Efek Buruk Akibat Kekurangan Zat Besi Mu
Efek Buruk Akibat Kekurangan Zat Besi Mungkin kita sering mendengar betapa
pentingnya zat besi bagi tubuh kita, biasanya hal ini dikaitkan dengan komponen sel darah
merah. Dimana akibat kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi dengan
segala gejala yang ditimbulkannya mulai dari lemah, lesu, pusing dan lain-lain. Zat besi
merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena zat besi menjadi
bagian dari banyak hhal dalam tubuh kita.
Sebagai contoh zat besi sebagai bagian dari hemoglobin sel darah merah yang membawa
oksigen ke sel-sel tubuh. Sehingga kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Zat besi
juga menjadi bagian daari enzim-enzim dalam tubuh yang membantu mencerna makanan dan
reaksi-reaksi penting lainnya dalam tubuh kita, sehingga kekurangan zat besi (defisiensi besi)
akan banyak efek buruknya bagi tubuh kita. Kenapa kekurangan zat besi harus diwaspadai? Apa
akibat buruknya? Efek nyata yang mudah untuk dideteksi akibat kekurangan zat besi adalah
anemia, atau dikenal dengan istilah anemia defisiensi besi. Anemia ini mewakili kondisi tubuh
lainnya, karena tnada dan gejala lain defisiensi besi mungkin sulit terlihat. Lebih lengkap berikut
akibat kekurangan zat besi: Kekurangan zat besi menghambat fungsi motorik normal pada bayi
(aktifitas dan gerak tubuh) dan fungsi kecerdasan. Anemia karena kekurangan zat besi (Iron
deficiency anemia) selama kehamilan dapat meningkatkan risiko bayi premature dan berat lahir
rendah (BBLR). Pada orang dewasa kekurangan zat besi membuat cepat lelah menurunkan
tenaga dan produktifitas kerja. Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat menurunkan daya ingat
(memory), fungsi mental dan kecerdasan. Siapakah yang paling berisiko atau rentan kekurangan
zat besi? Anak-anak dan wanita hamil berada pada risiko tinggi kekurangan zat besi karena
pertumbuhan yang pesat sedangkan kebutuhan zat besi yang lebih tinggi. Bayi berat lahir rendah
dan bayi prematur Gadis remaja dan wanita usia subur juga beresiko karena menstruasi. Anakanak yang memiliki kebutuhan kesehatan khusus, misalnya, anak-anak dengan infeksi kronis
atau diet dibatasi. Apa tanda dan gejala-gejala kekurangan zat besi? Pada tahap awal kekurangan
zat besi mungkin seseorang tidak memiliki tanda-tanda atau gejala apapun. Itulah sebabnya
pemeriksaan skrining penting bagi kelompok yang berisiko tinggi. Jika seseorang mengalami
tanda-tanda dan gejala berikut ini, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan
apakah diriinya kekurangan zat besi atau ada masalah medis lainnya: Merasa lelah dan lemah
Kerja menurun dan prestasi sekolah menurun Fungsi kognitif lambat Anak-anak kurang aktif
Kesulitan mempertahankan suhu tubuh Penurunan fungsi kekebalan tubuh, yang meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi menjadi gampang sakit Glossitis (peradangan pada lidah) Dokter
akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang berupa tes darah, dalam sekali
pengambilan darah dapat dilakukan pemeriksaan yang meliputi: Hitung darah lengkap (untuk
melihat jumlah dan volume sel darah merah) Serum ferritin (zat besi yang tersimpan) Serum iron
(zat
besi
dalam
darah
)
Saturasi
transferrin
Reseptor
transferin
Bersumber dari: Efek Buruk Akibat Kekurangan Zat Besi | Mediskus.com
Anemia terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat dan dapat
berfungsi dengan baik. Dalam laman ini, anemia akibat kekurangan zat besi akan dibahas lebih
dalam.
Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai
hemoglobin. Sel darah merah dibutuhkan oleh tubuh untuk menyimpan dan mengangkut oksigen
dari paru-paru ke seluruh organ. Selain itu, sel darah merah juga berperan dalam pembuangan
karbondioksida dari sel-sel tubuh di paru-paru. Jika tubuh manusia kekurangan sel darah merah,
penyebaran oksigen akan terganggu.
Anemia defisiensi besi adalah kondisi kekurangan nutrisi yang umum terjadi pada orang di
segala usia, termasuk anak-anak. Sebagian besar kasus anemia terjadi di negara yang masih
berkembang termasuk Indonesia. Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling umum.
Anemia Di Indonesia
Indonesia adalah negara dengan tingkat kasus anemia cukup tinggi. Kekurangan zat besi menjadi
salah satu masalah nutrisi terbesar di Indonesia. Anak-anak, ibu hamil dan wanita yang berada
pada masa subur memiliki risiko tertinggi menderita anemia. Berikut ini adalah beberapa
penyebab anemia di Indonesia:
Malanutrisi atau gizi buruk adalah penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Asupan zat
besi orang Indonesia masih kurang, terutama yang bersumber dari nutrisi hewani. Nasi
menjadi bahan makanan utama sehari-hari orang Indonesia,padahal sayuran dan daging
juga diperlukan karena memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Keragaman menu
makanan memiliki peran penting dalam asupan zat besi yang cukup.
Kebiasaan minum teh dan kopi di kalangan orang Indonesia juga berpengaruh kuat dalam
tingginya tingkat anemia di Indonesia. Teh dan kopi mengandung zat yang bisa
menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh manusia.
Indonesia juga termasuk dalam kelompok negara-negara dengan penderita talasemia yang
tinggi. Talasemia adalah penyakit genetik atau keturunan yang mengakibatkan
penderitanya mengalami kekurangan hemoglobin dan sel darah merah. Hal ini yang
sering menyebabkan terjadinya kondisi anemia.
Di Indonesia, banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan antasida akibat sakit maag
atau masalah dengan asam lambung. Antasida yang dikonsumsi sebelum makan akan
mengurangi produksi asam lambung, tapi hal ini justru mengurangi penyerapan zat besi.
Wanita yang mengalami haid berlebihan cenderung untuk menderita anemia. Banyaknya darah
yang terbuang inilah yang menjadi penyebab munculnya anemia pada wanita pada masa subur.
Anemia juga umum terjadi pada wanita hamil.Pada masa hamil, kebutuhan zat besi wanita
meningkat karena janin dalam kandungannya turut menyerap zat besi dan vitamin agar dapat
bertumbuh secara normal.
Gejala Yang Muncul Akibat Anemia Defisiensi Besi
Tingkat gejala anemia tergantung kepada seberapa cepat cadangan zat besi tubuh menurun. Ada
penderita yang mengalami hampir semua gejala sedangkan ada beberapa yang hanya merasa
lelah. Berikut adalah gejala-gejala anemia yang umum terjadi:
Mudah atau lebih cepat lelah
Kurang berenergi
Muka pucat
Sesak napas
Pusing dan sakit kepala
Kaki dan tangan terasa dingin
Sensasi kesemutan pada kaki
Lidah membengkak atau terasa sakit
Sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi
Sakit pada dada
Jantung terasa berdetak dengan cepat
Tanda-tanda lain yang bisa muncul akibat anemia adalah kuku menjadi mudah patah, rambut
rontok dan nafsu makan yang menurun.
Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera temui dokter untuk memastikan langkah
diagnosis anemia.
Pengobatan dan Penanganan Anemia Defisiensi Besi
Mengonsumsi suplemen penambah zat besi dilakukan untuk meningkatkan kadar zat besi dalam
tubuh sebagai salah satu pengobatan anemia. Asupan zat besi melalui konsumsi makanan juga
perlu ditingkatkan demi menjaga cadangan dan tingkat zat besi yang normal. Ada beberapa
makanan sumber zat besi yang sangat bagus, contohnya:
Hati ayam dan hati sapi
Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah
Tahu dan tempe
Boga bahari atau makanan laut seperti ikan, tiram dan kerang
Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli
Daging merah tanpa lemak seperti daging sapi dan kambing
Buah-buahan kering, misalnya kismis dan aprikot
Agar dapat memaksimalkan penyerapan zat besi, asupan vitamin C juga diperlukan. Konsumsi
makanan yang tinggi zat besinya bersamaan dengan sumber vitamin C seperti jeruk, kiwi dan
tomat.
Pada dasarnya, penyebab anemia bervariasi. Agar tidak berkembang menjadi kondisi kronis,
penyebab utamanya perlu diketahui dan ditangani. Jika dibiarkan, anemia yang pada umumnya
mudah ditangani, justru bisa berdampak jangka panjang pada tubuh penderitanya.
Komplikasi Anemia Defisiensi Besi
Jika anemia defisiensi besi tidak ditangani dengan tepat, pada akhirnya bisa menyebabkan
komplikasi penyakit lain. Kekurangan zat besi berdampak buruk kepada sistem kekebalan tubuh
manusia. Inilah yang membuat Anda lebih mudah terserang penyakit lainnya.
Anemia defisiensi besi juga bisa berakibat kepada terjadinya gagal jantung, yaitu saat kinerja
jantung menurun dan tidak bisa memompa darah ke seluruh bagian tubuh dengan baik.
Bagi ibu hamil, anemia meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janinnya. Komplikasi yang
bisa terjadi contohnya adalah keguguran, pertumbuhan janin yang lambat atau tidak normal dan
lahir prematur.
Zat besi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Zat besi
Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan ketersediaan jumlah darah yang
diperlukan.[1] Dalam tubuh manusia zat besi memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses
pembentukan energi di dalam sel.[1] Untuk mengangkut oksigen, zat besi harus bergabung dengan
protein membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah dan myoglobin di dalam serabut otot.
[2]
Bila bergabung dengan protein di dalam sel zat besi membentuk enzim yang berperan di dalam
pembentukan energi di dalam sel.[1]
Laki-laki dewasa (berat badan 75 kg) mengandung ± 4000 mg zat besi, sementara wanita dewasa
(berat badan 55 kg) mengandung ± 2100 mg zat besi. [1] Laki-laki memiliki cadangan zat besi di
dalam limpa dan sumsum tulang sebanyak 500-1500 mg, itulah sebabnya kekurangan darah
(anemia) jarang dijumpai pada laki-laki.[1] Sebaliknya, wanita hanya mempunyai cadangan zat
besi 0 – 300 mg sehingga rentan terhadap anemia, apalagi pada usia subur wanita mengalami
menstruasi.[1]
Kebutuhan zat besi tergantung kepada jenis kelamin dan umur.[1] Kecukupan yang dianjurkan
untuk anak 2-6 tahun 4,7 mg/hari, usia 6-12 tahun 7,8 mg/hari, laki-laki 12-16 tahun 12,1
mg/hari, gadis 12-16 tahun 21,4 mg/hari, laki-laki dewasa 8,5 mg/hari, wanita dewasa usia subur
18,9 mg/hari, menopause 6,7 mg/hari, dan menyusui 8,7 mg/hari. [1] Angka kecukupan ini
dihitung berdasarkan ketersediaan hayati (bioavailability) sebesar 15%.[2] Zat besi dalam
makanan dapat berasal dari sumber nabati dengan ketersediaan hayati 2-3% dan sumber hewani
dengan ketersediaan hayati 20-23%.[2] Untuk meningkatkan ketersediaan hayati, zat besi yag
berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat ditambahkan dengan vitamin C dan asam organik lainnya.[2]
Referensi
1.
^ a b c d e f g h (Inggris) Garrow JS dan James WPT. 1993. Human Nutrition and Dietetics,
Ninth Edition. Edinburgh: Churchill Livingstone. Page 174-180.
2.
^ a b c d (Inggris) Drummond KE dan Brefere LM. Nutrition for Foodservice and Culinary
Professional’s, Seventh Edition. New Jersey: John Wiley & Sons. Page 241-244.
Pengertian Zat Besi dan Fungsinya Bagi Kesehatan Tubuh. Zat besi merupakan salah satu
nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Zat ini berkaitan erat dengan ketersediaan
jumlah darah yang diperlukan. Zat besi memiliki fungsi yang begitu penting yaitu mengangkut
oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses pembentukan
energi di dalam sel. Dalam proses pengangkutan oksigen, zat besi harus bergabung
dengan protein untuk membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah dan myoglobin di
dalam serabut otot. Bila bergabung dengan protein di dalam sel zat besi membentuk enzim yang
berperan di dalam pembentukan energi di dalam sel.
Laki-laki memiliki cadangan zat besi yang terdapat dalam limpa dan sumsum tulang. Cadangan
zat tersebut sebanyak 500-1500 mg, sedangkan wanita hanya mempunyai 0-300 mg zat besi.
itulah sebabnya wanita paling sering mengalami kekurangan darah (anemia) daripada laki-laki,
apalagi pada wanita yang mengalami menstruasi.
Kebutuhan Zat Besi
Kebutuhan zat besi tergantung kepada jenis kelamin dan umur :
1. Usia 2-6 tahun 4,7 mg/hari
2. Usia 6-12 tahun 7,8 mg/hari
3. Laki-laki 12-16 tahun 12,1 mg/hari
4. Gadis 12-16 tahun 21,4 mg/hari
5. Laki-laki dewasa 8,5 mg/hari
6. Wanita dewasa usia subur 18,9 mg/hari
7. Menopause 6,7 mg/hari
8. Ibu menyusui 8,7 mg/hari.
Manfaat Zat Besi Bagi Kesehatan
1. Membentuk Hemoglobin
Hemoglobin merupakan unsur paling penting dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh. Selain
itu hemoglobin yang memberikan warna merah gelap pada darah. Hemoglobin biasa disebut juga
dengan sel darah merah.
2. Pengantar Oksigen
Zat besi bertindak sebagai pengantar oksigen yang mentransfer oksigen ke seluruh tubuh. Ini
sangat penting karena oksigen dibutuhkan oleh masing-masing dan setiap bagian tubuh untuk
melakukan aktivitas rutin.
3. Menjaga Fungsi otot
Zat besi juga digunakan untuk menjaga kesehatan otot. Mioglobin (protein otot) membawa
oksigen dari hemoglobin dan mengeluarkannya dari seluruh sel-sel otot. Selain itu juga
diperlukan untuk kontraksi otot.
4. Menjaga Fungsi otak
Otak juga membutuhkan oksigen untuk meningkatkan kinerja. 20 % oksigen yang terdapat
dalam darah digunakan oleh otak. Disini merupakan peran zat besi yang membantu untuk
memasok oksigen dalam darah.
5. Mencegah Anemia
Kurang darah atau anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Sehingga dapat menunjukkan
gejala seperti kelelahan, kelemahan tubuh, sakit kepala, dan terlalu peka terhadap suhu dingin.
6. Mencegah Penyakit kronis
Asupan zat besi yang tepat dapat mencegah anemia, gagal ginjal dan anemia predialysis.
7. Pramenstruasi
Zat besi juga dapat mengurangi gejala pramenstruasi yang berupa pusing, perubahan suasana
hati, hipertensi. Kekurangan asupan zat besi selama pramenstruasi dapat membuat seseorang
seperti lekas marah dan emosional.
8. Menjaga kesehatan rambut
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan rambut menjadi kusam, tipis, kering dan rontok.
Karena Zat Besi berperan penting dalam mengantar oksigenas ke akar rambut.
9. Diperlukan oleh ibu hamil
Zat Besi sangat diperlukan ibu hamil untuk pembentukan hemoglobin dan juga membawa
oksigen dalam darah pada ibu hamil dan janinnya. Ibu hamil harus mendapat asupan zat besi
yang cukup untuk pertumbuhan janin, direkomendasikan sekitar 27 miligram zat besi per hari.
10. Menjaga kesehatan kulit dan kuku
Zat besi juga berguna untuk memfungsikan zat antioksidan. Selain itu juga membantu untuk
mengaktifkan vitamin dalam kelompok B kompleks. Ini sangat berguna untuk menjaga
kesehatan kulit. Kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan kelelahan, wajah pucat, kulit
kering, ujung rambut pecah, kuku menjadi rapuh.
11. Menurunkan berat badan
Fungsi zat besi mengantar oksigen dalam tubuh agar berfungsi dengan baik ketika berolahraga.
Kekurangan zat besi dapat membuat anda akan dengan mudah merasa lelah. Berolahraga banyak
menggunakan energi sehingga dapat menurunkan berat badan. Agar tetap semangat dalam
berolahraga saat diet anda harus mencukupi asupan zat besi.
Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Zat_besi diakses tanggal 29 agustus 2014
http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/manfaat-zat-besi-bagi-kulit-rambut-dankesehatan.html#sthash.umKA8CLE.dpuf diakses tanggal 29 agustus 2014
pentingnya zat besi bagi tubuh kita, biasanya hal ini dikaitkan dengan komponen sel darah
merah. Dimana akibat kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi dengan
segala gejala yang ditimbulkannya mulai dari lemah, lesu, pusing dan lain-lain. Zat besi
merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena zat besi menjadi
bagian dari banyak hhal dalam tubuh kita.
Sebagai contoh zat besi sebagai bagian dari hemoglobin sel darah merah yang membawa
oksigen ke sel-sel tubuh. Sehingga kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Zat besi
juga menjadi bagian daari enzim-enzim dalam tubuh yang membantu mencerna makanan dan
reaksi-reaksi penting lainnya dalam tubuh kita, sehingga kekurangan zat besi (defisiensi besi)
akan banyak efek buruknya bagi tubuh kita. Kenapa kekurangan zat besi harus diwaspadai? Apa
akibat buruknya? Efek nyata yang mudah untuk dideteksi akibat kekurangan zat besi adalah
anemia, atau dikenal dengan istilah anemia defisiensi besi. Anemia ini mewakili kondisi tubuh
lainnya, karena tnada dan gejala lain defisiensi besi mungkin sulit terlihat. Lebih lengkap berikut
akibat kekurangan zat besi: Kekurangan zat besi menghambat fungsi motorik normal pada bayi
(aktifitas dan gerak tubuh) dan fungsi kecerdasan. Anemia karena kekurangan zat besi (Iron
deficiency anemia) selama kehamilan dapat meningkatkan risiko bayi premature dan berat lahir
rendah (BBLR). Pada orang dewasa kekurangan zat besi membuat cepat lelah menurunkan
tenaga dan produktifitas kerja. Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat menurunkan daya ingat
(memory), fungsi mental dan kecerdasan. Siapakah yang paling berisiko atau rentan kekurangan
zat besi? Anak-anak dan wanita hamil berada pada risiko tinggi kekurangan zat besi karena
pertumbuhan yang pesat sedangkan kebutuhan zat besi yang lebih tinggi. Bayi berat lahir rendah
dan bayi prematur Gadis remaja dan wanita usia subur juga beresiko karena menstruasi. Anakanak yang memiliki kebutuhan kesehatan khusus, misalnya, anak-anak dengan infeksi kronis
atau diet dibatasi. Apa tanda dan gejala-gejala kekurangan zat besi? Pada tahap awal kekurangan
zat besi mungkin seseorang tidak memiliki tanda-tanda atau gejala apapun. Itulah sebabnya
pemeriksaan skrining penting bagi kelompok yang berisiko tinggi. Jika seseorang mengalami
tanda-tanda dan gejala berikut ini, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan
apakah diriinya kekurangan zat besi atau ada masalah medis lainnya: Merasa lelah dan lemah
Kerja menurun dan prestasi sekolah menurun Fungsi kognitif lambat Anak-anak kurang aktif
Kesulitan mempertahankan suhu tubuh Penurunan fungsi kekebalan tubuh, yang meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi menjadi gampang sakit Glossitis (peradangan pada lidah) Dokter
akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang berupa tes darah, dalam sekali
pengambilan darah dapat dilakukan pemeriksaan yang meliputi: Hitung darah lengkap (untuk
melihat jumlah dan volume sel darah merah) Serum ferritin (zat besi yang tersimpan) Serum iron
(zat
besi
dalam
darah
)
Saturasi
transferrin
Reseptor
transferin
Bersumber dari: Efek Buruk Akibat Kekurangan Zat Besi | Mediskus.com
Anemia terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat dan dapat
berfungsi dengan baik. Dalam laman ini, anemia akibat kekurangan zat besi akan dibahas lebih
dalam.
Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai
hemoglobin. Sel darah merah dibutuhkan oleh tubuh untuk menyimpan dan mengangkut oksigen
dari paru-paru ke seluruh organ. Selain itu, sel darah merah juga berperan dalam pembuangan
karbondioksida dari sel-sel tubuh di paru-paru. Jika tubuh manusia kekurangan sel darah merah,
penyebaran oksigen akan terganggu.
Anemia defisiensi besi adalah kondisi kekurangan nutrisi yang umum terjadi pada orang di
segala usia, termasuk anak-anak. Sebagian besar kasus anemia terjadi di negara yang masih
berkembang termasuk Indonesia. Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling umum.
Anemia Di Indonesia
Indonesia adalah negara dengan tingkat kasus anemia cukup tinggi. Kekurangan zat besi menjadi
salah satu masalah nutrisi terbesar di Indonesia. Anak-anak, ibu hamil dan wanita yang berada
pada masa subur memiliki risiko tertinggi menderita anemia. Berikut ini adalah beberapa
penyebab anemia di Indonesia:
Malanutrisi atau gizi buruk adalah penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Asupan zat
besi orang Indonesia masih kurang, terutama yang bersumber dari nutrisi hewani. Nasi
menjadi bahan makanan utama sehari-hari orang Indonesia,padahal sayuran dan daging
juga diperlukan karena memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Keragaman menu
makanan memiliki peran penting dalam asupan zat besi yang cukup.
Kebiasaan minum teh dan kopi di kalangan orang Indonesia juga berpengaruh kuat dalam
tingginya tingkat anemia di Indonesia. Teh dan kopi mengandung zat yang bisa
menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh manusia.
Indonesia juga termasuk dalam kelompok negara-negara dengan penderita talasemia yang
tinggi. Talasemia adalah penyakit genetik atau keturunan yang mengakibatkan
penderitanya mengalami kekurangan hemoglobin dan sel darah merah. Hal ini yang
sering menyebabkan terjadinya kondisi anemia.
Di Indonesia, banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan antasida akibat sakit maag
atau masalah dengan asam lambung. Antasida yang dikonsumsi sebelum makan akan
mengurangi produksi asam lambung, tapi hal ini justru mengurangi penyerapan zat besi.
Wanita yang mengalami haid berlebihan cenderung untuk menderita anemia. Banyaknya darah
yang terbuang inilah yang menjadi penyebab munculnya anemia pada wanita pada masa subur.
Anemia juga umum terjadi pada wanita hamil.Pada masa hamil, kebutuhan zat besi wanita
meningkat karena janin dalam kandungannya turut menyerap zat besi dan vitamin agar dapat
bertumbuh secara normal.
Gejala Yang Muncul Akibat Anemia Defisiensi Besi
Tingkat gejala anemia tergantung kepada seberapa cepat cadangan zat besi tubuh menurun. Ada
penderita yang mengalami hampir semua gejala sedangkan ada beberapa yang hanya merasa
lelah. Berikut adalah gejala-gejala anemia yang umum terjadi:
Mudah atau lebih cepat lelah
Kurang berenergi
Muka pucat
Sesak napas
Pusing dan sakit kepala
Kaki dan tangan terasa dingin
Sensasi kesemutan pada kaki
Lidah membengkak atau terasa sakit
Sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi
Sakit pada dada
Jantung terasa berdetak dengan cepat
Tanda-tanda lain yang bisa muncul akibat anemia adalah kuku menjadi mudah patah, rambut
rontok dan nafsu makan yang menurun.
Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera temui dokter untuk memastikan langkah
diagnosis anemia.
Pengobatan dan Penanganan Anemia Defisiensi Besi
Mengonsumsi suplemen penambah zat besi dilakukan untuk meningkatkan kadar zat besi dalam
tubuh sebagai salah satu pengobatan anemia. Asupan zat besi melalui konsumsi makanan juga
perlu ditingkatkan demi menjaga cadangan dan tingkat zat besi yang normal. Ada beberapa
makanan sumber zat besi yang sangat bagus, contohnya:
Hati ayam dan hati sapi
Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah
Tahu dan tempe
Boga bahari atau makanan laut seperti ikan, tiram dan kerang
Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli
Daging merah tanpa lemak seperti daging sapi dan kambing
Buah-buahan kering, misalnya kismis dan aprikot
Agar dapat memaksimalkan penyerapan zat besi, asupan vitamin C juga diperlukan. Konsumsi
makanan yang tinggi zat besinya bersamaan dengan sumber vitamin C seperti jeruk, kiwi dan
tomat.
Pada dasarnya, penyebab anemia bervariasi. Agar tidak berkembang menjadi kondisi kronis,
penyebab utamanya perlu diketahui dan ditangani. Jika dibiarkan, anemia yang pada umumnya
mudah ditangani, justru bisa berdampak jangka panjang pada tubuh penderitanya.
Komplikasi Anemia Defisiensi Besi
Jika anemia defisiensi besi tidak ditangani dengan tepat, pada akhirnya bisa menyebabkan
komplikasi penyakit lain. Kekurangan zat besi berdampak buruk kepada sistem kekebalan tubuh
manusia. Inilah yang membuat Anda lebih mudah terserang penyakit lainnya.
Anemia defisiensi besi juga bisa berakibat kepada terjadinya gagal jantung, yaitu saat kinerja
jantung menurun dan tidak bisa memompa darah ke seluruh bagian tubuh dengan baik.
Bagi ibu hamil, anemia meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janinnya. Komplikasi yang
bisa terjadi contohnya adalah keguguran, pertumbuhan janin yang lambat atau tidak normal dan
lahir prematur.
Zat besi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Zat besi
Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan ketersediaan jumlah darah yang
diperlukan.[1] Dalam tubuh manusia zat besi memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses
pembentukan energi di dalam sel.[1] Untuk mengangkut oksigen, zat besi harus bergabung dengan
protein membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah dan myoglobin di dalam serabut otot.
[2]
Bila bergabung dengan protein di dalam sel zat besi membentuk enzim yang berperan di dalam
pembentukan energi di dalam sel.[1]
Laki-laki dewasa (berat badan 75 kg) mengandung ± 4000 mg zat besi, sementara wanita dewasa
(berat badan 55 kg) mengandung ± 2100 mg zat besi. [1] Laki-laki memiliki cadangan zat besi di
dalam limpa dan sumsum tulang sebanyak 500-1500 mg, itulah sebabnya kekurangan darah
(anemia) jarang dijumpai pada laki-laki.[1] Sebaliknya, wanita hanya mempunyai cadangan zat
besi 0 – 300 mg sehingga rentan terhadap anemia, apalagi pada usia subur wanita mengalami
menstruasi.[1]
Kebutuhan zat besi tergantung kepada jenis kelamin dan umur.[1] Kecukupan yang dianjurkan
untuk anak 2-6 tahun 4,7 mg/hari, usia 6-12 tahun 7,8 mg/hari, laki-laki 12-16 tahun 12,1
mg/hari, gadis 12-16 tahun 21,4 mg/hari, laki-laki dewasa 8,5 mg/hari, wanita dewasa usia subur
18,9 mg/hari, menopause 6,7 mg/hari, dan menyusui 8,7 mg/hari. [1] Angka kecukupan ini
dihitung berdasarkan ketersediaan hayati (bioavailability) sebesar 15%.[2] Zat besi dalam
makanan dapat berasal dari sumber nabati dengan ketersediaan hayati 2-3% dan sumber hewani
dengan ketersediaan hayati 20-23%.[2] Untuk meningkatkan ketersediaan hayati, zat besi yag
berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat ditambahkan dengan vitamin C dan asam organik lainnya.[2]
Referensi
1.
^ a b c d e f g h (Inggris) Garrow JS dan James WPT. 1993. Human Nutrition and Dietetics,
Ninth Edition. Edinburgh: Churchill Livingstone. Page 174-180.
2.
^ a b c d (Inggris) Drummond KE dan Brefere LM. Nutrition for Foodservice and Culinary
Professional’s, Seventh Edition. New Jersey: John Wiley & Sons. Page 241-244.
Pengertian Zat Besi dan Fungsinya Bagi Kesehatan Tubuh. Zat besi merupakan salah satu
nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Zat ini berkaitan erat dengan ketersediaan
jumlah darah yang diperlukan. Zat besi memiliki fungsi yang begitu penting yaitu mengangkut
oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses pembentukan
energi di dalam sel. Dalam proses pengangkutan oksigen, zat besi harus bergabung
dengan protein untuk membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah dan myoglobin di
dalam serabut otot. Bila bergabung dengan protein di dalam sel zat besi membentuk enzim yang
berperan di dalam pembentukan energi di dalam sel.
Laki-laki memiliki cadangan zat besi yang terdapat dalam limpa dan sumsum tulang. Cadangan
zat tersebut sebanyak 500-1500 mg, sedangkan wanita hanya mempunyai 0-300 mg zat besi.
itulah sebabnya wanita paling sering mengalami kekurangan darah (anemia) daripada laki-laki,
apalagi pada wanita yang mengalami menstruasi.
Kebutuhan Zat Besi
Kebutuhan zat besi tergantung kepada jenis kelamin dan umur :
1. Usia 2-6 tahun 4,7 mg/hari
2. Usia 6-12 tahun 7,8 mg/hari
3. Laki-laki 12-16 tahun 12,1 mg/hari
4. Gadis 12-16 tahun 21,4 mg/hari
5. Laki-laki dewasa 8,5 mg/hari
6. Wanita dewasa usia subur 18,9 mg/hari
7. Menopause 6,7 mg/hari
8. Ibu menyusui 8,7 mg/hari.
Manfaat Zat Besi Bagi Kesehatan
1. Membentuk Hemoglobin
Hemoglobin merupakan unsur paling penting dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh. Selain
itu hemoglobin yang memberikan warna merah gelap pada darah. Hemoglobin biasa disebut juga
dengan sel darah merah.
2. Pengantar Oksigen
Zat besi bertindak sebagai pengantar oksigen yang mentransfer oksigen ke seluruh tubuh. Ini
sangat penting karena oksigen dibutuhkan oleh masing-masing dan setiap bagian tubuh untuk
melakukan aktivitas rutin.
3. Menjaga Fungsi otot
Zat besi juga digunakan untuk menjaga kesehatan otot. Mioglobin (protein otot) membawa
oksigen dari hemoglobin dan mengeluarkannya dari seluruh sel-sel otot. Selain itu juga
diperlukan untuk kontraksi otot.
4. Menjaga Fungsi otak
Otak juga membutuhkan oksigen untuk meningkatkan kinerja. 20 % oksigen yang terdapat
dalam darah digunakan oleh otak. Disini merupakan peran zat besi yang membantu untuk
memasok oksigen dalam darah.
5. Mencegah Anemia
Kurang darah atau anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Sehingga dapat menunjukkan
gejala seperti kelelahan, kelemahan tubuh, sakit kepala, dan terlalu peka terhadap suhu dingin.
6. Mencegah Penyakit kronis
Asupan zat besi yang tepat dapat mencegah anemia, gagal ginjal dan anemia predialysis.
7. Pramenstruasi
Zat besi juga dapat mengurangi gejala pramenstruasi yang berupa pusing, perubahan suasana
hati, hipertensi. Kekurangan asupan zat besi selama pramenstruasi dapat membuat seseorang
seperti lekas marah dan emosional.
8. Menjaga kesehatan rambut
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan rambut menjadi kusam, tipis, kering dan rontok.
Karena Zat Besi berperan penting dalam mengantar oksigenas ke akar rambut.
9. Diperlukan oleh ibu hamil
Zat Besi sangat diperlukan ibu hamil untuk pembentukan hemoglobin dan juga membawa
oksigen dalam darah pada ibu hamil dan janinnya. Ibu hamil harus mendapat asupan zat besi
yang cukup untuk pertumbuhan janin, direkomendasikan sekitar 27 miligram zat besi per hari.
10. Menjaga kesehatan kulit dan kuku
Zat besi juga berguna untuk memfungsikan zat antioksidan. Selain itu juga membantu untuk
mengaktifkan vitamin dalam kelompok B kompleks. Ini sangat berguna untuk menjaga
kesehatan kulit. Kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan kelelahan, wajah pucat, kulit
kering, ujung rambut pecah, kuku menjadi rapuh.
11. Menurunkan berat badan
Fungsi zat besi mengantar oksigen dalam tubuh agar berfungsi dengan baik ketika berolahraga.
Kekurangan zat besi dapat membuat anda akan dengan mudah merasa lelah. Berolahraga banyak
menggunakan energi sehingga dapat menurunkan berat badan. Agar tetap semangat dalam
berolahraga saat diet anda harus mencukupi asupan zat besi.
Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Zat_besi diakses tanggal 29 agustus 2014
http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/manfaat-zat-besi-bagi-kulit-rambut-dankesehatan.html#sthash.umKA8CLE.dpuf diakses tanggal 29 agustus 2014