-saat tertentu kepada rah kepada konsumen (service yang bukan anggota, contoh ja-

  directed at people’s bodies ), misal-

  sa penyewa mobil, restoran, nya jasa kendaraan umum dan bioskop, dan angkutan umum. jasa pribadi (pelayanan keseha- tan dan pelayanan pribadi).

  3. Usaha jasa berdasarkan hubungan 2). Tindakan nyata yang mengarah dan karakteristik barang. Proses kepada benda milik konsumen penyampaian jasa berdasarkan ke-

  (service directed at goods and other pada dua dimensi, yaitu berdasar-

  physical possessions ), misalnya kan tinggi rendahnya kontak yang

  jasa laundry. harus dilakukan dan sifat khusus 3). Tindakan tidak nyata yang dari jasa tertentu atau modifikasi mengarah kepada hal-hal yang yang dapat dilakukan oleh penye- bersifat non fisik (service indi- dia jasa.

  rect at peoples’s minds ), misalnya

  4. Usaha jasa berdasarkan sifat per- jasa hiburan. mintaan dan penawaran (nature of 4). Tindakan tidak nyata yang di demand and supply ). Keseimbang- arahkan kepada kekayaan kon- an antara permintaan dan pena- sumen (service indirect in tangi- waran berbeda-beda di antara je- ble assets ), misalnya jasa ke- nis-jenis industri jasa. uangan, jasa akuntansi, asuran-

  5. Usaha jasa berdasarkan tersedia- si. nya tempat pelayanan (availability of service outlets ).

  2. Usaha jasa berdasarkan hubungan baik dengan pelanggan (relation- Jika dikaitkan dengan klasifika-

  ship with customer ). Sifat dari cara si usaha di atas, maka jasa perban-

  penyampaian jasa yang dikaitkan kan termasuk pada jenis jasa berda- dengan jenis hubungan antara or- sarkan pada tindakan yang dapat di- ganisasi dengan konsumennya. lakukan (nature of the service act) khu- Terdapat empat kelompok peng- susnya jenis tindakan tidak nyata golongan jasa, yaitu: yang diarahkan kepada kekayaan konsumen (service indirect at intangi-

  1). Jasa yang disampaikan secara ble assets ). terus menerus kepada anggota, seperti jasa asuransi dan jasa keuangan.

BANK SYARIAH

  2). Jasa yang disampaikan terus Bank syariah sejak awal kelahi- menerus kepada yang bukan rannya mempunyai tujuan utama se- anggota, contohnya stasiun ra- bagai upaya kaum muslimin untuk dio/televisi dan polisi. mendasari segenap aspek kehidupan

  3). Jasa yang hanya disampaikan ekonominya kepada Al-Qur’an dan pada saat-saat tertentu pada As-Sunnah (M.S. Antonio, 2004:18).

  JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

  Upaya awal penerapan sistem bagi hasil yang juga dikenal dengan profit

  and loss sharing tercatat di Pakistan

  dan Malaysia dalam pengelolaan da- na haji secara non-konvensional seki- tar tahun 1940-an. Rintisan institu- sional lainnya adalah Islamic Rural Bank di desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo, Mesir.

  Setelah dua rintisan awal yang cukup sederhana itu, bank Islam tumbuh dengan sangat pesat. Sesuai dengan analisis Profesor Khursid Ahmad dan Laporan International Association of Islamic Bank, hingga akhir 1999 tercatat lebih dari dua ra- tus lembaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia, baik di negara-negara berpenduduk muslim maupun non-muslim di Eropa, Aus- tralia, atau Amerika (Antonio, 2004: 18).

  Dipandang dari segi struktur kepemilikan, bank-bank Islam dapat diklasifikasikan menjadi bank Islam internasional, bank Islam pemerin- tah, bank Islam usaha patungan (joint venture), dan bank Islam swasta (Lewis dan Algaoud, 2003: 181). Isla- mic Development Bank adalah salah satu contoh bank Islam internasional dalam arti bahwa pemerintah nega- ra-negara anggota yang berbeda-be- da semuanya ikut serta dalam modal saham bank. Semua bank Islam di Iran dan beberapa bank utama di Pa- kistan termasuk ke dalam sector-sek- tor publik (pemerintah). Sebagian besar bank Islam di Sudan adalah usaha patungan antara orang Sudan dan asing. Bank-bank Islam di tem- pat lain pada umumnya dimiliki ka-

  Lewis dan Algaoud (2003:185), juga mengemukakan bahwa ekspan- si bank Islam ke seluruh dunia, baik dalam jumlah maupun dana yang di- kuasai, disertai dengan operasi-ope- rasi yang dikaji, semua menunjuk kepada sebuah konklusi sentral: Per- bankan Islam sangat layak dan bank Islam benar-benar dapat beroperasi di negara manapun karena memenu- hi banyak sekali fungsi dan menggu- nakan instrumen-instrumen yang berbeda.

  Pada beberapa hal, bank sya- riah sebenarnya memiliki beberapa persamaan dengan bank konvensio- nal. Seperti dalam sisi teknis peneri- maan uang, mekanisme transfer, tek- nologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan (KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan), dan sebagainya. Akan tetapi, terdapat banyak perbe- daan mendasar di antara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek le- gal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, lingkungan kerja, dan lain- nya sebagai berikut (Antonio, 2004: 29).

STRUKTUR KEPEMILIKAN

  Akad Dan Aspek Legalitas

  Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi du- niawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Seringkali nasabah berani me- langgar atau menentang kesepaka- tan/perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak de- mikian bila per-janjian tersebut me- miliki pertanggungjawaban sampai yaumil qiyamah nanti.

  Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pela-

  Himyar Pasrizal, Pemasaran Pada Jasa Bank Syariah

  ku transaksi, maupun ketentuan–ke- Struktur Organisasi tentuan lainnya, harus memenuhi Bank syariah dapat memiliki ketentuan berikut: struktur sama dengan bank konven- 1. Rukun, seperti: a. Penjual, b. sional, misalnya dalam hal komisaris Pembeli, c. Barang, d. Harga, e. dan direksi, tetapi unsur yang amat

  Akad atau disebut sebagai ijab- membedakan antara bank syariah qabul. dan bank konvensional adalah keha-

  2. Syarat, seperti: a. Barang dan rusan adanya Dewan Pengawas Sya- jasa harus halal sehingga tran- riah (DPS) yang bertugas mengawasi saksi atas barang yang haram operasional bank dan produk-pro- menjadi batal demi hukum sya- duknya agar sesuai dengan garis-ga- riah, b. Harga barang dan jasa ris syariah. harus jelas, c. Tempat penyera-

  DPS biasanya diletakkan pada han (deliveri) harus jelas karena posisi setingkat Dewan Komisaris akan berdampak pada biaya pada setiap bank. Hal ini untuk men- transportasi, d. Barang yang jamin efektifitas dari setiap opini ditransaksikan harus sepenuh- yang diberikan oleh DPS. Karena itu, nya dalam kepemilikan. Tidak biasanya penetapan anggota DPS di- boleh menjual sesuatu yang be- lakukan oleh Rapat Umum Peme- lum dimiliki atau dikuasai se- gang Saham, setelah para anggota perti yang terjadi pada transak- DPS itu mendapat rekomendasi dari si short sale dalam pasar modal. Dewan Syariah Nasional (DSN).

  Lembaga Penyelesai Sengketa Bisnis Dan Usaha Yang Dibiayai

  Berbeda dengan perbankan Dalam bank syariah, bisnis dan konvensional, jika pada perbankan usaha yang dilaksanakan tidak terle- syariah terdapat perbedaan atau per- pas dari saringan syariah. Karena selisihan antara bank dan nasabah- itu, bank syariah tidak mungkin nya, kedua belah pihak tidak menye- membiayai usaha yang terkandung lesaikan di peradilan negeri, tetapi didalamnya hal yang diharamkan. menyelesaikannya sesuai tata cara

  Dalam perbankan syariah sua- dan hukum materi syariah. tu pembiayaan tidak akan disetujui

  Lembaga yang mengatur hu- sebelum dipastikan beberapa hal po- kum materi dan atau berdasarkan kok, diantaranya sebagai berikut. prinsip syariah di Indonesia dikenal

  1. Apakah objek pembiayaan halal dengan nama Badan Arbitrase Mua- atau haram? malah Indonesia atau BAMUI yang

  2. Apakah proyek menimbulkan ke- didirikan secara bersama oleh Ke- mudharatan untuk masyarakat? jaksaan Agung Republik Indonesia

  3. Apakah proyek berkaitan dengan dan Majelis Ulama Indonesia (Ar- perbuatan mesum/asusila? bitrase Islam di Indonesia, 1994).

  4. Apakah proyek berkaitan dengan perjudian?

  JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

  2.

  Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib ‘pengelo- la’ sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal ‘penyandang dana’. Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-ma- sing pihak. Di sisi lain, pengusaha atau peminjam dana, bank Islam akan bertindak sebagai shahibul maal ‘penyandang dana’ baik yang berasal

  dan landasan dasar bagi operasional bank Islam secara keseluruhan, se- dangkan keseluruhan bank konven- sional memakai perangkat bunga. Secara syariah, prinsip bagi hasil ber- dasarkan kaidah al-mudharabah. Ber- dasarkan prinsip ini, bank Islam ber- fungsi sebagai mitra, baik dengan nasabah penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana.

  ring ) merupakan karakteristik umum

  Salah satu dari perbedaan anta- ra bank syariah dan konvensional adalah prinsip bagi hasil dan bunga. Antonio (2004:34), mengemukakan bahwa prinsip bagi hasil (profit sha-

  Sumber : Antonio (2004:34)

  Investasi yang halal dan haram Memakai perangkat bunga Profit oriented Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitor-debitor Tidak terdapat dewan sejenis.

  Profit dan falah oriented Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.

  Berdasarkan prin- sip bagi hasil, jual beli, atau sewa.

  5. Melakukan investa- si-investasi yang halal saja.

  4.

  3.

  BANK SYARIAH (ISLAM)

  5. Apakah proyek tersebut berkaitan dengan industri senjata yang ile- gal atau yang berorientasi kepada pengembangan senjata pembunuh massal?

  Tabel 1 Perbandingan Antara Bank Syariah dan Konvensional NO.

BANK KONVENSIONAL 1.

  Banyak perbedaan antara bank syariah dan konvensional, secara le- bih rinci dapat dilihat pada tabel be- rikut.

  Perbandingan Antara Bank Syariah Dan Konvensional

  Selain itu, cara berpakaian dan tingkah laku dari para karyawan me- rupakan cerminan bahwa mereka be- kerja dalam sebuah lembaga keuang- an yang membawa nama besar Is- lam, sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku yang kasar. Demikian pula dalam menghadapi nasabah, akhlak harus senantiasa terjaga. Nabi saw. Mengatakan bah- wa senyum adalah sedekah.

  secara team-work dimana informasi merata di seluruh fungsional organi- sasi (tabligh). Demikian pula dalam hal reward dan punishment, diperlu- kan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah (Rahman, 1980).

  nah ), dan mampu melakukan tugas

  wan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik. Di sam- ping itu, karyawan bank syariah ha- rus skillfull dan professional (fatha-

  diq, harus melandasi setiap karya-

  Sebuah bank syariah selayak- nya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shid-

  Lingkungan Kerja Dan Corporate Culture

  6. Apakah proyek dapat merugikan syiar Islam, baik secara langsung maupun tidak langsung?

  Himyar Pasrizal, Pemasaran Pada Jasa Bank Syariah

  Pembagian pasar yang telah terbentuk adalah berdasarkan perila- ku (behavior), terbagi dalam tiga seg- men menurut Karim Business Con- sulting (KBC), yairu sharia loyalist,

  Menurut Antonio, dalam Kar- tajaya dan Sula (2006:169), syariah mempunyai keunikan tersendiri. Syariah tidak saja komprehensif, te- tapi juga universal. Yang dimaksud dengan komprehensif adalah bahwa syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (iba- dah), maupun sosial (muamalah). Ibadah diperlukan untuk menjaga

  sebut merupakan segmen yang pa- ling potensial bagi perusahaan-peru- sahaan syariah.

  ket) yang berarti bahwa segmen ter-

  tersebut merupakan segmen yang paling potensial bagi perusahaan- perusahaan syariah. Berdasarkan ha- sil riset KBC bahwa pasar yang ter- besar adalah segmen pasar yang ma- sih bebas mengapung (floating mar-

  market yang berarti bahwa segmen

  yang terbesar adalah segmen floating

  floating loyalist, dan conventional loya- lits. Berdasarkan riset bahwa pasar

  bagi pasar berdasarkan atribut yang statis sifatnya, seperti geografis dan demografis. Segmentasi atribut dina- mis, dibagi menjadi psikografis dan perilaku (behavior). Sedangkan seg- mentasi individu, yaitu segmentasi dilakukan atas unit terkecil pasar, yaitu individual.

  dari tabungan/deposito/giro mau- pun dana bank sendiri berupa modal pemegang saham. Sementara itu, pa- ra pengusaha atau peminjam akan berfungsi sebagai mudharib ‘pengelo- la’ karena melakukan usaha dengan cara memutar dan mengelola dana bank (Antonio, 2004: 95).

  tribute segmentation, dynamic attribute segmentation, and individual segmenta- tion. Segmentasi atribut statis mem-

  Menurut karakteristiknya dikelom- pokkan menjadi tiga, yaitu static at-

PEMASARAN BANK SYARIAH

  Kartajaya dan Sula (2006), men- jelaskan bahwa pada dasarnya, pen- dekatan segmentasi ada dua, yaitu mass marketing dan niche marketing.

  Segmenting

  165), mengemukakan bahwa seg- mentasi adalah seni mengidentifika- sikan serta memanfaatkan peluang- peluang yang muncul di pasar. Dan pada saat yang sama, ia adalah ilmu untuk melihat pasar berdasarkan va- riabel-variabel yang berkembang di tengah masyarakat. Dalam melihat pasar, perusahaan harus kreatif dan inovatif menyikapi perkembangan yang sedang terjadi, karena segmen- tasi merupakan langkah awal yang menentukan seluruh aktifitas peru- sahaan. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya yang ada. Dengan cara-cara yang kreatif dalam membagi pasar ke dalam be- berapa segmen, perusahaan dapat menentukan di mana mereka harus memberikan pelayanan terbaik dan di mana mereka mempunyai ke- unggulan kompetitif paling besar.

  positioning . Kartajaya dan Sula (2006:

  Dalam strategi pemasaran bank syariah, marketer akan mengguna- kan strategi segmenting, targeting, dan

  JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010)

  ketaatan dan keharmonisan hu- bungan manusia dengan Pencipta- nya. Adapun aspek sosial diturun- kan menjadi rule of the game atau aturan main dalam kehidupan ber- masyarakat. Sedangkan universal bermakna bahwa syariah dapat dite- rapkan dalam setiap waktu dan tem- pat oleh setiap manusia. Keuniversa- lan ini jelas terutama pada bidang sosial yang tidak membeda-bedakan antara kalangan Muslim dan non Muslim.

  Targeting

  Kartajaya dan Sula (2006:169), juga mengemukakan bahwa setelah melakukan segmentasi pasar, dilan- jutkan dengan penentuan target pa- sar yang akan dibidik (targeting). Targeting adalah strategi mengalo- kasikan sumber daya secara efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target yang akan dibidik, usaha kita akan lebih terarah. Pembidikan pasar yang akan dimasuki tentu harus se- suai dengan keunggulan daya saing (competitive advantage) yang dimiliki perusahaan.

  Menurut Keegan (1998:55), kri- teria untuk menentukan target mar- ket adalah market size dengan poten-

  tial growth -nya, potential competition, dan compatibility dengan feasibility.

  Keegan menerangkan bahwa perusa- haan harus menganalisis segmen pa- sar yang akan dibidik tersebut, apa- kah cukup potensial?, Kemudian ba- gaimana tingkat persaingan dalam segmen tersebut?, apakah perusaha- an sudah mempunyai keunggulan komparatif dan atau kompetitif. Terakhir dianalisis kemampuan dan ketersediaan sumber daya yang di- miliki perusahaan.

  Ada tiga kriteria yang harus di- penuhi perusahaan pada saat meng- evaluasi dan menentukan segmen mana yang mau ditarget (Kartajaya dan Sula, 2006:171). Yang pertama adalah memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih itu cukup besar dan cukup menguntungkan bagi pe- rusahaan (market size). Atau, dapat pula memilih segmen yang pada saat ini masih kecil, tetapi menarik dan menguntungkan di masa mendatang (market growth). Kriteria kedua, stra- tegi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan daya saing perusa- haan (competitive advantage). Keung- gulan daya saing ini merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk mendominasi segmen pasar yang dipilih.

  Kriteria ketiga adalah melihat situasi persaingan (competitive situa-

  tion ) yang terjadi. Semakin tinggi

  tingkat persaingan, perusahaan per- lu mengoptimalkan segala usaha yang ada secara efektif dan efisien sehingga targeting yang dilakukan akan sesuai dengan keadaan yang ada di pasar. Di tengah situasi per- saingan yang semakin crowded, peru- sahaan tidak bisa lagi sekadar mem- bidik rasio atau benak konsumen, karena secara fungsional, masing- masing produk perusahaan hampir tidak ada bedanya. Oleh karena itu, bagi perusahaan syariah bagaimana ia harus bisa membidik hati dan jiwa

  dari para calon konsumennya. Sehing-

  ga, konsumen akan lebih terikat ke- pada produk atau perusahaan dan relasi yang terjalin bisa bertahan la- ma.

  Himyar Pasrizal, Pemasaran Pada Jasa Bank Syariah Positioning

  Bagi bank syariah, mem- bangun positioning yang kuat dan po- sitif sangatlah penting. Citra syariah dengan sendirinya akan terbentuk, harus bisa dipertahankan dengan menawarkan value-value yang sesuai dengan prinsip syariah. Pemenuhan terhadap prinsip-prinsip syariah me- rupakan hal generik yang wajib dan harus dijalankan berdasarkan kom- petensi yang dimi-liki bank syariah. Sehingga, dalam menentukan positio-

  tioning berarti membangun keperca-

  lam memasarkan produk-produk pe- rusahaan, karena membangun posi-

  ning memegang peranan penting da-

  Kartajaya dan Sula (2006: 175), juga mengemukakan bahwa positio-

  keunggulan komparatif dan kompe- titifnya.

  ning , perusahaan bisa menampilkan

  rubahan yang terjadi di pasar. Teta- pi, walaupun positioning harus bisa berkelanjutan dan relevan dalam berbagai situasi, positioning harus di- komunikasikan secara konsisten dan tidak berubah-ubah.

  Straftegi pemasaran ketiga (se- telah melakukan segmenasi pasar dan pembidikan pasar) adalah melakukan strategi pemosisian pasar (positioning). Positioning adalah stra- tegi untuk merebut posisi di benak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana mem- bangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan (Karta- jaya dan Sula, 2006:172). Saat ini, konsumen memegang peranan kunci untuk pembelian dan pemakaian produk. Untuk itu, positioning diper- lukan agar citra terhadap produk atau perusahaan dapat terbentuk sesuai dengan tujuan perusahaan.

  sustainable terhadap perubahan-pe-

  Dengan mengetahui posisi di tengah pemain yang lain, positioning yang ditawarkan bisa berbeda dari pe- saing. Positioning ini juga harus bisa

  Kartajaya dan Sula (2006: 174), juga mengemukakan bahwa setelah menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan harus me- ngetahui posisinya di tengah arena kompetisi. Apakah ada penawaran yang sama dari perusahaan lain?

  mengenai bagaimana identitas pro- duk atau perusahaan tertanam di benak konsumen yang mempunyai kesesuaian dengan kompetensi yang dimiliki perusahaan untuk menda- patkan kepercayaan, kredibilitas, dan pengakuan dari konsumen.

  tioning adalah suatu pernyataan

  Kotler mengemukakan, bah- wa positioning adalah aktifitas men- desain citra dari apa yang ditawar- kan perusahaan sehingga mem- punyai arti dan memosisikan diri di benak konsumen. Sedangkan Wind, mengemukakan bahwa positioning adalah bagaimana mendefinisikan indentitas dan kepribadian perusa- haan di benak pelanggan. Jadi, posi-

  yaan konsumen. Untuk bank sya- riah, membangun kepercayaan kon- sumen dapat berarti menunjukkan komitmen bahwa bank syariah itu menawarkan sesuatu yang lebih jika dibandingkan dengan bank konven- sional.

  JURIS Volume 9 No 2 (Desember 2010) KESIMPULAN

  Alfabeta Kartajaya, Hermawan. dan S. Syakir,

  Syariah 2010. www.bi.go.id,

  2008) Bank Indonesia, Statistik Perbankan

  Trust Company Undang-undang Perbankan Syariah 2008 (UU RI No. 21 Tahun

  Doctrine on Banking and Insurance Muslim Trust Company, London: Muslim

  Serambi Rahman Afzalur. 1980. Islamic

  Perbankan Syariah. Jakarta:

  Lewis dan Algaoud. 2003. Praktik

  Kasmir. 2005. Pemasaran Bank, Jakarta: Prenata Media Kencana

  Muhammad. 2006. Syariah Marketing, Bandung: PT. Mizan Pustaka

  Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung: CV.

  Pemasaran jasa bank syariah te- lah berkembang pesat pada dekade terakhir ini yang ditandai dengan pertumbuhan jumlah bank umum syariah (statistik perbankan syariah periode Mei 2010, mengemukakan sudah terdapat sepuluh bank umum syariah). Dalam pemasaran bank syariah harus dibuat ”service delivery

  Hurriyati, Ratih. 2008. Bauran

  Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek , Jakarta: Gema Insani

  DAFTAR PUSTAKA Antonio, Syafe’i, Muhammad. 2004.

  kukan dengan melakukan penge- lompokkan pasar ke dalam beberapa bagian. Strategi segmentasi dilanjut- kan dengan strategi penentuan pasar yang akan dibidik (targeting). Kemu- dian dilanjutkan dengan strategi pe- mosisian pasar (positioning), yaitu bagaimana memosisikan produk atau perusahaan di benak konsumen agar citra produk dan perusahaan dapat terbentuk sesuai dengan tu- juan perusahaan.

  positioning . Strategi segmentasi dila-

  Pemasaran jasa bank syariah dapat dilakukan dengan mengguna- kan strategi segmenting, targeting, dan

  (convinience), dan menarik (attracti- ve ).

  ble ), nyaman atau enak dikonsumsi

  syarat, yaitu mudah didapat (availa-

  system ” yang baik dan memenuhi

  diakses tanggal 19 Juli 2010