perbedaan laporan keuangan sektor swasta

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan berbagai jenis organisasi seperti organisasi publik dan
swasta di Indonesia semakin mengalami kompleksitas yang terus meningkat.
Organisasi sektor publik dan swasta memiliki karakteristik dan tujuan
masing-masing. Mardiasmo (2009:8) mengemukakan

bahwa organisasi

sektor publik memiliki tujuan utama organisasi untuk memberikan pelayanan
publik seperti pendidikan, keamanan, kesehatan, transportasi dan lain
sebagainya. Sedangkan pada sektor swasta (entitas komersil/bisnis) tujuan
utamanya adalah memaksimumkan laba.
Kedua jenis organisasi tersebut diatas walaupun berbeda dalam
pencapaian tujuannya, namun tetap harus bisa mempertanggungjawabkan
segala aktvitas yang dilakukan. Salah satu bentuk pertanggungjawaban
tersebut adalah dengan adanya pelaporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Salah satu bentuk
pelaporan tersebut adalah dengan disusunnya laporan keuangan oleh sebuah

organisasi atau unit pelaporan.
Laporan keuangan berfungsi sebagai media informasi keuangan bagi
sejumlah pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan. Namun
demikian, antara organisasi publik dengan swasta tentu memiliki perbedaan
tersendiri tidak mungkin pelaporan sebuah unit pemerintah atau organisasi
nirlaba lainnya sama dengan pelaporan entitas bisnis yang berfokus pada
pelaporan finansial semata. Maka dari itu, melalui makalah ini penulis akan
membahas tentang laporan keuangan organisasi sektor publik dengan sektor
swasta dilihat dari berbagai sudut pandang dalam pelaporan.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dapat penulis rumuskan yaitu :

2

1. Apa tujuan dan fungsi dari laporan keuangan bagi sektor publik dan sektor
swasta ?
2. Siapa-siapa saja pengguna laporan keuangan pada organisasi sektor publik
dan sektor swasta ?
3. Bagaimana jenis dan bentuk dari laporan keuangan sektor publik dan

sektor swasta ?
4. Bagaimana penerapan laporan keuangan sektor publik di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Umum
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada
perkuliahan Akuntansi Sektor Publik pada semester genap 2014/2015.
2. Khusus
Makalah ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi
mahasiswa untuk memahami laporan keuangan pada sektor publik
maupun pada sektor swasta serta mengetahui perbedaannya diantara
kedua sektor organisasi tersebut. Berbagai referensi dan literatur yang
relevan dalam pembahasan nantinya diharapkan menambah wawasan dan
pengetahuan mahasiswa terkait dengan permasalahan diatas.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kajian
kepustakaan dimana berbagai buku dengan teori-teori yang relevan mengenai
laporan keuangan dikumpulkan untuk dianalisis yang akan menghasilkan
kesimpulan akhir dari pembahasan yang dilakukan.

BAB II

PEMBAHASAN

3

A. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan
1. Organisasi Sektor Publik
Sebagaimana diketahui bahwa organisasi publik dari segi tujuan
organisasi menunjukkan perbedaan dengan organisasi swasta. Maka dari
itu tentu dari segi laporan keuangan, keduanya juga terdapat perbedaan.
Salah satunya adalah dari segi tujuan dan fungsi. Mardiasmo (2009:161162) menjelaskan bahwa secara umum, tujuan dan fungsi laporan
keuangan sektor publik adalah:
a. Kepatuhan dan Pengelolaan (Compliance and Stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan
kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa
bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
b. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (Accountability and
Retrospective Reporting)
Digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.
Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan

mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend
antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan
membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika
ada.
c. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (Planning and Authorization
Information)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar
perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang.
Laporan

keuangan

berfungsi untuk memberikan
pendukung mengenai 3otorisasi penggunaan dana.

informasi

4

d. Kelangsungan Organisasi (Viability)

Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca
dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat
meneruskan penyediaan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang
akan datang.
e. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan
kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi
yang telah dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, karyawan,
dan masyarakat. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat
komunikasi

dengan

publik

dan

pihak-pihak

lain


yang

berkepentingan.
f. Sumber Fakta dan Gambaran (Source of Facts and Figures)
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui
organisasi secara lebih detail/dalam.
Bagi organisasi pemerintah, tujuan umum akuntansi dan laporan
keuangan adalah:
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan
keputusan

ekonomi,

sosial,

dan

politik


serta

sebagai

bukti

pertanggungjawaban (accountability) dan pengelolaan (stewardship).
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja manajerial dan organisasional.
Laporan keuangan untuk mendukung keputusan ekonomi, sosial,
dan politik tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk (a)
membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan, (b)
menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi, (c) membantu
menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang

5

terkait dengan masalah keuangan dan ketentuan lainnya, serta (d)
membantu dalam mengevaluasi efesiensi dan efektifitas.

Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi
pemerintah (Mardiasmo, 2009:163-164) adalah:
1. Memberikan

informasi

keuangan

untuk

menentukan

dan

memprediksikan aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya
finansial jangka pendek unit pemerintah.
2. Memberikan

informasi


keuangan

untuk

menentukan

dan

memprediksikan kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.
3. Memberikan

informasi

keuangan

untuk

memonitor


kinerja,

kesesuaiannya dengan pengaturan perundang-undangan, kontrak yang
telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan.
4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran serta
untuk memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya
terhadap pencapain tujuan operasional.
5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
organisasional:
a. Untuk menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga
memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria
yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja periodeperiode sebelumnya, dan dengan kinerja unit pemerintah lain.
b. Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi,
program, aktivitas, dan fungsi tertentu di unit pemerintah.
c. Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas dan fungsi serta
efektifitas terhadap pencapaian tujuan dan target.
d. Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan (equility) dan keadilan
(equity).
Indra Sebastian (2006:96) menjelaskan bahwa tujuan umum
pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan informasi


6

untuk pengambilan keputusan, dan mendemonstrasikan akuntabilitas
entitas atas sumber daya yang dipercayakan dengan:
a) Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi,
dan penggunaan sumber daya finansial.
b) Menyediakan

informasi

mengenai

bagaimana

entitas

mendanai aktivitasnya dan memenuhi persyaratan kasnya.
c) Menyedikan informasi yang berguna dalam mengevaluasi
kemampuan entitas untuk mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kewajiban serta komitmennya.
d) Menyediakan informasi tentang kondisi keuangan suatu
entitas dan perubahan di dalamnya.
e) Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja entitas atas hal biaya jasa, efesiensi,
dan pencapaian tujuan.
Laporan keuangan sektor publik mempunyai aspek prediktif dan
prospektif dalam penggunaan uang. Prediksi kualitas dan ragam
sumber daya yang disyaratkan untuk operasi berkelanjutan akan
mempengaruhi berbagai risiko ketidakpastian dalam berasosiasi.
Selain itu, laporan juga dapat menyediakan informasi untuk:
a. Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada dapat
digunakan secara legal sesuai dengan anggaran yang
disahkan.
b. Mengindikasiakan apakah sumber daya yang ada dapat
digunakan sesuai persyaratan legal dan kontraktual,
termasuk kriteria keuangan yang telah ditetapkan otoritas
legislatif.

2. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Swasta

7

Secara umum laporan keuangan dibuat dengan tujuan untuk
menyampaikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan pada
suatu periode tertentu kepada para pemangku kepentingan. Para pemakai
laporan keuangan selanjutnya dapat menggunakan informasi tersebut
sebagai dasar dalam memilih alternatif penggunaan sumber daya
perusahaan yang terbatas. Namun sejalan dengan perkembangan
kepentingan kelompok pemakai informasi maka Samryn (2012:33)
menyatakan pelaporan keuangan diperluas dengan tujuan sbb:
1. Membuat keputusan investasi dan kredit. Informasi yang di
sajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan untuk membuat keputusan investasi atau
keputusan kredit tanpa haraus membuat lebih dari satu laporan
keuangan untuk satu periode akuntansi.
2. Menilai prospek arus kas. Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat di gunakan untuk menilai potensi arus
kas di masa yang akan datang.
3. Melaporkan sumber daya perusahaan, klaim atas sumber daya
tersebut, dan perubahan-perubahan di dalamnya. informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan dapat menjelaskan
kekayaan perusahaan, kepemilikan dan/atau pihak-pihak yang
masih berhak atas sumber daya tersebut. informasi yang di
sajikan juga dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang
terjadi atas sumber daya tersebut selama satu periode akuntansi
yang dilaporkan.
4. Melaporkan sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas para
pemilik.
5. Melaporkan kinerja dan laba perusahaan. Laporan keuangan di
gunakan untuk mengukur prestasi manajemen dengan selisih
antara pendapatan dan beban dalam periode akuntansi yang
sama.

8

6. Menilai likuiditas, solvabilitas dan arus dana. Laporan
keuangan

dapat

digunakan

untuk

menilai

kemampuan

perusahaan melunasi utang jangka pendek ,juga jangka
panjang.
7. Menilai pengelolaan dan kinerja manajemen.
8. Menilai pengelolaan dan kinerja manajemen.
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (2007) seperti dikutip Hans Kartikahadi, et all (2012:46)
tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaatbagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Lebih lanjut Hans, et all (2012) menjelaskan bahwa untuk
mengambil keputusan ekonomi secara bijak, stakeholders memerlukan
laporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban manajemen dan
memamhami, menganalisis keadaan posisi keuangan suatu entitas pada
tanggal tertentu, mengevaluasi kemampuan menghasilkan laba usaha
pada periode tertentu.
B. Pengguna Laporan Keuangan Sektor Publik dan Swasta
1. Pengguna Laporan Keuangan Sektor Publik
Dalam pelaporan keuangan, terdapat dua pihak yang dianggap
sebagai pihak utama pengguna laporan keuangan, yaitu pihak intern dan
pihak ekstern. Untuk pihak ekstern, lembaga nirlaba yang termasuk
organisasi publik harus melaporkan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas,
Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Pahala Nainggolan,
2007:58)
Sedangkan dalam PP No. 24 tahun 2005 yang selanjutnya direvisi
menjadi PP. 71 Tahun 2010 tentang SAP (Standar Akuntansi Pemerintah)
pengguna laporan keuangan Pemerintah dibagi menjadi empat bagian
yaitu:
a. Masyarakat

9

b. Para wakil rakyat, lembaga pengawas dan lembaga pemeriksa
c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi,
investasi dan pinjaman
d. Pemerintah
Mack

dan

Ryan

seperti

yang

dikutip

Suci

Wulandari

mengkategorikan pemakai laporan keuangan pemerintah dalam tujuh
kelompok yaitu:
a. Pembayar pajak (tax payer)
b. Penyedia sumber daya
c. Pemilih
d. Penerima jasa
e. Badan pengawas
f. Manajemen internal
g. Entitas lain
Sedangkan Jones dalam kutipan suci wulandari menyatakan bahwa
ada lima pemakai laporan keuangan sektor publik:
a. Badan pemerintah
b. Investor dan kreditor
c. Penyedia sumber daya
d. Badan-badan lain yang berkepentingan dengan pemerintah
e. Pemilih (Voters)
Senada dengan pendapat diatas, Henley et al seperti dikutip oleh
Urip Santoso dan Yohanes Joni Pambelum mengklasifikasikan pengguna
laporan keuangan sektor publik dua belas kelompok yaitu:
a. Anggota terpilih (Selected members)
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Masyarakat sebagai pemilih dan pembayar pajak
Pelanggan atau klien
Karyawan
Pemasok (Vendors)
Pemerintah
Pesaing
Regulator
Pemberi pinjaman
Donor dan sponsor
Investor atau partner bisnis
Kelompok penekan lainnya

10

Sedangkan menurut Serikat Dagang Sektor Publik GASB (1999, p.
B184) pengguna laporan keuangan sektor publik digolongkan hanya pada
tiga kelompok yaitu :
a. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggung jawab
b. Legislatif dan badan pengawasan yang secara langsung mewakili
rakyat
c. Investor dan kreditor yang memberi pinjaman atau berpartisipasi
dalam proses pemberian pinjaman.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengguna laporan keuangan sektor
publik adalah masyarakat, para wakil rakyat, pengawas, pihak donasi,
investasi, pinjaman, pembayar pajak. Penyedia sumber daya, pemilih,
penerima jasa, manajemen internal, pelanggan atau klien, karyawan,
pemasok, pesaing, regulator dan entitas lainnya. Secara umum, pengguna
laporan keuangan terbagai atas dua pihak yaitu pihak intern (manajemen)
serta pihak ekstern.

2. Pengguna Laporan Keuangan Sektor Swasta
Menurut Ahmed Riahi (2006:250) pengguna laporan keuangan
swasta ada lima belas kategori yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

Pemegang saham
Kreditor jangka panjang
Kreditor jangka pendek
Analis dan penasihat yang melayani pihak-pihak diatas
Para karyawan
Para direktur noneksekutif
Para pelanggan
Pemasok
Kelompok-kelompok industri
Serikat pekerja
Departemen dan kementerian pemerintahan
Publik
Badan-badan regulatoris
Perusahaan-perusahaan lain, baik domestik dan asing
Para penyusun standar dan riset-riset akademik

11

Pihak

luar

atau

eksternal

juga

merupakan

pihak

yang

berkepentingan terhadap laporan keuangan. Yang termasuk dalam
kelompok pengguna laporan keuangan sektor swasta adalah sebagai
berikut:
a. Pemegang

saham

atau

pemilik,

berkepentingan

untuk

mengetahui perkembangan ekuitas mereka dalam perusahaan
atau estimasi perolehan bagian keuntungan yang akan diterima
dalam bentuk dividen atas tiap lembar saham yang dimiliki.
b. Pemerintah, untuk menentukan jumlah pajak terutang.
Akumulasi informasi dan laporan keuangan perusahaan oleh
pemerintah dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk
mengukur,

meramal

dan

merencanakan

perekonomian

nasional, serta potensi perolehan dan untuk pelayanan publik.
c. Investor sebagai penyandang dana untuk membiayai proyek
tertentu. Investor mengharapkan keuntungan dari proyek
investasinya dalam bentuk pembagian laba.
d. Kreditor, untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman.
e. Individu pegawai dan serikat pekerja, untuk

menilai

keberhasilan mereka bekerja bersama-sama untuk membentuk
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
f. Asosiasi usaha, untuk menilai kinerja rata-rata anggota
asosiasi, atau untuk menentukan standar kinerja dalam
lingkungan bisnis yang sejenis.
g. Masyarakat luas, untuk mengetahui hak-hak masyarakat
terhadap keberadaan perusahaan dimana perusahaan berdiri.
(Samryn, 2012:12)
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengguna laporan keuangan sektor
swasta adalah pemegang saham atau pemilik, Pemerintah, Investor,
Kreditor, Individu pegawai dan serikat pekerja, Kelompok-kelompok
industri, Asosiasi usaha, pemasok dan pelanggan, Pemerintah.

12

C. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan
1. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan Sektor Publik
a.

Jenis Laporan Keuangan Sektor Publik
Komponen-komponen laporan keuangan sektor publik yang
lengkap terdiri dari :
1) Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan atau disebut juga neraca/laporan aktiva
dan kewajiban, adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi
aktiva, hutang dan modal pemilik pada saat tertentu. Secara
minimum laporan posisi keuangan harus memasukkan pos-pos
yang menyajikan jumlah berikut :
a)

Properti, pabrik dan peralatan

b) Aktiva-aktiva tidak berwujud
c)

Aktiva-aktiva finansial

d) Investasi yang diperlakukan dengan metode ekuitas
e)

Persediaan

f)

Pemulihan transaksi non pertukaran termasuk pajak dan
transfer

g) Piutang dari transaksi pertukaran
h) Kas dan setara kas
i)

Hutang pajak dan transfer

j)

Hutang karena transaksi pertukaran

k) Cadangan (provision)
l)

Kewajiban tidak lancar

m) Partisipasi minoritas
n) Aktiva atau ekuitas neto
2) Laporan Kinerja Keuangan (laporan surplus-defisit)
Laporan kinerja keuangan atau disebut juga dengan
laporan pendapatan dan biaya, laporan surplus rugi, laporan
operasi, laporan surplus defisit atau laporan profit dan loss adalah

13

laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama
periode tertentu. Laporan kinerja keuangan minimal harus
mencakup pos-pos lini berikut :
a) Pendapatan dari aktivitas operasi
b) Surplus atau defisit dari aktivitas operasi
c) Biaya keuangan (biaya pinjaman)
d) Surplus atau defisit neto saham dari asosiasi dan joint venture
yang menggunakan metode ekuitas
e) Surplus atau defisit dari aktivitas biaya
f) Pos-pos luar biasa
g) Saham partisipasi minoritas dari surplus atau defisit neto
h) Surplus atau defisit neto untuk suatu periode
3) Laporan perubahan dalam aktiva atau ekuitas neto
Laporan perubahan dalam aktiva atau ekuitas neto dari
suatu entitas diantara dua tanggal pelaporan menggambarkan
peningkatan atau penurunan kekayaan, berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan dalam
laporan kekuangan. Perubahan keseluruhan dalam aktiva atau
ekuitas neto menyajikan total surplus/defisit neto untuk suatu
periode, pendapatan dan biaya lainnya disakui secara langsung
sebagai perubahan dalam aktiva atau ekuitas neto dan setiap
kontribusi oleh, dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber,
pengunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi
dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk
dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan dan transitoris. Penyajian laporan arus kas

14

dan pengungkapan yang berhubungan dengan arus kas diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 03
tentang Laporan Arus Kas. (SAP, 2013: 53)
5) Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan dari entitas harus :
a. Menyajikan informasi mengenai dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik yang dipilih serta
diterapkan pada transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa
penting.
b. Mengungkapkan informasi yang mewajibkan oleh Standar
Akuntansi Keuangan sektor publik yang tidak disajikan dalam
laporan keuangan, laporan kinerja keuangan, laporan arus kas
dan laporan perubahan aktivitas atau ekuitas neto.
c. Menyediakan informasi yang tidak disajikan pada laporan
keuangan

namun

persyaratan

diterapkan.
b. Bentuk Laporan Keuangan Sektor Publik

penyajian

wajar

tetap

15

Gambar 1.
Format Laporan Arus Kas (SAP)
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 20X5 (dalam ribuan rupiah)
20X5
20X5
20X2
20X2

16

AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas
Piutang
Persediaan
Uang muka
Investasi

X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X

Aktiva Tidak Lancar
Piutang
Investasi
Aktiva finansial lainnya
Infrastruktur, pabrik dan peralatan
Tanah dan bangunan
Aktiva tida berwujud
Aktiva non finansial lainnya
Total aktiva
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Hutang usaha
Pinjaman jangka pendek
Porsi-lancar pinjaman jangka pendek
Penyisihan (provision)
Employee benefits
Pensiun

X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X

X
Kewajiban Tidak Lancar
Hutang dagang
Pinjaman
Penyisihan (provision)
Employee benefits
Pensiun
Total Kewajiban
Aktiva Neto
AKTIVA/EKUITAS NETO
Modal sumbangan
Entitas pemerintah
Cadangan (reserves)
Surplus/defisit akumulasian
Partisipasi minoritas
Aktiva/ekuitas neto total

X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X

Tabel.1
Format Posisi Keuangan Sektor Publik
(Indra S., 2006:253)

X
X
X

17

2. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan Sektor Swasta
a) Jenis laporan keuangan sektor swasta
Komponen-komponen laporan keuangan sektor swasta meliputi :
1) Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan
mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan tidak lancar serta
mengklasifikasikan kewajiban menjadi kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang. Neraca yang menyajikan secara komparatif
dengan periode sebelumnya pos-pos berikut :
a. Kas dan setara kas
b. Investasi jangka pendek
c. Piutang pajak dan bukan pajak
d. Persediaan
e. Investasi jangka panjang
f. Aset tetap
g. Kewajiban jangka pendek
h. Kewajiban jangka panjang
i. Ekuitas
2) Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan sebuah laporan yang menyajikan informasi
tentang pendapatan, beban dan laba atau rugi yang diperoleh sebuah
organisasi selama periode waktu tertentu. Misalnya periode satu bulanan,
tiga bulanan, enam bulanan atau satu tahun penuh.
Laporan laba rugi dapat disajikan dengan bentuk multiple step. Dalam
laporan laba rugi seperti ini pendapatan dikelompokkan atas pendapatan
utama dan pendapatan lain-lain. Demikian juga dengan biaya disajikan
dari biaya operasional dan biaya tidak berasal dari kegiatan utama
perusahaan atau non operasi.
Laporan laba rugi dapat juga disajikan dengan bentuk single step (satu
langkah). Laporan ini hanya melaporkan satu informasi laba bersih yang
berasal dari hasi penguran semua pendapatan dan semua biaya melalui
satu kali pengurangan.
3) Laporan perubahan ekuitas/modal

18

Laporan perubahan ekuitas/modal merupakan laporan keuangan yang
menyajikan pengaruh laba rugi tahun berjalan serta penggunaannya dan
penambahan atau pengurangan modal pemilik. Saldo awal moda ditambah
atau dikurangi dengan perubahan modal tahun berjalan akan menghasilkan
saldo modal akhir tahun. Saldo modal ini akan sama dengan total ekuitas
dalam neraca.
4) Laporan arus kas
Laporan arus kas dapat dibuat dengan menggunakan laba rugi tahun
berjalan dan neraca komparatif yang dibuat dua tahun berturut-turut.
Untuk menghitung kas bersih, unsur-unsur pendapatan dan biaya yang
tidak memerlukan penerimaan atau pemgeluaran kas harus dikelurarkan
dari unsur laba atau rugi dari laporan laba rugi.
Laporan arus kas memuat ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas dari
kelompok aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Hasil dari
penjumlahan arus kas bersih dari tiap kelompok aktivitas merupakan
surplus atau defisit kas periode berjalan. (Samryn, 2012: 40-44)
5) Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan ini berupa perincian dari suatu perkiraan
yang disajikan seperti perkiraan aktiva tetap. Catatan atas laporan
keuangan juga digunakan untuk memberi informasi mengenai kebijakan
akuntansi. (Pahala Ninggolan, 2007:69)
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa jenis dan bentuk laporan keuangan
sektor publik dan swasta tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan sektor
mengadopsi laporan keuangan swasta yang lebih dahulu telah dirumuskan sesuai
standar. Hanya terdapat perbedaan pada jenis laporan keuangan yang digunakan
sektor publik dilengkapi dengan laporan aktivitas/kinerja sedangkan pada sektor
swasta tidak.
D. Laporan Keuangan Sektor Publik di Indonesia
Pada dasarnya laporan keuangan sektor publik muncul karena adanya
tuntutan akuntabilitas kinerja yang harus dilaporkan oleh sebuah organisasi
publik. Rangkaian proses akuntansi pada organisasi sektor publik memiliki
peran penting untuk menghasilkan laporan keuangan. Laporan keuangan

19

menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban organisasi publik kepada
pihak-pihak terntentu. Sebagaimana dipertegas oleh Mardiasmo (2009:143)
bahwa laporan keuangan merupakan komponen penting untuk menciptakan
akuntabilitas sektor publik. Menurut LAN dan BPKP seperti yang dikutip Urip
Santoso dan Yohanes J.P (2008) akuntabilitas adalah kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja
dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Saat sekarang ini di Indonesia dapat dikatakan bahwa penerapan
laporan keuangan sektor publik menunjukkan kondisi lebih baik dibandingkan
masa-masa sebelumnya. Adapun tahap-tahap perkembangan penerapan
laporan keuangan sektor publik sejak tahun 1990an hingga sekarang dibagi
menjadi 2 periode :
1. Masa Orde Baru
Organisasi sektor publik di Indonesia selama lebih kurang
50 tahun (1950-1999) diperlakukan sebagai sektoral ekonomi.
Perlakuan ini berakibat fokus manajerial tidak tertuju pada
penataan organisasi sektor publik, namun lebih kepada penataan
arus program dan anggaran. Dampak dari konsep ini Indonesia
mampu memaksimalkan pendapatan. Namun adanya kancah
kepentingan dan penguasa (Indra Sebastian, 2006:6) tetap
berdampak terhadap pelaporan keuangan yang tidak jujur dalam
unit pemerintahan.
Seiring

perkembangan

pemikiran

akuntansi,

serta

fenomena-fenomena organisasi peblik yang terjadi maka tanggal
23 Desember 1997 terbitlah Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 45 tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. namun ini belum
tepat

untuk

diberlakukan

pada

organisasi

pemerintahan.

20

Penerapannya pun masih dalam tahap sangat sederhana dan butuh
penyesuaian oleh organisasi nirlaba.
2. Masa reformasi (Pelaksanaan Otonomi Daerah)
Indra Sebastian (2006:8) mengatakan perkembangan dunia
politik dan globalisasi memberikan dampak bagi sektor publik
termasuk pemerintahan Indonesia. Lebih lanjut dikatakan bahwa
perubahan pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi
menciptakan paradigma baru untuk membangkitkan sektor publik.
Hal ini juga didukung dengan berbagai Undang-Undang Otonomi
Daerah

yang

membuka

peluang

semakin

dibutuhkannya

transparansi dan akuntabilitas kinerja dari suatu pemerintahan.
Sebagai organisasi publik, kualitas laporan keuangan harus
mengarah kepada standar yang ditetapkan.
Perkembangan otonomi daerah berdampak pada akuntansi
sektor publik bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah,
pemerintah daerah dituntut untuk mampu memberikan informasi
keuangan kepada publik, DPRD, dan pihak-pihak yang menjadi
stakeholders pemerintah daerah.
Penerapan

laporan

keuangan

di

Indonesia

semakin

menunjukkan kondisi yang lebih baik sejak disahkannya regulasi
berupa Standar Akuntansi Pemerintahan yang diterbitkan dalam
UU. No. 24 tahun 2005 dan digantikan dengan UU. No. 71 Tahun
2010 tentang pelaksanaan model akuntansi accrual basis yang
sebelumnya masih cash basis.
Secara umum, lahirnya berbagai regulasi dan standar akuntansi tersebut
diatas mengindikasikan bahwa penerapan akuntansi sektor publik di Indonesia
mendapatkan perhatian hukum dan para pemimpin Negara. Penerapan
akuntansi sektor publik yang sesuai dengan standar diharapkan dapat

21

menciptakan

laporan

keuangan

yang

berkualitas

dan

menunjukkan

akuntabilitas kinerja yang maksimal.
Untuk menilai tingkat penerapan dan pengaruhnya terhadap laporan
keuangan sektor publik, beberapa penelitian dilakukan dan hasilnya pun
memberikan kontribusi bagi pengguna laporan keuangan maupun masyarakat
umum untuk mengetahui fenomena dan dampak dari suatu laporan keuangan
sektor publik termasuk organisasi-organisasi pemerintahan.

kenyataannya

dalam praktik, Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang
relevan dan dapat diandalkan, Mardiasmo berpendapat bahwa terdapat
beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut
adalah objektivitas, konsistensi, daya banding, tepat waktu, ekonomis dalam
penyajian laporan, dan materialistik. (Urip Santoso dan Yohanes J.P, 2008:51)
Meskipun banyak kendala, namun Bambang Pamungkas (2012) dalam
penelitiannya tetap menyimpulkan bahwa penerapan akuntansi keuangan
sektor publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah. Sehingga dapat memberikan sumbangan bagi
peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam hal memberikan
informasi

pertanggungawaban

mengenai

fungsi,

tujuan

dan

objek

pengeluaran.
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa di Indonesia, laporan keuangan
untuk sektor publik saat ini telah diterapkan dalam berbagai instansi publik
termasuk pemerintah. Penerapan tersebut adalah untuk mengukur akuntabilitas
kinerja organisasi. Selain itu adanya standar akuntansi untuk organisasi publik
dan peraturan perundang-undangan menjadi regulasi resmi dan pedoman bagi
organisasi publik untuk melaporkan kegiatannya selama periode tertentu.
Sehingga

pelaporan

keuangan

semakin

diperbandingkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

berdaya

guna

dan

dapat

22

Organisasi sektor publik dan organisasi sektor swasta dari segi laporan
keuangannya memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan tersebut terdapat
pada perumusan tujuan dari Laporan keuangan kedua organisasi yang samasama bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada berbagai pihak
berkepentingan (intern maupun ekstern) untuk pengambilan keputusan. Dilihat
dari para pengguna, maka pemakai laporan keuangan sektor publik lebih luas
dibandingkan dengan sektor swasta. hal ini dikarenakan sektor publik harus
memberikan informasi tidak hanya kepada manajemen dan pihak pemberi
sumber daya namun juga kepada masyarakat luas.
Sedangkan dari sudut pandang jenis dan bentuk laporan keuangan yang
digunakan, sektor publik secara umum mengadopsi komponen laporan
keuangan dari sektor swasta, yang dilengkapi dengan laporan kinerja/aktivitas
yang tidak ada dalam komponen laporan keuangan sektor swasta. Penerapan
laporan keuangan sektor publik di Indonesia saat sekarang ini sudah semakin
terarah kepada perwujudan akuntabilitas kinerja yang tinggi dibandingkan
masa Orde Baru. Hal ini karena sudah adanya standar pelaporan dan regulasi
yang mengikat.
B. Saran
Beberapa saran dan masukan dari penulis kepada mahasiswa adalah
agar dapat menelusuri kembali referensi atau bahkan menambah koleksi
sumber bacaan terkait topik yang dibahas agar pemahaman terhadap laporan
keuangan (sektor publik dan swasta) lebih mantap

23 PUSTAKA
DAFTAR

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik. (Jakarta: Erlangga)
Kartikahadi, Hans, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis
IFRS. (Jakarta : Salemba Empat)

23

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. (Yogyakarta : Andi)
Nainggolan, Pahala. 2007. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba
Lainnya. (Jakarta : RajaGrafindo Persada)
Riahi, Ahmed dan Belkaoui. 2006. Teori Akuntansi Edisi Lima. (Jakarta : Salemba
Empat)
Samryn. 2011. Pengantar Akuntansi Edisi Revisi: (Jakarta Rajawali Press)
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Peraturan Pemerintah RI. No. 71 tahun
2010. Edisi 2013
Bambang Pamungkas. Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik dan
Pengawasan terhadap Kualitas Laporn Keuangan dan Implikasinya
TERHADAP Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. (Jurnal Ilmiah
Vol. 12 No. 2, Oktober 2012 Bogor) [diakses 27 Maret 2015]
Suci

Wulandari. 2009. Persepsi Users atas Akuntabilitas Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada
Pemerintah Kota Surakarta). (Diakses 08 April 2015)

Urip Santoso dan Yohanes J.P. Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik
terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam Mencegah
Fraud. Jurnal Administrasi Bisnis (2008) Vol.4 No.1 ISSN:0216-1249
[diakses 27 Maret 2015]