Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusaha (1)

Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan
Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:
1. RASIO LIKUIDITAS
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan
finansialnya dalam jangka pendek.
Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :
a. Ratio lancar (Current Ratio), Menurut Sutrisno (2009:216), “ Current Ratio
adalah rasio yang membandingkanantara aktiva lancar yang memiliki perusahaan
dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancarmeliputi kas, piutang dagang, efek,
persediaan

dan

aktiva

lancar

lainnya.

Sedangkan


hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang
gaji dan hutang lainnya yang segera harus dibayar.”
Rumus menghitung Current Ratio:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek
ataukemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu
perusahaandengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat
dibayarnyahutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribu
-si dari aktiva lancar yang

tidak

menguntungkan.

Kelemahan

dari

current


ratio adalah bahwa rasio ini tidak membedakanantara jenis aktiva lancar yang
berbeda dimana sebagian dari aktiva ini jauh lebih likuid daripada lainnya.
b. Ratio Kas (Cash Ratio), Menurut Sutrisno (2009:216), “Cash ratio merupakan
rasio yang membandingkanantara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi
uang kas dengan hutang lancar. Aktivalancar yang bisa segera menjadi uang kas
adalah efek atau surat berharga.”

Rumus menghitung Cash Ratio:
Cash Ratio = Kas + Surat Berharga / Hutang Lancar X 100%
c. Ratio Uji Cair (Quick Ratio atau Acid Test Ratio), rasio ini merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan
tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang
relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin
persediaan lebih likuid daripada piutang. Jika current ratio tinggi tapi quick
rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan. Sebagai pegangan kasar biasanya angka 1.0 untuk rasio uji cair
merupakan angka minimum yang perlu dipertahankan oleh perusahaan agar
perusahaan tidak mengalami ketidakmampuan dalam membayar hutang-hutang
jangka pendeknya.
Rumus menghitung Quick Ratio:

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang LancarX 100%
2. RASIO PROFITABILITAS ATAU RENTABILITAS
A. Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha (Ratio Operating Income dengan
Operating Assets)
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut
(operating assets). Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva
kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan
dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok
perusahaan.

Rumus perhitungannya adalah :
Laba Usaha /Aktiva Usaha x 100%
Rasio ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari
mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam
melaksanakan operasi sehari-hari.
B. Perputaran Aktiva Usaha ( Operating Assets Turnover)
Rumus ratio Perputaran Aktiva Usaha:
Penjualan / Aktiva Usaha x 100%

Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aktiva telah dipergunakan di dalam kegiatan
perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam suatu
periode tertentu, biasanya satu tahun. Turnover yang tinggi menunjukkan
manajemen yang efektif tetapi dapat juga turnover yang tinggi disebabkan aktiva
perusahaan yang sudah tua dan sudah habis disusut, jadi turnover yang tinggi ini
karena keadaan perusahaan.
C. Rasio Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin on Sales)
Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh
biaya-biaya yang lain. Perubahan rasio laba kotor bisa saja terjadi karena
perubahan dalam kebijaksanaan penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya
produk baru.
Rumus perhitungannya :
Laba Kotor /Penjualan x 100%

D. Rasio Laba Usaha atas Penjualan (Operating Margin Ratio) Laba usaha
(laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu sudah
seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang bukan
utama.
Rumus perhitungannya :
Laba Usaha/Penjualan x 100%

E. Rasio Laba Bersih atas Penjualan (Net Margin Ratio)
Rasio ini mengukur hasil akhir dari kegiatan operasi perusahaan. Selisih laba
bersih dengan rasio laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yan ditanggung
perusahaan untuk biaya-biaya non operasional.
Rumus perhitungannya :
Laba Bersih / Penjualan x 100%
F. Operating Ratio
Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio
yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap
rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk
laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor
intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern
misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.
Rumus perhitungannya :
Harga Pokok + Biaya Operasi /Penjualan x 100%

G. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return on Investment, ROI)
Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh
aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari
kegiatan utama perusahaan. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk

menghasilkan laba usaha tersebut. Dengan kata lain, aset yang dihitung disini
hanya aset yang memberikan konstribusi terhadap pencapaian laba usaha.
Penyertaan yang biasanya menghasilkan pendapatan lain (di luar laba usaha) tidak
dihitung. Demikian halnya dengan aktiva lain-lain. Aktiva lain-lain ada yang
berupa aktiva belum selesai atau aktiva tidak operasional. Oleh karena itu juga
tidak diikutsertakan dalam pengertian aktiva operasi.
Rumus perhitungannya adalah :
Laba Usaha /Aktiva Operasi x 100%
H. Rasio Tingkat Pengembalian Aset (Return on Assets, ROA)
Return on assets juga disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dengan menghasilkan laba dengansemua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah
labasebelum bunga dan pajak. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Rasio ini menunjukkantingkat efisiensi pengelolaan aktiva yang dilakukan oleh
perusahaan. Semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan dan
semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aktiva.
Rumus perhitungannya adalah :
Laba Bersih / Total Aktiva x 100%


I. Rasio Laba Bersih atas Modal (Return on Equity)
Return on equity ini sering disebut dengan rate ofreturn on net worth yaitu
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan denganmodal sendiri
yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai profitabilitasmodal
sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal pemilik yang ditanamkan
oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian da
ri pemilik.Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan investor karena
semakin efisien modalyang ditanamkannya. Dengan demikian, rasio ini sangat
mendapat perhatian para investor.Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang
saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
Rumus perhitungannya :
Laba Bersih / Modal Sendiri x 100%
J. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share, EPS)
Rasio ini untuk mengukur laba bersih per lembar saham (maksimum) yang
mungkin diperoleh pemegang saham. Dikatakan maksimum, karena yang dibagi
biasanya adalah kurang dari EPS. Rasio ini adalah satu-satunya rasio yang muncul
di laporan keuangan, bisanya dicantumkan di bawah laba bersih.
Rumus perhitungannya adalah :
Laba Bersih / Jumlah Lembar SahamX 100%


3. RASIO SOLVABILITAS ATAU LEVERAGE RATIO
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua
kewajiban finansial jangka panjang.
Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :

a. Rasio Total Hutang terhadap total Aktiva (Total Debt to Assets Ratio)
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya
dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
Rumus menghitung Total Debt to Assets Ratio:
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%
b. Ratio Hutang terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak
kreditur dibandingkan dengan equity.
Rumus menghitung Total Debt to Equity Ratio:
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin
buruk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya
4. RASIO AKTIFITAS ATAU ACTIVITY RATIO
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan

sumber daya yang dimilikinya.
Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :
a. Ratio Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)
Rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap penjualan.
Rumus menghitung Total Assets Turn Over Ratio:
Total Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Total Aktiva X 100%
b. Ratio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over), rasio
untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang
Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.

Rumus menghitung Working Capital Turn Over Ratio:
Penjualan / Modal Kerja Bersih X 100%
c. Ratio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
Rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang dimiliki
terhadap penjualan.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam
rangka meningkatkan pendapatan.
Rumus menghitung Fixed Assets Turn Over Ratio:
Fixed Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Aktiva Tetap X 100%

d. Ratio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang
dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan
persediaan yang efisien.
Rumus menghitung Inventory Turn Over Ratio:
Inventory Turn Over Ratio = Penjualan / Persediaan X 100%
e. Rata-rata umur piutang (Average Collection Period Ratio)
Rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan
dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.
Rumus menghitung Average Collection Period Ratio:
Average Collection Period Ratio = Piutang X 365 / Penjualan X 100%

f. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi nilai
penjualan kredit terhadap piutang rata-rata.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah.
Rumus menghitung Receivable Turn Over Ratio:
Receivable Turn Over Ratio = Penjualan / Piutang Rata-Rata X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Activity ini adalah semakin
baik.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan-dan-rasio-keuangan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus_financial_analysis/RASIO
%20KEUANGAN.pdf
http://asuransiversustabungan.blogspot.co.id/2010/05/analisa-laporankeuangan.html
https://www.academia.edu/6087934/Analisis_Rasio_Likuiditas_Rasio_Solvabilitas
_Dan_Rasio_Profitabilitas_Untuk_Mengukur

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63