Abstrak: Akta yang dibuat oleh notaris mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna,
UPAYA TUNTUTAN HAK YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PIHAK YANG BERKEPENTINGAN TERHADAP AKTA NOTARIS YANG CACAT YURIDIS
1 Ghansham Anand 2 dan Agus Yudha Hernoko
Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya
1 Email: gansam_anand@ymail.com 2 Emil: yudha_fhunair@yahoo.co.id
Abstract: The deed made by notary has the strength of perfect evidence, both in formal and material aspects. Therefore, a notary must be accountable for the accuracy of the deed formally and materially. If the deed is not made as determined by regulations, it will impact on juridical defect of the deed and on authenticity loss of it or on cancellation of it. If the comer faces a notary to formulate and write his/her action or actions into the authentic deed in accordance with the authority of the notary, and then the notary makes the deed in accordance with the comer request or desire, in this case it provide the basis that it has occurred an engagement between the comer and the notary. Therefore, in addition to the main task that the notary pours the desire or the will of the parties who require his/her services into authentic deeds, the notary also has the obligation to ensure the validity of the authenticity. Act No. 2 of 2014 and the provisions of Article 84 and 85 of Act No. 30 of 2004 on Notary governing provisions of witnesses, do not regulate the procedure of imposing sanctions on the notary, as cost replacement, compensation and interest. Similarly, the procedure of verification to cancel the notary deed or to state that the deed only has the strength of evidence as the deed under the hand.
Keywords: Notary, Authentic Deed, Legal Remedy.
Abstrak: Akta yang dibuat oleh notaris mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, baik dari segi lahiriah, formal maupun materiil. Untuk itu, seorang Notaris harus bertanggung gugat atas kebenaran lahiriah, formal dan materiil terhadap akta tersebut. Bila akta tersebut tidak dibuat sebagaimana yang telah ditentukan peraturan perundang- undangan, maka akan mengakibatkan akta tersebut akan mengalami cacat yuridis yang dapat mengakibatkan akta tersebut kehilangan otensitasnya atau berakibat batalnya akta tersebut. Ketika penghadap datang ke notaris agar tindakan atau perbuatannya diformulasikan atau dituangkan ke dalam akta otentik sesuai dengan kewenangan notaris, dan kemudian notaris membuatkan akta atas permintaan atau keinginan para penghadap tersebut, maka dalam hal ini memberikan landasan kepada notaris dan para penghadap telah terjadinya suatu perikatan. Oleh karena itu, selain tugas utama notaris untuk mengkonstatir atau menuangkan keinginan, kehendak para pihak yang membutuhkan jasanya ke dalam akta otentik, notaris juga mempunyai kewajiban untuk menjamin keabsahan akta otentik tersebut. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 dan ketentuan Pasal 84 dan 85 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang mengatur ketentuan saksi, tidak mengatur mekanisme penjatuhan sanksi kepada notaris, yang dapat berupa penggantian biaya, ganti rugi dan bunga. Demikian pula mekanisme pembuktian yang harus dilakukan untuk membatalkan suatu akta notaris atau menyatakan akta yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan.
Kata kunci: Notaris, Akta Otentik, Upaya Hukum.
Ghansham Anand dan Agus Yudha Hernoko, Upaya Tuntutan Hak yang Dapat Dilakukan oleh Pihak……
Pendahuluan
dengan kesalahan notaris dalam men- Dalam ruang lingkup tugas pelak-
jalankan tugas dan kewenangannya, sanaan jabatan notaris adalah membuat
kadangkala disebabkan oleh kekurangan alat bukti yang diinginkan oleh para
pengetahuan notaris terhadap persoalan pihak untuk suatu tindakan hukum ter-
yang dimintakan oleh klien baik dari tentu, dan alat bukti tersebut berada 2 aspek hukum maupun aspek lainnya.
dalam tataran hukum perdata, dan bahwa
atau kesalahan notaris membuat akta karena ada
Pelanggaran
notaris dalam menjalankan tugas dan ke- permintaan dari pihak yang menghadap,
wenangannya yang tidak sesuai atau tanpa ada permintaan dari para pihak,
melanggar ketentuan perundang-undang- notaris tidak akan membuat akta apapun,
an, dapat saja menimbulkan kerugian dan notaris membuatkan akta dimaksud
kepada penghadap atau pihak lain. Ke- berdasarkan alat bukti atau keterangan
salahan yang dilakukan oleh notaris atau pernyataan para pihak yang dinyata-
dalam menjalankan tugas dan kewe- kan atau diterangkan atau diperlihatkan
nangannya, dapat membawa akibat pada kepada atau di hadapan notaris dan
akta yang dibuat oleh atau dihadapannya, selanjutnya notaris membingkainya se-
menjadi batal demi hukum (van rechts- cara lahiriah, formil dan materil dalam
wege nietig ), dapat dibatalkan (vernietig- bentuk akta notaris, dengan tetap berpijak
baar ) atau hanya mempunyai kekuatan pada aturan hukum yang berkaitan
pembuktian sebagaimana akta di bawah dengan tata cara atau prosedur pembuatan
tangan (onderhands acte), dapat menye- akta dan aturan hukum yang berkaitan
babkan notaris berkewajiban untuk me- dengan tindakan hukum yang bersang-
mikul ganti kerugian atas hal tersebut. kutan yang dituangkan dalam akta.
Pihak yang dirugikan akibat terjadinya Dalam praktik seringkali notaris
pelanggaran atau kesalahan tersebut, dijadikan atau didudukkan sebagai Ter-
dapat mengajukan tuntutan atau gugatan gugat oleh pihak yang lainnya, yang
ganti rugi, biaya dan bunga kepada merasa bahwa tindakan hukum yang ter-
notaris yang bersangkutan melalui peng- sebut dalam akta dikategorikan sebagai
adilan.
tindakan atau perbuatan hukum notaris Di dalam Pasal 91A UUJN atau perbuatan hukum notaris bersama-
Perubahan, diatur ketentuan mengenai sama pihak lainnya yang juga tersebut
tata cara penjatuhan sanksi sebagaimana dalam akta, dimana dari perbuatan
dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2), Pasal 16 hukum notaris tersebut dianggap mem-
ayat (11) dan ayat (13), Pasal 17 ayat (2), bawa kerugian terhadap pihak lain.
Pasal 19 ayat (4), Pasal 32 ayat (4), Pasal Suatu kesalahan dalam menjalan-
37 ayat (2), Pasal 54 ayat (2), dan Pasal kan profesi dapat disebabkan oleh ke-
65A akan diatur dalam Peraturan kurangan pengetahuan (onvoldoende
Menteri. Terkait penjatuhan sanksi di kennis ), kurang pengalaman (onvol-
dalam UUJN Perubahan, dapat dikelom- doende ervaring ), atau kurang pengertian (onvoldoende inzicht). 1 Demikian pula
Documentation and Studies of Business Law, hal. 98.
2 Husni Thamrin, 2011, Pembuatan Akta
1 Nico, 2003, Tanggungjawab Notaris Selaku Pertanahan oleh Notaris , Yogyakarta: LaksBang Pejabat
Umum , Yogyakarta:
Center
for
Pressindo, hal. 92.
Perspektif Hukum, Vol. 16 No. 2 November 2016 : 154-174
pokan ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu materiil, maka harus dipenuhi dari segi pengenaan sanksi terhadap notaris dan
kewenangan, formil maupun substansi sanksi terhadap akta notaris.
akta tersebut, untuk itu seorang Notaris Sanksi terhadap Notaris sebagai-
harus bertanggung gugat atas kebenaran mana diatur di dalam Pasal 7 ayat 2,
lahiriah, formal dan materiil terhadap Pasal 16 ayat (11) dan ayat (13), Pasal 17
akta tersebut. Bila akta tersebut tidak ayat (2), Pasal 19 ayat (4), Pasal 32 ayat
dibuat sebagaimana yang telah ditentukan (4), Pasal 37 ayat (2), Pasal 54 ayat (2)
peraturan perundang-undangan, maka dan Pasal 65A; yaitu berupa:
akan mengakibatkan akta tersebut akan
a. Peringatan tertulis; mengalami cacat yuridis yang dapat
b. Pemberhentian sementara; mengakibatkan akta tersebut kehilangan
c. Pemberhentian dengan hormat; atau otensitas atau batalnya akta tersebut.
d. Pemberhentian dengan tidak hormat. Kebatalan dari suatu akta otentik dapat Sanksi terhadap akta notaris,
menyebabkan notaris bertanggung gugat. menjadi akta di bawah tangan, diatur
Ketika penghadap datang ke dalam Pasal 16 ayat (9), Pasal 44 ayat
notaris agar tindakan atau perbuatannya (5), Pasal 49 ayat (4), Pasal 50 ayat (5),
diformulasikan atau dituangkan ke dalam Pasal 51 ayat (4), Pasal 52 ayat (3),
akta otentik sesuai dengan kewenangan sedangkan pelanggaran terhadap ketentu-
notaris, dan kemudian notaris membuat- an Pasal 16 ayat (12), Pasal 50 ayat (5),
kan akta atas permintaan atau keinginan Pasal 51 ayat (4), Pasal 52 ayat (3),
para penghadap tersebut, maka dalam hal menimbulkan hak bagi pihak yang
ini memberikan landasan kepada notaris menderita kerugian untuk menuntut
dan para penghadap telah terjadinya suatu penggantian biaya, ganti rugi, dan bunga
hubungan hukum. Oleh karena itu, selain kepada Notaris.
tugas utama notaris untuk mengkonstatir Dalam hubungannya dengan
atau menuangkan keinginan, kehendak klien, kepercayaan merupakan faktor
para pihak yang membutuhkan jasanya ke yang penting karena jabatan yang di-
dalam akta otentik, notaris juga mem- emban oleh notaris merupakan suatu
punyai kewajiban untuk menjamin ke- jabatan kepercayaan. UUJN memberikan
absahan akta otentik tersebut. wewenang untuk menuangkan semua
Notaris harus menjamin bahwa perbuatan, perjanjian, dan penetapan
akta yang di buat tersebut telah sesuai yang dikehendaki oleh pihak-pihak yang
menurut aturan hukum yang sudah di- sengaja datang ke hadapan untuk
tentukan, sehingga kepentingan pihak- meminta kepada notaris agar keterangan-
pihak yang bersangkutan terlindungi nya dituangkan ke dalam suatu akta
dengan akta tersebut. Dengan hubungan otentik sehingga mempunyai kekuatan
hukum seperti itu, maka perlu ditentukan pembuktian yang sempurna. 3 kedudukan hubungan hukum antara
Akta yang dibuat oleh notaris notaris dan penghadap yang merupakan mempunyai kekuatan pembuktian yang
awal dari tanggung gugat notaris. sempurna, baik itu lahiriah, formal dan
Untuk memberikan landasan ke- pada hubungan hukum seperti di atas,
3 Pasal 1 angka 1 juncto Pasal 15 ayat (1) UUJN
perlu ditentukan tanggung gugat notaris
Perubahan.
Ghansham Anand dan Agus Yudha Hernoko, Upaya Tuntutan Hak yang Dapat Dilakukan oleh Pihak……
apakah dapat berlandaskan kepada wan- prestasi atau perbuatan melanggar hukum
Metode Penelitian
(onrechtmatigedaad) atau mewakili Penelitian ini adalah penelitian orang lain tanpa kuasa (zaakwaarneming)
hukum normatif yang mengkaji dan atau pemberian kuasa (lastgeving), per-
menganalisis upaya tuntutan hak yang janjian untuk melakukan pekerjaan
dapat dilakukan oleh pihak yang tertentu atau pun persetujuan perburuhan.
berkepentingan terhadap akta notaris Tanggung gugat timbul apabila
yang cacat yuridis dengan pendekatan notaris telah melalaikan kewajiban
perundang-undangan (statute approach). hukum yang seharusnya dilakukan, atau
Data diperoleh dari sumber hukum dalam hal notaris telah wanprestasi ter-
primer, sumber hukum sekunder dan hadap penghadap sebagaimana diatur
sumber hukum tersier. Data dianalisis dalam Pasal 1243 Burgerlijk Wetboek
secara kualitatif dengan menggunakan (BW) atau telah melakukan perbuatan
metode berfikir deduktif. melanggar hukum (onrechtmatige daad) sebagaimana ditentukan dalam Pasal
Hasil dan Pembahasan
1365 BW. Istilah wanprestasi hanya
Pengajuan Gugatan dan Kewajiban
dapat diterapkan pada suatu perjanjian.
Pembuktian
Berdasarkan Pasal 1340 BW, perjanjian Untuk membatalkan akta karena hanya berlaku atau mengikat kepada
akta notaris berisi keterangan atau pihak-pihak yang membuatnya, sedang-
perkataan yang tidak dikehendaki oleh kan pihak ketiga hanya terikat jika
penghadap dan menyatakan notaris harus memang dalam perjanjian tersebut
bertanggung gugat terhadap kerugian dimuat janji untuk kepentingan pihak
yang ditimbulkan akibat akta yang cacat ketiga (vide Pasal 1317 BW).
yuridis tersebut, maka pihak yang di- Undang-Undang Nomor 2 Tahun
rugikan harus mengajukan gugatan ke 2014 tentang Perubahan atas Undang-
pengadilan umum dan membuktikan Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang
dasar gugatannya tersebut. Gugatan ter- Jabatan Notaris (selanjutnya disebut
sebut dapat diajukan oleh pihak itu UUJN Perubahan), maupun ketentuan
sendiri atau wakilnya dan mendaftarkan Pasal 84 dan 85 Undang-Undang Nomor
surat gugatannya yang harus memenuhi
30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris peraturan bea materai (Pasal 121 ayat (4) (selanjutnya disebut UUJN), yang meng-
HIR, 145 ayat (4) Rbg, dan Undang- atur ketentuan sanksi tidak mengatur
Undang Bea Materai), disertai dengan mekanisme penjatuhan sanksi kepada
salinannya kepada kepaniteraan Peng- notaris, yang dapat berupa penggantian 4 adilan Negeri yang bersangkutan.
biaya, ganti rugi dan bunga. Demikian
pula mekanisme pembuktian yang harus
4 Di dalam praktik memang banyak surat gugatan
dilakukan untuk membatalkan suatu akta
atau permohonan yang diberi materai. Yang
notaris atau menyatakan akta yang diwajibkan untuk diberi materai adalah surat bukti
yang diajukan dalam perkara perdata sebagaimana
bersangkutan hanya mempunyai kekuatan
ditentukan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-
pembuktian sebagai akta di bawah
Undang Bea Materai, dan materai bukan merupakan salah satu syarat sahnya suatu
tangan.
perjanjian. Kwitansi yang diajukan sebagai alat bukti dalam perkara perdata, tetapi tidak
Perspektif Hukum, Vol. 16 No. 2 November 2016 : 154-174
Pengajuan gugatan kepada notaris biaya perkara yang meliputi biaya kantor ini adalah sesuai dengan Putusan Peng-
kepaniteraan (griffierechten), biaya pang- adilan Negeri Jakarta Barat Nomor
gilan dan pemberitahuan kepada para 102/Pdt/G/1986, tanggal 13 November
pihak. Bagi mereka yang tidak mampu, 1986, juncto Putusan Pengadilan Tinggi
dimungkinkan untuk beracara secara Daerah Khusus Ibukota Nomor 16/Pdt/
cuma-cuma, dengan mengajukan per- 1987, tanggal 21 Pebruari 1987 juncto
mohonan izin kepada Ketua Pengadilan Putusan Mahkamah Agung Republik
Negeri, yang harus disertai dengan surat Indonesia Nomor 2827/K/Pdt./1987,
keterangan tidak mampu (Pasal 238 ayat tanggal 24 Pebruari 1987. Maka gugatan
(2) HIR, 274 ayat (2) Rbg). Bagi peng- tersebut harus dapat dibuktikan bahwa
gugat yang tidak dapat menulis, gugatan akta dibuat dalam keadaan terpaksa,
dapat diajukan dengan secara lisan kekhilafan atau penipuan, jika tidak dapat
kepada Ketua Pengadilan Negeri yang dibuktikan maka gugatan seperti itu harus
bersangkutan (Pasal 120 HIR, 144 ayat ditolak, karena dalam hal ini semua
(1) Rbg).
prosedur untuk pembuatan akta telah Pada prinsipnya para pihaklah dilakukan oleh notaris. Jika secara
yang harus menghadap sendiri untuk materil isi akta tidak sesuai dengan
mengajukan gugatan, namun mereka keinginan penghadap, maka atas hal
dapat diwakili oleh seorang atau lebih tersebut dapat diajukan gugatan ke
kuasa. Kuasa ini dapat diberikan secara pengadilan, dengan kewajiban untuk
lisan, yaitu apabila yang bersangkutan membuktikan dalil gugatannya.
atau pemberi kuasa juga secara pribadi Notaris dalam menjalankan tugas-
hadir di persidangan (Pasal 123 ayat (1) nya tidak dapat memisahkan antara
HIR, 147 ayat (1) Rbg), atau para pihak menjalankan tugas sebagai pejabat umum
dapat memberikan kuasa kepada wakil- dan menjalankan tugas selaku profesi.
nya secara tertulis dengan surat kuasa Tugas utama notaris adalah membuat
khusus. Surat kuasa yang bersifat umum akta otentik, oleh karena itu notaris tidak
tidaklah mencukupi, sehingga secara dapat melepaskan diri sebagai pejabat
khusus harus dicantumkan pihak-pihak umum ketika membuat suatu akta. Oleh
yang bersengketa serta disebut secara sebab itu, pengajuan gugatan kepada 5 konkret pokok perselisihannya.
notaris harus ditujukan kepada kapasitas Demikian pula dalam hal per- keduanya, yaitu notaris sebagai pejabat
mohonan banding, harus dinyatakan umum maka wajib untuk bertanggung
dengan tegas dalam surat kuasa, bahwa gugat jabatan (official liability) dan
yang diberi kuasa berhak untuk notaris sebagai profesi maka wajib untuk
mengajukan banding, jika tidak per- bertanggung gugat secara profesi (pro-
mohonan banding tidak akan diterima. 6 fessional liability ).
Surat kuasa khusus ini dapat dibuat Pada saat memasukkan surat
secara otentik berupa akta yang dibuat gugatan, penggugat harus pula membayar
5 Sudikno Mertokusumo, 2010, Hukum Acara
bermaterai cukup, tidak sah sebagai alat bukti Perdata Indonesia , Yogyakarta: Universitas Atma (Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Jaya, hal. 141.
Nomor 983/Sip/1972, tanggal 28 Agustus 1975). 6 Ibid.
Ghansham Anand dan Agus Yudha Hernoko, Upaya Tuntutan Hak yang Dapat Dilakukan oleh Pihak……
oleh notaris atau panitera (Pasal 147 ayat karena penggugat menyadari kekeliruan- (3) Rbg), namun dapat pula dibuat secara
nya dalam mengajukan gugatan. di bawah tangan dan disahkan oleh
Apabila pencabutan dilakukan Pengadilan Negeri, Bupati atau Camat. 7 sebelum perkara diperiksa di dalam per-
Surat kuasa khusus tidak diperlukan bagi sidangan atau sebelum tergugat memberi pegawai negeri yang bertindak selaku
jawaban terhadap gugatan, maka tergugat wakil pemerintah di muka pengadilan
secara resmi belum mengetahui akan (Pasal 123 ayat (2) HIR, 147 ayat (2)
adanya gugatan tersebut, yang berarti Rbg), dan sekalipun sudah ada surat
secara resmi belum terserang kepentingan kuasa, tetapi pengadilan dapat memanggil
tergugat, maka dalam hal ini tidak perlu para pihak yang diwakili untuk meng-
adanya persetujuan dari pihak tergugat hadap di persidangan (Pasal 123 ayat (3)
(Pasal 271 Rv). Sedangkan apabila pen- HIR, 147 ayat (4) Rbg).
cabutan gugatan terjadi setelah tergugat Setelah penggugat memasukkan
memberi jawaban atas gugatan peng- gugatannya dalam daftar pada kepanitera-
gugat, kecuali bahwa secara resmi an Pengadilan Negeri, maka Ketua
tergugat diserang kepentingannya, ke- Pengadilan Negeri akan menetapkan
mungkinan besar sekali bahwa tergugat majelis hakim yang akan memeriksa dan
telah mengeluarkan biaya yang tidak mengadili perkara yang bersangkutan.
sedikit untuk menanggapi gugatan peng- Maka hakim yang bersangkutan dengan
gugat, selain itu nama baiknya juga telah surat penetapan akan menentukan hari
tersinggung, maka mungkin baginya sidang perkara tersebut dan memanggil
lebih baik apabila perkara tetap dilanjut- para pihak yang berperkara agar meng-
kan. Oleh karena kemungkinan timbul hadap di Pengadilan Negeri pada hari
pertentangan kepentingan antara peng- sidang yang telah ditetapkan dengan
gugat dan tergugat, maka untuk pen- membawa saksi-saksi serta bukti-bukti
cabutan gugatan sesudah tergugat mem- yang diperlukan (Pasal 121 ayat (1) HIR,
beri jawabannya perlu dimintakan per-
145 ayat (1) Rbg). 9 setujuan dari tergugat. Seseorang yang mengajukan gu-
Pada hari sidang yang telah di- gatan bermaksud untuk menuntut haknya,
tetapkan kedua belah pihak hadir, maka sehingga bila tergugat telah memenuhi
hakim harus berusaha untuk mendamai- tuntutan penggugat sebelum perkara
kan mereka (Pasal 130 HIR, 154 Rbg). diputus oleh hakim, maka tidak ada
Pada saat inilah hakim dapat berperan alasan lagi untuk melanjutkan tuntutan-
aktif sebagaimana dikehendaki oleh HIR. nya kepada tergugat, oleh karena itu,
Untuk keperluan perdamaian itu sidang penggugat sepenuhnya berhak untuk
lalu diundur untuk memberi kesempatan mencabut gugatannya. Kemungkinan lain
untuk mengadakan perdamaian. Pada sebagai alasan pencabutan gugatan ialah
sidang berikutnya, apabila telah tercapai perdamaian, disampaikanlah kepada hakim di persidangan, yang lazimnya
berupa surat perjanjian di bawah tangan 7
Ibid.
yang ditulis di atas kertas bermaterai.
Lihat juga Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1/1974, tanggal 2 Mei 1974. 9 Sudikno Mertokusumo, Op. Cit., hal. 145.
Perspektif Hukum, Vol. 16 No. 2 November 2016 : 154-174
Berdasarkan adanya perdamaian pertanggungjawabkan pemeriksaan yang antara kedua belah pihak itu, maka hakim
fair serta tidak memihak kepada salah menjatuhkan putusannya (acte van
satu pihak atau masyarakat. Pemeriksaan vergelijk ), yang isinya menghukum kedua
harus berlangsung dengan hadirnya belah pihak untuk memenuhi isi per-
kedua belah pihak, kalau salah satu pihak damaian yang telah dibuat antara
tidak hadir, maka pemeriksaan perkara mereka. 10 Adapun kekuatan putusan per-
tidak boleh dilakukan, maka sidang harus damaian ini sama dengan putusan biasa
ditunda, sebab kedua belah pihak harus dan dapat dilaksanakan seperti putusan-
didengarkan dan diperlakukan yang putusan lainnya, hanya dalam hal ini
sama.
banding tidak dapat dimungkinkan. Atas gugatan penggugat, tergugat Usaha perdamaian ini terbuka sepanjang
diberi kesempatan untuk memberi pemeriksaan di persidangan.
jawabannya dimuka persidangan, baik Pada tanggal 11 September 2003
secara lisan maupun tertulis. Apabila Mahkamah Agung mengeluarkan Surat
proses terjadi secara tertulis, maka ter- Edaran Nomor 2 Tahun 2003 tentang
hadap jawaban tergugat, penggugat diberi Prosedur Mediasi di Pengadilan, dengan
kesempatan untuk memberikan tang- mencabut SEMA Nomor 1 Tahun 2002
gapannya yang disebut replik. Dan tentang Pemberdayaan Pengadilan Ting-
terhadap replik penggugat, tergugat dapat kat Pertama Menerapkan Lembaga
memberikan tanggapannya yang disebut Damai ex Pasal 130 HIR/154 Rbg, karena
duplik. Dan apabila jawab menjawab rupa-rupanya SEMA Nomor 1 Tahun
antara penggugat dan tergugat telah 2002 tersebut kurang efektif. 11 Isi pokok
diketahui apa yang menjadi pokok seng- SEMA Nomor 2 Tahun 2003 tersebut
keta, maka jawab menjawab dianggap ialah bahwa semua perkara perdata wajib
cukup dan dinyatakan selesai oleh hakim untuk diselesaikan terlebih dahulu me-
dan akan dilanjutkan dengan agenda lalui perdamaian dengan bantuan me-
persidangan pembuktian. diator. Ketentuan mengenai prosedur
Untuk dapat mengkonstatir suatu mediasi di Pengadilan kemudian diper-
peristiwa, maka peristiwa tersebut harus baharui melalui Peraturan Mahkamah
dibuktikan kebenarannya. Pasal 163 HIR, Agung Nomor 1 Tahun 2008 tentang
283 Rbg dan 1865 BW telah jelas, bahwa Prosedur Mediasi di Pengadilan.
siapa yang mengaku mempunyai hak Pada hari sidang yang telah di-
harus membuktikannya. Dalam acara tetapkan, hakim ketua majelis sidang
perdata, kebenaran yang harus ditemukan yang didampingi oleh panitera membuka
oleh hakim adalah kebenaran formil, sidang dan menyatakan sidang terbuka
yang berbeda dengan acara pidana, untuk umum. Ini berarti bahwa setiap
dimana hakim mencari kebenaran orang boleh menyaksikan dan men-
materiil. Namun tidak berarti bahwa dengarkan jalannya persidangan, yang
dalam acara perdata hakim mencari ke- secara formal dapat mengadakan kontrol,
benaran yang palsu.
dan dengan demikian hakim dapat mem- Mencari dan menemukan kebe- naran formil berarti bahwa hakim tidak
10 Ibid., hal. 154.
boleh melampaui batas-batas yang di-
11 Ibid.
Ghansham Anand dan Agus Yudha Hernoko, Upaya Tuntutan Hak yang Dapat Dilakukan oleh Pihak……
ajukan oleh pihak yang berperkara, jadi hukum, misalnya apabila hakim me- tidak melihat kepada bobot atau isi, akan
ngabulkan tuntutan penggugat. Pe- tetapi kepada luasnya pemeriksaan oleh
ngabulan ini mengandung arti bahwa hakim. 12 Pasal 178 ayat (3) HIR, 189 ayat
hakim menarik kesimpulan tentang apa (3) Rbg, 50 ayat (3) Rv, melarang hakim
yang dikemukakan oleh penggugat dan untuk menjatuhkan putusan atas perkara
tergugat adalah benar. Singkatnya, pem- yang tidak dituntut, atau mengabulkan
buktian adalah memperkuat kesimpulan lebih dari yang dituntut.
hakim dengan syarat-syarat bukti yang Hakim bertugas untuk mencari
sah. Dalam arti terbatas, pembuktian kebenaran dan menetapkan atau meng-
hanya diperlukan apabila apa yang konstatir suatu peristiwa. Peristiwa itu
dikemukakan oleh penggugat itu dibantah ditetapkan atau dikonstatir oleh hakim
oleh tergugat, sedangkan apa yang tidak setelah dianggapnya benar. Para pihak
dibantah tidak perlu dibuktikan. Dalam yang berkepentingan yaitu penggugat dan
arti terbatas inilah bahan pembuktian tergugat, wajib untuk membuktikan
dipersoalkan.
peristiwa yang disengketakan sebagai- 16 Menurut Sudikno Mertokusumo , mana ditentukan dalam Pasal 163 HIR,
pembuktian mempunyai beberapa pe- 283 Rbg, dan 1865 BW.
ngertian, yaitu arti logis, konvensional Menurut R. Subekti 13 pembuktian
dan yuridis. Maksud dari beberapa istilah adalah usaha menyakinkan hakim tentang
tersebut adalah:
kebenaran dalil atau dalil-dalil yang
a. Membuktikan dalam arti logis ialah dikemukakan dalam suatu persengketaan.
memberikan kepastian yang bersifat Dengan demikian, maka tampaklah
mutlak, karena berlaku bagi setiap bahwa pembuktian itu hanyalah diperlu-
orang dan tidak memungkinkan ada- kan dalam persengketaan atau perkara di
nya bukti lawan.
muka hakim atau pengadilan. Senada
b. Dalam arti konvensional, pembuktian dengan R. Subekti, Adami Chazawi 14 berarti memberikan kepastian yang
mengartikan pembuktian sebagai proses bersifat nisbi atau relatif dengan kegiatan untuk membuktikan sesuatu atau
tingkatan sebagai berikut: menyatakan tentang kebenaran suatu
1) Kepastian yang didasarkan atas peristiwa.
perasaan belaka. Oleh karena itu, Menurut R. Supomo 15 , pembukti-
kepastian ini bersifat intuitif an mempunyai 2 (dua) arti, yaitu arti luas
(conviction intime); dan arti yang terbatas. Pembuktian dalam
2) Kepastian yang didasarkan atas arti luas ialah membenarkan hubungan
pertimbangan akal, maka disebut conviction raissonce .
c. Dalam perspektif yuridis, mem-
12 Ibid., hal. 192.
13 R. Subekti, 1983, Hukum Pembuktian, Jakarta:
buktikan berarti memberi dasar-dasar
Pradnya Paramita, hal. 4. (Selanjutnya disebut R.
yang cukup kepada hakim yang
Subekti I). 14 Adami Chazawi, 2003, Hukum Pidana Materiil
memeriksa perkara yang bersang-
dan Formil Korupsi di Indonesia , Malang:
kutan guna memberi kepastian
Bayumedia Publishing, hal. 14. 15 R. Supomo, 1978, Hukum Acara Perdata
Pengadilan Negeri , Jakarta: Pradnya Paramita, hal. 53. 16 Sudikno Mertokusumo, Op. Cit., hal. 185-188.
Perspektif Hukum, Vol. 16 No. 2 November 2016 : 154-174
tentang kebenaran peristiwa yang Dengan demikian sepanjang diajukan.
undang-undang tidak mengatur sebalik- Pembuktian secara yuridis ini
nya, maka hakim bebas untuk menilai hanya berlaku bagi pihak yang berperkara
suatu pembuktian. Jadi yang berwenang atau yang memperoleh hak dari mereka.
menilai pembuktian, yang tidak lain Dengan demikian, pembuktian dalam arti
menilai suatu kenyataan dari peristiwa, ini tidak menuju kepada kebenaran
adalah hakim, dan hanyalah judex facti mutlak karena ada kemungkinan bahwa
saja, sehingga Mahkamah Agung tidak pengakuan, kesaksian atau bukti tertulis
dapat mempertimbangkan judex facti tidak benar atau dipalsukan, maka dalam
dalam pemeriksaan tingkat kasasi. hal ini dimungkinkan adanya bukti
menilai pembuktian, lawan.
Dalam
hakim dapat bertindak bebas atau terikat Dari beberapa pengertian di atas,
oleh undang-undang, maka timbullah per- maka dapat diketahui bahwa pembuktian
tanyaan, sampai berapa jauhkan hukum adalah suatu proses dengan memperguna-
positif boleh mengikat hakim atau para kan alat-alat bukti dalam persidangan di
pihak dalam pembuktian peristiwa di pengadilan sesuai hukum acara yang
dalam sidang? Tentang hal ini ada 3 berlaku, sehingga mampu menyakinkan 17 (tiga) teori:
hakim terhadap dalil-dalil yang menjadi
1. Teori pembuktian bebas dasar gugatan atau dalil-dalil yang diper-
Teori ini tidak menghendaki adanya gunakan untuk menyanggah tentang ke-
ketentuan-ketentuan yang mengikat benaran dalil-dalil yang dikemukakan
hakim, sehingga penilaian pembukti- oleh pihak lawan.
an sedapat mungkin diserahkan ke- Dalam suatu peristiwa yang di-
padanya.
sengketakan, para pihak mempunyai
2. Teori pembuktian negatif kewajiban
Menurut teori ini, harus ada ke- dengan mengajukan alat-alat bukti,
untuk
membuktikannya
tentuan-ketentuan yang mengikat, namun pembuktian itu harus dinilai, dan
yang bersifat negatif, yaitu bahwa undang-undang memberikan kewenangan
ketentuan ini harus membatasi pada dan kebebasan untuk melakukan penilai-
larangan kepada hakim untuk me- an atas alat bukti yang diajukan oleh para
lakukan sesuatu yang berhubungan pihak yang bersengketa. Terhadap akta
dengan pembuktian. Jadi hakim di notaris yang merupakan alat bukti tertulis
sini dilarang dengan pengecualian dan bersifat otentik, hakim terikat dalam
(Pasal 169 HIR, 306 Rbg, 1905 BW). penilaiannya (Pasal 165 HIR, 285 Rbg,
3. Teori pembuktian positif 1870 BW), bahwa akta otentik mem-
Di samping adanya larangan, teori ini punyai pembuktian yang sempurna atas
menghendaki adanya perintah kepada apa yang dimuat di dalamnya. Sebaliknya
hakim. Di sini hakim diwajibkan, hakim tidak wajib mempercayai ke-
tetapi dengan syarat (Pasal 165 HIR, terangan seorang saksi, yang berarti
285 HIR, 1870 BW). hakim bebas untuk menilai kesaksian
Pembuktian dilakukan oleh para (Pasal 172 HIR, 309 Rbg, 1908 BW).
pihak dan hukan oleh hakim. Hakimlah
17 Ibid., hal. 194-195.
Ghansham Anand dan Agus Yudha Hernoko, Upaya Tuntutan Hak yang Dapat Dilakukan oleh Pihak……
yang memerintahkan kepada para pihak kan pidana jika mendapatkan untuk mengajukan alat-alat bukti atas
keyakinan dengan alat bukti yang gugatannya. Hakimlah yang membebani
sah bahwa telah terjadi perbuatan para
yang dilakukan oleh terdakwa. (bewijslast, burden of proof). Atas pem-
pihak dengan
pembuktian
Teori dianut oleh Pasal 294 ayat bagian beban pembuktian tercantum
(1) HIR yang menyebutkan ke- dalam Pasal 163 HIR, 283 Rbg, dan 1865
harusan adanya keyakinan hakim BW.
dan keyakinan tersebut didasarkan Pasal 163 HIR, 283 Rbg, dan
pada alat-alat bukti yang sah. 1865 BW, menentukan:
2. Teori positif
Barang siapa yang mengaku Teori mengatakan bahwa hakim mempunyai hak atau mendasar-
hanya boleh menentukan kesa- kan pada suatu peristiwa untuk
lahan terdakwa jika terdapat bukti menguatkan haknya itu atau untuk
minimum yang diatur oleh menyangkut hak orang lain, harus
membuktikan adanya hak atau undang-undang. Hakim diwajib- peristiwa itu.
kan memutus bersalah atas ter- dakwa apabila terdapat bukti-
Ini berarti bahwa kedua belah bukti yang dimaksud oleh pihak, baik penggugat dan tergugat dapat
undang-undang. Singkatnya tidak dibebani beban pembuktian, terutama
ada bukti, tidak dihukum, ada penggugat wajib membuktikan peristiwa
bukti harus dihukum. yang diajukannya, sedang tergugat ber-
Teori ini dianut oleh KUHAP, kewajiban untuk membuktian bantahan-
yakni pada Pasal 183 yang nya.
menyebutkan: Membuktikan itu tidak selalu
Hakim tidak boleh menjatuhkan mudah, kita tidak selalu dapat membukti-
pidana kepada seseorang kecuali kan kebenaran suatu peristiwa. Terutama
diperoleh sekurang- untuk hal yang negatif karena pada
apabila
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
umumnya tidak mungkin (negative non suatu tindak pidana benar-benar
sunt probanda ), seperti membuktikan terjadi dan bahwa terdakwalah tidak berutang, tidak menerima uang.
yang bersalah melakukannya. Berikut akan diuraikan beberapa
teori pembuktian, diantaranya:
3. Teori bebas
a. Teori tradisional Teori ini tidak mengikat hakim Menurut B. de Bosch Kemnper, ada
kepada aturan hukum. Inti dari beberapa teori pembuktian tradi-
teori ini adalah hakim dapat me- sional, yaitu: 18 mutus bersalah atas terdakwa
1. Teori negatif berdasarkan keyakinannya yang Teori ini menegaskan bahwa
didasarkan pada alasan-alasan hakim diperbolehkan menjatuh-
yang dapat dimengerti dan di- benarkan
oleh pengalaman-
18 B. de Bosch Kemnper dalam R. Tresna, 1985,
pengalaman. Teori ini tidak dianut
Komentar atas Reglemen Hukum Acara di Dalam Pemeriksaan di Muka Pengadilan Negeri ,
oleh sistem HIR maupun sistem
Bandung: Sumur, hal. 242.
KUHAP.
Perspektif Hukum, Vol. 16 No. 2 November 2016 : 154-174
b. Teori modern mempergunakan alat bukti yang Teori ini dikualifikasikan menjadi
sudah ditentukan oleh undang- beberapa bentuk, yaitu:
undang meskipun hakim ber-
1. Teori pembuktian
keyakinan lain. Menurut D. keyakinan belaka (bloot gemoede-
dengan
Simon, sistem positief wettelijke lijke overtuiging atau conviction
di benua Eropa dipakai pada intime .
waktu berlakunya hukum acara Menurut teori ini hakim boleh
pidana yang bersifat inquisitor. mendasarkan suatu keadaan dan
Peraturan tersebut dianggap mem- boleh memutuskan berdasarkan
perlakukan terdakwa sebatas suatu keadaan dan boleh me-
sebagai objek pemeriksaan dan mutuskan berdasarkan keyakinan- 21 hakim sebagai pelengkap saja.
nya belaka dengan tidak terkait Sehingga kelemahan dari teori ini oleh suatu peraturan. Dengan kata
adalah tidak memberikan keper- lain hakim boleh menyatakan
cayaan terhadap hakim yang hal suatu keadaan telah dianggap ter-
ini bertentangan dengan prinsip bukti dengan hanya berdasarkan
hukum acara pidana bahwa perasaan. 19 putusan harus didasarkan atas ke-
Kelemahan sistem pembuktian ini benaran yang diyakini. adalah terlalu memberikan ke-
pembuktian menurut kuasaan dan kepercayaan yang
3. Teori
undang-undang secara negatif besar kepada hakim sehingga sulit
wettelijke bewijs- untuk melakukan kontrol. Peng-
(negatief
theorie ).
gunaan sistem ini di peradilan Juri Pembuktian menurut teori ini Perancis mengakibatkan banyak
menghendaki alasan yang disebut- putusan bebas yang tidak realistis
kan oleh undang-undang sebagai dan logis. 20 alat bukti, serta tidak diperboleh-
2. Teori pembuktian
kan mempergunakan alat bukti undang-undang secara positif
menurut
lain yang tidak diatur oleh (positief wettelijke bewijstheorie).
undang-undang. Dalam memper- Dalam teori ini, undang-undang
gunakan alat bukti tersebut, hakim menentukan ragam alat bukti
harus mengacu pada undang- yang dapat dipakai oleh hakim,
undang.
bagaimana cara hakim memper- Istilah negatif dalam teori ini gunakan alat bukti serta kekuatan
berarti belum cukup bagi hakim dari masing-masing alat bukti.
dalam memutus perkara hanya Keadaan dianggap terbukti apa-
berdasarkan undang-undang me- bila sudah dibuktikan dengan
lainkan juga berdasarkan ke- yakinan hakim atas suatu ke-
19 Wirjono Prodjodikoro, 1982, Hukum Acara Pidana di Indonesia , Bandung: Sumur, hal. 71.
(Selanjutnya disebut Wirjono Prodjodikoro I).
dikutip oleh Martiman 20 A. Minkenhof dikutip oleh Andi Hamzah, Prodjohamidjojo, 2001, Penerapan Pembuktian
21 D. Simon
1985, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Terbalik dalam Delik UU No. 31 Tahun 1999 , Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 241.
Jakarta: Mandar Maju, hal. 103.
Ghansham Anand dan Agus Yudha Hernoko, Upaya Tuntutan Hak yang Dapat Dilakukan oleh Pihak……
benaran. Teori ini dianut oleh pada saat pembuktian. Sedangkan HIR Pasal 294 ayat (1) dan juga
kata-kata alat bukti yang sah Hukum Acara Pidana Belanda (Sv
memberikan pengertian bahwa Ned). Menurut Pasal 294 HIR,
hanya alat-alat bukti yang diatur pekerjaan hakim dalam beracara
oleh undang-undang yang dapat pidana adalah meneliti apakah
ditetapkan sebagai alat bukti bukti yang disyaratkan oleh
dalam proses pembuktian pada undang-undang telah terpenuhi.
semua bentuk tindak pidana. Apabila sudah dicukupi, maka
pembuktian terbalik dengan mempergunakan keya-
6. Teori
(omkeering van het bewijs kinannya, hakim akan memutus
theorie ).
keadaan tersebut telah terbukti Terdapat berbagai macam sistem atau tidak.
pembuktian terbalik, diantaranya;
4. Teori keyakinan atas alasan logis sistem pembuktian terbalik ter- (berenedeerde vertuging atau
batas atau berimbang berdasarkan conviction raisonnee )
asas praduga tak bersalah (pre- Menurut teori ini hakim menye-
sumption of innocence ) dan pem- butkan alasan dalam mengambil
buktian terbalik berdasarkan asas keputusan tidak terlihat pada pe-
praduga bersalah (presumption of nyebutan alat bukti dan peng-
fault ) yang membebankan pem- gunaan alat bukti sesuai yang
buktian secara penuh kepada ter- diatur oleh undang-undang, me-
dakwa dan tergugat atau pem- lainkan hakim bebas memper-
buktian terbalik murni. gunakan alat bukti lain asal di-
Dalam
penjelasan Undang- dasarkan pada alasan yang logis. 22 Undang Nomor 31 Tahun 1999
5. Teori pembuktian negatif menurut juncto Undang-Undang Nomor 20 undang-undang (negatief wette-
Tahun 2001, Lembaran Negara lijke overtuiging ).
Republik Indonesia Tahun 2001 Baik KUHAP dan HIR menganut
Nomor 134, Tambahan Lembaran teori ini. Hal ini tercantum dalam
Negara Republik Indonesia Tahun Pasal 183 KUHAP, yang me-
2001 Nomor 4150 tentang nyebutkan:
Perubahan Atas Undang-Undang Hakim tidak boleh menjatuhkan
Nomor 31 Tahun 1999 tentang pidana kepada seseorang, kecuali
Pemberantasan Tindak Pidana apabila
Korupsi, yang dimaksud pem- dengan dua alat bukti yang sah ia
sekurang-kurangnya
buktian terbalik terbatas atau memperoleh keyakinan bahwa berimbang adalah terdakwa mem-
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah
punyai hak untuk membuktikan yang bersalah melakukannya.
bahwa ia tidak melakukan tindak Dari ketentuan tersebut mem-
pidana korupsi dan wajib mem- berikan batasan pada alat bukti
berikan keterangan tentang se- minimum yang harus diajukan
luruh harta bendanya dan harta benda isterinya atau suami, anak
22 Wirjono Prodjodikoro I, Op. Cit., hal. 72-73.
Perspektif Hukum, Vol. 16 No. 2 November 2016 : 154-174
dan harta benda setiap orang atau hadap yang bersangkutan telah terlin- korporasi yang diduga mem-
dungi dengan akta tersebut. Dengan punyai hubungan dengan perkara
hubungan hukum seperti itu, maka perlu yang bersangkutan dan penuntut
ditentukan kedudukan hubungan tersebut umum tetap berkewajiban untuk
yang merupakan awal dari tanggung membuktikan dakwaannya.
gugat notaris.
Berdasarkan uraian tersebut di Agar dapat menentukan hubungan atas, maka dapat diketahui bahwa
hukum seperti di atas, perlu ditentukan pembuktian terbalik adalah suatu
tanggung gugat notaris apakah dapat proses dengan mempergunakan
berlandaskan kepada wanprestasi atau alat-alat bukti dalam persidangan
perbuatan melanggar hukum (onrecht- yang diwajibkan kepada ter-
matige daad ) atau mewakili orang lain dakwa/tergugat, sehingga mampu
tanpa kuasa (zaakwaarneming) atau menyakinkan hakim terhadap
pemberian kuasa (lastgeving), perjanjian dalil-dalil yang menjadi dasar
untuk melakukan pekerjaan tertentu atau gugatan atau dalil-dalil yang di-
pun persetujuan perburuhan. pergunakan untuk menyanggah
Buku III BW tentang Perikatan tentang kebenaran dalil-dalil yang
(van Verbintenis) tidak memberikan telah dikemukakan oleh penuntut
defenisi tentang apa yang dimaksud umum/penggugat.
dengan perikatan itu. Namun justru pembuktian terbalik adalah pem-
Singkatnya
diawali dengan Pasal 1233 BW mengenai buktian yang dibebankan kepada
sumber perikatan, yaitu perjanjian atau terdakwa/tergugat.
kontrak dan undang-undang. Sebagimana telah dijelaskan, bahwa suatu perikatan
Tanggung Gugat Notaris
dapat dilahirkan dari undang-undang atau Untuk menentukan batas tang-
perjanjian. Perikatan-perikatan yang lahir gung gugat notaris, terlebih dahulu akan
dari undang-undang dapat dibagi lagi atas ditentukan bentuk hubungan hukum
2 (dua) yaitu: 1) yang lahir dari undang- antara notaris dengan penghadap (klien).
undang saja dan 2) yang lahir dari Ketika penghadap datang ke notaris agar
karena perbuatan tindakan atau perbuatannya dituangkan
undang-undang
seorang, sedangkan perbuatan orang ini atau diformulasikan ke dalam akta notaris
dapat berupa perbuatan yang diperboleh- sesuai dengan kewenangan notaris, dan
kan atau yang melanggar hukum kemudian notaris akan membuatkan akta 23 (onrechmatig). Maksud dari perikatan-
atas permintaan atau keinginan para perikatan yang lahir dari undang-undang penghadap tersebut maka dengan
saja ialah perikatan-perikatan yang demikian akan memberikan landasan
ditimbulkan oleh perhubungan keluarga kepada notaris dan penghadap telah
yang terdapat dalam Buku I BW, terjadinya suatu hubungan hukum, oleh
misalnya kewajiban seorang anak yang karena itu notaris harus menjamin bahwa akta yang dibuat tersebut telah sesuai
23 dengan ketentuan hukum yang telah Periksa R. Subekti, 1979, Pokok-Pokok Hukum
Perdata , Cetakan
keempat belas, Jakarta:
ditentukan, sehingga kepentingan peng-
Intermasa, hal. 109. (Selanjutnya disebut R. Subekti II).
Ghansham Anand dan Agus Yudha Hernoko, Upaya Tuntutan Hak yang Dapat Dilakukan oleh Pihak……
mampu untuk memberikan nafkah daad dalam putusannya yang sangat kepada orang tuanya yang berada dalam
terkenal yaitu putusan tanggal 31 Januari kemiskinan. 24 1919, dimana dalam putusan tersebut
Perikatan yang lahir dari undang- dinyatakan sebagai onrechmatig, tidak undang karena suatu perbuatan yang
saja perbuatan yang melanggar hukum diperbolehkan adalah ditimbulkan jika
atau hak orang lain, tetapi juga setiap seseorang melakukan suatu “pembayaran
perbuatan yang berlawanan dengan yang tidak diwajibkan” (Pasal 1359 yang
“kepatutan yang harus diindahkan dalam ke 1 BW). Perbuatan demikian mener-
pergaulan masyarakat terhadap pribadi bitkan suatu perikatan, yaitu memberikan 27 atau benda orang lain”.
hak kepada orang yang telah membayar Selanjutnya menurut Pasal 1367 itu untuk menuntut kembali apa yang
BW, seseorang juga harus bertanggung telah dibayarkan dan meletakkan ke-
wajiban disebelah lain untuk mengemba-
27 Peristiwa yang terjadi pada waktu itu antara dua
likan pembayaran-pembayaran itu. 25 Per-
kantor percetakan buku, yang satu pemiliknya
ikatan yang lahir dari undang-undang bernama Samuel Cohen dan yang lainnya
pemiliknya bernama Max Lindenbaum. Bahwa
karena perbuatan yang diperbolehkan ini
terdapat tindakan-tindakan dari Cohen yang
dinamakan Zaakwaarneming (Pasal 1354
menetapkan siasat agar orang-orang lebih suka pergi ke kantornya dari pada ke kantor
BW).
Lindenbaum. Kemudian tindakan Cohen ini
Perikatan yang yang lahir dari
diketahui oleh Lindenbaum, yang merasa
undang-undang karena perbuatan sese- dirugikan oleh tindakan Cohen, dan maka dari itu
menggugat
Cohen
di pengadilan, yaitu
orang yang melanggar hukum diatur
Arrondissementrechtbank di Amsterdam, dengan
dalam Pasal 1365 BW. Pasal ini
alasan bahwa tindakan Cohen itu adalah suatu
menetapkan bahwa setiap perbuatan yang perbuatan melanggar hukum dari Pasal 1401 BW
Belanda (sama dengan Pasal 1365 BW Indonesia)
melanggar hukum (onrechmatige daad)
dan meminta ganti kerugian. Dalam pemeriksaan
mewajibkan orang yang melakukan per-
perkara pada tingkat pertama Cohen dikalahkan namun dalam pemeriksaan perkara tingkat
buatan itu, jika karena kesalahannya telah
banding
Gerechtschof di Amsterdam,
menimbulkan kerugian, untuk membayar
Lindenbaum
dikalahkan, berdasarkan atas
kerugian itu. yurisprudensi yang ada, bahwa tindakan Cohen
tidak
dianggap
sebagai suatu perbuatan
Mula-mula para ahli hukum,
melanggar hukum, oleh karena tidak dapat
begitu pula bagi hakim, menganggap
ditunjuk suatu pasal dari undang-undang yang telah dilanggar oleh Cohen. Lindenbaum akhirnya
bahwa perbuatan melanggar hukum
mengajukan kasasi dan pada akhirnya Hoge raad
hanyalah perbuatan-perbuatan yang me-
memenangkan Lindenbaum, dengan menyatakan
langgar undang-undang atau sesuatu hak
bahwa dalam pengertian onrechtmatige daad dari Pasal 1401 BW Belanda itu, termasuk suatu
(subjectief recht ), lama kelamaan
perbuatan, yang melanggar suatu hak hukum
pendapat demikian itu dirasakan sangat
orang lain, atau yang bertentangan dengan
26 tidak memuaskan. kewajiban hukum si pembuat, atau bertentangan Dan pada suatu hari
dengan kesusilaan (geode zeden) atau dengan
Hoge Raad telah meninggalkan penaf-
suatu keputusan dalam masyarakat perihal
siran yang sempit itu dengan memberikan
memperhatikan kepentingan orang lain (indruist tegen
de zorgvuldigheid, welke in het
pengertian baru tentang onrechmaige
maatschappelijk verkeer betaamt ten aanzien van anders person of goed ). Wirjono Prodjodikoro,
2000, Perbuatan Melanggar Hukum dipandang 24
Ibid ., hal. 110.
dari Sudut Hukum Perdata , Bandung: Mandar Ibid .
Maju, hal. 9-11. (Selanjutnya disebut Wirjono 26 Ibid ., hal. 111.
Prodjodikoro II)
Perspektif Hukum, Vol. 16 No. 2 November 2016 : 154-174
gugat tentang perbuatan-perbuatan orang pengertian: suatu hubungan hukum lain yang berada dalam pengawasannya
kekayaan/harta benda antara dua orang atau yang bekerja kepadanya. Lazimnya
atau lebih, yang memberi kekuatan hak pasal ini diartikan terbatas, bahwa
pada satu pihak untuk memperoleh seseorang harus bertanggung gugat untuk
prestasi dan sekaligus mewajibkan pada perbuatan orang lain dalam hal-hal yang 29 pihak lain untuk menunaikan prestasi.
disebutkan dalam pasal tersebut saja, Sedangkan Defi nisi “perikatan” menurut yaitu: 30 doktrin (para ahli) adalah:
a. Orang tua dan wali terhadap anak “Hubungan hukum dalam bidang yang belum dewasa yang tinggal pada
harta kekayaan di antara dua mereka dan terhadap siapa mereka
orang (atau lebih), di mana pihak melakukan kekuasaan orang tua atau
yang satu (debitor) wajib melaku- kan suatu prestasi, sedangkan
perwalian; pihak yang lain (kreditor) berhak
b. Majikan terhadap buruhnya dalam atas prestasi itu”. melakukan pekerjaan untuk mana
buruh ini dipekerjakannya;
Berdasarkan
pendapat serta
c. Guru sekolah dan kepala tukang ber- rumusan para ahli, terdapat empat unsur
tanggung gugat atas kerugian yang
perikatan, yaitu: 31
diterbitkan oleh murid-murid dan
a. Hubungan hukum, artinya perikatan tukang-tukang mereka selama orang-
yang dimaksud di sini adalah bentuk orang ini berada di bawah peng-
hubungan hukum yang menimbulkan awasan mereka.
akibat hukum;
b. Bersifat harta kekayaan, artinya maksud dalam Pasal 1367 BW ini tidak
Namun tanggung gugat sebagaimana di-
sesuai dengan tempat pengaturan dapat dipertanggung gugatkan kepada
perikatan di Buku III BW yang ter- orang-orang tua, wali-wali, guru-guru
masuk dalam sistematika Hubungan sekolah dan kepala-kepala tukang itu,
Harta Kekayaan (vermogensrecht), bila mereka dapat membuktikan bahwa
maka hubungan yang terjalin antar- mereka tidak dapat mencegah perbuatan
para pihak tersebut berorientasi pada untuk mana mereka seharusnya ber-
harta kekayaan;
tanggung gugat itu.
c. Para pihak, artinya dalam hubungan Selain suatu perikatan timbul
hukum tersebut melibatkan pihak- karena undang-undang, perjanjian juga
pihak sebagai subjek hukum; merupakan sebab lain timbulnya per-
d. Prestasi, artinya hubungan tersebut ikatan. Perjanjian atau kontrak me-
kewajiban-kewajiban rupakan salah satu dari dua dasar hukum
melahirkan
(prestasi) kepada para pihaknya yang ada selain dari undang-undang yang
(prestasi-kontra prestasi), yang pada dapat menimbulkan perikatan. 28 Per-